Tugas Komunitas Ii
Tugas Komunitas Ii
Oleh:
Kelompok 6
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe konstruktif, tipe dependen
(ketergantungan), tipe defensif (bertahan), tipe militant dan serius, tipe
pemarah/frustasi (kecewa akibat kegagalan dalam melakukan sesuatu), serta tipe
putus asa (benci pada diri sendiri).
Sedangkan bila dilihat dari tingkat kemandiriannya yang dinilai berdasarkan
kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari (indeks kemandirian Katz),
para lansia dapat digolongkan menjadi beberapa tipe yaitu lansia mandiri
sepenuhnya, lansia mandiri dengan bantuan langsung keluarganya, lansia mandiri
dengan bantuan secara tidak langsung, lansia dengan bantuan badan sosial, lansia
dip anti werda, lansia yang dirawat di rumah sakit, dan lansia dengan gangguan
mental.
Beberapa sifat penyakit pada lansia yang membedakannya dengan penyakit pada
orang dewasa seperti yang dijelaskan berikut ini:
1. Penyebab Penyakit
Penyebab penyakit pada lansia umumnya berasal dari dalam tubuh (endogen),
sedangkan pada orang dewasa berasal dari luar tubuh (eksogen). Hal ini
disebabkan karena pada lansia telah terjadi penurunan fungsi dari berbagai organ-
organ tubuh akibat kerusakan sel-sel karena proses menua, sehingga produksi
hormone, enzim, dan zat-zat yang diperlukan untuk kekebalan tubuh menjadi
berkurang. Dengan demikian, lansia akan lebih mudah terkena infeksi. Sering
pula, penyakit lebih dari satu jenis (multipatologi), dimana satu sama lain dapat
berdiri sendiri maupun saling berkaitan dan memperberat.
2. Gejala penyakit sering tidak khas/tidak jelas
Misalnya, penyakit infeksi paru (pneumonia) sering kali tidak didapati demam
tinggi dan batuk darah, gejala terlihat ringan padahal penyakit sebenarnya cukup
serius, sehingga penderita menganggap penyakitnya tidak berat dan tidak perlu
berobat.
3. Memerlukan lebih banyak obat (polifarmasi)
Akibat banyaknya penyakit pada lansia, maka dalam pengobatannya memerlukan
obat yang beraneka ragam dibandingkan dengan orang dewasa. Selain itu, perlu
diketahui bahwa fungsi organ-organ vital tubuh seperti hati dan ginjal yang
berperan dalam mengolah obat-obat yang masuk ke dalam tubuh telah berkurang.
Hal ini menyebabkan kemungkinan besar obat tersebut akan menumpuk dalam
tubuh dan terjadi keracunan obat dengan segala komplikasinya bila diberikan
dengan dosis yang sama dengan orang dewasa. Oleh karena itu, dosis obat perlu
dikurangi pada lansia. Efek samping obat sering pula terjadi pada lansia yang
menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit baru akibat pemberian obat tadi
(iatrogenik), misalnya poliuri/sering BAK akibat pemakaian obat diuretik (obat
untuk meningkatkan pengeluaran air seni), dapat terjatuh akibat penggunaan obat-
obat penurun tekanan darah, penenang, antidepresi, dan lain-lain. Efek samping
obat pada lansia biasanya terjadi karena diagnosis yang tidak tepat,
ketidakpatuhan meminum obat, serta penggunaan obat yang berlebihan dan
berulang-ulang dalam waktu yang lama.
4. Sering mengalami gangguan jiwa
Pada lansia yang telah lama menderita sakit sering mengalami tekanan jiwa
(depresi). Oleh karena itu, dalam pengobatannya tidak hanya gangguan fisiknya
saja yang diobati, tetapi juga gangguan jiwanya yang justru seing tersembunyi
gejalanya. Jika yang mengobatinya tidak teliti akan mempersulit penyembuhan
penyakitnya.
Pakar psikologi Dr. Parwati Soepangat, M.A. menjelaskan bahwa para lansia yang
dititipkan di panti pada dasarnya memiliki sisi negatif dan positif. Diamati dari
sisi positif, lingkungan panti dapat memberikan kesenangan bagi lansia.
Sosialisasi di lingkungan yang memiliki tingkat usia sebaya akan menjadi hiburan
tersendiri, sehingga kebersamaan ini dapat mengubur kesepian yang biasanya
mereka alami.
Akan tetapi, jauh di lubuk hati mereka merasa jauh lebih nyaman berada di dekat
keluarganya. Negara Indonesia yang masih menjunjung tinggi kekeluargaan,
tinggal di panti merupakan sesuatu hal yang tidak natural lagi, apa pun alasannya.
Tinggal di rumah masih jauh lebih baik dari pada di panti.
Pada saat orang tua terpisah dari anak serta cucunya, maka muncul perasaan tidak
berguna (useless) dan kesepian. Padahal mereka yang sudah tua masih mampu
mengaktualisasikan potensinya secara optimal. Jika lansia dapat mempertahankan
pola hidup serta cara dia memandang suatu makna kehidupan, maka sampai ajal
menjemput mereka masih dapat berbuat banyak bagi kepentingan semua orang.
10 kebutuhan lansia (10 needs of the erderly) menurut Darmojo (2001) adalah
sebagai berikut:
1) Makanan cukup dan sehat (healthy food).
2) Pakaian dan kelengkapannya (cloth and common accessories).
3) Perumahan/tempat tinggal/tempat berteduh (home, place to stay).
4) Perawatan dan pengawasan kesehatan (health care and facilities).
5) Bantuan teknis praktis sehari-hari/bantuan hokum (technical, judicial
assistance).
6) Transportasi umum (facilities for public transportations).
7) Kunjungan/teman bicara/informasi (visits, companies, informations).
8) Rekreasi dan hiburan sehat lainnya (recreational activities, picnic).
9) Rasa aman dan tentram (safety feeling).
10) Bantuan alat-alat panca indra (other assistance/aids). Kesinambungan bantuan
dana dan fasilitas (continuation of subsidies and facilities).
4. Terapi Modalitas
Terapi modalitas merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang
bagi lansia.
a. Tujuan
1) Mengisi waktu luang bagi lansia.
2) Meningkatkan kesehatan lansia.
3) Meningkatkan produktivitas lansia.
4) Meningkatkan interaksi sosial antar lansia.
b. Jenis Kegiatan
1) Psikodrama
Bertujuan untuk mengekspresikan perasaan lansia. Tema dapat dipilih sesuai
dengan masalah lansia.
2) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Terdiri atas 7-10 orang. Bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan,
bersosialisasi, bertukar pengalaman, dan mengubah perilaku. Untuk terlaksananya
terapi ini dibutuhkan leader, co-leader, dan fasilitator. Misalnya cerdas cermat,
tebak gambar, dan lain-lain.
3) Terapi musik
Bertujuan untuk menghibur para lansia sehingga meningkatkan gairah hidup dan
dapat mengenang masa lalu.
4) Terapi berkebun
Bertujuan untuk melatih kesabaran, kebersamaan, dan memanfaatkan waktu
luang.
5) Terapi dengan binatang
Bertujuan untuk meningkatkan rasa kasih saying dan mengisi hari-hari sepinya
dengan bermain bersama binatang.
6) Terapi okupasi
Bertujuan untuk memanfaatkan waktu luang dan meningkatkan produktivitas
dengan membuat atau menghasilkan karya dari bahan yang telah disediakan.
7) Terapi kognitif
Bertujuan agar daya ingat tidak menurun. Seperti mengadakan cerdas cermat,
mengisi TTS, dan lain-lain.
8) Life review terapi
Bertujuan untuk meningkatkan gairah hidup dan harga diri dengan menceritakan
pengalaman hidupnya.
9) Rekreasi
Bertujuan untuk meningkatkan sosialisasi, gairah hidup, menurunkan rasa bosan,
dan melihat pemandangan.
10) Terapi keagamaan
Bertujuan untuk kebersamaan, persiapan menjelang kematian, dan meningkatkan
rasa nyaman. Seperti mengadakan pengajian, kebaktian, dan lain-lain.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.2 Pengkajian
3.2.1 Data Demografi
1. Umur
Analisa data
Berdasarkan kriteria umur menurut World Health Organization (WHO), lansia
terbanyak yang menghuni wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek
adalah dari kelompok umur 75-90 tahun yang termasuk yaitu dalam kategori
lanjut usia tua (old) dengan prosentase 47,2%.
2. Jenis kelamin
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa lansia terbanyak yang
menghuni wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah perempuan
dengan prosentase 72%.
3. Status perkawinan
Analisa Data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa status perkawinan terbanyak di
wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah janda dengan prosentase
63,8%.
4. Tingkat Pendidikan
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan terbanyak di
wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah sekolah dasar dengan
prosentase 52,8%.
5. Agama
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa Agama yang dianut oleh lanjut
usia di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah Islam dengan
prosentase 88,8%.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan pola makan pada lanjut usia di wisma
Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah 3 kali/hari dengan prosentase
94,6 %. Sebagian klien ada yang makan 1-2 kali/hari karena faktor spiritual
(kepercayaan) seperti : puasa.
2. Pola minum
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pola minum pada lanjut usia di
wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah >5 kali/hari dengan
prosentase 38,9 %.
3. Pola mandi
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pola mandi pada lanjut usia di
wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah 2 kali/hari dengan
prosentase 66,7%.
4. Pola keramas
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pola keramas pada lanjut usia di
wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah 1 kali/minggu dengan
prosentase 66,7%.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pola gosok gigi pada lanjut usia
di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah 2 kali/hari dengan
prosentase 66,7%.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pola memotong kuku pada
lanjut usia di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah 1
kali/minggu dengan prosentase 75%.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pola ganti pakaian pada lanjut
usia di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah 1 dan 2 kali/hari
dengan prosentase sama yaitu 50%.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pola mencuci pakaian pada
lanjut usia di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah 2-3
kali/minggu dengan prosentase 58,3%.
9. Pola berhias
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pola berhias pada lanjut usia di
wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah berhias dengan
prosentase 83,3%.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pola aktivitas (istirahat dan
tidur) pada lanjut usia di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah
tidak terganggu dengan prosentase 80,6%.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan keagamaan pada lanjut
usia di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek terbanyak adalah tidak
mengikuti dengan prosentase 55,6%.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan keterampilan dan
kesenian pada lanjut usia di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek
terbanyak adalah tidak mengikuti dengan prosentase 55,6% dikarenakan adanya
beberapa faktor yaitu adanya cacat fisik, kurangnya minat untuk mengikuti
kegiatan dan dan tempat jauh dari wisma.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan bimbingan sosial pada
lanjut usia di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek terbanyak adalah
tidak mengikuti dengan prosentase 52,8 % dikarenakan adanya beberapa faktor
yaitu cacat fisik, kurangnya minat untuk mengikuti kegiatan dan tempat jauh dari
wisma.
5. Kegiatan Senam Tera
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan senam Tera pada
lanjut usia di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek terbanyak adalah
tidak mengikuti dengan prosentase 61% dikarenakan kurangnya minat, kurangnya
kesadaran, kurangnya informasi tentang kesehatan dan kecacatan fisik.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pertanian dan
perkebunan pada lanjut usia di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek
terbanyak adalah tidak mengikuti dengan prosentase 80,6 %.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan kebersihan lingkungan
pada lanjut usia di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek terbanyak
adalah mengikuti dengan prosentase 58,3%.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kebiasaan yang merugikan
kesehatan pada lanjut usia di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek
terbanyak adalah tidak ada kegiatan yang merugikan kesehatan dengan prosentase
86,1%.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan membersihkan
rumah/kamar pada lanjut usia di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek
terbanyak adalah 2 kali/hari dengan prosentase 96,8 %.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan membersihkan kamar
mandi pada lanjut usia di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek
terbanyak adalah tidak pernah membersihkan kamar mandi dengan prosentase
52,8 % dikarenakan sebagian dari wisma telah membagi tugas pada masing-
masing lansianya pada kegiatan lain-lain.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan membersihkan selokan
pada lanjut usia di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek terbanyak
adalah tidak pernah membersihkan selokan dengan prosentase 100 % dikarenakan
banyaknya selokan yang sudah rusak dan sebagian Wisma tidak memiliki selokan.
3.3.3 Ekonomi
Seluruh dana kegiatan yang diadakan di Panti berasal dari APBD/Dinas Sosial
Provinsi Jawa Timur.
3.3.6 Komunikasi
Panti Sosial Tresna Werdha memiliki fasilitas ruang tamu dan aula yang biasa
dimanfaatkan oleh para lansia untuk berkumpul dan melakukan aktivitas sehari-
hari.
3.3.7 Pendidikan
Dalam Panti Sosial Tresna Werdha, para lansia banyak sekali difasilitasi dengan
berbagai kegiatan yang meliputi kegiatan keagamaan, ketrampilan dan kesenian,
bimbingan sosial serta senam tera yang bertujuan untuk menjaga kebugaran para
lansia.
3.3.8 Rekreasi
Para lansia biasa mengisi waktunya dengan berbagai aktivitas yang
diselenggarakan oleh panti. Di sela-sela aktivitas biasanya mereka mengobrol,
membaca koran atau sekedar menonton TV di dalam ruangan rekreasi yang
disediakan sebagai fasilitas panti. Selain itu lansia juga bisa berjalan-jalan di
kebun belakang panti dan disana terdapat kolam ikan yang bisa digunakan untuk
memancing.
Data Objektif :
Berdasarkan data yang didapatkan dari penyebaran kuisioner, ditemukan lansia
yang tidak mencuci pakaian sebanyak 5,6%, lansia yang tidak mencuci rambut
sebanyak 8,3% dan yang mandi 1x sebanyak 11,1% serta lansia yang tidak berhias
sebanyak 22,7%.
Berdasarkan data yang didapatkan dari penyebaran kuisioner, ditemukan lansia
yang tidak pernah membersihkan kamar sebanyak 13,9% dan 69,6% lansia tidak
pernah membersihkan kamar mandi.
Kurangnya kebersihan perorangan dan lingkungan
2. Data Subjektif
Banyak lansia mengatakan malas untuk mengikuti senam tera
Data Objektif :
Berdasarkan data yang didapatkan dari penyebaran kuisioner, ditemukan bahwa
61% lansia tidak mengikuti senam tera.
Berdasarkan data yang didapatkan dari penyebaran kuisioner, ditemukan bahwa
8,3% lansia merokok.
Berdasarkan data yang didapatkan dari penyebaran kuisioner, ditemukan bahwa
lansia yang makan 1 kali/hari sebanyak 2,7% dan 2 kali/hari sebanyak 2,7%
Risiko penurunan derajat kesehatan
Kriteria Penapisan
Diagnosa
Keperawatan
Komunitas. Kriteria Penapisan
Sesuai dengan peran perawat komunitas Jumlah yang berisiko Besarnya risiko
Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan Minat masyarakat Kemungkinan untuk
diatasi Sesuai dengan program pemerintah Tersedia Sumber
Sumber daya tempat Sumber daya waktu Sumber daya dana Sumber daya
peralatan Sumber daya orang Jumlah Skor
Kurangnya kebersihan perorangan dan lingkungan 5 5 5 3 3 4 5 5 5 5 5 5 55
Risiko penurunan derajat kesehatan 5 5 4 3 3 4 5 5 5 5 5 5 54
Keterangan
Skore 0-5
0 : Paling rendah
1 : rendah
2 : sedang
3 : cukup
4 : tinggi
5: Paling tinggi
Jumat,14 Desember 2012 / 09.00 WIB Aula Panti Sosial Tresna Werdha Ka.Sie
Unit Pelayanan Soial Pandaan dan Mahasiswa Para Lansia di Panti Tresna
Werdha 1. Ham-pir semua kegiatan berja-lan sesuai rencana yang telah dibuat
2. Da-lam setiap kegiatan para lansia me-nang-gapi de-ngan antusias.
3. Da-lam setiap kegiatan terda-pat dalam bebe-rapa ham-batan dari lansia seper-
ti, penu-runan pendenga-ran, pendidikan yang ren-dah dan lansia terse-but terjadi
penu-runan daya ingat sehingga informasi yang diberikan ku-rang bisa diterima
oleh para lansia 1. Terjadi pening-katan kebersihan pero-rangan pada lansia.
2. Terjadi pening-katan keber-sihan ling-kungan dise-tiap wisma binaan.
2. Risiko penurunan derajat kesehatan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas selama 2 minggu di panti sosial
Tresna Werdha diharapkan:
1. Meningkat-nya kesadaran mengikuti kegiatan senam tera.
2. Meningkat-kan pola hidup sehat pada lansia. 1. Lansia dapat mengikuti
kegiatan senam tera sesuai jadwal kegiatan.
2. Melakukan kegiatan jalan pagi disekitar panti.
3. Kebiasaan merokok beberapa lansia berkurang.
4. Pola makan lansia teratur 1. Musya-warah dengan petugas panti tentang jadwal
makan dan latihan senam tera.
2. Memberikan motivasi pada para lansia agar melaku-kan senam tera.
3. Membe-rikan pendidi-kan keseha-tan tentang kerugian merokok kepada para
lansia Jumat, 14 Desember 2012/ 09.00 WIB Halaman Panti Sosial Tresna
Werdha Ka. Sie Unit Pelayanan Sosial Pandaan dan Mahasiswa Para Lansia di
Panti Tresna Werdha 1. Ham-pir semua kegiatan berja-lan sesuai renca-na yang
telah dibuat
2. Da-lam setiap kegiatan para lansia me-nanggapi de-ngan antu-sias.
3. Da-lam setiap kegiatan terda-pat dalam bebe-rapa ham-batan dari lansia seper-
ti, penu-runan pendengar-an, pendi-dikan yang ren-dah dan lansia terse-but terjadi
penu-runan daya ingat sehingga infor-masi yang diberikan ku-rang bisa diteri-ma
oleh para lansia Terjadi peningkatan derajat kesehatan pada lansia.
3.9 Implementasi
1. Penyuluhan
Penyuluhan tentang Personal Hygiene dilakukan pada:
Hari/Tanggal : Jumat, 14 Desember 2012
Tempat : Aula Panti social tresna werdha
Waktu : Pukul 09.00 WIB
Sasaran : Seluruh lansia penghuni Panti Sosial Tresna Werdha
Yang dihadiri oleh lansia di Panti Sosial Tresna Werdha serta pemaparan oleh
mahasiswa, dalam penyuluhan ini terdapat beberapa fase, yaitu :
a. Fase pembukaan
Pada fase ini dimulai denagn salam , perkenalan, validasi, serta penjelasan tujuan
dari penyuluhan yaitu tentang personal hygiene.
b. Fase penyampaian materi
1. Pada fase ini mahasiswa menyampaikan materi penyuluhan mulai dari
pengertian dari personal hygiene, serta faktor-faktornya kebutuhan kebersihan dan
fungsi kulit, kebutuhan kebeersihan rambut dan pemeliharaan rambut, memasang
kap kutu, kebutuhan gigi dan mulut.
2. Selama materi penyuluhan peserta sangat antusias mendengarkan dan
memperhatikan.
c. Fase penutup
1. Pada fase ini terdiri dari tanya jawab antara lansia dan mahasiswa.
2. Penyuluh menjawab pertanyaan dari peserta.
3. Penyuluh menyimpulkan materi penyuluhan.
4. Penyuluh mengucapkan salam dan mengucapkan terima kasih.
2. Senam Tera
Kegiatan Senam Tera dilakukan pada:
Hari/Tanggal : Sabtu, 15 Desember 2012
Tempat : Halaman Panti social tresna werdha
Waktu : Pukul 07.00 WIB
Sasaran : Seluruh lansia penghuni Panti Sosial Tresna Werdha
Yang dikuti oleh lansia di panti sosial Tresna Werdha serta pemaparan oleh
mahasiswa, dalam penyuluhan ini terdapat beberapa fase, yaitu:
d. Fase pembukaan
Pada fase ini dimulai dengan salam , perkenalan, validasi, serta penjelasan tujuan
dari senam tera.
e. Fase penyampaian materi
1. Pada fase ini mahasiswa memperagakan senam Tera.
2. Selama senam peserta sangat antusias menggerakkan badannya.
f. Fase penutup
Mahasiswa mengucapkan salam dan terima kasih.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner dan observasi,
menunjukkan bahwa lansia di wisma Kemuning, Seruni, Cendana dan Anggrek
tingkat perilaku hidup sehat pada khususnya personal hygiene atau kebersihan
perorangan serta lingkungan tempat tinggal (kamar atau wisma) masih kurang
memenuhi standart kesehatan. Jumlah klien di wisma Kemuning, Seruni, Cendana
dan Anggrek sebanyak 36 lansia. Status personal hygiene kurang memenuhi
standart kesehatan sekitar 43 %, dan personal hygiene cukup baik sebanyak 57%
dari keseluruhan jumlah lansia di 4 wisma. Sedangkan, lingkungan wisma yang
kurang bersih dari ke empat wisma tersebut sebanyak 75 % dan hanya 25 % yang
kebersihan lingkungannya cukup baik. Dengan demikian, maka hal tersebut perlu
perhatian khusus karena dapat berdampak kurang baik pada lansia di kemudian
hari.
Dari hasil yang telah dicapai, dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan
pengetahuan, perilaku hidup sehat, kemauan dan kesadaran diri dari para lansia
maka mahasiswa bersama petugas panti dan para ansia turut berperan aktif dalam
mengatasi masalah personal hygiene pada lansia.
4.2 Saran
Sesuai dengan kesimpulan, kelompok menganjurkan saran yang diharapkan dapat
menjadi pertimbangan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan yang ada
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan para lansia khususnya di wisma
Kemuning, Seruni, Cendana dan Anggrek dan ruang isolasi Cempaka dan
Flamboyan dapat terwujud :
1. Pembinaan yang berkesinambungan dari petugas kesehatan panti sangat
diperlukan untuk memotivasi lansia memelihara dan meningkatkan status
kesehatan khususnya melalui petugas yang ada dalam setiap wisma dan perlu
peningkatan kesehatan lingkungan.
2. Rencana tindak lanjut yang perlu di buat bersama lansia dan perlu di pantau
dalam pelaksanaan dan hasilnya secara terus-menerus oleh petugas Panti Sosial
Tresna Werdha Pandaan.
3. Setiap lansia di wisma diharapkan dapat memahami permasalahan kesehatan
yang ada sekaligus melalui upaya-upaya kesehatan oleh lansia maupun dengan
bantuan pelayanan yang baik.
4. Pelayanan yang ada terus-menerus untuk melakukan penyuluhan kesehatan dan
lingkungan pada lansia baik secara formal maupun secara informal untuk
mengatasi masalah-masalah yang ada di Panti Sosial Tresna Werdha Pandaan.
DAFTAR PUSTAKA
2. Minum./hari
1-2x 3-4x >5x
3. Mandi./hari
1x 2x 3x
4. Keramas./minggu
Tidak 1x 2x 3x
5. Gosok gigi./hari
Tidak 1x 2x 3/lebih
6. Memotong kuku./minggu
Tidak 1x
7. Ganti pakaian./hari
Tidak Ya Ket : 1x 2/lebih
8. Mencuci pakaian.
Tidak Ya Ket : Setiap hari
2-3 hari
1 minggu
9. Berhias.
Tidak Ya
Dll
5. Membersihkan rumah/kamar/./hari
Tidak Ya Ket : 1x 2x
Alasan :
7. Membersihkan selokan./minggu
Tidak Ya Ket : 1x 2x