31
32
Pada saat siswa akan lulus rapot dari tiap semester dijadikan satu dan
dijilid rapi seperti buku.
P : Bagaimana teknik dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada
Kurikulum 2013?
WK : Guru menilai siswa pada setiap kegiatan pembelajaran. Guru menilai
aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan dari siswa. Dalam
penilaian guru juga memberikan soal. Penilaian ini dirinci setiap
tahapan tahapannya. Nilai yang didapat siswa nantinya akan
dideskripsikan ke dalam angka dan keterangan (berupa kalimat).
Dalam penilaian inilah yang membuat Bapak/Ibu guru kebingungan,
dikarenakan nilai akhir yang diambil adalah nilai yang paling baik dari
semua nilai dalam satu mata pelajaran. Padahal untuk mengetahui
kemampuan siswa tidak cukup hanya dengan melihat nilai yang paling
baik saja. Untuk KKM sekolah ini sendiri sebesar 2, 67 dari skala 4
untuk aspek pengetahuan dan keterampilan dan baik untuk sikap.
P : Bagaimana teknik evaluasi keberhasilan peserta didik pada Kurikulum
2013?
WK : Guru mengadakan evaluasi berupa Ujian Tengah Semester dan Ujian
Akhir semester. Guru juga mengadakan evaluasi secara berkala dari
kegiatan pembelajaran di kelas dan ulangan harian. Untuk penilaian
sikap menggunakan angket yang diisi oleh siswa untuk menilai diri
sendiri, angket teman sejawat yang diisi oleh siswa untuk menilai
temannya namun untuk angket teman sejawat ini tidak boleh hanya
menilai teman yang itu itu saja jadi harus bergantian dengan teman
lain untuk menilai dan angket yang diisi oleh Bapak/Ibu guru untuk
menilai sikap siswa. Penilaian sikap ini berupa skor.
P : Kendala apa saja yang sekolah alami dalam pelaksanaan Kurikulum
2013?
WK : Kendala pertama adalah dari dana untuk mengembangkan potensi
siswa yang minim dari sekolah. Kedua adalah kurangnya semangat
dari Bapak/Ibu guru yang sudah tua (akan pensiun) untuk belajar IT
37
G :Ya. Untuk siswa yang belum mencapai KKM selalu diadakan remidi
untuk memperbaiki nilai. Remidi dilakukan dengan mengerjakan
kembali soal ulangan yang diberikan.
P : Kendala apa saja yang Ibu alami dalam pelaksanaan Kurikulum 2013?
G : Kendala dari kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran,
buku pelajaran matematika (buku siswa) terkadang dalam buku siswa
soal soal kurang banyak dan siswa cenderung kebingungan, selain itu
kesiapan materi pelajaran karena dalam Kurikulum 2013 untuk kelas X,
XI dan XII saling berkesinambungan. Untuk kelas X materi bisa
langsung diajarkan, tetapi untuk kelas XI dan XII saya harus mengulang
terlebih dahulu pelajaran di kelas X karena siswa cenderung lupa
dengan materi pelajaran kelas X.
P : Upaya apa saja yang Ibu lakukan untuk meminimalkan kendala
tersebut?
G : Biasanya koordinasi dengan guru MGMP saling memberi masukan
untuk kendala yang terjadi dalam Kurikulum 2013. Dari buku pelajaran
juga mengambil sumber buku lain untuk menambah materi dan soal
soal.
c. Hasil Wawancara 3
Wawancara dengan guru matematika kelas X IPS 2 dan X IPS 3
bernama Ibu Citra Dewi Sekarningtyas, S. Pd. Hasil wawancara sebagai
berikut.
P : Menurut Ibu, apa yang dimaksud dengan Kurikulum 2013?
G : Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang membuat guru lebih
nyaman, karena dalam Kurikulum 2013 ini yang dituntut aktif adalah
siswa dan guru hanya sebagai fasilitator.
P : Apakah perbedaan Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya?
G : Perbedaannya terdapat dalam proses pembelajaran. Kurikulum
sebelumnya guru lebih banyak menerangkan pelajaran dan siswa
cenderung pasif di kelas. Pada Kurikulum 2013 proses pembelajaran
41
P : Apakah ada remidial untuk peserta didik yang belum mencapai KKM?
G : Ada. Selalu diadakan remidi untuk nilai siswa yang belum mencapai
KKM.
P : Kendala apa saja yang Ibu alami dalam pelaksanaan Kurikulum 2013?
G : Kurikulum 2013 menghabiskan banyak waktu, adanya PR setiap
pertemuan dapat membuat siswa lelah dan jenuh.
P : Upaya apa saja yang Ibu lakukan untuk meminimalkan kendala
tersebut?
G : Upaya saya mengadakan kelas tambahan pada sore hari jika mendekati
UTS dan UAS apabila materi pelajaran belum selesai, siswa belum
mengerti materi pelajaran dan untuk memberikan soal-soal tambahan
untuk siswa agar lebih paham dengan materi.
e. Hasil Wawancara 5
Wawancara dengan guru matematika peminatan kelas X yang
bernama Ibu Dra. Hj. Sri Insiah. Hasil wawancara sebagai berikut.
P : Menurut Ibu, apa yang dimaksud dengan Kurikulum 2013?
G : Kurikulum 2013 itu kurikulum yang baik. Standar Isi dan Standar
Proses bagus, model pembelajaran pun dapat membuat siswa menjadi
lebih aktif. Dari segi positifnya Kurikulum 2013 memiliki teknik
penilaian yang bagus karena semua aspek dinilai yaitu aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Namun, Kurikulum 2013 juga memiliki
segi negatif karena aspek yang dinilai lebih banyak maka
administrasinya juga lebih banyak dan menyulitkan pihak guru apalagi
untuk guru yang sudah tua.
P : Apakah perbedaan Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya?
G : Menurut saya Kurikulum 2013 tidak berbeda dengan kurikulum
sebelumnya. Kurikulum 2013 mempertegas kurikulum sebelumnya.
Dalam kurikulum sebelumnya sudah dibahas tentang aspek sikap dan
keterampilan tetapi belum dibuat penilaiannya, yang dibuat penilaian
hanya aspek pengetahuannya saja. Kurikulum 2013 menegaskan
46
point itu bukan sebuah media karena tidak mempermudah siswa dalam
pemahaman materi.
P : Bagaimana cara Ibu untuk membuat siswa aktif dalam proses
pembelajaran?
G : Saya memberikan soal kepada siswa. Untuk siswa yang bisa menjawab
biasanya saya kasih reward misalnya permen. Walaupun harga permen
tidak seberapa tetapi ini bisa membuat siswa menjadi lebih aktif apalagi
dilakukan pada jam pelajaran terakhir yang umumnya siswa sudah
jenuh dengan materi pelajaran.
P : Apakah ada perbedaan teknik penilaian pada Kurikulum 2013 dengan
kurikulum sebelumnya?
G : Dalam kurikulum sebelumnya aspek penilaian dan sikap dilakukan
dengan skala tinggi, sedang dan rendah. Kurikulum 2013 penilaian
dalam aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan masing masing
dideskripsikan.
P : Bentuk evaluasi apa saja yang Ibu lakukan untuk mengetahui
kemampuan peserta didik?
G : Bentuk evaluasi berupa tes tertulis dan tugas (project, portofolio, dan
keterampilan). Nilai akhir dalam Kurikulum 2013 berbeda dengan nilai
akhir dalam kurikulum sebelumnya. Nilai akhir kurikulum sebelumnya
adalah semua nilai dijumlah dan dibagi dengan banyaknya nilai (nilai
rata rata), sedangkan dalam Kurikulum 2013 nilai akhir diambil dari
nilai yang paling baik dari semua nilai.
P : Bagaimana cara menilai keberhasilan peserta didik dalam Kurikulum
2013?
G : Dalam Kurikulum 2013 ini semua potensi anak dihargai. Mulai dari
sikap, pengetahuan dan keterampilannya.
P : Apakah ada remidial untuk peserta didik yang belum mencapai KKM?
G : Selalu ada remidi untuk yang belum mencapai KKM. KKM di sekolah
ini adalah 2, 67. Seharusnya remidi dilakukan dengan mengulang
materi dan dilakukan diluar jam pembelajaran. Namun jika dilakukan
48
2. Hasil Angket
a. Hasil Angket 1
Angket pertama diisi 4 responden guru matematika kelas X SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta. Hasil angket sebagai berikut.
51
b. Hasil Observasi 2
Observasi dilakukan di kelas X IPS 2 pada pembelajaran matematika
wajib dengan pengampu Ibu Citra Dewi Sekarningtyas, S. Pd dengan materi
trigonometri. Pada awal pembelajaran guru membagi siswa ke dalam
beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari 4 5 siswa. Guru
memberikan kertas karton berwarna kepada setiap kelompok.
Guru memberi 1 persoalan untuk dikerjakan oleh masing-masing
kelompok. Tiap kelompok persoalan yang dikerjakan berbeda-beda.
Sebelum mengerjakan guru memberikan arahan kepada siswa untuk
menghitung nilai sin, cos dan tan dari segitiga dan mencari panjang sisi
yang belum diketahui. Selanjutnya guru menyuruh siswa untuk
menggambar segitiga sesuai dengan panjang sisi yang didapat pada kertas
karton dan mengguntingnya. Karena pada pertemuan sebelumnya guru telah
memberi tahu siswa untuk membawa penggaris dan gunting, maka setiap
kelompok dapat mengerjakan tugasnya masing-masing dengan alat yang
telah dibawa.
Dalam proses mengerjakan persoalan ini banyak kelompok yang
masih mengalami kesulitan. Guru berkeliling untuk memberikan petunjuk
kepada siswa cara menyelesaikan persoalannya. Namun dalam tiap
kelompok belum semuanya aktif, hanya beberapa orang saja yang aktif.
Bahkan ada anggota dari kelompok yang mengobrol dengan temannya di
kelompok lain.
Pada 30 menit terakhir guru menunjuk perwakilan dari beberapa
kelompok untuk mempresentasikan jawabannya di depan kelas. Selanjutnya
guru dan siswa bersama-sama mengoreksi jawaban dari kelompok yang
mengerjakan persoalan. Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama dari
apa yang telah dipelajari saat itu. Lalu guru mengumpulkan semua jawaban
dari tiap kelompok.
Dari hasil pengamatan guru belum sepenuhnya menggunakan
Kurikulum 2013 dikarenakan siswa yang belum mengerti materi padahal
sudah diajarkan. Guru berupaya agar siswa mengerti dengan cara berkeliling
55
kepada siswa untuk mencari nilai sin, cos dan tan dari sudut istimewa 180,
270 dan 360.
Dari hasil pengamatan guru belum sepenuhnya menggunakan
Kurikulum 2013 dikarenakan guru menerangkan materi baru yang pada
keadaannya siswa belum mampu untuk mempelajari sesuatu yang baru
apabila belum diajarkan oleh guru. Kendala juga datang dari waktu,
dikarenakan proses pembelajaran yang cukup singkat yaitu hanya 1 jam
pelajaran (45 menit). Untuk pembelajaran matematika dengan waktu 45
menit sangatlah kurang. Dalam pelaksanaan pembelajaran belum
sepenuhnya sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh guru. Secara umum
hasil observasi kelas dari 4 guru matematika (menggunakan instrumen
pelaksanaan pembelajaran yang diisi oleh peneliti) dapat dilihat dari tabel
berikut.
58
ini. Hal ini dibuktikan dari hasil angket yang dibagikan kepada siswa pada saat
masuk ke SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum operasional yang dilaksanakan
di masing-masing satuan pendidikan. Namun karena adanya pergantian
Menteri Pendidikan maka dibuat keputusan tentang Kurikulum 2013. Jika
sekolah belum menerapkan Kurikulum 2013 selama 3 semester maka proses
pembelajaran kembali ke Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, namun untuk
sekolah yang telah menerapkan Kurikulum 2013 selama 3 semester maka
Kurikulum 2013 tetap dilanjutkan di sekolah itu. SMA Muhammadiyah 1
Surakarta telah menggunakan Kurikulum 2013 selama 3 semester yang dimulai
pada tahun ajaran 2013/2014. Oleh sebab itu, SMA Muhammadiyah 1
Surakarta tetap menggunakan Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran.
Pelatihan dilakukan oleh guru untuk memahami Kurikulum 2013 secara
baik. Guru mengikuti pelatihan yang diadakan oleh dinas kabupaten (MGMP)
dan sekolah memberikan pelatihan dengan mengundang narasumber yang
berkompeten. Sekolah juga melengkapi sarana dan prasarana untuk menunjang
proses pembelajaran.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang mengharapkan peserta didik
aktif di dalam pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator dan motivator.
Secara umum, pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMA Muhammadiyah sudah
berjalan cukup baik. Sekolah berupaya untuk melakukan perbaikan-perbaikan
secara bertahap agar dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 dapat berjalan lebih
baik bahkan sempurna.
Pada proses pembelajaran matematika kelas X di SMA Muhammadiyah
1 Surakarta belum sepenuhnya sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh guru.
Dalam kegiatan pendahuluan guru terkadang tidak menyampaikan apersepsi
dan tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan inti yaitu melaksanakan
pembelajaran sainstifik (5M) yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar
dan mengkomunikasikan belum sepenuhnya berjalan lancar.
Pada saat menanya siswa cenderung malu dan kurang percaya diri
untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Hanya siswa tertentu yang
61
tidak malu untuk bertanya. Guru berupaya untuk membuat siswa menanyakan
materi yang belum dipahami dengan cara berkeliling dan melihat seberapa
siswa itu mampu memahami materi. Guru memberikan bantuan kepada siswa
yang mengalami kesulitan dalam memahami materi.
Pada saat mencoba pun terkadang siswa kurang percaya diri sehingga
meniru jawaban dari temannya yang telah selesai mengerjakan. Guru
memberikan arahan bahwa jawaban salah tidak masalah yang penting sudah
mencoba mengerjakan, selain itu nanti pada akhir pembelajaran jawaban juga
akan dikoreksi bersama.
Pada saat mengkomunikasikan siswa juga cenderung malu dan kurang
percaya diri untuk mempresentasikan hasilnya. Siswa masih merasa takut
salah. Guru berulang kali menekankan salah tidak menjadi masalah, karena
dari kesalahan itu siswa menjadi lebih mengerti materi. Pada akhir
pembelajaran hasil dari siswa juga akan dikoreksi dan disimpulkan bersama
guru. Keberanian adalah hal utama yang diperlukan pada proses
mengkomunikasikan ini.
Dalam kegiatan penutup terkadang guru lupa untuk menyimpulkan
materi yang telah dipelajari. Guru juga terkadang lupa untuk memberikan tugas
atau PR kepada siswa untuk dikerjakan di rumah agar siswa dapat lebih
memahami materi.
Kemampuan peserta didik dalam bidang pengetahuan yang berbeda-
beda menjadi kendala dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Siswa yang aktif
dalam kegiatan pembelajaran hanya itu-itu saja. Sulit untuk membuat peserta
didik yang lain untuk aktif dan mampu berpikir ilmiah, akibatnya guru harus
menjelaskan materi pelajaran.
Dalam Kurikulum 2013 diharapkan peserta didik aktif dan mampu
berpikir ilmiah dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan Resti
Fauziah, dkk (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa pada RPP
berbasis pendekatan saintifik melalui model pembelajaran PBL berhasil
memotivasi dan menanamkan sikap internal pada peserta didik. Pada proses
pembelajaran matematika kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, guru
62
selalu berusaha untuk membuat siswa aktif dan mampu berpikir ilmiah. Guru
menggunakan metode ceramah dan diskusi, serta model pembelajaran Problem
Based Learning, Discovery Learning dan Project Basic Learning. Guru juga
menggunakan model pembelajaran lain seperti Problem Solving dan Jigsaw.
Hasil angket proses pembelajaran yang diisi oleh guru dan siswa
mendapat persentase 84, 38% dan 75, 59%. Sedangkan, instrumen proses
pembelajaran yang diisi oleh peneliti pun mendapat persentase 82, 42%. Ini
menunjukkan implementasi kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran
matematika kelas X SMA Muhammadiyah 1 Surakarta sudah berjalan dengan
baik.
Berdasarkan hasil angket, wawancara, observasi proses pembelajaran
dan instrumen proses pembelajaran pada kelas X di SMA Muhammadiyah 1
Surakarta dapat dikatakan bahwa implementasi Kurikulum 2013 sudah berjalan
baik walaupun masih terdapat beberapa kendala. Kendala-kendala yang
dialami dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMA Muhammadiyah 1
Surakarta adalah sebagai berikut:
1. Sarana dan prasarana pendukung proses pembelajaran, terutama buku
pelajaran yang belum cukup dari pemerintah. Hal ini sejalan dengan Ichdar
Domu (2011) dalam penelitiannya yang menyimpulkan bahwa faktor
penghambat pelaksanaan KBK adalah rasio jumlah buku dengan jumlah
siswa yang relatif kurang.
2. Guru belum sepenuhnya paham tentang Kurikulum 2013. Hal ini sejalan
dengan Lely Halimah, dkk (2009) dalam penelitiannya yang menyimpulkan
bahwa kepala sekolah dan guru-guru sekolah dasar belum memahami KTSP
secara komprehensif baik konsepnya, penyusunannya maupun praktiknya
dilapangan. Namun, untuk penelitian ini berlaku di SMA Muhammadiyah 1
Surakarta.
3. Guru belum sepenuhnya paham dengan penilaian yang sangat banyak dalam
Kurikulum 2013, terutama dalam menilai aspek sikap. Muhammad Ali
Gunawan, dkk (2013) dalam penelitiannya yang menyimpulkan bahwa
kendala dalam pelaksanaan KTSP adalah kemampuan guru dalam
63
siswa dapat memiliki nilai maksimal dan dilakukan remedial untuk siswa yang
belum mencapai KKM.
Hasil instrumen penyusunan penilaian diisi oleh peneliti dengan melihat
RPP dan daftar nilai yang dibuat oleh 4 guru matematika kelas X di SMA
Muhamamdiyah 1 Surakarta mendapat skor 168 dari 192 atau sebesar 87, 50%
menunjukkan penilaian dalam Kurikulum 2013 sudah berjalan dengan baik.
Berdasarkan hasil angket, wawancara, observasi proses pembelajaran,
dan instumen penyusunan penilaian pada kelas X yang dilakukan di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta dapat dikatakan bahwa penilaian dalam
Kurikulum 2013 sudah berjalan sangat baik walaupun masih terdapat beberapa
kendala.