riskifauzan@gmail.com
ABSTRAK
Gula pasir merupakan salah satu bahan aditif alami yang selain dapat membuat pengerasan
semen menjadi lebih lama atau retarder juga dapat mempercepat pengerasan semen atau
akselerator dan juga ditinjau dari peningkatan kuat tekan mortar. Mortar merupakan campuran
yang terdiri dari air, semen dan pasir selalu digunakan pada proyek kontruksi sebagai bahan
pengisi dan pengikat antar material seperti pada pondasi, kolom dan balok. Untuk mengetahui
perubahan waktu pengerasan semen ditinjau dari waktu ikat awal dan akhir, maka digunakan
variasi gula pasir 0%, 0.05%, 0.10%, 0.15%, 0.20%, 0.25%, 0.26%, 0.27%, 0.28%, 0.29%,
0.30%, 0.35%, 0.40%, 0.45%. Kadar tersebut juga digunakan untuk mengetahui peningkatan kuat
tekan mortar pada umur 28 hari. Campuran variasi kadar gula pasir dari berat semen dilarutkan
kedalam air yang akan digunakan pada penelitian ini. Hasil yang didapat adalah pada variasi
0.05%, 0.10%, 0.15%, 0.20%, 0.25%, 0.26%, 0.27%, 0.30%, 0.40%, 0.45% dapat berfungsi
sebagai retarder dan variasi 0.28%, 0.29%, 0.35% berfungsi sebagai akselerator. Penambahan
gula pasir pada mortar dapat meningkatkan kuat tekan mortar. Kuat tekan tertinggi terjadi pada
variasi gula pasir 0.26% yaitu sebesar 348,336 kgf/cm2 dan kuat tekan terlemah terjadi pada
variasi 0,35% yaitu sebesar 125,901 kgf/cm2.
Kata Kunci : retarder, akselerator, gula pasir, mortar, waktu ikat awal dan akhir.
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia ini, masih banyak
bangunan yang diperlukan seperti perumahan, gedung dan konstruksi lainnya.
Dengan meningkatnya kebutuhan akan bangunan, membuat para pelaku
konstruksi ingin mempercepat selesainya konstruksi tersebut supaya dapat
melanjutkan menyelesaikan konstruksi yang lain. Mortar adalah adukan yang
terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland)
dan air. Fungsi mortar adalah sebagai bahan pengikat bagian penyusun suatu
konstruksi baik yang bersifat struktural maupun non struktural. Penggunaan
mortar untuk konstruksi yang bersifat struktural misalnya mortar pasangan batu
belah untuk struktur pondasi juga pada kolom dan balok, sedangkan yang bersifat
non struktural misalnya mortar pasangan batu bata untuk dinding pengisi.
Pada penelitian ini akan memamfaatkan gula pasir sebagai solusi dan
inovasi dari masalah ketergantungan pada bahan tambah zat kimia yang akan
berfungsi sebagai retarder (memperlambat) dan juga accelerator (mempercepat)
pada pengerasan semen dengan beberapa variasi kadar gula pasir kemudian akan
dilakukan dua tahap pengujian yaitu pengujian waktu ikat baik itu insial set
maupun final set dan juga kuat tekan pada mortar.
Tujuan Penelitian
1. Meneliti pada kadar gula pasir berapakah yang dapat berfungsi sebagai
retarder dan juga sebagai akselerator kemudian dibandingkan dengan tanpa
menggunakan bahan tambah dengan metode pengujian waktu ikat.
2. Meneliti pengaruh penambahan kadar gula pasir 0%, 0.05%, 0.10%, 0.15%,
0.20%, 0.25%, 0.26%, 0.27%, 0.28%, 0.29%, 0.30%, 0.35%, 0.40%, 0.45%
terhadap kuat tekan mortar.
Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini akan diberi batasan agar tujuan lebih terarah dan hasil
yang diharapkan bisa dicapai dengan baik, maka batasan masalah yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Gula yang digunakan pada penelitian ini adalah gula pasir merk Gulaku
murni strip hijau.
2. Semen yang akan digunakan adalah semen SNI merek Semen Andalas Tipe I
strip merah.
3. Pasir yang digunakan adalah pasir dari Krueng Sawang.
4. Benda uji berupa kubus dengan dimensi 5cm x 5cm x 5cm dan di uji pada
umur ke 28 hari.
5. Pengujian menggunakan alat Vicat dan Mesin Uji Kuat Tekan.
6. Parameter yang digunakan pada pengujian dengan alat vicat adalah waktu
ikat awal dan akhir.
7. Standar yang dipakai adalah SNI 03-6827-2002 dan SNI 03-6825-2002.
2. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Gula pasir dengan rumus kimia C12H22O11 yang termasuk juga golongan
disakarida yang memiliki rasa manis merupakan suatu karbohidrat sederhana yang
menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak
diperdagangkan dalam bentuk kristal padat yang berasal dari tebu. (M. Alwalid
Syah, 2014) dalam penelitiannya tentang penggunaan air tebu sebagai bahan
campur pada beton memaparkan bahwa waktu pengikatan dengan campuran 0,3%
dari air tebu sama dengan kondisi campuran dengan 0% bahan tambah (normal).
3. METODE PENELITIAN
Bahan bahan dan peralatan yang akan digunakan pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Semen
2. Pasir
3. Air
4. Bahan tambah gula pasir
5. Alat uji Vicat lengkap
6. Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr
7. Saringan standar ASTM
8. Sekop dan alat bantu lainnya
9. Bejana
10. Alat mixer mortar
11. Alat pengujian Flow Table lengkap
12. Stopwatch
13. Gelas ukur dengan ketelitian 0.1 ml
Perawatan dan penyimpanan benda uji mortar dilakukan setelah benda uji
lepas dari cetakan setelah 24 jam kemudian dilakukan perendaman benda uji
selama 28 hari, setelah itu benda uji dikeluarkan dari air rendaman dan di letakkan
diatas papan di tempat yang aman. Pada hari ke 28 dilakukan pengujian mekanik
di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Malikussaleh.
Pengujian Kuat Tekan
Pengujian kuat tekan pada mortar akan dilakukan pada umur ke 28 hari
dengan menggunakan mesin uji kuat tekan.
Waktu Pengikatan
No Variasi (Jam)
Awal Akhir
1 0% 1,54 2,84
2 0,05% 4,35 8,67
3 0,10% 3,50 7,17
Waktu Pengerasan
No Variasi (jam)
Awal Akhir
4 0,15% 3,41 8,25
5 0,20% 2,90 6,25
6 0,25% 2,71 7,17
7 0,26% 2,02 5,50
8 0,27% 1,42 4,6
9 0,28% 1,13 2,75
10 0,29% 0,95 2,25
11 0,30% 1,13 3,50
12 0,35% 1,01 2,75
13 0,40% 1,30 3,00
14 0,45% 1,48 3,25
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
0.00% 0.05% 0.10% 0.15% 0.20% 0.25% 0.30% 0.35% 0.40% 0.45% 0.50%
Grafik 4.1 ini menujukkan jarak waktu lamanya waktu ikat awal dan waktu ikat
akhir. Garis biru menunjukkan waktu ikat awal dan garis orange menunjukkan
waktu ikat akhir.
Dari data penelitian didapat bahwa pada variasi kadar gula 0.05%, 0,10%,
0.15%, 0.20%, 0.25%, 0.26% dapat berfungsi sebagai retarder pada fase
pengikatan awal semen. Sedangkan pada fase pengikatan akhir semen, variasi
kadar gula pasir 0,05%, 0.10%, 0,15%, 0.20%, 0,25%, 0.26%, 0.27%, 0.30%,
0.40%, 0,45% ini dapat berfungsi sebagai retarder atau memperlambat pengerasan
semen.
Sedangkan pada fase pengikatan awal semen variasi campuran gula pasir
0.27%, 0.28%, 0.29%, 0.30%, 0.35%, 0.40%, 0.45% dapat berfungsi sebagai
akselerator. Sedangkan pada fase pengikatan akhir semen variasi campuran gula
pasir 0,28%, 0.29%, 0.35% dapat berfungsi sebagai akselerator atau yang dapat
mempercepat pengerasan semen.
400.0
350.0
300.0
Kuat tekan (kg/cm2)
250.0
200.0
150.0
100.0
50.0
0.0
0 0% 0 5% 1 0% 1 5% 2 0% 2 5% 2 6% 2 7% 2 8% 2 9% 3 0% 3 5% 4 0% 4 5%
0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0.
Saran
Pada bagian ini akan diberikan saran kepada mahasiswa yang ingin
melanjutkan penelitian ini sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
The Army,12
Nasional
Malikussaleh
10 Maret 2016
Malikussaleh, Lhokseumawe