TINJAUAN PUSTAKA
Kata larutan (solution) sering dijumpai. Larutan merupakan campuran homogen antar dua
atau lebih zat berbeda jenis. Ada dua komponen utama pembentuk larutan yaitu zat
terlarut (solute) dan pelarut (solvent). Fasa larutan dapat berupa fasa gas, fasa cair, atau
fasa padat bergantung pada sifat kedua komponen pembentuk larutan. Apabila fasa
larutan dan fasa zat-zat pembentuknya sama, zat yang berada dalam jumlah terbanyak
umumnya disebut pelarut sedangkan zat lainnya sebagai zat terlarutnya. Berikut jenis-
jenis larutan dalam tabel berikut.
Jenis larutan Zat penyusun
1. Larutan gas Campuran antar gas atau antar uap (dalam
semua perbandingan).
Contoh : Udara dengan N2 sebagai
pelarut
2. Larutan cair Zat padat, zat cair, atau zat gas melarut
kedalam pelarut cair.
Contoh : iod dalam alkohol, asam asetat
dalam air, O2 dalam air, dan seterusnya
3. Larutan padat
a) Gas terlarut dalam zat padat Gas H2 dalam logam paladium; gas N2
dalam logam titanium.
b) Zat cair terlarut dalam zat padat Raksa dalam logam emas (amalgram).
c) Zat padat terlarut dalam zat padat Seng dalam tembaga (disebu kuningan);
karbon dalam besi (disebut baja); timah
dalam tembaga (disebut perunggu); dan
sebagainya.
Selain itu, masih ada beberapa macam penggolongan lain terhadap larutan. Berdasar
banyak jenis zat yang menyusun larutan dikenal larutan biner (tersusun dari 2 jenis zat);
larutan ternet (tersusun 3 jenis zat); larutan kuartener (tersusun 4 jenis zat); dan
seterusnya. Menurut sifat hantaran listriknya, dikenal larutan elektrolit (larutan yang
dapat menghantarkan arus listrik) dan larutan non elektrolit (larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik). Sedangkan ditinjau dari kemampuan suatu zat melarut
kedalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu, dikenal :
a) Larutan tak jenuh (unsaturated-solution) ; larutan yang masih dapat melarutkan
sejumlah zat terlarutnya.
b) Larutan jenu (saturated-solution) ; larutan yang mengandung zat terlarut dalam
jumlah maksimal pada suhu tertentu.
c) Larutan lewat jenu (supersaturated-solution) ; larutan yang mengandung zat
terlarut melebihi jumlah maksimalnya. (Mulyono,2005)
Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan
senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini
terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat
dihilangkan dengan aman, asam sulfat yang harus ditambahkan kedalam air, tidak bolek
sebaliknya. Jika air ditambahkan kedalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan
sedemikian besar yang dapat menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada
didekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit. (Brady,2000)
Diantara zat yang tersedia dalam bentuk larutan pekat adalah berbagai jenis asam dan
amonia. Misalnya, asam sulfat biasanya diperdagangkan berupa larutan dengan kadar
98% dan massa jenisnya 1,8kg/L. Kemolaran larutan pekat dapat ditentukan jika kadar
dan massa jenisnya diketahui yaitu dengan menggunakan rumus
.10.%
M ...............................................................................2.1
Mm
Dimana, M= kemolaran
= massa jenis
Kadar(%)= persen massa
Mm= massa molar
Larutan pekat biasanya berasap (mudah menguap) dan sangat korosif. Oleh karena itu,
pembuatan larutan dari larutan pekat harus dilakukan dalam lemari asam dan dikerjakan
dengan hati-hati dengan mengikuti semua aturan keselamatan. (Michael Purba,2007)
Berikut adalah sifat fisik dan kimia bahan
Untuk akuades, antara lain :
a) Pelarut yang baik
b) Tidak berwarna
c) Tidak berbau
d) Memiliki pH netral
e) Massa molar : 18,0153 g/mol
f) Densitas dan fase : 0.998 g/cm3 (cairan), 0,92 g/cm3 (padat)
g) Titik lebur : 0C (273, 15K)
h) Titik didih : 100C (373,15K)
i) Kalor jenis : 4184 J/kg
(Http://kimiakuki.wordpress.com)
https://Kimiakuki.wordpress.com/2010/09/13/Laporan-kimia-dasar-1-pemisahan-dan-
pemurnian/ diakses pada tanggal 10 November 2016
https://Muzhoffarbusyro.wordpress.com/teknologi-industri-pangan/Laporan-praktikum-
mikrobiologi-pangan-1/Laporan-praktikum-kimia-pangan/pembuatan-larutan/ diakses
pada tanggal 10 November 2016