Soetomo Surabaya
Magister Farmasi Klinik Fakultas Farmasi Universitas Airlangga 2014
BAB I
PENDAHULUAN
tremor, rigiditas otot, gaya berjalan menyeret dan postur tubuh tertekuk. Kini PD
2010).
Tanda klinik Parkinson disease adalah bila terdapat paling sedikit dua dari
dari hemisfer serebri. Striatum merupakan target dari input korteks putamen.
Globus palidus merupakan sumber output terhadap thalamus dan dibagi menjadi
striatum terjadi pada penyakit parkinson. Ganglia basalis mendapat masukan saraf
aferen dari korteks serebri dan thalamus.Pintu masuk saraf aferen ke basal ganglia
pallidus.Saraf aferen dari ganglia basalis ini selanjutnya menuju ke thalamus dan
Patofisiologi Parkinsonisme
dopamin akibat kematian neuron di subtansia nigra pars kompakta, suatu area otak
dalam striatum. Cabang dopaminergik dari subtansia nigra ini mengeluarkan pacu
secara tonik, bukan berdasarkan respon gerakan muscular spesifik ataupun input
ganglia dapat dilihat sebagai daerah modulasi yang mengatur arus informasi dari
input utama basal ganglia dan menerima input rangsangan glutamanergik dari
proyeksi yang menginvertasi bagian lain dari basal ganglia.Neuron lainnya yang
penting namun berada dalam jumlah kecil di dalam striatum adalah Interneuron
keluar dari striatum dapat melalui 2 jalur, yaitu jalur langsung dan jalur tidak
langsung.
yaitu reseptor D1 yang akan mengaktifkan jalur langsung dan reseptor D2 yang
akan menginaktivasi jalur tidak langsung. Jalur langsung di bentuk oleh neuron
dan globus palidus interna (GPi). Dari sini akan dilanjutkan ke ventroanterior dan
bersifat eksitatori, sehingga efek akhir dari stimulasi jalur langsung adalah
nucleus subthalamikus (STN) yang akan dilanjutkan ke SNR dan Gpi. Proyeksi
GABA yang bersifat eksitatori, tetapi jalur akhir proyeksi dari NST ke SNR dan
GPi merupakan jalur rangsang negatif glutamatergik. Dengan demikian efek akhir
dari jalur tidak langsung adalah berkurangnya arus rangsangan dari thalamus ke
korteks.
seluruh bagian dari striatum, tetapi neuron target di striatum mempunyai reseptor
langsung. Pada keadaan domanine menurun seperti yang terjadi pada penyakit
parkinson terjadi efek sebaliknya, yaitu inhibisi arus keluar dari SNR dan Gbi ke
Pada PD, nigral dopamine neuron dan sel yang lain mati yang disebabakan
karena kombinasi factor seperti (1) kerentanan genetik (proses abnormal atau
pelipatan -synuclein (lihat gambar dibawah, step i dan ii); (2) stress oksidativ
(step iv, v); (3) disfungsi proteasomal (step iii); (4) aktivitas abnormal kinase (step
vi) serta (5) factor lingkungan. Strees oksidatif merupakan penyebab sporadik dari
PD. Sumber endogen stress oksidatif ialah radikal bebas yang dihasilkan dari
kasus sporadic PD. Kontributor lain pada degeneratif dopamine neuron adalah
dengan factor seperti CoQ10, DJ-1, or PINK-1 (iv); free radical scavengers dan
menggunakan factor tropic seperti GDNF, survival gen atau fetal/stem cell
Klasifikasi
Klasifikasi perjalanan penyakit parkinson menurut Hoehn dan Yahr yaitu :
Stadium I : gejala dan tanda pada satu sisi terdapat gejala yang ringan
terdapat gejala yang mengganggu tetapi tidak menimbulkan kecacatan, biasanya
terdapat tremor pada satu anggota gerak
Stadium III : Gerak tubuh nyata melambat, keseimbangan mulai terganggu saat
berjalan/berdiri, disfungsi umum sedang
Laporan Praktek Kerja Lapangan RSU dr.Soetomo Surabaya
Magister Farmasi Klinik Fakultas Farmasi Universitas Airlangga 2014
Stadium IV : Terdapat gejala yang lebih berat, masih dapat berjalan hanya
untuk jarak tertentu, rigiditas dan bradikinesia, tidak mampu berdiri sendiri.
BAB II
PROFIL PASIEN
Keterangan :
1. Riwayat pengobatan : .............................................................................. 4. Merokok : Ya/Tidak , sejak : ................., frekuensi : ...............batang/hari
: .............................................................................. 5. Alkohol : Ya/Tidak , sejak : ......................................................................
: .............................................................................. 6. OTC : Ya/Tidak , yaitu : ......................................................................
2. Riwayat Keluarga : .............................................................................. : ...................................................................................................
: .............................................................................. 7. OT : Ya/Tidak , yaitu : ......................................................................
: .............................................................................. : ...................................................................................................
3. Kepatuhan : .............................................................................. 8. Lain-lain : ...................................................................................................
(live style) : ...................................................................................................
9. Status Kepesertaan : SKTM
Laporan Praktek Kerja Lapangan RSU dr.Soetomo Surabaya
Magister Farmasi Klinik Fakultas Farmasi Universitas Airlangga 2014
TANGGAL (2014)
NILAI
DATA KLINIK 12/ 3/6
NORMAL 14/10 16/9 1/7
8
TD (mmHg) 120/80 120/80 130/90 - - -
Nadi (x/menit) 80-85 - - 88 87 -
Laporan Praktek Kerja Lapangan RSU dr.Soetomo Surabaya
Magister Farmasi Klinik Fakultas Farmasi Universitas Airlangga 2014
BAB IV
PEMBAHASAN
Pramipexole
2013).
Dosis pramipexole :
Extended release : 0.375 mg/hari PO, bila perlu, bisa ditingkatkan tiap 5-7
mengalami degenerasi.
komplikasi motorik yang lebih rendah yaitiu dyskinesia dan dapat menunda
Kesimpulan :
b. Dosis yang diberikan pada pasien ini sudah tepat yaitu 1 x 0,375 mg (sediaan
Dosis pemberian levodopa/benzerasid yaitu 100/25mg 1-2 kali per hari, dosis
bisa ditingkatkan setiap 3-4 hari sampai efek terapetik didapatkan. Dosis
pada pasien parkinson. Tetapi gangguan pada cara bicara, reflek postural,
Kesimpulan :
kali sehari.
Laporan Praktek Kerja Lapangan RSU dr.Soetomo Surabaya
Magister Farmasi Klinik Fakultas Farmasi Universitas Airlangga 2014
Trihexypenidil
THP ini digunakan untuk menghilangkan gejala tremor dan efek samping
syaraf. Trihexiphenidil juga mempunyai efek relaksasi pada otot polos. Obat
c. Dosis trihexyphenidil yaitu 1-2mg per hari , dosis bisa dinaikkan mulai 2 mg,
dosis bisa dinaikkan setiap 2-5 hari . dosis yang dipakai biasanya 5-15mg per
Kesimpulan :
b. Dosis yang diberikan pada pasien ini sudah tepat, yaitu 2x2 mg secara oral.
Obat ini bisa diminum bersama makan jika mual, bisa diberikan sebelum
makan jika pasien mengalami mulut kering. Diberikan setelah makan jika
pasien mengeluarkan air liur berlebihan atau mual muntah. Hidrasi pada
pasien dijaga 2-3 Liter cairan per hari pada pemberian trihexyphenidyl (Lacy
et al, 2009).
Laporan Praktek Kerja Lapangan RSU dr.Soetomo Surabaya
Magister Farmasi Klinik Fakultas Farmasi Universitas Airlangga 2014
BAB V
sebelum makan jika pasien mengalami mulut kering. Diberikan setelah makan
jika pasien mengeluarkan air liur berlebihan atau mual muntah. Hidrasi pada
pasien dijaga 2-3 Liter cairan per hari pada pemberian trihexyphenidyl
Laporan Praktek Kerja Lapangan RSU dr.Soetomo Surabaya
Magister Farmasi Klinik Fakultas Farmasi Universitas Airlangga 2014
DAFTAR PUSTAKA