Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya

bokong,kaki, atau kombinasi keduanya. Dengan insidensi 3-4% dari seluruh kehamilan

tunggal pada umur kehamilan cukup bulan ( 37 minggu), presentasi bokong merupakan

malpresentasi yang paling sering dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian

presentasi bokong berkisar antara 25-30%, dan sebagian besar akan berubah menjadi

presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu. Penyebab terjadinya presentasi bokong

tidak diketahui, tetapi terdapat beberapa factor resiko selain prematuritas, yaitu abnormalitas

structural uterus, polihidramnion, plasenta previa, multiparitas, mioma uteri, kehamilan

multiple, anomaly janin (anensefali, hidrosefalus), dan riwayat presentasi bokong

sebelumnya.

Manajemen presentasi bokong mengalami perubahan yang mengarah kepada semakin

dipilihnya cara persalinan bedah besar dibandingkan vaginal. Pada tahun 1990 sebanyak 90%

kasus presentasi bokong dilahirkan secara bedah besar, sedangkan pada tahun 1970 hanya

11,6%. Kecendrungan tersebut sangat berkaitan dengan bukti-bukti yang menunjukkan

hubungan cara persalinan dengan resiko kematian atau morbiditas perinatal. Meskipun nilai

ambang dilakukannya bedah sesar pada kasus presentasi bokong semakin rendah,

keterampilan melakukan persalinan vaginal masih tetap diperlukan, kontroversi masih terjadi

dalam pilihan cara persalinan pada presentasi bokong. Hal tersebut hendaknya tidak membuat

kekhawatiran terjadinya kematian atau morbiditas perinatal membuat semua kasus presentasi

bokong dilakukan bedah sesar. Argumentasi atas hal tersebut adalah (a) morbiditas dan

mortalitas perinatal pada presentasi bokong tidak semata-mata berkaitan dengan cara

persalinannya, akan tetapi berhubungan dengan trauma persalinan, prematuritas, dan kelainan

1
congenital, (b) protocol khusu yang dikembangkan untuk penanganan persalinan dengan

presentasi bokong memberikan luaran yang serupa denagn luaran bedah sesar elektif. Trauma

pada janin dalam presentasi bokong dapat terjadi baik pada persalinan secara bedah sesar

maupun vaginal.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Presentasi Bokong

2.1.1 Definisi

Presentasi bokong adalah letak memanjang, dimana bokong sebagai bagian terendah,

sehingga kepala berada di fundus uteri dan bokong di bagian bawah kavum uteri. (1,2,3,4)

2.1.2 Epidemiologi

Presentasi bokong biasanya ditemukan kira-kira 3-4% kelahiran bayi tunggal. Pada

tahun 1990-an ditemukan sekitar 3,5% diantara 136.256 bayi tunggal yang lahir di AS. Di

Belanda, GreenHill melaporkan 2-3% jumlah kasus persalinan dengan presentasi bokong. Di

RS.Hasan Sadikin Bandung sebesar 4,6%, dan di RSUP.H. Adam Malik/ RSUD. Dr. Pirngadi

Medan ditemukan 4,4% kasus presentasi bokong.

2.1.3 Etiologi

Umumnya penyebabnya belum jelas, tetapi ada beberapa faktor predisposisi yaitu ;

a. Kelainan dari Ibu

1. Kelainan Uterus

Tumor dari uterus yang mendesak uterus

Kelainan bawaan uterus, seperti uterus arkuatus yang dapat mengubah letak

janin

3
2. Kelainan panggul

Pintu atas panggul yang terlalu luas atau terlalu sempit dapat mengganggu

fiksasi dari kepala janin.

3. Kelainan dari jumlah air ketuban

Hidramnion menyebabkan terlampau bebasnya pergerakkan janin dalam

uterus sehingga fiksasi kepala terganggu dan pada oligohidramnion gerakan janin

terbatas sehingga terhalang versi spontan dari jauh.

4. Kelainan implantasi plasenta

Misalnya plasenta previa yang menghalangi turunnya kepala ke pintu atas panggul.

b. Kelainan dari Janin

1. Bayi prematur

Pada bayi premature ukuran kepala masih kecil, fiksasi kepala tidak sempurna

2. Kehamilan ganda

Umumnya pada kehamilan kembar, janin menyesuaikan dirinya dalam rahim.

3. Bayi mati

Presentasi bokong terjadi pada keadaan ini oleh karena gerakan janin tidak ada lagi.

4. Bayi dengan kelainan bawaan

Kelainan bawaan pada kepala bayi dapat mengganggu fiksasi dari kepala bayi,

misalnya hidrosefalus, ansefalus dan mikrosefalus. (3,4)

4
2.1.4 Klasifikasi Presentasi Bokong

Ada 3 klasifikasi dari presentasi bokong :

1. Frank breech (Presentasi bokong sempurna)

Dimana ekstremitas bawah fleksi pada paha dan ekstensi pada lutut. Sehingga kaki

terletak dekat dengan kepala. Pada pemeriksaan dalam hanya bokong yang dijumpai

sebagai bagian terbawah

2. Complete breech (Presentasi bokong lengkap)

Dimana ekstremitas bawah fleksi pada paha dan salah satu atau kedua lutut juga fleksi.

Pada pemeriksaan dalam selain bokong, kaki juga dijumpai disamping bokong.

3. Incomplete breech (Presentasi bokong tidak lengkap)

Dimana salah satu atau kedua paha tidak fleksi dan salah satu atau kedua kaki terletak

di bawah bokong. Sehingga pada pemeriksaan dalam kaki atau lutut yang merupakan

bagian terbawah.

Terdiri dari :

- Footling breech yaitu salah satu atau kedua kaki dijumpai dulu, dengan

bokong pada posisi yang tinggi. Ini jarang tetapi relatif umum pada janin

premature.

- Kneeling breech yaitu janin dalam posisi lutut, dengan salah satu atau kedua

kaki ekstensi di pinggul dan fleksi di lutut. Ini sangat jarang. (2,3,4)

2.1.5 Diagnosis

5
Di samping presentasi bokong ditegakkan dengan pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam

dan pemeriksaan penunjang seperti USG yang dilakukan apabila dengan pemeriksaan dalam

menemui kesulitan seperti pasien dengan berat badan yang lebih, perut tegang, hidramnion

dan lain-lain. Ibu hamil dengan presentasi bokong selalu mengemukakan gerakan janin yang

dirasakan padanya yaitu adanya penekanan pada ulu hati oleh kepala janin yang diraba pada

bagian fundus. (1,3,4)

Inspeksi

Umumnya secara inspeksi tidak dijumpai tanda yang spesifik. Bentuk rahim kadang kala

kelihatan dengan bentuk cekungan yang melintang difundus. (2,3)

Palpasi

Cara palpasi yang dipakai adalah dengan cara LEOPOLD.

Pada Leopold I : Teraba bagian janin yang keras dan bulat serta mudah digerakkan

(ballottement) pada fundus uteri. Kepala biasanya terletak di daerah hypochondrium,

disebabkan fleksi tulang panggul. Kadang-kadang kepala teraba di daerah epigastrium. Jika

air ketuban sedikit dan posisi dorso posterior kepala menjadi fleksi dan tidak mudah

bergerak sehingga ballottement sukar ditemukan, juga jika air ketuban berlebihan

(polihidramnion) sukar untuk meraba kepala. (2,3)

Pada Leopold II : Menunjukkan punggung berada pada satu sisi abdomen dan bagian-

bagian kecil janin pada sisi yang lain.

Pada Leopold III : Teraba bokong janin yang lunak, dan kurang bulat dibandingkan

kepala janin yang teraba pada perasat Leopold I. Bila belum Engagement, diameter

intertrochanterica dari panggul janin masih dapat digerakkan di atas pintu atas panggul.

6
Pada Leopold IV : Menunjukkan posisi bokong yang mapan dibawah simfisis.

Seringkali ibu menyatakan bahwa pada kehamilannya ini terasa penuh di bagian atas

abdomen dan menyesak daerah ulu hati dan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah

abdomen.(1)

Auskultasi

Bunyi jantung janin umumnya cenderung terdengar setinggi sekitar umbilikus atau

sedikit lebih tinggi daripada umbilikus.. (2,3)

Pemeriksaan Dalam

Sebelum inpartu sedikit yang dapat diperoleh dari pemeriksaan dalam terhadap

presentasi dan posisi janin. Bila telah inpartu pemeriksaan dalam diperlukan untuk

menentukan jenis dan posisi presentasi bokong. Pada presentasi bokong dapat teraba sacrum,

kedua tuberositas ischiadica dengan processus spinosumnya dan anus. Pada penurunan lebih

lanjut, dengan pemeriksaan dalam yang baik, genitalia eksterna dapat dikenali. Apabila teraba

bagian kecil yakni kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki teraba tumit,

sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain

dan panjang jari tangan kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan janin. Pada partus

tak maju, bokong bisa terjadi edema, sehingga dapat meragukan diagnosa presentasi muka.

Anus teraba seperti mulut dan tuberositas ischiadica seperti rahang atas. Dengan perabaan

hati hati, telunjuk yang masuk ke dalam anus terasa tegangan otot otot spinter ani dan

bila tangan dikeluarkan terdapat meconium pada sarung tangan. Posisi presentasi bokong

ditentukan berdasarkan letak sakrum janin terhadap panggul ibu. Sakrum kiri depan yang

terbanyak 45%, menyusul sakrum kanan depan 30%. Pada Presentasi bokong sempurna

7
(Complete Breech), kedua kaki dapat diraba disamping bokong. Sedangkan pada Incomplete

Breech , hanya teraba satu kaki disamping bokong. Dan pada Frank Breech tidak teraba kaki

disamping bokong. (1)

Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi atau USG dapat dipergunakan untuk menentukan lokasi kepala janin,

memastikan perkiraan klinis presentasi bokong dan untuk menentukan usia kehamilan serta

kesejahteraan janin. (1,2,3)

Apabila dipertimbangkan untuk persalinan pervaginam, tipe presentasi bokong

merupakan hal yang penting diperhatikan, serta ada tidaknya fleksi dari kepala janin. Peran

Pelvimetri radiologik dalam menentukan tindakan persalinan sungsang masih menjadi

kontroversial. (1,2,3)

2.1.6 Tatalaksana Presentasi Bokong

A. Penanganan dalam Kehamilan(1,2,3,4,5)

a. Knee Chest Position ( KCP )

Greenhill menyatakan bahwa versi spontan adalah hasil yang diharapkan setelah

melakukan KCP ini. Dilakukan 2 3 kali sehari selama 10 15 menit. Di mana

diharapkan bokong janin yang telah turun bebas kembali sehingga terjadi versi

spontan. Usia kehamilan yang dianjurkan untuk melakukan KCP adalah pada usia

kehamilan 30 32 minggu.

b. Versi Luar

Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan diatas 32 minggu. Pada primigravida

32 34 minggu dan pada multigravida 34 36 minggu. Sedangkan setelah 38 minggu

8
versi luar sulit dilakukan karena janin sudah cukup besar, jumlah air ketuban sudah

berkurang.

Syarat-syarat versi luar :

1. Janin diharapkan dapat dilahirkan pervaginam

2. Bagian terendah janin masih dapat digerakkan di atas pintu atas panggul

3. Ibu tidak gemuk, agar penolong dapat meraba bagian-bagian janin

4. Selaput ketuban masih utuh

5. Pada keadaan yang inpartu, dilatasi serviks < 4 cm

Kontraindikasi untuk melakukan versi luar adalah :

- Panggul sempit

- Perdarahan antepartum

- Hipertensi

- Hamil kembar

- Kelainan uterus

Sebelum melakukan versi luar, diagnosis letak dan presentasi janin harus pasti,

dan denyut jantung janin harus dalam keadaan baik. Versi luar harus dengan kekuatan

ringan tanpa paksaan. Penggunaan narkosis dalam versi luar masih kontroversial,

mengingat penderita tidak merasakan sakit sehingga tenaga penolong berlebihan

melakukan versi luar, dapat menyebakan terjadinya solusio plasenta. Perlu alat

ultrasonografi untuk memandu reposisi janin pada versi luar.

9
B. Penanganan dalam Persalinan

Penanganan pada masa persalinan secara garis besar ada dua cara persalinan

presentasi bokong yaitu pervaginam dan perabdominal ( seksio sesaria ). (2,3,4)

1. Persalinan pervaginam

Syarat syarat persalinan pervaginam :

a) Panggul adekuat

b) Presentasi bokong sempurna (Frank breech)

c) Berat badan janin < 3500 gram,

d) Kehamilan aterm

e) Kepala janin fleksi

f) Pemeriksaan USG untuk mengestimasi berat badan janin, fleksi kepala janin dan

kelainan kongenital

g) Tidak ada lilitan tali pusat di leher janin (1,2,3)

Syarat Pimpinan Kala II Pada Persalinan Letak Sungsang :

a) Pembukaan lengkap

b) Bokong di Hodge III atau lebih

c) Ketuban ditunggu pecah sendiri, atau dipecahkan bila pembukaan lengkap

d) Hati-hati prolaps tali pusat

e) Hati-hati "aftercoming head

10
f) Tersedia forcep (cunam) Piper

g) Operator yang kompeten dalam menolong persalinan sungsang dan dapat

melakukan penanganan komplikasi.(1)

Persalinan pervaginam dibagi atas :

1. Persalinan spontan (Spontaneus Breech)

Yang dimaksud persalinan spontan adalah lahirnya janin seluruhnya dengan tenaga

ibu sendiri. Cara ini lazim disebut cara BRACHT.

Tahap Pertama : Fase Lambat, lahirnya bokong sampai dengan umbilikus

Tahap Kedua : Fase cepat, lahirnya umbilikus sampai mulut bayi, dimana harus

dilahirkan cepat karena umbilikus dapat terjepit.

Tahap Ketiga : Fase lambat, lahirnya mulut sampai seluruh kepala.

Setelah bokong lahir, umbilikus dikendorkan terlebih dahulu, kemudian bokong

dicengkeram dan melakukan hiperlordosis pada punggung janin guna mengikuti gerakan

rotasi anterior, yaitu punggung janin didekatkan ke perut ibu. Penolong hanya

mengarahkan gerakan tanpa melakukan tarikan pada bayi.(1

2. Ekstraksi Parsial (Partial Breech Extraction/Assisted Breech Delivery/Manual Aid )

Adalah lahirnya anak secara spontan sampai batas umbilikus ( pasif ). Kemudian seluruh

tubuh bayi dilahirkan dengan pertolongan aktif. Pada fase pasif kita harus menunggu

dengan sabar sampai lahir tubuh bayi sebatas umbilikus. (1)

A. Cara melahirkan bahu dan lengan ada beberapa cara :(1,2,3)

11
Cara Klasik (Deventer)

Adalah melahirkan bahu dan lengan belakang lebih dahulu, karena lengan

belakang berada di ruangan yang lebih luas (sakrum), baru kemudian

melahirkan lengan depan yang berada dibawah simfisis.

Cara Lovset

Setelah sumbu bayi berada dalam ukuran muka belakang, tubuh bayi ditarik ke

bawah lalu dilahirkan bahu dan lengan belakang, setelah itu bayi diputar 900

sehingga bahu depan menjadi bahu belakang, lalu dilahirkan.

Cara Muller

Tarik bayi vertikal ke bawah lalu dilahirkan bahu dan lengan depan. Cara

melahirkan bahu-lengan depan bisa spontan atau dikait dengan satu jari

menyapu muka. Lahirkan bahu belakang dengan menarik kaki ke atas, lalu

bahu-lengan belakang dikait dengan menyapu muka.

B. Cara Melahirkan Kepala (1,2,3)

Cara Mauriceau (Veit Smellie)

Masukkan jari-jari penolong ke dalam mulut bayi (muka mengarah ke kiri,

gunakan jari kiri, mengarah ke kanan, gunakan jari kanan). Kegunaan jari

dalam mulut untuk menambah fleksi kepala bayi. Selanjutnya, Letakkan

tubuh bayi dengan menunggang pada lengan penolong, sementara tangan

lain memegang pada tengkuk bayi sambil menundukkan kepala bayi agar

tetap fleksi

Cara Naujoks

12
Satu tangan memegang leher bayi dari depan, tangan lain memegang leher

dari belakang pada bahu, tarik bayi ke bawah dengan bantuan penolong

lain menekan dari atas simfisis.

Cara Prague terbalik

Cara ini dipakai bila ubun-ubun kecil berada di belakang dekat sakrum

dan muka bayi menghadap simfisis. Satu tangan memegang bahu bayi dari

belakang/bawah dan punggung bayi diletakkan pada telapak tangan

penolong. Tangan lain memegang kedua pergelangan kaki, lalu menarik

bayi ke arah atas bersamaan dengan tarikan paada bahu bayi. Sehingga

perut bayi mendekati perut ibu. Dalam hal ini laring sebagai sumbu

(hipomoklion).

3. Ekstraksi Totalis (Total Breech Extraction ) (1,2,3)

Dilakukan dimana seluruh badan anak masih berada di dalam jalan lahir. Hampir seluruh

ahli kebidanan menyetujui bahwa tindakan ini hanya dilakukan bila ada indikasi darurat.

Misalnya indikasi untuk anak adalah gawat janin.

Sedangkan indikasi untuk ibu adalah penyakit penyakit ibu yang tidak boleh

mengedan. Mortalitas anak dengan tindakan ini sangat tinggi, oleh karena itu semua ahli

sependapat untuk melakukan seksio sesaria dari pada melakukan ekstraksi totalis. Ada 2

cara melakukan Ekstraksi Totalis, yaitu :

a. Ekstraksi kaki (Perasat Pinard)

Jika kaki yang turun maka dilakukan tarikan dengan memegang kaki yang turun.

13
b. Ekstraksi bokong

Dilakukan jika bokong telah turun memasuki rongga panggul. (1,2,3,4)

Cara Reposisi Lengan Menunjuk (Nuchal Arms)

Lengan menunjuk adalah bila salah satu lengan janin melingkar di belakang leher dan

menunjuk ke suatu arah. Cara reposisinya adalah sebagai berikut :

1. Satu tangan menunjuk

Janin diputar 90 ke arah mana tangan menunjuk, sehingga tangan akan terlepas

dengan gerakan menyapu kepala.

2. Kedua tangan menunjuk

Untuk tangan pertama seperti diatas, dan untuk tangan kedua diputar berlawanan arah

180.

Lengan menjungkit adalah lengan dalam posisi lurus keatas di samping kepala. Cara

terbaik untuk melahirkan lengan menjungkit adalah dengan cara Lovset.

Cara melahirkan kepala yang sulit lahir (Aftercoming Head)

1. Bila janin masih hidup, lahirkan kepala dengan ekstraksi forcep (Cunam Piper).

Cunam Piper memiliki lengkung kepala dan lengkung panggul yang sesuai dan

panjang, dapat dipergunakan untuk melahirkan kepala pada keadaan After Coming

Head.

Langkah 1 : Tubuh janin disanggah keatas menggunakan kain/handuk yang hangat.

Langkah 2 : dilakukan pemasangan cunam piper pada kepala janin yang after coming

head.

14
Langkah 3 : dilakukan tarikan kepala searah sumbu lahir dan ke arah atas, sementara

penolong lain memegang kain/ handuk yang menyanggah tubuh bayi mengikuti arah

tarikan kepala oleh cunam piper yang dilakukan penolong pertama. Indikasi Cunam

Piper ini setara dengan pertolongan pengeluaran kepala cara Mauriceau.

2. Bila janin sudah meninggal, dilakukan embriotomi

Penyulit atau komplikasi yang Mungkin Terjadi

a) Sufokasi : aspirasi darah, lendir, mekonium, air ketuban terhisap ke jalan napas

b) Prolaps tali pusat

c) Asfiksia

d) Kerusakan jaringan otak

e) Fraktur pada tulang-tulang bayi : humerus, klavikula, femur, dislokasi bahu, tulang

kepala

f) Cedera pleksus brakialis, hematoma otot-otot. (1,3)

2. Persalinan perabdominal

Pritchard menganjurkan untuk memperkecil morbiditas dan mortalitas pada bayi,

seksio sesaria dilakukan dalam keadaan-keadaan berikut (1)

1. Presentasi bokong dengan bayi besar > 4000 gram

2. Presentasi bokong dengan bayi besar dengan panggul sempit serta beberapa

kelainan bentuk panggul

3. Presentasi bokong dengan kepala hiperekstensi

15
4. Presentasi bokong belum inpartu dan keadaan Ketuban pecah dini.

5. Presentasi bokong dengan disfungsi uterus

6. Presentasi kaki atau Incomplete Breech

7. Janin Prematur yang Viable

8. Severe IUGR

9. Presentasi bokong dengan kematian perinatal sebelumnya atau riwayat trauma

lahir pada persalinan sebelumnya dan nilai sosial anak yang tinggi (anak

sangat berharga).

10. Penolong yang kurang kompeten(2,3)

2.1.7 Zatuchni dan Andros Scoring

Zatuchni dan Andros telah melakukan suatu indeks prognosis untuk menilai lebih tepat

apakah persalinan dapat dilahirkan pervaginam atau perabdominal, sebagai berikut :

Kriteria Skor 0 Skor 1 Skor 2


Paritas Primigravida Multigravida
Umur Kehamilan >39 minggu <38 minggu
Taksiran Berat
>3650 gr 3176 - 3649 gr <3176 gr
Janin
Riwayat letak
Tidak ada 1 kali >2 kali
sungsang
Pembukaan
<2 cm 3 cm >4cm
Serviks
Station <-3 -2 -1 atau lebih rendah

16
Skor : 3 : Persalinan per abdominal

4 : Evaluasi kembali secara cermat, khususnya taksiran berat janin, bila

tidak yakin/alat diagnosa penunjang tidak ada, dapat dilakukan

persalinan perabdominal.

5 : Dilahirkan pervaginam

2.1.8 Prognosis

Resiko persalinan pervaginam pada presentasi bokong lebih tinggi dibandingkan dengan

persalinan presentasi kepala, yaitu :

1. After coming head

2. Nuchal arm ( tangan menjungkit )

3. Prolaps tali pusat

4. Perdarahan intracranial, robeknya selaput otak

5. Asfiksia janin karena terjepit tali pusat

6. Robekan pada pleksus brachialis sehingga menyebabkan parese lengan

7. Pada ibu dapat timbul laserasi luas jalan lahir. (1)

17
BAB III

LAPORAN KASUS

ANAMNESA PRIBADI

NAMA : Ny. S

UMUR : 35 tahun

PEKERJAAN : IRT

SUKU : Jawa

AGAMA : Islam

TGL MASUK : 18 Oktober 2011 PUKUL 10.22 WIB

ANAMNESA PENYAKIT

Keluhan Utama : Rencana SC elektif

Telaah : Pasien telah melakukan pemeriksaan kehamilan di Poliklinik

Ibu Hamil RSUPM sejak bulan September 2011 dan didiagnosa

panggul sempit sehingga telah direncanakan untuk Sectio

Cesarea. Mules-mules mau melahirkan tidak dijumpai, keluar

lendir darah tidak dijumpai, keluar air dari kemaluan tidak

dijumpai, BAB (+) normal, BAK (+) normal.

RPT : oophorectomy tahun 2008 ec ?

RPO : (-)

BOH : Panggul Sempit

Gravida 7, Paritas 2, Abortus 4

Periksa hamil pada : bidan sebanyak 4 kali dan dokter sebanyak 2 kali

Trimester I : 2x

Trimester II : 2x

Trimester III : 2x

18
Haid :

HPHT : ? 01 2011

TTP : ? 10 2011

Lama siklus : 28 hari

Siklus : Teratur

Tanda-tanda Inpartu :

Show (tanda) keluar : Tidak ada

His teratur mulai : Tidak ada

Rasa mengedan : Tidak ada

Komplikasi kehamilan : Tidak ada

Penyakit-penyakit dalam kehamilan ini : Tidak ada

Keluarga Berencana : Tidak pernah

Riwayat Infertilitas : Tidak ada

RIWAYAT KEHAMILAN / PERSALINAN

1. Abortus

2. Laki-laki, 3200 gr, SC, Dokter, RS, 13 tahun, hidup

3. Abortus

4. Abortus

5. Perempuan, 3100 gr, SC, Dokter, RS, 7 tahun, hidup

6. Abortus

7. Hamil ini

19
PEMERIKSAAN FISIK

Status Present

Sens : Compos Mentis Anemis : (-) Refleks KPR : (+) Normal

TD : 110/70 mmHg Ikterus : (-)

HR : 80 x/i Dispnoe : (-)

RR : 20 x/i Sianosis : (-)

Temp : 36,5 C Edema : (-)

Status Obstetri

Abdomen : membesar asimetris

Tinggi Fundus Uteri : 2 jari bpx

Teregang : kiri

Bagian terbawah : bokong

Turunnya bagian terbawah : 5/5

Gerak janin : (+)

His : (-)

DJJ : 140 x/menit, reguler

PEMERIKSAAN DALAM

Tidak dilakukan pemeriksaan

LABORATORIUM:

Hb : 13,1 gr%
Ht : 38,8 %
Leukosit : 11.930 /mm3
Trombosit : 378.000 /mm3
LFT
Bilirubin total : 0,33 mg/dl
Bilirubin direk : 0,09 mg/dl
SGOT : 22 U/I

20
SGPT : 13 U/I
Alkali fosfatase : 133 U/I
RFT
Ureum : 11 mg/dl
Kreatinin : 0,63 mg/dl
Uric Acid : 4,1 mg/dl
LDH : 432 U/I
Elektrolit
Natrium : 142 mmol/dl
Kalium : 3,9 mmol/dl
Klorida : 111 mmol/dl
KGD ad random : 95 mg/dl

KESIMPULAN :

Umur kehamilan : 39-40 minggu

Letak Anak : Sungsang

Panggul : Sempit

Kehamilan resiko tinggi : Tidak ada

Perdarahan ante partum : Tidak ada

Inpartu : Tidak dijumpai

Keadaan janin : Hidup

Tanda-tanda ruptur uteri mengancam : Tidak ada

Pecah ketuban : Tidak dijumpai

His : Tidak ada

Komplikasi : Tidak ada

Diagnosa : Prev. SC 2x a/i Panggul Sempit + GMG + KDR (39-40 minggu) +

Presentasi Bokong + AH + Belum Inpartu

Prognosa : Sedang

Rencana : Persalinan SC dan sterilisasi

LAPORAN SC :

21
Ibu dibaringkan dimeja operasi dengan infus dan keteter terpasang dengan baik

Dilakukan spinal anestesi, kemudian dilakukan tindakan aseptik dengan larutan

betadine dan alkohol 70 % pada dinding abdomen lalu ditutup dengan doek steril

kecuali lapangan operasi

Dilakukan insisi pada bekas operasi lama secara midline mulai dari kutis, subkutis

sampai fascia sepanjang 10 cm.

Dengan menyisipkan pinset anatomis dibawahnya, fascia digunting keatas dan bawah,

otot disisihkan kekiri dan kanan, peritoneum di klem di dua tempat lalu di gunting

diantaranya kemudian dilebarkan ke atas dan bawah.

Lalu plika digunting kekiri dan kekanan dan dipisahkan ke arah kaudal, dilakukan

insisi pada daerah SBR secara konkaf sampai subendometrium dan ditembus secara

tumpul, kemudian dilebarkan ke kiri dan kanan. Selaput ketuban dipecahkan, dengan

meluksir kepala, lahir bayi perempuan, BB 2850 gr, PB 46 cm, A/S=9/10, Anus (+)

Tali pusat diklem pada 2 tempat dan digunting diantaranya.

Plasenta dikeluarkan dengan traksi tali pusat dan masase pada fundus uteri. Kesan :

lengkap.

Kavum uteri dibersihkan dari sisa-sisa selaput ketuban dengan kasa steril terbuka

sampai tidak ada sisa selaput/ plasenta yang tertinggal. Kesan : Bersih

Uterus dijahit dengan vicryl no 2 secara kontinuous interlocking, lalu dilakukan

penjahitan hemostasis.

Kemudian tuba kanan dan kiri dievaluasi, diklem dan digunting dan dilakukan

sterilisasi Pomeroy

Evaluasi ovarium, pada ovarium kiri tampak adanya massa berukuran 8x6 cm dengan

konsistensi kistik, diputuskan untuk dilakukan kistektomi sinistra, ovarium kanan (-)

22
Evaluasi cavum abdomen dan dibersihkan dari sisa-sisa cairan ketuban dan darah,

kesan bersih.

Lalu peritoneum dijahit dengan plain cat gut no. 2.0 secara kontinuous, fascia dijahit

dengan vicryl no.1 secara kontinuous, sub kutis dijahit secara simple dengan cat gut

no 2.0, sub cutis dijahit dengan vicryl no 2/0 secara sub kutikuler.

Evaluasi perdarahan, kesan: tidak ada apa-apa

KU ibu post operasi : stabil

Pengawasan pasca operasi :

Awasi vital sign, kontraksi, balance cairan dan tanda-tanda perdarahan

Cek HB 2 jam post SC, jika < 8 gr% dilakukan transfusi sesuai kebutuhan

Rencana : Jaringan kista ovarium dilakukan pemeriksaan histopatologi

Terapi :

IVFD RL + oksitosin 10-5-5 IU 20 gtt/i

Inj. Viccilin SX 1,5gr/8jam

Drip Farmadol/8 jam

NEONATUS

1. Jenis Kelahiran : Tunggal

2. Lahir Tanggal : 19 Oktober 2011

3. Jam : 11.00 WIB

4. Keadaan Lahir : Lahir hidup

5. Nilai Apgar : 9/10

6. Bantuan Pernafasan : Tidak ada

7. Jenis Kelamin : Perempuan


23
8. Berat Badan : 2850 gr

9. Panjang Badan : 46 cm

10. Kelainan bawaan : tidak ada

11. Trauma : tidak ada

12. Konsul : Perinatologi

KALA IV : 1 Jam 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00

2 Nadi/menit 72 72 80 80 80
3 TD 140/90 130/90 130/90 130/90 120/80
4 Pernafasan/ 20 20 20 20 20

menit
5 Kontraksi Kuat Kuat Kuat Kuat Kuat
6 Perdarahan - - - - -
7 Terapi IVFD RL 20 gtt/I

Inj. Viccilin 1,5 gr/ 8 jam

Farmadol drips / 8 jam


LABORATORIUM 2 JAM POST SC :

Hb : 13,6 gr%

Ht : 41 %

Leukosit : 16.200/mm3

Trombosit : 309.000/mm3

FOLLOW UP DI RUANGAN
Tanggal 20 Oktober 2011
KU : Nyeri luka operasi Anemia : (-)
Sensorium : Compos Mentis Ikterik : (-)
TD :130/80 mmHg Dispnoe : (-)
HR : 76 x/i Sianosis : (-)
RR : 16 x/i Oedem : (-)
Temp : 36,2C

Status Lokalisata :
Abdomen : Soepel, Peristaltik (+)

24
TFU : 2 jari di bawah pusat , kontraksi : (+) kuat
P/V : (-), lochia rubra (+)
Luka operasi : kering, tertutup verband
BAK : (+) volume 100 cc/ 3 jam, urine jernih
BAB : (-), flatus: (+)
Flatus : (+)
ASI : (-)
Diagnosa : Post SC a/I Prev. SC 2x a/I Panggul Sempit + Kontap + Kistektomi
sinistra + NH1
Terapi : - Inj. Viccilin SX 1,5 gr/ 8 jam
- Asam mefenamat 3x500 mg
- Vitamin B complex 2x1

Tanggal 21 Oktober 2011


KU : (-)
Sensorium : Compos mentis
TD : 120/80 mmHg
HR : 74 x/i
RR : 20 x/i
Temp : 36.7C
Status Lokalisata :
Abdomen : Soepel, Peristaltik (+)
TFU : 2 jari dibawah pusat , kontraksi : (+) kuat
P/V : (-), lochia rubra (+)
Luka operasi : tertutup verband
BAK : (+)
BAB : (+)
Flatus : (+)
ASI : (-)
Diagnosa : Post SC a/i Prev. SC 2x a/I Panggul Sempit + Kontap + Kistektomi
sinistra + NH 2

25
Terapi : - Amoxicillin 3x500 mg
- Asam mefenamat 3x500 mg
- Vitamin B complex 2x1

Tanggal 22 Oktober 2011


KU : (-)
Sensorium : Compos mentis
TD : 130/90 mmHg
HR : 80 x/i
RR : 16 x/i
Temp : 36,6C
Status Lokalisata :
Abdomen : Soepel, Peristaltik (+)
TFU : 2 jari dibawah pusat , kontraksi : (+) kuat
P/V : (-), lochia rubra (+)
Luka operasi : tertutup verband
BAK : (+)
BAB : (+)
Flatus : (+)
ASI : (-)
Diagnosa : Post SC a/i Prev. SC 2x a/I Panggul Sempit + Kontap + Kistektomi
sinistra + NH 3
Terapi : - Amoxicillin 3x500 mg
- Asam mefenamat 3x500 mg
- Vitamin B complex 2x1
Rencana pasien berobat jalan tanggal 22 Oktober 2011 dan kontrol ulang pada tanggal
25 Oktober 2011.

26
BAB IV

ANALISA KASUS

TEORI KASUS
Salah satu faktor predisposisi terjadinya Pada kasus ini dijumpai ibu memiliki

presentasi bokong adalah bila dijumpai kelainan panggul sempit di mana hal ini

kelainan dari panggul ibu yang terlalu sempit menjadi faktor predisposisi terjadinya

untuk terjadinya fiksasi kepala janin pada presentasi bokong pada hamil ini.

pintu atas panggul.


Pada diagnosis presentasi bokong, Pada kasus, dengan pemeriksaan palpasi

pemeriksaan palpasi dengan Leopold I akan dengan Leopold I dijumpai kepala di

mendapati kepala biasanya terletak di daerah hypochondrium kiri, dengan Leopold II

hypochondrium, disebabkan fleksi tulang dijumpai bagian teregang pada abdomen kiri,

panggul, kadang-kadang kepala teraba di dengan Leopold III dijumpai bagian yang

daerah epigastrium, dengan Leopold II lunak yaitu bagian bokong, dan dengan

27
dijumpai punggung di satu sisi abdomen, Leopold IV belum dijumpai bagian bokong

dengan Leopold III teraba bagian bokong mapan di bawah simfisis.

yang lebih lunak dari kepala, dan dengan

Leopold IV untuk memastikan posisi bokong

yang mapan di bawah simfisis.


Zatuchni dan Andros telah melakukan suatu Pada kasus ini didapati skor Zatuchni dan

indeks prognosis untuk menilai lebih tepat Andros sebesar 3 yang berasal dari data

apakah persalinan dapat dilahirkan kehamilan : Multigravida (skor 1), usia

pervaginam atau perabdominal dengan skor kehamilan >39 minggu (skor 0), taksiran

3 maka dilahirkan secara perabdominal, berat badan janin <3176 gr (skor 2), riwayat

skor 4 perlu dievaluasi lagi taksiran berat sungsang tidak ada (skor 0), pembukaan

badan janin, dan skor 5 dapat dilahirkan serviks <2 cm (skor 0), station <-3 (skor 0)

secara pervaginam.

Indikasi persalinan perabdominal pada Pada kasus ini dijumpai indikasi untuk

presentasi bokong salah satunya adalah bila dilakukan persalinan perabdominal yaitu

janin terlalu besar atau adanya panggul panggul sempit / inadekuat.

sempit dan kelainan bentuk panggul lainnya.

Permasalahan :

1. Pada riwayat kehamilan pasien ini dijumpai riwayat abortus sebanyak 4 kali. Apakah

penyebab yang mungkin dapat mengakibatkan abortus hingga 4 kali tersebut?

2. Apakah prosedur kistektomi yang dilakukan durante sectio caesarea sudah pada

tempatnya?

28
RUJUKAN

1. Cuningham G, Leveno JK, William Obstetrics 22nd Edition, McGraw Hill, 2005

2. Prawirohardjo S, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,

Edisi kelima, Jakarta, 2011.

3. Mochtar R, Sinopsis Obstetri, Edisi 2, Penerbit Buku EGC, Jakarta, 1998.

4. Fischer R, Breech Persentation, Witlin A, Talavera F, Legro RS, Gaupp FB, Shulman

LP, eds, last update Juli 2006, available from

http://emedicine.medscape.com/article/262159-overview#showall

5. Terey A, Brecch Presentation, On January 2007, available at :

http://medlinux.blogspot.com/2007/11/presentasi-bokong.html

29

Anda mungkin juga menyukai