Formulasi Dan Evaluasi Fisik Granul Effervescent Sari Buah Naga Hylocereus Undatus
Formulasi Dan Evaluasi Fisik Granul Effervescent Sari Buah Naga Hylocereus Undatus
4, Oktober 2014
FORMULASI DAN EVALUASI FISIK GRANUL EFFERVESCENT SARI BUAH NAGA (Hylocereus undatus)
Formulation and Phhysical Evaluation of Effervescent Granules Dragon Fruit (Hylocereus undatus)
ABSTRACT
Dragon fruit is known for its antioxidant effect. In this study, dragon fruit was made into
effervescent granules using citric acid as source of acid and sodium bicarbonate as
source of base. Dragon fruit was processed become dragon fruit juice, followed by
spray drying process. The dried powder was made into effervescent granules by wet
granulation method with citric acid concentrations of 20%, 25%, 30%, and 35%,
repectively. Then, effervescent granules was evaluated for its organoleptic properties,
angle of repose, flow properties, lost on drying (LOD), particle size distribution, dissolving
time and pH. Results showed that the dissolving time of 15 g effervescet granules were:
FI 4,37 minutes; FII 3,38 minutes; FIII 2,48 minutes, and FIV 2,48 minutes, respectively.
Statistical analysis using one-way ANOVA showed there was a significant difference in
the dissolving time among formula (p<0.05). Tukey test results was there was a significant
difference at concentration of 20% to 30% concentration, and the concentration of
35%. It can be concluded that increasing of more than or equal to 10% concentration of
citric acid could increase dissolving time of dragon fruit juice effervescent granules.
Keywords : dragon fruit, effervescent granules, citric acid
ABSTRAK
Buah naga diketahui memiliki aktivitas antioksidan. Pada penelitian ini buah naga dibuat
menjadi sediaan effervescent menggunakan asam sitrat sebagai sumber asam dan
natrium bikarbonat sebagai sumber basa. Buah naga diproses menjadi sari buah,
kemudian dikeringkan dengan proses pengeringan semprot. Serbuk kering yang diperoleh
dibuat menjadi granul effervescent dengan metode granulasi basah dengan asam sitrat
sebagai sumber asam dengan konsentrasi 20%, 25%, 30%, dan 35%. Setelah itu
dilakukan evaluasi terhadap granul effervescent yang meliputi uji organoleptis, sudut
diam, waktu alir, susut pengeringan, distribusi ukuran partikel, waktu melarut dan uji
pH. Hasil uji waktu larut dari 15g granul effervescent diperoleh FI 4,37 menit; FII 3,38
menit; FIII 2,48 menit, dan FIV 2,48 menit. Analisa statistic menggunakan ANAVA satu
arah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan nnilai waktu larut antar formula
(p<0,05). Hasil uji Tukey pada waktu melarut menunjukkan dari keempat formula terdapat
perbedaan waktu melarut yang signifikan pada konsentrasi 20% terhadap konsentrasi
30% dan terhadap konsentrasi 35%. Dapat disimpulkan bahwa kenaikan lebih dari sama
dengan 10% konsentrasi asam sitrat dapat mempercepat waktu larut granul effervescent
sari buah naga.
Kata kunci : buah naga, granul effervescent, asam sitrat
PENDAHULUAN
Di Indonesia banyak dikembangkan buah naga berfungsi sebagai antioksidan (Gagung J, 2007).
daging putih (Hylocereus undatus). Peran buah naga Karena peran yang begitu penting sebagai tanaman
sebagai tanaman berkhasiat obat merupakan hal yang obat, maka perlu diupayakan pembuatan sediaan
sudah diyakini kebenarannya. Kandungan vitamin C yang menarik dalam penggunaannya serta mudah
dan karoten yang dimilikinya membuat buah naga dapat dalam penyajian, di antaranya dibuat dalam bentuk
sediaan granul effervescent.
Bahan baku dalam pembuatan granul
effervescentadalah sumber asam dan basa. Sumber
asam yang digunakan dalam penelitian ini adalah asam
Alamat korespondensi: sitrat sedangkan sumber basa yang dipilih adalah
Jl. Delima II/IV Perumnas Klender, Jakarta Timur, 13460
email : ve_fharmasist@yahoo.com
182
Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Asam Sitrat ...... (Pramulani, dkk)
natrium bikarbonat. Asam sitrat adalah asam makanan rendemennya kemudian dilakukan karakterisasi sari
yang paling umum digunakan. Disamping kelemahannya buah naga yang meliputi: pemeriksaan organoleptis,
yang bersifat higroskopik, asam sitrat memiliki pemeriksaan pH, pemeriksaan bobot jenis dan
keunggulan yaitu mudah didapat, melimpah, relatif tidak viskositas.
mahal, sangat mudah larut, memiliki kekuatan asam Optimasi Konsentrasi Bahan Pengisi
yang tinggi. Natrium bikarbonat merupakan sumber Maltodekstrin
utama karbondioksida dalam sistem effervescent. Pada pembuatan serbuk kering sari buah naga
Keunggulannya adalah larut sempurna dalam air, tidak dilakukan optimasi konsentrasi bahan pengisi yaitu
higroskopis, tidak mahal, banyak tersedia dipasaran dan maltodekstrin. Tujuannya yaitu untuk mendapatkan
dapat dimakan (Siregar, 2007). serbuk kering yang optimal. Prosesnya adalah
Umumnya masyarakat menggunakan buah naga sebagai berikut:
daging putih degan mengkonsumsinya secara langsung, a. Sari buah naga ditambahkan bahan pengisi
untuk memudahkan penggunaan buah naga daging putih maltodekstrin dengan variasi konsentrasi 20%,
maka dibuatlah granul effervescent sari buah naga daging 30% dan 40%, kemudian dihomogenkan dengan
puti dengan mengkaji apakah granul effervescent dari homogenizer.
sari buah naga (Hylocereus undatus) yang baik dapat b. Campuran sari buah naga dan maltodekstrin
dibuat menggunakan asam tunggal yaitu asam sitrat dimasukkan ke dalam alat spray drying.
sebagai sumber asam dan natrium bikarbonat sebagai c. Setelah didapatkan serbuk kering maka dihitung
sumber basa. Serta melihat pengaruh peningkatan rendemen yang diperoleh dari setiap konsentrasi
konsentrasi asam sitrat terhadap sifat fisik granul maltodekstrin yang ditambahkan.
effervescent sari buah naga. d. Evaluasi serbuk kering meliputi: uji organoleptis,
Pembuatan Granul Effervescent
METODOLOGI Granul effervescent dibuat pada kondisi
Alat khusus kelembaban relatif 25% pada suhu 20- 25 RC
Alat- alat yang digunakan meliputi : Mesin (Siregar, 2007). Semua bahan-bahan yang kasar
pengering semprot (Buchi 190), blender, kain flanel, diayak dan dikeringkan terdahulu dalam oven selama
timbangan analitik, oven (memmert 854 scwabach W- 1 jam lalu ditimbang. Polivinilpirolidon dilarutkan
Germany), dehumidifier, pengayak no 14 dan 16, , dengan etanol 96% dengan perbandingan 1:10 bagian.
Viscometer Brookfield, pH meter, granul flow tester, Serbuk hasil kering semprot dihaluskan dengan
penggaris, mortir, stopwatch, moisture balance dan alat- campuran asam sitrat, aspartam, sebagian laktosa
alat gelas lainnya. dan sebagian PVP yang telah dilarutkan dengan etanol
Bahan 96% hingga massa yang dapat dikepal (banana
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah breaking). Kemudian massa yang telah berbentuk
buah naga berdaging putih, maltodekstrin (food grade), banana breaking diayak dengan ayakan mesh no.
PVP (Pharmaceutical grade), aspartam, (food grade), 14, kemudian granul basah yang didapat dikeringkan
laktosa (food grade), asam sitrat (food grade), natrium dalam oven pada suhu 500C selama 18 jam (Parrot,
bikarbonat (food grade), etanol 96% dan aqua destilata. 1971). Granul yang sudah kering diayak kembali
Prosedur Penelitian dengan ayakan mesh no. 16 ( hasil ayakan ini disebut
Pembuatan sari buah naga komponen asam).
Buah naga berdaging putih segar dikupas dari Dalam wadah lain, natrium bikarbonat,
kulitnya kemudian ditimbang, lalu daging buah sebagian laktosa dan sisa PVP yang telah dilarutkan
dihaluskan dengan blender lalu disaring dan diperas dengan etanol 96% dicampur hingga terbentuk massa
dengan kain flannel. Sari buah naga yang didapat dihitung
Bahan F1 F2 F3 F4
(%) (%) (%) (%)
Serbuk kering sari
33 33 33 33
buah naga
Asam sitrat 20 25 30 35
Natrium Bikarbonat 30 30 30 30
PVP 1 1 1 1
Aspartam 0,5 0,5 0,5 0,5
Laktosa ad 100 100 100 100
183
FARMASAINS Vol 2 No. 4, Oktober 2014
yang dapat dikepal (banana breaking). Kemudian massa beraroma lemah dan rasa yang asam. Evaluasi
terhadap sifat alir granul dilakukan dengan menguji
yang dapat dikepal diayak dengan ayakan mesh no.
sudut diam dan waktu alir. Sifat alir dikatakan baik
14. Kemudian granul yang didapat dikeringkan dalam jika sudut diam sudutnya lebih kecil atau sama dengan
oven pada suhu 50 RC selama 18 jam (Parrot, 1971). 30R maka granul dapat mengalir bebas, jika sudut
Granul yang sudah kering diayak kembali dengan diam lebih besar atau sama dengan 40R maka daya
ayakan mesh no. 16 (hasil ayakan ini disebut dengan mengalirnya kurang baik (Lachman, 1994). Secara
komponen basa). Komponen asam dan komponen basa keseluruhan keempat formula 1-4 mempunyai sifat
dicampur lalu diaduk hingga homogen. Dimasukkan ke alir yang baik dimana sudutnya masih masuk pada
syarat yang ditentukan.
dalam kemasan, tutup rapat dan disimpan dalam
Pada pengujian waktu alir keempat formula
ruangan pada suhu dengan kelembaban rendah. Hasil
memberikan waktu alir yang hampir sama. Pengujian
granul yang diperoleh dievaluasi.
sifat alir memegang peranan penting sebagai kontrol
dalam proses pengisian granul ke dalam kemasan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Evaluasi sari buah naga Diharapkan granul akan mengalir secara free flowing
Hasil evaluasi sari buah naga terlihat pada Tabel dan menghasilkan keseragaman bobot.
II. Uji susut pengeringan merupakan hal penting
Evaluasi serbuk kering sari buah naga karena untuk mengetahui kadar kelembaban yang
terkandung dalam granul effervescent. Pada formula
Serbuk kering sari buah naga yang digunakan 1-4 memiliki kandungan lembab yang lebih dari 0,4-
adalah serbuk kering dengan konsentrasi pengisi 30% 0,7 % yaitu formula I 1,05%, formula II 0,98%, formula
yang berarti dalam formula ini mengandung 23,1% sari III 0,88%, formula IV 1,25%. Tidak tercapainya syarat
buah naga. Hasil karakterisasi serbuk kering adalah kandungan lembab dimungkinkan karena proses
serbuk halus, kering, berwarna putih kekuningan, berbau pembuatan granul effervescent dilakukan di ruangan
lemah dan rasa sedikit asam. Memiliki kadar air 4,38%. dengan kelembaban relatif atau RH >25% dan suhu
Evaluasi granul effervescent sari buah naga >20 RC. selain itu sifat asam sitrat yang higroskopis
Diawali dengan uji organoleptis, granul yang juga berpotensi menyerap uap air di udara.
dihasilkan memiliki warna putih kekuningan dengan
184
Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Asam Sitrat ...... (Pramulani, dkk)
185