Anda di halaman 1dari 13

Lesi Oral pada Pasien HIV / AIDS dengan Terapi Antiretroviral Aktif

ABSTRAK
Latar belakang: Lesi oral telah dilaporkan menjadi tanda awal human
immunodeficiency virus (HIV) / terdapatnya Sindrom imunodefisiensi (AIDS). Tujuan
utama dari penelitian ini adalah untuk mengamati prevalensi lesi oral di antara pasien
HIV / AIDS yang menjalani terapi antiretroviral (HAART) aktif di pusat terapi
antiretroviral (ART) Kasturba Medical College and Hospital, Mangalore, Dakshina
Kannada, Karnataka, India.
Bahan dan metode: Seratus delapan pasien HIV / AIDS positif dievaluasi oleh satu
pemeriksa. Rongga mulut pasien diperiksa dan berbagai manifestasi oral yang terdeteksi
dicatat.
Hasil: Manifestasi ekstraoral yang paling umum adalah lipoatrofi, dan intraoral, temuan
yang paling umum adalah pigmentasi intraoral (42,6%) dan kandidiasis (27,8%).
Namun, prevalensi lesi yang paling sering dikaitkan seperti sarkoma Kaposi (1,9%) dan
eritema gingiva linier (2,7%) kurang.
Kesimpulan: Lesi oral dianggap sebagai penanda perkembangan HIV ke tahap akhir
AIDS. Kemajuan HAART telah menunjukkan penurunan yang signifikan pada lesi oral
dan kualitas hidup yang lebih baik pada pasien dengan HIV.
Kata kunci: Acquired immunodeficiency syndrome, terapi antiretroviral yang sangat
aktif, human immunodeficiency virus, manifestasi oral.
1,6Associate Professor, 2,4Professor, 3,7Professor and Head
5Reader

1,4,5,7Department of Oral Medicine and Radiology, Manipal


College of Dental Sciences, Manipal University, Mangaluru
Karnataka, India

2Department of General Medicine, Kasturba Medical College


Manipal University, Mangaluru, Karnataka, India

3Department of Oral and Maxillofacial Pathology, Mahe Institute


of Dental Sciences, Puducherry, India

6Department of Oral and Maxillofacial Pathology, Manipal


College of Dental Sciences, Manipal University, Mangaluru
Karnataka, India

Penulis: Almas Binnal, Reader, Department


of Oral Medicine and Radiology, Manipal College of Dental
Sciences, Manipal University, Mangaluru, Karnataka, India
Phone: +919739234843, e-mail: dr_almas123@yahoo.co.in

Pasien HIV / AIDS dengan Terapi Antiretroviral aktif. World J Dent 2016; 7 (2): 95-99.

1
PENDAHULUAN
Infeksi virus imunodefisiensi manusia (HIV) adalah sebuah pandemik yang terus
berkembang dan dapat menyebabkan diperolehnya Sindrom imunodefisiensi (AIDS)
pada tahap selanjutnya.Virus ini ditemukan pada awal tahun 1980an di antaranya pada
homoseksual, dan itu termasuk dalam keluarga retroviridae.1Sejak penemuannya,
infeksi virus telah menyebabkan lebih dari 25 juta kematian di seluruh dunia. 2,3 Menurut
laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2013, sekitar 34 juta orang
menderita HIV / AIDS dan di antaranya sekitar 3,4 juta diantaranya anak-anak di bawah
15 tahun.4 Di India, diperkirakan bahwa ada 5,6 juta orang yang hidup dengan
menderita AIDS.5 Namun, penurunan tingkat kematian telah diamati di antara pasien
yang menerima terapi antiretroviral (ART) .6
Kesehatan mulut dapat memberi petunjuk pada berbagai gangguan sistemik yang
mempengaruhi individu, salah satu penyakit menjadi HIV / AIDS. Lesi oral bukan
hanya indikator tapi juga bisa menjadi prediktor perkembangan penyakit ini, begitu pula
responnya terhadap pengobatan. Tidak ada lesi oral yang unik untuk HIV. Namun, lesi
tertentu sangat terkait dengan penyakit ini. Tujuh lesi kardinal yang terkait dengan HIV
adalah kandidiasis oral, radang gusi ulseratif nekrotikanat, periodontitis ulseratif
nekrotikanat, eritema gingiva linier, leukoplakia berbulu, sarkoma Kaposi (KS), dan
limfoma non-Hodgkin.7
Meskipun berbagai modalitas pengobatan telah dilembagakan, sampai saat ini tidak
ada obat yang mampu membasmi infeksi ini secara totalitas. Namun, ada perlambatan
dalam tingkat kematian akibat pendidikan dan kemunculan ART. Sejak munculnya
terapi antiretroviral (HAART) yang sangat aktif, terjadi penurunan drastis pada kejadian
lesi oral paling banyak terkait HIV / AIDS dan peningkatan harapan hidup. Terapi
antiretroviral yang sangat aktif menekan multiplikasi virus dan meningkatkan jumlah
CD4. Jika dilembagakan pada tahap awal penyakit, HAART juga bisa meningkatkan
kualitas hidup dari seorang individu. Terapi mencakup kombinasi NRTI, NNRTI,
protease inhibitor, fusi inhibitor, inhibitor masuk, dan penghambat integrase HIV.8
Studi yang berkaitan dengan manifestasi oral pasien HIV / AIDS pada terapi ART
jarang dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengevaluasi manifestasi oral pada pasien HIV / AIDS mengenai HAART.

2
BAHAN DAN METODE
Observasi cross-sectional digunakan dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan di
antara pasien HIV positif yang mengunjungi pusat ART di Kasturba Medical College
and Hospital, Mangalore, untuk perawatan HAART. Pasien yang mengalami manifestasi
oral dirujuk ke Departemen Pengobatan Oral dan Radiologi untuk pemeriksaan klinis
dan diagnosis lesi oral. Studi ini disetujui oleh Komite Etika Kelembagaan. Pasien yang
tidak menjalani HAART tidak disertakan dalam penelitian ini.
Semua pasien diberitahu tentang tujuan penelitian ini, dan informasi mengenai
demografi, keluhan lisan, dan riwayat medis serta obat-obatan telah dicatat. Pasien
dievaluasi untuk kedua lesi ekstraoral dan intraoral pada kursi pemeriksaan gigi di
bawah cahaya, sarung tangan ganda dan masker, dan kacamata pelindung.
Data dimasukkan ke dalam spreadsheet excel Microsoft dan Paket Statistik untuk
Ilmu Sosial (SPSS) 20 digunakan untuk analisis. statistik Chi-square dengan tujuan
melihat hubungan antara berbagai manifestasi oral dengan HAART.
HASIL
Kelompok penelitian terdiri dari 108 pasien HIV-positif yang dipilih secara acak, di
antaranya 64 adalah laki-laki dan 44 perempuan. Yang termuda berusia 10 tahun dan
yang tertua berusia 71 tahun, dengan rentang usia rata-rata 43,48 ( 10) tahun. Dua anak
di bawah 15 tahun (1,8%). Sebagian besar pasien berusia antara 41 dan 50 tahun
(42,6%) (Tabel 1). Sebagian besar pasien adalah ibu rumah tangga (n = 32, 29,62%),
pengangguran (n = 21, 19,44%), dan bekerja (n = 87, 80,55%).
Dari 108 pasien, 64 (59,3%) memiliki manifestasi ekstraoral, 106 (98,1%) memiliki
perubahan jaringan lunak, dan 96 (88,9%) memiliki manifestasi jaringan keras.
Manifestasi ekstraoral yang paling umum diamati adalah lipoatrofi (n = 42, 38,9%) dan
lesi herpetik (n = 3, 2,8%). Secara intraoral, lesi jaringan lunak yang terlihat pada
frekuensi menurun adalah pigmentasi intraoral (n = 46,42,6%), kandidiasis (n = 30,
27,8%), radang gusi (n = 20, 18,8%), ulkus aphthous mayor (n = 6, 5,6%), reaksi
lichenoid dan leukoplakia berbulu (n = 4, 3,7%), keganasan dan eritema gingiva linier
(n = 3, 2,7%), KS (n = 2, 1,9%), dan ranula = 1, 0,9%) Temuan jaringan keras karies
gigi (n = 66, 61,1%), periodontitis (n = 52, 48,1%), dan kekurangan tenaga (n =
8,7,4%), dan lainnya ditunjukkan pada Tabel 2.

3
Manifestasi oral yang bukan karakteristik HIV / AIDS dalam penelitian ini adalah
fibrosis submukosa mulut (3,7%) dan leukoplakia (8,3%). Sebagian besar pasien
memiliki beberapa lesi (n = 94, 87%), 10 (9,3%) pasien memiliki lesi tunggal, dan 4
(3,7%) subjek tidak memiliki lesi (Tabel 3).

DISKUSI
Pada studi ini, mayoritas pasien yang positif HIV berada dalam dekade keempat
kehidupan dimana hasil ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Bravo et al.
Pada studi ini juga didapatkan pria lebih dominan dibandingkan wanita yang serupa
dengan penelitian yang dilakukan Ahish Bodhade et al dan Ranganathan et al dimana
pria lebih dominan di India bagian selatan, bahkan di bagian-bagian lain di dunia.
Namun, terdapat studi yang dilakukan di Afrika menyatakan bahwa wanita lebih
dominan dibandingkan pria. Presentasi yang rendah pada anak-anak (<15 tahun) dapat
diakibatkan sampel yang kurang (1,8%). Kebanyakan pasien wanita merupakan ibu
rumah tangga. Hal ini serupa dengan studi yang dilakukan oleh Annapurna et al.
Mayoritas dari mereka menderita buta huruf dan bisa saja akibat kurangnya
pengetahuan mengenai transmisi dari pasangan mereka.
Tabel 1. Distribusi Sex dan Usia.

Manifestasi ekstraoral yang paling sering terjadi pada studi ini adalah lipoatrofi yang
mungkin diakibatkan oleh efek samping dari HAART, terutama NRTIs. Mayoritas
pasien yang menderita lipoatrofi merupakan pasien yang mengonsumsi zidovudine, dan
tiga diantaranya mengonsumsi stavudine. Hal ini membenarkan studi yang dilakukan
Angela et al. Hakeem et al menyatakan dua kasus lipodistrofi pada pasien yang
mengonsumsi HAART. Prevalensi pasien yang menderita lipodistrofi cukup tinggi pada
pasien yang mengonsumsi HAART. Pujari et al menyatakan bahwa prevalensi lipoatrofi
pada pasien yang mengonsumsi HAART dalam jangka waktu yang lama tinggi di India
bagian barat.

4
Tabel 2. Variasi Manifestasi Oral.

5
6
Studi ini juga menyatakan terdapat perubahan pada kuku berupa melanonychia
longitudinal dan onychoschizia. Cribier et al melaporkan perubahan kuku pada studi
mereka dan menghubungkannya dengan imunosupresi. Kebutaan juga ditemukan pada
pasien. Kestely dan Cunningham menyatakan bahwa kebutaan merupakan komplikasi
umum terjadi dan pasien dengan keadaan seperti ini memiliki harapan hidup yang lebih
pendek.
Secara intraoral, hiperpigmentasi melanin merupakan manifestasi yang paling sering
terjadi. Hal ini serupa dengan studi yang dilakukan Nittayananta et al dan Sharma et al
yang menyatakan bahwa kemungkinan terjadi akibat konsumsi HAART (zidovudine).
Namun, Vasudevan et al menyatakan bahwa pigmentasi pada mukosa oral dapat
diakibatkan oleh stimulasi dari melanosit yang dihubungkan dengan perubahan
imunopatologi. Sharma et al menyatakan hal ini dominan terjadi pada pasien yang
mengonsumsi HAART (studi dilakukan di India). Kandidiasis merupakan manifestasi
kedua tersering pada studi ini, dan kandidiasis eritema merupakan variasi yang paling
sering terjadi. Prevalensi kandidiasis pada pasien HIV berkurang yang kemungkinan
akibat kesadaran yang tinggi pada pasien untuk melakukan pengobatan pada stadium
awal.

7
Pada studi ini, gingivitis lebih sering terjadi dibandingkan periodontitis, yang serupa
dengan studi yang dilakukan Masouredis et al dimana mereka menyatakan bahwa hal ini
terjadi akibat kelalaian dalam merawat kesehatan oral. Ulkus apthous yang sering terjadi
pada pasien immunocompromised, kurang terlihat pada studi ini. Prevalensi oral hairy
leukoplakia dan kaposis sarcoma lebih tinggi di negara bagian barat dan timur
dibandingkan dengan negara di Asia. Hal ini lebih sering terjadi pada pasien dengan
CD4 kurang dari 200; namun dapat terjadi juga pada pasien dengan CD4 lebih dari 500
yang menindikasikan imunosupresi yang berat. Kaposis sarcoma merupakan tumor
yang paling sering dihubungkan dengan HIV di Afrika dan Amerika, tetapi prevalensi di
India lebih sedikit meskipun insiden AIDS sangat tinggi.
Kaposis sarcoma merupakan salah satu dari manifestasi awal dari infeksi HIV.
Thomas dan Java menyatakan bahwa diantara pasien kaposis sarcoma, lesi oral dapat
menjadi yang pertama terjadi dan sering terjadi di bagian palatum, orofaring dan
gingiva. Chidzonga dan Rusakanika menyatakan bahwa 88,5% dari pasien ranula
merupakan pasien positif HIV dan mayoritas merupakan anak-anak sehingga mereka
menyimpulkan bahwa ranula merupakan salah satu lesi yang berhubungan dengan
HIV/AIDS. Pada studi ini, ranula terjadi paling banyak pada orang dewasa. Fibrosis
pada mukosa kelenjar ludah atau inflamasi atau keduanya dapat menyebabkan obstruksi
yang mengarah pada pembentukan mucocele.
Pada studi ini didapatkan manifestasi pada jaringan keras lebih sering terjadi
dibandingkan manifestasi pada jaringan lunak. Manifestasi pada jaringan keras yang
sering terjadi dalam urutan menurun adalah karies gigi, edentulous, priodontitis, dan
lain-lain. Kelemahan pada studi ini adalah subjek tidak dipantau lebih lanjut apakah
terdapat lesi baru atau apakah lesi yang terjadi sudah hilang. Studi selanjutnya dapat
difokuskan pada evaluasi hubungan jumlah CD4 dengan berbagai manifestasi oral.

KESIMPULAN
Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan suatu kondisi yang
menampilkan spektrum yang luas dari manifestasi oral. Meskipun mengonsumsi
HAART dapat meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan angka harapan hidup, dan
mengurangi manifestasi oral diantara pasien postif HIV, tetapi manifestasi oral tetap
dapat menjadi marker untuk diagnosis dan progesi dari penyakit serta respon dari terapi.

8
9
REFERENSI

1. World Health Organization. Laboratory Guidelines for enumerating CD4 T


lymphocytes in the context of HIV/AIDS;2007.
2. Sharp PM, Hahn BH. Origins of HIV and the AIDS pandemic. Cold Spring Harb
Perspect Med 2011 Sep;1(1):a006841.
3. Lakhashe S, Thakar M, Godbole S, Tripathy S, Paranjape R. HIV infection in India:
epidemiology, molecular epidemiology and pathogenesis. J Biosci 2008
Nov;33(4):515 525.
4. UNAIDS. Global report: UNAIDS report on the global AIDS epidemic 2010
[Internet]. Geneva: UNAIDS; 2010. [cited 2012 Sep 18]. Available from: http://
www.unaids.org/documents/20101123_globalreport_em.pdf.
5. Knowledge Center Report on the global AIDS epidemic; 2006. Available from:
www/UNAIDS.org/.
6. Palella FJ Jr, Baker RK, Moorman AC, Chmiel JS, Wood KC, Brooks JT, Holmberg
SD; HIV Outpatient Study Investigators. Mortality in the highly active
antiretroviral therapy era: changing causes of death and disease in the HIV
outpatient study. J Acquir Immune Defic Syndr 2006 Sep;43(1):27-34.
7. Coogan MM, Greenspan J, Challacombe SJ. Oral lesions in infection with human
immunodeficiency virus. Bull World Health Organ 2005 Sep;83(9):700-706.
8. Nittayananta W, Talungchit S, Jaruratanasirikul S, Silpapojakul K, Chayakul P,
Nilmanat A, Pruphetkaew N. Effects of long-term use of HAART on oral health
status of HIV-infected subjects. J Oral Pathol Med 2010 May;39(5):397-406.
9. Bravo IM, Correnti M, Escalona L, Perrone M, Brito A, Tovar V, Rivera H.
Prevalence of oral lesions in HIV patients related to CD4 cell count and viral load
in a Venezuelan population. Med Oral Patol Oral Cir Bucal 2006 Jan1;11(1):E33-
E39.
10. Bodhade AS, Ganvir SM, Hazarey VK. Oral manifestations of HIV infection and
their correlation with CD4 count. J Oral Sci 2011 Jun;53(2):203-211.
11. Ranganathan K, Reddy BV, Kumarasamy N, Solomon S, Viswanathan R, Johnson
NW. Oral lesions and conditions associated with human immunodeficiency virus
infection in 300 south Indian patients. Oral Dis 2000 May;6(3):152-157.

10
12. Tukutuku K, Muyembe-Tamfum L, Kayembe K, Odio W, Kandi K, Ntumba M.
Oral manifestations of AIDS in a heterosexual population in a Zaire hospital. J Oral
Pathol Med 1990 May;19(5):232-234.
13. Annapurna CS, Prince CN, Sivaraj S, Ali IM. Oral manifestations of HIV patients
in South Indian population. J Pharm Bioallied Sci 2012 Aug;4 (Suppl 2):S364-
S368.
14. Kerdpon D, Pongsiriwet S, Pangsomboon K, Lamaroon A, Kampoo K, Sretrirutchai
S, Geater A, Robison V. Oral manifestations of HIV infection in relation to clinical
and CD4 immunological status in Northern and Southern Thai. Oral Dis 2004
May;10(3):138-144.
15. Sattler FR. Pathogenesis and treatment of lipodystrophy: what clinicians need to
know. Top HIV Med 2008 Oct-Nov; 16(4):127-133.
16. McLigeyo AA, Lule G, Otieno CF, Kayima JK, Omonge E. Factors associated with
the development of HIV associated lipodystrophy in patients on long-term HAART.
Acad J 2012 Dec;5(12):448-454.
17. Hakeem L, Campbell IW, Bhattacharyya DP. HIV-associated lipodystrophy a new
metabolic syndrome. Br J Diabetes Vasc Dis 2008; 8:129-134.
18. Domingo P, Estrada V, Lpez-Aldeguer J, Villaroya F, Martnez E. Fat
redistribution syndromes associated with HIV-1 infection and combination
antiretroviral therapy. AIDS Rev 2012 Apr-Jun;14(2):112-123.
19. Pujari SN, Dravid A, Naik E, Bhagat S, Tash K, Nadler JP, Sinnott JT.
Lipodystrophy and dyslipidemia among patients taking first-line World Health
Organization-recommended highly active antiretroviral therapy regimens in
Western India. J Acquir Immune Defic Syndr 2005 Jun;39(2):199-202.
20. Cribier B, Mena M, Rey D, Partisani M, Fabien V, Lang JM, Grosshans E. Nail
changes in patients infected with human immunodeficiency virus. A prospective
controlled study. Arch Dermatol 1998 Oct;134(10):1216-1220.
21. Kestelyn PG, Cunningham ET. HIV/AIDS and blindness. Bull World Health Organ
2001 Feb;79(3):208-213.
22. Sharma G, Pai KM, Suhas S, Ramapuram JT, Doshi D, Anup N. Oral
manifestations in HIV/AIDS infected patients from India. Oral Dis 2006
Nov;12(6):537-542.

11
23. Vasudevan B, Sagar A, Bahal A, Brig AP, Mohanty VS. Cutaneous manifestations
of HIV a detailed study of morphological variants, markers of advanced disease,
and the changing spectrum. Med J Armed Forces India 2012 Jan;68(1):20-27.
24. Masouredis CM, Katz MH, Greenspan D, Herrera C, Hollander H, Greenspan JS,
Winkler JR. Prevalence of HIVassociated periodontitis and gingivitis in HIV-
infected patients attending an AIDS clinic. J Acquir Immune Defici Syndr 1992;
5(5):479-483.
25. Moodley A, Wood NH. HIV-associated oral lesions in HIVseropositive patients at
an HIV-treatment clinic in South Africa. J AIDS Clin Res 2015 Jan;6(422):3-11.
26. Moura MD, Grossmann Sde M, Fonseca LM, Senna MI, Mesquita RA. Risk factors
for oral hairy leukoplakia in HIVinfected adults of Brazil. J Oral Pathol Med 2006
Jul; 35(6):321-326.
27. Zhai WW, Chen L, Bai JS, Zhao Q, Yang XH, Duan KW. Incidence of oral hairy
leukoplakia in human immunodeficiency virus-seropositive adult patients in
Yunnan, China. Hua Xi Kou Qiang Yi Xue Za Zhi 2011 Apr;29(2):149-152.
28. Whitby D, Howard MR, Tenant-Flowers M, Brink NS, Copas A, Boshoff C,
Hatzioannou T, Suggett FE, Aldam DM, Denton AS, et al. Detection of Kaposis
sarcoma associated herpesvirus in peripheral blood of HIV infected individuals and
progression to Kaposis sarcoma. Lancet 1995 Sep23; 346(8978):799-802.
29. Joshi U, Ceena DE, Ongole R, Sumanth KN, Boaz K, Jeena Priy K, Srikan N.
AIDS related Kaposis sarcoma presenting with palatal and eyelid nodule. J Assoc
Physicians India 2012 Jul;60:50-53.
30. Vieira F, Somerville J, Kennedy KL. Oral Kaposis sarcoma in HIV positive
patients. A case report and a review of literature. J AIDS Clin Res 2014 Sep;5:349.
31. Thomas S, Java A. HIV-associated Kaposis sarcoma. Hosp Physician 2000
Apr;36:22-32.
32. Chidzonga M, Rusakaniko S. Ranula: another HIV/AIDS associated oral lesion in
Zimbabwe? Oral Dis 2004 Jul; 10(4):229-232.
33. Kinshuck AJ, Schober M, Kokai G, Clarke R. Oral ranula in an HIV-positive
patient: case report and literature review. BMJ Case Rep 2012. Epub 2012 Jul10.
34. da Silva CAL, Dourado I, Dahia SR, Harzheim E, Rutherford GW. Oral
manifestations of HIV infection in patients receiving highly active antiretroviral

12
therapy (HAART) in Bahia, Brazil. J Public Health Dent 2008 Summer; 68(3):178-
181.

13

Anda mungkin juga menyukai