Anda di halaman 1dari 12

Saat ini umat Islam Indonesia, demikian juga belahan dunia Islam (muslim wolrd) lainnya

telah menerapkan system perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah (Islamic
economic system) untuk dapat diterapkan dalam segenap aspek kehidupan bisnis dan
transaksi ekonomi umat. Keinginan ini didasari oleh kesadaran untuk menerapkan Islam
secara utuh dan total seperti yang ditegaskan Allah Swt. dalam Al-Quran.
Apakah kalian beriman kepada sebagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebagian
yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripada kalian, melainkan
kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa
yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kalian perbuat. (Q.S. Al-Baqarah: 85).
Dan pada pembahasan kali ini kita akan membahas tentang pengertian, dasar hukum, syarat
serta jenis-jenis musyarakah, berikut beberapa penjelasan singkatnya:
Pengertian Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu
dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana atau amal (expertise) dengan
kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan.
Dasar hukum Musyarakah
Landasan/dasar hukum dari musyarakah ini antara lain:
maka mereka berserikat pada sepertiga. (Q.S. An-Nisa:12)
Dan, sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka
berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh. (Q.S. Sad: 24).
Dari Abu Hurairah, berkata Rasulullah Saw. Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman,
Aku piahk ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah satunya tidak mengkhianati
lainnya. (HR. Abu Daud).
Hadits qudsi tersebut menunjukkan kecintaan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang
melakukan perkongsian atau kerjasama selama pihak-pihak yang bekerja sama tersebut saling
menjunjung tinggi amanat kebersamaan dan menjauhi pengkhianatan.
Berdasarkan dalil-dalil di atas, maka musyarakah (syirkah) dapat diartikan dua orang atau
lebih yang bersekutu (berserikat) di mana uang yang mereka dapatkan dari harta warisan,
atau mereka kumpulkan di antara mereka, kemudian di investasikan dalam perdagangan,
industry, atau pertanian dan lain-lain sepanjang sesuai dengan kesepakatan bersama dan hal
tersebut hukumnya boleh.
Syarat-syarat musyarakah
Dalam bersyarikah ada 5 syarat yang harus dipenuhi yaitu sebagai berikut:
Benda (harta dinilai dengan uang).
Harta-harta itu sesuai dalam jenis dan macamnya.
Harta-harta dicampur.
Satu sama lain membolehkan untuk membelanjakan harta itu.
Untung rugi diterima dengan ukuran harta masing-masing.
Jenis-jenis musyarakah
Musyarakah mempunyai 2 jenis yaitu musyarakah pemilikan dan musyarakah akad (kontrak).
Musyarakah pemilikian tercipta karena warisan, wasiat atau kondisi lainnya yang
mengakibatkan pemilikan satu aset oleh dua orang atau lebih. Da;am musyarakah ini,
kepemilikan dua orang atau lebih, berbagi dalam sebuah aset nyata dan berbagi pula
keuntungan yang dihasilkan oleh aset tersebut.
Musyarakah akad tercipta dengan cara kesepakatan di mana dua orang atau lebih setuju
bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah. Mereka pun sepakat berbagi
keuntungan dan kerugian. Musyarakah akad terbagi menjadi inan, mufawadah, amal,
wujuh, dan mudarabah.
Syirkah inan adalah kontrak antara dua orang atau lebih. Setiap pihak memberikan suatu
porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja, keuntungan, dam kerugian yang
dibagi sesuai dengan kesepakatan di antara mereka.
Syirkah mufawadah adalah kontak kerjasama antara dua orang atau lebih. Setiap pihak
memberikan dana yang jumlahnya sama dan berpartisipasi dalam kerja, keuntungan, dan
kerugian yang dibagi secara sama besar.
Syirkah amal adalah kontrak kerjasama antara dua orang seprofesi untuk menerima
pekerjaan secara bersama dan berbagi keuntungan dari pekerjaan itu. Misal dua orang arsitek
menggarap sebuah proyek.
Syirkah wujuh adalah kontak kerjasama antara dua orang atau lebih yang memiliki reputasi
dan prestasi baik dalam bisnis. Mereka member barang secara kredit dari suatu perusahaan
dan menjual barang tersebut secara tunai. Keuntungan dan kerugian dibagi berdasarkan
jaminan yang disediakan masing-masing.
Pada bidang perbankan misalnya, penerapan musyarakah dapat berwujud hal-hal berikut ini:
Pembiayaan proyek. Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan di mana nasabah
dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. Setelah proyek itu
selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama hasil yang telah disepakati.
Modal ventura. Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melalui investasi dalam
kepemilikan perusahaan, musyarakah diterapkan dalam skema modal ventura. Penanaman
modal dilakukan untuk jangka tertentu dan setelah itu banka melakukan divestasi atau
menjual bagian sahamnya, baik secara singkat maupun bertahap.

http://sizehq.blogspot.co.id/2015/04/makalah-musyarakah.html
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Musyarakah
Al-musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu
dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal/expertise) dengan
kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan di tanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan. [1]
Menurut bahasa arab, syirkah berasal dari kata syarika (fiil madhi), yasyruku (fiil
mudhari), syarikan/syirkatan/syarikatan (masdar/kata dasar); yang artinya menjadi sekutu
atau syarikat (kamus al munawar) menurut arti asli bahasa arab, syirkah berarti
mencampurkan dua bagian atau lebih sehingga tidak boleh dibedakan lagi satu bagian dengan
bagian lainnya [2] .
Sedangkan pengertian secara terminologi menurut beberapa tokoh adalah:
a. Menurut Ulama Malikiyah, syirkah adalah Suatu keizinan untuk bertindak secara
hukum bagi dua orang yang bekerjasama terhadap harta mereka.
b. Menurut Ulama Syafiiyah dan Hanabilah syirkah aadlah hak bertindak hukum bagi
dua orang atau lebih pada sesuatu yang mereka sepakati.
c. Menurut Ulama Hanafiyah syirkah adalah akad yang dilakukan oleh orang-orang yang
bekerjasama dalam modal dan keuntungan.
d. Menurut sayyid sabiq syirkah adalah akad antara dua orang dalam (penanaman) modal
dan (pembagian) keuntungan.
e. Menurut taqiyuddin abi bakr Muhammad al husaini syirkah adalah ungkapan tentang
penetapan suatu hak pada sesuatu yang satu untuk dua orang atau lebih menurut cara yang
telah diketahui.
f. Menurut wahbah az zuhaili syirkah adalah kesepakatan dalam pembagian hak dan
usaha [3].
Menurut kompilasi hukum ekonomi syariah, yang dinamakan syirkah yaitu kerja sama antara
dua orang atau lebih dalam hal permodalan, keterampilan, atau kepercayaan dalam usaha
tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang disepakati oleh pihak-pihak
yang berserikat [4].

B. Dasar Hukum
a. Al Quran

Daud berkata: "Sesungguhnya Dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta
kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. dan Sesungguhnya kebanyakan dari
orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang
lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan Amat
sedikitlah mereka ini". dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; Maka ia meminta
ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.

b. Al-Hadits



(
: )
Dari Abu Hurairah , Rasulullah saw bersabda,Sesungguhnya Allah berfirman: "Aku adalah
pihak ketiga dari dua orang yang bersekutu, selama tidak ada salah seorang diantara mereka
yang berkhianat kepada sahabatnya. Apabila ia telah mengkhianatinya, maka aku keluar dari
keduanya." (Sunan Abu Daud : 2936) [5]
c. Ijmak
Ibnu Qudamah dalam kitabnya, al-mughni, [6] telah berkata,Kaum muslimin telah
berkonsensus terhadap legitimasi musyarakah secara global walaupun terdapat perbedaan
pendapat dalam beberapa elemen darinya
C. Rukun dan Syarat Musyarakah
a. Rukun
Rukun merupakan sesuatu yang wajib dilakukan dalam suatu transaksi (necessary condition),
begitu pula pada transaksi yang terjadi pada kerja sama bagi hasil al-Musyarakah. Pada
umumnya, rukun dalam muamalah iqtishadiyah (muamalah dalam bidang ekonomi) ada tiga
yaitu :
Shigat (lafal) ijab dan qabul
Pelaku akad, yaitu para mitra usaha
Obyek akad, yaitu modal (mal), kerja (dharabah), dan keuntungan (ribh).
Dalam akad kerja sama musyarakah, pernyataan ijab qabul harus menunjukkan kehendak
mereka dalam mengadakan kontrak. Pihak-pihak yang melakukan akad juga harus cakap
hukum seperti berkompeten dalam memberikan atau diberikan kekuasaan perwakilan. Selain
itu juga setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan. Selain itu juga setiap mitra kerja
boleh mewakilkan kerjanya kepada mitra yang lain dengan perjanjian yang disepakati
bersama [7].
b. Syarat
Harus mengenai tasharuf yang dapat diwakilkan
Pembagian keuntungan yang jelas
Pembagian keuntungan tergantung kepada kesepakatan, bukan kepada besar kecilnya
modal atau kewajiban [8].

D. Macam-Macam Syirkah
a. Syirkah al-milk
Musyarakah pemilikan tercipta karena warisan,wasiat atau kondisi lainnyayang
mengakibatkan pemilikan satu aset oleh dua orang atu lebih. Dalam musyarakah
ini,kepemilikan dua orang atau lebih berbagi dalam sebuah aset nyata dan berbagi pula dari
keuntungan yang di hasilkan aset tersebut.
b. Syirkah Akad
Musyarakah akad tercipta dengan cara kesepakatan dimana dua orang atau lebih setuju bahwa
tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah, mereka pun sepakat berbagi
keuntungan dan kerugian.
Musyarakah Akad terbagi menjadi Empat yaitu:
Syirkah al-Inan
Syirkah al-Inan adalah kontrak antara dua orang atau lebih, setiap pihak memberikan suatu
porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja.Kedua pihak berbagi dalam
keuntungan dan kerugian sebagaimana yang di sepakati di antara mereka. Akan tetapi, porsi
masing-masing pihak baik dalam dana maupun kerja atau bagi hasil,tidak harus sama dan
identik sesuai dengan kesepakatan mereka.mayoritas Ulama membolehkan jenis al-
musyarakah ini.
Syirkah Mufawadhah
Syirkah Mufawadhah adalah kontrak kerjasama antara dua orang atau lebih, setiap pihak
memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasidalam kerja.setiap pihak
membagi keuntungandan kerugian secara sama. Dengan demikian,syarat utama dari jenis
musyarakah ini adalah kesamaan dana yang di berikan,kerja,tanggung jawab,dan beban utang
di bagi olehmasing-masing pihak.
Syirkah Amaal
Syirkah Amaal adalah kontrak kerjasama dua orang seprofesi untuk menerima pekerjaan
secara bersama dan berbagi keuntungan dari pekerjaan itu. Minsalnya, kerja sama dua orang
arsitek untuk menggarap sebuah proyek, atau kerjasama dua orang penjahit untuk menerima
order pembuatan seragamsebuah kantor.
Syirkah Wujuh
Sirkah wujuh adalah kontrak antara dua orng ayu lebih yang memiliki reputasi dan prestasi
baik serta ahli dalam bisnis. Mereka membeli barang secara kreditdari suatu perusahaan dan
menjual barang tersebut secara tunai. Mereka berbagi dalam keuntungan dan kerugian
berdasarkan jaminan kepada penyuplai yang di sediakan oleh tiap mitra. Jenis musyrakah ini
tidak memerlukan modal karena pembelian secara kreditberdasar pada jaminan
tersebut,karena kontrak ini pun lazim di sebut sebagai musyarakah piutang.

E. Aplikasi Musyarakah Dalam Perbankan


a. Pembiayaan proyek
Al-Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek dimana nasabah dan Bank
sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai,
nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati oleh Bank
b. Modal ventura
Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan investasi dalam kepemilikan
perusahaan, al-musyarakah diterapkan dalam skema modal ventura. Penanaman modal
dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu Bank melakukan divestasi atau menjual
bagian sahamnya baik secara singkat maupun secara bertahap.

F. Manfaat dan Resiko Syirkah Dalam Perbankan


a. Manfaat
Bank akan menikmati peningkatan dalam jumlah tertentu pada saat keuntungan usaha
meningkat.
Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada nasabah pendanaan
secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan atau hasil usaha sehingga bank tidak akan
pernah mengalami negative spread.
Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow atau arus kas usaha
nasabah, sehingga tidak memberatkan nasabah.
Bank akan lebih efektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-benar halal,
aman, dan menguntungkan. Karena keuntungan yang riil dan benar-benar terjadi itulah yang
akan dibagikan.
Prinsip bagi hasil dalam musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank
akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga. Tetapi berapapun
keuntungan yang dihasilkan nasabah, bahkan sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.
b. Resiko
Side streaming, nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang di sebut dalam
kontrak.
Lalai dan kesalahan yang di sengaja.
Penyembunyian keuntungan oleh nasabah,bila nasabahnya tidak jujur.
Secara umum ,aplikasi perbankan dari al-musyarakah dapat di gambarkan dalam skema
berikut ini [9].

http://saparwaditalsen.blogspot.co.id/2016/04/makalah-al-musyarakah.html

BAB II
A. Pengertian
Menurut bahasa Syirkah berarti al-ikhtilat yang artinya campur atau percampuran.Yakni
percampuran harta antara dua orang sehingga tidak tidak mungkin lagi dapat dibedakan. [1]
Secata istilah para ulama berbeda pendapat pengertian yang dimaksud dengan syirkah yaitu:
[2]
1. Menurut Sayyid Sabiq, sirkah adalah akad anatara dua orang yang berserikat pada harta
dan keuntungan.
2. Menurut Muhammad al-Syarbini al-Khatib, yang dimaksud dengan Syirkah ialah
ketetapan hak pada sesuatu pada dua orang atau lebih dengan cara yang mashur (diketahui)
3. Menurut Syihab al-Din al-Qalyubi wa Umira yang dimaksud dengan syirkah adalah
penetapan hak pada suatu bagi dua orang atau lebih.
4. Menurut Imam Taqiyyudin Abi Bakr Ibn Muhammad al-Husaini, yang dimaksud
dengan syirkah ialah Ibarat penetapan suatu hak pada sesuatu yang yang satu untuk dua orang
atau lebih dengan cara yang diketahui.
5. Menurut Hasbi Ash-Shiddieqie bahwa yang dimaksud denga syirkah, adalah akad yang
berlaku diantara dua orang atau lebih untuk taawun dalam bekerja pada suatu usaha dan
membagi keuntungan.
6. Menurut Idris Ahmad menyebutkan syirkah sama degan syarikat dagang yakni dua
orang atau lebih sama-sama berjanji akan bekerjasama dalam dagang, dengan menyerahkan
modal masing-masing dimana keuntungan dan kerugiannya diperhitungkan menurut besar
kecilnya modal masing-masing.
Dari definisi-definisi yang telah disampaikan oleh para ulama dapat diambil kesimpulan
bahwa yang dimaksud dengan syirkah adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam
berusaha, yang keuntungan dan kerugiannya ditanggung bersama.
B. Hukum Syirkah
Adapun landasan kebolehannya melaksankan syirkah terdapat dalam al-Quran surah Shaad
ayat 24:
Terjemahnya: dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu
sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan Amat sedikitlah mereka ini [3]
Dan juga dalam hadis yakni:
:



( : 3383) [4]
Terjemahnya: Dari Abu Hurairah sesunggungnya Allah Taala Berfirman Aku ini ketiga dari
dua orang yang berserikat, selama salah seorang tidak menghianati temannya, apabila salah
seoarang telah berhianat terhadap temannya Aku keluar dari antara mereka.(Hadis Riwayat
Abu Daud: 3383) [5]
Berdasarkan dalil tersebut diatas maka para ulama bersepakat perihal kebolehan melakukan
syirkah, meskipun para ulama berselisih perihal jenis-jenis syirkah yang dibolehkan.
C. Rukun dan Syarat
1. Rukun
Para ulama berbeda pendapat mengenai rukun dari Syirkah, menurut ulama Hanfiyah syarat
syirkah ada dua yakni ijab dan kabul, karena ijab kabul yang menentukan adanya syirkah. [6]
Sedangkan menurut Abd al-Rahman al-Jaziri bahwa rukun syirkan adalah pihak yang
berserikat, shighat dan objek akad syirkah baik harta maupun kerja. [7]
2. Syarat
Adapun syarat dari syirkah menurut ulama hanfiyah ada empat yakni: [8]
a. Sesuatu yang berkaitan dengan semua bentuk syirkah, baik dengan harta maupun yang
lainnya. Dalam hal ini terdapat dua syarat yaitu; 1) yang berkenaan dengan benda yang di
adakan adalah harus dapat diterima sebagai perwakilan, 2) yang berkenaan dengan
keuntungan, yaitu pembagian keuntungan harus jelas dan dapat diketahui dua pihak.
b. Sesuatu yang berkaitan dengan syirkahmall (harta), dalam hal ini terdapat dua perkara
yang harus dipenuhi 1) yakni objek yang dapat dijadikan akad syirkah adalah alat
pembayaran 2) yang dijadikan modal ada ketika akad syirkah dilaksankan.
c. Sesuatu yang berkaitan dengan syarikat mufawadhah, bahwa dalam mufawadhah
disyaratkan 1) modal harus sama, 2) bagi yang bersyirkah ahli untuk kafalah, 3) yang
dijadikan objek akad disyaratkan syirkah umum, yakni pada semua macam jual beli atau
perdaganngan.
d. Syarat yang berkaitan dengan syirkah inan sama dengan syarat-syarat syirkah
mufawadah.
Sedang syarat yang berkaitan dengan orang yang melakukan akad menurut mazhab malikiyah
ialah merdeka, balligh dan pintar (rusyd).
Menurut ulama syafiiyah syirkah yang sah hukumnya hanyalah syirkah inan, sedangkan
yang lain dinyatakan batal.
Adapun syarat-syarat syirkah menurut Idris Ahmad sebagaimana dijelaskan yakni: [9]
a. Mengeluarkan kata-kata yang menunjukkan izin masing-masing anggota serikat kepada
pihak yang akan mengendalikan harta itu.
b. Anggota serikat saling mempercayai, Karen masing-masing mereka adalah wakil yang
lainnya
c. Mencampurkan harta sehingga tidak dapat dibedakan hak masing-masing, baik berupa
mata uang ataupun bentuk lainnya.
D. Macam-Macam Syirkah
Syirkah terebagi menjadi dua macam yakni syirkah amlak dan syirkah uqud.Syirkah amlak
adalah syirkah yang bersifat memaksa dalam hokum positif, sedang syirkah uqud adalah
syirkah yang bersifat ikhtiariyah. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai syirkah amlak dan
syirkah uqud sebagai berikut: [10]
1. Syirkah Amlak
Ialah syirkah antara dua orang atau lebih yang memiki barang tanpa memiki akad. Syirkah ini
terbagi menjadi dua macam yakni:
a. Syirkah Ikhtiyari (sukarela)
Syirkah iktiyari adalah syirkah yang disebabkan adanya kontran dari dua orang yang
bersekutu
b. Syirkah Ijbari (paksaan)
Syirkahijbari adalah syirkah yang ditetapkan kepada dua orang atau lebih yang bukan
didasarkan atas perbuatannya.
Hukum kedua jenis syirkah ini adalah salah seorang yang berekutu seolah-olah sebagai orang
lain dihadapan yang bersekutu lainnya. Oleh karena itu, salah seorang diantara mereka tidak
boleh mengolah harta syirkah tersebut tanpa izin dari rekan syirkahnya, karena keduanya
tidak mempunyai wewenang untuk menentukn bagian masing-masing.
2. SyirkahUqud
Syirkah ini merupakan bentuk transaksi yang terjadi antara dua orang atau lebih untuk
bersekutu dalam harta dan keuntungannya.
Menurut ulama hanabilah, syirkah ini terbagi menjadi lima yakni:
a) syirkahinan
b) syirkahmufawidhah
c) syirkahabdan
d) syirkahwujuh
e) syirkahmudharabah
ulama Hanafiyah membaginya menjadi enam macam, yakni:
a) syirkahamwal
b) syirkahamal
c) syirkahwujuh
Masing-masing dari ketiga bentuk ini terbagi menjadi mufawidah dan inan.
Secara umum ulama syfiI dan maliki dari mesir berpendapat bahwa syirkah terbagi menjadi
empat macan yakni:
a) syirkahinan
b) syirkahmufawidhah
c) syirkahabdan
d) syirkahwujuh
ulama fiqih bersepakat perihal kebolehannya syirkahinan, sedangkan syirkah yang lainnya
masih diperselisihkan kebolehannya. Adapun pengertian dari masing-masing syirkah adalah
sebagai berikut:
a) SyirkahInan [11]
Syirkah inan ialah persekutuan antara dua orang dalam harta milik untuk berdagang bersama-
sama dan membagi laba atau kerugian bersama-sama.
Para fuqoha bersepakat tentang bolehnya syirkah inan.Sirkah inan ini banyak dilkukan karena
tidak disyaratkan adanya kesamaan modal dan pengelolaan, juga dalam pembagian hasil
dibolehkan berbeda tergantung pada kesepakatan yang telah dibuat secara bersama.
b) SyirkahMufawidhah [12]
secara bahasa mufawidah artinya persamaan. Dinamakan mufauwidah karena harus ada
kesamaan dalam modal, keuntungan, serta bentuk kerjasama lainnya.
Sedangkan menurut istilah mufawwidah adalah kesepakatan dua orang atau lebih untuk
melakukan perserikatan dengan persyaratan memiliki kesamaan dalam jumlah modal,
keuntungan, pengelolaan serta agama yang dianut.
Dengan demikian, setiap pihak akan menjamin pihak lainnya, baik dalam penjualan ataupun
pembelian. Pihak-pihak yang berserikat tersebut saling mengisi dalam hak dan kewajibannya,
yakni masing-masing menjadi wakil yang lain aatau menjadi pihak yang diwakili oleh pihak
lainnya.
c) SyirkahAbdan/ Syirkah Amal [13]
Syirkahabdan [14] yaitu pesekutuan dua orang untuk menerima pekerjaan yang akan
dikerjakan secara bersama-sama. Dan keuntungan dibagi diantara keduanya dengan syarat-
syarat tertentu sesuai dengan kesepakatan.
Ulama Malikiyah menberikan syarat untuk syirkah ini yakni, 1) usaha yang dlakukan harus
sama, 2) usaha boleh berbeda bila masih ada keterkaitannya satu dengan yang lainnya, 3)
keduanya harus berada di tempat yang sama, 4) pembagian keuntungan didasarkan pada
kadar pekerjaan yang dilakukan.
d) SyirkahWujuh [15]
Syirkahwujuh [16] adalah persekutuan dua pemimpin dalam pandangan masyarakat tanpa
modal, untuk membeli barang tidak secara tunai dan menjuanya secara tunai, kemudian
keuntungannya dibagi diantara keduanya dengan syarat tertentu sesuai dengan kesepakatan.

Penamaan wujuh karena tidak akan terjadi jual beli secara tidak kontan jika kedunya tidak
dianggap pemimpin dalam pandangan manusia secara adat.
Dalam hal pembagian keuntungan, hendaklah dihitung berdasarkan perkiraan dalam hal
kepemilikan, tidak boleh lebih dari itu sebab persekutuan ini didasarkan pada tanggung jawab
pada barang dagangan yang mereka beli, baik denga harta maupun dengan pekerjaan. Dengan
demikian, keuntungan harus didasarkan atas tanggung jawab dan tidak boleh melebihi kadar
tanggungan masing-masing.
E. Pembagian Hasil Usaha
Pembagian hasil usaha baik itu keuntungan ataupun kerugian dilakukan berdasarkan
presentasi modal yang di sertakan dalam syirkah. Semakin besar presentasi modal yang
disertakan dalan syirkah maka semakin besar pula pembagian yang diperoleh. [17]
F. Berakhirnya Syirkah
Syirkah akan berakhir apabila terjadi hal-hal berikut ini: [18]
1. Salah satu pihak membatalkan kesepakatannya meskipun tanpa persetujuan dari pihak
yang lainnya.
2. Salah satu pihak kehilangan kemampuan dalam bertasharruf (keahlian mengelola harta)
3. Salah satu pihak meninggal dunia, namun bila yang bersyirkah lebih dari dua orang,
maka yang berakhir hanya yang meninggal saja.
4. Salah satupihak berada dalam pengampuan.
5. Salah satu pihak mengalami kebangrutan yang mengakibatkan tidak lagi menguasai
harta yang menjadi saham syirkah.
6. Modal para pihak yang bersyirkah hilang sebelum terjadi percampuran harta hingga
tidak dapat dipisah-pisahkan lagi.
http://juraganmakal

Anda mungkin juga menyukai