Anda di halaman 1dari 36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta yang
berlokasi di Jalan RM Said No. 35 Solo dengan Kepala Sekolah bernama Drs. H.
Tri Kuat, M. Pd. Pada SMA Muhammadiyah 1 Surakarta terdapat 7 kelas untuk
kelas X, yang terdiri dari 3 kelas MIPA (MIPA 1, MIPA 2, dan MIPA 3) dan 4
kelas IPS (IPS 1, IPS 2, IPS 3, dan IPS 4). SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
memiliki visi, misi, dan tujuan sebagai berikut:
1. Visi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
Mewujudkan SMA Muhammadiyah 1 Surakarta sebagai lembaga yang unggul
dalam prestasi, luhur dalam budi pekerti, mampu berkompetitif menuju
terbentuknya insan beriman, cerdas, kreatif, dan berdaya saing nasional.
Dengan Indikator:
a. Unggul dalam perolehan Nilai Ujian Nasional Murni
b. Unggul dalam persaingan melanjutkan ke Perguruan Tinggi
c. Unggul dalam Karya Ilmiah
d. Unggul dalam Kesenian
e. Unggul dalam Olah Raga
f. Unggul dalam Disiplin
g. Unggul dalam Kepedulian Sosial
2. Misi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
a. Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar dan Bimbingan secara efektif dan
berkarakter islami.
b. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga
sekolah.
c. Meningkatkan dan membantu setiap siswa untuk mengenali sendiri potensi
dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara optimal dan berprestasi.
d. Meningkatkan semangat pendalaman Agama Islam dan pengamalannya
dalam kehidupan sehari-hari sehingga terwujud kehidupan yang Islami.

31
32

e. Menciptakan kedisiplinan dan persatuan seluruh warga sekolah.


3. Tujuan SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
a. Terlaksanannya Proses Kegiatan Belajar Mengajar secara efektif dan efisien
sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.
b. Tersedianya sarana prasarana yang memadai, sehingga memiliki daya
dukung yang optimal terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
efektif dan efisien.
c. Tersedianya pendidik dan tenaga kependidikan yang memenuhi standar
yang ditetapkan, sebagai pendukung terciptanya kegiatan belajar yang
efektif dan efisien dan hasil yang optimal.
d. Terlaksananya Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) dari masing-masing
komponen sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Karyawan dan Siswa).
e. Terlaksanannya tata tertib dan segala ketentuan yang mengatur operasional
sekolah, baik para guru, karyawan maupun siswa.
f. Terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal, sehingga mampu
memenangkan kompetisi di era global.
Banyaknya guru Matematika yang mengajar kelas X di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 4 orang yang semuanya adalah perempuan.
Untuk matematika pada kurikulum SMA dibagi menjadi 2, yaitu matematika
wajib dan matematika peminatan. Matematika wajib dan matematika peminatan
diajar oleh guru yang berbeda.
B. DESKRIPSI DATA
1. Hasil Wawancara tentang Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran
Matematika
a. Hasil Wawancara 1
Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum yang
bernama Bapak Madiyono, S. Pd. Hasil wawancara sebagai berikut.
P : Apa visi dan misi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta?
WK : a. Visi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
Mewujudkan sma muhammadiyah 1 surakarta sebagai lembaga
yang unggul dalam prestasi luhur dalam budi pekerti mampu
33

berkompetitif menuju terbentuknya insan beriman cerdas kreatif


dan berdaya saing nasional.
b. Misi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
1. Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar dan Bimbingan
secara efektif dan berkarakter islami.
2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada
seluruh warga sekolah.
3. Meningkatkan dan membantu setiap siswa untuk mengenali
sendiri potensi dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara
optimal dan berprestasi.
4. Meningkatkan semangat pendalaman Agama Islam dan
pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga terwujud
kehidupan yang Islami.
5. Menciptakan kedisiplinan dan persatuan seluruh warga sekolah.
P : Berkaitan dengan visi dan misi sekolah, upaya apa sajakah yang telah
dilakukan untuk mewujudkan visi dan misi tersebut?
WK : Upaya yang dilakukan adalah dengan melaksanakan proses kegiatan
belajar mengajar dengan baik. Namun, karena ini sekolah swasta
sehingga kemampuan anak dalam akademik masih kalah dengan
sekolah negeri. Pada saat siswa masuk ke sekolah ini dibagikan angket
dan ternyata siswa tertarik pada sekolah ini karena ekstrakurikuler
yang selalu mendapatkan juara. Ekstrakurikuler yang paling digemari
adalah basket. Oleh sebab itu sekolah selalu berupaya untuk
mengembangkan ekstrakurikuler yang ada agar bisa mendapat prestasi
dalam ekstrakurikuler tersebut.
P : Kendala kendala apa sajakah yang dialami sekolah dalam
mewujudkan visi dan misi tersebut?
WK : Kendala dari input siswa. Karena dari awal siswa cenderung memilih
untuk masuk sekolah negeri dahulu, jika tidak diterima di sekolah
negeri baru memutuskan masuk ke sekolah swasta (ke sekolah ini).
Dari itu saja kita sudah dapat membedakan kemampuan sekolah
34

negeri dengan sekolah swasta terutama dalam bidang akademik.


Kendala selanjutnya adalah dana. Dana untuk mengembangkan
potensi siswa di sekolah ini sangat minim, berbeda dengan sekolah
negeri yang memiliki banyak dana untuk mengembangkan potensi
siswa. Jadi, sekolah berupaya mengembangkan potensi siswa dengan
dana yang minim tersebut.
P : Berkaitan dengan Kurikulum 2013. Sejak kapan SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta menerapkan Kurikulum 2013?
WK : Sekolah sudah menerapkan Kurikulum 2013 selama 3 semester.
Dimulai pada tahun ajaran 2013/2014. Sehingga untuk kelas X dan XI
saat ini menggunakan Kurikulum 2013, sedangkan untuk kelas XII
masih menggunakan kurikulum sebelumnya yaitu KTSP.
P : Pelatihan apa saja yang dilakukan oleh Bapak/Ibu guru yang berkaitan
dengan Kurikulum 2013?
WK : Untuk pelatihan Bapak dan Ibu guru diundang oleh dinas pendidikan
untuk mengikuti seminar tentang Kurikulum 2013. Dari dinas
pendidikan itu sendiri wajib diikuti oleh Bapak dan Ibu guru secara
bergiliran sesuai dengan waktu yang ditentukan. Dari pihak sekolah
sendiri juga mengundang narasumber yang berkompeten untuk
mengisi seminar dalam pelatihan agar Bapak dan Ibu guru di sini
paham dengan Kurikulum 2013.
P : Bagaimana kinerja guru terkait dengan Kurikulum 2013?
WK : Secara keseluruhan Kurikulum 2013 telah dilaksanakan oleh Bapak
dan Ibu guru di sekolah ini, namun Kurikulum 2013 ini masih
memiliki kekurangan. Kurikulum 2013 belum sempurna sehingga
penerapannya juga belum sempurna.
P : Persiapan apa saja yang dilakukan sekolah dalam menerapkan
Kurikulum 2013?
WK : Sekolah memanggil narasumber untuk mengisi seminar yang
berkaitan dengan Kurikulum 2013. Sekolah juga mengadakan training
yang berkaitan dengan Kurikulum 2013. Persiapan buku baru (buku
35

siswa dan buku guru) untuk Kurikulum 2013 dan pengelolaan


administrasi baru.
P : Apa perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan kurikulum
sebelumnya?
WK : Perbedaan terletak pada susunan materi pelajaran, struktur pelajaran
dan konsep pembelajaran. Sistem penilaian juga berubah. Kurikulum
sebelumnya hanya menilai aspek pengetahuan, sedangkan Kurikulum
2013 semua aspek dinilai yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan.
P : Bagaimana pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMA Muhammadiyah 1
Surakarta?
WK : Kurikulum 2013 sudah berjalan, tetapi belum sempurna. Adanya
kendala membuat pelaksanaan Kurikulum 2013 sedikit terganggu.
Dalam Kurikulum 2013 ini menuntut kreativitas dari guru dalam
proses pembelajaran dan pengelolaan administrasi yang cukup banyak
dan harus mampu menguasai IT.
P : Bagaimana kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan Kurikulum
2013?
WK : Dalam praktek belajar mengajar guru bisa dilepas dan mampu
menerapkan Kurikulum 2013. Namun perlu ditekankan lagi
Kurikulum 2013 belum berjalan sempurna di sekolah ini.
P : Apa persamaan dan perbedaan teknik penilaian Kurikulum 2013
dengan kurikulum sebelumnya?
WK : Persamaannya adalah sama sama menilai siswa. Perbedaannya
adalah perubahan skala penilaian yang sebelumnya sampai 100
sekarang sampai 4. Aspek yang dinilai dalam kurikulum 2013 adalah
aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian dalam rapot
Kurikulum 2013 juga dirinci memuat keterangan keterangan tentang
aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan dari siswa itu sendiri.
Rapot yang digunakan tiap semester di sekolah ini berupa lembaran
dikarenakan untuk rapot pada Kurikulum 2013 tidak cukup 1 lembar.
36

Pada saat siswa akan lulus rapot dari tiap semester dijadikan satu dan
dijilid rapi seperti buku.
P : Bagaimana teknik dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada
Kurikulum 2013?
WK : Guru menilai siswa pada setiap kegiatan pembelajaran. Guru menilai
aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan dari siswa. Dalam
penilaian guru juga memberikan soal. Penilaian ini dirinci setiap
tahapan tahapannya. Nilai yang didapat siswa nantinya akan
dideskripsikan ke dalam angka dan keterangan (berupa kalimat).
Dalam penilaian inilah yang membuat Bapak/Ibu guru kebingungan,
dikarenakan nilai akhir yang diambil adalah nilai yang paling baik dari
semua nilai dalam satu mata pelajaran. Padahal untuk mengetahui
kemampuan siswa tidak cukup hanya dengan melihat nilai yang paling
baik saja. Untuk KKM sekolah ini sendiri sebesar 2, 67 dari skala 4
untuk aspek pengetahuan dan keterampilan dan baik untuk sikap.
P : Bagaimana teknik evaluasi keberhasilan peserta didik pada Kurikulum
2013?
WK : Guru mengadakan evaluasi berupa Ujian Tengah Semester dan Ujian
Akhir semester. Guru juga mengadakan evaluasi secara berkala dari
kegiatan pembelajaran di kelas dan ulangan harian. Untuk penilaian
sikap menggunakan angket yang diisi oleh siswa untuk menilai diri
sendiri, angket teman sejawat yang diisi oleh siswa untuk menilai
temannya namun untuk angket teman sejawat ini tidak boleh hanya
menilai teman yang itu itu saja jadi harus bergantian dengan teman
lain untuk menilai dan angket yang diisi oleh Bapak/Ibu guru untuk
menilai sikap siswa. Penilaian sikap ini berupa skor.
P : Kendala apa saja yang sekolah alami dalam pelaksanaan Kurikulum
2013?
WK : Kendala pertama adalah dari dana untuk mengembangkan potensi
siswa yang minim dari sekolah. Kedua adalah kurangnya semangat
dari Bapak/Ibu guru yang sudah tua (akan pensiun) untuk belajar IT
37

agar bisa melaporkan hasil penilaian siswa. Ketiga kurangnya


kemampuan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran berdasarkan
Kurikulum 2013. Keempat adalah guru yang kurang paham tentang
Kurikulum 2013.
P : Bagaimana sekolah meminimalkan kendala yang ada dalam penerapan
Kurikulum 2013?
WK : Untuk mengembangkan kemampuan guru dalam menerapkan
Kurikulum 2013 sekolah memanggil narasumber yang berkompeten
untuk mengisi seminar di sekolah. Setiap guru juga diusahakan saling
berbagi informasi tentang Kurikulum 2013 kepada guru lain yang
belum paham (saling berbagi). Sekolah juga melengkapi sarana dan
prasarana berupa buku pelajaran (buku siswa dan buku guru) untuk
menunjang proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013, setiap ruang
kelas juga dilengkapi dengan OHP dan LCD. Untuk melaporkan
penilaian dibuat sofware dalam microsoft excel sehingga
memudahkan guru untuk melaporkan penilaian karena guru hanya
menginput nilai dan untuk hasil akhir dan keterangan telah muncul
secara otomatis.
b. Hasil Wawancara 2
Wawancara dengan guru matematika kelas X MIPA 1, X MIPA 2, X
MIPA 3 dan X IPS 1 yang bernama Ibu Siti Marfuah, S. Si. Hasil
wawancara sebagai berikut.
P : Menurut Ibu, apa yang dimaksud dengan Kurikulum 2013?
G : Kurikulum 2013 itu kurikulum yang baik. Dalam Kurikulum 2013 ini
sesuai dengan tahapan peserta didik, membuat siswa aktif di dalam
pembelajaran.
P : Apakah perbedaan Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya?
G : Perbedaannya terdapat dalam proses dan penilaian. Kurikulum 2013
lebih menekankan siswa untuk aktif di dalam kegiatan pembelajaran
melalui diskusi kelompok, selain itu materi dipecah-pecah ke dalam
kelas X, kelas XI dan kelas XII. Jadi pelajaran matematika pada kelas
38

X, XI dan XII saling berkaitan tidak seperti pada kurikulum


sebelumnya dimana materi pelajaran kelas X, XI dan XII berbeda.
Dalam teknik penilaian pada kurikulum 2013 lebih kompleks karena
yang dinilai tidak hanya aspek pengetahuan saja seperti pada kurikulum
sebelumnya, tetapi ada aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
P : Apakah Ibu sudah menerapkan Kurikulum 2013 dalam proses
pembelajaran, terutama pembelajaran sainstifik?
G : Seharusnya pembelajaran sainstifik dilakukan dalam setiap
pembelajaran di kelas. Namun, dalam kenyataannya pembelajaran
sainstifik tidak bisa dilakukan secara terus menerus. Karena tidak
semua materi dapat digunakan untuk pembelajaran sainstifik ini. Untuk
beberapa materi yang sekiranya bisa dilaksanakan dengan pembelajaran
sainstifik maka saya menggunakannya, tetapi tetap memperhatikan
situasi dan kondisi peserta didik itu sendiri.
P : Apakah sebelum kegiatan pembelajaran di kelas Ibu membuat RPP
terlebih dahulu?
G : Iya, saya membuat RPP pada awal tahun pembelajaran.
P : Apakah proses pembelajaran sudah sesuai RPP?
G : Iya sudah sesuai. Semaksimal mungkin proses pembelajaran di kelas
sudah saya sesuaikan dengan RPP, namun terkadang kondisi siswa dan
kurangnya waktu atau adanya hari libur yang membuat tidak sesuai
dengan RPP.
P : Metode apa saja yang Ibu terapkan dalam proses pembelajaran di kelas?
G : Ceramah, Diskusi, Problem Solving. Tergantung kondisi peserta didik
dan materi yang dipelajari.
P : Terkait dengan mata pelajaran matematika peminatan, apakah
perbedaan matematika peminatan dengan matematika pada umumnya?
G : Untuk matematika peminatan materi yang disampaikan lebih dalam dari
matematika wajib.
39

P : Apakah Ibu menggunakan media pembelajaran untuk mempermudah


pemahaman siswa dalam pelajaran? Jika ya, media apa saja yang
digunakan?
G : Iya. Dalam dimensi tiga biasanya menggunakan media berupa bangun
kubus, balok dan lain-lain. Aplikasi geogebra juga digunakan untuk
mempermudah siswa dalam menggambar grafik. Namun yang paling
sering digunakan adalah power point karena dapat digunakan dalam
materi apapun.
P : Bagaimana cara Ibu untuk membuat siswa aktif dalam proses
pembelajaran?
G : Biasanya dalam pembelajaran dilakukan tanya jawab dan dalam diskusi
kelompok bisa membuat siswa menjadi lebih aktif.
P : Apakah ada perbedaan teknik penilaian pada Kurikulum 2013 dengan
kurikulum sebelumnya?
G : Perbedaan teknik penilaian Kurikulum 2013 dengan kurikulum
sebelumnya terdapat dalam skala. Kurikulum sebelumnya penilaian
dilakukan dari skala 0 - 100 sedangkan penilaian pada Kurikulum 2013
skala yang digunakan adalah 1 4. Penilaian dalam kurikulum
sebelumnya hanya aspek pengetahuan saja, tetapi dalam Kurikulum
2013 aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan dinilai.
P : Bentuk evaluasi apa saja yang Ibu lakukan untuk mengetahui
kemampuan peserta didik?
G : Dari ulangan harian, PR dan tugas semua diberi penilaian untuk
mengetahui kemampuan peserta didik.
P : Bagaimana cara menilai keberhasilan peserta didik dalam Kurikulum
2013?
G : Dengan cara melihat nilai yang sudah tuntas (diatas KKM). Nilai KKM
di sekolah ini adalah 2, 67. Untuk yang belum mencapai KKM
diadakan remidi untuk memperbaiki nilai.
P : Apakah ada remidial untuk peserta didik yang belum mencapai KKM?
40

G :Ya. Untuk siswa yang belum mencapai KKM selalu diadakan remidi
untuk memperbaiki nilai. Remidi dilakukan dengan mengerjakan
kembali soal ulangan yang diberikan.
P : Kendala apa saja yang Ibu alami dalam pelaksanaan Kurikulum 2013?
G : Kendala dari kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran,
buku pelajaran matematika (buku siswa) terkadang dalam buku siswa
soal soal kurang banyak dan siswa cenderung kebingungan, selain itu
kesiapan materi pelajaran karena dalam Kurikulum 2013 untuk kelas X,
XI dan XII saling berkesinambungan. Untuk kelas X materi bisa
langsung diajarkan, tetapi untuk kelas XI dan XII saya harus mengulang
terlebih dahulu pelajaran di kelas X karena siswa cenderung lupa
dengan materi pelajaran kelas X.
P : Upaya apa saja yang Ibu lakukan untuk meminimalkan kendala
tersebut?
G : Biasanya koordinasi dengan guru MGMP saling memberi masukan
untuk kendala yang terjadi dalam Kurikulum 2013. Dari buku pelajaran
juga mengambil sumber buku lain untuk menambah materi dan soal
soal.
c. Hasil Wawancara 3
Wawancara dengan guru matematika kelas X IPS 2 dan X IPS 3
bernama Ibu Citra Dewi Sekarningtyas, S. Pd. Hasil wawancara sebagai
berikut.
P : Menurut Ibu, apa yang dimaksud dengan Kurikulum 2013?
G : Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang membuat guru lebih
nyaman, karena dalam Kurikulum 2013 ini yang dituntut aktif adalah
siswa dan guru hanya sebagai fasilitator.
P : Apakah perbedaan Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya?
G : Perbedaannya terdapat dalam proses pembelajaran. Kurikulum
sebelumnya guru lebih banyak menerangkan pelajaran dan siswa
cenderung pasif di kelas. Pada Kurikulum 2013 proses pembelajaran
41

menekankan siswa yang lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, guru


hanya sebagai fasilitator.
P : Apakah Ibu sudah menerapkan Kurikulum 2013 dalam proses
pembelajaran, terutama pembelajaran sainstifik?
G : Sudah. Namun terkadang kurang berjalan lancar, apalagi saya mengajar
di IPS yang siswanya sulit untuk diatur.
P : Apakah sebelum kegiatan pembelajaran di kelas Ibu membuat RPP
terlebih dahulu?
G : Iya, saya membuat RPP pada awal tahun pembelajaran.
P : Apakah proses pembelajaran sudah sesuai RPP?
G : Kadang kadang sesuai dan kadang kadang tidak sesuai. Kendala
dari waktu dan siswa.
P : Metode apa saja yang Ibu terapkan dalam proses pembelajaran di kelas?
G : Ceramah dan Diskusi Kelompok.
P : Terkait dengan mata pelajaran matematika peminatan, apakah
perbedaan matematika peminatan dengan matematika pada umumnya?
G : Untuk peminatan berbeda antara Kurikulum 2013 dan kurikulum
sebelumnya. Dalam kurikulum sebelumnya peminatan diberikan pada
kelas XI yaitu peminatan IPA atau IPS. Untuk Kurikulum 2013 ada
peminatan untuk matematika yang telah diberikan pada siswa kelas X
dan hanya kelas MIPA yang mendapat mata pelajaran matematika
peminatan.
P : Apakah Ibu menggunakan media pembelajaran untuk mempermudah
pemahaman siswa dalam pelajaran? Jika ya, media apa saja yang
digunakan?
G : Iya. Media yang sering digunakan adalah LCD dan power point.
P : Bagaimana cara Ibu untuk membuat siswa aktif dalam proses
pembelajaran?
G : Sulit untuk membuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran karena
pada umumnya siswa berpikiran matematika itu susah. Saya membuat
suasana pembelajaran nyaman terlebih dahulu agar siswa tidak tegang
42

dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu penggunaan model


pembelajaran yang lebih bervariasi yang dapat membuat siswa lebih
nyaman.
P : Apakah ada perbedaan teknik penilaian pada Kurikulum 2013 dengan
kurikulum sebelumnya?
G : Dalam Kurikulum 2013 aspek yang dinilai adalah aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan, sedangkan kurikulum sebelumnya yang
dinilai aspek pengetahuannya saja. Untuk penilaian sikap itu sendiri,
sekolah biasanya menggunakan angket untuk menilai diri sendiri,
angket yang diisi teman sajawat dan angket yang diisi oleh guru. Untuk
penilaian pengetahuan ini berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Jika
dalam kurikulum sebelumnya nilai akhir adalah nilai yang diambil dari
semua nilai yang dibuat rata rata, sedangkan dalam Kurikulum 2013
nilai yang paling baik itulah nilai yang diambil untuk nilai akhir.
P : Bentuk evaluasi apa saja yang Ibu lakukan untuk mengetahui
kemampuan peserta didik?
G : Dari nilai ulangan harian dan memberikan pertanyaan kepada siswa
tentang materi yang telah dipelajari.
P : Bagaimana cara menilai keberhasilan peserta didik dalam Kurikulum
2013?
G : Keberhasilan peserta didik dilihat dari nilai untuk aspek pengetahuan
dan keterampilan diatas KKM. KKM di sekolah ini adalah 2, 67. Untuk
aspek sikap minimal baik.
P : Apakah ada remidial untuk peserta didik yang belum mencapai KKM?
G : Selalu diadakan remidi untuk siswa yang belum mencapai KKM.
Remidi dilakukan dengan mengerjakan kembali soal ulangan yang
belum mencapai nilai KKM atau dengan soal yang baru.
P : Kendala apa saja yang Ibu alami dalam pelaksanaan Kurikulum 2013?
G : Kendala dari materi pelajaran yang banyak, untuk kelas X yang
sebelumnya 8 BAB menjadi 12 BAB.
43

P : Upaya apa saja yang Ibu lakukan untuk meminimalkan kendala


tersebut?
G : Untuk siswa harus belajar di rumah agar lebih siap dan lebih paham
materi pelajaran.
d. Hasil Wawancara 4
Wawancara dengan guru matematika kelas X IPS 4 SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta yang bernama Ibu Dra. Mulki Rahmawati, M.
Pd. Beliau juga merupakan guru matematika wajib di SMA Muhammadiyah
2 Surakarta. Hasil wawancara sebagai berikut.
P : Menurut Ibu, apa yang dimaksud dengan Kurikulum 2013?
G : Kurikulum 2013 itu kurikulum yang bagus, merupakan suatu inovasi
dan dapat membuat siswa lebih kreatif.
P : Apakah perbedaan Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya?
G : Dalam kurikulum sebelumnya guru lebih dominan menerangkan
pelajaran, siswa cenderung pasif. Kurikulum 2013 mengajak siswa
untuk aktif dalam kelompok atau individu untuk menemukan rumus
dalam pembelajaran.
P : Apakah Ibu sudah menerapkan Kurikulum 2013 dalam proses
pembelajaran, terutama pembelajaran sainstifik?
G : Sudah, biasanya dilakukan seminggu sekali karena jika dilakukan setiap
pertemuan materi pelajaran tidak bisa selesai pada waktunya.
P : Apakah sebelum kegiatan pembelajaran di kelas Ibu membuat RPP
terlebih dahulu?
G : Iya, saya membuat RPP pada saat awal tahun pembelajaran.
P : Apakah proses pembelajaran sudah sesuai RPP?
G : Iya, untuk bab dalam materi sudah sesuai dengan RPP.
P : Metode apa saja yang Ibu terapkan dalam proses pembelajaran di kelas?
G : Metode yang digunakan ceramah dan diskusi. Untuk model
pembelajaran yang digunakan Discovery Learning, Problem Based
Learning tetapi yang paling sering adalah Jigsaw.
44

P : Terkait dengan mata pelajaran matematika peminatan, apakah


perbedaan matematika peminatan dengan matematika pada umumnya?
G : Dalam matematika peminatan materi lebih mendalam dari matematika
wajib.
P : Apakah Ibu menggunakan media pembelajaran untuk mempermudah
pemahaman siswa dalam pelajaran? Jika ya, media apa saja yang
Bapak/Ibu gunakan?
G : Iya. Tetapi yang paling sering digunakan adalah power point.
P : Bagaimana cara Ibu untuk membuat siswa aktif dalam proses
pembelajaran?
G : Untuk membuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran yang pertama
dilakukan adalah membuat siswa tidak takut terlebih dahulu, tidak takut
kepada guru dan pelajaran matematika. Yang kedua adalah dengan
memperhatikan tingkat kemampuan siswa, guru tidak boleh memarahi
siswa tetapi guru harus membimbing siswa agar dapat mengikuti proses
pembelajaran matematika dengan baik.
P : Apakah ada perbedaan teknik penilaian pada Kurikulum 2013 dengan
kurikulum sebelumnya?
G : Penilaian dalam Kurikulum 2013 mencakup aspek sikap, pengetahuan
dan keterampilan, sedangkan kurikulum sebelumnya hanya menilai
aspek pengetahuan. Penilaian sikap dilakukan dengan pemberian angket
yang diisi oleh siswa itu sendiri, teman sejawat dan guru.
P : Bentuk evaluasi apa saja yang Ibu lakukan untuk mengetahui
kemampuan peserta didik?
G : Evaluasi yang dilakukan dengan memberikan soal secara bertahap dari
soal yang mudah ke soal yang lebih sulit.
P : Bagaimana cara menilai keberhasilan peserta didik dalam Kurikulum
2013?
G : Dari aspek sikap bisa dilihat dari hasil angket. Dari aspek pengetahuan
bisa dari ulangan harian. Dari aspek keterampilan bisa dililah dari
aktifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran.
45

P : Apakah ada remidial untuk peserta didik yang belum mencapai KKM?
G : Ada. Selalu diadakan remidi untuk nilai siswa yang belum mencapai
KKM.
P : Kendala apa saja yang Ibu alami dalam pelaksanaan Kurikulum 2013?
G : Kurikulum 2013 menghabiskan banyak waktu, adanya PR setiap
pertemuan dapat membuat siswa lelah dan jenuh.
P : Upaya apa saja yang Ibu lakukan untuk meminimalkan kendala
tersebut?
G : Upaya saya mengadakan kelas tambahan pada sore hari jika mendekati
UTS dan UAS apabila materi pelajaran belum selesai, siswa belum
mengerti materi pelajaran dan untuk memberikan soal-soal tambahan
untuk siswa agar lebih paham dengan materi.
e. Hasil Wawancara 5
Wawancara dengan guru matematika peminatan kelas X yang
bernama Ibu Dra. Hj. Sri Insiah. Hasil wawancara sebagai berikut.
P : Menurut Ibu, apa yang dimaksud dengan Kurikulum 2013?
G : Kurikulum 2013 itu kurikulum yang baik. Standar Isi dan Standar
Proses bagus, model pembelajaran pun dapat membuat siswa menjadi
lebih aktif. Dari segi positifnya Kurikulum 2013 memiliki teknik
penilaian yang bagus karena semua aspek dinilai yaitu aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Namun, Kurikulum 2013 juga memiliki
segi negatif karena aspek yang dinilai lebih banyak maka
administrasinya juga lebih banyak dan menyulitkan pihak guru apalagi
untuk guru yang sudah tua.
P : Apakah perbedaan Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya?
G : Menurut saya Kurikulum 2013 tidak berbeda dengan kurikulum
sebelumnya. Kurikulum 2013 mempertegas kurikulum sebelumnya.
Dalam kurikulum sebelumnya sudah dibahas tentang aspek sikap dan
keterampilan tetapi belum dibuat penilaiannya, yang dibuat penilaian
hanya aspek pengetahuannya saja. Kurikulum 2013 menegaskan
46

kurikulum sebelumnya dengan mencantumkan aspek sikap,


pengetahuan dan keterampilan ke dalam penilaian.
P : Apakah Ibu sudah menerapkan Kurikulum 2013 dalam proses
pembelajaran, terutama pembelajaran sainstifik?
G : Sudah, pembelajaran sainstifik dilakukan berdasarkan judul dan
indikator dari materi pelajaran.
P : Apakah sebelum kegiatan pembelajaran di kelas Ibu membuat RPP
terlebih dahulu?
G : Iya. RPP dibuat pada awal tahun pembelajaran.
P : Apakah proses pembelajaran sudah sesuai RPP?
G : Kadang kadang sudah, kadang kadang belum. Hal ini dikarenakan
keterbatasan waktu dan kondisi siswa. Apalagi ada pertemuan yang
hanya satu jam pelajaran, untuk matematika satu jam pelajaran kurang
efektif karena waktu akan habis untuk menyiapkan siswa untuk
mengikuti proses pembelajaran.
P : Metode apa saja yang Ibu terapkan dalam proses pembelajaran di kelas?
G : Metode yang digunakan ceramah, problem solving dan diskusi. Diskusi
yang dilakukan menyesuaikan dengan indikator dalam materi pelajaran,
karena tidak semua materi bisa digunakan untuk berdiskusi. Untuk
model pembelajaran yang digunakan Discovery Learning, Problem
Based Learning dan Jigsaw.
P : Terkait dengan mata pelajaran matematika peminatan, apakah
perbedaan matematika peminatan dengan matematika pada umumnya?
G : Materi dalam matematika peminatan lebih detail dan lebih sulit dari
matematika wajib. Matematika peminatan itu sendiri diberikan mulai
dari kelas X dan hanya untuk kelas MIPA.
P : Apakah Ibu menggunakan media pembelajaran untuk mempermudah
pemahaman siswa dalam pelajaran? Jika ya, media apa saja yang
Bapak/Ibu gunakan?
G : Iya, tetapi menyesuaikan dengan materi yang dipelajari. Dalam materi
peluang bisa menggunakan dadu, remi dan koin. Menurut saya power
47

point itu bukan sebuah media karena tidak mempermudah siswa dalam
pemahaman materi.
P : Bagaimana cara Ibu untuk membuat siswa aktif dalam proses
pembelajaran?
G : Saya memberikan soal kepada siswa. Untuk siswa yang bisa menjawab
biasanya saya kasih reward misalnya permen. Walaupun harga permen
tidak seberapa tetapi ini bisa membuat siswa menjadi lebih aktif apalagi
dilakukan pada jam pelajaran terakhir yang umumnya siswa sudah
jenuh dengan materi pelajaran.
P : Apakah ada perbedaan teknik penilaian pada Kurikulum 2013 dengan
kurikulum sebelumnya?
G : Dalam kurikulum sebelumnya aspek penilaian dan sikap dilakukan
dengan skala tinggi, sedang dan rendah. Kurikulum 2013 penilaian
dalam aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan masing masing
dideskripsikan.
P : Bentuk evaluasi apa saja yang Ibu lakukan untuk mengetahui
kemampuan peserta didik?
G : Bentuk evaluasi berupa tes tertulis dan tugas (project, portofolio, dan
keterampilan). Nilai akhir dalam Kurikulum 2013 berbeda dengan nilai
akhir dalam kurikulum sebelumnya. Nilai akhir kurikulum sebelumnya
adalah semua nilai dijumlah dan dibagi dengan banyaknya nilai (nilai
rata rata), sedangkan dalam Kurikulum 2013 nilai akhir diambil dari
nilai yang paling baik dari semua nilai.
P : Bagaimana cara menilai keberhasilan peserta didik dalam Kurikulum
2013?
G : Dalam Kurikulum 2013 ini semua potensi anak dihargai. Mulai dari
sikap, pengetahuan dan keterampilannya.
P : Apakah ada remidial untuk peserta didik yang belum mencapai KKM?
G : Selalu ada remidi untuk yang belum mencapai KKM. KKM di sekolah
ini adalah 2, 67. Seharusnya remidi dilakukan dengan mengulang
materi dan dilakukan diluar jam pembelajaran. Namun jika dilakukan
48

seperti itu akan memerlukan lebih banyak waktu. Untuk menghemat


waktu remidi saya lakukan dengan cara siswa mengerjakan kembali
soal ulangan harian dan dikumpulkan.
P : Kendala apa saja yang Ibu alami dalam pelaksanaan Kurikulum 2013?
G : Kendala yang paling besar adalah administrasi, apalagi untuk guru yang
sudah tua dan tidak terlalu paham dengan IT pasti mengalami kesulitan.
Banyaknya penilaian yang harus dilakukan dan dilaporkan menuntut
kesiapan para guru dalam menggunakan IT.
P : Upaya apa saja yang Ibu lakukan untuk meminimalkan kendala
tersebut?
G : Upaya yang dilakukan dengan banyak belajar tentang IT agar
administrasi dalam berjalan baik dan tentunya harus dapat membagi
waktu dengan baik. Apabila telat untuk mengoreksi satu ulangan saja
bisa membuat materi pelajaran yang lain menjadi tidak sesuai waktu,
karena hasil ulangan harus dibagikan kepada siswa sebelum diadakan
remidi. Remidi itu sendiri dilakukan setelah ulangan sebelum memasuki
materi selanjutnya.
Secara umum hasil wawancara tentang Kurikulum 2013 dari dua
responden yaitu Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum dan Guru SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1 Hasil Wawancara dengan Responden
Responden
Point
Wakil Kepala Sekolah
Pertanyaan Guru Matematika
Bidang Kurikulum
Perbedaan Perbedaan terletak pada Perbedaan terletak pada proses
Kurikulum susunan materi pelajaran, pembelajaran yang
2013 dengan struktur pelajara, konsep menekankan siswa untuk aktif,
KTSP pembelajaran, dan aspek aspek penilaian (sikap,
penilaian (sikap, pengetahuan, dan
pengetahuan, dan keterampilan) dan susunan
49

keterampilan) materi yang dipecah ke dalam


kelas X, XI, dan XII.
Proses Kurikulum 2013 sudah Penerapan pembelajaran
Pembelajaran berjalan, tetapi belum sainstifik, proses pembelajaran
sempurna. Kurikulum 2013 sesuai RPP, menggunakan
menuntut kreativitas dari guru metode pembelajaran yang
dalam proses pembelajaran bervariasi dan menggunakan
dan pengelolaan administrasi. media pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran
guru mampu menerapkan
Kurikulum 2013.
Teknik Penilaian dilakukan pada saat Penilaian dilakukan pada saat
Penilaian proses pembelajaran (aspek proses pembelajaran (aspek
sikap, pengetahuan dan sikap, pengetahuan dan
keterampilan). Nilai akhir keterampilan). Penilaian aspek
diambil dari nilai yang paling pengetahuan dan keterampilan
baik dari semua nilai dalam dari PR, UH, UTS, UAS, dan
satu mata pelajaran dan aktivitas siswa di kelas.
dideskripsikan dalam bentuk Penilaian aspek sikap dari
angka dan keterangan. angket. Nilai akhir diambil dari
nilai yang paling baik dari
semua nilai dalam satu mata
pelajaran dan dideskripsikan
dalam bentuk angka dan
keterangan.
Kendala Kendala dari dana untuk Kendala dari menghabiskan
mengembangkan potensi banyak waktu, buku pelajaran,
siswa yang minim, kurangnya administrasi untuk penilaian,
semangat dari guru untuk dan materi pelajaran lebih
belajar IT, guru yang kurang banyak.
50

paham tentang Kurikulum


2013, dan sarana dan
prasarana yang kurang
(terutama buku pelajaran).
Upaya Dengan memanggil Mengadakan kelas tambahan
Meminimal- narasumber, melengkapi sepulang sekolah, koordinasi
kan Kendala sarana dan prasarana, dan dengan guru MGMP,
membuat software untuk mengambil materi sumber dari
administrasi penilaian. berbagai buku, belajar IT, dan
memberi arahan kepada siswa
untuk belajar di rumah.

2. Hasil Angket
a. Hasil Angket 1
Angket pertama diisi 4 responden guru matematika kelas X SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta. Hasil angket sebagai berikut.
51

Tabel 4.2 Hasil Angket Guru Matematika Kelas X


Nomor Jumlah Skor
Indikator Skor
Butir Butir Max
Membuat RPP (KI, indikator dan
1-3 3 46 48
metode)
Menyampaikan tujuan
4 1 14 16
pembelajaran
Melaksanaan pembelajaran 59
6 81 96
sainstifik (5M) dan 13
Menggunakan model
pembelajaran (PBL, DL dan 10 - 12 3 31 48
PjBL)
Melakukan penilaian (aspek
14 16
sikap, pengetahuan dan 4 61 64
dan 19
keterampilan)
Menggunakan media
17 1 10 16
pembelajaran
Memberikan tugas terstruktur 18 1 13 16
Menyimpulkan materi 20 1 14 16
Jumlah 20 270 320
jumlah skor
Persentase = x 100% 84, 38%
jumlah skor max

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa persentase yang diperoleh 84,


38% berarti implementasi Kurikulum 2013 sudah berjalan dengan baik dari
proses pembelajaran dan penilaian.
b. Hasil Angket 2
Angket kedua diisi 144 responden siswa dari 4 kelas X SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta, yaitu kelas X MIPA 1 (37 siswa), X MIPA 3
(35 siswa), X IPS 2 (36 siswa) dan X IPS 4 (36 siswa). Angket siswa
52

diambil dari 4 kelas yang diajar oleh 4 guru matematika (masing-masing


kelas mewakili 1 guru matematika). Hasil angket sebagai berikut.
Tabel 4.3 Hasil Angket Siswa Kelas X
Nomor Jumlah Skor
Indikator Skor
Butir Butir Max
Keaktifan siswa 1 dan 3 2 788 1152
Guru menyampaikan tujuan
4 1 437 576
pembelajaran
Guru melaksanaan pembelajaran 2, 5 9
7 3036 4032
sainstifik (5M) dan 13
Guru menggunakan model
pembelajaran (PBL, DL dan 10 12 3 1185 1728
PjBL)
Guru melakukan penilaian (aspek
14 16
sikap, pengetahuan dan 4 1936 2304
dan 19
keterampilan)
Guru menggunakan media
17 1 427 576
pembelajaran
Guru memberikan tugas
18 1 467 576
terstruktur
Guru menyimpulkan materi 20 1 435 576
Jumlah 20 8708 11520
jumlah skor
Persentase = x 100% 75, 59%
jumlah skor max

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa persentase yang diperoleh 75,


59% berarti implementasi Kurikulum 2013 sudah berjalan dengan baik dari
proses pembelajaran dan penilaian.
53

3. Hasil Observasi Kelas


a. Hasil Observasi 1
Observasi dilakukan di kelas X MIPA 3 pada pembelajaran
matematika wajib dengan pengampu Ibu Siti Marfuah, S. Si. Materi yang
disampaikan adalah fungsi kuadrat. Awal pembelajaran guru menyampaikan
tujuan pembelajaran dan menerangkan materi pada tayangan slide. Dalam
slide itu juga terdapat soal yang harus dijawab oleh siswa.
Guru mempersilahkan siswa untuk mencatat materi dalam buku
tulisnya dan mengerjakan soal yang terdapat dalam tayangan slide. Karena
sebelumnya siswa belum pernah mendapat materi ini, maka ada beberapa
siswa yang bertanya kepada guru. Pada saat siswa mencatat materi, guru
berkeliling untuk memeriksa tugas yang diberikan pada pertemuan
sebelumnya. Guru memberikan nilai kepada siswa untuk tugas yang telah
dikerjakan. Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan. Siswa pun antusias menjawab pertanyaan dari guru.
Guru memberikan poin keaktifan untuk siswa jika siswa mau menjawab
soal walaupun jawabannya salah.
Pada akhir proses pemeblajaran guru dan siswa mengoreksi jawaban
dari soal secara bersama-sama, lalu guru dan siswa menyimpulkan apa yang
telah dipelajari pada pertemuan itu. Guru juga memberikan tugas kepada
siswa agar siswa dapat lebih memahami materi tersebut.
Dari hasil pengamatan guru belum sepenuhnya menggunakan
Kurikulum 2013 dikarenakan guru menerangkan materi baru yang pada
keadaannya siswa belum mampu untuk mempelajari sesuatu yang baru
apabila belum diajarkan oleh guru. Adanya waktu istirahat pada
pertengahan jam pelajaran membuat waktu pelajaran berkurang. Penyebab
waktu pelajaran berkurang adalah menunggu siswa masuk ke dalam kelas
setelah istirahat sekitar 10 15 menit. Dalam pelaksanaan pembelajaran
belum sepenuhnya sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh guru.
54

b. Hasil Observasi 2
Observasi dilakukan di kelas X IPS 2 pada pembelajaran matematika
wajib dengan pengampu Ibu Citra Dewi Sekarningtyas, S. Pd dengan materi
trigonometri. Pada awal pembelajaran guru membagi siswa ke dalam
beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari 4 5 siswa. Guru
memberikan kertas karton berwarna kepada setiap kelompok.
Guru memberi 1 persoalan untuk dikerjakan oleh masing-masing
kelompok. Tiap kelompok persoalan yang dikerjakan berbeda-beda.
Sebelum mengerjakan guru memberikan arahan kepada siswa untuk
menghitung nilai sin, cos dan tan dari segitiga dan mencari panjang sisi
yang belum diketahui. Selanjutnya guru menyuruh siswa untuk
menggambar segitiga sesuai dengan panjang sisi yang didapat pada kertas
karton dan mengguntingnya. Karena pada pertemuan sebelumnya guru telah
memberi tahu siswa untuk membawa penggaris dan gunting, maka setiap
kelompok dapat mengerjakan tugasnya masing-masing dengan alat yang
telah dibawa.
Dalam proses mengerjakan persoalan ini banyak kelompok yang
masih mengalami kesulitan. Guru berkeliling untuk memberikan petunjuk
kepada siswa cara menyelesaikan persoalannya. Namun dalam tiap
kelompok belum semuanya aktif, hanya beberapa orang saja yang aktif.
Bahkan ada anggota dari kelompok yang mengobrol dengan temannya di
kelompok lain.
Pada 30 menit terakhir guru menunjuk perwakilan dari beberapa
kelompok untuk mempresentasikan jawabannya di depan kelas. Selanjutnya
guru dan siswa bersama-sama mengoreksi jawaban dari kelompok yang
mengerjakan persoalan. Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama dari
apa yang telah dipelajari saat itu. Lalu guru mengumpulkan semua jawaban
dari tiap kelompok.
Dari hasil pengamatan guru belum sepenuhnya menggunakan
Kurikulum 2013 dikarenakan siswa yang belum mengerti materi padahal
sudah diajarkan. Guru berupaya agar siswa mengerti dengan cara berkeliling
55

dan memberikan pengarahan kepada setiap kelompok, bahkan ada


kelompok yang sama sekali tidak mengerti materi sehingga penyelesaian
persoalan dikerjakan oleh guru. Pembagian kelompok juga belum heterogen
karena pembagian kelompok hanya berdasarkan pada letak kursi siswa.
Dalam pelaksanaan pembelajaran belum sepenuhnya sesuai dengan RPP
yang telah dibuat oleh guru.
c. Hasil Observasi 3
Observasi dilakukan di kelas X IPS 4 pada pembelajaran matematika
wajib dengan pengampu Ibu Mulki Rahmawati, M. Pd dengan materi fungsi
kuadrat. Pada awal pembelajaran guru menampilkan tayangan slide untuk
memberikatahukan kepada siswa tujuan pembelajaran. Selanjutnya, guru
membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari 4
5 siswa. Guru memberikan persoalan yang sama kepada setiap kelompok.
Pada saat siswa mengerjakan persoalan guru berkeliling untuk
memeriksa jawaban dari siswa. Guru juga membantu siswa yang mengalami
kesulitan dalam mengerjakan. Guru memberikan arahan kepada siswa.
Banyaknya siswa dalam kelompok yang belum paham dengan materi
membuat guru terus berkeliling untuk membantu siswa. Dalam kelompok
pun yang aktif hanya itu-itu saja dan yang lainnya cenderung mengobrol
sendiri dan mengandalkan teman yang aktif dalam kelompoknya.
Setelah semua kelompok selesai, guru menunjuk perwakilan
beberapa kelompok untuk mempresentasikan jawaban dari persoalan yang
diberikan. Kelompok yang ditunjuk mempresentasikan jawabannya di
depan. Selanjutnya guru dan siswa mengoreksi jawaban bersama dan
membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari saat itu. Pada akhir
proses pembelajaran guru memberikan tugas kepada siswa untuk
mengerjakan kembali persoalan secara individu.
Dari hasil pengamatan guru belum sepenuhnya menggunakan
Kurikulum 2013 dikarenakan siswa yang belum mengerti materi padahal
sudah diajarkan. Guru berupaya agar siswa mengerti dengan cara berkeliling
dan memberikan pengarahan kepada setiap kelompok. Pembagian kelompok
56

juga belum heterogen karena pembagian kelompok hanya berdasarkan pada


letak kursi siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran belum sepenuhnya
sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh guru.
d. Hasil Observasi 4
Observasi dilakukan di kelas X MIPA 1 pada pembelajaran
matematika peminatan dengan pengampu Ibu Dra. Hj. Sri Insiah. Materi
yang disampaikan adalah materi baru yaitu trigonometri. Pertama-tama guru
membuka pelajaran dengan menampilkan tayangan slide gambar monas
untuk memasuki bab trigonometri ini. Guru membuat pertanyaan awal
kepada siswa. Siswa pun antusias untuk menjawab pertanyaan dari guru.
Semua pendapat diterima oleh guru, lalu guru menyampaikan kegunaan
trigonometri ini dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya guru membahas tentang sudut istimewa dalam
trigonometri yaitu sudut 0, 30, 45, 60, dan 90. Guru membuat kolom sin, cos
dan tan untuk sudut-sudut istimewa tersebut. Guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengisi kolom tersebut, ini dilakukan agar siswa aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Guru juga memanggil beberapa siswa yang
tidak memperhatikan untuk maju ke depan mengisi kolom tersebut. Setelah
semua terisi penuh guru dan siswa mengoreksi jawaban bersama.
Pada saat pembelajaran ada siswa yang minum tanpa izin dari guru,
selanjutnya guru memberikan arahan agar siswa meminta izin dahulu untuk
minum di kelas. Secara tidak langsung guru mengajarkan sikap sopan
santun di kelas. Ada juga siswa dari kelas lain masuk tanpa izin tanpa
memberi salam. Guru juga memberi arahan agar mengucapkan salam
terlebih dahulu. Secara tidak langsung juga guru memberikan arahan dalam
sikap religius.
Selanjutnya guru menerangkan tentang cara mencari sudut dalam
segitiga (sindemi, cossami, dan tandesa). Lalu guru memberikan pertanyaan
kepada siswa dan dengan antusias siswa menjawab pertanyaan guru.
Pembelajaran matematika peminatan ini cukup singkat karena hanya 1 jam
pelajaran (45 menit). Pada akhir pembelajaran guru memberikan tugas
57

kepada siswa untuk mencari nilai sin, cos dan tan dari sudut istimewa 180,
270 dan 360.
Dari hasil pengamatan guru belum sepenuhnya menggunakan
Kurikulum 2013 dikarenakan guru menerangkan materi baru yang pada
keadaannya siswa belum mampu untuk mempelajari sesuatu yang baru
apabila belum diajarkan oleh guru. Kendala juga datang dari waktu,
dikarenakan proses pembelajaran yang cukup singkat yaitu hanya 1 jam
pelajaran (45 menit). Untuk pembelajaran matematika dengan waktu 45
menit sangatlah kurang. Dalam pelaksanaan pembelajaran belum
sepenuhnya sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh guru. Secara umum
hasil observasi kelas dari 4 guru matematika (menggunakan instrumen
pelaksanaan pembelajaran yang diisi oleh peneliti) dapat dilihat dari tabel
berikut.
58

Tabel 4.4 Hasil Instrumen Proses Pembelajaran


Jumlah Skor
Komponen Indikator Skor
Butir Max
Kegiatan Melakukan apersepsi,
Pendahuluan motivasi, dan menyampaikan 4 53 64
tujuan pembelajaran
Kegiatan 1.Menguasai materi 4 55 64
Inti pembelajaran
2.Menerapkan strategi 4 48 64
pembelajaran yang
mendidik
3.Menerapkan pendekatan 4 54 64
pembelajaran sainstifik
4.Memanfaatkan sumber 4 56 64
belajar/media dalam
pembelajaran
5. Melibatkan peserta didik 4 60 64
dalam pembelajaran
6.Menggunakan bahasa yang 4 48 64
benar dan tepat dalam
pembelajaran
Kegiatan Menerapkan langkah menutup
4 48 64
Penutup pelajaran
Jumlah 32 422 512
jumlah skor
Persentase = x 100% 82, 42%
jumlah skor max

Dari hasil observasi dan tabel diatas menunjukkan persentase 82,


42% maka dapat dikatakan pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam
pembelajaran matematika berjalan dengan baik.
59

4. Hasil dari Instrumen Penyusunan Penilaian


Instumen penyusunan penilaian diisi oleh peneliti dengan melihat
RPP dan daftar nilai yang dibuat oleh 4 matematika kelas X di SMA
Muhamamdiyah 1 Surakarta. Hasilnya sebagai berikut.
Tabel 4.5 Hasil Instrumen Penyusunan Penilaian
Jumlah Skor
Komponen Indikator Skor
Butir Max
Penilaian Menerapkan konsep
4 60 64
penilaian
Menerapkan pelaporan hasil
4 60 64
penilaian pembelajaran
Merancang kegiatan
penilaian sikap,
4 48 64
pengetahuan, dan
keterampilan
Jumlah 12 168 192
jumlah skor
Persentase = x 100% 87, 50%
jumlah skor max

Dari hasil tabel diatas menunjukkan persentase sebesar 87, 50%


dapat dikatakan bahwa penyusunan penilaian dalam Kurikulum 2013
untuk mata pelajaran matematika sudah berjalan dengan sangat baik.
C. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis Implementasi Kurikulum 2013 dan Kendalanya
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta merupakan sekolah menengah yang
mempunyai visi dan misi untuk memperoleh siswa yang unggul dalam prestasi,
luhur dalam budi pekerti, mampu berkompetitif menuju terbentuknya insan
beriman, cerdas, kreatif, dan berdaya saing nasional. Upaya yang dilakukan
untuk mewujudkan visi dan misi tersebut adalah dengan melaksanakan proses
kegiatan belajar mengajar dengan baik dan mengembangkan ekstrakurikuler di
sekolah. Ektrakurikuler merupakan daya tarik yang paling utama dari sekolah
60

ini. Hal ini dibuktikan dari hasil angket yang dibagikan kepada siswa pada saat
masuk ke SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum operasional yang dilaksanakan
di masing-masing satuan pendidikan. Namun karena adanya pergantian
Menteri Pendidikan maka dibuat keputusan tentang Kurikulum 2013. Jika
sekolah belum menerapkan Kurikulum 2013 selama 3 semester maka proses
pembelajaran kembali ke Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, namun untuk
sekolah yang telah menerapkan Kurikulum 2013 selama 3 semester maka
Kurikulum 2013 tetap dilanjutkan di sekolah itu. SMA Muhammadiyah 1
Surakarta telah menggunakan Kurikulum 2013 selama 3 semester yang dimulai
pada tahun ajaran 2013/2014. Oleh sebab itu, SMA Muhammadiyah 1
Surakarta tetap menggunakan Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran.
Pelatihan dilakukan oleh guru untuk memahami Kurikulum 2013 secara
baik. Guru mengikuti pelatihan yang diadakan oleh dinas kabupaten (MGMP)
dan sekolah memberikan pelatihan dengan mengundang narasumber yang
berkompeten. Sekolah juga melengkapi sarana dan prasarana untuk menunjang
proses pembelajaran.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang mengharapkan peserta didik
aktif di dalam pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator dan motivator.
Secara umum, pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMA Muhammadiyah sudah
berjalan cukup baik. Sekolah berupaya untuk melakukan perbaikan-perbaikan
secara bertahap agar dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 dapat berjalan lebih
baik bahkan sempurna.
Pada proses pembelajaran matematika kelas X di SMA Muhammadiyah
1 Surakarta belum sepenuhnya sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh guru.
Dalam kegiatan pendahuluan guru terkadang tidak menyampaikan apersepsi
dan tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan inti yaitu melaksanakan
pembelajaran sainstifik (5M) yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar
dan mengkomunikasikan belum sepenuhnya berjalan lancar.
Pada saat menanya siswa cenderung malu dan kurang percaya diri
untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Hanya siswa tertentu yang
61

tidak malu untuk bertanya. Guru berupaya untuk membuat siswa menanyakan
materi yang belum dipahami dengan cara berkeliling dan melihat seberapa
siswa itu mampu memahami materi. Guru memberikan bantuan kepada siswa
yang mengalami kesulitan dalam memahami materi.
Pada saat mencoba pun terkadang siswa kurang percaya diri sehingga
meniru jawaban dari temannya yang telah selesai mengerjakan. Guru
memberikan arahan bahwa jawaban salah tidak masalah yang penting sudah
mencoba mengerjakan, selain itu nanti pada akhir pembelajaran jawaban juga
akan dikoreksi bersama.
Pada saat mengkomunikasikan siswa juga cenderung malu dan kurang
percaya diri untuk mempresentasikan hasilnya. Siswa masih merasa takut
salah. Guru berulang kali menekankan salah tidak menjadi masalah, karena
dari kesalahan itu siswa menjadi lebih mengerti materi. Pada akhir
pembelajaran hasil dari siswa juga akan dikoreksi dan disimpulkan bersama
guru. Keberanian adalah hal utama yang diperlukan pada proses
mengkomunikasikan ini.
Dalam kegiatan penutup terkadang guru lupa untuk menyimpulkan
materi yang telah dipelajari. Guru juga terkadang lupa untuk memberikan tugas
atau PR kepada siswa untuk dikerjakan di rumah agar siswa dapat lebih
memahami materi.
Kemampuan peserta didik dalam bidang pengetahuan yang berbeda-
beda menjadi kendala dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Siswa yang aktif
dalam kegiatan pembelajaran hanya itu-itu saja. Sulit untuk membuat peserta
didik yang lain untuk aktif dan mampu berpikir ilmiah, akibatnya guru harus
menjelaskan materi pelajaran.
Dalam Kurikulum 2013 diharapkan peserta didik aktif dan mampu
berpikir ilmiah dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan Resti
Fauziah, dkk (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa pada RPP
berbasis pendekatan saintifik melalui model pembelajaran PBL berhasil
memotivasi dan menanamkan sikap internal pada peserta didik. Pada proses
pembelajaran matematika kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, guru
62

selalu berusaha untuk membuat siswa aktif dan mampu berpikir ilmiah. Guru
menggunakan metode ceramah dan diskusi, serta model pembelajaran Problem
Based Learning, Discovery Learning dan Project Basic Learning. Guru juga
menggunakan model pembelajaran lain seperti Problem Solving dan Jigsaw.
Hasil angket proses pembelajaran yang diisi oleh guru dan siswa
mendapat persentase 84, 38% dan 75, 59%. Sedangkan, instrumen proses
pembelajaran yang diisi oleh peneliti pun mendapat persentase 82, 42%. Ini
menunjukkan implementasi kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran
matematika kelas X SMA Muhammadiyah 1 Surakarta sudah berjalan dengan
baik.
Berdasarkan hasil angket, wawancara, observasi proses pembelajaran
dan instrumen proses pembelajaran pada kelas X di SMA Muhammadiyah 1
Surakarta dapat dikatakan bahwa implementasi Kurikulum 2013 sudah berjalan
baik walaupun masih terdapat beberapa kendala. Kendala-kendala yang
dialami dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMA Muhammadiyah 1
Surakarta adalah sebagai berikut:
1. Sarana dan prasarana pendukung proses pembelajaran, terutama buku
pelajaran yang belum cukup dari pemerintah. Hal ini sejalan dengan Ichdar
Domu (2011) dalam penelitiannya yang menyimpulkan bahwa faktor
penghambat pelaksanaan KBK adalah rasio jumlah buku dengan jumlah
siswa yang relatif kurang.
2. Guru belum sepenuhnya paham tentang Kurikulum 2013. Hal ini sejalan
dengan Lely Halimah, dkk (2009) dalam penelitiannya yang menyimpulkan
bahwa kepala sekolah dan guru-guru sekolah dasar belum memahami KTSP
secara komprehensif baik konsepnya, penyusunannya maupun praktiknya
dilapangan. Namun, untuk penelitian ini berlaku di SMA Muhammadiyah 1
Surakarta.
3. Guru belum sepenuhnya paham dengan penilaian yang sangat banyak dalam
Kurikulum 2013, terutama dalam menilai aspek sikap. Muhammad Ali
Gunawan, dkk (2013) dalam penelitiannya yang menyimpulkan bahwa
kendala dalam pelaksanaan KTSP adalah kemampuan guru dalam
63

menyusun dan mengembangkan instrumen penilaian masih kurang.


Persamaan dengan penelitian ini adalah tentang pelaksanaan penilaian,
namun kendala dalam penilaian Kurikulum 2013 ini adalah dalam aspek
sikap.
4. Adanya guru yang belum menguasai IT, padahal untuk melaporkan hasil
penilaian dibutuhkan penguasaan IT.
5. Dana yang minim dari sekolah untuk mengembangkan potensi peserta didik,
sehingga pelaksanaan Kurikulum 2013 terhambat.
6. Kurikulum 2013 menghabiskan banyak waktu jika dilaksanakan secara
keseluruhan.
2. Analisis Pelaksanaan Penilaian dalam Kurikulum 2013 dan Kendalanya
Penilaian dalam Kurikulum 2013 berbeda dengan penilaian dalam
kurikulum sebelumnya. Jika dalam kurikulum sebelumnya lebih menekankan
penilaian aspek pengetahuan, pada Kurikulum 2013 semua aspek dinilai (aspek
sikap, pengetahuan dan keterampilan). Perbedaan penilaian juga terdapat dalam
skala penilaian. Kurikulum sebelumnya skala penilaian maksimal 100, namun
pada Kurikulum 2013 skala penilaian maksimal 4.
Pada pembelajaran matematika kelas X di SMA Muhammadiyah 1
Surakarta penilaian keberhasilan peserta didik dilihat dari keaktifan dan
kemampuan peserta didik untuk memahami materi yang telah diajarkan. Selain
itu peserta didik juga harus menunjukkan sikap yang baik dalam kegiatan
pembelajaran.
Penilaian dari aspek sikap atau afektif dilihat dari sikap peserta didik
dalam proses pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Sulaiman, dkk
(2014) yang menyimpulkan bahwa menyimpulkan bahwa proses integrasi
sikap keingintahuan dan sikap tanggung jawab dalam pembelajaran
matematika di kelas VII SMP Al Azhar Syifa Budi Solo berdasarkan
Kurikulum 2013 dilakukan pada kegiatan pembelajaran inti. Proses penilaian
sikap keingintahuan, dilakukan guru ketika siswa melakukan kegiatan
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi. Proses penilaian sikap
tanggung jawab, dilakukan guru ketika siswa melakukan kegiatan
64

menyelesaikan masalah dan ketika siswa menyampaikan hasil


jawaban/diskusinya di depan kelas. Perbedaan terletak pada cara menilai aspek
sikap. Penilaian aspek sikap yang dilakukan di SMA Muhammadiyah 1
Surakarta menggunakan angket diisi oleh diri sendiri, teman sejawat dan jurnal
guru. Nilai akhir dari aspek sikap ini merupakan nilai dominan yang didapat
oleh peserta didik.
Penilaian dari aspek pengetahuan atau kognitif dilihat dari kemampuan
peserta untuk menguasai materi pelajaran. Penilaian dari aspek pengetahuan ini
bisa dilakukan dari pemberian soal kepada peserta didik, ulangan harian, UTS
dan UAS. Nilai akhir dari aspek pengetahuan adalah nilai yang paling baik dari
semua nilai pengetahuan dalam satu mata pelajaran.
Penilaian dari aspek keterampilan atau psikomotor bisa dilihat dari
keterampilan siswa untuk menjawab persoalan yang diberikan oleh guru.
Dalam penilaian keterampilan guru memperhatikan sejauh mana siswa
memiliki keterampilan untuk menyelesaikan suatu persoalan. Nilai akhir dari
aspek keterampilan adalah nilai yang paling baik dari semua nilai keterampilan
dalam satu mata pelajaran.
Evaluasi aspek sikap dilakukan dengan memberikan angket kepada
peserta didik yang diisi oleh peserta didik itu sendiri, teman sejawat dan guru.
Siswa dinyatakan berhasil apabila memiliki nilai aspek sikap minimal baik.
Evaluasi aspek pengetahuan dilakukan dengan memberikan nilai ulangan
harian, UTS dan UAS. Siswa dinyatakan berhasil apabila memiliki nilai aspek
pengetahuan minimal 2, 67. Evaluasi aspek keterampilan dilakukan dengan
memberikan permasalahan kepada siswa. Guru memperhatikan siswa untuk
menjawab permasalahan tersebut (sejauh mana siswa tersebut mampu
menjawab permasalahan yang diberikan). Siswa dinyatakan berhasil apabila
memiliki nilai aspek keterampilan minimal 2, 67.
Jika peserta didik belum mencapai nilai ketuntasan minimum maka
dilakukan remidial. Nilai ketuntasan minimum yang berlaku di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta adalah 2, 67 untuk aspek pengetahuan dan
keterampilan. Sedangkan untuk aspek sikap adalah baik.
65

Remidial dilakukan jika hasil nilai ulangan harian, Ulangan Tengah


Semester (UTS) dan Ulangan Akhir Semester (UAS) belum mencapai KKM.
Remedial biasanya dilakukan setelah pembagian nilai hasil ulangan harian,
UTS dan UAS. Remedial seharusnya dilakukan dengan mengulang proses
pembelajaran agar peserta didik dapat memahami materi dengan baik dan
selanjutnya memberi soal untuk dikerjakan. Remedial ini seharusnya juga
dilakukan di luar jam pelajaran. Namun jika remedial dilakukan sesuai dengan
tahapannya maka memerlukan banyak waktu. Untuk menghemat waktu guru
matematika di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta memberikan remedial kepada
peserta didik dengan cara peserta didik mengerjakan kembali soal ulangan atau
memberikan tugas yang dikerjakan di rumah. Setelah dilakukan remedial ini
diharapkan dapat memperbaiki prestasi belajar peserta didik, sehingga dapat
mencapai KKM.
Kendala yang dialami untuk penilaian dalam Kurikulum 2013 ini
adalah keterkaitan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan yang semuanya
harus mencapai KKM. Apabila salah satu aspek tidak mencapai KKM maka
peserta didik tidak dapat naik kelas. Dalam penilaian aspek sikap guru dibuat
bingung karena terdapat beberapa siswa memiliki sikap sangat buruk, tetapi
apabila guru memberikan nilai sikap yang buruk kepada siswa dapat dipastikan
siswa tersebut tidak akan naik kelas walaupun nilai pengetahuan dan
keterampilannya lebih dari KKM. Dalam penilaian aspek pengetahuan dan
keterampilan pun guru mengalami kendala, karena nilai terakhir yang diambil
adalah nilai yang paling baik. Padahal untuk mengetahui kemampuan peserta
didik tidak cukup hanya dengan melihat nilai yang paling baik.
Untuk meminimalkan kendala yang dihadapi dalam penilaian aspek
sikap, guru biasanya memberikan memberikan arahan kepada siswa untuk
selalu bersikap baik dalam proses pembelajaran dikarenakan nilai sikap
menentukan siswa tersebut naik kelas atau tidak naik kelas. Untuk
meminimalkan kendala yang dihadapi dalam penilaian aspek pengetahuan dan
keterampilan guru berupaya memberikan permasalahan atau ulangan supaya
66

siswa dapat memiliki nilai maksimal dan dilakukan remedial untuk siswa yang
belum mencapai KKM.
Hasil instrumen penyusunan penilaian diisi oleh peneliti dengan melihat
RPP dan daftar nilai yang dibuat oleh 4 guru matematika kelas X di SMA
Muhamamdiyah 1 Surakarta mendapat skor 168 dari 192 atau sebesar 87, 50%
menunjukkan penilaian dalam Kurikulum 2013 sudah berjalan dengan baik.
Berdasarkan hasil angket, wawancara, observasi proses pembelajaran,
dan instumen penyusunan penilaian pada kelas X yang dilakukan di SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta dapat dikatakan bahwa penilaian dalam
Kurikulum 2013 sudah berjalan sangat baik walaupun masih terdapat beberapa
kendala.

Anda mungkin juga menyukai