Anda di halaman 1dari 6

Tugas Respon Sediaan Salep

Nama : Sri Dewi Karmila

Nim : NH0516090

Kelompok : III B
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Salep
1. Menurut Scovilles (Hal, 338)
Salep adalah sediaan semi padat yang lembut biasanya
mengandung bahan bahan obat dan ditujukan untuk penggunaan
luar dari badan atau membran mukosa.
2. Menurut RPS (Hal, 1518)
Salep adalah sediaan setengah padat yang ditujukan untuk
pemakaian luar pada kulit atau membran mukosa
3. Menurut Ilmu Resep (Hal, 63)
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan
digunakan sebagai obat luar.
4. Menurut Formularium Nasional (Hal, 334)
Salep adalah sediaan berupa massa lambat mudah dioleskan
umumnya berlemak dan mengandung obat, digunakan sebagai obat
luar untuk melindungi atau melemaskan kulit tidak berbau tengik.
5. Menurut FI Edisi V (Hal, 56)
Salep adalah sediaan setengah padat yang ditujukan untuk
pemakaian topikal pada kulit akan selaput lendir

B. Peraturan pembuatan salep


- Peraturan salep pertama
Zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan
kedalamnya, jika perlu dengan pemanasan.
- Peraturan salep kedua
Bahan yang larut dalam air, jika tidak ada peraturan lain, dilarutkan
lebih dahulu kedalam air, asalkan jumlah air yang dipergunakan
dapat diserap seluruhnya oleh basis salep dan jumlah air yang
dipakai, dikurangi dari basis salepnya.
- Peraturan salep ketiga
Bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak dan
air harus diserbukkan lebih dahulu, kemudian diayak dengan
pengayak no. 60
- Peraturan salep keempat
Salep yang dibuat dengan jelas mencairkan campurannya harus
digerus sampai dingin bahan yang ikut dilebur. Penimbangannya
harus dilebihkan 20 %. Untuk mencegah kekurangan bobotnnya.
(Syamsuni, Hal 63)

C. Penggolongan Salep
1. Zat yang dapat dilarutkan dalam dasar salep
Umumnya kelarutan obat dalam minyak lemak lebih
besar dari pada dalam vaselin lebih mudah dilarutkan dengan
cara digerus dalam mortir dengan minyak lemak.
2. Zat yang mudah larut dalam air
Bila massa salep mengandung air dan obatnya dapat larut
dalam air yang bersedia maka obatnya dilarutkan dulu dalam
air dan dicampur dengan bagian dasar salep yang dapat
menyerap air.
3. Zat zat yang kurang larut atau tidak larut dalam dasar dsalep
Zat zat ini diserbukkan dulu dengan derajat halus
serbuk pengayak no. 100 setelah itu serbuk dicampur baik.
Baik dengan nama berat massa salep atau dengan salah satu
bahan dasar salep. (Moh. Anief Hal, 55-59)

D. Kualitas Dasar Salep


1. Stabil, selama masih dipakar mengobati maka salep harus bebas
inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembapan yang ada
didalam kamar.
2. Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk
menjadi lunak dan homogen.
3. Mudah dipakai, umunya salep tipe emulsi adalah yang paling
mudah dipakai dan dihilangkan dari kulit
4. Dasar salep yang cocok yaitu, dasar salep yang halus kompetibel
secara fisika dan kimia dengan obat yang dikandungnya.
5. Terdistribusi merata, obat harus terdistribusi merata melalui dasar
salep padat atau cair pada pengobatan. (Moh. Anief , Farmastika,
Hal, 92)

E. Pembagian Dasar Salep


1. Dasar salep Hidrokarbon
Dasar salep yang bersifat lemak (bebas air), preparat yang
berair mungkin dapat dicampur hanya dalam jumlah sedikit saja
bila lebih minyak sukar tercampur.
2. Dasar salep Adsorbsi
Yang memungkinkan pencampuran larutan berair, hasil dari
pembentukan emulsi air dan minyak.
3. Dasar salep yang dapat dibersihkan dengan air
Dasar salep yang dapat dibersihkan dengan air merupakan
emulsi minyak dalam airyang dapat dicuci dari kulit dengan air.
4. Dasar salep larut dalam air
Tidak sperti dasar salep yang tidak larut dalam air, yang
mengandung kedua duanya komponen yang karut dalam air.
(Ansel. Hal, 502 503 )

F. Kuntungan dan Kerugian Salep


1. Keuntungan
Salep digunakan sebagai pembawa untuk sebagian besar bahan
obat, tetapi tidak digunakan untuk sediaan kosmetik.
2. Kerugian
Kandungan vaselin pada salep yang tinggi akan meninggalkan
residu pada kulit yang mungkin tidak menyenangkan.
(Lachman, 1161 1117 ).

G. Metode Pembuatan Salep


1. Pembuatan dengan pencampuran mekanik
Hal ini dapat dibentuk oleh tribulasi bahan bahan dalam lumpang
sampai diperoleh salep yang lembut atau dengan menggosok-
gosokkan bahan tersebut pada papan salep dengan spatula.
2. Pembuatan dengan penggabungan (Fusi) peleburan ketika lilin,
steril resin, fenol atau bahan kecil lain yang tidak bercampur
dengan lemak lembuk maka penting melebur baik bahan-bahan ini
maupun lemak lembut untuk mendapatkan campuran yang lembut
dan homogen.
3. Pembuatan dengan reaksi kimia
Metode untuk pembuatan salep ini biasanya meleburkan baik
peleburan maupun pencampuran mekanik.

DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2003. Farmasetika. UGM press : Yogyakarta

Anief, Moh. 2004. Ilmu Meracik Obat. UGM Press : Yogyakarta

Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. UI. Press Jakarta

Dirjen POM. 2014. Farmakope Indonesia edisi V . Departemen Kesehatan


Republik Indonesia: Jakarta.

Dirjen POM. 1978. Formularium Nasional. Departemen Kesehatan Republik


Indonesia: Jakarta.

th
Generu, A.R. York. 1990. Remingtunes Pharmaceutical Science 18 Edition.
Maron Publishing Company: London.

Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai