ENERGI SURYA
Oleh:
Farhan Pratama S
A1C015007
A. Latar Belakang
Energi surya atau matahari telah dimanfaatkan di banyak belahan dunia dan
kebutuhan konsumsi energi dunia saat ini dalam waktu yang lebih lama. Matahari
memanaskan bahkan untuk mendinginkan. Potensi masa depat energi surya hanya
dibatasi oleh keinginan kita untuk menangkap kesempatan. Ada banyak cara untuk
Energi surya menjadi salah satu sumber pembangkit daya selain air, uap,
angin, biogas, batu bara, dan minyak bumi. Berbagai teknologi pemanfaatan
energi surya termal untuk aplikasi skala rendah (temperatur kerja lebih kecil atau
hingga 60 hingga 120 C) telah dikuasai dari rancang bangun, konstruksi hingga
secara langsung menjadi panas atau energi listrik untuk kegunaan kita. dua tipe
dasar tenaga matahari adalah sinar matahari dan photovoltaic (photo- cahaya,
dari cahaya. Rahasia dari proses ini adalah penggunaan bahan semi konduktor
yang dapat disesuaikan untuk melepas elektron, partikel bermuatan negative yang
Bahan semi konduktor yang paling umum dipakai dalam sel photovoltaic
adalah silikon, sebuah elemen yang umum ditemukan di pasir. Semua sel
photovoltaic mempunyai paling tidak dua lapisan semi konduktor seperti itu, satu
bermuatan positif dan satu bermuatan negatif. Ketika cahaya bersinar pada semi
B. Tujuan
dapat habis, serta gratis dan mempunyai prospek yang cukup baik untuk
memiliki curah radiasi matahari yang hampir konstan sepanjang tahun. Agar
pemanfaatan energi surya ini lebih baik maka digunakan alat pengumpul energi
matahari. Alat ini dapat berupa pengumpul pelat datar dan konsentrator. (Azridjal,
2003).
albedo sekitar 30%, sementara itu sebanyak 19% diabsorbsi oleh atmosfer dan
sebagai energi surya. Energi surya diukur dengan satuan energi per waktu per luas
area atau dapat ditulis W/m2 dan dikatakan sebagai pancaran (irradiance) (NRC,
2005).
secara langsung menjadi panas atau energi listrik untuk kegunaan kita. Dua tipe
dasar tenaga matahari adalah sinar matahari dan photovoltaic Photovoltaic
tenaga matahari melibatkan pembangkit listrik dari cahaya. Rahasia dari proses ini
adalah penggunaan bahan semi konduktor yang dapat disesuaikan untuk melepas
2012).
Tenaga surya pada dasarnya adalah sinar matahari yang merupakan radiasi
elektromagnetik pada panjang gelombang yang tampak dan yang tidak tampak,
frekuensi dan energi yang berbeda. Sinar matahari memiliki panjag gelombang ()
Energi surya menjadi salah satu sumber pembangkit daya potensial selain
air, uap, angin, biogas, batu bara, dan minyak bumi. Berbagai teknologi
kerja lebih kecil atau hingga 60 hingga 120 C) telah dikuasai dari rancang
Pengetahuan mengenai besarnya radiasi matahari pada suatu lokasi merupakan hal
yang penting dalam beberapa aplikasi energi matahari seperti desain arsitektur dan
2008).
III. METODOLOGI
1. Pyranometer
2. Stopwatch
3. Termometer bola basah bola kering
4. Multimeter
5. Kalkulator
6. Alat tulis
7. Photovoltaic
8. Radiasi matahari
B. Prosedur Kerja
1. Prinsip Kerja:
a. Termometer
Dengan menggunakan air raksa yang akan memuai saat terjadi
perubahan sushu lingkungan. Saat suhu meningkat, air raksa akan memuai
(mengembang) dan menaik, sedangkan saat suhu turun, air raksa akan
digital.
c. Photovoltaic
Cahaya matahari berupa energi foton dating mengenai sisi permukaan
lebih besar dari energi celah yang memisahkan pita valensi dan pita konduksi,
hubungan P-N.
3. Perhitungan kelompok 1
Perhitungan:
1000
1. I radiasi = 7,8
7
= 11 14,29W /m
1000
2. I radiasi = 5,3
7
= 757,14 W /m
P=IV
1. P = 3,24 19,0 = 61,56 watt
2. P = 1,72 19,3 = 33,196 watt
B. Pembahasan
Energi surya adalah energi yang didapat dengan mengubah energi panas
surya (matahari) melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya dalam bentuk
lain. Energi surya menjadi salah satu sumber pembangkit daya selain air, uap,
a. Sistem pemanas air dan pembangkit listrik tenaga panas matahari tidak
yang lama.
b. Pada musim dingin, pipa-pipa pada sistem pemanas ini akan pecah
pertanian, perumahan, dan kegiatan ekonomi lainya. Hal ini karena rapat
saat ini oleh pemerintah Indonesia karena sebagai negara tropis, Indonesia
mempunyai potensi energi surya yang cukup besar. Berdasarkan data penyinaran
sekitar 4,5 kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 10%; dan di Kawasan
Timur Indonesia (KTI) sekitar 5,1 kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar
9%. Dengan demikian, potesi penyinaran matahari rata-rata Indonesia sekitar 4,8
kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 9%.Matahari adalah sumber energi
utama yang memancarkan energi yang luar biasa besarnya ke permukaan bumi.
Pada keadaan cuaca cerah, permukaan bumi menerima sekitar 1000 watt energi
sirkulasi kerja yang terdapat di atas permukaan bumi, sebagaian kecil 0,25 %
ditampung angin, gelombang dan arus dan masih ada bagian yang sangat kecil
akhirnya digunakan dalam proses pembentukan batu bara dan minyak bumi
(bahan bakar fosil, proses fotosintesis yang memakan jutaan tahun) yang saat ini
digunakan secara ekstensif dan eksploratif bukan hanya untuk bahan bakar tetapi
juga untuk bahan pembuat plastik, formika, bahan sintesis lainnya.Sehingga bisa
dikatakan bahwa sumber segala energi adalah energi surya. Energi surya adalah
sangat luar biasa karena tidak bersifat polutif, tidak dapat habis, dapat dipercaya
dan tidak membeli. Kejelekannya dari energi surya ini adalah sangat halus dan
tidak konstan. Arus energi surya yang rendah mengakibatkan dipakainya system
mengkonsentrasikan energi itu. Sistem kolektor ini berharga cukup mahal dan ada
masalah lagi bahwa sistem-sistem di bumi tidak dapat diharapkan akan menerima
persediaan yang terus menerus dari energi surya. Hal ini berarti diperlukan
menyimpan energi pada malam hari serta pada saat cuaca mendung (Widayana,
2012).
1. Sel Surya
Sel surya merupakan alat untuk mengonversi cahaya matahari menjadi
(photovoltaic) energi surya diubah menjadi energi listrik yang bisa digunakan
untuk berbagai hal. Cara kerja sel suya adalah mengubah sinar matahari
menjadi tenaga listrik secara langsung. Sel surya pada dasarnya terdiri atas
yang dibawa oleh sinar matahari ini akan diserap oleh elektron pada
selanjutnya mengalir ke luar melalui kabel yang terpasang ke sel. Alat ini
dan lebih.
lingkungan.
3) Daur ulang panel surya yang tak terpakai lagi dapat menyebabkan
besarnya akan diserap dan dikonversi menjadi energi panas, lalu panas
3. Kompor Surya
Kompor surya adalah perangkat masak yang menggunakan sinar
matahari sebagai sumber energi. Pada prinsipnya semua jenis kompor tenaga
memasak.
adalah:
energi dari sinar matahari yang bisa diperoleh secara bebas dan
gratis.
3) Tahan lama karena terbuat dari kaca, besi dan aluminium.
yang diterima dari matahari pada suatu titik menggunakan sebuah cermin
cekung besar sehingga didapatkan panas yang besar yang dapat digunakan
Untuk diameter cermin sebesar 1,3 meter kompor ini memberikan daya
thermal sebesar 800 watt pada panci. Dengan menggunakan kompor ini maka
kebutuhan akan energi fosil dan energi listrik untuk memasak dapat
dikurangi.
menjemur hasil panennya di bawah terik sinar matahari. Cara ini sangat
3. Distilasi Air.
25 mm hingga 50 mm, ditutup oleh kaca. Air yang dipanaskan oleh radiasi
bawah dari permukaan kaca yang lebih dingin. Kaca tersebut dimiringkan
penyimpanan.
penggeraknya. Kelebihan pompa air jenis ini tentu tidak ada lagi biaya energi
sehingga sangat cocok untuk daerah yang belum terjangkau listrik PLN atau
Secara garis besar, pompa air tenaga surya ini terdiri dari panel surya
yang menghasilkan arus listrik DC (arus listrik searah) saat kontak dengan
sinar matahari dan pompa air DC untuk memompa air. Yang perlu digaris
bawahi, pompa air tenaga surya ini harus menggunakan pompa air DC (direct
current-arus searah).
Ada dua jenis sistem pompa air tenaga surya ini yaitu pompa air tenaga
Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik,
arus listrik, dan tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multimeter secara
digunakan untuk mengetahui kuat arus dan tegangan yang dihasilkan. Caranya
adalah dengan merangkai alat dan bahan percobaan lalu kuat arus dan tegangan
terlihat di multimeter.
Alat yang digunakan yaitu photovoltaic, pyranometer, dan termometer bola basah
pyranometer, termometer bola basah dan bola kering, serta multimeter. Pada
pengukuran menggunakan photovoltaic, waktu pengukuran adalah setiap 15 menit
untuk setiap kelompok. Untuk kelompok shift 1 waktu pengukuran dimulai dari
pukul 11:20 WIB hingga 13:35 WIB. Hasil dari pengukuran digunakan untuk
menghitung daya. Dari pukul 11:20-13:35 WIB, kuat arus dan tegangan yang
dihasilkan mengalami kenaikan dan penurunan yang tidak teratur. Hal tersebut
kesalahan saat pengukuran. Sehingga daya yang dihasilkan cukup beragam. Daya
yang dihasilkan di kelompok 1 pukul 11:20 dan 11:35 WIB berturut-turut yaitu
tegangan berubah-ubah dari waktu awal sampai akhir begitu pula iradiasi yang
dihitung. Perhitungan iradiasi kelompok 1 pukul 11:20 dan 11:35 WIB berturut-
suhu di termometer bola basah dan bola kering yang kemudian dicari selisihnya.
Selisih tersebut, dilihat pada termometer dengan melihat juga hasil pengukuran
suhu di termometer bola kering. Adapun hasil pengukuran kelompok 1 yaitu pukul
Kendala yang dihadapi pada saat praktikum yaitu cuaca yang terkadang
cerah lalu disambung dengan berawan dan tiba-tiba mendung, sehingga sulit
membaca nilai yang tertera pada multimeter dikarenakan nilai yang muncul selalu
berubah dan alat yang terbatas membuat waktu praktikum yang sangat lama dan
tidak kondusif.
A. Kesimpulan
kali.
energi listrik.
9 kali.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ahrens, C. Donald. 2003. Meteorology Today, An introduction to weather,
climate, and environment. Thomson learning, Inc. Amerika.
Aziz, Azridjal. 2003. Perancangan Kolektor Surya Tipe Pelat Datar dengan Fluida
Kerja Udara. Jurnal Momentum. Institut Teknologi Padang, Padang.
Mubiru, J. and Banda, E.J.K.B. 2008. Estimation of monthly average daily global
solar irradiation using artificial neural network. Solar Energy 82, 181187.
NRC. 2005. How Student Learn Science in the Classroom. Washington DC:
National Academic Press.
Widayana, Gege. 2012. Pemanfaatan Energi Surya. JPTK UNDIKSHA. 9(1): 37-
46.