Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persaingan usaha yang sedemikian ketatnya saat ini memaksa perusahaan
membuat berbagai kebijakan untuk melakukan pekerjaan yang dapat terukur, baik
proses, alur kerja maupun metode yang di pakai, sehingga dalam melayani para
pelanggan perusahaan dapat melakukan pelayanan yang prima. Setiap perusahaan
dituntut untuk dapat mempertahankan posisi dan kekuatannya untuk dapat
bersaing dalam dunia industri. Serta dengan adanya pengaruh dari beberapa aspek
seperti manusia, mesin, material, metode yang digunakan, serta uang yang saling
berhubungan, tentunya tidak akan mudah bagi suatu perusahaan atau industri
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan karena adanya beberapa
permasalahan yang timbul dari salah satu dari aspek tersebut (Atmoko, 2009).
mendasari karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan yang dapat
memperlancar tugas karyawan atau tim unit kerja. Sistem tersebut dapat
mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugas. Maka untuk mengantisipasi banyak
kesalahan serta untuk terus meningkatkan produktifitas kerja dan kualitas barang
maka perlu adanya perbaikan sistem secara terus menerus (continuos
improvement) atau dengan pembuatan SOP (standard operasional procedur)
(Atmoko, 2009).
Menurut (Razak, 2013), Standar Operasional Prosedur adalah pedoman
atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai Tujuan SOP adalah
menciptakan komitment mengenai apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja
instansi pemerintahan untuk mewujudkan good governance, dihasilkan agar tidak
mengalami ketidak efisienan dalam penggunaan bahan baku serta dapat efektif
dalam proses produksinya, di buatlah perancanaan menggunakan BOM (Bill of
Material).
BOM adalah daftar (list) yang terstruktur. BOM berbeda dengan daftar
(list) biasa, BOM menunjukkan tingkatan-tingkatan hubungan antara produk jadi

1
(finished product) dengan berbagai macam komponennya. produk tersebut pada
struktur paling bawah. Agar masalah perencanaan produksi sesuai target
perusahaan, maka diperlukan adanya sebuah peramalan produksi. Adapaun
metode yang dapat digunakan dalam sistem peramalan produksi adalah Peramalan
(Forecasting), Master Production Schedule (MPS) dan Material Requirement
Planning (MRP). (Budiman, 2008), Peramalan (forecasting) adalah suatu proses
memperkirakan secara sistematis tentang apa yang mungkin terjadi dimasa yang
akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar
kesalahannya dapat diperkecil. Peramalan tidak memberikan jawaban pasti
tentang apa yang akan terjadi, melainkan berusaha mencari pendekatan tentang
apa yang akan terjadi sehingga dapat memberikan kontribusi dalam menentukan
keputusan yang terbaik
Untuk menjalankan proses produksi yang tepat guna diperlukan
perhitungan waktu langsung untuk mengetahui waktu baku dan waktu standar
penyelesaian suatu proses produksi yang nantinya diketahui tingkat optimal suatu
perusahaan. Untuk pengukuran waktu langsung digunakan metode stopwatch time
study (STS). (Jonnius, 2011). Stopwatch Time Study merupakan teknik
pengukuran dengan menggunakan stopwatch sebagai alat pengukur waktu yang
ditunjukkan dalam penyelesaian suatu aktivitas yang diamati (actual time). Waktu
yang berhasil diukur dan dicatat kemudian dimodifikasikan dengan
mempertimbangkan tempo kerja operator dan menambahkan dengan allowances
(Wignjosoebroto, 1993). Adapaun metode yang dapat digunakan dalam sistem
peramalan produksi adalah Master Production Schedule (MPS) dan Material
Requirement Planning (MRP).
Master Production Schedule (MPS) merupakan gambaran atas periode
perencanaan dari suatu permintaan termasuk ramalan, rencana penawaran,
persediaan akhir dan kuantitas yang dijanjikan tersedia atau suatu pernyataan
mengenai produk apa yang dibuat,berapa jumlahnya serta kapan akan dibuat
(Marcahyono, 2013).
Material Requirement Planning (MRP) adalah suatu metode untuk
menentukan bahanbahan atau komponen-komponen apa yang harus dibuat atau

I- 2
dibeli, berapa jumlah yang dibutuhkan, dan kapan dibutuhkan (Limbong, 2013).
Selain itu untuk mendukung sebuah proses produksi digunakan sebuah alat untuk
menganalisa suatu pekerjaan yang menggambarkan semua langkah dalam proses
operasi yaitu peta kerja.
Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara
sistematis dan jelas. Peta-peta kerja merupakan alat sistematis untuk
mengumpulkan semua fakta-fakta, yang kemudian dengan mengemukakan peta-
peta kerja pula fakta-fakta ini dikomunikasikan kepada orang lain dengan
sistematis dan jelas (Munthe, 2009). Peta kerja yang di gunakan Assembly Chart
Peta Aliran Proses, peta tangan kanan- tangan kiri Dengan menggunakan peta-
peta kerja ini dapat dilihat semua kejadian yang dialami oleh benda kerja dari
mulai masuk ke pabrik yang berbentuk bahan baku , kemudian menggambarkan
semua langkah yang dialaminya. Dengan demikian di perlukannya Line
balancing, yang merupakan alat yang baik untuk menganalisa suatu pekerjaan
sehingga mudah untuk menganalisa dan memperbaiki kesalahan, dalam suatu
proses produksi.
Line balancing adalah serangkaian stasiun kerja (mesin) dan peralatan
yang dipergunakan untuk pembuatan produk. Line balancing (lintasan perakitan)
biasanya tediri dari sejumlah area kerja yang dinamakan stasiun kerja yang
ditangani oleh seorang atau lebih operator dan ada kemungkinan ditangani dengan
menggunakan bermacam-macam alat (Ginting, 2007). Permasalahan lain yang
terjadi di perusahaan adalah kurang koordinasi atau kerjasama sesama karyawan,
lambatnya kerja operator tidak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan
kurangnya kesadaran pekerja dalam melakukan tugas. Dari permasalahan yang
terjadi pada perusahaan tersebut di atas maka dibuat sebuah usulan untuk
menerapkan sistem kanban, dalam setiap proses produksi yang akan
dikembangkan untuk mengendalikan jumlah produksi dalam setiap tahap proses
produksi.
Tujuan Just In Time (JIT) adalah mengurangi ongkos produksi dan
meningkatkan produktivitas dengan cara menghilangkan pemborosan yang ada
pada perusahaan melalui aktivitas perbaikan secara terus menerus. Sistem JIT

I- 3
merupakan suatu sistem produksi yang berfungsi untuk mengintegrasikan
keseluruhan part sistem dalam menghasilkan produk. Sedangkan sistem kanban
merupakan sistem informasi produksi yang digunakan untuk mencapai kondisi JIT
(Hartini, 2013). Akan tetapi, dalam menghasilkan barang dan jasa yang
berkualitas tinggi, tidak jarang perusahaan masih melakukan proses produksi
dengan non value added activity yang cukup banyak. Apabila tetap kondisi seperti
itu tetap berlanjut, untuk jangka panjangnya perusahaan akan mengalami
pemborosan yang cukup tinggi akibat besarnya biaya manufaktur yang besar.
Oleh karena itu salah satu upaya dalam mengatasi masalah tersebut adalah dengan
melakukan pengendalian kualitas dari identifikasi 5S dan 7 waste.
Pengendalian kualitas merupakan suatu sistem verifikasi dan penjagaan
atau perawatan dari suatu tingkat atau derajat kualitas produk atau proses yang
dikehendaki dengan perencanaan yang seksama, pemakaian peralatan yang sesuai,
inpeksi yang terus menerus serta tindakan korektif bilamana diperlukan (Ginting,
2007). Waste dapat diartikan sebagai kehilangan atau kerugian berbagai sumber
daya, yaitu material, waktu (yang berkaitan dengan tenaga kerja dan peralatan)
dan modal,
5S merupakan metode yang terdiri dari beberapa tahap untuk mengatur
kondisi tempat kerja yang berdampak langsung terhadap peningkatan kualitas,
efisiensi, mempercepat penyelesaian tugas sebelum jatuh tempo, mengurangi
pemborosan, efektifitas, produktivitas, dan keselamatan kerja dengan menciptakan
lingkungan kerja yang lebih aman dan menyenangkan (Rinta, 2016).
PT. clipboard industri merupakan perusahaan baru yang melakukan
kegiatan produksi dimana produk yang dihasilkan adalah clipboard. Karena baru
bergabung di dunia industri manufaktur PT. clipboard industri dituntut untuk
melakukan perencanaan dan manajemen yang baik agar dapat bersaing dengan
perusahaan-perusahaan yang telah lama bergabung pada dunia industri
manufaktur. PT. clipboard industri juga belum menunjukkan produktivitas yang
optimal, sebab pada saat proses produksi masih memerlukan perbaikan terutama
dalam hal perencanaan dan pengadaan semua komponen efektif serta dapat
meminimalkan biaya-biaya yang ditimbulkan dari aktivitas produksi tersebut.

I- 4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat ditentukan sebuah rumusan
masalah yaitu Bagaimana perbaikan dan pembakuan sistem dan proses kerja
pada pembuatan clipboard di PT. clipboard industri

1.3 Tujuan praktikum


Adapun tujuan dilakukan praktikum ini adalah
1. Untuk mengetahui Standard Operation Procedure (SOP) pembuatan
clipboard di PT. clipboard industri.
2. Untuk mengetahui Bill Of Material (BOM) pada pembuatan Clipboard.
3. Untuk mengetahui hasil peramalan yang terbaik berdasarkan nilai error
terkecil.
4. Untuk mengetahui waktu siklus, waktu normal dan waktu baku pada proses
pembuatan clipboard di PT. clipboard industri
5. Untuk mengetahui jumlah permintaan produk clipboard yang akan di
produksi (Forecasting), menentukan jadwal induk produksi Master
Production Schedule (MPS) dan mengetahui jumlah material yang
dibutuhkan Material Requirement Planning (MRP).
6. Untuk mengetahui uraian dari peta-peta kerja, yang meliputi Operational
Process Chart, Assembly Chart, Flow Process Chart, Diagram Aliran dan
Peta Tangan dan Tangan Kiri pada proses pembuatan clipboard di PT.
clipboard industri.
7. Untuk mengetahui waktu normal dan waktu baku secara tidak langsung
dengan metode Operation Sequence Technique (MOST).
8. Untuk Mengetahui Quality Control pada perakitan Clipboard.
9. Untuk mengetahui penerapan metode 5S pada sistem produksi perusahaan
dan jumlah waste terbanyak yang memerlukan perbaikan dari setiap stasiun
kerja berdasarkan tools yang digunakan pada 7 waste.

I- 5
1.4 Manfaat praktikum
Manfaat yang akan diperoleh dengan dilakukannya praktikum ini adalah
1. Untuk mengetahui Standard Operation Procedure (SOP) pembuatan
clipboard di PT. clipboard industri.
2. Untuk mengetahui Bill Of Material (BOM) pada pembuatan Clipboard.
3. Untuk mengetahui metode terbaik pada peramalan berdasarkan metode yang
terpilih.
4. Untuk mengetahui waktu siklus, waktu normal dan waktu baku pada proses
pembuatan clipboard di PT. clipboard industri dengan stop watch time study.
5. Untuk mengetahui jumlah produk clipboard yang akan di produksi angregat
planing , menentukan jadwal induk produksi Master Production Schedule
(MPS) dan mengetahui jumlah material yang dibutuhkan Material
Requirement Planning (MRP).
6. Untuk mengetahui uraian dari peta-peta kerja, yang meliputi Operational
Process Chart, Assembly Chart, Flow Process Chart, Diagram Aliran dan
Peta Tangan dan Tangan Kiri pada proses pembuatan clipboard di PT.
clipboard industri.
7. Untuk mengetahui keseimbangan lintasan dengan menentukan jumlah stasiun
yang optimal berdasarkan metode yang terpilih.
8. Untuk mengetahui menerapkan metode 5S pada sistem produksi perusahaan
dan jumlah waste terbanyak yang memerlukan perbaikan dari setiap stasiun
kerja berdasarkan tools yang digunakan pada 7 waste
9. Dapat Mengetahui Quality Control pada perakitan Clipboard

1.5 Batasan Masalah


Agar pembahasan tidak terlalu jauh dan luas maka penulis membatasi
topik permasalah sebagai berikut:
1. Produk yang akan dibuat adalah desain Clipboard.
2. Metode frocasting yang di gunakan adalah moving avarage, weighted moving
average, exponential smoothing, Linear Regression, regresi kuadratis,
3. Metode veripikasi frocasting adalah Tracking Signal.

I- 6
4. Pengukuran waktu kerja dilakukan dengan menggunakan metode Stopwatch
Time Study di PT. clipboard industri dengan banyak clipboard yang dirakit
sebanyak 13 unit
5. Peta-peta kerja yang digunakan terdiri dari 5 peta kerja, diantaranya:
Operation Proses Chart (OPC), Assembly Chart, peta aliran proses, diagram
aliran dan peta tangan kanan dan tangan kiri
6. Line balancing menggunaan metode RPW (Ranked Position Weighted), RA
(Region Approach) dan LCR (Largest Candidate Rule).
7. Data yang digunakan untuk pengolahan 5 S, 7 Waste dan Quality Control
adalah data modul praktikum sebelumnya.
8. Pengukuran waktu kerja dilakukan dengan menggunakan metode tidak
langsung.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan menjelaskan secara singkat sistematika penulisan
laporan. Laporan ini dibagi dalam enam bab berikut adalah gambaran untuk
masing-masing bab tersebut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang permasalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah serta
sistematika penulisan laporan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dijabarkan teori-teori dan beberapa konsep yang berkaitan
dengan penelitian serta metode-metode dari permasalahan yang ada
sebagai landasaan penulisan, pengolahan data, maupun dalam analisis
dan pembahasan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan proses berpikir untuk menghasilkan
tahapan-tahapan yang harus ditetapkan dalam melakukan sebuah
praktikum. Suatu langkah yang sistematis dan terarah akan mendukung
penyelesaian persoalan praktikum yang telah dilakukan.

I- 7
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab yang berisi mengenai pengumpulan dan pengolahan data perbaikan
serta mengenai objek praktikum, pengumpulan data relevan yang akan
diolah dari data yang telah di dapat dalam kegiatan praktikum pada
pembuatan clipboard. Pengolahan data tersebut bergantung pada
metode-metode yang dipakai pada landasan teori.
BAB V ANALISA
Bab ini berisikan tentang penguraian dengan sistematis hasil-hasil
penerapan dalam rakitan yang telah dilakukan, kemudian akan
dijelaskan dan dijabarkan lebih detail agar dapat menjelaskan dari hasil
perakitan.
BAB VI PENUTUP
Pada bab ini akan menyimpulkan inti dari hasil pelaksanaan praktikum
pembakuan sistem produksi pembuatan clipboard dan memberikan
saran untuk praktikum selanjutnya.

I- 8
Alasan Menjadi Asisten Dosen

Visi
Menjadikan laboratorium yang unggul di bidang pengembangan ilmu dan
teknologi yang berkaitan dengan ilmu teknik industri, serta sebagai sarana untuk
melakukan pendidikan, penelitian dan pengabdian yang berkontribusi bagi negara
dan islam
Misi

1. Sarana pembelajaran praktikum dapat menghasilkan lulusan yang memiliki


daya saing yang tinngi dalam bidang ke ilmuan teknik industri

2. Menerapkan dan mengembangan ilmu dan teknologi menggunakan softwer


aplikasi yang berkaitan dengan ilmu teknik industri.

3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memberikan pelayanan


melalui pendidikan dan mengaplikasikan ilmu teknik industri di masyarakat.

4. Pembelajaran praktikum dapat menghasilkan lulusan yang memiliki daya


saing yang tinggi dalam bidang ke ilmuan teknik industri.

5. Meningkatkan skill sehingga mahasiswa dapat terjun ke dalam dunia


industri

6. Membangun dunia peradapan islam, yang berlandaskan syariat islam

7. Menjadikan jurusan teknik industri uin suska yang dapat terkenal di dunia
dengan keilmuan teknik industri.

Tujuan

I- 9
1. Membantu dan mendukung Jurusan Teknik Industri uin suska sebagai pusat
penelitian di bidang sistem simulasi dan untuk menghasilkan karya
penelitian dan pengabdian masyarakat yang berguna bagi pengembangan
pengetahuan dan keahlian di bidang Teknik Industri.

2. Mengembangkan teknologi untuk mendukung kegiatan di laboratorium


sehingga sistem simulasi ke laboratorium yang unggul dalam bidang
simulasi dan aplikasi industri.

3. Mendukung ilmu dalam sistem simulasi Teknik Industri dan aplikasi industri
untuk mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi.

4. Memberikan pengalaman laboratorium bagi siswa termasuk modeling,


simulasi, sistem dan aplikasinya di dunia nyata

5. Membangun kerjasama dengan stakeholder industri dan masyarakat.

Moto

Menjadikan lulusan teknik industri uin suska yang si memiliki daya saing yang
tinngi dalam bidang ke ilmuan teknik industri

I- 10

Anda mungkin juga menyukai