Anda di halaman 1dari 2

POKOK-POKOK HASIL KONSULTASI REGIONAL

PAJAK DAERAH RETRIBUSI DAERAH


BATAM, 17 Februari 2011

1. NPOPTKP sebesar minimal Rp 60.000.000,- tetap berlaku meskipun di


kabupaten yang memiliki NJOP yang rendah. Filosopi ditetapkan nilai NPOPTKP
sebesar minimal Rp 60.000.000,- adalah memperhatikan tingkat suku bunga
selama +10 tahun, NJOPTKP RSS yang 55 jt, ekonomi masyarakat, harga tanah
dan bangunan yang selalu naik.
2. Pemda dapat menetapkan NJOP sendiri apabila telah menetapkan Perda
tentang PBB Perdesaan dan Perkotaan. Apabila NJOP telah ditetapkan Pemda
maka penerimaan BPHTB dapat lebih baik karena NJOP telah disesuaikan
dengan harga pasar/nilai transaksi.
3. SSPD BPHTB Nihil juga harus tetap diberikan meskipun biaya cetak mahal,
karena merupakan sarana Pemda/BPN untuk pengecekan apakah sudah lunas
BPHTB atau belum dan pembuatan akta pengalihan ha katas tanah atau
bangunan tersebut.
4. Daerah tidak boleh memungut retribusi selain yang ditetapkan dalam UU No.
28 Tahun 2009 sampai dengan diterbitkan PP tentang Retribusi Tambahan.
Mulai 1 Januari 2011, jenis pajak dan retribusi daerah yang tidak diatur dalam
UU tidak dapat dipungut lagi.
5. Pemda dapat menetapkan Perda tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
secara terpisah atau digabung. Namun untuk PBB dan BPHTB disarankan untuk
dipisah/diatur dalam Perda tersendiri, karena ada ketentuan yang spesifik.
6. Pajak Daerah harus ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Apabila ada kesulitan
dalam penyusunan Raperda PDRD bersama dengan DPRD dapat
dikonsultasikan secara bersama-DPRD ke Kementerian Keuangan secara
langsung maupun lewat telepon.
7. BPHTB baru dapat dipungut apabila sudah ada perdanya dan pemberlakuan
perda BPHTB tidak dapat berlaku surut.
8. Intensifikasi PAD dilakukan dengan tetap memperhatikan dan mengikuti peraturan
perundangan yang berlaku.
9. Pemerintah daerah harus mulai menata SDM dan infrastruktur dalam
pelaksananaan PBB dari sekarang agar nanti daerah sudah siap saat Perdanya
diberlakukan.
10. Kemenkeu akan membuatkan semacam panduan bagi provinsi untuk
mempercepat proses evaluasi raperda.
11. Keputusan Bersama Menkeu dan Mendagri mengenai Pengalihan PBB-P2 telah
mengatur time-line penyelesaian proses tahap-tahap pengalihan.
12. Papan nama perusahaan tidak termasuk objek pajak, namun ukurannya dapat
diatur dalam Perda secara proposional berdasarkan persentase tertentu dari luas
bidang tempat dipasangnya papan nama tersebut.
13. Pemda dapat menggabungkan rekening penerimaan BPHTB dengan rekening
penerimaan pajak daerah yang lain. Namun penerimaan masing-masing pajak
tersebut dibedakan atas kode-kode tertentu.
14. Pemda dapat menetapkan pengurangan ketetapan BPHTB dalam Perda tentang
BPHTB seperti halnya yang berlaku dalam pemungutan BPHTB oleh pusat.
Misalnya di pusat saat ini untuk perolehan waris BPHTB yang dikenakan hanya
50% (nilai perolehan x tarif BPHTB x 50%).

Kasubdit PDRD I
Direktorat Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Sukarni M. Amin
NIP 195809111984121001

Anda mungkin juga menyukai