Anda di halaman 1dari 9

KEPANITERAAN KLINIK STATUS ILMU lidah pasien dengan kain namun darah tetep keluar

BEDAH sehingga keluarga pasien langsung membawa pasien


FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA ke IGD RS Bayukarta.
SMF BEDAH
RUMAH SAKIT BAYUKARTA KARAWANG RIWAYAT KELUARGA
Tidak ditemukan kelainan serupa pada keluarga.
NamaMahasiswa : Christine Laurenza
Sirait TandaTangan: Status Lokalis :
NIM : 11.2015.112
Dokter Pembimbing : dr. Ade Sigit
Mayangkoro, Sp.B

IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : An. VA
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 1 Tahun 4 Bulan
Sukubangsa : Jawa
Status perkawinan : Belum menikah
Agama : Islam
Pekerjaan :- Regio Lingualis :
Pendidikan :- Inspeksi : Tampak luka terbuka panjang
Alamat : Griya Mas Klari blok kurang lebih 3cm dan dalam 0,2cm dengan
H4, Kondang Jaya - Karawang tepi tidak rata dan perdarahan aktif.
Waktu pasien masuk : 13 Maret 2017 pukul Palpasi : Nyeri tekan (+)
21.00
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ANAMNESIS LABORATORIUM (13 Maret 2017)
Anamnesis dilakukan secara Alloanamnesis pada
Senin, 13 Maret 2017 Pukul 21.05 WIB di IGD RS Jenis Hasil Nilai Rujukan
Bayukarta. Pemeriksaan
HEMATOLOGI
KELUHAN UTAMA Hemoglobin 12.5 11.7 15.5
Lidah keluar darah sejak 30 menit SMRS g/dL
Hematorktit 36.9 35.0 47.0 %
Riwayat Penyakit Sekarang Eritrosit 4.76 3.80 5.20
Pasien datang ke RS Bayukarta diantar oleh juta/uL
keluarganya dengan keluhan lidah keluar darah dan MCV 77.5 80 100 %
terasa sakit sejak 30 menit SMRS. keluhan ini terjadi MCH 26.1 26 34 %
akibat pasien sedang bermain loncat-loncatan dikasur MCHC 15.30 32 36 %
dengan kakaknya sambil tertawa sehingga lidah Leukosit 9.120 3.600 11.000
pasien terluka karena giginya sendiri dan /uL
mengeluarkan darah. Pasien berusia 1 tahun 4 bulan Basofil 0 01%
dimana terdapat 8 gigi yang terdiri dari gigi susu Eosinofil 0 2-4%
bawah 4 dan gigi susu atas 4. Ibu pasien mengatakan Batang 0 35%
saat lidah pasien terluka dan mengeluarkan darah, Limfosit 61 25 40 %
pasien langsung menangis dan mangatakan sakit. Ibu Monosit 8 28%
pasien langsung melihat lidah pasien dimana terlihat Segmen 31 50 70 %
luka robek yang cukup dalam dan lebar pada lidah
Trombosit 369.000 150.000
bagian tengah dan tidak terlihat luka lain pada daerah
440.000
mulut lainnya. Ibu pasien mengatakan pada pasien
Masa Perdarahan 4.00 menit 1.00-6.00
tidak ada sesak nafas, mual muntah dan kehilangan
menit
kesadaran.
Masa Pembekuan 9.00 menit 4.00-15.00
Luka pada lidah pasien mengeluarkan darah
terus menerus dan ibu pasien langsung mencoba menit
menghentikan pendarahan dengan cara menekan Golongan Darah O

1
Rhesus Positif : Kes : Compos mentis, E4M6V5
- 15
RESUME : TD :100/70 mmHg nadi
Pasien datang dengan keluhan lidah :82x/menit Napas : 20x/menit Suhu :36,8oC
mengeluarkan darah sejak 30 menit SMRS. Kejadian : Mata : CA -/- SI -/-, Injeksi
terjadi saat pasien sedang bermain loncat-loncatan konjungtiva -/-
dikasur sambil tertawa, gigi pasien menancap pada : Mulut : Asianosis, lidah terdapat luka
lidah bagian tengah sehingga membuat luka terbuka jahitan sepanjang 3cm tidak ada
pada lidah bagian tengah pasien dan mengeluarkan pendarahan.
perdarahan aktif. Ibu pasien mencoba : THT : dalam batas normal
memberhentikan perdarahan dengan menekan lidah : Leher : Tidak ada perbesaran KGB
pasien dengan kain guna menghentikan perdarahan : Cor : BJ I dan II murni reguler,
namun perdarahan tidak berhenti. Pasien langsung gallop (-), murmur (-)
menangis sesaat lidahnya mengeluarkan darah dan : Pulmo : Suara napas vesikuler, rokhi (-),
pasien mengatakan sakit, setelah kejadian pasien wheezing (-)
sadar, tidak ada sesak nafas dan tidak ada mual dan : Abdomen : supel, timpani, Bising
muntah. usus (+) normoperistaltik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan luka : Ekstremitas : akral hangat, CRT <2
robek pada lidah dengan tepi yang tidak beraturan detik
disebabkan oleh gigi pasien sendiri dengan panjang A : Vulnus Laceratum Lingual bagian 1/3
kurang lebih 3cm dan dalam 0,2cm, perdarahan aktif distal
(+) dan pesien menangis. Pada pemeriksaan P : IVFD D5 NS 100cc/24 jam
penunjang tidak ada menunjukkan hasil yang : Cefixime sirup 2x2,5ml (1/2 Cth)
bermakna. : Paracetamol sirup 3x5ml (1 Cth)
: Pasien boleh pulang dan kontrol ke
DIAGNOSIS KLINIS poliklinik bedah untuk rawat jalan
Vulnus Laseratum Regio Lingual bagian medial
PEMBAHASAN
PENATALAKSANAAN Pasien datang ke IGD RS Bayukarta dengan
NON-MEDIKA MENTOSA luka di lidah dengan perdarahan aktif, dari anamnesis
a. Edukasi pasien dan keluarga tentang didapatkan lidah pasien terluka karena giginya
keluhan pasien dan tatalaksana sendiri 30 menit SMRS, dari inspeksi terlihat adanya
b. Informed consent untuk dilakukan tidakan luka robek pada lingual bagian medial, perdarahan
penjahitan primer pada luka dan dilakukan aktif, tepi luka tidak rata, luka bersih dan dengan
prosedur pembiusan. lebar kurang lebih 3cm dan kedalaman 0,2cm.
Sehingga dapat didiagnosis Vulnus Laceratum Regio
MEDIKA MENTOSA Lingualis Bagian Medial.
a. D NS 100cc/24jam Pada pasien telah dilakukan tindakan yang
b. Cefotaxime Inj 2x500mg tepat karena setelah pasien datang ke IGD segera
c. Paracetamol Inj 3x100mg dilakukan tindakan perwatan luka yang tepat. Seperti
membersihkan luka dengan NaCl kemudian
PROGNOSIS dilanjutkan dengan menekan secara minimal
Ad vitam : bonam perdarahan dengan menekan lidah pasien dengan
Ad functionam : dubia ad bonam kassa. Karena pasien anak kecil dan luka pada lidah
Ad sanationam : dubia ad bonam ditakutkan kekurangan cairan sehingga dipasang
intra vena fluid (IVFD) D5 NS 100cc/24 jam,
FOLLOW UP antibiotik drip untuk mengatasi infeksi pada luka dan
Post operasi tanggal 14 Maret 2017 (pukul 06.00 pemberian paracetamol drip untuk mengatasi nyeri
WIB) yang ditimbukan oleh luka.
S : Ibu pasien mengatakan ada nyeri minimal Pada kasus ini dianjurkan untuk dilakukan
pada luka operasi, minum susu (+), makan penjahitan luka primer guna menyambungkan
biskuit lunak (+), rewel (-), demam (-), mual jaringan yang terputus dengan bantuan benang
(-), muntah (-), flatus (+), buang air besar sehingga luka dapat menutup dimeja dioperasi
(+), buang air kecil (+), mobilisasi aktif (+). dengan general anesthesia.
O : KU : Tampak Sakit Ringan Prosedur operasi pada pasien ini adalah
repair vulnus laceratum dimana pasien dalam

2
stadium general anesthesia, lalu dilakukan menunjukan derajat luka. Berdasarkan derajat
indentifikasi luka tampak luka sesuai inspeksi awal, kontaminasi:
dilakukan pencucian luka dengan NaCl kemudian A. Luka Bersih
dilakukan penjahitan simple interrupted pada luka, Luka bersih adalah luka yang tidak
kontrol perdarahan dan operasi selesai. terdapat inflamasi dan infeksi, yang
Pada hari ke 2 sakit pasien Ibu pasien merupakan luka sayat elektif dan steril
mengatakan ada nyeri minimal pada luka operasi, dimana luka tersebut berpotensi untuk
minum susu (+), makan biskuit lunak (+), rewel (-), terinfeksi. Luka tidak ada kontak dengan
demam (-), mual (-), muntah (-), flatus (+), buang air orofaring,traktus respiratorius maupun
besar (+), buang air kecil (+), mobilisasi aktif (+) dan traktus genitourinarius. Dengan demikian
pasien boleh pulang dengan obat berupa antibiotik kondisi luka tetap dalam keadaan bersih.
dan analgetik. Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar
1% - 5%.1
TINJAUAN PUSTAKA B. Luka Bersih Terkontaminasi
Definisi Luka bersih terkontaminasi adalah
Luka adalah keadaan hilang atau luka pembedahan dimana saluran
terputusnya kontinuitas jaringan yang disebabkan pernafasan, saluran pencernaan dan saluran
banyak hal atau berbagai faktor. Luka adalah perkemihan dalam kondisi terkontrol. Proses
kerusakan kontinuitas jaringan atau kulit, mukosa penyembuhan luka akan lebih lama namun
mambran dan tulang atau organ tubuh lain.1 luka tidak menunjukkan tanda infeksi.
Kemungkinan timbulnya infeksi luka sekitar
Etiologi 3% - 11%.1
Mekanik C. Luka Terkontaminasi
Benda tajam Luka terkontaminasi adalah luka
Merupakan luka terbuka yang terjadi akibat yang berpotensi terinfeksi spillage saluran
benda yang memiliki sisi tajam atau runcing. pernafasan, saluran pencernaan dan saluran
Misalnya luka iris, luka bacok, dan luka kemih. Luka menunjukan tanda infeksi.
tusuk Luka ini dapat ditemukan pada luka terbuka
Benda tumpul karena trauma atau kecelakaan (luka
Ledakan atau tembakan laserasi), fraktur terbuka maupun luka
Misalnya luka karena tembakan senjata api.1 penetrasi. Kemungkinan infeksi luka 10% -
Non Mekanik 17%.1
Bahan kimia D. Luka Kotor
Terjadi akibat efek korosi dari asam kuat Luka kotor adalah luka lama, luka
atau basa kuat.1 kecelakaan yang mengandung jaringan mati
Trauma fisika dan luka dengan tanda infeksi seperti cairan
Luka akibat suhu tinggi purulen. Luka ini bisa sebagai akibat
Suhu tinggi dapat mengakibatkan pembedahan yang sangat terkontaminasi.
terjadinya heat exhaustion primer, heat Bentuk luka seperti perforasi visera, abses
exhaustion sekunder, heat stroke, sun dan trauma lama.1
stroke, dan heat cramps.
Luka akibat suhu rendah Luka Berdasarkan Penyebab
Derajat Luka yang terjadi pada kulit 1) Luka akibat kekerasan benda tumpul
karena suhu dingin diantaranya Vulnus Kontusio
hyperemia, edema dan vesikel, Luka memar yaitu suatu
Luka akibat trauma listrik pendarahan dalam jaringan bawah
Luka akibat petir kulit akibat pecahnya kapiler dan
Luka akibat perubahan tekanan udara.1 vena yang disebabkan oleh
Radiasi kekerasan tumpul.2

Vulnus Eksoriasi (luka lecet atau


Jenis Jenis Luka abrasi)
Luka sering digambarkan berdasarkan Cedera pada permukaan epidermis
bagaimana cara mendapatkan luka itu dan akibat bersentuhan dengan benda
berpermukaan kasar atau runcing.
Luka ini banyak dijumpai pada

3
kejadian traumatik seperti biasanya dijumpai pada aktifitas
kecelakaan lalu lintas, terjatuh sehari-hari seperti terkena pisau
maupun benturan benda tajam dapur, sayatan benda tajam ( seng,
ataupun tumpul. Walaupun kaca ), dimana bentuk luka teratur.2
kerusakannya minimal tetapi luka Vulnus punctum (luka tusuk)
lecet dapat memberikan petunjuk Luka tusuk adalah luka akibat
kemungkinan adanya kerusakan tusukan benda runcing yang
hebat pada alat-alat dalam tubuh. biasanya kedalaman luka lebih dari
Sesuai mekanisme terjadinya luka pada lebarnya. Misalnya tusukan
lecet dibedakan dalam jenis: pisau yang menembus lapisan otot,
Luka lecet gores tusukan paku dan benda-benda
Diakibatkan oleh benda tajam lainnya. Kesemuanya
runcing yang menggeser menimbulkan efek tusukan yang
lapisan permukaan kulit dalam dengan permukaan luka
Luka lecet serut (grzse)/geser tidak begitu lebar.2
(friction abrasion) Vulnus scloperotum (luka tembak)
Luka lecet yang terjadi akibat Luka yang disebabkan karena
persentuhan kulit dengan tembakan senjata api. Luka tembak
permukaan badan yang kasar mempunyai ciri yang khas. Beratnya
dengan arah kekerasan sejajar/ cedera akibat luka tembak tidak
miring terhadap kulit hanya dari jaringan yang terkena
Luka lecet tekan (impression, tetapi juga dari jenis senjata atau
impact abrasion) peluru yang dipakai. Beratnya
Luka lecet yang disebabkan cedera akibat luka tembak
oleh penekanan benda tumpul tergantung energi kinetik yang
secara tegak lurus terhadap membentur jaringan. Besarnya
permukaan kulit.2 energi dipengaruhi oleh massa,
Vulnus Laseratum (luka robek) kecepatan dan gaya berat peluru.
Luka dengan tepi yang tidak Cedera luka tembak dapat
beraturan atau compang camping disebabkan oleh peluru berkecepatan
biasanya karena tarikan atau tinggi ataupun rendah.2
goresan benda tumpul. Luka ini
dapat kita jumpai pada kejadian 4) Luka akibat trauma fisika dan kimia
kecelakaan lalu lintas dimana Vulnus Combutio
bentuk luka tidak beraturan dan Luka karena terbakar oleh api atau
kotor, kedalaman luka bisa cairan panas maupun sengatan arus
menembus lapisan mukosa hingga listrik. Vulnus combutio memiliki
lapisan otot.2 bentuk luka yang tidak beraturan
dengan permukaan luka yang lebar
2) Luka akibat kekerasan setengah dan warna kulit yang menghitam.
tajam Biasanya juga disertai bula karena
Vulnus Morsum kerusakan epitel kulit dan mukosa.2
Luka karena gigitan binatang. Luka
gigitan hewan memiliki bentuk Patofisiologi
permukaan luka yang mengikuti Tiga fase yang terjadi bila terjadi luka:
gigi hewan yang menggigit. 1) Fase inflamasi atau lag phase
Dengan kedalaman luka juga berlangsung sampai 5 hari. Akibat luka
menyesuaikan gigitan hewan terjadi pendarahan, diikut keluarnya sel-sel
tersebut.2 trombosit radang. Trombosit mengeluarkan
prostaglandin, trombosam, bahan kimia
3) Luka akibat kekerasan benda tajam tertentu dan asam amoini tertentu yang
Vulnus scisum (luka sayat atau mempengaruhi pembekuan darah, mengatur
iris) tonus dinding pembuluh darah dan
Luka sayat atau iris yang di tandai khemotaksis terhadap leukosit. Terjadi
dengan tepi luka berupa garis lurus Vasekontriksi dan proses penghentian
dan beraturan. Vulnus scissum pendarahan. Sel radang keluar dari

4
pembuluh darah secara diapedisis dan anatomi kulit. Batas waktu penyembuhan luka
menuju dareh luka secara khemotaksis. Sel ditentukan oleh tipe luka dan lingkungan intrinsik
mast mengeluarkan serotonin dan histamine maupun ekstrinsik.3
yang menunggalkan peruseabilitas kapiler, Pada luka bedah dapat diketahui adanya
terjadi eksudasi cairan edema. Dengan sintesis kolagen dengan melihat adanya jembatan
demikian timbul tanda-tanda radang penyembuhan dibawah jahitan yang mulai menyatu.
leukosit, limfosit dan monosit Jembatan penyembuhan ini muncul pada hari ke-5
menghancurkan dan menahan kotoran dan sampai ke-7 post operasi. Jahitan biasanya diangkat
kuman.1 pada saat sudah terlihat adanya tensil strengt yang
mendekatkan tepi luka.2,3
2) Fase proliferasi atau fase fibrilasi. Pengangkatan jahitan ini tergantung usia,
berlangsung dari hari ke 6-3 minggu. Pada status nutrisi dan lokasi luka. Jahitan biasanya
fase ini terjadi proses preforasi dan diangkat pada hari ke-6 sampai ke-7 post operasi
pembentukan fibrosa yang berasal dari sel- untuk menghindari terbentuknya bekas jahitan
sel masenkim. Serat-serat baru dibentuk, (suture marks) walaupun pembentukan kolagen
diatur, mengkerut yang tidak perlu sampai jahitan menyatu berakhir hari ke-21. Kolagen
dihancurkan dengan demikian luka sebagai jembatan penyembuhan ini muncul pada hari
mengkerut/mengecil. Pada fase ini luka diisi ke-5 sampai ke-7 post operasi. Bila lebih dari 7 hari
oleh sel radang, fibrolas, serat-serat kolagen, berarti terjadi perlambatan sintesis kolagen yang
kapiler-kapiler baru: membentuk jaringan berarti penyembuhan luka lambat.2,3
kemerahan dengan permukaan tidak rata,
disebut jaringan granulasi. Epitel sel basal Jenis-Jenis Penyembuhan Luka
ditepi luka lepas dari dasarnya dan pindah A. Healing by Primary Intention (Penutupan luka
menututpi dasar luka. Proses migrasi epitel primer)
hanya berjalan kepermukaan yang rata dan Penutupan ini akan merapatkan jaringan
lebih rendah, tak dapat naik, pembentukan yang terputus dengan bantuan benang, klip dan
jaringan granulasi berhenti setelah seluruh verban perekat. Setelah beberapa waktu, maka
permukaan tertutup epitel dan mulailah sintesis, penempatan dan pengerutan jaringan
proses pendewasaan penyembuhan luka.1 kolagen akan memberikan kekuatan dan integritas
pada jaringan tersebut. Pertumbuhan kolagen tersebut
3) Fase remodeling fase ini dapat sangat penting pada tipe penyembuhan ini. Pada
berlangsung berbulan-bulan. Dikatakan penutupan primer tertunda, perapatan jaringan
berakhir bila tanda-tanda radang sudah ditunda beberapa hari setelah luka di buat atau
hilang. Parut dan sekitarnya berwarna pucat, terjadi. Penundaan penutupan luka ini bertujuan
tipis, lemas, tidak ada rasa sakit maupun mencegah infeksi pada luka-luka yang jelas
gatal.1 terkontaminasi oleh bakteri atau yang mengalami
trauma jaringan yang hebat. Fase-fase dalam
Penyembuhan Luka intention primer :
Tubuh yang sehat mempunyai kemampuan 1. Fase inisial berlangsung 3-5 hari
alami untuk melindungi dan mamulihkan dirinya. 2. Sudut insisi merapat, migrasi sel-sel
Peningkatan aliran darah kedaerah yang rusak, epitel,mulai pertumbuhan sel
membersihkan sel dan benda asing serta 3. Fase granulasi (5 hari 4 mg) Fibroblas
perkembangan awal seluluer bagian dari proses bermigrasi kedalam bagian luka dan mensekresi
penyembuhan luka. Proses penyembuhan terjadi kolagen. Selama fase granulasi luka berwarna
secara normal tanpa bantuan, walaupun beberapa merah muda dan mengandung pembuluh darah.
bahan perawatan dapat membantu untuk mendukung Tampak granulagranula merah. Luka beresiko
proses penyembuhan. Sebagai contoh, melindungi dehiscence dan resisten terhadap infeksi.
area luka yang bebas dari kotoran dengan menjaga Epitelium pada permukaan tepi luka mulai
kebersihan,dapat membantu untuk meningkatkan terlihat. Dalam beberapa hari lapisan epithelium
penyembuhan jaringan.3 yang tipis akan bermigrasi menyebrangi
Penyembuhan luka didefinisikan oleh permukaan luka. Epitel menebal dan mulai
Wound Healing Society (WHS) sebagai suatu yang matur dan luka mulai merapat. Pada luka
kompleks dan dinamis sebagai akibat dari superficial, reepitelisasi terjadi 3-5 hari.
pengembalian kontinitas dan fungsi anatomi. 4. Fase kontraktur scar (7 hari beberapa bulan)
Berdasarkan WHS suatu penyembuhan luka yang Serabut-serabut kolagen terbentuk dan terjadi
ideal adalah kembali normalnya struktur , fungsi dan proses remodeling. Pergerakan miofibroblast

5
yang aktif menyebabkan kontraksi area terlihat pada pemeriksaaan radiologis. Bagian tulang
penyembuhan, menutup defek dan membawa rawan kemudian berubah menjadi tulang biasa
ujung kulit tertutup bersama-sama. Skar yang melalui enkondral. Pada saat ini patahan dikatakan
matur selanjutnya terbentuk. Skar yang matur telah menyambung dan menyembuh secara klinis.
tidak mengandung pembuluh darah dan pucat, Selanjutnya terbentuk tulang lamelar dan perupaan
serta lebih terasa nyeri dari pada fase granulasi.3 ulang selama berbulan-bulan. Pada anak, perupaan
ulang dari pembentukan kalus primer ini disertai
B. Healing by Secondary Intention (Penutupan Luka proses pengaturan kembali pertmbuhan epifisis
sekunder) sehingga sudut patahan akan akan pulih sampai
Luka yang terjadi dari trauma, ulserasi dan derajat tertentu.3
infeksi dan memiliki sejumlah besar eksudat dan Penyembuhan patah tulang yang bukan
luas, batas luka ireguler dengan kehilangan jaringan tulang pipa (tulang pendek) berjalan lebih cepat
yang cukup luas menyebabkan tepi luka tidak karena perdarahan yang lebih banyak sehingga
merapat. Reaksi inflamasi dapat lebih besar dari pada nekrosis yang terjadi di pinggir patah tulang tidak
penyembuhan luka. Kegagalan penutupan sekunder banyak dan kalus interna segera mengisi rongga
dari luka terbuka akan berakibat terbentuknya luka patah tulang. 3
terbuka kronis.3 Penyembuhan patah tulang yang terjadi
pada tindakan reduksi dan pasca fiksasi metal yang
C. Healing by Tertiary Intention (Penutupan Luka kuat berjalan lebih cepat dan lebih baik.
Tertier) Penyembuhan seperti ini disebut penyembuhan per
Healing by tertiary intention adalah primam. Dengan fiksasi, daerah patahan terlindung
intension primer yang tertunda. Terjadi karena dua dari stres dan tidak ada rangsang yang menimbulkan
lapisan jaringan granulasi dijahit bersama-sama. Ini kalus sehingga setelah bahan osteosintesis
terjadi ketika luka yang terkontaminasi, terbuka dan dikeluarkan, tulang kurang kuat dibandingkan dengan
dijahit rapat setelah infeksi dikendalikan. Juga dapat tulang yang sembuh persekundam dengan kalus.3
terjadi ketika luka primer mengalami infeksi, terbuka Tendo
dan dibiarkan tumbuh jaringan granulasi dan Bila tendo yang merupakan ujung otot
kemudian dijahit. Intension tersier biasanya lurik terluka atau putus, hematom yang terbentuk
mengakibatkan skar yang lebih luas dan lebih dalam akan mengalami penyembuhan alami dan menjadi
dari pada intension primer atau sekunder.3 jaringan ikat yang melekat di jaringan sekitarnya.
Bagian distal akan mengalami hipotrofi karena tidak
Penyembuhan Jaringan Khusus ada yang menggerakkan. Dengan demikian tendo
1. Tulang yang putus sama sekali tidak akan berfungsi kembali.
Pada patah tulang panjang yang korteksnya Agar dapat berfungsi kembali, tendo harus dijahit
cukup tebal, terjadi perdarahan yang berasal dari rapi dengan teknik khusus disertai perawatan khusus
pembuluh darah di endostium, kanal havers pada pasca tindakan agar perlekatan dengan jaringan
korteks dan periosteum. Hematom yang terbentuk sekitarnya dapat dicegah. 3,4
segera diserbu oleh proliferasi fibroblast yang
bersifat osteogenik yang berasal dari mesenkim Fasia
periosteum dan sedikit dari endostium. Fibroblast Luka pada fasia akan mengalami
osteogenik berubah menjadi osteoblast dan penyembuhan alami yang normal. Hematom dan
menghasilkan bahan organik antarsel yang disebut eksudasi yang terbentuk akan diganti dengan jaringan
osteoid. Osteoblast yang terkurung dalam lakuna oleh ikat. Bila otot tebal, kuat dan luka robeknya tidak
osteoid disebut osteosit. Proses pembentukan tulang sembuh betul dengan atau tanpa jahitan mungkin
ini disebut osifikasi. Bekas hematom yang berosteoid akan tertinggal defek yang akan menyebabkan
disebut kalus yang tidak tampak secara radiologis. herniasi otot.3
Kalus akan semakin padat dan tampak seperti perekat Otot
patahan.di daerah yang agak jauh dari patahan dan Otot lurik dan otot polos mampu sembuh
pendarahannya lebih bagus, mulai terbentuk jaringan dengan membentuk jaringan ikat. Walaupun tidak
tulang karena proses peletakkan kalsium pada berergenerasi, faal otot umumnya tidak berkurang
osteoid, sedangkan pada lokasi patahan sendiri yang karena adanya hipertrofi sebagai kompensasi jaringan
pendarahannya lebih sedikit, osteoblast otot sisa. Sifat ini menyebabkan luka otot perlu
berdiferensiasi menjadi kondroblast dan membentuk dijahit dengan baik. 3
tulang rawan. Kalus eksterna dan interna yang Usus
berubah menjadi jaringan tulang dan tulang rawan Luka pada usus tentu harus dijahit, tidak
makin keras, dan setelah terisi kalsium menjadi jelas dapat dibiarkan sembuh per sekundam intentionem

6
karena kebocoran isi usus akan menyebabkan polosnya berkontraksi. Bila kerutan ini lebih kuat
peritonitis umum. Penyembuhan biasanya cepat dari arus darahnya yang keluar, luka akan menutup
karena dinding usus memiliki perdarahan yang kaya dan perdarahan akan berhenti. Bila sempat terbentuk
sehingga 2-3 minggu, kekuatannya dapat meebihi gumpalan darah yang menyumbat luka, permuakaan
daerah yang normal. 3 dalam gumpalan perlahan-lahan akan dilapisi endotel
Serabut Saraf dan akan mnegalami organisasi menjadi jaringan ikat.
3
Trauma saraf dapat berupa trauma yang
memutus saraf atau trauma tumpul yang Bila hematom sangat besar karena arus
menyebabkan tekanan atau tarikan pada saraf. darah yang keluar kuat, bagian tengah akan tetap cair
Penekanan akan menimbulkan kontusio serabut saraf karena turbulensi arus sedangkan dinding
dengan kerangka yang umumnya masih utuh, dalamnyaperlahan-lahan akan dilapisi endotel
sedangkan tarikan menyebabkan putusnya serabut sehingga terjadi aneurisma palsu. Bila pembuluh
dengan kedua ujung terpisah jauh. 3 sampai putus, ujung potongan akan mengalami
Bila akson terputus, bagian distal akan retraksi dan kontraksi akibat adanya serat elastin dan
mengalami degenerasi waller karena akson otot dinding. 3
merupakan perpanjangan sel saraf di ganglion atau di
tanduk depan sumsum tulang belakang. Akson yang Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka
putus meninggalkan selubung mielin kosong yang 1).Usia
lama kelamaan akan kolaps atau terisi fibroblast. Sel PadaAnak dan orang dewasa lebih cepat
saraf di pusat setelah 24-48 jam akan menumbuhkan lebih cepat penyembuhan luka daripada orang tua.
akson baru ke distal dengan kecepatan rata-rata 1mm Orang tua lebih sering terkena penyakit kronis,
per hari. Akson ini akan tumbuh baik sampai ke penurunan fungsi hati yang dapat mengganggu
ujungnya di organ akhir bila pertumbuhannya sintesis dari faktor pembekuan darah . 4
meneukan selubung mielin yang utuh. Dalam 2). Nutrisi
selubung inilah, akson tumbuh ke distal. Bila dalam Penyembuhan menempatkan penambahan
pertumbuhannya akson tidak menemukan selubung pemakaian metabolisme pada tubuh. Pasien
yang kosong, pertumbuhannya tidak maju dan akan memerlukan diit kaya protein, karbonhidrat, lemak,
membentuk tumor atau gumpalan yang terdiri atas vitamin dan mineral (Fe, Zn) Bila kurang
akson yang tergulung. Keadaan ini disebut neuroma. penambahan nutrisi diperlukan waktu untuk
Tentu saja tidak setiap akson akan menemukan memperbaiki status nutrisi setelah pembedahan jika
selubung mielin yang masih kosong dan yang sesuai mungkin. 4
terutama kalau saraf tersebut merupakan campuran 3). Infeksi
sensoris dan motoris. Kalau selubung mielin sudah Ada tidaknya infeksi pada luka merupakan
dimasuki akson yang salah, akson yang benar tidak penentu dalam percepatan penyembuhan luka.
mungkin menemukan selubung lagi. 3,4 Sumber utama infeksi adalah bakteri. Dengan adanya
Mengingat syarat tumbuhnya akson ini, infeksi maka fase-fase dalam penyembuhan luka
lesi tekan dengan kerangka yang relatif lebih utuh akan terhambat. 4
memberikan prognosis lebih baik daripada lesi tarik 4) Sirkulasi dan Oksigenasi
yang merusak pembuluh daraj dan nutrisi. Melalui Sejumlah kondisi fisik dapat mempengaruhi
bedah mikro, ujung setiap fasikulus yang terputus penyembuhan luka. Saat kondisi fisik lemah atau
dipertemukan, kemudian saraf yang terputus itu letih maka oksigenasi dan sirkulasi jaringan sel tidak
disambung dengan menjahit epi dan perineuriumnya. berjalan lancar. Adanya sejumlah besar lemak
Upaya ini memberikan hasil yang lebih baik. 3 subkutan dan jaringan lemak yang memiliki sedikit
Jaringan Saraf pembuluh darah berpengaruh terhadap kelancaran
Bila jaringan saraf mengalami trauma, sel sirkulasi dan oksigenisasi jaringan sel. Pada orang
saraf yang rusak tidak akan pulih karena sel saraf gemuk penyembuhan luka lambat karena jaringan
tidak bermitosis sehingga tidak memiliki daya lemak lebih sulit menyatu, lebih mudah Infeksi dan
regenerasi. Tempat sel yang rusak akan digantikan lama untuk sembuh. Aliran darah dapat terganggu
oleh jaringan ikat khusus yang terdiri atas sel glia dan pada orang dewasa yang mederita gangguan
membentuk jaringan yang disebut gliosis. 3 pembuluh darah prifer, hipertensi atau DM.
Pembuluh Darah Oksigenasi jaringan menurun pada orang yang
Proses penyembuhan luka pada pembuluh menderita anemia atau gangguan pernafasan kronik
darah bergantung pada besarnya luka, derasnya arus pada perokok. 3,4
darah yang keluar dan kemampuan tamponade 5). Keadaan luka
jaringan sekitarnya. Pada pembuluh yang luka, serat Kedaan kusus dari luka mempengaruhi
elastin pada pembuluh darah akan mengerut dan otot kecepatan dan efektifitas penyembuhan luka.

7
Beberapa luka dapat gagal untuk menyatu dengan mengalami penurunan respon inflamasi yang
cepat. Misalnya luka kotor akan lambat memperlambat proses penyembuhan. Usia tua
penyembuhannya dibanding dengan luka bersih. 4 menyebabkan penurunan sirkulasi migrasi sel darah
6). Obat putih pada sisa luka dan fagositasi terlambat.
Obat anti inflamasi (seperti aspirin dan Ditambah pula kemungkinan Pasien mengalami
steroid), heparin dan anti neoplasmik mempengaruhi gangguan yang secara bersamaan menghambat
penyembuhan luka. Penggunaan antibiotik yang lama penyembuhan luka seperti Diabetes Melitus. Diabetes
dapat membuat tubuh seseorang rentan terhadap Melitus adalah gangguan yang menyebabkan banyak
Infeksi luka. Dengan demikian pengobatan luka akan pasien mengalami kesulitan dalam proses
berjalan lambat dan membutuhkan waktu yang lebih penyembuhan karena gangguan sintesa kolagen,
lama lama untuk sembuh. Aliran darah dapat angiogenesis dan fagositosis. Peningkatan kadar
terganggu pada orang dewasa yang mederita glukosa mengganggu transport sel asam askorbat
gangguan pembuluh darah prifer, hipertensi atau DM. kedalaman bermacam sel termasuk fibroblast dan
Oksigenasi jaringan menurun pada orang yang leukosit. Hiperglikemi juga menurunkan leukosit
menderita anemia atau gangguan pernafasan kronik kemotaktis, arterosklerosis, kususnya pembuluh
pada perokok. 4 darah kecil, juga pada gangguan suplai oksigen
jaringan. Merokok adalah gangguan Vasokontriksi
Faktor yang memperlambat penyembuhan luka dan hipoksia karena kadar CO2 dalam rokok serta
Tidak adanya penyembuhan luka akibat dari membatasi suplai oksigen ke jaringan. Merokok
kerusakan pada satu atau lebih dari proses meningkatkan arteri sklerosis dan platelet agregasi.
penyembuhan normal. Proses ini diklasifikasikan Lebih lanjut kondisi ini membatasi jumlah oksigen
menjadi faktor Intrinsik dan ekstrinsik. dalam luka. Penggunaan steroid memperlambat
penyembuhan dengan menghambat kologen sintesis.
1,3

1) Faktor Intrinsik
Ketika luka terinfeksi, respon inflamatori Komplikasi dalam Penyembuhan Luka
berlangsung lama dan penyembuhan luka terlambat. Infeksi
Luka tidak akan sembuh selama ada infeksi. Infeksi Invasi bakteri pada luka dapat terjadi pada
dapat berkembang saat pertahanan tubuh lemah. saat trauma, selama pembedahan atau setelah
Diagnosa dari infeksi jika nilai kultur luka melebihi pembedahan. Gejala dari Infeksi sering muncul
nilai normal. Kultur memerlukan waktu 24-48 jam dalam 2-7 hari setelah pembedahan.gejalanya berupa
dan selama menunggu pasien di beri antibiotika infeksi termasuk adanya purulent, peningkatan
spektrum luas. Kadang-kadang benda asing dalam drainage, nyeri, kemerahan dan bengkak di
luka adalah sumber infeksi. Suplai darah yang sekeliling luka, peningkatan suhu, dan peningkatan
adekuat perlu bagi tiap aspek penyembuhan. Suplai leukosit.1
darah dapat terbatas karena kerusakan pada pembulu Pendarahan
darah Jantung/ Paru. Hipoksia mengganggu aliran Dapat menunjukkan suatu pelepasan jahitan,
oksigen dan nutrisi pada luka, serta aktifitas dari sel sulit membeku pada garis jahitan, infeksi atau erosi
pertumbuhan tubuh. Neutropil memerlukan oksigen dari pembuluh darah oleh benda asing (seperti
untuk menghasilkan oksigen peroksida untuk darain). Hipovolemia mungkin tidak cepat tampak,
membunuh patogen. Demikian juga fibroblast dan sehingga balutan jika mungkin harus sering di lihat
fagositosis terbentuk lambat. Satu-satunya aspek selama 48 jam pertama setelahpembedahan dan tiap 8
yang dapat meningkatkan penyembuhan luka pada jam setelah itu. Jika terjadi perdarahan yang
keadaan hipoksia adalah angio genesis. 1,3,4 berlegihan, penambahan tekanan luka steril mungkin
2) Faktor Ekstrinsik diperlukan. Pemberian cairan & intervensi
Faktor ektrinsik dapat memperlambat pembedahan mungkin diperlukan.1,5
penyembuhan luka meliputi malnutrisi, perubahan Dehiscence dan Eviscerasi
usia dan penyakit seperti diabetes melitus. Malnutrisi Dehiscence dan Eviscerasi adalah
dapat mempengaruhi beberapa area dari proses komplikasi post operasi yang serius. Dehiscence
penyembuhan. Kekurangan protein menurunkan yaitu terbukanya lapisan luka partial. Eviscerasi yaitu
sintesa dari kolagen dan leukosit. Kekurangan lemak keluarnya pembulu kapiler melalui daerah irisan.
dan karbohidrat memperlambat semua fase Sejumlah faktor meliputi ; kegemukan, kurang
penyembuhan luka karena protein di rubah menjadi nutrisi, multiple trauma, gagal untuk menyatu, bentuk
energi selama malnutrisi. Kekurangan Vitamin yang berlebihan, muntah dan dehidrasi dapat
menyebabkan terlambatnya produksi dari kolagen, mempertinggi resiko klien mengalami dehiscence
respon imun dan respon koagulasi. Pasien tua yang luka. Ketika dehiscence dan eviscerasi terjadi luka,

8
harus segera ditutup dengan balutan steril yang lebar gatal dan cenderung kambuh bila dilakukan
kompres dengan normal saline. Pasien disiapkan intervensi bedah. Parut hipertrofik hanya berupa
untuk segera dilakukan perbaikan pada daerah luka.1,5 parut luka yang menonjol, nodular, dan kemerahan,
yang menimbulkan rasa gatal dan kadang nyeri. Parut
Penanganan Luka hipertrofik akan menyusut pada fase akhir
Diagnosis penyembuhan luka sekitar satu tahun, sedangkan
Pertama-tama dilakukan pemeriksaan keloid justru tumbuh.
secara teliti untuk memastikan apakah ada Kontraktur jaringan parut di bekas luka
perdarahan yang harus dihentikan. Kemudian atau bekas operasi kadang sangat mencolok terutama
tentukan jenis trauma, tajam atau tumpul, luasnya di wajah, leher dan tangan. Kontraktur dapat
kematian jaringan, banyaknya kontaminasi dan berat mengakibatkan cacat berat dan gangguan pada sendi
ringannya luka.6 misalnya pada luka bakar. 6
Tindakan
Pertama dilakukan anestesia setempat atau DAFTAR PUSTAKA
umum, bergantung dari berat dan letak luka serta 1. Sjamsuhidajat R., de Jong W, Buku Ajar Ilmu
kondisi penderita. Luka dan sekitarnya dibersihkan Bedah, eds. Revisi, Jakarta : EGC : 1988 : 696-
dengan antiseptik, kalau perlu dicuci dengan air 719.
sebelumnya. Bahan yang dapat dipakai ialah larutan 2. Nylus LM, Bombeck CT, Sabiston DC Jr. eds.
povidone iodine 1% dan larutan klorheksidin 0.5%. Textbook of surgery, 6th ed. Philadelphia : WB
Larutan yodium 3% atau alkohol 70% hanya Saunders company, 1988 : 1151-60.
digunakan untuk membersihkan kulit di sekitar luka. 6 3. Baxter. The normal healing process. New York:
Kemudian daerah sekitar lapang kerja Princeton; 2007: 67-90.
ditutup dengan kain steril dan secara steril dilakukan 4. Perdanakusuma D. anatomi dan fisiologi
kembali pembersihan luka secara mekanis dari penyembuhan luka. Jakarta: EGC: 2001; 356-
kontaminan. Misalnya pembuangan jaringan mati 670
dengan gunting atau pisau (debridemen) dan 5. Brown JS. Minor surgery: a text and atlas.
dibersihkan dengan bilasan, guyuran atau semprotan Jakarta; EGC: 34-47.
air NaCl. Akhirnya dilakukan penjahitan dengan rapi. 6. Radosaw Ziemba. First Aid In Cases Of
Bila diperkirakan akan terbentuk atau dikeluarkan Wounds, Fractures, As Well As ThermalAnd
banyak cairan yang berlebihan, perlu dibuatkan Chemical Burns. Military Centre Of Pharmacy
penyaliran. Luka ditutup dengan bahan yang dapat And Medical Technique In Celestynw, Poland.
mencegah lengketnya kasa misalnya kasa yang Military Pharmacy And Medicine, 2012 : 15
mengandung vaselin, ditabah dengan kasa penyerap, 24
dan dibalut dengan pembalut elastis. 6
Penyulit
Penyulit Dini
Hematom harus dicegah dengan
mengerjakan hemostasis decara teliti. Hematom yang
mengganggu atau terlalu besar sebaiknya dibuka dan
dikeluarkan. 4,6
Seroma adalah penumpukan cairan luka di
lapang bedah. Jika seroma mengganggu atau terlalu
besar dapat dilakukan pungsi. Jika seroma kambuh,
sbaiknya dibuka dan dipasang penyalir. 4,6
Infeksi luka terjadi jika luka yang
terkontaminasi dijahit tanpa pembilasan dan eksisi
yang memadai. Pada keadaan demikian luka harus
dibuka kembali, dibiarkan terbukadan penderita
diberi antibiotik sesuai dengan hasil biakan dari
cairan luka atau nanah. 4,6
Penyulit Lanjut
Keloid dan jaringan parut hipertrofik
timbul karena reaksi serat kolagen yang berlebihan
dalam proses penyembuhan luka. Serat kolagen disini
teranyam teratur. Keloid yang tumbuh berlebihan
melampaui batas luka, sebelumnya menimbulkan

Anda mungkin juga menyukai