Panggul Sempit
Panggul Sempit
PENDAHULUAN
bokong,kaki, atau kombinasi keduanya. Dengan insidensi 3-4% dari seluruh kehamilan
tunggal pada umur kehamilan cukup bulan ( 37 minggu), presentasi bokong merupakan
malpresentasi yang paling sering dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian
presentasi bokong berkisar antara 25-30%, dan sebagian besar akan berubah menjadi
presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu. Penyebab terjadinya presentasi bokong
tidak diketahui, tetapi terdapat beberapa factor resiko selain prematuritas, yaitu abnormalitas
sebelumnya.
dipilihnya cara persalinan bedah besar dibandingkan vaginal. Pada tahun 1990 sebanyak 90%
kasus presentasi bokong dilahirkan secara bedah besar, sedangkan pada tahun 1970 hanya
hubungan cara persalinan dengan resiko kematian atau morbiditas perinatal. Meskipun nilai
ambang dilakukannya bedah sesar pada kasus presentasi bokong semakin rendah,
keterampilan melakukan persalinan vaginal masih tetap diperlukan, kontroversi masih terjadi
dalam pilihan cara persalinan pada presentasi bokong. Hal tersebut hendaknya tidak membuat
kekhawatiran terjadinya kematian atau morbiditas perinatal membuat semua kasus presentasi
bokong dilakukan bedah sesar. Argumentasi atas hal tersebut adalah (a) morbiditas dan
mortalitas perinatal pada presentasi bokong tidak semata-mata berkaitan dengan cara
persalinannya, akan tetapi berhubungan dengan trauma persalinan, prematuritas, dan kelainan
1
congenital, (b) protocol khusu yang dikembangkan untuk penanganan persalinan dengan
presentasi bokong memberikan luaran yang serupa denagn luaran bedah sesar elektif. Trauma
pada janin dalam presentasi bokong dapat terjadi baik pada persalinan secara bedah sesar
maupun vaginal.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Presentasi bokong adalah letak memanjang, dimana bokong sebagai bagian terendah,
sehingga kepala berada di fundus uteri dan bokong di bagian bawah kavum uteri. (1,2,3,4)
2.1.2 Epidemiologi
Presentasi bokong biasanya ditemukan kira-kira 3-4% kelahiran bayi tunggal. Pada
tahun 1990-an ditemukan sekitar 3,5% diantara 136.256 bayi tunggal yang lahir di AS. Di
Belanda, GreenHill melaporkan 2-3% jumlah kasus persalinan dengan presentasi bokong. Di
RS.Hasan Sadikin Bandung sebesar 4,6%, dan di RSUP.H. Adam Malik/ RSUD. Dr. Pirngadi
2.1.3 Etiologi
Umumnya penyebabnya belum jelas, tetapi ada beberapa faktor predisposisi yaitu ;
1. Kelainan Uterus
Kelainan bawaan uterus, seperti uterus arkuatus yang dapat mengubah letak
janin
3
2. Kelainan panggul
Pintu atas panggul yang terlalu luas atau terlalu sempit dapat mengganggu
uterus sehingga fiksasi kepala terganggu dan pada oligohidramnion gerakan janin
Misalnya plasenta previa yang menghalangi turunnya kepala ke pintu atas panggul.
1. Bayi prematur
Pada bayi premature ukuran kepala masih kecil, fiksasi kepala tidak sempurna
2. Kehamilan ganda
3. Bayi mati
Presentasi bokong terjadi pada keadaan ini oleh karena gerakan janin tidak ada lagi.
Kelainan bawaan pada kepala bayi dapat mengganggu fiksasi dari kepala bayi,
4
2.1.4 Klasifikasi Presentasi Bokong
Dimana ekstremitas bawah fleksi pada paha dan ekstensi pada lutut. Sehingga kaki
terletak dekat dengan kepala. Pada pemeriksaan dalam hanya bokong yang dijumpai
Dimana ekstremitas bawah fleksi pada paha dan salah satu atau kedua lutut juga fleksi.
Pada pemeriksaan dalam selain bokong, kaki juga dijumpai disamping bokong.
Dimana salah satu atau kedua paha tidak fleksi dan salah satu atau kedua kaki terletak
di bawah bokong. Sehingga pada pemeriksaan dalam kaki atau lutut yang merupakan
bagian terbawah.
Terdiri dari :
- Footling breech yaitu salah satu atau kedua kaki dijumpai dulu, dengan
bokong pada posisi yang tinggi. Ini jarang tetapi relatif umum pada janin
premature.
- Kneeling breech yaitu janin dalam posisi lutut, dengan salah satu atau kedua
kaki ekstensi di pinggul dan fleksi di lutut. Ini sangat jarang. (2,3,4)
2.1.5 Diagnosis
5
Di samping presentasi bokong ditegakkan dengan pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam
dan pemeriksaan penunjang seperti USG yang dilakukan apabila dengan pemeriksaan dalam
menemui kesulitan seperti pasien dengan berat badan yang lebih, perut tegang, hidramnion
dan lain-lain. Ibu hamil dengan presentasi bokong selalu mengemukakan gerakan janin yang
dirasakan padanya yaitu adanya penekanan pada ulu hati oleh kepala janin yang diraba pada
Inspeksi
Umumnya secara inspeksi tidak dijumpai tanda yang spesifik. Bentuk rahim kadang kala
Palpasi
Pada Leopold I : Teraba bagian janin yang keras dan bulat serta mudah digerakkan
disebabkan fleksi tulang panggul. Kadang-kadang kepala teraba di daerah epigastrium. Jika
air ketuban sedikit dan posisi dorso posterior kepala menjadi fleksi dan tidak mudah
bergerak sehingga ballottement sukar ditemukan, juga jika air ketuban berlebihan
Pada Leopold II : Menunjukkan punggung berada pada satu sisi abdomen dan bagian-
Pada Leopold III : Teraba bokong janin yang lunak, dan kurang bulat dibandingkan
kepala janin yang teraba pada perasat Leopold I. Bila belum Engagement, diameter
intertrochanterica dari panggul janin masih dapat digerakkan di atas pintu atas panggul.
6
Pada Leopold IV : Menunjukkan posisi bokong yang mapan dibawah simfisis.
Seringkali ibu menyatakan bahwa pada kehamilannya ini terasa penuh di bagian atas
abdomen dan menyesak daerah ulu hati dan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah
abdomen.(1)
Auskultasi
Bunyi jantung janin umumnya cenderung terdengar setinggi sekitar umbilikus atau
Pemeriksaan Dalam
Sebelum inpartu sedikit yang dapat diperoleh dari pemeriksaan dalam terhadap
presentasi dan posisi janin. Bila telah inpartu pemeriksaan dalam diperlukan untuk
menentukan jenis dan posisi presentasi bokong. Pada presentasi bokong dapat teraba sacrum,
kedua tuberositas ischiadica dengan processus spinosumnya dan anus. Pada penurunan lebih
lanjut, dengan pemeriksaan dalam yang baik, genitalia eksterna dapat dikenali. Apabila teraba
bagian kecil yakni kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki teraba tumit,
sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain
dan panjang jari tangan kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan janin. Pada partus
tak maju, bokong bisa terjadi edema, sehingga dapat meragukan diagnosa presentasi muka.
Anus teraba seperti mulut dan tuberositas ischiadica seperti rahang atas. Dengan perabaan
hati hati, telunjuk yang masuk ke dalam anus terasa tegangan otot otot spinter ani dan
bila tangan dikeluarkan terdapat meconium pada sarung tangan. Posisi presentasi bokong
ditentukan berdasarkan letak sakrum janin terhadap panggul ibu. Sakrum kiri depan yang
terbanyak 45%, menyusul sakrum kanan depan 30%. Pada Presentasi bokong sempurna
7
(Complete Breech), kedua kaki dapat diraba disamping bokong. Sedangkan pada Incomplete
Breech , hanya teraba satu kaki disamping bokong. Dan pada Frank Breech tidak teraba kaki
Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi atau USG dapat dipergunakan untuk menentukan lokasi kepala janin,
memastikan perkiraan klinis presentasi bokong dan untuk menentukan usia kehamilan serta
merupakan hal yang penting diperhatikan, serta ada tidaknya fleksi dari kepala janin. Peran
kontroversial. (1,2,3)
Greenhill menyatakan bahwa versi spontan adalah hasil yang diharapkan setelah
diharapkan bokong janin yang telah turun bebas kembali sehingga terjadi versi
spontan. Usia kehamilan yang dianjurkan untuk melakukan KCP adalah pada usia
kehamilan 30 32 minggu.
b. Versi Luar
Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan diatas 32 minggu. Pada primigravida
8
versi luar sulit dilakukan karena janin sudah cukup besar, jumlah air ketuban sudah
berkurang.
2. Bagian terendah janin masih dapat digerakkan di atas pintu atas panggul
- Panggul sempit
- Perdarahan antepartum
- Hipertensi
- Hamil kembar
- Kelainan uterus
Sebelum melakukan versi luar, diagnosis letak dan presentasi janin harus pasti,
dan denyut jantung janin harus dalam keadaan baik. Versi luar harus dengan kekuatan
ringan tanpa paksaan. Penggunaan narkosis dalam versi luar masih kontroversial,
melakukan versi luar, dapat menyebakan terjadinya solusio plasenta. Perlu alat
9
B. Penanganan dalam Persalinan
Penanganan pada masa persalinan secara garis besar ada dua cara persalinan
1. Persalinan pervaginam
a) Panggul adekuat
d) Kehamilan aterm
f) Pemeriksaan USG untuk mengestimasi berat badan janin, fleksi kepala janin dan
kelainan kongenital
a) Pembukaan lengkap
10
f) Tersedia forcep (cunam) Piper
Yang dimaksud persalinan spontan adalah lahirnya janin seluruhnya dengan tenaga
Tahap Kedua : Fase cepat, lahirnya umbilikus sampai mulut bayi, dimana harus
dicengkeram dan melakukan hiperlordosis pada punggung janin guna mengikuti gerakan
rotasi anterior, yaitu punggung janin didekatkan ke perut ibu. Penolong hanya
Adalah lahirnya anak secara spontan sampai batas umbilikus ( pasif ). Kemudian seluruh
tubuh bayi dilahirkan dengan pertolongan aktif. Pada fase pasif kita harus menunggu
11
Cara Klasik (Deventer)
Adalah melahirkan bahu dan lengan belakang lebih dahulu, karena lengan
Cara Lovset
Setelah sumbu bayi berada dalam ukuran muka belakang, tubuh bayi ditarik ke
bawah lalu dilahirkan bahu dan lengan belakang, setelah itu bayi diputar 900
Cara Muller
Tarik bayi vertikal ke bawah lalu dilahirkan bahu dan lengan depan. Cara
melahirkan bahu-lengan depan bisa spontan atau dikait dengan satu jari
menyapu muka. Lahirkan bahu belakang dengan menarik kaki ke atas, lalu
gunakan jari kiri, mengarah ke kanan, gunakan jari kanan). Kegunaan jari
lain memegang pada tengkuk bayi sambil menundukkan kepala bayi agar
tetap fleksi
Cara Naujoks
12
Satu tangan memegang leher bayi dari depan, tangan lain memegang leher
dari belakang pada bahu, tarik bayi ke bawah dengan bantuan penolong
Cara ini dipakai bila ubun-ubun kecil berada di belakang dekat sakrum
dan muka bayi menghadap simfisis. Satu tangan memegang bahu bayi dari
bayi ke arah atas bersamaan dengan tarikan paada bahu bayi. Sehingga
perut bayi mendekati perut ibu. Dalam hal ini laring sebagai sumbu
(hipomoklion).
Dilakukan dimana seluruh badan anak masih berada di dalam jalan lahir. Hampir seluruh
ahli kebidanan menyetujui bahwa tindakan ini hanya dilakukan bila ada indikasi darurat.
Sedangkan indikasi untuk ibu adalah penyakit penyakit ibu yang tidak boleh
mengedan. Mortalitas anak dengan tindakan ini sangat tinggi, oleh karena itu semua ahli
sependapat untuk melakukan seksio sesaria dari pada melakukan ekstraksi totalis. Ada 2
Jika kaki yang turun maka dilakukan tarikan dengan memegang kaki yang turun.
13
b. Ekstraksi bokong
Lengan menunjuk adalah bila salah satu lengan janin melingkar di belakang leher dan
Janin diputar 90 ke arah mana tangan menunjuk, sehingga tangan akan terlepas
Untuk tangan pertama seperti diatas, dan untuk tangan kedua diputar berlawanan arah
180.
Lengan menjungkit adalah lengan dalam posisi lurus keatas di samping kepala. Cara
1. Bila janin masih hidup, lahirkan kepala dengan ekstraksi forcep (Cunam Piper).
Cunam Piper memiliki lengkung kepala dan lengkung panggul yang sesuai dan
panjang, dapat dipergunakan untuk melahirkan kepala pada keadaan After Coming
Head.
Langkah 2 : dilakukan pemasangan cunam piper pada kepala janin yang after coming
head.
14
Langkah 3 : dilakukan tarikan kepala searah sumbu lahir dan ke arah atas, sementara
penolong lain memegang kain/ handuk yang menyanggah tubuh bayi mengikuti arah
tarikan kepala oleh cunam piper yang dilakukan penolong pertama. Indikasi Cunam
a) Sufokasi : aspirasi darah, lendir, mekonium, air ketuban terhisap ke jalan napas
c) Asfiksia
e) Fraktur pada tulang-tulang bayi : humerus, klavikula, femur, dislokasi bahu, tulang
kepala
2. Persalinan perabdominal
2. Presentasi bokong dengan bayi besar dengan panggul sempit serta beberapa
15
4. Presentasi bokong belum inpartu dan keadaan Ketuban pecah dini.
8. Severe IUGR
lahir pada persalinan sebelumnya dan nilai sosial anak yang tinggi (anak
sangat berharga).
Zatuchni dan Andros telah melakukan suatu indeks prognosis untuk menilai lebih tepat
16
Skor : 3 : Persalinan per abdominal
persalinan perabdominal.
5 : Dilahirkan pervaginam
2.1.8 Prognosis
Resiko persalinan pervaginam pada presentasi bokong lebih tinggi dibandingkan dengan
17
BAB III
LAPORAN KASUS
ANAMNESA PRIBADI
NAMA : Ny. S
UMUR : 35 tahun
PEKERJAAN : IRT
SUKU : Jawa
AGAMA : Islam
ANAMNESA PENYAKIT
RPO : (-)
Periksa hamil pada : bidan sebanyak 4 kali dan dokter sebanyak 2 kali
Trimester I : 2x
Trimester II : 2x
Trimester III : 2x
18
Haid :
HPHT : ? 01 2011
TTP : ? 10 2011
Siklus : Teratur
Tanda-tanda Inpartu :
1. Abortus
3. Abortus
4. Abortus
6. Abortus
7. Hamil ini
19
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
Status Obstetri
Teregang : kiri
His : (-)
PEMERIKSAAN DALAM
LABORATORIUM:
Hb : 13,1 gr%
Ht : 38,8 %
Leukosit : 11.930 /mm3
Trombosit : 378.000 /mm3
LFT
Bilirubin total : 0,33 mg/dl
Bilirubin direk : 0,09 mg/dl
SGOT : 22 U/I
20
SGPT : 13 U/I
Alkali fosfatase : 133 U/I
RFT
Ureum : 11 mg/dl
Kreatinin : 0,63 mg/dl
Uric Acid : 4,1 mg/dl
LDH : 432 U/I
Elektrolit
Natrium : 142 mmol/dl
Kalium : 3,9 mmol/dl
Klorida : 111 mmol/dl
KGD ad random : 95 mg/dl
KESIMPULAN :
Panggul : Sempit
Prognosa : Sedang
LAPORAN SC :
21
Ibu dibaringkan dimeja operasi dengan infus dan keteter terpasang dengan baik
betadine dan alkohol 70 % pada dinding abdomen lalu ditutup dengan doek steril
Dilakukan insisi pada bekas operasi lama secara midline mulai dari kutis, subkutis
Dengan menyisipkan pinset anatomis dibawahnya, fascia digunting keatas dan bawah,
otot disisihkan kekiri dan kanan, peritoneum di klem di dua tempat lalu di gunting
Lalu plika digunting kekiri dan kekanan dan dipisahkan ke arah kaudal, dilakukan
insisi pada daerah SBR secara konkaf sampai subendometrium dan ditembus secara
tumpul, kemudian dilebarkan ke kiri dan kanan. Selaput ketuban dipecahkan, dengan
meluksir kepala, lahir bayi perempuan, BB 2850 gr, PB 46 cm, A/S=9/10, Anus (+)
Plasenta dikeluarkan dengan traksi tali pusat dan masase pada fundus uteri. Kesan :
lengkap.
Kavum uteri dibersihkan dari sisa-sisa selaput ketuban dengan kasa steril terbuka
sampai tidak ada sisa selaput/ plasenta yang tertinggal. Kesan : Bersih
penjahitan hemostasis.
Kemudian tuba kanan dan kiri dievaluasi, diklem dan digunting dan dilakukan
sterilisasi Pomeroy
Evaluasi ovarium, pada ovarium kiri tampak adanya massa berukuran 8x6 cm dengan
konsistensi kistik, diputuskan untuk dilakukan kistektomi sinistra, ovarium kanan (-)
22
Evaluasi cavum abdomen dan dibersihkan dari sisa-sisa cairan ketuban dan darah,
kesan bersih.
Lalu peritoneum dijahit dengan plain cat gut no. 2.0 secara kontinuous, fascia dijahit
dengan vicryl no.1 secara kontinuous, sub kutis dijahit secara simple dengan cat gut
no 2.0, sub cutis dijahit dengan vicryl no 2/0 secara sub kutikuler.
Cek HB 2 jam post SC, jika < 8 gr% dilakukan transfusi sesuai kebutuhan
Terapi :
NEONATUS
9. Panjang Badan : 46 cm
2 Nadi/menit 72 72 80 80 80
3 TD 140/90 130/90 130/90 130/90 120/80
4 Pernafasan/ 20 20 20 20 20
menit
5 Kontraksi Kuat Kuat Kuat Kuat Kuat
6 Perdarahan - - - - -
7 Terapi IVFD RL 20 gtt/I
Hb : 13,6 gr%
Ht : 41 %
Leukosit : 16.200/mm3
Trombosit : 309.000/mm3
FOLLOW UP DI RUANGAN
Tanggal 20 Oktober 2011
KU : Nyeri luka operasi Anemia : (-)
Sensorium : Compos Mentis Ikterik : (-)
TD :130/80 mmHg Dispnoe : (-)
HR : 76 x/i Sianosis : (-)
RR : 16 x/i Oedem : (-)
Temp : 36,2C
Status Lokalisata :
Abdomen : Soepel, Peristaltik (+)
24
TFU : 2 jari di bawah pusat , kontraksi : (+) kuat
P/V : (-), lochia rubra (+)
Luka operasi : kering, tertutup verband
BAK : (+) volume 100 cc/ 3 jam, urine jernih
BAB : (-), flatus: (+)
Flatus : (+)
ASI : (-)
Diagnosa : Post SC a/I Prev. SC 2x a/I Panggul Sempit + Kontap + Kistektomi
sinistra + NH1
Terapi : - Inj. Viccilin SX 1,5 gr/ 8 jam
- Asam mefenamat 3x500 mg
- Vitamin B complex 2x1
25
Terapi : - Amoxicillin 3x500 mg
- Asam mefenamat 3x500 mg
- Vitamin B complex 2x1
26
BAB IV
ANALISA KASUS
TEORI KASUS
Salah satu faktor predisposisi terjadinya Pada kasus ini dijumpai ibu memiliki
presentasi bokong adalah bila dijumpai kelainan panggul sempit di mana hal ini
kelainan dari panggul ibu yang terlalu sempit menjadi faktor predisposisi terjadinya
untuk terjadinya fiksasi kepala janin pada presentasi bokong pada hamil ini.
hypochondrium, disebabkan fleksi tulang dijumpai bagian teregang pada abdomen kiri,
panggul, kadang-kadang kepala teraba di dengan Leopold III dijumpai bagian yang
daerah epigastrium, dengan Leopold II lunak yaitu bagian bokong, dan dengan
27
dijumpai punggung di satu sisi abdomen, Leopold IV belum dijumpai bagian bokong
indeks prognosis untuk menilai lebih tepat Andros sebesar 3 yang berasal dari data
pervaginam atau perabdominal dengan skor kehamilan >39 minggu (skor 0), taksiran
3 maka dilahirkan secara perabdominal, berat badan janin <3176 gr (skor 2), riwayat
skor 4 perlu dievaluasi lagi taksiran berat sungsang tidak ada (skor 0), pembukaan
badan janin, dan skor 5 dapat dilahirkan serviks <2 cm (skor 0), station <-3 (skor 0)
secara pervaginam.
Indikasi persalinan perabdominal pada Pada kasus ini dijumpai indikasi untuk
presentasi bokong salah satunya adalah bila dilakukan persalinan perabdominal yaitu
Permasalahan :
1. Pada riwayat kehamilan pasien ini dijumpai riwayat abortus sebanyak 4 kali. Apakah
2. Apakah prosedur kistektomi yang dilakukan durante sectio caesarea sudah pada
tempatnya?
28
RUJUKAN
1. Cuningham G, Leveno JK, William Obstetrics 22nd Edition, McGraw Hill, 2005
4. Fischer R, Breech Persentation, Witlin A, Talavera F, Legro RS, Gaupp FB, Shulman
http://emedicine.medscape.com/article/262159-overview#showall
http://medlinux.blogspot.com/2007/11/presentasi-bokong.html
29