Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendahuluan
Alergi adalah suatu reaksi hipersensitivitas yang diawali oleh mekanisme
imunologis, yaitu akibat induksi oleh IgE yang spesifik terhadap alergen tertentu,
yang berikatan dengan sel mast. Reaksi timbul akibat paparan terhadap bahan yang
pada umumnya tidak berbahaya dan banyak ditemukan dalam lingkungan, disebut
alergen. Alergen dapat masuk ke dalam tubuh melalui beberapa cara seperti inhalasi,
kontak langsung, saluran cerna, atau suntikan.9 Oleh karena itu, alergi juga dapat
disebabkan oleh anestesi lokal.
6. Nyeri
Rasa nyeri saat melakukan anestesi lokal disebabkan oleh penggunaan jarum
yang tumpul, pengeluaran anestetikum dengan terlalu cepat, serta tidak menguasai
teknik anestesi lokal.
7. Rasa Terbakar
Rasa terbakar disebabkan karena injeksi yang terlalu cepat pada daerah
palatal, kontaminasi dengan alkohol dan larutan sterilisasi juga menyebabkan rasa
terbakar.
8. Infeksi
Penyebab utamanya adalah kontaminasi jarum sebelum administrasi anastesi.
Kontaminasi terjadi saat jarum bersentuhan dengan membran mukosa. Ketidakahlian
operator untuk teknik anastesi lokal dan persiapan yang tidak tepat dapat
menyebabkan infeksi.
9. Edema
Edema disebabkan oleh trauma selama anestesi lokal, infeksi, alergi,
perdarahan, dan penyuntikan anestetikum yang terkontaminasi alkohol.
2.3 Syok
2.3.1 Definisi Syok
Syok adalah gangguan hemodinamik dan metabolik karena ketidakadekuatan
aliran darah dan pengiriman oksigen pada kapiler dan jaringan tubuh. Keadaan ini
dimanifestasikan oleh hipotensi, takikardia, oliguria, kulit lembab, gelisah dan
perubahan tingkat kesadaran. Syok biasanya diakibatkan oleh suatu kondisi, gagal
jantung dan kerusakan neurologis.37
2.5 Anafilaksis
2.5.1 Definisi Anafilaksis
Anafilaksis adalah reaksi hipersensitivitas Tipe I yang dapat fatal dan terjadi
dalam beberapa menit saja. Anafilaksis adalah reaksi hipersensitivitas Gell dan
Coombs tipe I atau reaksi alergi yang cepat, ditimbulkan IgE yang dapat mengancam
nyawa. Anafilaksis umumnya merupakan akibat dari lepasnya mediator-mediator
vasoaktif seperti histamin, yang mengakibatkan vasodilatasi, meningkatkan
permeabilitas kapiler dan kontraksi otot polos. Reaksi dapat dipicu berbagai alergen
seperti makanan, obat atau sengatan serangga dan juga lateks, latihan jasmani dan
bahan diagnostik lainnya. Pada 2/3 pasien dengan anafilaksis, pemicu spesifiknya
tidak dapat diidentifikasi.16,18,32
2.5.4 Patofisiologi
Reaksi anafilaksis timbul bila sebelumnya telah terbentuk IgE spesifik
terhadap alergen tertentu. Alergen yang masuk kedalam tubuh lewat kulit, mukosa,
sistem pernafasan maupun makanan, terpapar pada sel plasma dan menyebabkan
pembentukan IgE spesifik terhadap alergen tertentu. IgE spesifik ini kemudian terikat
pada reseptor permukaan mastosit dan basofil. Pada paparan berikutnya, alergen akan
terikat pada Ige spesifik dan memicu terjadinya reaksi antigen antibodi yang
menyebabkan terlepasnya mediator yakni antara lain histamin dari granula yang
terdapat dalam sel. Ikatan antigen antibodi merilis histamin, komponen dari
komplemen, sitokin dan zat vasoaktif lain yang menyebabkan vasodilatasi,
peningkatan permeabilitas kapiler dan bronkokonstriksi dan ikatan ini juga memicu
sintesis SRS-A (Slow reacting substance of Anaphylaxis) dan degradasi dari asam
arachidonik pada membran sel, yang menghasilkan leukotrine dan prostaglandin.
Reaksi ini segera mencapai puncaknya setelah 15 menit. Efek histamin, leukotrine
(SRS-A) dan prostaglandin pada pembuluh darah maupun otot polos bronkus
menyebabkan timbulnya gejala pernafasan dan syok.22-23
2.5.5 Penatalaksanaan
Jika kesadaran pasien menurun dan ditemukan keadaan cardiac arrest maka
hal yang harus dilakukan adalah RJPO (Resusitasi Jantung Paru) Tahap-tahap RJPO
yang dilakukan pada dental chair yaitu: 24,27,30
2.6 Pengetahuan
2.6.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan
panca indranya dan berbeda dengan kepercayaan, tahayul dan penerangan-
penerangan yang keliru.
Pengetahuan juga diartikan sebagai hasil penginderaan manusia atau hasil
tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung dan
sebagainya) dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan
pengetahuan. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi
terhadap objek.33-34
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan
sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
2.7 Kerangka Teori
Reaksi Hipersensitivitas
Anafilaksis
Amida Ester
Prokain
2.8 Kerangka Konsep
1. Definisi
Anafilaktik
2. Gambaran Klinis
3. Manifestasi
Tingkat Pengetahuan
Syok Anafilaktik 4. Penatalaksanaan
Mahasiswa
Anafilaktik
Kepaniteraan Klinik
5. Pencegahan
Anestesi Lokal