Anda di halaman 1dari 7

Analisis Faktor Produksi Dan Efisiensi Alokatif Usahatani Bayam

(Amarathus Sp) Di Kota Bengkulu

Fithri Mufriantie*, Anton Feriady*

Abstract
The purpose of this study is (1) determine the faktors that affect farm
production spinach (2) determine the level of allocative efficiency of the use of
production faktors that affect farm production spinach (3) determine the level of
farmers'income spinach.
The study was conducted in the city of Bengkulu were selected intentionally
(purposive sampling) include tebeng village gardens, the Village Land of Broken
Bridge Village and Small with the consideration that the area is a center for
vegetable planting. The samples used in this study were 36 farmers were taken with
the Proportional stratifies random sampling method.
The results found that overall (simultaneously) the observed variabels
significantly affect production, while partial variabel land area (X1), urea (X3),
manure (X4) and labor (X5) does not significantly affect the production and variabel
seeds (X2) significantly affected the production of spinach. Allocative efficiency
analysis shows that the faktors of production of seed and manure inefficient use may
need to be added while the land area for production faktors, urea fertilizer and labor
should be reduced because it is not efficient in its use.

Keyword: Production, Allocative Efficiency, Cobb Douglass, Spinach

PENDAHULUAN Dalam mengkonsumsinya, sayuran


Sayuran merupakan komoditas bayam juga harus selalu dikonsumsi
hortikultura memiliki nilai tambah bagi dalam keadaan segar, sehingga dalam
pembangunan nasional karena dapat pendistribusiannya juga dibutuhkan
memberi kontribusi yang signifikan waktu yang cepat.
terhadap peningkatan pendapatan dan Faktor-faktor produksi yang
kesejahteraan masyarakat. Kegiatan
dimiliki petani umumnya memiliki
usahatani hortikultura khususnya jumlah yang terbatas, tetapi dengan
komoditas sayuran yang saat ini mulai keterbatasan tersebut, disisi lain petani
banyak dikembangkan, selain memiliki juga ingin meningkatkan produksi
peranan yang sangat besar dalam usahataninya. Kondisi ini menuntut
pemenuhan gizi masyarakat, komoditas petani untuk menggunakan faktor-
ini juga sangat potensial dan prospektif faktor produksi yang dimiliki secara
untuk dijalankan karena metode efisien dalam pengelolaan usaha-
pembudidayaannya yang mudah dan taninya. Salah satu cara yang dapat
sederhana. digunakan untuk mengetahui
Tanaman bayam sebagai salah penggunaan faktor produksi usahatani
satu jenis tanaman sayuran daun bayam secara efisien adalah dengan
memiliki rasa yang enak, lunak dan menghitung efisiensi alokatif.
dapat melancarkan proses pencernaan.

____
* Staf Pengajar Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Bengkulu.

Agrisep Vol (15) No. 1 , 2014 31


Pencapaian efisiensi secara Soekartawi (1987) bahwa fungsi Cobb
alokatif dapat dilakukan apabila petani Douglas adalah suatu fungsi atau
telah mengetahui faktor produksi yang persamaan yang melibatkan dua atau
berpengaruh pada usahatani bayam di lebih variabel, variabel yang satu
Kota Bengkulu. Berdasarkan uraian disebut dengan variabel dependen yang
tersebut dan ditunjang dengan dijelaskan (Y) dan variabel yang lain
keberadaan Kota Bengkulu yang disebut dengan variabel independen
berpotensi untuk dikembangkan, maka yang menjelaskan (X). Penyelesaian
diperlukan penelitian mengenai faktor- hubungan antara Y dan X dengan cara
faktor apa saja yang mempengaruhi regresi yaitu variasi dari Y akan
produksi bayam dan efisiensi dipengaruhi oleh variasi dari X. Secara
penggunaan faktor-faktor produksi matematis fungsi Cobb Douglas
yang dimiliki dengan menganalisis dinyatakan sebagai berikut:
pendapatan yang diperoleh dari
kegiatan usahatani bayam. Y = 0 X1bi, X2b2, X3b3, X4b4, X5b5,e
Berdasarkan uraian tersebut,
maka tujuan penelitian ini adalah untuk Untuk mempermudah perhi-
mengetahui: (1) faktor-faktor produksi tungan estimasi persamaan diubah
yang berpengaruh terhadap usahatani dalam bentuk Ln (logaritma natural)
bayam di kota Bengkulu (2) tingkat sehingga menjadi:
efisiensi alokatif penggunaan faktor-
faktor produksi yang berpengaruh LnY = 0 + b1LnX1 + b2LnX1 +
terhadap produksi usahatani bayam di b3LnX3 + b4LnX4 +
kota Bengkulu. b5LnX5+ e
Keterangan:
Y : Produksi Bayam (kg/Usahatani)
METODOLOGI
X1 : Luas lahan (m2)
X2 : Jumlah Benih (gr/Usahatani)
Metode Penentuan Lokasi dan
X3 : Pupuk kandang ( kg/Usahatani)
Sampel
X4 : Urea ( kg/Usahatani)
Lokasi penelitian dilakukan di
X5 : Tenaga Kerja (HKSP/Usahatani)
kota Bengkulu meliputi 1). Kelurahan
0 : Intersep atau Konstanta
Tanah Patah Kecamatan Ratu Agung,
e : Kesalahan Pengganggu
2). Kelurahan Kebun Tebeng
Kecamatan Ratu Agung dan 3).
Kelurahan Jembatan Kecil Kecamatan Untuk menghitung efisiensi
Singaran Pati. Ketiga lokasi ini diambil penggunaan faktor produksi digunakan
secara sengaja (purposive), karena persamaan efisiesi harga. Efisiensi
daerah ini merupakan sentra penggunaan faktor produksi dapat
penanaman sayuran di Kota Bengkulu. dihitung dengan menggunakan efisiensi
Jumlah sampel yang digunakan dalam harga yaitu nilai produk marginal input
penelitian ini adalah 36 petani yang (NPMX) sama dengan harga input (PX),
diambil dengan teknik proportional yang secara matematis dapat ditulis
stratified random sampling. dalam rumus sebagai berikut:

Metode Analisis Data NPMxi = Px


Untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi produksi Dalam kenyataan NPMXi tidak
usahatani bayam di gunakan fungsi selalu sama dengan Pxi, yang sering
produksi Cobb-Douglas. Menurut

Agrisep Vol (15) No. 1 , 2014 32


terjadi adalah sebagai berikut dependen (Y) dengan variabel yang
(Soekartawi, 2003) : independen (X). Variabel yang
1. (NPMxi/Pxi) > 1, artinya dijelaskan berupa output sedangkan
penggunaan input X belum efisien, variabel yang menjelaskan berupa input
untuk mencapai efisiensi maka produksi (luas lahan, benih, pupuk
input X perlu ditambah. urea, pupuk kandang dan tenaga kerja).
2. (NPMxi/Pxi) < 1, artinya Analisis faktor produksi sering
penggunaan input X tidak efisien, dilakukan juga untuk mengetahui
untuk menjadi efisien maka informasi tentang input produksi yang
penggunaan input X perlu mampu memberikan pengaruh nyata
dikurangi. terhadap produksi.
Untuk mengetahui keterkaitan
HASIL DAN PEMBAHASAN hubungan antara produksi dengan
1. Analisis Faktor-faktor Produksi faktor produksi, dilakukan analisis
yang Mempengaruhi Usahatani regresi. Hasil analisis regresi produksi
Bayam usahatani bayam di Kota Bengkulu
Fungsi produksi adalah dapat dilihat pada Tabel 1.
hubungan fisik antara variabel yang

Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Fungsi Produksi Bayam di Kota Bengkulu

Variabel Bebas Koefisien Regresi t hitung Sig (0,00)


Konstanta 6.629 9.497 0.000
Luas lahan (X1) 0.046 0.595 0.557
Benih (X2) 0.462 3.252 0.003
Pupuk Urea (X3) 0.017 0.115 0.909
Pupuk Kandang (X4) 0.166 1.493 0.146
Tenaga Kerja (X5) 0.027 0.154 0.878
R2 = 0.768
F hitung = 19.828
F table (0,05) = 2.533
Ttabel (0,05) = 2.030
Sumber: Diolah dari data primer, 2014

Berdasarkan hasil analisis regresi > Ftabel maka variabel-variabel


tersebut diperoleh persamaan regresi independen tersebut mempunyai
sebagai berikut: pengaruh yang signifikan terhadap
produksi. Sedangkan jika Fhitung < Ftabel
Ln Y = 6.629 + 0.046 Ln X1 + 0.462 Ln maka variabel-variabel independen
X2 + 0.017 Ln X3 + 0.166 LnX4
mempunyai pengaruh yang tidak
+ 0.027 Ln X5
signifikan terhadap jumlah produksi.
Analisis Uji Keragaman (Uji F) Berdasarkan hasil uji F,
diperoleh nilai F hitung sebesar 19.828 ,
Analisis uji F digunakan untuk
F tabel dengan tingkat kepercayaan 95
menyatakan bahwa variabel
persen (=0.05) dengan nilai df N1 = 5
independen yang terdiri dari atas luas
dan df N2 = 30 maka nilai Ftabel sebesar
lahan, benih, pupuk urea, pupuk
2.533. Dari hasil tersebut dapat
kandang, tenaga kerja berpengaruh
disimpulkan bahwa nilai Fhitung (19.828)
terhadap jumlah produksi dalam
> Ftabel (2.533), artinya bahwa secara
kegiatan usahatani bayam. Jika Fhitung
bersama-sama dari semua variabel

Agrisep Vol (15) No. 1 , 2014 33


independen (luas lahan, benih, pupuk a) Luas Lahan (X1)
urea, pupuk kandang, tenaga kerja) Variabel luas lahan (X1)
berpengaruh secara signifikan terhadap berpengaruh tidak signifikan terhadap
variabel dependen (produksi). produksi bayam dengan thitung sebesar
0.595 lebih kecil dari ttabel 5 persen
sebesar 2.030. Variabel luas lahan
Analisis Uji Koefisien Determinasi
berpengaruh tidak signifikan, diduga
(R2)
karena luas tanam bayam di lokasi
Uji koefisien determinasi
penelitian relatif kecil. Nilai koefisien
menunjukkan seberapa baik variabel-
Regresi Luas Lahan (X1) sebesar 0.046
variabel bebas menjelaskan hasil
artinya setiap penambahan 1 (satu)
(multiple correlation coefficient).
persen luas lahan akan meningkatkan
Kisaran nilai R adalah 0 hingga 1
produksi sebesar 0.046 persen dengan
(satu). Semakin nilai R mendekati
asumsi variabel lain dianggap tetap.
angka 1 (satu) maka semakin kuat
Koefisien regresi pada faktor produksi
variabel-variabel bebas
luas lahan juga menggambarkan
memprediksikan variabel terikat.
elastisitas produksi (Ep), sehingga
Dalam penelitian ini, nilai R2 sebesar
nilai elastisitas produksi Luas lahan
0.768 atau mencapai 76.8 persen,
(X1) adalah sebesar 0.046.
angka tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan variabel bebas dalam
memberikan informasi untuk b) Benih (X2)
menjelaskan keragaman variabel terikat Variabel benih (X2)
relatif tinggi. Hasil tersebut dapat berpengaruh signifikan terhadap
disimpulkan bahwa variabel produksi bayam dengan nilai thitung
independen (luas lahan, benih, pupuk sebesar 3.252 lebih besar dari ttabel 5
urea, pupuk kandang, tenaga kerja) persen sebesar 2.030. Nilai koefisien
memiliki pengaruh yang sebesar 76.8 regresi benih (X2) sebesar 0.462
persen terhadap peningkatan maupun menunjukkan bahwa tiap penambahan
penurunan produksi dan sisanya 23.2 1 (satu) persen jumlah benih akan
persen dijelaskan oleh faktor lain diluar meningkatkan produksi sebesar 0.462
model. persen dengan asumsi variabel lain
dianggap tetap. Semakin besar jumlah
Analisis Koefisien Regresi (Uji t)
benih yang digunakan maka akan
Dalam persamaan regresi suatu
menghasilkan produksi yang semakin
penelitian, nilai koefisien pada masing-
tinggi namun hal ini harus disesuaikan
masing variabel independen (luas
dengan kondisi lahan yang ada juga
lahan, benih, pupuk kandang, pupuk
input usahatani yang digunakan.
urea, tenaga kerja) harus melalui
Koefisien regresi juga menggambarkan
pengujian secara satu persatu, hal ini
nilai Elastisitas Produksi (Ep),
bertujuan untuk mengetahui variabel
sehingga nilai elastisitas produksi
independen yang mana yang memiliki
benih (X2) adalah 0.462 .
pengaruh signifikan terhadap variabel
dependen yaitu produksi.
Dalam uji t variabel luas lahan d) Pupuk Urea (X3)
(X1), pupuk urea (X3), pupuk kandang Variabel pupuk urea (X3)
(X4) dan tenaga kerja (X5) berpengaruh berpengaruh tidak signifikan terhadap
tidak signifikan terhadap produksi produksi dengan t hitung sebesar 0.115
bayam (Y). Tetapi variabel benih (X2) lebih kecil dari t tabel 5 persen sebesar
berpengaruh signifikan terhadap 2.030. Variabel pupuk urea
produksi (Y). berpengaruh tidak signifikan diduga

Agrisep Vol (15) No. 1 , 2014 34


karena pemakaian pupuk urea kurang produksi bayam dengan nilai thitung
optimal, sedangkan pupuk urea sebesar 0.154 lebih kecil dari ttabel 5
termasuk pupuk yang higroskopis persen sebesar 2.030. Variabel tenaga
(mudah menarik uap air) disamping itu kerja berpengaruh tidak signifikan
juga pupuk urea dapat membuat diduga karena faktor produksi di
tanaman hangus. Maka untuk pupuk daerah penelitian sudah berlebihan.
urea tidak terlalu banyak digunakan. Namun dengan Koefisien regresi
Nilai koefisien regresi pupuk urea (X3) sebesar 0.027 yang menunjukkan
sebesar 0.017 yang berarti kecenderungan setiap penambahan 1
kecendrungan bahwa setiap (satu) persen tenaga kerja akan
penambahan 1 (satu) persen pupuk urea meningkatkan produksi sebesar 0.027
akan menambah produksi sebesar persen dengan asumsi variabel lain
0.017 persen dengan asumsi variabel dianggap tetap. Koefisien regresi juga
lain dianggap tetap. Koefisien regresi sekaligus merupakan nilai elastisitas
juga sekaligus merupakan nilai produksi sehingga nilai elastisitas
Elastisitas Produksi (Ep), sehingga produksi tenaga kerja (X5) adalah
nilai elastisitas produksi pupuk urea 0.027.
(X3) adalah 0.017 .
2. Analisis Efisiensi Penggunaan
Faktor-faktor Produksi
c) Pupuk Kandang (X4) Analisis efisiensi alokatif
Variabel pupuk kandang (X4) adalah untuk mengetahui apakah
berpengaruh tidak signifikan terhadap penggunaan faktor-faktor produksi
produksi dengan t hitung sebesar 1.493 efisien atau tidak dari sisi harga
lebih kecil dari t tabel 5 persen sebesar dilakukan dengan perhitungan nilai
2.030. Variabel pupuk kandang produk marginal (NPM) dengan harga
berpengaruh tidak signifikan terhadap faktor produksi (Px) dengan criteria
produksi bayam karena pemakaian sebagai berikut: (1) jika nilai efisiensi
pupuk kandang kurang optimal. Namun lebih besar dari 1 (satu) artinya bahwa
koefisien regresi pupuk kandang (X4) efisiensi yang maksimal belum tercapai
sebesar 0.166 yang artinya bahwa (belum efisien), sehingga penggunaan
setiap penambahan 1 (satu) persen faktor produksi perlu ditingkatkan
pupuk kandang akan meningkat untuk mencapai kondisi yang efisien.
produksi sebesar 0.166 persen dengan (2) jika nilai efisiensi sama dengan 1
asumsi variabel lain dianggap tetap. artinya bahwa kegiatan usahatani yang
Koefisien regresi juga sekaligus dilakukan telah mencapai tingkat
merupakan nilai elastisitas produksi efisien, (3) jika nilai efisien kurang dari
sehingga nilai elastisitas produksi 1 (satu) artinya penggunaan faktor
pupuk kandang (X4) adalah 0.166 produksi tidak efisien untuk mencapai
efisien faktor produksi harus dikurangi.
Hasil analisis efisiensi alokatif faktor-
e) Tenaga Kerja (X5)
faktor produksi tersebut dapat dilihat
Variabel tenaga kerja (X5)
pada Tabel 2 sebagai berikut:
berpengaruh tidak signifikan terhadap

Agrisep Vol (15) No. 1 , 2014 35


Tabel 2. Hasil Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-faktor Produksi Pada
Usahatani Bayam Di Kota Bengkulu.

NPMXi/
Variabel (Bi) Y Py Xi Px NPMXi Kesimpulan
PXi
Tidak
Luas lahan 0.462 655.39 1173.61 213.10 1500000 1667.88 0.06
efisien
Belum
Benih 0.046 655.39 1173.61 0.23 70000 153834.45 2.20
Efisien
Pupuk Tidak
0.017 655.39 1173.61 2.64 25000 4953 0.20
urea Efisien
Pupuk Belum
0.166 655.39 1173.61 4.28 15139 29832.38 1.97
kandang Efisien
Tenaga Tidak
0.027 655.39 1173.61 2.44 130389 8511.33 0.07
Kerja Efisien
Sumber: analisis Data Primer, 2014

Berdasarkan Tabel 2 signifikan terhadap produksi


menunjukkan bahwa untuk faktor bayam.
produksi benih dan pupuk kandang 2. Analisis efisiensi alokatif
mempunyai nilai efisien lebih dari satu menunjukkan bahwa faktor
yaitu artinya penggunaan faktor produksi benih (X2) dan pupuk
produksi tersebut yang ditinjau dari sisi kandang (X4) belum efisien maka
harga belum efisien atau masih penggunaannya perlu ditambahkan
kurang sehingga perlu ditambah agar sedangkan untuk faktor produksi
dapat memaksimalkan produksi bayam luas lahan (X1), pupuk urea (X2)
yang akan berpengaruh terhadap dan tenaga kerja (X5) harus
pendapatan petani bayam. dikurangi karena tidak efisien
dalam penggunaanya.
Untuk faktor produksi luas
lahan, pupuk urea dan tenaga kerja
mempunyai nilai efisien lebih kecil dari SARAN
1. Petani mengoptimalkan penggunaan
satu artinya penggunaan faktor
faktor-faktor produksi (luas lahan,
produksi tersebut tidak efisien. Maka
benih, pupuk urea, pupuk kandang,
untuk memperoleh tingkat keuntungan
tenaga kerja) untuk menghasilkan
maksimum faktor produksi tersebut
produksi secara maksimal.
harus dikurangi.
2. Bagi Pemerintah dibidang
pertanian agar dapat meningkatkan
KESIMPULAN lagi strategi pembinaan dan
Berdasarkan hasil penelitian peningkatan produksi sayuran
diperoleh kesimpulan bahwa: bayam.
1. Secara keseluruhan (serempak)
variabel yang diamati berpengaruh DAFTAR PUSTAKA
signifikan terhadap produksi,
sedangkan secara parsial variabel Daniel. 2004. Pengantar Ekonomi
luas lahan (X1), pupuk urea(X3), Pertanian. PT Bumi Aksara.
pupuk kandang (X4) dan tenaga Jakarta.
kerja(X5) tidak berpengaruh Diantoro, K.dkk. 2009. Faktor-faktor
signifikan terhadap produksi dan yang Mempengaruhi Produksi
variabel benih (X2) berpengaruh Padi pada Kelompok Tani

Agrisep Vol (15) No. 1 , 2014 36


Patemon II Di Desa Patemon
Kecamatan Tlogosari Kabupaten
Bondowoso. J-SEP Vol.3 No.3
Nopember 2009.
Matakena Simon. 2012. Efisiensi
Penggunaan Faktor-faktor
Produksi Guna Meningkatkan
Produksi Usahatani Kedelai di
Distrik Makimi Kabupaten
Nabire. Agrilan Jurnal Agribisnis
Kepulauan Volume 1 No 1
Oktober 2012.
Muzdalifah. 2011. Analisis Produksi
dan Efisiensi Usahatani Padi di
Kabupaten Banjar. Jurnal
Agribisnis Perdesaan Volume 0
Nomor 04 Desember 2011.
Purwanto dan Sulistyastuti. 2007.
Metode Penelitian Kuantitatif.
Gava Media. Yokyakarta.
Rahim dan Hastuti. 2008. Ekonomika
pertanian. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Singarimbun dan Efendi. 1989. Metode
Penelitian Survei. Pustaka LP3ES
Indonesia. Jakarta.
Soekartawi. 1994. Teori Ekonomi
Produksi. PT Raja Gravindo
Persada. Jakarta.
Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani.
Universitas Indonesia UI-Press.
Jakarta.
Sunarjono. 2010. Bertanam 30 Sayur.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Suratiyah. 2009. Ilmu Usahatani.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Wibowo Larasanti. 2012. Analisis
Efisiensi Alokatif Faktor-faktor
Produksi dan Pendapatan
Usahatani Padi (Oryza Sativa)
Studi Kasus di Desa Sambirejo,
Kecamatan Saradan, Kabupaten
Madiun. Universitas Brawijaya.
Malang.

Agrisep Vol (15) No. 1 , 2014 37

Anda mungkin juga menyukai