A. Pengertian Karir
Istilah karir lebih kontemporer dan menunjuk serta mencakup sifat
developmental dari pengambilan keputusan sebagai suatu proses yang berlangsung
seumur hidup (lifelong). Konsep karir mencakup rentang waktu yang lebih panjang
daripada pilihan okupasional (occupational choice). Konsep karir menjangkau
aktivitas pravokasional seperti pilihan sekolahdan jurusan, dan juga pasca-
vokasionalseperti para pensiunan yang bekerja kembali. Pertimbangan utama dalam
model karir bukanlah perbedaan-perbedaan antara okupasi-okupasi, tetapi pada
kontinuitas atau diskontinuitas dalam perkembangan karir individu, interaksi antara
pilihan-pilihan pendidikan dan okupasional setiap saat dan sekuensi okupasi-okupasi,
jobs, dan posisi-posisi yang pernah dikerjakan.
Karir adalah sekuensi okupasi-okupasi dimana seseorang ikut serta
didalamnya. Beberapa orang mungkin tetap dalam okupasi yang sama sepanjang
tahap-tahap kehidupannya, sedang yang lainnya mungkin memiliki rangkaian okupasi-
okupasi yang begitu berbeda(Tolbert, 1980: 31). Beaumont, cooper dan stockard
(1980:1) memberikan batasan bahwa karir adalah totalitas pekerjaan yang seseorang
kerjakan selama hidupnya. Tetapi definisi yang sering digunakan adalah definisi yang
dikemukakan oleh Super (1976:4) sebagai berikut: jalannya peristiwa-peristiwa
kehidupan; sekuensi okupasi-okupasi dan peranan-peranan kehidupan lainnya yang
keseluruhannya menyatakan tanggung jawab seseorang kepada pekerjaannya dalam
keseluruhan pola perkembangan dirinya; serangkaian posisi-posisi yang diberi upah
atau tidak berupah yang diduduki oleh seseorang sejak remaja sampai pensiun, yang
mana okupasinya hanya satu; mencakup peranan-peranan yang yang berkaitan dengan
pekerjaan. Karir bukan hanya sekedar kata lain untuk vokasi dan avokasi, yang secara
berturut-turut menunjukkan panggilan seseorang dalam suatu kehidupan kerja tertentu
atau dalam suatu perangkat pekerjaan-pekerjaan dengan kewajiban-kewajiban dan
hak-hak yang sama. Dalam hal ini, konsep karir berarti keyakinan bahwa terdapat
konsistensi dalam hubungan seseorang dengan pekerjaan selama hidup.
Pekerjaan merupakan salah satu dari aktivitas-aktivitas manusia yang paling
meresap. Bagi Freud, hidup berarti bekerja dan bercinta, dan walaupun fokusnya
terutama pada yang terakhir dalam karya-karyanya (Neff, 1968), ia sadar akan
signifikansi pengalaman kerja karena merupakan suatu arena dimana kita memainkan
banyak dari harapan-harapan, impian-impian, dan aspirasi-aspirasi yang disadari dan
tidak disadari. Oleh karena itu, pekerjaan lebih dari hanya sekedar wahana bagi
ekspresi diri kita. Pekerjaan adalah medium dimana kita memperoleh syarat-syarat
kehidupan pokok, sebagai alat untuk menggambarkan, mengklasifikasi, dan
mengevaluasi diri dan orang lain, dan merupakan suatu mekanisme dimana kita
mengubah diri kita dan orang-orang sekitar kita. Tipe-tipe pekerjaan tertentu bisa
menentukan mengapa masyarakat bertumbuh dan berkembang, dan tipe-tipe pekerjaan
tertentu bisa membawanya kepada kemunduran dan keruntuhan (McClelland, 1961).
Pemahaman terhadap pekerjaan dan efek-efek dari berbagai tipe pekerjaan terhadap
orang-orang sangat penting jika kita harus memahami hakikat individu-individu,
organisasi-organisasi, dan masyarakat.
Pekerjaan juga masih memiliki banyak fungsi lainnya. Secara ekonomik,
pekerjaan merupakan suatu faktor utama dalam produksi; dengan demikian, pekerjaan
mempengaruhi jenis dan kuantitas barang-barang dan jasa-jasa tersedia. Secara
sosiologis, pekerjaan memberi status dan mengesahkan aktivitas. Secara psikologis,
pekerjaan merupaka suatu cara untuk mengekpresikan diri.Pekerjaan yang secara
sosial bermakna meningkatkan harga diri dan kesehatan mentalsecara keseluruhan,
sedang pekerjaan yang tidak memberikan tantangan, pekerjaan-pekerjaan yang tidak
diinginkan mengurangi harga diri dan berkolerasi dengan banyak gangguan fisik dan
mental (OToole, 1973).
Banyak kecenderungan akan mempengaruhi sifat dari pekerjaan di masa
depan. Salah satu pengaruh utama adalah tersedianya sumber. Prediksi kekurangan
sumber-sumber, seperti bahan bakar dan modal, akan membutuhkan lebih banyak
pekerja guna mengerjakan pekerjaan-pekerjaan fisik dan akan mengurangi kuantitas
persediaan barang-barang dan jasa. Faktor lain yang mempengaruhi pekerjaan adalah
pengetahuan. Penemuan-penemuan baru menyarankjan kebutuhan-kebutuhan baru dan
potensi-potensi baru guna meningkatkan kehidupan, dengan demikian memacu kreasi
pekerja dan komitmen sumber-sumber. Kemajuan-kemajuan dalam ilmu kimia,
misalnya menimbulkan industri pencenggahan polusi. Pengetahuan tentang apa yang
orang-orang lakukan dan nikmati menimbulkan tuntutan akan pengadaan barang-
barang dan jasa-jasa.
Karier adalah keseluruhan pekerjaan baik yang digaji maupun yang tidak
digaji, suatu proses belajar dan peran-peran yang disandang sepanjang hidup.
Biasanya, istilah karier berkaitan dengan pekerjaan yang menghasilkan uang dan
merupakan suatu pekerjaan tunggal. Namun saat ini, dalam dunia kerja, istilah karier
dipandang sebagai suatu proses belajar dan pengembangan diri yang
berkesinambungan. Kegiatan yang dapat disebut sebagai karier dan penunjangnya
antara lain : kerja praktek, keterlibatan dalam masyarakat,kegiatan wirausaha,
kegiatan budaya, pelatihan, pendidikan, minat, olah raga, dan pekerjaan sosial.
B. Perkembangan Karir
Sejak tahun 1950-an, para teoritisi mulai memberi penekanan pada pandangan
developmental tentang pilihan okupasional. Dalam periode inilah istilah
perkembangan vokasional menjadi populer dalam menggambarkan pandangan lebih
luas tentang pilihan okupasional serta banyak faktor yang mempengaruhinya. Sejak
tahun 1960-an, pengetrahuan tentang perkembangan manusia meningkat secara
dramatis. Secara berangsur-angsur istilah-istilah karir dan perkembangan karir
menjadi populer, sehingga sekarang banyak teoritisi dan praktisi lebih senang
menggunakannnya daripada vokasi dan perkembangan vokaisonal.
Pada tahun 1970-an, banyak penulis dan peneliti mendefinisikan
perkembangan karir sebagai salah satu aspek dari perkembangan manusia. Secara
lebih khusus, sering digambarkan sebagai interaksi faktor-faktor psikologis,
sosiologis, ekonomi, fisik dan kebetulan yang menentukan karir atau sekuensi
okupasi-okupasi, jobs, dan posisi-posisi individu-individu duduki sepanjang hidupnya
(National Vocational Guidance Association, 1973). Ini merupakan pandangan yang
sesuai karena meniadakan rintangan waktu yang oleh pandangan sebelumnya dibatasi
hanya pada pandangan cross-sectional mengenai kehidupan individu. Seperti yang
dikemukakan oleh Super dan Bohn (1970:114), bahwa perlu dibedakan secara jelas
antara okupasi (apa yang orang kerjakan) dan karir (the course pursued over a period
of time). Juga lebih sesuai karena konsep karir menjadi dasar dalam mengorganisasi
dan menginterpretasi dampak peranan kerja terhadap individu semasa hidupnya.
Jones, Hamilton, Ganschow, Helliwell, dan Wolf (1972) menyatakan bahwa
konsep karir meliputi berbagai pilihan pribadi-okupasi, pendidikan, perilaku pribadi
dan sosial (yakni, kewarganegaraan), dan aktivitas-aktivitas waktu luang-yang
berkaitan dengan keseluruhan gaya hidup individu. Wolfe dan Kolb (1980: 1-2)
menyatakan bahwa perkembangan karir meliputi hidup seseorang secara menyeluruh,
tidak hanya okupasi. Karena itu, menyangkut keseluruhan pribadi, kebutuhan-
kebutuhan dan keinginan-keinginan, kapasitas-kapasitas dan potensi-potensi,
kegembiraan-kegembiran dan kecemasan-kecemasan, pemahaman-pemahaman dan
kelemahan-kelemahan, kutil-kutil dan semuanya. Malahan lebih dari itu, karena
menyangkut konteks-konteks kehidupannya yang terus berubah. Tekanan-tekanan dan
kendala-kendala, ikatan-ikatan yang menghubungkannya dengan orang-orang lain
bermakna bagi dirinya, tanggungjawab-tanggungjawab kepada anak-anak dan orang-
orang tua berusia lanjut, struktur total dari keadaan-keadaan seseorang juga
merupakan faktor-faktor yang harus dimengerti dan diperhitungkan. Super (1980:283)
menyatakan bahwa karir-karir sebagai suatu sekuensi posisi-posisi yang diduduki
seseorang selama hidupnya. Flanagan dan Cooley (1966) menyatakan bahwa karir
sebagai suatu pohon keputusan (decision tree) yang melukiskan titik keputusan jyang
dihadapi seseorang melalui sekolah hingga memasuki dunia kerja; sebagai suatu
rangkaian tahap-tahap kehidupan dimana berbagai konstalasi tugas-tugas
perkembangan dihadapi dan dijumpai.
Kebanyakan teori-teori perkembangan karir memandang perilaku vokasional
sebagai suatu proses pertumbuhan dan belajar yang berlangsung terus dan memandang
penting konsep diri, pengalaman-pengalaman perkembangan, sejarah pribadi dan
lingkungan psikososial individu sebagai determinan-determinan dari proses itu.
Dalam perkembangan karir perlu dipahami dua proses, yaitu bagaimana
seseorang merencanakan dan mengimplementasikan tujuan karirnya sendiri (cereer
planning) dan bagaimana institusi merancang dan mengimplementasikan program
pengembangan karirnya (career management). Career planning (perspektif individu)
menekankan pada kesadaran seseorang agar lebih peduli pada kemampuan, minat,
nilai, kesempatan, hambatan, pilihan dan konsekuensi yang dimilikinya. Hal ini
menyangkut subproses : pilihan pekerjaan, pilihan organisasi, pilihan universitas dan
konseling karir mengenai pengembangan karir. Sedangkan career management
(perspektif institusi) menyangkut proses yang dilakukan oleh seseorang dalam
mempersiapkan, mengimplementasikan dan mengontrol rencana karir. Subprosesnya
adalah evaluasi, pelatihan, mengikuti bimbel, dsb.
Mansihu, MT. 1998. Pengantar Bimbingan dan Konseling Karir. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Sukardi, DK. 1990. Tes dalam Konseling Karir. Surabaya : Usaha Nasional.
Munandir. 1996. Program Bimbingan Karir di Sekolah. Jakarata : Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Dariyo A. 2003. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta : Grasindo.
SOAL PERKEMBANGAN KARIR
e. Teori Ginzberg.
2. Dalam perkembangan karir perlu dipahami dua proses. Salah satunya ialah bagaimana
institusi merancang dan mengimplementasikan program pengembangan karirnya di
sebut....
a. Career management
b. Career planning
c. Career behavior
d. Career
e. Career
3. Teori-teori perkembangan karir terdiri dari teori Super, Teori Roe, Teori Ginzberg,
Teori pengambilan keputusan, Teori kognitif-behavioral dan Teori belajar sosial.
Bunyi dari teori roe itu sendiri adalah. . . .
a. Konsep karir meliputi berbagai pilihan pribadi-okupasi, pendidikan, perilaku
pribadi dan sosial (yakni, kewarganegaraan), dan aktivitas-aktivitas waktu luang-
yang berkaitan dengan keseluruhan gaya hidup individu.
b. Kerja merupakn perwujudan konsep diri, artinya seseorang mempunyai konsep
diri dan ia berusaha menerapkan konsep diri itu dengan memilih pekerjaan, hal
yang menurut orang tersebut paling memungkinkan untuk mengekpresikan diri.
c. Perkembngan dalam pemilihan pekerjaan mencakup tiga, yaitu fantasi, tentatik,
dan realistik.
d. Teori ini dinyatakan dalam bentuk proposisi-proposisi, salah satu proposisi
adalah yang berkenaan dengan pengalaman masa kecil seseorang.
Pengalaman masa kecil menghasilkan dua orientasi, tertuju ke orang dan ke
yang bukan orang, dan ini mempengaruhi pemilihan jabatan kelak.
e. Teori ini menyatakan pribadi dan lingkungan sosial adalah sebagai faktor penentu
keputusan orang tentang karier.
4. Dalam teori perkembangan salah satunya dalah teori pengambilan keputusan. Menurut
Krumboltz dan Baker, 1984, hal yang penting dalam pengambilan keputusan kerja
adalah kemampun untuk : (kecuali). . . . .
a. Mengenal situasi keputusan yang penting.
b. Menentukan apa keputusan atau tugas yang dapat dikelola dan yang realistis.
c. Memeriksa dan menilai secara cermat dan tepat generalisasi observasi diri dan
generalisasi pandangan atas dunia.
d. Menyusun alternatif-alternatif yang sempit dan menjarak.
e. Merencanakan dan melaksanakan urutan langkah-langkah pengambilan keputusan
yang disebut diatas.
5. Teori belajar sosial tersusun dari empat kategori faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan karir, (kecuali) yaitu :
a. Bawaan genetik dan kemampuan-kemampuan khusus, seperti ras, jenis kelamin
dan intelegensi
b. Kondisi-kondisi dan peristiwa-peristiwa lingkungan, seperti kesempatan-
kesempatan pekerjaan dan latihan serta pengalaman-pengalaman keluarga.
c. Pengalaman-pengalaman belajar, seperti belajar instrumental dan asosiatif.
d. Ketrampilan-ketrampilan pendekatan tugas, seperti ketrampilan belajar menyukai
kebiasaan-kebiasaan bekerja baik.
e. Setiap individu memiliki suatu pola sifat-sifat yang unik yang dapat di ukur
secara akurat dan realiable.
PERKEMBANGAN KARIR
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Perkembangan Peserta Didik yang
dibimbing oleh Bapak Hariyadi Kusuma
Oleh
Kelompok 7
JURUSAN KIMIA
Desember 2010