Anda di halaman 1dari 87

WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI PENGAMAN GENERASI MUDA

PENDAHULUAN
Banyak kalangan yang melihat perkembangan politik, sosial, ekonomi dan budaya di Indonesia
sudah sangat memprihatinkan. Bahkan, kekuatiran itu menjadi semakin nyata ketika menjelajah
pada apa yang dialami oleh setiap warga negara, yakni memudarnya wawasan kebangsaan. Apa
yang lebih menyedihkan lagi adalah bilamana kita kehilangan wawasan tentang makna hakekat
bangsa dan kebangsaan yang akan mendorong terjadinya dis-orientasi dan perpecahan.

Pandangan di atas sungguh wajar dan tidak mengada-ada.Krisis yang dialami oleh Indonesia ini
menjadi sangat multi dimensional yang saling mengait.Krisis ekonomi yang tidak kunjung henti
berdampak pada krisis sosial dan politik, yang pada perkembangannya justru menyulitkan upaya
pemulihan ekonomi. Konflik horizontal dan vertikal yang terjadi dalam kehidupan sosial
merupakan salah satu akibat dari semua krisis yang terjadi, yang tentu akan melahirkan ancaman
dis-integrasi bangsa. Apalagi bila melihat bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang
plural seperti beragamnya suku, budaya daerah, agama, dan berbagai aspek politik lainnya, serta
kondisi geografis negara kepulauan yang tersebar.Semua ini mengandung potensi konflik (latent
sosial conflict) yang dapat merugikan dan mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa.

Setiap orang tentu memiliki rasa kebangsaan dan memiliki wawasan kebangsaan dalam perasaan
atau pikiran, paling tidak di dalam hati nuraninya.Dalam realitas, rasa kebangsaan itu seperti
sesuatu yang dapat dirasakan tetapi sulit dipahami.Namun ada getaran atau resonansi dan pikiran
ketika rasa kebangsaan tersentuh.Rasa kebangsaan bisa timbul dan terpendam secara berbeda
dari orang per orang dengan naluri kejuangannya masing-masing, tetapi bisa juga timbul dalam
kelompok yang berpotensi dasyat luar biasa kekuatannya.

PEMBAHASAN

Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya
berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Wawasan nusantara juga merupakan
sumber utama dan landasan yang kuat dalam menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga
wawasan nusantara dapat disebut sebagai wawasan nasional dan merupakan landasan ketahanan
nasional.
Wawasan kebangsaan bukanlah sesuatu yang bersifat statis dan tak berubah dari waktu ke
waktu, sebaliknya ia bersifat dinamis, namun bukan berarti juga wawasan kebangsaan tersebut
dapat diubah-ubah sekehendaknya. Seperti halnya bangun suatu rumah tanggal ada bagian yang
tak mudah untuk diubah dan ada bagian yang relatif mudah: (Susilo Bambang Yudhoyono,
menuju negara kebangsaan modern, 2004)
Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah kedaulatan, di
samping rakyat dan pemerintah yang diakui. Ada bangsa yang secara eksplisit mempunyai cara
bagaimana ia memandang tanah airnya beserta lingkungannya. Cara pandang itu biasa
dinamakan wawasan nasional. Sebagai contoh, Inggris dengan pemandangan nasionalnya
berbunyi: Britain rules the waves. Ini berarti tanah Inggris bukan hanya sebatas pulaunya,
tetapi juga lautnya.
Wanus adalah cara pandang bangsa Indonesia bedasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang sarwa nusantara dan
penekanannya dalam mengeskpresikan diri sebagai bangsa Indonesia di tengah-tengah
lingkungannya yang sarwa nusantara itu. Unsur-unsur dasar wasantara itu ialah : wadah (contour
atau organisasi), isi, dan tata laku. Dari wadah dan isi wasantara itu, tampak adanya bidang-
bidang usaha untuk mencapai kesatuan dan keserasian dalam bidang-bidang :
- Satu kesatuan wilayah
- Satu kesatuan bangsa
- Satu kesatuan budaya
- Satu kesatuan ekonomi
- Satu kesatuan hankam

Dari Sumpah Palapa, maka ada satu kesamaan yang dapat menjadi pelajaran bagi bangsa
Indonesia yaitu wujud Nusantara yang terdiri dari 17.508 buah pulau yang tersebar dan terpisah
namun dapat dipersatukan oleh lautan, sehingga menjadi cikal bakal Negara Kepulauan
Indonesia yang terletak pada posisi geografis antar dua benua dan dua samudera, sesuai dengan
kondisi geografis tersebut maka Kepulauan Indonesia disebut juga dengan istilah Kenusaan dan
disebut juga dengan nama Nusantara. Hal tersebut kemudian dikenal dengan istilah Wawasan
Nusantara sebagai Wawasan Kebangsaan Indonesia, dan sebutan tersebut tidak cukup hanya
dipamahi saja tetapi harus dihanyati baik sebagai konsep kewilayaan maupun konsep
ketatanegaraan.
Sebenarnya Wawasan Kebangsaan Indonesia sudah dicetuskan oleh seluruh Pemuda Indonesia
dalam satu tekad pada tahun 1928 yang dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda yang intinya
bertekad untuk bersatu dan bermerdeka dalam wadah sebuah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Secara prinsip, Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berlandaskan Pancasila.Sedangkan
keanekaragaman ras, agama dan bahasa daerah merupakan khasanah budaya yang dapat menjadi
unsur pemersatu bangsa. Dengan demikian apa yang sudah dirintis perlu dipertahankan dan
dilestarikan oleh seluruh rakyat Indonesia dalam kerangka NKRI dengan Bhineka Tunggal Ika.
Wawasan Kebangasaan adalah cara pandang atau pemahaman tentang konsep dan aktualisasi
nilai-nilai dalam hidup dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara. Wawasan
kebangsaan memiliki dimensi yang sangat luas dan kompleks sesuai dengan luas dan
kompleksnya dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara.Wawasan kebangsaan
diperlukan karena adanya konsep dan aktualisasi manajemen kehidupoan Negara-negara yang
bermartabat dan berkeadaban.
Bila diperhatikan lebih jauh kepulauan Indonesia yang duapertiga wilayahnya adalah laut
membentang ke utara dengan pusatnya di pulau Jawa membentuk gambaran kipas. Sebagai satu
kesatuan Negara kepulauan, secara konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan dalam salah satu
doktrin nasional yang disebut Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas aktif, sedangkan
geostrategis Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang bertumbuh pada
perwujudan kesatuan ideology, politik, ekonomi, sosia budaya dan pertahanan keamanan.
Dengan mengacu pada kondisi geogarafis bercirikan maritim, maka diperlukan strategi besar
(grand strategy) maritim sejalan dengan doktrin pertahanan defensif aktif dan fakta bahwa bagian
terluar wilayah yang harus diperhatikan adalah laut.Implementasi dari strategi maritim adalah
mewujudkan kekuatan maritim (maritime power) yang dapat menjamin kedaulatan dan integritas
wilayah dari brbagai ancaman.
Dimensi wawasan kebangsaan yang luas dan kompleks tersebut sering dipetakan dalam dua
dimensi yaitu :
1. Wawasan kebangsaan sebagai konsep geopolitik
Wawasan kebangsaan sebagai konsep geopolotik yaitu konsep tentang persatuan dan kesatuan
bangsa serta keutuhan wilayah suatu Negara-bangsa.
2. Wawasan kebangsaan sebagai konsep geostrategis
Sedangkan wawasan kebangsaan sebagai konsep geostrategis yaitu konsep tentang manajemen
pembangunan nasiaona dalam rangka membangun Ketahanan Nasional untuk eksistnsi
kehidupan suatu Negara-bangsa.

Nusantara (archipelagic) dipahami sebagai konsep kewilayahan nasional dengan penekanan


bahwa wilayah Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang dihubungkan oleh laut.Laut yang
menghubungkan dan mempersatukan pulau-pulau yang tersebar di seatero khatulistiwa.
Sedangkan Wawasan Nusantara adalah konsep politik bangsa Indonesia yang memandang
Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah, meliputi tanah (darat), air (laut) termasuk dasar laut
dan tanah di bawahnya dan udara di atasnya secara tidak terpisahkan, yang menyatukan bangsa
dan Negara secara utuh menyeluruh mencakup segenap bidang kehidupan nasional yang meliputi
aspek politik, ekonomi, social budaya, dan hankam.
Wawasan nusantara sebaai konsepsi politik dan kenegaran yang merupakan manifestasi
pemikiran politik bangsa Indonesia telah ditegaskan dalam GBHN dengan Tap.MPR No.IV
tahun 1973.penetapan ini merupakan tahapan akhir perkembangan konsepsi Negara kepulauan
yang telah diperjuangkan sejak Deklarasi Juanda tanggal 13 Desember 1957.
Konsep geostrategi berdimensi Astra Gatra.Astra Gatra terdiri dari dimensi trigatra alamiah dan
pancagatra sosial. Trigatra alamiah, terdiri dari: geografi, sumber kekayaan alam, dan
kependudukan. Sedangkan pancagatra sosial, terdiri dari: idiologi, politik, ekonomi, sosial-
budaya, dan pertahanan keamanan.
Implementasi atau penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap, dan
pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan
pribadi atau kelompok. Dengan kata lain, wawasan nusantara menjadi pola yang mendasari cara
berpikir, bersikap dan bertindak dalam rangka menghadapi berbagai masalah menyangkut
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Implementasi wawasan nusantara senantiasa
berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh sebagai
berikut:
1. wawasan nusantara sebagai pancara falsafah pancasila
falsafah pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang sesuai dengan
aspirasinya. Keyakinan ini dibuktikan dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak awal
proses pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai sekarang. Dengan demikian
wawasan nusantara menjadi pedoman bagi upaya mewujudkan kesatuan aspek kehidupan
rasional untuk menjamin kesatuan, persatuan dan keutuhan bangsa, serta upaya untuk
mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia.
2. wawasan nusantara dalam pembangunan nasional
a. perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik Bangsa Indonesia bersama
bangsa-bangsa lain ikut menciptakan ketertiban dunia dan perdamaian abadi melalui politik luar
negeri yang bebas aktif. Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan politik akan
menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut tampak dalam
wujud pemerintahan yang kuat aspiratif dan terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan
kedaulatan rakyat.
b. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi Implementasi wawasan
nusantara dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar
menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan
merata. Di samping itu, implementasi wawasan nusantara mencerminkan tanggungjawab
pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan kebutuhan masyarakat antar daerah secara
timbal balik serta kelestarian sumber daya alam itu sendiri.
3. penerapan wawasan nusantara
dewasa ini kita meyaksikan bahwa kehidupan individu dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara sedang mengalami perubahan. Dan kita juga menyadari bahwa faktor utama yang
mendorong terjadinya proses perubahan tersebut adalah nilai-nilai kehidupan baru yang di bawa
oleh negara maju dengan kekuatan penetrasi globalnya. Apabila kita menengok sejarah
kehidupan manusia dan alam semesta, perubahan dalam kehidupan itu adalah suatu hal yang
wajar, alamiah.

Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan


muda.Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Dalam hal tersebut terdapat
banyak pengaruh negatif globalisasi daripada pengaruh positifnya, untuk mengantisipasinya
dapat dilakukan hal berikut:
a. menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh,
b. menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik-baiknya,
c. menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik-baiknya,
d. mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar-
benarnya dan seadil-adilnya,
e. selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya
bangsa.

Untuk mencapai keberhasilan pemahaman tentang wawasan kebangsaan bagi bangsa Indonesia
di arahkan kepada:
1. Pemahaman wawasan kebangsaan terhadap seluruh lapisan masyarakat
2. Implementasi kepemimpinan nasional.
3. Meningkatkan semangat nasionalisme dalam penegertian yang luas untuk memupuk ikatan
kebangsaan
4. Menempatkan supremasi hukum untuk dipatuhi dalam dinamika kehidupan kebangsaan
5. Kesetaraan sosial,

Demikian tentang upaya pemahaman wawasan nusantara sebagai wawasan kebangsaan bagi
bangsa Indonesia, untuk mencapai keinginan tersebut maka harus dilakukan melalui gerakan
secara nasional yang berkesinambungan dan di programkan oleh pemerintah terhadap
lingkungan pendidikan formal dan non formal, lingkungan pekerjaan dan lingkungan
masyarakat, kemampuan untuk mengimplementasikan aspek astagatra dalam dinamika
kehidupan bangsa secara menyeluruh, seimbang dan merata diseluruh wilayah Indonesia
disamping itu perlu kesadaran dan pemahaman dari semua komponen bangsa disertai bentuk
kerja sama yang baik dengan pemerintah untuk memacu langkah dan upaya untuk pemahaman
tersebut. Dan yang paling penting adalah pengakuan dari masing-masing individu, apakah
sebagai anak bangsa Indonesia saya sudah termasuk orang yang memahami hal tersebut.
Wawasan Kebangsaan Dan Nusantara

Setiap bangsa memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan bangsa lain. Memahami ciri-ciri hakiki
bangsa adalah mutlak dan hendaknya usaha pemahaman ini tidak dihalangi oleh rasa kebangsaan.

a. Tulis makalah yang berkaitan dengan pembinaan kebangsaan Indonesia.

b. Jawab pertanyaan berikut: Dalam bentuk tulisan bebas dengan judul sesuai pertanyaan.

1) Apa Faham kebangsaan, rasa kebangsaan, dan semangat kebangsaan.

2) Jelaskan pengertian wawasan kebangsaan.

3) Jelaskan pengertian wawasan Nusantara.

4) Peran apa yang dapat dilakukan Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dalam
menanggulangi kondisi Negara yang diperlukan saat ini?

5) Pada akhir-akhir ini tindakan Mahasiswa di lingkungan kampus-kampus (Demo anarkhis,


perkelahian, judi , narkoba, dsb) tertentu cukup memprihatinkan, yang dapat mengganggu proses
belajar-mengajar. Tindakan apa yang perlu untuk mengatasi hal-hal yang tidak semestinya.

1) -Faham Kebangsaan: Paham Kebangsaan. Paham Kebangsaan merupakan pengertian


yang mendalam tentang apa dan bagaimana bangsa itu mewujudkan masa depannya. Dalam
mewujudkan paham tersebut belum diimbangi adanya legitimasi terhadap sistem pendidikan
secara nasional, bahkan masih terbatas muatan lokal, sehingga muatan nasional masih diabaikan.
Tidak adanya materi pelajaran Moral Pancasila atau Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa
(PSPB) atau sertifikasi terhadap Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) di setiap
strata pendidikan, baik formal, nonformal, maupun di masyarakat luas.

-Rasa Kebangsaan: Rasa kebangsaan tercermin pada perasaan rakyat, masyarakat dan bangsa
terhadap kondisi bangsa Indonesia yang dalam perjalanan hidupnya menuju cita-cita bangsa
yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini masih
dirasakan jauh untuk menggapainya, karena lunturnya rasa kebangsaan yang tercermin dalam
kehidupan sehari-hari dengan berbagai peristiwa, baik perasaan mudah tersinggung yang
mengakibatkan emosional tinggi yang berujung pada pembunuhan, bahkan pada peringatan Hari
Ulang Tahun Kemerdekaan 17 Agustus yang setiap tahun dirayakan kurang menggema, karena
kurangnya penghayatan dan pengamalan terhadap Pancasila. Di samping itu, adanya tuntutan
sekelompok masyarakat dengan isu putra daerah terutama dalam Pilkada masih terjadi amuk
massa dengan kepentingan sektoral, sehingga akan mengakibatkan pelaksanaan pembangunan
nasional terhambat.
-Semangat Kebangsaan: Belum terpadunya semangat kebangsaan atau nasionalisme yang
merupakan perpaduan atau sinergi dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Hal ini
tercermin pada sekelompok masyarakat mulai luntur dalam memahami adanya pluralisme,
karena pada kenyataannya bangsa Indonesia terdiri atas bermacam suku, golongan dan keturunan
yang memiliki ciri lahiriah, kepribadian, kebudayaan yang berbeda, serta tidak menghapus
kebhinekaan, melainkan melestarikan dan mengembangkan kebhinekaan sebagai dasarnya.

2) Pengertian Wawasan Kebangsaan: Kata wawasan berasal dari bahasa Jawa yaitu mawas
yang artinya melihat atau memandang, jadi kata wawasan dapat diartikan cara pandang atau cara
melihat.Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang mengenai diri dan tanah airnya sebagai
negara kepulauan dan sikap bangsa Indonesia diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.

Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia adalah merupakan sebuah pedoman
yang masih bersifat filosofia normatif.Sebagai perwujudan dari rasa dan semangat kebangsaan
yang melahirkan bangsa Indonesia. Akan tetapi situasi dan suasana lingkungan yang terus
berubah sejalan dengan proses perkembangan kehidupan bangsa dari waktu ke waktu. Wawasan
Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia harus senantiasa dapat menyesuaikan diri dengan
perkembagan dan berbagai bentuk implementasinya.

Memahami serta mempedomani secara baik ajaran yang terkandung di dalam konsepsi Wawasan
Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia akan menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan
dari setiap warga bangsa tentang posisi dan peran masing-masing ditengah-tengah masyarakat
yang serba majemuk. Hal ini berarti suasana kondisi yang mendorong perkembangan setiap
individu sehingga terwujud ketahanan pribadi dapat menciptakan suatu ketahanan nasional
Indonesia.

3) Pengertian Wawasan Nusantara: Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

4) Peran Mahasiswa: Mahasiswa berperan sebagai generasi penerus bangsa yang kelak akan
melanjutkan perjuangan para pendahulunya. Oleh karena itu, mahasiswa haruslah bekerja keras
serta belajar yang rajin agar kelak dapat menjadi penggerak bangsa dan Negara yang berakhlak
mulia.

5) Tindakan untuk mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan: Sebaiknya kita jangan
terlalu mudah terpengaruh atas perkataan serta pembicaraan yang menjadi topik hangat, yang
harus dilakukan adalah menyaring serta mengkaji lebih lanjut lagi atas persoalan-persoalan yang
sedang terjadi sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antarsatu dengan yang lainnya
Pemahaman Wawasan Nusantara Sebagai Wawasan
Kebangsaan Indonesia Dalam Rangka Membangun
Ketahanan Nasional

I. PAHAM KEBANGSAAN

Pertanyaannya, kenapa mesti paham kebangsaan atau


nasionalisme.Mengapa bukan paham keagamaan atau
kedaerahan?

Soalnya adalah hanya paham kebangsaan yang dapat


mengatasi keterikatan kita, masing-masing anak bangsa,
kepada ikatan primordialnya.Hanya dalam posisi kita
sebagai sesama bangsa Indonesia dalam perasaan kita
senasib sepenanggungan sebagai bangsa Indonesia yang
bisa mengatasi loyalitas-loyalitas sempit berdasar ideologi
partisan, agama, adat, suku, ras, daerah, dan seterusnya.

Seperti pernah diuraikan Soekarno, sebelum era Republik


Indonesia, bangsa Indonesia hanya dua kali merasakan
sebagai negara nasional atau negara-bangsa.Yaitu pada
masa Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sriwijaya.Di luar itu,
entitas bangsa yang menjelma menjadi negara atau
kesatuan politik masih bersifat lokal atau parsial. Misalnya
Kerajaan Gowa yang hanya meliputi suku Bugis di Sulawesi,
Kerajaan Mataram yang hanya mencakup sebagian suku
Jawa, Kerajaan Ternate yang hanya terdiri dari sebagian
suku bangsa di Maluku, dan sebagainya. Dari kesatuan
politik yang hanya lokal ini terbukti dalam sejarah: gagal
mengantarkan bangsa Indonesia meraih kemerdekaannya
dari penjajahan Belanda. Baru tatkala perjuangan kita
bersifat nasional, meliputi seluruh warga bangsa dari
Sabang sampai Merauke, maka perjuangan itu berhasil
mengantarkan bangsa Indonesia mencapai
kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.

Dengan paham kebangsaan sebagai salah satu asas


negara, maka orang Islam, orang Kristen, orang Jawa,
orang Batak, orang keturunan Tionghoa, semuanya
memiliki perasaan atau kehendak yang sama sebagai satu
bangsa Indonesia. Rasa kebangsaan dengan demikian
mampu menjadi wahana titik temu (common denominator)
keberagaman latar belakang warga negara
Indonesia.Dengan kebangsaan, maka kemajemukan bukan
menjadi kutukan yang menyeret kita ke dalam perpecahan,
tapi justru menjadi faktor yang memperkaya kesatuan atau
rasa memiliki (sense of belonging) kita sebagai warga
negara Indonesia. Dengan kata lain: kemajemukan justru
menjadi anugerah.

Dengan paham kebangsaanlah kita bisa merasakan


semangat semua buat semua. Dengan paham
kebangsaan, kita menjadi memiliki kesetaraan di depan
hukum dan pemerintahan (equality before the law) tanpa
harus mengalami diskriminasi lantaran perbedaan latar
belakang primordial atau ikatan sempit seperti suku,
agama, ras, atau kedaerahan.

Di sini kebangsaan bukan sesuatu yang menegasikan


keberagaman kita sebagai bangsa, namun justru
mengayomi keserbamajemukan itu ke dalam wadah yang
satu: yakni bangsa Indonesia.

Secara historis, paham kebangsaan telah terbukti mampu


mentransformasikan kesadaran kita dari yang awalnya
bersifat sempit berdasar kesukuan atau keagamaan,
menjadi kesadaran nasional, kesadaran akan
keindonesiaan. Sebelum spirit kebangsaan Indonesia
muncul, yang lebih dulu mengemuka adalah spirit berdasar
suku, agama, atau kedaerahan.Misalnya dalam bentuk Jong
Java, Jong Ambon, Jong Islam, Jong Sumatera, dan
sebagainya. Baru kemudian, seiring meluasnya pengaruh
Budi Utomo pada 1908, Sarekat Islam (SI) pada 1911, dan
Pergerakan Indonesia (Indonesische Vereniging) pada 1921,
maka embrio spirit kebangsaan yang bersifat nasional
muncul ke permukaan. (Patut diingat: meski BU lebih ke
Jawa dan SI merupakan gerakan Islam, tapi amat berperan
dalam persemaian ide kebangsaan Indonesia). Ini kemudian
melahirkan Sumpah Pemuda pada 1928 yang secara
eksplisit mengemukakan semangat kebangsaan
Indonesia.Dari sini akhirnya bermuara pada lahirnya negara
kebangsaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

PLURALISME:
REVITALISASI PAHAM KEBANGSAAN

Hanya saja, karena kemerdekaan telah tercapai, dan


kebangsaan Indonesia telah menjadi kenyataan,
belakangan ini seolah-olah terasa kuno apabila kita
membicarakan relevansi nasionalisme atau paham
kebangsaan tersebut. Orang pun lantas lebih suka
memakai terminologi pluralisme atau cara pandang yang
menghormati keanekaragaman atau pluralitas kita sebagai
bangsa.*

Padahal pluralisme itu secara substansi tak ada bedanya


dengan cara pandang kebangsaan atau nasionalisme.
Hanya masalah aksentuasinya saja yang agak
berbeda.Nasionalisme secara langsung dikaitkan dengan
eksistensi kita sebagai bangsa Indonesia, sedangkan
pluralisme lebih sering dikaitkan dengan masalah hak asasi
manusia atau sila ketuhanan dan kemanusiaan dalam
Pancasila.Akan tetapi keduanya sebenarnya sama-sama
mengapresiasi keragaman sebagai sebuah keniscayaan.

Yang penting digarisbawahi adalah baik paham kebangsaan


maupun pluralisme mestinya disebarkan ke dalam benak
masyarakat sebagai sebuah kesadaran atau pengetahuan,
bukan dengan paksaan. Sebab ketika kebangsaan atau
pluralisme diaplikasikan dengan paksaan (koersif) atau
malah kekerasan (violence), maka ia menjadi proyek yang
bersifat otoritarian dan tidak demokratis. Kebangsaan bila
dipaksakan secara top-down hasilnya adalah
penyeragaman ala proyek asas tunggal yang
meminggirkan keragaman warga bangsa atau penciptaaan
hantu SARA oleh Orde Baru yang menakut-nakuti rakyat
akan perbedaan.

Sementara jika pluralisme dipaksakan terhadap entitas-


entitas primordial yang homogen, maka justru akan
meniadakan kekhasan masing-masing kelompok yang
mestinya memang beragam atau berbeda antara satu
dengan yang lain. Kelompok-kelompok yang secara internal
relatif homogen seperti Gereja Katolik, Muhammadiyah,
atau perkumpulan warga keturunan etnis Tionghoa,
misalnya, tidak perlu ditekan untuk mempluralkan dirinya
sendiri.Yang penting ialah adanya kesadaran mereka untuk
menghormati pluralitas yang merupakan fakta tak
terbantahkan dari kondisi alamiah bangsa Indonesia.

Maka, pluralisme atau nasionalisme yang dikembangkan


untuk tetap menjaga tegaknya negara kebangsaan
Indonesia secara sehat dan alamiah, mestinya ialah
pluralisme dan nasionalisme yang bersifat partisipatif atau
demokratis. Dengan kata lain, harus menghormati semua
entitas yang homogen atau berbeda tetap dalam
homogenitas atau perbedaannya, namun seiring dengan itu
kita mendorong entitas-entitas ini menjadi apresiatif
terhadap kekhasan entitas lainnya sekaligus apresiatif
terhadap kebersamaan kita sebagai sebuah bangsa.

Artinya, kita melakukan desiminasi bahwa Indonesia


sebagai lebensraum (ruang hidup bersama) di satu sisi
menenggang keragaman berbagai unsur pembentuk
bangsa untuk tetap memelihara kekhasannya masing-
masing, namun di sisi lain juga menuntut penghormatan
atas spirit kesatuan atau kebersamaan sebagai satu
bangsa yang sama. Dengan demikian, maka nasionalisme
atau bahasa masa kininya pluralisme akan mampu
menyediakan dirinya menjadi payung yang mengayomi
keragaman kita sebagai bangsa, sekaligus menjamin
kesatuan kita sebagai negara bangsa atau satu kekuatan
nasional. Dengan kata lain, menjamin tegaknya Indonesia
sebagai suatu rumah kebangsaan bagi beragam entitas
bangsa yang berbeda-beda tapi memiliki spirit
keindonesiaan yang sama.

II. Wawasan Kebangsaan

Setiap orang tentu memiliki rasa kebangsaan dan memiliki


wawasan kebangsaan dalam perasaan atau pikiran, paling
tidak di dalam hati nuraninya.Dalam realitas, rasa
kebangsaan itu seperti sesuatu yang dapat dirasakan tetapi
sulit dipahami.Namun ada getaran atau resonansi dan
pikiran ketika rasa kebangsaan tersentuh.Rasa kebangsaan
bisa timbul dan terpendam secara berbeda dari orang per
orang dengan naluri kejuangannya masing-masing, tetapi
bisa juga timbul dalam kelompok yang berpotensi dasyat
luar biasa kekuatannya.

Rasa kebangsanaan adalah kesadaran berbangsa, yakni


rasa yang lahir secara alamiah karena adanya
kebersamaan sosial yang tumbuh dari kebudayaan,
sejarah, dan aspirasi perjuangan masa lampau, serta
kebersamaan dalam menghadapi tantangan sejarah masa
kini.Dinamisasi rasa kebangsaan ini dalam mencapai cita-
cita bangsa berkembang menjadi wawasan kebangsaan,
yakni pikiran-pikiran yang bersifat nasional dimana suatu
bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan nasional
yang jelas.Berdasarkan rasa dan paham kebangsaan itu,
timbul semangat kebangsaan atau semangat patriotisme.
Wawasan kebangsaan mengandung pula tuntutan suatu
bangsa untuk mewujudkan jati diri, serta mengembangkan
perilaku sebagai bangsa yang meyakini nilai-nilai
budayanya, yang lahir dan tumbuh sebagai penjelmaan
kepribadiannya.

Rasa kebangsaan bukan monopoli suatu bangsa, tetapi ia


merupakan perekat yang mempersatukan dan memberi
dasar keberadaan (raison dentre) bangsa-bangsa di dunia.
Dengan demikian rasa kebangsaan bukanlah sesuatu yang
unik yang hanya ada dalam diri bangsa kita karena hal
yang sama juga dialami bangsa-bangsa lain.

Bagaimana pun konsep kebangsaan itu dinamis


adanya.Dalam kedinamisannya, antar-pandangan
kebangsaan dari suatu bangsa dengan bangsa lainnya
saling berinteraksi dan saling mempengaruhi.Dengan
benturan budaya dan kemudian bermetamorfosa dalam
campuran budaya dan sintesanya, maka derajat
kebangsaan suatu bangsa menjadi dinamis dan tumbuh
kuat dan kemudian terkristalisasi dalam paham
kebangsaan.

III. wawasan nusantara

A. Pengertian Wawasan Nusantara


Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia diri dan lingkungannya, dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.

B. Isi Wawasan Nusantara


Wawasan Nusantara mencakup :
1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan
Politik, dalam arti :
a. Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan
kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah, wadah,
ruang hidup, dan kesatuan matra seluruh bangsa serta
menjadi modal dan milik bersama bangsa.

b. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku


dan berbicara dalam berbagai bahasa daerah serta
memeluk dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu
kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang seluas-
luasnya.

c. Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa


satu, senasib sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air,
serta mempunyai tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.

d. Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta


ideologi bangsa dan negara yang melandasi, membimbing,
dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.

e. Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara


merupakan satu kesatuan politik yang diselenggarakan
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

f. Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu


kesatuan sistem hukum dalam arti bahwa hanya ada satu
hukum nasional yang mengabdi kepada kepentingan
nasional.

g. Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan


dengan bangsa lain ikut menciptakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial melalui politik luar negeri bebas aktif serta diabdikan
pada kepentingan nasional.
2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan
Ekonomi, dalam arti :
a. Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial
maupun efektif adalah modal dan milik bersama bangsa,
dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia
merata di seluruh wilayah tanah air.
b. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan
seimbang di seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri khas
yang dimiliki oleh daerah dalam pengembangan kehidupan
ekonominya.
c. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara
merupakan satu kesatuan ekonomi yang diselenggarakan
sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan dan
ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.
3. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan
Sosial dan Budaya, dalam arti :
a. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan
bangsa harus merupakan kehidupan bangsa yang serasi
dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang
sama, merata dan seimbang, serta adanya keselarasan
kehidupan yang sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa.
b. Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu,
sedangkan corak ragam budaya yang ada menggambarkan
kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal dan
landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya,
dengan tidak menolak nilai nilai budaya lain yang tidak
bertentangan dengan nilai budaya bangsa, yang hasil-
hasilnya dapat dinikmati oleh bangsa.
4. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan
Pertahanan Keamanan, dalam arti :
a. Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah
pada hakekatnya merupakan ancaman terhadap seluruh
bangsa dan negara.
b. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan
kewajiban yang sama dalam rangka pembelaan negara dan
bangsa.

IV. Peran kita sebagai penerus bangsa dalam


menanggulangi kondisi negara saat ini.

Sebagai seorang warga Negara Indonesia, kita diharuskan


untuk menjaga nama baik republik kita ini. Selain itu, kita
juga harus mengharumkan nama republik Indonesia ke
mata dunia. Namun pada saat ini kondisi negeri Indonesia
sedang diguncang berbagai masalah, baik dari dalam
negeri maupun dari luar negeri.Misalnya saja masalah luar
negeri kita dengan Malaysia, Negara Indonesia seperti di
remehkan bahkan di injak-injak martabatnya oleh Negara
Malaysia. Hal ini terlihat dari masalah yang tidak henti-
hentinya dari Negara Malaysia, dari yang menyangkut
tentang politik; seperti saat perebutan pulau Ambalat,
sampai yang menyangkut tentang kebudayaan; seperti
masalah tari-tarian, batik, makanan, alat musik tradisional,
dll.
Oleh karena itu, untuk menanggapi semua permasalahan
dengan Negara Malaysia, kita sebagai mahasiswa yang
merupakan generasi penerus bangsa harus berusaha untuk
memperjuangkan hak Indonesia.Meskipun semuanya sudah
di atur pemerintahan republik Indonesia, mahasiswa juga
boleh mengapresiasikan pendapatnya, namun harus tanpa
ada kekerasan. Adapun cara lain yang bisa dilakukan oleh
kita agar Negara kita ini semakin baik, yaitu dengan cara
menunjukan kemampuan dalam berbagai bidang, seperti
mengikuti olimpiade yang di adakan di mancanegara.
Dengan ini kita dapat mengharumkan nama baik Negara
Indonesia ini.

Selain dari luar negeri, dari dalam negeri kita ini pun masih
banyak permasalahan.Seperti korupsi merajalela baik dari
tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Sebagai seorang
mahasiswa kita tentu memiliki berbagai macam aspirasi
untuk memajukan Negara ini, kita dapat menyalurkan
aspirasi kita untuk menghilangkan tindakan korupsi yang
sudah merajalela di Negara ini, contohnya dengan cara
berdemonstrarasi yang memiliki izin dari kepolisian, semua
ini dilakukan dalam tujuan untuk menuntut hak rakyat yang
telah di renggut oleh oknum-oknum yang melakukan
tindakan korupsi.
Karena mahasiswa adalah generasi penerus bangsa, maka
semua yang akan terjadi selanjutnya adalah tanggung
jawab kita. Oleh karena itu, jika di kemudian hari kita
menjadi orang yang berguna bagi rakyat, maka janganlah
pernah kita melakukan tindakan yang merugikan orang
lain, seperti tindakan korupsi. Dan jika di kemudian hari kita
menjadi seorang pemimpin maka jangan lah
menyianyiakan kepercayaan orang lain terhadap kita.
Dengan kata lain mahasiswa memiliki peran kunci dalam
kemajuan Negara Indonesia ini, sehingga dapat di katakan
majunya suatu Negara ditentukan dari kualitas pemuda
Negara tersebut.

IV. tindakan yang mesti dilakukan terhadap


demo,anarkis,perkelahian,narkoba,dsb.

yang dapat mengganggu proses belajar mengajar


Seharusnya kita sebagai seorang akademis seharusnya kita
tidak perlu melakukan hal-hal tersebut karena itu juga bisa
mengganggu kita dan kenyamanan orang lain .
Mestinya kita lebih meningkatkan kreativitas kita dalam
belajar guna untuk memajukan diri kita dan bisa berguna
untuk orang banyak.
Sebagai mahasiswa kita harus memberikan contoh kepada
orang banyak bahwa mahasiswa itu bukan hanya pandai
dalam hal yang disebutkan diatas tapi kita harus
mempunyai pikiran kedepan yang bisa disebut mahasiswa
itu adalah calon orang intelek jadi tunjukannlah sebagai
mana mestinya mahasiswa yang hanya berkarya dan
berkreativitas dalam hal akademisnya.
Pengertian Geopolitik dan Wawasan Nusantara
Maret 29, 2013 Tinggalkan komentar

Pengertian Geopolitik

Geopolitik berasal dari kata geo dan politik.Geo berarti bumi dan politik berasal dari bahasa
Yunani politeia.Poli artinya kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri dan teia artinya
urusan.Geopolitik merupakan Ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan
dengan masalah masalah geografi wilayah atau tempattinggal suatu bangsa.Geopolitik biasa
juga di sebut dengan wawasan nusantara. Geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau
peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh
aspirasi nasional geografik (kepentingan yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi,
wilayah atau territorial dalam arti luas) suatu Negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil
akan berdampak langsung kepada system politik suatu Negara. Sebaliknya, politik Negara itu
secara langsung akan berdampak pada geografi Negara yang bersangkutan. Geopolitik bertumpu
pada geografi sosial (hukum geografis), mengenai situasi, kondisi, atau konstelasi geografi dan
segala sesuatu yang dianggap relevan dengan karakteristik geografi suatu Negara.Maka
kebijakan penyelenggaraan bernegara didasarkan atas keadaanatau tempat tinggal negara
itu.Geopolitik juga bisa disebut wawasan nusantara.

Berbagai Pandangan Tentang Geopolitik


Frederich Ratzel (1844-1904) seorang penggagas geopolitik sebagai ilmu bumi politik
(Political Geography), peletak dasar-dasar suprastruktur geopolitik bahwa kekuatan suatu negara
harus mampu mewadahi pertumbuhannya.Semakin luas ruang potensi geografi yang ditempati
sekelompok politik (kekuatan), makin memungkinkan kelompok politik itu tumbuh. Negara
sebagai suatu organisme yang memerlukan ruang hidup, mengenal proses lahir, hidup, dan mati.
Rudolf Kjellen (1864-1922) dan Karl Haushofer (1869-1946) mengembangkan geopolitik
sebagai Geographical Politic yang menitik beratkan kepada analisis fenomena geografi dari
aspek politik geografi menyangkut kependudukan, ekonomi sosial, dan pemerintahan, bahwa
negara tidak sekedar satuan biologis juga mempunyai inteketualitas.
Negara sebagai satu kesatuan politik yang menyeluruh, meliputi geografi, kependudukan,
ekonomi, sosio & crato (pemerintahan) politik.Dinamika kebudayaan berupa gagasan, kegiatan
ekonomi harus diikuti oleh pemekaran wilayah.Perluasan ini dapat dilakukan secara damai atau
kekerasan.Berarti dapat menuju ke arah politik adu kekuatan dan adu kekuasaan serta
ekspansionisme.
Karl Haushofer (1928) ajarannya (mengacu pokok pikiran Kjellen ) berkembang di Jerman
Adolf Hitler (Nazisme), dan di Jepang berupa ajaran Hako Ichiu yang di landasi oleh faham
militerisme dan fasisme. Pokok pikiran ajarannya:
1. Suatu bangsa dalam mempertahankan hidupnya mengikuti hukum alam, artinya yang kuat atau
unggul akan tetap bertahan hidup.

2. Geopolitik sebagai doktrin negara yang menitik beratkan pada soal strategi perbatasan.

3. Ruang hidup bangsa dan tekanan kekuasaan ekonomi dan sosial yang rasial mengharuskan
pembagian baru dari kekayaan alam di dunia.

4. Geopolitik sebagai landasan ilmiah bagi tindakan politik dalam mempertahankan


kelangsungan hidup untuk mendapat ruang hidup.

5. Teori ekspansionisme, dan wilayah dunia dibagi-bagi menjadi region-region yang akan
dikuasai oleh bangsa unggul seperti AS, Inggeris, Jerman, Rusia, dan Jepang di Asia

Wawasan Nusantara

Istilah wawasan berasal dari kata wawas yang berarti pandangan, tinjauan, atau penglihatan
indrawi. Akar kata ini membentuk kata mawas yang berarti memandang, meninjau, atau
melihat, atau cara melihat. Kata wawasan berarti pandangan, tinjauan, penglihatan atau tanggap
inderawi, sedangkan istilah nusantara dipergunakan untuk menggambarkan kesatuan wilayah
perairan dan gugusan pulau-pulau indonesia yang terletak di antara samudera pasifik dan
samudera Indonesia serta di antara benua Asia dan benua Australia.

Wawasan nusantara sebagai geopolitik dan landasan visional bangsa Indonesia pada hakikatnya
merupakan perwujudan ideologi pancasila. Wawasan nusantara mengarahkan visi bangsa
Indonesia untuk mewujudkan kesatuan dan keserasian dalam berbagai bidang kehidupan
nasional : bidang ideology, politik, ekonomi, social budaya, dan pertahanan keamanan.

Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Indonesia

Sebagai bangsa majemuk yang telah menegara, bangsa Indonesia dalam membina dan
membangun atau menyelenggarakan kehidupan nasionalnya, baik pada aspek politik, ekonomi,
sosbud maupun hankamnya, selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah. Untuk itu pembinaan dan penyelenggaraan tata kehidupan bangsa dan negara
Indonesia disusun atas dasar hubungan timbal balik antara falsafah, cita-cita dan tujuan nasional,
serta kondisi sosial budaya dan pengalaman sejarah yang menumbuhkan kesadaran tentang
kemajemukan dan kebhinekaannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional.

Gagasan untuk menjamin persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan tersebut merupakan cara
pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya, yang dikenal dengan istilah Wawasan
Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia dan diberi nama Wawasan Nusantara, disingkat
Wasantara. Dari pengertian-pengertian seperti di atas, pengertian yang digunakan sebagai
acuan pokok ajaran dasar Wawasan Nusantara ialah Wawasan Nusantara sebagai geopolitik
Indonesia, yaitu cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya
yang serbaberagam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
wilayah dan tetap menghargai serta menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan
nasional untuk mencapai tujuan nasional.

1. Landasan Ideal : Pancasila


Pancasila telah diakui sebagai ideologi dan dasar negara yang terumuskan dalam pembukaan
UUD 1945. Pada hakikatnya, Pancasila mencerminkan nilai keseimbangan, keserasian,
keselarasan, persatuan dan kesatuan, kekeluargaan, kebersamaan dan kearifan dalam membina
kehhidupan nasional.Pancasila merupakan sumber motivasi bagi perjuangan seluruh bangsa
Indonesia dalam tekadnya untuk menata kehidupan di dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia secara berdaulat dan mandiri.Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan dasar
negara mempunyai kekuatan hukum yang mengikat para penyelenggara negara, para pimpinan
pemerintahan, dan seluruh rakyat Indonesia.

2. Landasan Konstitusional : UUD 1945


Bangsa Indonesia menyadari bahwa bumi, air, dan dirgantara di atasnya serta kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat. Karena itu, bangsa Indonesia bertekad mendayagunakan segenap
kekayaan alam, sumber daya, serta seluruh potensi nasionalnya berdasarkan kebijaksanaan yang
terpadu, seimbang, serasi, dan selaras untuk mewujudkan kesejahteraan dan keamanan segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah dengan tetap memperhatikan kepentingan daerah penghasil
secara proporsional dalam keadilan.

Dengan demikian, UUD 1945 seharusnya dan sewajarnya menjadi landasan konstitusional dari
Wawasan Nusantara yang merupakan cara pandang bangsa Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Hakikat Wawasan Nusantara

Hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan nusantara, dalam pengertian cara pandang yang
selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara demi kepentingan nasional. Hal tersebut berarti
bahwa setiap warga bangsa dan aparatur negara harus berpikir, bersikap, dan bertindak secara
utuh menyeluruh demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia.Demikian juga produk yang
dihasilkan oleh lembaga negara harus dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa dan negara
Indonesia, tanpa menghilangkan kepentingan lainnya, seperti kepentingan daerah, golongan,
dan orang per orang.

Asas Wawasan Nusantara

Asas Wawasan Nusantara merupakan ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah dasar yang harus
dipatuhi, ditaati, dipelihara, dan diciptakan demi tetap taat dan setianya komponen pembentuk
bangsa Indonesia (suku bangsa atau golongan) terhadap kesepakatan bersama. Harus disadari
bahwa jika asas wawasan nusantara diabaikan, kom-ponen pembentuk kesepakatan bersama
akan melanggar kesepakatan bersama tersebut, yang berarti bahwa tercerai berainya bangsa dan
negara Indonesia. Asas Wawasan Nusantara terdiri dari: kepentingan yang sama, tujuan yang
sama, keadilan, kejujuran, solidaritas, kerjasama, dan kesetiaan terhadap ikrar atau kesepakatan
bersama demi terpeliharanya persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan.

Latar Belakang Wawasan Nusantara

Falsafah Pancasila

1. Nilai-nilai pancasila mendasari pengembangan wawasan nasional. Nilai-nilai tersebut adalah:


Penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama masing- masing.
2. Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu dan golongan.
3. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

Aspek Kewilayahan Nusantara; Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang perlu
diperhitungkan, karena Indonesia kaya akan aneka Sumber Daya Alam (SDA) dan suku bangsa.

Aspek Sosial Budaya; Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing masing
memiliki adat istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda beda, sehingga tata
kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi antargolongan mengandung potensi
konflik yang besar.

Aspek Kesejarahan; Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan wawasan nasional


Indonesia yang diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya
perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia.Hal ini dikarenakan kemerdekaan
yang telah diraih oleh bangsa Indonesia merupakan hasil dari semangat persatuan dan kesatuan
yang sangat tinggi bangsa Indonesia sendiri.Jadi, semangat ini harus tetap dipertahankan untuk
persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan Indonesia.

Kedudukan Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara sebagai ajaran yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat dalam
mencapai dan mewujudkan tujuan nasional.

Wawasan nusantara dalam paradigma nasional memliki spesifikasi:

a. Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan dasar negara berkedudukan sebagai landasan
idiil.

b. Undang Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara, berkedudukan sebagai
landasan idiil.

c. Wawasan nasional sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai landasan konsepsional.

d. Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional, berkedudukan sebagai landasan konsepsional.

e. GBHN sebagai politik dan strategi nasional, berkedudukan sebagai landasan operasional.
Fungsi Wawasan Nusantara

Menjadi pedoman, motivasi, dorongan serta rambu dalammenentukan segala kebijaksanaan,


keputusan, tindakan danperbuatanbagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun
bagiseluruh rakyat indonesia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Tujuan Wawasan Nusantara

Mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan bangsa Indonesia yang
mengutamakan kepentingan nasional.Nasionalisme yang tinggi demi tercapainya tujuan nasional
merupakan pancaran dari makin meningkatnya rasa, paham dan semangat kebangsaan dalam
jiwa kita sebagai hasil pemahaman dan penghayatan wawasan nusantara.

Tujuan wawasan nusantara terdiri dari dua, yaitu:

Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan
kemerdekaan Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan
keadilan sosial.

Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah maupun
sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung tinggi
kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina
kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.

Kedudukan (Status) Wawasan Nusantara

Kedudukan (status) wawasan nusantara adalah posisi, cara pandang, dan perilaku bangsa
Indonesia mengenai dirinya yang kaya akan berbagai suku bangsa, agama, bahasa, dan kondisi
lingkungan geografis yang berwujud negara kepulauan, berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Secara hierarki, posisi atau status wawasan nusantara menempati urutan ketiga setelah UUD
1945. Urutan sistem kehidupan nasional Indonesia adalah:

1. Pancasila sebagai filsafat, ideologi bangsa, dan dasar negara.

2. UUD 1945 sebagai konstitusi negara.

3. Wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia.

4. Petahanan nasional sebagai geostrategi bangsa dan negara Indonesia.

5. Politik dan strategi nasional sebagai kebijaksanaan dasar nasional dalam pembangunan
nasional.

Bentuk Wawasan Nusantara


Gambaran dari isi Deklarasi Djuanda

Wawasan nusantara sebagai landasan konsepsi ketahanan nasional.

Mempunyai arti bahwa wawasan nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan nasional,
pertahanan keamanan, dan kewilayahan.

Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan

Berarti bahwa cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri serta lingkungannya
selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara mencakup:

1. Perwujudan kepuluan nusantara sebagai satu kesatuan politik.

2. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi.

3. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan ekonomi.

4. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan politik.

5. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan keamanan.

Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara berarti pandangan
geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi
seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.

Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan. Wilayah nasional perlu ditentukan


batasannya, agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga.

Sumber: http://fkipunmas.blogspot.com/2012/07/wawasan-nusantara-dan-geopolitik.html
SIAPA YANG MENJADI WARGA NEGARA DALAM PASAL 26 UUD 1945

Reformasi Birokasi

PEMAHAMAN WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI WAWASAN KEBANGSAAN


INDONESIA DALAM RANGKA MEMBANGUN KETAHANAN NASIONAL
Posted onMei 19, 2011byaldosite

Dihadapkan kepada kondisi pemahaman kesadaran berbangsa dan bernegara, maka masalah
pokok yang perlu dipecahkan bersama adalah bagaimana membangun kesadaran dan
kemampuan Bela Negara dikalangan bangsa Indonesia sebagai dasar pemahaman wawasan
nusantara sebagai wawasan kebangsaan bagi bangsa Indonesia dalam rangka membangun
ketahanan nasional ?
2. Upaya yang dilaksanakan untuk memberikan pemahaman tentang wawasan kebangsaan
Indonesia terhadap seluruh komponen bangsa.
a. Ditinjau dari format pendidikan. Dapat dilakukan melalui jalur formal dan informal sebagai
berikut : Pertama, secara formal dalam lingkungan sekolah/Perguruan Tinggi, untuk menjaga
eksistensi wawasan nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa
dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
(PPBN) dan rasa cinta tanah air harus dikenalkan secara dini kepada anak-anak Indonesia
melalui pendidikan sekolah / Perguruan Tinggi sesuai dengan strata pendidikannya secara merata
dan diwadahi melalui kurikulum pendidikan nasional sebagai berikut : a) Untuk tingkat
pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK), mengenalkan tentang lagu kebangsaan dan lagu-lagu
nasional serta daerah, bahasa Indonesia dan Bendera merah Putih sebagai bendera negara; b)
Untuk tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD), mempelajari tentang sejarah Indonesia, mengenal
Pancasila sebagai Dasar Negara dan UUD 1945 sebagai Dasar Hukum bangsa Indonsia; c) Untuk
tingkat Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP setingkat) melanjutkan pendidikan dasar
yang sudah diterima di tingkat SD dan upaya bangsa Indonesia untuk mempertahankan keutuhan
NKRI dari segala macam bentuk rongrongan pemberontakan dan pengkhianatan yang dilakukan
oleh sebagian pengkhianat bangsa maupun kemungkinan adanya ancaman yang datang dari luar;
d) Untuk tingkat Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA setingkat) melanjutkan pendidikan
menengah pertama yang sudah di terima di tingkat SMP secara aplikatif agar lebih menghayati
arti penting bela negara dan rasa cinta tanah air dalam rangka mempertahankan keutuhan dan
rasa persatuan kesatuan bangsa Indonesia melalui cara pandang yang sama dalam wadah NKRI.
Sehingga sebagai anak bangsa akan tertanam jiwa bela negara dalam kerangka pertahanan
negara; e) Untuk tingkat Perguruan Tinggi, membangun kesadaran dan kemampuan bela negara
serta penanaman rasa bela negara rasa cinta tanah air diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan yang
bersifat lebih aplikatif yang diwadahi melalui organisasi kemahasiswaan seperti Resimen
Mahasiswa (Menwa), organisasi kemahasiswaan lainnya untuk memupuk dan melatih kewiraan
serta kepemimpinan sebagai kader generasi penerus bangsa; f) Mengaktifkan kegiatan
kepramukaan sebagai sarana yang paling efektif pada waktu yang lalu untuk menanamkan
semangat bela negara dan rasa cinta tanah air di kalangan generasi muda bangsa disetiap strata
pendidikan yang berbeda. Kedua, Secara informal dalam lingkungan pemukiman maupun
lingkungan pekerjaan, disamping pendidikan formal yang diterima oleh generasi penerus bangsa
disekolah maupun perguruan tinggi, maka pendidikan bela negara juga dilaksanakan
dilingkungan pemukiman dan lingkungan pekerjaan, dilaksanakan dengan cara : a)
Mensosialisasikan Undang-Undang nomor 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara dilingkungan
pemukiman maupun pekerjaan bahwa tugas-tugas pertahanan negara bukanlah tugas TNI semata
tetapi menjadi tanggung jawab seluruh komponen bangsa sesuai dengan bidangnya masing-
masing, sehingga masyarakat sebagai warga negara akan memahami dimana posisinya dalam
keikutsertaannya untuk melaksanakan pertahanan negara sebagai komponen cadangan atau
komponen pendukung; b) Untuk menanam dan menumbuh-kembangkan rasa bela negara dan
rasa cinta tanah air dilaksanakan melalui kegiatan secara aplikatif dalam keseharian di
lingkungan pemukiman diantaranya melaksanakan kegiatan sistem keamanan lingkungan
(Siskamling), kerja bhakti dan gotong royong, pelatihan perlawanan rakyat (Wanra) dan
keamanan rakyat (Kamra), pengibaran bendera Merah putih pada hari-hari nasional dan Hari
Kemerdekaan Republik Indonesia; c) Melaksanakan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara yang
difasilitasi oleh pemerintah dengan mengikutsertakan kader-kader dari daerah (mulai tingkat
desa sampai tingkat propinsi); d) Untuk lingkungan pekerjaan melaksanakan upacara pengibaran
bendera Merah Putih pada setiap hari Senin dan hari-hari Nasional maupun hari Kemerdekaan
Indonesia serta ikut serta dalam wadah pertahanan sipil (Hansip); e) Peningkatan komunikasi
yaitu dengan melaksanakan kegiatan yang terkait dengan propaganda melalui media masa,
koran, televisi dan radio untuk membangun kesadaran dan kemampuan bela negara diseluruh
lapisan masyarakat Indonesia. Media yang digunakan tidak terbatas milik pemerintah saja tetapi
melibatkan seluruh media swasta yang beredar di seluruh Indonesia, terutama yang mengarah
kepada program cinta Indonesia.
b. Ditinjau dari pembinaan aspek astagatra. Astagatra yang terdiri dari tri gatra (geografi,
demografi dan sumber kekayaan alam) dan panca gatra (idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya
dan pertahanan keamanan) adalah merupakan ciri wawasan nusantara dan ketahanan nasional
bangsa Indonesia sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap
wawasan kebangsaan Indonesia dalam tinjauan aspek astagatra dilakukan melalui cara sebagai
berikut; 1) Pembinaan dari tinjauan aspek geografi. Seluruh komponen bangsa ikut bertanggung
jawab untuk menjaga dan membangun kondisi geografis NKRI dalam ikatan ke-Bhineka
Tunggal Ika-an guna menjaga integritas NKRI. Untuk mencapai kondisi tersebut dilakukan
melalui upaya : a) Bimbingan, pengarahan dan penyuluhan tentang pentingnya letak geografi
Indonesia guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kepentingan pertahanan negara; b)
Pelatihan, melalui proyek percontohan tentang pemanfaatan lahan pertanian dan budi daya laut
serta manajemen pemasaran dari hasil pertanian dan hasil laut agar memiliki nilai jual yang
bersaing untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat; c) Pengawasan, dan pengendalian
terhadap pelaksanaan kegiatan dan pencapaian hasil dimaksud agar mencapai hasil serta
keuntungan yang diinginkan melalui penerapan sistem koperasi rakyat agar terhindar dari
sekelompok oknum yang tidak bertanggung jawab melalui upaya penerapan sistem ijon; d)
Seluruh komponen bangsa ikut bertanggung jawab untuk menjaga dan membangun kondisi
geografis NKRI dalam ikatan ke-Bhineka Tungga Ika-an guna mewujudkan ketahanan nasional
dengan demikian maka integritas NKRI akan terjamin kelangsungannya; 2) Pembinaan dari
tinjauan aspek demografi. Menghapus pandangan minoritas terhadap kelompok etnis tertentu,
guna menghindari sentimen kedaerahan yang dapat memicu kebencian daerah terhadap pusat
sehingga perlu dilakukan tindakan yang seimbang untuk bersikap dalam rangka menanamkan
loyalitas vertikal, sebagai salah satu indikatornya adalah adanya derajat kepatuhan dan kesetiaan
yang ditunjukan oleh pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat, dilakukan melalui upaya : a)
menanamkan loyalitas vertikal, yaitu derajat kepatuhan dan kesetiaan yang ditunjukan oleh: (1)
Masyarakat terhadap pemimpinan non-formal, terhadap elite politik dan terhadap pemerintah
NKRI; ( 2) Masyarakat terhadap hukum yang berlaku di wilayah NKRI; (3) Pemerintah daerah
terhadap pemerintah pusat; (4) Internal masyarakat yang saling menghargai dalam berbagai
keaneka ragaman yang ada terhadap pimpinan di daerahnya; b) Menanamkan loyalitas
horizontal, yaitu derajat kepatuhan dan kesetiaan yang ditunjukan oleh : (1) Kelompok
masyarkat terhadap kelompok masyarakat lainnya;(2) Masyarakat terhadap kebudayaan (norma
dan tata nilai) dan hukum;(3) Pemerintah daerah terhadap pemerintah daerah lainnya. Melalui
upaya pembinaan yang diharapkan maka prilaku yang bertentangan dengan karakter masyarakat
daerah konflik dapat ditangkal karena masyarakat senantiasa mengutamakan kemaslahatan umat
dengan memerangi segala macam bentuk kemaksiatan dan kezaliman dengan lebih
mengemukakan kebijakan. Pembinaan yang dilaksanakan selama ini kepada penduduk di daerah
konflik adalah meningkatkan SDM masyarkat melalui jalur formal dan non formal serta
menanamkan rasa kebangsaan sebagai bagian dari bangsa ini agar terhindar dari pengaruh dan
propaganda pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, selanjutnya akan tertanam rasa
nasionalisme yang tinggi guna meningkatkan ketahanan nasional di daerah konflik; 3)
Pembinaan dari tinjauan aspek sumber kekayaan alam. Pengelolaan sumber kekayaan alam
mampu memberikan dan membuka lapangan kerja bagi penduduk di daerah, membatasi
kesenjangan sosial yang ada antara pusat dan daerah, pengelolaan sumber kekayaan alam
prioritas utama diperuntukan bagi kepentingan masyarakat di daerah setempat, melibatkan
masyarakat setempat dalam upaya melestarikan dan menginfentarisir kekayaan alam,
perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan kekayaan alam menggunakan manajemen yang
transparan, sehingga di ketahui dengan jelas arah aliran keuangan dari hasil pengelolaan tersebut,
dilakukan melalui :a) Pengelolaan sumber kekayaan alam diarahkan untuk kepentingan
peningkatan kesempatan dan peluang kerja penduduk daerah,untuk mempersempit dan
membatasi dan kesenjangan sosial yang ada antara pusat dan daerah; b) Sumber energi minyak
dan gas bumi harus dihemat, dan sedapat mungkin dilaksanakan kegiatan untuk mengembangkan
sumber energi terbaru agar ditemukan alternatif pengganti bahan baku yang tersedia; c)
Pengelolaan sumber kekayaan alam prioritas utama diperuntukan bagi kepentingan masyarakat
daerah secara adil dalam bingkai NKRI berdasarkan Pancasila dan rakyat Indonesia secara
umum; d) Seluruh komponen bangsa terutama yang berdomisili di daerah ikut dlibatkan dalam
upaya melestarikan dan meginvetarisir serta Mengawasi kekayaan alam yang terkandung di
daerah tersebut; e) Dilaksanakan rencana dan pelaksanaan yang transparan dalam pengelolaan
sumber kekayaan alam tersebut dan jelas arah aliran keuangan dari hasil pengelolaannya;4)
Pembinaan dari tinjauan aspek idiologi. Mengenalkan dan memberikan pendidikan moral
Pancasila mulai dari usia dini, pembangunan mental spiritual harus dilaksanakan secara
seimbang agar terbentuk manusia Indonesia yang memiliki moral etika sebagai insan Pancasila,
dilakukan melalui upaya: a) Mengenalkan dan memberikan pendidikan moral pancasila mulai
usia dini serta memberikan suri tauladan kepada penduduk tentang pengamalan Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari; b) Pelaksanaan pembentukan fisik berupa sarana dan prasarana serta
pembangunan mental spritual harus dilaksanakan secara seimbang agar terbentuk manusia
Indonesia yang seutuhnya dalam pengertian manusia Indonesia yang memiliki moral etika
sebagai insan pancasila; c) Pancasila sebagai ideologi nasional falsafah bangsa dan dasar negara
RI harus terus diamalkan, secara realiti dalam perbuatan sehari-hari dan pelaksanaannya mulai
dari masin-masing individu dalam lingkungan sosialnya (rumah sekolah, kantor dan lingkungan
warga); 5) Pembinaan dari tinjauan aspek politik. Menjelaskan bahwa sistem pemerintahan
senantiasa berdasarkan hukum sehingga perbuatan yang dilakukan diluar rambu-rambu dan
kaedah hukum yang berlaku berarti merupakan suatu indikasi melawan hukum dan harus
dipertanggung jawabkan sistem pemerintahan senantiasa berdasarkan hukum sehingga perbuatan
yang mencegah terjadinya diktator mayoritas dan tirani minoritas atau si besar menindas yang
kecil dan yang kuat menginjak yang lemah, tindakan-tindakan ini tidak bisa dibenarkan dan tidak
boleh dilakukan oleh siapapun dan kepada siapapun, dilakukan melalui upaya : a) Menjelaskan
bahwa dilakukan diluar rambu-rambu dan kaedah hukum yang berlaku berarti merupakan upaya
melawan hukum dan harus dipertanggung jawabkan ; b) Mencegah terjadinya diktator mayoritas
dan tirani minoritas atau si besar menindas yang kecil dan yang kuat menginjak yang lemah,
tindakan-tindakan ini tidak bisa dibenarkan dan tidak boleh dilakukan oleh siapapun dan kepada
siapapun sebagai sesama warga negara Indonesia mempunyai kedudukan yang sama dimata
hukum;6) Pembinaan dari tinjauan aspek ekonomi. Dalam mewujudkan pemulihan ekonomi
harus selalu berorientasi kepada ekonomi rakyat dan bertumpu pada ekonomi pasar, senantiasa
harus mengedepankan pemberdayaan institusi fungsional dibidang ekonomi, misalnya
mendorong pengembangan industri strategis melalui program penelitian yang bersifat kemitraaan
dengan lembaga penelitian diberbagai perguruan tinggi maupun industri strategis yang ada
sehingga dapat menjawab desakan kebutuhan ekonomi di daerah, dan mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat daerah tersebut pada tingkat kebutuhan primer, dilakukan melalui: a)
Pemerintah pusat dan daerah mengutamakan pemulihan kehidupan ekonomi rakyat melalui
peningkatan sektor pertanian dan perikanan sebagai mata pencaharian sebagian besar masyarakat
Indonesia; b) untuk meningkatkan aktivitas roda perekonomian diperlukan pelibatan oleh unsur-
unsur komponen bangsa sesuai fungsi termasuk TNI diseluruh wilayah NKRI untuk memberikan
rasa aman kepada masyarakat dari kemungkinan adanya gangguan kaum kelompk separatis; c)
Pelibatan seluruh instansi dalam pembinaan bidang tertentu yang saling berhubungan maupun
mendukung peningkatan bidang ekonomi ikut bertanggung jawab penuh untuk pencapaian
sasaran yang dituju sesuai dengan perencanaan pemerintah, dengan demikian kesenjangan
ekonomi dapat di minimalisasi untuk menghindari munculnya konflik sosial; 7) Pembinaan dari
tinjauan aspek sosial budaya. Upaya ini perlu diimplementasikan dalam sosial kultur kehidupan
masyarakat didaerah setempat, karena ikatan adat istiadat dijunjung tinggi sebagai nilai-nilai
yang bermakna dalam menentukan kehidupan masyarakat pada daerah daerah tertentu,
diwujudkan secara aplikatif untuk dapat menghargai pendapat dan sarana masukkan dari para
tokoh mayarakat bernilai positif untuk membangun daerah secara fisik maupun non fisik (moral),
dilakukan melalui upaya: a) Mencegah dan membatasi masuknya budaya asing yang dapat
merusak budaya bangsa sendiri dan dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa; b)
Mengedepankan pemuka adat untuk ikut berbicara dengan pemerintah dan kelompok separatis
agar ada saling pengertian tentang perbedaan pendapat yang terjadi untuk menjaga keutuhan
NKRI yang telah dibangun oleh para pejuang bangsa; c) Menghargai dan saran masukkan dari
para tokoh masyarakat yang bernilai positif untuk membangun daerah secara fisik maupun
moral;d) Menghimbau para tokoh pemuda di seluruh Indonesia agar ikut melestarikan
kebudayaan daerah yang sarat dengan nilai-nilai seni yang bernilai tinggi untuk menjaga nilai
nilai budaya sendiri dan menegah masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan adat istiadat
sendiri sebagai salah satu alat perekat bangsa sehingga tidak terhapus oleh budaya asing; e)
Menghidupkan dan menanamkan kembali sikap dan budi pekerti yang baik dimulai dari sedini
mungkin dari anak-anak generasi penerus bangsa Indonesia dikenal dan menganal dirinya
sebagai anak Indonesia yang berbudi pekerti luhur. Karena seakanakan budi pekerti ini hanya
dimiliki generasi terdahulu saja, sedangkan budi pekerti erat kaitannya dengan etika maupun
esthetica yang dimiliki oleh bangsa Indonesia oleh dahulu kala; 8) Pembinaan dari tinjauan aspek
pertahanan dan keamanan.Untuk memberikan jaminan perbaikan taraf hidup masyarakat
termasuk jaminan rasa aman dalam beraktifitas dan berkreasi sesuai dengan haknya sebagai
warga negara Indonesia yang berazaskan pancasila.Meningkatkan kinerja seluruh aparat
pemerintah yang bertuga sdaerah pedalaman dan didukung oleh kekuatan TNI untuk menjamin
rasa aman dalam bertugas diwilayah tersebut.Untuk pertahanan dan keamanan upaya
dilaksanakan melalui konsep sistem pertahanan semesta sebagai doktrin nasional dalam
menyelenggarakan pertahanan negara berpedoman kepada sikap kerakyatan, kewilayahan dan
kesemestaan dalam sistem petahananan semesta, sehingga dapat mewujudkan wilayah NKRI
sebagai satu kesatuan yang utuh.Dari aspek pertahanan dan keamanan secara riil dan aplikatif
harus dapat diwujudkan dalam kehidupan masyarakat di daerah. Upaya nyata yang dilakukan
diantaranya ; a) Pemberdayaan komando kewilayahan (Kowil), Kowil selaku unsur TNI harus
diberdayakan dalam rangka ikut membantu pelaksanaan pengembangan pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya serta meningkatkan kesejahteraan didaerah, khususnya kesejahteraan
dengan kepentingan pertahanan dalam rangka memelihara dan meningkatkan ketahanan
nasional; b) Dalam rangka menyelaenggarakan pertahanan diwilayah maka Kowil TNI sebagai
komando pelaksana tugas dan fungsi ketahanan daerah bersama pemerintah daerah
merencanakan dan menyusun rencana pembinaan dalam rangka pembangunan nasional di
daerah; c) Meningkatkan sosialisasi bela negara kepada seluruh masyarakat secara formal dan
informal; d) TNI mengsinergikan potensi kekuatan pertahanan yang ada diwilayah melalui
kegiatan tugas dan fungsi departemen pertahanan di daerah dengan dasar hukum UU No 34
tahun 2004 tentang TNI.
c. Menentukan kebijaksanaan dan strategis kedalam maupun keluar melalui langkah-langkah
sebaga berikut : Pertama, Kedalam dilakukan melalui upaya : (a) Memperkokoh rasa persatuan
dalam wadah NKRI, mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara melalui cara sebagai berikut : (1) Meningkatkan pemahaman wawasan nusantara
sebagai wawasan kebangsaan Indonesia dengan kesatuan bangsa, keutuhan wilayah dan
kepentingan nasioanal serta mengakhiri konflik antar pemimpin bangsa khusunya para elit
politik; (2) Menyelenggarakan pembangunan nasional yang mampu mengurangi kesenjangan
sosial dan ketidakadilan; (3) Menyelenggarakan pendidikan nasional yang mampu meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dan kesadaran kebangsaan Indonesia; (4) Penghormatan dan
pemberdayaan nilai-nilai agama budaya dan adat istiadat yang beraneka ragam untuk
meningkatkan moral dan etika mayarakat; (b) Memperkokoh ketahanan nasional, melalui cara-
cara : (1) Mewujudkan stabilitas keamanan dengan mengedepankan supermasi hukum dan
menghormati hak asasi manusia (HAM) ; (2) Mewaspadai oknum oknum subversit dari dala
maupun luar yang memanfaatkan luasnya wilayah Indonesia untuk melakukan aksi-aksinya
untuk memecah keutuhan NKRI; (3) mengalokasikan anggaran yang memadai pada batas
kebutuhan minimal kepada TNI dan Polri untuk meningkatkan profesionalisme dalam bidang
tugasnya masing-masing dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya; (4) melaksanakan
pembangunan nasional yang berbasis pada Sumber Daya Nasional (Sumdanas) dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan hidup; (c) Menyelenggarakan otonomi daerah dengan
tetap berorientasi kepentingan nasional, melalui cara : (1) penataan hubungan antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah secara sinergik dalam kebersamaan guna mencapai tujuan nasional;
(2) menyiapkan perangkat hukum guna mencegah timbulnya anarki dan otoriter dengan tetap
memberikan peluang bagi pengawasan masyarakat; (3) pengaturan otonomi daerah yang tetap
mengacu pada wawasan nusantara dan ketahanan nasional; (4) mengikis KKN secara tuntas; (5)
meningkatkan pelayanan masyarakat; (6) melaksanakan pembangunan daerah untuk mengurangi
kesenjangan sosial dan ketidak adilan; (7) saling menghormati budaya dan adat istiadat suku dan
etnis yang ada didaerah; (8) meningkatkan pemahaman tentang tanah air nusantara sebagai
sarana hidup seluruh bangsa indonesia yang beraneka ragam; (d) Mengajak partisipasi
masyarakat dalam menciptakan persatuan bangsa, ketahanan nasional dan otonomi daerah
melalui cara-cara : (1) mewujudkan kesadaran kebangsaan Indonesia dalam wadah NKRI; (2)
meningkatkan kesadaraan bela negara, antara lain dengan mewaspadai oknum subversif dan
provokator serta pelaku penghinaan; (3) pengawasan sosial terhadap kinerja pemerintah dalam
melaksanakan pembangunan nasional di tingkat pusat maupun daerah; Kedua, Keluar dilakukan
melalui upaya : (a) memelihara hubungan internasional dengan negara-negara sahabat sesuai
dengan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif serta meningkatkan kerjasama dalam
bidang ekonomi untuk kesejahteraan rakyat dan pertahanan negara. Kebijaksanaan dan strategi
yang dilakukan melalui cara-cara : (1) mempertegas batas negara dilaut dan didarat dengan
negara-negara tetangga yang berbatasan langsung dengan wilayah Indonesia agar sengketa
perbatasan tidak menjadi isue negatif bagi kedua negara; (2) melibatkan secara prioritas SDM
masyarakat Indonesia pada perusahaan modal asing yang ada di Indonesia dengan tujuan
memberdayakan masyarakat bangsa sendiri; (3) melaksanakan pengawasan terhadap lalu lintas
kapal kapal asing di Jalur ALKI agar tidak terjadi penyalahgunaan dan pemanfaatan ALKI untuk
kepentingan mata-mata oleh negara lain; (b) Meningkatkan hubungan bilateral maupun
multilateral dengan negara tetangga dan negara sahabat untuk kepentingan tertentu diantaranya
adalah : (1) Menjaga batas negara secara bersama baik didarat maupun dilautan untuk
menghindari terjadinya pelanggaran batas wilayah dan aksi penyelundupan maupun pencurian
kekayaan alam, seperti ilegal loging, ilegal fishing dan ilegal transficking; (2) menjalin hubungan
kerja sama militer melalui latihan bersama dan kerja sama dibidang pendidikan; (3) menjalin
hubungan kerja sama budaya melalui pertukaran seni dan budaya antar negara; (4) menciptakan
ketahanan nasional melalui kerja sama antar negara dikawasan asean; (5) menciptakan ketahanan
nasional dimasing-masing negara kawasan agar dapat memberikan konstribusi positip pada
kawasannya.
Setiap Bangsa di dunia ini memiliki ciri wawasan kebangsaan masing-masing., wawasan
kebangsaan bagi bangsa Indonesia memiliki ciri wawasan nusantara makna yang terkandung
adalah seluruh warga negara telah memiliki cara pandang yang berwawasan nusantara, hal ini
sangat mendukung dalam mewujudkan ketahanan nasional ( Santoso, Budi, ketahanan nasional
indonesia Pustaka Sinar Harapan, 2001, hal 53 54). Bangsa Indonesia dalam membina dan
membangun kehidupan selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa. Pemahaman
terhadap wawasan Nusantara sebagai wawasan kebangsaan bagi bangsa Indonesia belum
sepenuhnya dipahami oleh seluruh komponen bangsa untuk menyatukan visi bangsa indonesia
dalam kerangka NKRI.
Pasca Reformasi Nasional pada tahun 1998 sehingga saat ini wawasan kebangsaan bangsa
Indonesia semakin rapuh dan memudar, munculnya persepsi dan penjabaran yang keliru tentang
Demokrasi yang banyak diartikan sebagai kebangsaan tanpa batas serta adanya pengaruh dari
pemanfaatan oleh kelompok kepentingan tertentu yang mengatasnamakan membela kepentingan
rakyat yang menempatkan dirinya menjadi oposisi pemerintah dengan mengeksploitasi berbagai
kelemahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat mengakibatkan rentannya pemahaman
waasan kebangsaan bagi bangsa Indonesia, demikian pula arus perubahan yang di usung pada era
globalisasi membawa tantangan tersendiri dalam kehidupan kebangsaan sebagai akibat masih
lemahnya tingkat kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Bila tantangan tersebut tidak segera di respon dan disikapi dengan sungguh-sungguh tentu akan
semakin melebar dan membawa dampak negatif terhadap kehidupan kebangsaan, oleh karena
itulah perlu dilakukan upaya pemahaman tentang wawasan nusantara sebagai perwujudan
wawasan kebangaan bagi bangsa Indonesia untuk mengembalikan faham, semangat dan rasa
kebangsaan terhadap nilai-nilai wawasan kebangsaan yang meliputi nilai kekeluargaan, nilai
kesederajatan dan nilai pengorbanan agar dapat di implimentasikan secara benar dalam
kehidupan sehari-hari oleh seluruh bangsa Indonesia di semua lapisan baik terhadap supra
struktur, imfrastruktur, sub struktur dan kepada seluruh masyarakat Indonesia tanpa adanya
perbedaan yang membelenggu.
Untuk mencapai keberhasilan pemahaman tentang wawasan kebangsaan bagi bangsa Indonesia
di arahkan kepada 1) Pemahaman wawasan kebangsaan terhadap seluruh lapisan masyarakat; 2)
Implementasi kepemimpinan nasional. yang menempatkan wawasan kebangsaan pada posisi
yang tinggi serta memegang teguh konstitusi pada setiap pengambilan kebijakkan; 3)
Meningkatkan semangat nasionalisme dalam penegertian yang luas untuk memupuk ikatan
kebangsaan serta meningkatkan kualitas bangsa Indonesia untuk menuju pada percaturan
pergaulan dengan bangsa-bangsa di dunia lainnya; 4) Menempatkan supremasi hukum untuk
dipatuhi dalam dinamika kehidupan kebangsaan serta mewujudkan kepastian hukum yang
berkeadilan terhadap seluruh masyarakat yang berhak untuk mendapat perlindungan hukum
tanpa diskriminasi; 5) Kesetaraan sosial, mewujudkan kesetaraan hak dan kewajiban warga
negara Indonesia dengan memperoleh kesempatan yang sama dalam kehidupan kebangsaan
tanpa memandang etnis, agama dan golongan sesuai aturan hukum yang berlaku, yang ditempuh
melalui metode, regulasi terhadap hukum dan kebijakkan pemerintah, revisi terhadap sejarah
perjuangan bangsa, sosialisasi wawasan kebangsaan terhadap semua lapisan masyarakat dan
pelatihan terhadap kader bangsa di bidang kepemimpinan dan bela negara.
Demikian tentang upaya pemahaman wawasan nusantara sebagai wawasan kebangsaan bagi
bangsa Indonesia, untuk mencapai keinginan tersebut maka harus dilakukan melalui gerakan
secara nasional yang berkesinambungan dan di programkan oleh pemerintah terhadap
lingkungan pendidikan formal dan non formal, lingkungan pekerjaan dan lingkungan
masyarakat, kemampuan untuk mengimplementasikan aspek astagatra dalam dinamika
kehidupan bangsa secara menyeluruh, seimbang dan merata diseluruh wilayah Indonesia
disamping itu perlu kesadaran dan pemahaman dari semua komponen bangsa disertai bentuk
kerja sama yang baik dengan pemerintah untuk memacu langkah dan upaya untuk pemahaman
tersebut. Dan yang paling penting adalah pengakuan dari masing-masing individu, apakah
sebagai anak bangsa Indonesia saya sudah termasuk orang yang memahami hal tersebut.

I. PAHAM KEBANGSAAN

Pertanyaannya, kenapa mesti paham kebangsaan atau nasionalisme.Mengapa bukan paham


keagamaan atau kedaerahan?
Soalnya adalah hanya paham kebangsaan yang dapat mengatasi keterikatan kita, masing-masing
anak bangsa, kepada ikatan primordialnya.Hanya dalam posisi kita sebagai sesama bangsa
Indonesia dalam perasaan kita senasib sepenanggungan sebagai bangsa Indonesia yang bisa
mengatasi loyalitas-loyalitas sempit berdasar ideologi partisan, agama, adat, suku, ras, daerah,
dan seterusnya.

Seperti pernah diuraikan Soekarno, sebelum era Republik Indonesia, bangsa Indonesia hanya dua
kali merasakan sebagai negara nasional atau negara-bangsa.Yaitu pada masa Kerajaan Majapahit
dan Kerajaan Sriwijaya.Di luar itu, entitas bangsa yang menjelma menjadi negara atau kesatuan
politik masih bersifat lokal atau parsial. Misalnya Kerajaan Gowa yang hanya meliputi suku
Bugis di Sulawesi, Kerajaan Mataram yang hanya mencakup sebagian suku Jawa, Kerajaan
Ternate yang hanya terdiri dari sebagian suku bangsa di Maluku, dan sebagainya. Dari kesatuan
politik yang hanya lokal ini terbukti dalam sejarah: gagal mengantarkan bangsa Indonesia meraih
kemerdekaannya dari penjajahan Belanda. Baru tatkala perjuangan kita bersifat nasional,
meliputi seluruh warga bangsa dari Sabang sampai Merauke, maka perjuangan itu berhasil
mengantarkan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.

Dengan paham kebangsaan sebagai salah satu asas negara, maka orang Islam, orang Kristen,
orang Jawa, orang Batak, orang keturunan Tionghoa, semuanya memiliki perasaan atau
kehendak yang sama sebagai satu bangsa Indonesia. Rasa kebangsaan dengan demikian mampu
menjadi wahana titik temu (common denominator) keberagaman latar belakang warga negara
Indonesia.Dengan kebangsaan, maka kemajemukan bukan menjadi kutukan yang menyeret kita
ke dalam perpecahan, tapi justru menjadi faktor yang memperkaya kesatuan atau rasa memiliki
(sense of belonging) kita sebagai warga negara Indonesia. Dengan kata lain: kemajemukan justru
menjadi anugerah.

Dengan paham kebangsaanlah kita bisa merasakan semangat semua buat semua. Dengan
paham kebangsaan, kita menjadi memiliki kesetaraan di depan hukum dan pemerintahan
(equality before the law) tanpa harus mengalami diskriminasi lantaran perbedaan latar belakang
primordial atau ikatan sempit seperti suku, agama, ras, atau kedaerahan.

Di sini kebangsaan bukan sesuatu yang menegasikan keberagaman kita sebagai bangsa, namun
justru mengayomi keserbamajemukan itu ke dalam wadah yang satu: yakni bangsa Indonesia.

Secara historis, paham kebangsaan telah terbukti mampu mentransformasikan kesadaran kita dari
yang awalnya bersifat sempit berdasar kesukuan atau keagamaan, menjadi kesadaran nasional,
kesadaran akan keindonesiaan. Sebelum spirit kebangsaan Indonesia muncul, yang lebih dulu
mengemuka adalah spirit berdasar suku, agama, atau kedaerahan.Misalnya dalam bentuk Jong
Java, Jong Ambon, Jong Islam, Jong Sumatera, dan sebagainya. Baru kemudian, seiring
meluasnya pengaruh Budi Utomo pada 1908, Sarekat Islam (SI) pada 1911, dan Pergerakan
Indonesia (Indonesische Vereniging) pada 1921, maka embrio spirit kebangsaan yang bersifat
nasional muncul ke permukaan. (Patut diingat: meski BU lebih ke Jawa dan SI merupakan
gerakan Islam, tapi amat berperan dalam persemaian ide kebangsaan Indonesia). Ini kemudian
melahirkan Sumpah Pemuda pada 1928 yang secara eksplisit mengemukakan semangat
kebangsaan Indonesia.Dari sini akhirnya bermuara pada lahirnya negara kebangsaan Indonesia
pada 17 Agustus 1945.
PLURALISME:
REVITALISASI PAHAM KEBANGSAAN

Hanya saja, karena kemerdekaan telah tercapai, dan kebangsaan Indonesia telah menjadi
kenyataan, belakangan ini seolah-olah terasa kuno apabila kita membicarakan relevansi
nasionalisme atau paham kebangsaan tersebut. Orang pun lantas lebih suka memakai terminologi
pluralisme atau cara pandang yang menghormati keanekaragaman atau pluralitas kita sebagai
bangsa.*

Padahal pluralisme itu secara substansi tak ada bedanya dengan cara pandang kebangsaan atau
nasionalisme. Hanya masalah aksentuasinya saja yang agak berbeda.Nasionalisme secara
langsung dikaitkan dengan eksistensi kita sebagai bangsa Indonesia, sedangkan pluralisme lebih
sering dikaitkan dengan masalah hak asasi manusia atau sila ketuhanan dan kemanusiaan dalam
Pancasila.Akan tetapi keduanya sebenarnya sama-sama mengapresiasi keragaman sebagai
sebuah keniscayaan.

Yang penting digarisbawahi adalah baik paham kebangsaan maupun pluralisme mestinya
disebarkan ke dalam benak masyarakat sebagai sebuah kesadaran atau pengetahuan, bukan
dengan paksaan. Sebab ketika kebangsaan atau pluralisme diaplikasikan dengan paksaan
(koersif) atau malah kekerasan (violence), maka ia menjadi proyek yang bersifat otoritarian dan
tidak demokratis. Kebangsaan bila dipaksakan secara top-down hasilnya adalah penyeragaman
ala proyek asas tunggal yang meminggirkan keragaman warga bangsa atau penciptaaan hantu
SARA oleh Orde Baru yang menakut-nakuti rakyat akan perbedaan.

Sementara jika pluralisme dipaksakan terhadap entitas-entitas primordial yang homogen, maka
justru akan meniadakan kekhasan masing-masing kelompok yang mestinya memang beragam
atau berbeda antara satu dengan yang lain. Kelompok-kelompok yang secara internal relatif
homogen seperti Gereja Katolik, Muhammadiyah, atau perkumpulan warga keturunan etnis
Tionghoa, misalnya, tidak perlu ditekan untuk mempluralkan dirinya sendiri.Yang penting ialah
adanya kesadaran mereka untuk menghormati pluralitas yang merupakan fakta tak terbantahkan
dari kondisi alamiah bangsa Indonesia.

Maka, pluralisme atau nasionalisme yang dikembangkan untuk tetap menjaga tegaknya negara
kebangsaan Indonesia secara sehat dan alamiah, mestinya ialah pluralisme dan nasionalisme
yang bersifat partisipatif atau demokratis. Dengan kata lain, harus menghormati semua entitas
yang homogen atau berbeda tetap dalam homogenitas atau perbedaannya, namun seiring dengan
itu kita mendorong entitas-entitas ini menjadi apresiatif terhadap kekhasan entitas lainnya
sekaligus apresiatif terhadap kebersamaan kita sebagai sebuah bangsa.

Artinya, kita melakukan desiminasi bahwa Indonesia sebagai lebensraum (ruang hidup bersama)
di satu sisi menenggang keragaman berbagai unsur pembentuk bangsa untuk tetap memelihara
kekhasannya masing-masing, namun di sisi lain juga menuntut penghormatan atas spirit kesatuan
atau kebersamaan sebagai satu bangsa yang sama. Dengan demikian, maka nasionalisme atau
bahasa masa kininya pluralisme akan mampu menyediakan dirinya menjadi payung yang
mengayomi keragaman kita sebagai bangsa, sekaligus menjamin kesatuan kita sebagai negara
bangsa atau satu kekuatan nasional. Dengan kata lain, menjamin tegaknya Indonesia sebagai
suatu rumah kebangsaan bagi beragam entitas bangsa yang berbeda-beda tapi memiliki spirit
keindonesiaan yang sama.

II. Wawasan Kebangsaan

Setiap orang tentu memiliki rasa kebangsaan dan memiliki wawasan kebangsaan dalam perasaan
atau pikiran, paling tidak di dalam hati nuraninya.Dalam realitas, rasa kebangsaan itu seperti
sesuatu yang dapat dirasakan tetapi sulit dipahami.Namun ada getaran atau resonansi dan pikiran
ketika rasa kebangsaan tersentuh.Rasa kebangsaan bisa timbul dan terpendam secara berbeda
dari orang per orang dengan naluri kejuangannya masing-masing, tetapi bisa juga timbul dalam
kelompok yang berpotensi dasyat luar biasa kekuatannya.

Rasa kebangsanaan adalah kesadaran berbangsa, yakni rasa yang lahir secara alamiah karena
adanya kebersamaan sosial yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah, dan aspirasi perjuangan masa
lampau, serta kebersamaan dalam menghadapi tantangan sejarah masa kini.Dinamisasi rasa
kebangsaan ini dalam mencapai cita-cita bangsa berkembang menjadi wawasan kebangsaan,
yakni pikiran-pikiran yang bersifat nasional dimana suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan
dan tujuan nasional yang jelas. Berdasarkan rasa dan paham kebangsaan itu, timbul semangat
kebangsaan atau semangat patriotisme.

Wawasan kebangsaan mengandung pula tuntutan suatu bangsa untuk mewujudkan jati diri, serta
mengembangkan perilaku sebagai bangsa yang meyakini nilai-nilai budayanya, yang lahir dan
tumbuh sebagai penjelmaan kepribadiannya.

Rasa kebangsaan bukan monopoli suatu bangsa, tetapi ia merupakan perekat yang
mempersatukan dan memberi dasar keberadaan (raison dentre) bangsa-bangsa di dunia.
Dengan demikian rasa kebangsaan bukanlah sesuatu yang unik yang hanya ada dalam diri
bangsa kita karena hal yang sama juga dialami bangsa-bangsa lain.

Bagaimana pun konsep kebangsaan itu dinamis adanya.Dalam kedinamisannya, antar-pandangan


kebangsaan dari suatu bangsa dengan bangsa lainnya saling berinteraksi dan saling
mempengaruhi.Dengan benturan budaya dan kemudian bermetamorfosa dalam campuran budaya
dan sintesanya, maka derajat kebangsaan suatu bangsa menjadi dinamis dan tumbuh kuat dan
kemudian terkristalisasi dalam paham kebangsaan.

III. wawasan nusantara

A. Pengertian Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia diri dan lingkungannya,
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

B. Isi Wawasan Nusantara


Wawasan Nusantara mencakup :

1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik, dalam arti :

a. Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu
kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan matra seluruh bangsa serta menjadi modal
dan milik bersama bangsa.
b. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam berbagai bahasa
daerah serta memeluk dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang seluas-luasnya.
c. Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan,
sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.
d. Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara yang
melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
e. Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan politik yang
diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
f. Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan sistem hukum dalam arti bahwa
hanya ada satu hukum nasional yang mengabdi kepada kepentingan nasional.
g. Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan bangsa lain ikut menciptakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial melalui
politik luar negeri bebas aktif serta diabdikan pada kepentingan nasional.

2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Ekonomi, dalam arti :

a. Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal dan milik
bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah
tanah air.
b. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah, tanpa
meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam pengembangan kehidupan ekonominya.
c. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan ekonomi
yang diselenggarakan sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan dan ditujukan bagi sebesar-
besar kemakmuran rakyat.

3. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial dan Budaya, dalam
arti :

a. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan kehidupan
bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang sama, merata dan
seimbang, serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa.
b. Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak ragam budaya yang
ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan
budaya bangsa seluruhnya, dengan tidak menolak nilai nilai budaya lain yang tidak
bertentangan dengan nilai budaya bangsa, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh bangsa.

4. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan Keamanan,


dalam arti :
a. Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnya merupakan ancaman
terhadap seluruh bangsa dan negara.
b. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam rangka
pembelaan negara dan bangsa.

IV. Peran kita sebagai penerus bangsa dalam menanggulangi kondisi negara saat ini

Sebagai seorang warga Negara Indonesia, kita diharuskan untuk menjaga nama baik republik kita
ini. Selain itu, kita juga harus mengharumkan nama republik Indonesia ke mata dunia. Namun
pada saat ini kondisi negeri Indonesia sedang diguncang berbagai masalah, baik dari dalam
negeri maupun dari luar negeri.Misalnya saja masalah luar negeri kita dengan Malaysia, Negara
Indonesia seperti di remehkan bahkan di injak-injak martabatnya oleh Negara Malaysia. Hal ini
terlihat dari masalah yang tidak henti-hentinya dari Negara Malaysia, dari yang menyangkut
tentang politik; seperti saat perebutan pulau Ambalat, sampai yang menyangkut tentang
kebudayaan; seperti masalah tari-tarian, batik, makanan, alat musik tradisional, dll.

Oleh karena itu, untuk menanggapi semua permasalahan dengan Negara Malaysia, kita sebagai
mahasiswa yang merupakan generasi penerus bangsa harus berusaha untuk memperjuangkan hak
Indonesia.Meskipun semuanya sudah di atur pemerintahan republik Indonesia, mahasiswa juga
boleh mengapresiasikan pendapatnya, namun harus tanpa ada kekerasan. Adapun cara lain yang
bisa dilakukan oleh kita agar Negara kita ini semakin baik, yaitu dengan cara menunjukan
kemampuan dalam berbagai bidang, seperti mengikuti olimpiade yang di adakan di
mancanegara. Dengan ini kita dapat mengharumkan nama baik Negara Indonesia ini.

Selain dari luar negeri, dari dalam negeri kita ini pun masih banyak permasalahan.Seperti
korupsi merajalela baik dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Sebagai seorang mahasiswa
kita tentu memiliki berbagai macam aspirasi untuk memajukan Negara ini, kita dapat
menyalurkan aspirasi kita untuk menghilangkan tindakan korupsi yang sudah merajalela di
Negara ini, contohnya dengan cara berdemonstrarasi yang memiliki izin dari kepolisian, semua
ini dilakukan dalam tujuan untuk menuntut hak rakyat yang telah di renggut oleh oknum-oknum
yang melakukan tindakan korupsi.

Karena mahasiswa adalah generasi penerus bangsa, maka semua yang akan terjadi selanjutnya
adalah tanggung jawab kita. Oleh karena itu, jika di kemudian hari kita menjadi orang yang
berguna bagi rakyat, maka janganlah pernah kita melakukan tindakan yang merugikan orang
lain, seperti tindakan korupsi. Dan jika di kemudian hari kita menjadi seorang pemimpin maka
jangan lah menyianyiakan kepercayaan orang lain terhadap kita.

Dengan kata lain mahasiswa memiliki peran kunci dalam kemajuan Negara Indonesia ini,
sehingga dapat di katakan majunya suatu Negara ditentukan dari kualitas pemuda Negara
tersebut.

V. tindakan yang mesti dilakukan terhadap demo,anarkis,perkelahian,narkoba,dsb yang


dapat mengganggu proses belajar mengajar
Seharusnya kita sebagai seorang akademis seharusnya kita tidak perlu melakukan hal-hal
tersebut karena itu juga bisa mengganggu kita dan kenyamanan orang lain .

Mestinya kita lebih meningkatkan kreativitas kita dalam belajar guna untuk memajukan diri kita
dan bisa berguna untuk orang banyak.

Sebagai mahasiswa kita harus memberikan contoh kepada orang banyak bahwa mahasiswa itu
bukan hanya pandai dalam hal yang disebutkan diatas tapi kita harus mempunyai pikiran
kedepan yang bisa disebut mahasiswa itu adalah calon orang intelek jadi tunjukannlah sebagai
mana mestinya mahasiswa yang hanya berkarya dan berkreativitas dalam hal akademisnya.
WAWASAN KEBANGSAAN

Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang memiliki karakteristik dan ciri yang sama (nama,
budaya, adat) yang bertempat tinggal di suatu wilayah yang telah dikuasainya atas sebuah
persatuan yang timbul dari rasa nasionalisme serta rasa solidaritas dari sekumpulan manusia
tersebut serta mengakui negaranya sebagai tanah airnya. Sedangkan wawasan kebangsaan adalah
hasrat untuk kebersamaan mengatasi segala perbedaan dan deskriminasi.Wawasan kebangsaan
Indonesia dimulai sejak timbulnya kesadaran kebangsaan yaitu sejak berdirinya Boedi Uetomo
pada tanggal 20 Mei 1908. setelah berjalan selama 20 tahun, gerakan kebangsaan Boedi Oetomo
tersebut kemudian membuahkan hasil dalam wujud Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober
1928 yang isinya sebagai berikut :

1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia.

2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

3. Kami putra dan putri Indonesia mengaku menjunjungbahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Wawasan kebangsaan yang dibentuk dalam mewujudkan persatuan bangsa Indonesia selanjutnya
terus berkembang, bukan sekedar dalam rangka berbangsa, melainkan mengarah kepada upaya
ber-Negara, yaitu dengan Proklamasi Kemerdekaan yang terjadi pada tanggal 17 Agustus
1945.Konsep-konsep tentang wawasan kebangsaan pun terus disempurnakan setelah negara ini
mengalami kemerdekaan.Wawasan kebangsaan ini dikembangkan untuk memperkokoh
persatuan dan kesatuan nasional, yang dikenal dengan sebutan Wawasan Nusantara sebagai
Wawasan Nasional NKRI.

Konsep kebangsaan merupakan hal yang sangat mendasar bagi bangsa Indonesia.Dalam
kenyataanya konsep kebangsaan itu telah dijadikan dasar Negara dan ideology nasional yang
terumus dalam Pancasila sebagaimana terdapat dalam Pembukaan UUD 1945.Konsep
kebangsaan itulah yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lain
didunia.Sementara ada kalangan yang berpendapat bahwa konsep kebangsaan Indonesia asalnya
dari Barat, yang lazim disebut Nasionalisme.Soekarno sendiri berpendapat bahwa nasionalisme
itu dalam hakikatnya mengecualikan segala pihak yang tak ikut mempunyai keinginan hidup
menjadi satu dengan rakyat.Nasionalisme itu sesungguhnya mengecilkan segala golongan yang
tak merasa satu golongan satu bangsa dengan rakyat.Nasionalisme itu dalam azasnya menolak
segala perangai yang tidak dari satu hal ikhwal yang telah dijalani oleh rakyat. Sedangkan
untuk nasionalisme barat, soekarno berpandangan bahwa perkembangan nasionalisme di Negara-
negara barat pada dasarnya mengandung prinsip-prinsip yang sama. Soekarno sendiri tidak
mengecam nasionalisme barat tersebut akan tetapi ia menerima prinsip-prinsip kebebasan,
persamaan, kebahagiaan, dan persaudaraan. Ia pun terpengaruh ole ide-ide sosialisme dan
komunisme. Namun pada dasarnya soekarno hanya menolak liberalisme dan kapitalisme dengan
segala bentuk akibatnya.

Untuk nasionalis timur, Soekarno berpandangan bahwa prinsip-prinsip yang dianut Negara timur
berbeda Negara barat. Kalau nasionalisme barat merupakan nasionalisme yang bersifat
chauvinistis yang serang menyerang, maka menurut soekarno, nasionalisme timur adalah :
1. Suatu nasionalisme yang menerima rasa hidupnya sebagai wahyu, dan menjalankan rasa
hidupnya itu sebagai suatu bakti.

2. Nasionalisme yang di dalam kebenarannya dan kekuasaannya memberi tempat cinta pada
lain-lain bangsa sebagai lebar dan luasnnya udara yang memberi tempat segenap sesuatu
yang perlu untuk hidupnya segala yang hidup.

3. Nasionalisme yang membuat kita menjadi perkakas Tuhan dan membuat kita hidup
dalam roh.

4. Nasionalisme yang sama dengan rasa kemanusiaan.

Iideology yang dikembangkan oleh Karl Marx disebut dengan Marxisme.Hal ini dikarenakan
pemikiran Karl Marx dilanjutkan oleh salah satu pengukutnya yaitu Vladimir Ilianov Lenin.
Menurut Prof. Dr. Jimly Asshidiqie, S.H Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dan
Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia, ideology Marxisme berisi system berfikit
mulai dari tataran nilai dan prinsip dasar yang kemudian dikembangkan hingga praktis
operasional dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Marxisme ini meliputi
ajaran dan paham tentang realitas alam berupa ajaran materialisme, ajaran makna sejarah sebagai
materialisme historis, norma-norma bagaimana masyarakat harus ditata dan bahkan tentang
bagaimana individu harus hidup, serta legitimasi monopoli kekuasaan oleh sekelompok orang
atas nama kaum proletar.

Islamisme sebenarnya bukan istilah baru di Indonesia, meski dalam masa lebih setengah abad
terakhir jarang terdengar.Lepas dari itu, secara historis kemunculan istilah Islamisme di Tanah
Air bisa dilacak sejak masa perdebatan di antara Soekarno, bermula dengan tulisannya
Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme.Tulisan yang mengandung substansi eklektik ini tak
ayal memicu perdebatan antara Bung Karno dan Mohammad Natsir, dan juga Haji Agus
Salim.Tidak ragu lagi, tulisan Soekarno itu terkait dengan subjek politik, dan dia juga
menggunakan istilah Islamisme dengan konotasi Islam sebagai ideologi dan praksis politik untuk
mewujudkan negara Islam.

Jelas Bung Karno mendapatkan istilah tersebut dari bacaannya yang luas atas literatur berbahasa
Belanda dan Inggris, khususnya yang mulai menggunakan Islamisme sejak abad 18 adalah
Voltaire yang pertama kali menggunakan Islamisme dalam bahasa Prancis, yang kemudian
secara berangsur-angsur menggantikan istilah Mahomatisme.Hampir tidak ada konotasi ideologis
dan politis terkandung dalam Islamisme pada masa awal ini.Istilah itu lebih mengacu kepada
Islam sebagai sebuah agama.

Menurut pandangan Soekarno, ada beberapa faktor yang menyebabkan Islam dan umatnya
mengalami kehilangan masa keemasannya (the glory of islam). Factor-faktor tersebut adalah :

1. Berubahnya demokrasi menjadi aristokrasi dan republik menjadi dinasti.

2. Taqlid yang mematikan kehidupan berpikir dalam Islam.


3. Berpedoman pada hadits-hadits dhaif (lemah).

4. Aristokrasi dalam masyarakat Islam.

5. Kurangnya kesadaran sejarah.

Islamisme sendiri dibanyak kalangan masyarakat non-Muslim Barat mengacu pada gerakan
tindak kekerasan dan terorisme atas nama Islam dan kaum Muslim. Referensi ini jelas
menyesatkan dan membuat tercemarnya Islam dan juga mayoritas terbesar peengikutnya yang
tidak ada kaitannya dengan kekerasan dan terorisme.

KESIMPULAN

Wawasan Kebangsaan adalah Wawasan Nasional bangsa Indonesia yaitu Wawasan Nusantara
yang mendasari sikap dan perilaku bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Dengan mengimplementasikan Wawasan Nusantara secara sungguh-sungguh
diharapkan pencapaian tujuan nasional akan terjamin, identitas dan integritas bangsa dapat
dipertahankan. Selain itu, wawasan kebangsaan Indonesia dapat berarti sebagai wawasan yang
memeiliki landasan moral dan etik.Wawasan bangsa Indonesia tidak menempatkan bangsa kita
diatas bangsa, tetapi menghargai harkat dan martabat kemanusiaan serta hak dan kewajiban asasi
manusia. Hal ini dikarenakan wawasan kebangsaan kita mempunyai unsur kemanusiaan yang
adil dan beradap yang mengakui adanya nilai-nilai universal kemanusiaan. Sebagai bangsa yang
majemuk tetapi satu dan utuh.
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk
geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.[1] Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara
mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.
[1]

Daftar isi

1Latar belakang

o 1.1Falsafah pancasila

o 1.2Aspek kewilayahan nusantara

o 1.3Aspek sosial budaya

o 1.4Aspek sejarah

2Fungsi

3Tujuan

4Implementasi

o 4.1Kehidupan politik

o 4.2Kehidupan ekonomi

o 4.3Kehidupan sosial

o 4.4Kehidupan pertahanan dan keamanan

5Referensi

6Lihat pula

Latar belakang

Falsafah pancasila
Nilai-nilai pancasila mendasari pengembangan wawasan nusantara. Nilai-nilai tersebut adalah:[2]

1. Penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama masing- masing.

2. Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu dan golongan.

3. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

Aspek kewilayahan nusantara

Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang perlu diperhitungkan, karena Indonesia kaya
akan aneka Sumber Daya Alam (SDA) dan suku bangsa.[2]

Aspek sosial budaya

Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat istiadat, bahasa,
agama, dan kepercayaan yang berbeda - beda, sehingga tata kehidupan nasional yang
berhubungan dengan interaksi antargolongan mengandung potensi konflik yang besar.mengenai
berbagai macam ragam budaya [2]

Aspek sejarah

Indonesia diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya perpecahan
dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia.[2] Hal ini dikarenakan kemerdekaan yang telah
diraih oleh bangsa Indonesia merupakan hasil dari semangat persatuan dan kesatuan yang sangat
tinggi bangsa Indonesia sendiri.[2] Jadi, semangat ini harus tetap dipertahankan untuk persatuan
bangsa dan menjaga wilayah kesatuan Indonesia.[2]

Fungsi

Gambaran dari isi Deklarasi Djuanda.

1. Wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional, yaitu wawasan nusantara dijadikan
konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan keamanan, dan kewilayahan. [3]
2. Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai cakupan kesatuan politik,
kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan ekonomi, kesatuan sosial dan politik, dan kesatuan
pertahanan dan keamanan.

3. Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara merupakan pandangan
geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi
seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara. [3]

4. Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan, sehingga berfungsi dalam pembatasan


negara, agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga.[3] Batasan dan tantangan negara
Republik Indonesia adalah:[3]

Risalah sidangBPUPKI tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 tentang negara Republik Indonesia dari
beberapa pendapat para pejuang nasional. Dr. Soepomo menyatakan Indonesia meliputi batas
Hindia Belanda, Muh. Yamin menyatakan Indonesia meliputi Sumatera, Jawa, Sunda Kecil,
Borneo, Selebes, Maluku-Ambon, Semenanjung Melayu, Timor, Papua, Ir. Soekarno menyatakan
bahwa kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Ordonantie(UU Belanda)1939, yaitu penentuan lebar laut sepanjang 3 mil laut dengan cara
menarik garis pangkal berdasarkan garis air pasang surut atau countour pulau/darat. Ketentuan
ini membuat Indonesia bukan sebagai negara kesatuan, karena pada setiap wilayah laut terdapat
laut bebas yang berada di luar wilayah yurisdiksi nasional.

Deklarasi Juanda, 13 Desember 1957 merupakan pengumuman pemerintah RI tentang wilayah


perairan negara RI, yang isinya:

1. Cara penarikan batas laut wilayah tidak lagi berdasarkan garis pasang surut (low water line),
tetapi pada sistem penarikan garis lurus (straight base line) yang diukur dari garis yang
menghubungkan titik - titik ujung yang terluar dari pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah RI.

2. Penentuan wilayah lebar laut dari 3 mil laut menjadi 12 mil laut.

3. Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) sebagai rezimHukum Internasional, di mana batasan nusantara 200
mil yang diukur dari garis pangkal wilayah laut Indonesia. Dengan adanya Deklarasi Juanda,
secara yuridis formal, Indonesia menjadi utuh dan tidak terpecah lagi.

Tujuan

Tujuan wawasan nusantara terdiri dari dua, yaitu:[4]

1. Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan
kemerdekaan Indonesia adalah "untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertibandunia yang berdasarkan kemerdekaan
perdamaian abadi dan keadilan sosial".
2. Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah maupun
sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung tinggi
kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina
kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.

Implementasi

Kehidupan politik

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan wawasan nusantara,
yaitu:[5]

1. Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang-undang, seperti UU Partai Politik, UU
Pemilihan Umum, dan UU Pemilihan Presiden. Pelaksanaan undang-undang tersebut harus
sesuai hukum dan mementingkan persatuan bangsa.Contohnya seperti dalam pemilihan
presiden, anggota DPR, dan kepala daerah harus menjalankan prinsip demokratis dan keadilan,
sehingga tidak menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa.

2. Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia harus sesuai dengan hukum
yang berlaku. Seluruh bangsa Indonesia harus mempunyai dasar hukum yang sama bagi setiap
warga negara, tanpa pengecualian. Di Indonesia terdapat banyak produk hukum yang dapat
diterbitkan oleh provinsi dan kabupaten dalam bentuk peraturan daerah (perda) yang tidak
bertentangan dengan hukum yang berlaku secara nasional.

3. Mengembangkan sikap hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk mempersatukan berbagai
suku, agama, dan bahasa yamg berbeda, sehingga menumbuhkan sikap toleransi.

4. Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga pemerintahan untuk
meningkatkan semangat kebangsaan, persatuan dan kesatuan.

5. Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan memperkuat korps diplomatik
sebagai upaya penjagaan wilayah Indonesia terutama pulau-pulau terluar dan pulau kosong.

Kehidupan ekonomi

1. Wilayah nusantara mempunyai potensi ekonomi yang tinggi, seperti posisi khatulistiwa, wilayah
laut yang luas, hutan tropis yang besar, hasil tambang dan minyak yang besar, serta memeliki
penduduk dalam jumlah cukup besar. Oleh karena itu, implementasi dalam kehidupan ekonomi
harus berorientasi pada sektor pemerintahan, pertanian, dan perindustrian.

2. Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan antar daerah. Oleh
sebab itu, dengan adanya otonomi daerah dapat menciptakan upaya dalam keadilan ekonomi.

3. Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan memberikan fasilitas
kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil.
Kehidupan sosial

Tari pendet dari Bali merupakan budaya Indonesia yang harus dilestarikan sebagai implementasi dalam
kehidupan sosial.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sosial, yaitu :[5]

1. Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang berbeda, dari segi
budaya, status sosial, maupun daerah. Contohnya dengan pemerataan pendidikan di semua
daerah dan program wajib belajar harus diprioritaskan bagi daerah tertinggal.

2. Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta dapat dijadikan
kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan nasional maupun daerah. Contohnya
dengan pelestarian budaya, pengembangan museum, dan cagar budaya.

Kehidupan pertahanan dan keamanan

Membagun TNI Profesional merupakan implementasi dalam kehidupan pertahanan keamanan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan pertahanan dan keamanan, yaitu :[5]

1. Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan kesempatan kepada


setiap warga negara untuk berperan aktif, karena kegiatan tersebut merupakan kewajiban setiap
warga negara, seperti memelihara lingkungan tempat tinggal, meningkatkan kemampuan
disiplin, melaporkan hal-hal yang mengganggu keamanan kepada aparat dan belajar kemiliteran.
2. Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau juga menjadi ancaman
bagi daerah lain. Rasa persatuan ini dapat diciptakan dengan membangun solidaritas dan
hubungan erat antara warga negara yang berbeda daerah dengan kekuatan keamanan.

3. Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan prasarana yang memadai bagi
kegiatan pengamanan wilayah Indonesia, terutama pulau dan wilayah terluar Indonesia.

Referensi

1. ^abSuradinata,Ermaya. (2005). Hukum Dasar Geopolitik dan Geostrategi dalam Kerangka


Keutuhan NKRI.. Jakarta: Suara Bebas. Hal 12-14.

2. ^abcdefSunardi, R.M. (2004). Pembinaan Ketahanan Bangsa dalam Rangka Memperkokoh


Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta:Kuaternita Adidarma. ISBN 979-98241-0-
9,9789799824103.Hal 179-180.

3. ^abcdAlfandi, Widoyo. (2002). Reformasi Indonesia: Bahasan dari Sudut Pandang Geograf
Politik dan Geopolitik. Yogyakarta:Gadjah Mada University. ISBN 979-420-516-8,
9789794205167.

4. ^Hidayat, I. Mardiyono, Hidayat I.(1983). Geopolitik, Teori dan Strategi Politik dalam
Hubungannya dengan Manusia, Ruang dan Sumber Daya Alam. Surabaya:Usaha Nasional.Hal
85-86.

5. ^abcSumarsono, S, et.al. (2001). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama. Hal 12-17.

eori-Teori Kebangsaan
Diposting oleh Tomkian pada 05:14, 24-Mei-11
Di: UMUM

Dalam tumbuh berkembangnya suatu bangsa terdapat bermacam-macam teori, teori-teori


tersebut antara lain :

1. Teori Hanskohn yaitu seorang ahli antropologi dengan teorinya tentang bangsa menyatakan,
bangsa terbentuk karena persamaan bahasa, ras, agama, peradaban, wilayah, negara, dan
kewarganegaraan. Suatu bangsa tumbuh dan berkembang dari anasir-anasir yang terbentuk
melalui proses sejarah.

2. Teori kebangsaan Ernest Renan, seorang ahli dari prancis yang telah mengadakan tinjauan
historis tentang pertumbuhan masyarakat purba zaman pertengahan sampai abad XIX tentang
bentuk-bentuk pergaulan hidup. Serta timbul tenggelamnya berbagai bangsa, akhirnya sampai
pada kesimpulan tentang prinsip-prinsip bangsa.

Pokok-pokok pikiran Renan tentang bangsa adalah :

a. Bangsa adalah suatu jiwa, suatu azas kerohanian.

b. Bangsa adalah suatu solidaritas besar.

c. Bangsa adalah suatu hasil sejarah, maka bangsa bukanlah suatu yang abadi.

3. Teori Geopolitik oleh Frederick Ratzel, teori ini menyatakan bahwa negara adalah organisme
yang hidup. Agar supaya suatu bangsa subur dan kuat maka diperlukan suatu ruangan untuk
hidup

http://tomkian.mywapblog.com/teori-teori-kebangsaan.xhtml
engan berkembangnya suatu bangsa terdapat berbagai macam teori yang
menjadikan suatu bangsa memiliki sifat dan karakter tersendiri.
Berikut beberapa teori kebangsaan tersebut.

Teori Hans Kohn


Hans Kohn adalah seorang ahli antropologi etnis , dia mengemukakan
teorinya tentang bangsa bahwa bangsa itu terbentuk karena persamaan
bahasa, ras, agama, peradaban, wilayah, Negara dan kewarganegaraan.
Suatu bangsa juga tumbuh dan berkembang dari anasir anasir serta akar
akar yang terbentuk melalui suatu proses sejarah.

Teori Kebangsaan Ernest Renan


Menurut Renan, bangsa memiliki pokok pokok pikiran yang meliputi
-Bangsa adalah suatu jiwa dan suatu asas kerohanian.
-Bangsa adalah suatu solidaritas.
-Bangsa adalah suatu hasil sejarah.
-Bangsa bukan merupakan sesuatu yang abadi.
-Wilayah dan ras bukanlah suatu penyebab timbulnya bangsa.
Selain itu juga Ernest Renan mengatakan bahwa kejayaan dimasa lampau,
suatu keinginan hidup bersama baik dimasa sekarang dan dimasa yang akan
datang serta penderitaan penderitaan bersama adalah factor yang
membentuk jiwa bangsa.

Teori Gepolitik oleh Frederich Ratzel


Teori yang mengungkapkan hubungan antara wilayah geografi dengan
bangsa. Teori tersebut dikembangkan oleh Frederich Ratzel dalam bukunya
yang berjudul Political Geography (1987). Dimana teori tersebut
menyatakan bahwa Negara merupakan suatu organisme yang hidup.Suatu
bangsa dapat tetap berdiri kokoh, maka Negara tersebut memerlukan suatu
ruangan untuk hidup. Menurut Ratzel, Negara Negara besar memiliki
semangat ekspansi, militerisme dan optimisme.

Negara Kebangsaan Pancasila


Bangsa Indonesia terbentuk melalui proses sejarah yang cukup panjang
sejak zaman kerajaan kerajaan Sriwijaya, Majapahit serta saat penjajahan
oleh bangsa asing selama tiga setengah abad. Berbagai macam suku
bangsa, adat istiadat,kebudayaan dan agama adalah salah satu unsur
masyarakat yang membentuk bangsa Indonesia. Dengan keanekaragaman
tersebut merupakan suatu perbedaan yang dapat dijadikan suatu daya
penarik ke arah persatuan dan kesatuan yang luhur.Persatuan dan kesatuan
tersebut kemudian dituangkan dalam suatu asas kerohanian yang
merupakan suatu kepribadian serta jiwa bersama, yaitu pancasila.

http://ugrasenna.blogspot.com/2012/08/teori-kebangsaan.html
LATAR BELAKANG FILOSOFIS WAWASAN NUSANTARA
1. Pemikiran Berdasarkan Falsafah Pancasila
Berdasarkan falsafah pancasila, manuisia Indonesia adalah mahluk ciptaan tuhan yang
mempunyai naluri, akhlak,daya pikir, dan sadar akan keberadaanya yang serba terhubung dengan
sesamanya, lingkunganya dan alam semesta,dan penciptanya.
Berdasarkan kesadaran yang di pengaruhi oleh lingkungnya, manusia Indonesia memiliki
inovasi.
Nilai nilai Pancasila juga tercakup dalam penggalian dan pengembangan wawasan nasional,
sebagai berikut :
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradap
3. Sila Persatuan Indonesia
2. Pemikiran Berdasarkan Aspek Kewilayahan Nusantara
Geografi adalah wilayah yang tersedia dan terbentuk secara alamiah oleh alam
nyata.Kondisi objektif geografis sebagai modal dalam pembentukan suatu Negara merupakn
suatu ruang gerak hidup suatu bangsa yang didalamnya terdapat sumber kekayaan alam dan
penduduk yang mempengaruhi pengambilan keputusan / kebijakan politik Negara tersebut.
Wilayah Indonesia pada saat proklamasi kemerdekaan RI 17 agustus 1945 masih mengikuti
territoriale Zee En Maritieme Kringe Ordonantie 1939, dimana lebar laut wilayah Indonesia
adalah 3 mil diukur dari garis air rendah dari masing-masing pantai pulau Indonesia. Penetapan
lebar wilayah laut 3 mil tersebut tidak menjamin kesatuan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.Hal ini lebih terasa lagi bila dihadapkan pada pergolakan- pergolakan dalam Negeri
pada saat itu.
Deklarasi ini menyatakan bahwa bentuk geografis Indonesia adalah Negara kepulauan yang
terdiri atas ribuan pulau besar dan kecil dengan sifat dan corak tersendiri. Untuk mengukuhkan
asas Negara kepulauan ini, ditetapkanlah Undang-undang Nomor : 4/Prp tahun 1960 tentang
Perairan Indonesia.
Maka sejak itu berubalah luas wilayah dari + 2 juta km2 menjadi + 5 Juta Km2, di mana + 69%
wilayahnya terdiri dari laut/perairan.Karena itu, tidaklah mustahil bila Negara Indonesia dikenal
sebagai Negara kepulauan (Negara maritim). Sedangkan yang 35% lagi adalah daratan yang
terdiri dari 17.508 buah kepulauan yang antara lain berupa 5 (buah) pulau besar, yakni Sumatera,
Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Irian Jaya (Papua) dan + 11.808 pulau-pulau kecil yang belum
diberi (ada) namanya. Luas daratan dari seluruh pulau-pulau tersebut adalah + 2.028.087 km2,
dengan panjang pantai + 81.000 km.
Indonesia meratifikasi UNCLOS 1982 tersebut melalui undang-undang nomor 17 tahun 1985
pada tanggal 31 Desember 1985. Sejak tanggal 16 November 1993 UNCLOS 1982 telah
diratifikasi oleh 60 negara dan menjadi hokum positif sejak 16 November 1994.
Kondisi dan konstelasi geografi Indonesia mengandung beraneka ragam kekayaan alam baik
yang berada di dalam maupun diatas permukaan bumi, potensi di ruang udara dan ruang
antariksa, dan jumlah penduduk yang besar yang terdiri dari berbagai suku yang memiliki
budaya, tradisi, serta pola kehidupan yang beraneka ragam.
Dengan kata lain, setiap perumus kebijaksanaan nasional harus memiliki wawasan kewilayahan
atau ruang hidup bangsa yang diatur oleh politik ketatanegaraan.
3. Pemikiran Berdasarkan Aspek Sosial Budaya
Budata atau kebudayaan dalam arti etimologid adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh
kekuatan budi manusia. Karena manusia tidak hanya bekerja dengan kekuatan budinya,
melainkan juga dengan perasaan, imajinasi, dan kehendaknya, menjadi lebih lengkap jika
kebudayaannya diungkap sebagai cita, rasa, dan karsa (budi, perasaan, dan kehendak).
Masyarakat Indonesia sejak awal terbentuk dengan cirri kebudayaan yang sangat beragam yang
mumcul karena pengaruh ruang hidup berupa kepulauan di mana ciri alamiah tiap-tiap pulau
berbeda-beda.

LATAR BELAKANG MUNCULNYA FILSAFAT

Filsafat, terutama filsafat Barat muncul di Yunani semenjak kirakira abad ke-7 SM.
Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berpikir-pikir dan berdiskusi akan keadaan
alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada
agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah
yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya
sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta
sehingga secara intelektual orang lebih bebas.

Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filosof ialah Thales dari Mileta,
sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filosof-filosof Yunani yang terbesar tentu
saja ialah: Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates adalah guru Plato sedangkan
Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah
filsafat tidak lain hanyalah komentar-komentar karya Plato belaka. Hal ini
menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat.

Filsafat dibagi menjadi 4 babakan yakni Filsafat klasik, filsafat abad pertengahan
filsafat modern dan filsafat kontemporer.Filsafat klasik di dominasi oleh
rasionalisme, filsafat abad pertengahan didominasi dengan doktrin-doktrin agama
Kristen selanjutnya filsafat modern didominasi oleh rasionalisme sedangkan filsafat
kontemporer didominasi oleh kritik terhadap filsafat modern.

Akibat dari berkembangnya kesusasteraan Yunani dan masuknya ilmu pengetahuan


serta semakin hilangnya kepercayaan akan kebenaran yang diberikan oleh pemikiran
keagamaan, peran mitologi yang sebelumnya mengikat segala aspek pemikiran
kemudian secara perlahan-lahan digantikan oleh logos (rasio/ ilmu).

Pada saat inilah, para filsofof kemudian mencoba memandang dunia dengan cara
yang lain yang belum pernah dipraktekkan sebelumnya, yaitu berpikir secara ilmiah.
Dalam mencari keterangan tentang alam semesta, mereka melepaskan diri dari hal-
hal mistis yang secara turun-temurun diwariskan oleh tradisi.Dan selanjutnya
mereka mulai berpikir sendiri.Di balik aneka kejadian yang diamati secara umum,
mereka mulai mencari suatu keterangan yang memungkinkan mereka mampu
mengerti kejadian-kejadian itu.Dalam artian inilah, mulai ada kesadaran untuk
mendekati problem dan kejadian alam semesta secara logis dan rasional.

Sebab hanya dengan cara semacam ini, terbukalah kemungkinan bagi pertanyaan-
pertanyaan lain dan penilaian serta kritik dalam memahami alam semesta. Semangat
inilah yang memunculkan filosof-filosof pada jaman Yunani.Filsafat dan ilmu menjadi
satu.

Itulah tadi Posting tentang "Latar Belakang Munculnya Filsafat". Jika ada salah
kata atau penulisan kiranya pembaca sudi untuk memberikan koreksi saran kritik
dan komentarnya.Terimakasih dan semoga bermanfaat.

IMPLEMENTASI
WAWASAN NUSANTARA

Tantangan Implementasi Wawasan Nusantara

Dewasa ini kita menyaksikan bahwa kehidupan individu dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara sedang mengalami perubahan. Dan kita juga menyadari bahwa faktor utama yang
mendorong terjadinya proses perubahan tersebut adalah nilai-nilai kehidupan baru yang di bawa
oleh negara maju dengan kekuatan penetrasi globalnya. Apabila kita menengok sejarah
kehidupan manusia dan alam semesta, perubahan dalam kehidupan itu adalah suatu hal yang
wajar, alamiah.
Dalam dunia ini, yang abadi dan kekal itu adalah perubahan. Berkaitan dengan wawasan
nusantara yang syarat dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia dan di bentuk dalam proses
panjang sejarah perjuangan bangsa, apakah wawasan bangsa Indonesia tentang persatuan dan
kesatuan itu akan terhanyut tanpa bekas atau akan tetap kokoh dan mampu bertahan dalam
terpaan nilai global yang menantang Wawasan Persatuan bangsa. Tantangan itu antara lain adalah
pemberdayaan rakyat yang optimal, dunia yang tanpa batas, era baru kapitalisme, dan kesadaran
warga negara.

Keberhasilan Implementasi Wawasan Nusantara


Diperlukan kesadaran WNI untuk :
1. warganegara serta hubungan warganegara dengan negara, sehingga sadar sebagai bangsa
Indonesia.
2. Mengerti, memahami, menghayati tentang bangsa yang telah menegara, bahwa dalam
menyelenggarakan kehidupan memerlukan Mengerti, memahami, menghayati tentang hak dan
kewajiban
3. konsepsi wawasan nusantara sehingga sadar sebagai warga negara yang memiliki cara
pandang.

Selain itu tantangan-tantangan Implementasi Wawasan Nusantara lainnya:

1. Pemberdayaan masyarakat
Faktor SDM. Aspek ini yang menjadi pokok tantangan adalah segi pembangunan
masyarakat masih harus berdasarkan program dari atas ke bawah (Top Down Planning). Keadaan
ini dipengaruhi oleh kekurangan SDM. Untuk negara maju telah melaksanakan program Buttom
up Planning.
Kondisi Nasional, Masyarakat Indonesia dari segi daerah maasih banyak terdapat desa
tewrtinggal. Masyarakatnya masih banyak masyarakat miskin.Masyarakat miskin bukan
berkurang malahan bertambah dipengaruhi faktor ekonomi.Kebutuhan rumah tangga tidak
seimbang dengan pendapatan riil masyarakat.
Apalagi faktor ekonomi Masyarakat ikut terpuruk akibat kenaikan BBM.Harga BBM merupakan
faktor pokok menentukan golongan ekonomi masyarakat apakah lower class, midle calss atau
high class.BBM menentukan kualitas kegidupan masyarakat.

2. Dunia Tanpa Batas


Kemajuan IPTEK membawa dunia tanpa batas.Untuk mkemajuan IPTEK harus
didasarkan dengan SDM masyarakat.Tanpa SDM yang sesuai dengan IPTEK menghambat
implementasi wawasan nusantara.

3. Era baru Kapitalisme


Era baru kapitalisme tak terpisahkan dari globalisasi.Negara Kapitalis selalu
mempertahankan dan mengembangkan eksistensinyadibiudang ekonomi dengan menekan negara
berkembang dengan isu global yang mencakup demokratisasi, HAM dan lingkungan hidup.
(Bagaimana sikap AS dengan sekutunya terhadap negara berkembang. Makna hakiki negara
berkembang adalah negara tertinggal, Indonesia negara yang kaya, akan tetapi masyarakatnya
adalah masyarakat yang miskin di dunia. Bagaimana mata uang Rupiah dibandingkan dengan
mata uang lain di dunia ini. Apa makna jumlah TKI meningkat baik secara legal maupun illegal)

4. Kesadaran Warga
Secara nasional nampak ada kesadaran untuk mempertahankan NKRI.Namun secara
regional masih terdapat daerah yang berkehendak untuk memisahkan diri dari NKRI.Ada lagi
yang berjuang untuk memecahkan wilayah menjadi wilayah baru yang tidak didasari dengan
SDA dsan SDM.Hal ini sebagai strategi perebutan kekuasaan dalam suatu wilayah.Akibatnya
terjadi perbenturan antar masa yang pro dan kontra.
SUMBER :
http://yanel.wetpaint.com/page/Geopolitik
http://rifkiputra1991.blogspot.com/2010/04/implementasi-wawasan-nnusantara-
dalam.html
http://theprincessholiic.blogspot.com/2010/03/asas-wawasan-nusantara-kedudukan-
fungsi.html
http://gietayonghwa.wordpress.com/2011/03/28/implementasi-wawasan-nusantara/
http://sistem-informasi-manajemen.blogspot.com/2009/09/latar-belakang-filosofis-
wawasam.html
http://mbegedut.blogspot.com/2011/01/latar-belakang-munculnya-filsafat.html

http://uwiewietha.blogspot.com/2012/04/latar-belakang-filosofis-wawasan.html

SEMANGAT KEBANGSAAN
Oct 27, 2009 masri.prima | Uncategorized

a.Hakikat bangsa

Bangsa pada hakikat nya adalah merupakan penjelmaan dari sifatkodrat manusia tersebut dalam
merealisasikan harkat dan martabat kemanusiaan.Manusia memebentuk suatu bangsa karena
untuk memenuhi kodrat nya yaitu sebagia individu dan makhluk social oleh karena itu deklarasi
bangsa Indonesia tida didasarkan pada deklarasi imdividu sebagaimana bangsa liberal.

b.Teori kebangsaan

1.Teori Hans Kohn


Hans Kohn mengemukakan bahwa bangsa yaitu terbentuk karena persamaan bahasa,
ras, agama, peradaban, wilayah, Negara dan kewarganegaraan.

2.Teori kebangsaan Ernest Rehan

Hakikat bangsa atau Nation ditinjau secara ilmiah oleh seorang ahli dari academmie
Francaise, prancis pada tahun 1982. Menurut renan pokok pokok pikiran tentang
bangsa adalah sebagai berikut :

a.Bahwa bangsa Indonesia adalah satu jiwa, suatu azas kerokhanian

b.Bahwa bangsa adalah suatu solidaritas yang besar

c.Bahwa bangsa adalah suatu hasil sejarah. Oleh karena sejarah berkembang terus
maka kemudian menurut Rena bahwa :

d.Bangsa adalah bukan sesuatu yang abadi

e.Wilayah dan ras bukan lah suatu penyebab timbulnya bangsa. Wilayah
memberikan ruang dimana bangsa hidup, sedangkan manusia membentuk jiwa
nya.Dalam aitan inilah maka Renan kemudian tiba pada suatu kesimpulan bahwa
bangsa adalah suatu jiwa suatu asas kerokhanian.

Lebih lanjut Ernest Renan menegaskan bahwa factor factor yang membentuk
jiwa adalah sebagai berikut :

a.Kejayaan dan kemuliaan dimasa lampau

b.Suatu keinginan hidup bersama baik dimasa sekarang dan di masa yang
akan dating

c.Penderitaan penderitaan bersama sehingga kesemuanya itu merupakan :

d.Le capital social (suatu modal social ) bagi pembentukan dan pembinaan
paham kebangsan. Kan tetapi yang terlebih penting lagi adalah bukan apa
berakar dimasa silam melainkan apa yang harus dikembangkan dimasa yang
akan dating. Hal ini memerlukan suatu :

e.Persetujuan bersama pada waktu sekarang, yaitu suatu musyawarah untuk


mencapai suatu kesepakatan bersama disaat sekarang yang mengandung
hasrat,

f.Keinginan untuk hidup bersama, dengan kesediaan untuk :


g.Berani memberikan suatu pengorbanan. Oleh Karena itu bilamana suatu
bangsa ingin hidup terus kesediaan nya untuk berkorban ini harus terus
dikembangkan. Dalam pengertian inilah maka Renan sebagai :

h.Pemungutan suara setiap hari, yang menjadi syatar mutak bagi hidup nya
suatu bangsa serta pembinaan bangsa ( Ismanun, 1981 : 38,39)

3.teori Geopolitik oleh frederich Ratzel

suatu teori kebangsaan yang baru mengungkap kan hubungan antara wilayah geografi
dengan bangsa yang dikembangkan oleh Frederich Ratzel dalam bukunya yang
berjudul political Geographi ( 1987). Teori tersebut menyatakan gahwa Negara
adalah merupakan suatu orgaisme yang hidup. Agar supaya suatu bangsa itu hidup
subur dan kuat maka memerlukan suatu ruangan untuk hidup, dalam bahasa jerman
disebut Lebenstraum.

c.Paham Negara Kebangsaan

Bangsa Indonesia sebagai bagian umat manusia didunia adalah sebagai makhluk Tuhan yang
Masa Esa yang memiliki sifat kodrat sebagai makhluk individu yang memilki kebebasan dan
juga sebagai makhluk social yang senantiasa membutuhkan orang lain. Manusia membentuk
suatu persekutuan hidup yang disebut sebagai bangsa, dan bangsa yang hidup dalam suatu
wilayah tertentu serta memiliki tujuan tertentu maka pengertian ini disebut sebagai Negara .

Menurut Muhammad Yamin, bangsa Indonesia dalam merintis terbentuk nya suatu bangsa dalam
panggung politik internasional, yaitu suatu bangsa yang modern yang memiliki kemerdekaan dan
kebebasan, berlangsung melalui tiga fase.

Pertama : yaitu zaman sriwijaya

Kedua : yait zaman majapahit

Ketiga : pada giliran masyarakata Indonesia membentuk suatu Nationale staat, atau suatu etat
nationale, yaitu suatu Negara kebangsaan Indonesian modern menurut susunan kekeluargaan
berdasar atas kebangsaan atas ketuhanana yang maha Esa serta kemanusiaan

d.Negara kebangsaaan pancasila

Unsur masyarakat yang membentuk bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku,
berbagai macam adat istiadat kebudayaan dan gama, serta berdiam dalam suatu wilayah yang
terdiri atas beribu ribu pulau.

Adapun unsure yang membentuk nasionalisme ( bangsa ) Indonesia adalah sebagai berikut :

1.Kesatuan sejarah
2.Kesatuan nasip

3.Kesatuan kebudayaan

4.Kesatuan wilayah

5.Keatuan asas kerokhanian

Memahami dan mengerti sejarah sangat penting bagi suatu bangsa, agar bangsa tersebut dapat
mengambil hikmah ( pelajaran ) dari kejadian masa lalu tersebut. Sejarah merupakan peristiwa
politik pada masa lalu dan peristiwa politik pada masa kini akan menjadi sejarah pada
mendatang. Para siswa perlu dilatih bagaimana dalam belajar pada masa kini dan esok. Dengan
demikian semangat kebangsaaan cinta tanah air dan peradapan yang telah dipupuk melalui
proses waktu yang lama akan tetap terpelihara dan semakin maju dari sat gegeragi ke generasi
berikutnya .

Suatu peradapan( kebudayaan ) tidak lahir dengan sendirinya secara tiba tiba, tetapi
memerlukan waktu dan prses tranformasi (pewarisan ) yang inovatif serta proses pengembangan
kearah yang semakin maju. Proses tersebut adalah dijalani melalui pendidikan sejarah bangsa.

Membelajarkan sejarah kepada siswa pada hakikat nya adalah membantu siswa meningkatkan
keterampilan berfikir melalui kajian peristiwa masa lampau. Guru hendak nya dapat membantu
peserta didik untuk berfikir bukan hanya mempertanyakan apa, siapa, dan kapan , melainkan
perlu mempertanyakan mengapa dan bagaimana. Ketika mereka menghadapi sejarah, siswa
hendaknya dibelajarkan bagaimana cara mendekati sejarah, seperti seseorang mendekati suatu
misteri.

Savage dan Arm strong ( 1996) menyatakan bahwa sejarah yang baik adalah pengajaran yang
dapat membuat anak menjadi peka ( sensitive) bahwa orang tidak akan mengalamai peristiwa
serupa dengan cara yang sama di masa mendatang.

Oleh karena itusejarah menunjukkan perspektif atau pandangan dari pada sejarawan. Maka
kajian mata pelajaran inin mengharapkan siswamengkaji pula apa yang ada dibalik informasi
dalam sejarah itu. Dengan kata lain, materi sejarah dalam PKNharus secara aktif melibatkan
siswa dalam proses penelitian sejarah agar mereka dapat mengambil makna sejarah. Para siswa
hendak nya belajar bagaimana memikirkan lagi argument yang dikemukakan oleh para
sejarawan, mempertanyakan intepretasi sejarawan terhadap suatu fakta dan peristiwa dan
memberikan masukan alternative tentnag penjelasan peristiwa.

Untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas kajian terhadap suatu peristiwa sejarah, para
siswa dianjurkan untuk memahami mengenal bagaimana sejarawan mempertimbangkan
kebenaran dari suatu peristiwa sejarah sejarah yang baik selalu didasarkan pada hasil
pengkajian yang teliti terhadap bukti bukti yang disesuaikan dengan tingkat usia,
perkembangan dan tingkat kecerdasan siswa dan hendak nya diperkenalkan pada cara cara para
sejarawan dalam mengidentifikasikan dan menilai bukti, fakta dan data. Ketika sejarawan
menilai kebenaran atau validitas suatu dokumen sejarah, maka ada 2 hal yang perlu di
pertimbangkan yaitu

1.validitas eksternal

Validitas internal

http://masri.blog.com/2009/10/27/semangat-kebangsaan/

Bab 2 WAWASAN NUSANTARA DAN LATAR BELAKANG FILOSOFIS (pendidikan


kewarganegaraan)
Posted onMay 29, 2013byharjantodoank

BAB II
WAWASAN NUSANTARA DAN LATAR BELAKANG FILOSOFIS

KATAPENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan
terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Wawasan Nasional, yang di Indonesia disebut sebagai Wawasan Nusantara, pada dasarnya
merupakan cara pandang terhadap bangsa sendiri. Kata wawasan berasal dari kata
wawas yang bearti melihat atau memandang (S. Sumarsono, 2005).
Setiap Negara perlu memiliki wawasan nasional dalam usaha menyelenggarakan
kehidupannya. Wawasan itu pada umumnya berkaitan dengan cara pandang tentang
hakikat sebuah Negara yang memiliki kedaulatan atas wilayahnya. Fokus pembicaraan
pada unsur kekuasaan dan kewilayahan disebut geopolitik.
Dalam konteks teori, telah berkembang beberapa pandangan geopolitik seperti
dilontarkan oleh beberapa pemikir di bawah ini dalam S. Sumarsono (2005, hal 59-60)
Pandangan/ajaran Frederich Ratzel
o Negara merupakan sebuah organisme yang hidup dalam suatu ruang lingkup tertentu,
bertumbuh sampai akhirnya menyusut dan mati
o Negara adalah suatu kelompok politik yang hidup dalam suatu ruang tertentu.
o Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya sebuah bangsa tidak bisa lepas
dari alam dan hukum alam.
o Semakin tinggi budaya suatu bangsa maka semakin besar kebutuhannya akan sumber
daya alam.
Pandangan/ajaran Rudolf Kjellen
o Negara merupakan suatu organisme biologis yang memiliki kekuatan intelektual yang
membutuhkan ruang untuk bisa berkembang bebas.
o Negara merupakan suatu sisem politik (pemerintahan)
o Negara dapat hidup tanpa harus bergantung pada sumber pembekalan dari luar. Ia
dapat berswasembada dan memanfaatkan kemajuan kebudayaan dan teknologinya sendiri
untuk membangun kekuatannya sendiri.

Wawasan Nusantara merupakan sebuah cara pandang geopolitik Indonesia yang bertolak
dari latar belakang pemikiran sebagai berikut ((S. Sumarsono, 2005)
Latar belakang pemikiran filsafat Pancasila
Latar belakang pemikiran aspek kewilayahan Indonesia
Latar belakang pemikiran aspek sosial budaya Indonesia
Latar belakang pemikiran aspek kesejarahan Indonesia
Latar belakang pemikiran filsafat Pancasila menjadikan Pancasila sebagai dasar
pengembangan Wawasan Nusantara tersebut. Setiap sila dari Pancasila menjadi dasar dari
pengembangan wawasan itu.
Sila 1 (Ketuhanan yang Mahaesa) menjadikan Wawasan Nusantara merupakan wawasan
yang menghormati kebebasan beragama
Sila 2 (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab) menjadikan Wawasan Nusantara
merupakan wawasan yang menghormati dan menerapkan HAM (Hak Asasi Manusia)
Sila 3 (Persatuan Indonesia) menjadikan Wawasan Nusantara merupakan wawasan yang
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
Sila 4 (Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan) menjadikan Wawasan Nusantara merupakan wawasan
yang dikembangkan dalam suasana musyawarah dan mufakat.
Sila 5 (Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia) menjadikan Wawasan Nusantara
merupakan wawasan yang mengusahakan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Latar belakang pemikiran aspek kewilayahan Indonesia menjadikan wilayah Indonesia
sebagai dasar pengembangan wawasan itu.Dalam hal ini kondisi obyektif geografis
Indonesia menjadi modal pembentukan suatu negara dan menjadi dasar bagi
pengambilan-pengambilan keputusan politik.Adapun kondiri obyektif geografi Indonesia
telah mengalami perkembangan sebagai berikut.
Saat RI merdeka (17 Agustus 1945), kita masih mengikuti aturan dalam Territoriale Zee
En Maritime Kringen Ordonantie tahun 1939 di mana lebar laut wilayah Indonesia adalah
3 mil diukur dari garis air rendah dari masing-masing pantai pulau Indonesia.
o Dengan aturan itu maka wilayah Indonesia bukan merupakan kesatuan
o Laut menjadi pemisah-pemecah wilayah karena Indonesia merupakan negara kepulauan
Indonesia kemudian mengeluarkan Deklarasi Djuanda (13 Desember 1957) berbunyi:
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan maka pemerintah menyatakan bahwa segala
perairan di sekitar, di antara, dan yang menghubungkan pulau-pulau yang termasuk
negara Indonesia dengan tidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang
wajar daripada wilayah daratan negara Indonesia, dan dengan demikian bagian daripada
perairan pedalaman atau nasional berada di bawah kedaulatan mutlak negara Indonesia.
Lalu lintas yang damai di perairan pedalaman in bagi kapal-kapal asing dijamin selama
dan sekedar tidak bertentangan dengan/mengganggu kedaulatan dan keselamatan negara
Indonesia. Penentuan batas lautan teritorial (yang lebarnya 12 mil) diukur dari garis yang
menghubungkan titik-titik ujung yang terluar pada pulau-pulau negara Indonesia.
o Jadi, pulau-pulau dan laut di wilayah Indonesia merupakan satu wilayah yang utuh,
kesatuan yang bulat dan utuh
Indonesia kemudian mengeluarkan UU No 4/Prp Tahun 1960 tentang Perairan Indonesia
yang berisi konsep kewilayahan Indonesia menurut Deklarasi Djuanda itu
o Maka Indonesia mempunyai konsep tentang Negara Kepulauan (Negara Maritim)
o Dampaknya: jika dulu menurut Territoriale Zee En Maritime Kringen Ordonantie tahun
1939 luas Indonesia adalah kurang lebih 2 juta km2 maka menurut Deklarasi Djuanda dan
UU No 4/prp Tahun 1960 luasnya menjadi 5 juta km2 (dimana 65% wilayahnya terdiri
dari laut/perairan)
Pada 1982, Konferensi PBB tentang Hukum Laut Internasional III mengakui pokok-
pokok asas Negara Kepulauan (seperti yang digagas menurut Deklarasi Djuanda)
o Asas Negara Kepulauan itu diakui dan dicantumkan dalam UNCLOS 1982 (United
Nation Convention on the Law af the Sea)
o Dampak dari UNCLOS 1982 adalah pengakuan tentang bertambah luasnya ZEE (Zona
Ekonomi Eksklusif) dan Landas Kontinen Indonesia
Indonesia kemudian meratifikasi UNCLOS 1982 melalui UU No 17 Tahun 1985 (tanggal
31 Desember 1985)
Sejak 16 November 1993 UNCLOS 1982 telah diratifikasi oleh 60 negara dan menjadi
hukum positif sejak 16 November 1994.
Perjuangan selanjutnya adalah perjuangan untuk wilayah antariksa nasional, termasuk
GSO (Geo Stationery Orbit)
Jadi wilayah Indonesia adalah (Prof. Dr. Priyatna dalam S. Sumarsono, 2005, hal 74)
o Wilayah territorial 12 mil dari Garis Pangkal Laut
o Wilayah ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) 200 mil dari Pangkal Laut
o Wilayah ke dalam perut bumi sedalam 40.000 km
o Wilayah udara nasional Indonesia setinggi 110 km
o Batas antariksa Indonesia
Tinggi = 33.761 km
Tebal GSO (Geo Stationery Orbit) = 350 km
Lebar GSO (Geo Stationery Orbit) = 150 km
Latar belakang pemikiran aspek sosial budaya Indonesia menjadikan keanekaragaman
budaya Indonesia menjadi bahan untuk memandang (membangun wawasan) nusantara
Indonesia. Menurut Hildred Geertz sebagaimana dikutip Nasikun (1988), Indonesia
mempunyai lebih dari 300 suku bangsa dari Sabang sampai Merauke. Adapun menurut
Skinner yang juga dikutip Nasikun (1988) Indonesia mempunyai 35 suku bangsa besar
yang masing-masing mempunyai sub-sub suku/etnis yang banyak.
Latar belakang pemikiran aspek kesejarahan Indonesia menunjuk pada sejarah
perkembangan Indonesia sebagai bangsa dan negara di mana tonggak-tonggak sejarahnya
adalah:
20 Mei 1908 = Kebangkitan Nasional Indonesia
28 Okotber 1928 = Kebangkitan Wawasan Kebangsaan melalui Sumpah Pemuda
17 Agustus 1945 = Kemerdekaa Republik Indonesia

B. Landasan Wawasan Nusantara

Landasan wawasan nusantara dapat di jabarkan menjadi berbagai landasan, yaitu :


1. Landasan Idiil
Pancasila adalah faslafah ideologi bangsa dan dasar negara. Berkedudukan sebagai
landasan idiil pada wawasan nusantara.Karena pada hakikatnya wawasan nusantara
merupakan perwujudan dari pancasila.Pancasila merupakan kesatuan yang bulat dan
utuh serta mengandung paham keseimbangan, keselarasan, dan keseimbangan.Maka
wawasan nusantara mengarah kepada terwujudnya kesatuan dan keserasian dalam
bidang-bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dengan kata
lain, landasan idiil merupakan landasan dasar terwujudnya wawasan nusantara.
2. Landasan Konstitusional
Kata konstitusional biasa berkaitan erat dengan perundang-undangan.Jadi, landasan
wawasan nusantara juga berlandaskan pada perundang-undangan.UUD 1945 yang
merupakan landasan konstitusi dasar negara, yang menjadi pedoman pokok dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk
republik (Pasal 1 UUD 1945) yang kekuasaan tertingginya ada pada rakyat dan dilakukan
sepenuhnya oleh MPR.
3. Landasan Visional.
Landasan visional atau tujuan nasional wawasan nusantara sebagai wawasan nasional
bangsa indonesia merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat
dengan tujuan agar tidak terjadi penyesalan dan penyimpangan dalam rangka mencapai
dan mewujudkan cita-cita dan dan tujuan nasional yang tercantum dalam pembukaan
UUD 1945 alinea keempat yaitu :
Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
Memajukan kesejahteraan umum
Mencerdaskan kehidupan bangsa
Ikut melaksanakan ketertiban dunia
4. Landasan Konsepsional
Ketahanan nasional, yaitu merupakan kondisi dinamis yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kemampuan sebagai
konsepsi nasional, berkedudukan sebagai landasan konsepsional.Dalam upaya mencapai
cita-cita dan tujuan nasionalnya, bangsa Indonesia mengahadapi berbagai ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan. Agar dapat mengatasinya, basngsa indonesia harus
memiliki kemampuan, keuletan, dan daya tahan yang dinamakan ketahanan nasional.
5. Landasan Operasional.
GBHN adalah sebagi landasan wawasan operasional dalam wawasan nusantara, yang
dikukuhkan MPR dalam ketetapan Nomor : IV/MPR/1973 pada tanggal 22 Maret 1973.

C. Wawasan Nasional Indonesia

Wawasan nasional Indonesia dikembangkan berdasarkan wawasan nasional secara


universal sehingga dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan geopolitik yang
dipakai negara Indonesia.
a. Paham kekuasaan Indonesia
Bangsa Indonesia yang berfalsafah dan berideologi Pancasila menganut paham tentang
perang dan damai berdasarkan : Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta
kemerdekaan. Dengan demikian wawasan nasional bangsa Indonesia tidak
mengembangkan ajaran kekuasaan dan adu kekuatan karena hal tersebut mengandung
persengketaan dan ekspansionisme.

b. Geopolitik Indonesia
Indonesia menganut paham negara kepulauan berdasar ARCHIPELAGO CONCEPT
yaitu laut sebagai penghubung daratan sehingga wilayah negara menjadi satu kesatuan
yang utuh sebagai Tanah Air dan ini disebut negara kepulauan.

c. Dasar pemikiran wawasan nasional Indonesia


Bangsa Indonesia dalam menentukan wawasan nasional mengembangkan dari kondisi
nyata. Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuasan dari bangsa Indonesia
yang terdiri dari latar belakang sosial budaya dan kesejarahan Indonesia.

D. PENGERTIAN WAWASAN NUSANTARA


Pengertian Wawasan Nusantara adalah sebagai berikut
Menurut GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara) yang ditetapkan MPR (Majelis
Permusyawaratan Rakyat) pada tahun 1993 dan 1998: Wawasan Nusantara yang
merupakan wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan UUD 1945 adalah cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai
tujuan nasional
Menurut Kelompok Kerja Wawasan Nusantara yang dibuat di LEMHANAS 1999:
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya yang sebaberagam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional
Konsep tentang Wawasan Nusantara merupakan pengembangan dan sintesa dari konsep-
konsep sebagai berikut
Konsep Wawasan Benua yang dikembangkan TNI AD RI
Konsep Wawasan Bahari yang dikembangkan TNI AL RI
Konsep Wawasan Dirgantara yang dikembagkan TNI AU RI
Konsep Wawasan Hankamnas yang dikembangkan untuk menjaga kekompakan ABRI
o Konsep ini adalah hasil Seminar Hankam I tahun 1966 yang diberi nama Wawasan
Nusantara Bahari di mana dijelaskan bahwa Wawasan Nusantara merupakan konsepsi
dalam memanfaatkan segala dorongan (motives) dan rangsangan (drives) dalam usaha
mencapai aspirasi-aspirasi bangsa dan tujuan negara Indonesia.
Pada Raker Hankam tahun 1967 Wawasan Hankamnas dijadikan sebagai Wawasan
Nusantara
Pada 1973 Wawasan Nusantara dijadikan Ketetapan MPR No IV/MPR/1973 tentang
GBHN dalam Bab II Huruf E.
Landasan Wawasan Nusantara adalah
Landasan Idiil = PANCASILA
Landasan Konstitusional = UUD 1945
E. Unsur dasar Wawasan Nusantara
ada 3 yaitu (S Sumarsono, 2005, hal 85)
WADAH (CONTOUR). Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
meluputi seluruh wilayah Indonesia yang memiliki kekayaan alam dan penduduk dengan
aneka ragam budaya.
ISI (CONTENT). Adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita
serta tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945.
TATA LAKU (CONDUCT). Adalah hasil interaksi antara wadah dan isi yang terdiri
dari tatalaku batiniah dan lahiriah.
F. Asas Wawasan Nusantara
Merupakan ketentuan ketentuan atau kaidah kaidah dasar yang harus dipatuhi,
ditaati, dipelihara, dan diciptakan demi tetap taat dan setianya komponen pembentuk
bangsa Indonesia terhadap kesepakatan bersama.
Jika hal ini diabaikan, maka komponen pembentuk kesepakatan bersama akan melanggar
kesepakatan bersama tersebut, yang berarti bahwa tercerai berainya bangsa dan negara
Indonesia
Asas Wawasan Nusantara terdiri dari :
Kepentingan yang sama
Keadilan
Kejujuran
Solidaritas
Kerja sama
Kesetiaan terhadap ikrar atau kesepakatan bersama demi terpeliharanya persatuann dan
kesatuandalam bhinekaan.
Merupakan tonggak utama dalam terciptanya persatuan dan kesatuan dalam
kebhinekaan.Jika hal ini ambruk maka rusaklah persatuan dan kesatuan kebhinekaan
Indonesia.

G. KEDUDUKAN, FUNGSI, TUJUAN


Kedudukan Wawasan Nusantara berada di dalam HIRARKI PARADIGMA NASIONAL
sebagai berikut (S Sumarsono, 2005, hal 87)
Hirarki I = Landasan Idiil = PANCASILA sebagai falsafah, ideologi bangsa, dasar negara
Hirarki II = Landasan Konstitusional = UUD 1945
Hirarki III = Landasan Visional = Wawasan Nusantara
Hirarki IV = Landasan Konsepsional = Ketahanan Nasional
Hirarki V = Landasan Operasional = GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara)
Fungsi Wawasan Nusantara adalah sebagai pedoman, motivasi, dorongan, dan rambu-
rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi
penyelenggaraan negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat
Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (S Sumarsono,
2005, hal 90)
Tujuan Wawasan Nusantara adalah mewujudkan NASIONALISME yang tinggi di segala
aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional dari
pada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku, atau daerah (S Sumarsono, 2005,
hal 90)

H. Implementasi
KEHIDUPAN POLITIK
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan wawasan
nusantara, yaitu:
1.Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang-undang, seperti UU Partai
Politik, UU Pemilihan Umum, dan UU Pemilihan Presiden. Pelaksanaan undang-undang
tersebut harus sesuai hukum dan mementingkan persatuan bangsa.Contohnya seperti
dalam pemilihan , dan kepala daerah harus menjalankan prinsip demokratis dan keadilan,
sehingga tidak menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa.
2.Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia harus sesuai denga
hukum yang berlaku. Seluruh bangsa Indonesia harus mempunyai dasar hukum yang
sama bagi setiap warga negara, tanpa pengecualian. Di Indonesia terdapat banyak produk
hukum yang dapat diterbitkan oleh provinsi dan kabupaten dalam bentuk peraturan
daerah (perda) yang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku secara nasional.
3.Mengembagkan sikap hak asasi manusia dan sikap plurarisme untuk mempersatukan
berbagai suku, agama, dan bahasa yamg berbeda, sehingga menumbuhkan sikap toleransi.
4.Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga pemerintahan untuk
menigkatkan semangat kebangsaan dan kesatuan.
5.Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan memperkuatkorps
diplomatik ebagai upaya penjagaan wilayah Indonesia terutama pulau-pulau terluar dan
pulau kosong.

KEHIDUPAN EKONOMI

1.Wilayah nusantara mempunyai potensi ekonomi yang tinggi, seperti posisi khatulistiwa,
wilayah laut yang luas, hutan tropis yang besar, hasil tambang dan minyak yang besar,
serta memeliki penduduk dalam jumlah cukup besar. Oleh karena itu, implementasi dalam
kehidupan ekonomi harus berorientasi pada sektor pemerintahan, pertanian, dan
perindustrian.
2.Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan antardaerah.
Oleh sebab itu, dengan adanyaotonomi daerah dapat menciptakan upaya dalam keadilan
nekonomi.
3.Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan memberikan
fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil.

Kehidupan sosial

beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sosial, yaitu :


1.Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang berbeda, dari
segi budaya, status sosial, maupun daerah. Contohnya dengan pemerataan pendidikan di
semua daerah dan program wajib belajar harus diprioritaskan bagi daerah tertinggal.
2.Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta dapat
dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan nasional maupun
daerah. Contohnya dengan pelestarian budaya, pengembangan museum, dan cagar
budaya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan pertahanan dan keamanan,
yaitu :
1. Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan kesempatan
kepada setiap warga negara untuk berperan aktif, karena kegiatan tersebut merupakan
kewajiban setiap warga negara, seperti memelihara lingkungan tempat tinggal,
meningkatkan kemampuan disiplin, melaporkan hal-hal yang mengganggu keamanan
kepada aparat dan belajar kemiliteran.
2. Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau juga menjadi
ancaman bagi daerah lain. Rasa persatuan ini dapat diciptakan dengan membangun
solidaritas dan hubungan erat antara warga negara yang berbeda daerah dengan kekuatan
keamanan.
3. Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan prasarana yang
memadai bagi kegiatan pengamanan wilayah Indonesia, terutama pulau dan wilayah
terluar Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

http://christiancitizenship.wordpress.com/2009/11/02/g-wawasan-nusantara/
http://lianty49.blogspot.com/2012/04/wawasan-nusantara-dan-latar-belakang.html

Faktor dan Latar Belakang Terjadinya Wawasan Nusantara http://id.shvoong.com/law-


and-politics/politics/1917430-faktor-dan-latar-belakang-terjadinya/#ixzz1HzVwbJNj

http://ambarblog-ambarblog.blogspot.com/2011/03/latar-belakang-wawasan-
nusantara.html

http://harjantodb18.wordpress.com/2013/05/29/bab-2-wawasan-nusantara-pendidikan-
kewarganegaraan/

KEHIDUPAN NASIONAL

1. Pengertian Wawasan Nusantara.

Pengertian Wawasan Nusantara berdasarkan Tap MPR Tahun 1993 dan 1998, Wawasan
Nusantara merupakan wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan berdasarkan UUD
1945 yaitu : cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam meyelenggarakan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pengertian Wawasan Nusantara Menurut Kelompok Kerja Wawasan Nusantara Untuk
Diusulkan Menjadi Tap MPR Yang Dibuat Lemhanas Tahun 1999.

Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam meyelenggarakan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

2. Ajaran Dasar Wawasan Nusantara.

Pengertian Wawasan Nusantara dalam Geopolitik Indonesia adalah:

Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba
beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dengan
tetap menghargai dan menghormati kebinekaan dalam setiap kehidupan nasional untuk mencapai
tujuan nasional.

Landasan Idiil adalah Pancasila .

Landasan Konstitusional adalah UUD 1945.

3. Unsur Dasar Konsepsi Wawasan Nusantara.

Konsepsi Wawasan Nusantara terdiri atas 3 unsur dasar :

Wadah (Contour). Meliputi, wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan
kekayaan alam dan penduduk serta aneka ragam budaya adalah bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia.Setelah merdeka NKRI mempunyai organisasi kenegaraan yang
merupakan wadah, bagi berbagai kegiatan kenegaraan dala wujud Supra Struktur Politik dan
berbagai kegiatan kemasyarakatan dalam wujud Infra Struktur Politik.

Isi (Content). Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di dalam masyarakat dan dicita-
citakan, serta tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Isi menyangkut 2 hal
yang esensial :

Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama dan perwujudannya dalam


pencapaian cita-cita dan tujuan nasional.

Persatuan dan kesatuan dalam kebinekaan yang meliputi semua aspek kehidupan
nasional.

Tata Laku (Conduct). Tata laku merupakan hasil interaksi antara wadah dan Isi yang terdiri
atas:

Tata Laku Batiniah, mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang baik dari
bangsa Indonesia.
Tata Laku Lahiriah, mencerminkan tindakan, perbuatan dan perilaku bangsa Indonesia.

Kedua hal tersebut mencerminkan jatidiri dan kepribadian bangsa Indonesia yang berdasarkan
kekeluargaan dan kebersamaan yang mempunyai rasa bangga dan cinta terhadap tanah air dan
bangsa sehingga menimbulkan nasionalisme yang tinggi dalam semua aspek kehidupan nasional.

4. Hakikat Wawasan Nusantara.

Hakikat Wawasan Nusantara adalah:

Keutuhan Nusantara atau Nasional, dalam pengertian : Cara pandang yang utuh
menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi kepentingan nasional. Ini berarti, setiap warga
bangsa dan aparat negara, harus berfikir, bersikap dan bertindak secara utuh menyeluruh dalam
lingkup dan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia.

5. Asas Wawasan Nusantara.

Asas Wawasan Nusantara adalah ketentuan ketentuan atau kaidah-kaidah dasar yang
harus dipatuhi, ditaati, dipelihara dan diciptakan agar terwujud demi tetap taat dan setianya
komponen atau unsur pembentuk bangsa (suku, bangsa, golongan dll) terhadap kesepakatan atau
komitmen bersama.

Jika asas Wawasan Nusantara diabaikan maka berarti cerai berainya bangsa dan negara
Indonesia. Asas Wawasan Nusantara terdiri dari :

Kepentingan yang sama.

Keadilan.

Kejujuran.

Solidaritas.

Kerjasama.

Kesetiaan.

6. Arah Pandang Wawasan Nusantara.

Arah pandang wawasan nusantara meliputi :

Arah Pandang Ke Dalam. Bertujuan menjamin perwujudan persatuan kesatuan segenap aspek
kehidupan nasional baik aspek alamiah dan aspek sosial.

Arah pandang ke dalam mengandung arti, bangsa Indonesia harus peka dan berusaha
untuk mencegah dan mengatasi sedini mungkin faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi
bangsa dan harus mengupayakan tetap terbina dan terpeliharanya persatuan dan kesatuan dalam
kebinekaan.

Arah Pandang Ke Luar.Bertujuan menjamin kepentingan nasional dalam pergaulan dunia


yang serba berubah dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial serta mengembangkan suatu kerjasama dan saling
menghormati.

Arah pandang keluar mengandung arti, bangsa Indonesia dalam semua aspek kehidupan
internasional harus berusaha untuk mengamankan kepentingan nasional dalam semua aspek
kehidupan baik politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan demi tercapainya
tujuan nasional.

7. Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara.

Kedudukan Wawasan Nusantara.

* Landasan Visional, sebagai ajaran yang diyakini kebenarannya, agar tidak terjadi
penyimpangan dalam pencapaian tujuan nasional.

* Wawasan Nusantara dalam Paradigma Nasional dapat dilihat dari stratifikasinya :

Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar negara berkedudukan sebagai
Landasan Idiil.

UUD 1945 sebagai konstitusi negara berkedudukan sebagai Landasan Konstitusional.

Wawasan Nusantara sebagai visi nasional berkedudukan sebagai Landasan Visional.

Ketahanan Nasional sebagai konsepsi nasional berkedudukan sebagai Landasan


Konsepsional.

GBHN Sebagai Politik Strategi Nasional (Kebijakan Dasar Nasional) berkedudukan


sebagai Landasan Operasional.

Fungsi Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara berfungsi sebagai :

Pedoman, motivasi, dorongan dan rambu-rambu dalam menentukan kebijaksanaan,


keputusan, tindakan dan perbuatan baik bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah
maupun bagi seluruh masyarakat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

Tujuan Wawasan Nusantara.


Wawasan Nusantara bertujuan, mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala bidang
kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada
kepentingan orang perorang ataupun golongan.

SASARAN IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA DALAM KEHIDUPAN


NASIONAL

Sasaran implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan nasional adalah menjadi


pola yang mendasari cara berfikir, bersikap dan bertindak dalam rangka menghadapi, menyikapi,
menangani berbagai permasalahan menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara yang berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan
menyeluruh dalam bidang :

* Politik, menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis.

* Ekonomi, menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan


peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata.

* Sos-Bud, menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui dan menerima serta
menghormati : segala bentuk perbedaan (kebhinekaan) sebagai kenyataan yang hidup
disekitarnya dan sekaligus sebagai karunia Tuhan.

* Han-Kam, menumbuhkembangkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa yang lebih lanjut
akan membentuk sikap bela negara pada setiap warga negara Indonesia.

Pemasyarakatan (sosialisasi) dari Wawasan Nusantara dibagi menjadi dalam :

1. Menurut sifat atau cara penyampaiannya, dapat dilaksanakan sebagai berikut:

a. Langsung, yang terdiri dari Ceramah, Diskusi atau Dialog, Tatap Muka.

b. Tidak Langsung, yang terdiri dari Media Elektronik, Media cetak.

2. Menurut metode penyampaiannya berupa :

a. Ketauladanan

Melalui metode penularan ketauladanan dalam sikap perilaku sehari-hari kepada


lingkungannya terutama dengan memberikan contoh-contoh berfikir, bersikap dan bertindak
mementingkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan atau golongan
sehingga menimbulkan semangat kebangsaan yang selalu cinta tanah air
b. Edukasi

Melalui metode pendekatan

Formal, pendidikan umum atau pembentukan, dimulai dari tingkat TK (Taman Kanak-
kanak) sampai Perguruan Tinggi, pendidikan karir disemua strata dan bidang profesi dan
penataran atau kursus-kursus, dsb.

Informal, dapat dilaksanakan di lingkungan rumah atau keluarga, di lingkungan


pemukiman, di lingkungan pekerjaan dan dalam lingkungan organisasi kemasyarakatan.

Komunikasi. Melalui metode komunikasi tujuan yang ingin dicapai dari


pemasyarakatan (sosialisasi) dari Wawasan Nusantara adalah : tercapainya hubungan komunikasi
(timbal balik) secara baik akan mampu menciptakan iklim/suasana yang saling menghargai,
menghormati, mawas diri dan tenggang rasa sehingga terjadi kesatuan bahasa dan tujuan tentang
Wawasan Nusantara.

Integrasi. Melalui metode integrasi tujuan yang ingin dicapai dari pemasyarakatan
(sosialisasi) Wawasan Nusantara adalah : terjalinnya persatuan dan kesatuan. Pengertian serta
pemahaman tentang Wawasan Nusantara yang mampu memantapkan untuk membatasi sumber
konflik di dalam tubuh bangsa Indonesia pada saat ini maupun di masa yang akan datang,
kesadaran mengutamakan kepentingan nasional dan cita-cita serta tujuan nasional yang didasari
Wawasan Nusantara.

TANTANGAN IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA

Dewasa ini kita menyaksikan bahwa kehidupan manusia baik secara individu dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara semuanya sedang mengalami siatu proses perubahan
dan kita juga menyadari bahwa faktor yang mendorong terjadinya proses perubahan tersebut
adalah nilai-nilai kehidupan baru yang dibawakan oleh negara-negara maju dengan kekuatan
penetrasi globalnya.

Tetapi jika kita menengok sejarah kehidupan manusia dan alam semesta itu sendiri perubahan
dalam kehidupan itu adalah suatu hal yang wajar, yang alamiah. Tidak ada kehidupan dunia itu
yang abadi atau kekal kecuali berkaitan dengan Wawasan Nusantara yang sarat dengan nilai-nilai
budaya bangsa dan dibentuk dalam proses panjang sejarah perjuangan bangsa.

Akankah wawasan bangsa Indonesia tentang persatuan kesatuan itu larut atau hanyut
tanpa bekas atau akan tetap kokoh dan mampu bertahan dalam terpaan dan gempuran nilai global
yang menantang Wawasan Persatuan Bangsa Indonesia antara lain pemberdayaan rakyat yang
optimal, dunia tanpa batas, serta era baru kapitalisme dan kesadaran warga negara.

1. Pemberdayaan Masyarakat.

a. JOHN NAISBIT. Dalam bukunya Global Paradox menulis To be a global powers, the
company must give more role to the smallest part. Pada intinya global paradox memberikan
pesan bahwa negara harus dapat memberikan peranan sebesar-besarnya kepada rakyatnya.
Dikaitkan dengan pemberdayaan masyarakat untuk mencapai tujuan nasional hanya dapat
dilaksanakan oleh negara-negara yang sudah maju dengan Buttom Up Planning, sedang untuk
negara-negara berkembang seperti Negara Kesatuan Republik Indonesia masih melaksanakan
program Top Down Planning, mengingat keterbatasan sumber daya alam, sehingga diperlukan
landasan operasional berupa GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara).

b. Kondisi Nasional. Pembangunan Nasional secara menyeluruh belum merata, sehingga masih
ada beberapa daerah ketertinggalan pembangunan yang mengakibatkan keterbelakangan dalam
aspek kehidupannya. Kondisi tersebut menimbulkan kemiskinan dan kesenjangan sosial di
masyarakat, apabila kondisi ini berlarut-larut masyarakat di beberapa daerah tertinggal akan
berubah pola pikir, pola sikap dan pola tindak, mengingat masyarakat sudah tidak berdaya dalam
aspek kehidupannya. Hal ini merupakan ancaman bagi tetap tegak dan utuhnya NKRI. Dikaitkan
dengan pemberdayaan masyarakat maka diperlukan prioritas utama pembangunan daerah
tertinggal, agar masyarakat dapat berperan dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan diseluruh
aspek kehidupan, yang di dalam pelaksanaannya diatur dengan Undang-Undang Republik
Indonesia No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.

Dari uraian tersebut diatas tentang pesan Global Paradox dan Kondisi Nasional dikaitkan dengan
pemberdayaan masyarakat dapat merupakan tantangan Wawasan Nusantara, sehingga
pemberdayaan untuk kepentingan rakyat banyak perlu mendapat prioritas utama mengingat
Wawasan Nusantara memiliki makna persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan untuk lebih
mempererat kesatuan bangsa.

2. Dunia Tanpa Batas.

a. Perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Perkembangan global saat ini
sangat maju dengan pesat, didukung dengan perkembangan IPTEK yang sangat modern
khususnya di bidang teknologi informasi, komunikasi dan transportasi seakan akan dunia sudah
menyatu menjadi kampung sedunia, dunia menjadi transparan tanpa mengenal batas negara,
sehingga dunia menjadi tanpa batas. Kondisi yang demikian membawa dampak kehidupan
seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang dapat mempengaruhi
pola pikir, pola sikap dan pola tindak seluruh masyarakat Indonesia di dalam aspek
kehidupannya.Keterbatasan kualitas SDM Indonesia dibidang IPTEK merupakan tantangan
serius menghadapi gempuran global, mengingat penguasaan IPTEK merupakan nilai tambah
untuk berdaya saing di percaturan global.

b. KENICHI OMAHE. Dengan dua bukunya yang terkenal dengan Borderless World dan The
End Of The Nation State, mengatakan bahwa, dalam perkembangan masyarakat global, batas-
batas wilayah negara dalam arti geografi dan politik masih relatif tetap, namun kehidupan suatu
negara tidak mungkin dapat membatasi kekuatan global yang berupa informasi, investasi,
industri dan konsumen yang makin individual. Kenichi Omahe juga memberikan pesan bahwa
untuk dapat menghadapi kekuatan global suatu negara harus mengurangi peranan pemerintahan
pusat dan lebih memberikan peranan kepada pemerintah daerah dan masyarakat.Hal ini kiranya
dapat dimengerti bahwa, dengan memberikan peranan yang lebih besar kepada pemerintah
daerah, berarti memberikan kesempatan berpartisipasi yang lebih luas kepada seluruh
masyarakat. Apabila masyarakat yang dilibatkan dalam upaya pembangunan, maka hasilnya akan
lebih meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa dalam percaturan global.

Dari uraian tersebut diatas, tentang perkembangan IPTEK dan perkembangan masyarakat global
dikaitkan dengan Dunia Tanpa Batasdapat merupakan tantangan Wawasan Nusantara, mengingat
perkembangan tersebut akan dapat mempengaruhi masyarakat Indonesia dalam pola pikir, pola
sikap dan pola tindak didalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3. Era Baru Kapitalisme.

a. SLOAN AND ZUREKER. Dalam bukunya Dictionary Of Economics, menyebutkan


tentang kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan atas hak milik swasta atas
macam-macam barang dan kebebasan individu untuk mengadakan perjanjian dengan pihak lain
dan untuk berkecimpung dalam aktivitas-aktivitas ekonomi yang dipilihnya sendiri berdasarkan
kepentingan sendiri serta untuk mencapai laba guna diri sendiri. Di era baru kapitalisme bahwa
sistem ekonomi untuk mendapatkan keuntungan dengan melakukan aktivitas-aktivitas secara
luasdan mencakup semua aspek kehidupan masyarakat, sehingga di dalam sistem ekonomi
diperlukan strategi baru yaitu adanya keseimbangan.

b. LESTER THUROW. Didalam bukunya The Future Of Capitalism, ditegaskan antara lain
bahwa untuk dapat bertahan dalam era baru kapitalisme harus membuat strategi baru yaitu
keseimbangan (balance) antara paham individu dan paham sosialis. Dikaitkan dengan era baru
kapitalisme tidak terlepas dari globalisasi, maka negara-negara kapitalis yaitu negara-negara
maju dalam rangka mempertahankan eksistensinya dibidang ekonomi menekan negara-negara
berkembang dengan menggunakan isu global yang mencakup demikratisasi, HAM (Hak Asasi
Manusia) dan lingkungan hidup. Strategi baru yang ditegaskan oleh Lester Thurow pada
dasarnya telah tertuang dalam falsafah bangsa Indonesia yaitu Pancasila yang mengamanatkan
keharmonisan kehidupan yang serasi,selaras dan seimbang antara individu, masyarakat, bangsa,
manusia dan dalam semesta serta penciptanya.

Dari uraian di atas, tentang definisi kapitalisme yang semula untuk keuntungan diri sendiri dan
kemudian berkembang strategi baru guna mempertahankan paham kapitalisme di era globalisasi,
menekan negara-negara berkembang termasuk Indonesia dengan isu global.Hal ini sangat perlu
diwaspadai karena merupakan tantangan bagi Wawasan Nusantara.

4. Kesadaran Warga Negara.

a. Pandangan Bangsa Indonesia Tentang Hak dan Kewajiban. Bangsa Indonesia melihat
bahwa hak tidak terlepas dari kewajiban, maka manusia Indonesia baik sebagai warga negara
maupun sebagai warga masyarakat, mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Hak
dan kewajiban dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan, karena merupakan satu kesatuan
tiap hak mengandung kewajianban dan demikian sebaliknya, kedua-duanya merupakan dua sisi
dari mata uang yang sama. Negara kepulauan Indonesia di dasarkan atas paham negara kesatuan,
menempatkan kewajian di muka sehingga kepentingan umum atau masyarakat, bangsa dan
negara harus didahulukan dari kepentingan pribadi dan golongan.
b. Kesadaran Bela Negara. Pada waktu merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
menunjukkan kesadaran bela negara yang optimal, dimana seluruh rakyat bersatu padu berjuang
tanpa mengenal perbedaan, tanpa pamrih dan tidak mengenal menyerah yang ditunjukkan dalam
jiwa heroisme dan patriotisme karena senasib sepenanggungan dan setia kawan melalui
perjuangan fisik mengusir penjajah untuk merdeka. Di dalam mengisi kemerdekaan perjuangan
yang dihadapi adalah perjuangan non fisik yang mencakup seluruh aspek kehidupan, khusunya
untuk memerangi keterbelakangan, kemiskinan, kesenjangan sosial, memberantas korupsi, kolusi
dan nepotisme, mengusai IPTEK, meningkatkan kualitas SDM guna memiliki daya saing
/kompetitif, transparan dan memelihara serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Didalam
perjuangan non fisik secara nyata kesadaran bela negara mengalami penurunan yang sangat
tajam bila dibandingkan dengan perjuangan fisik, hal ini dapat ditinjau dari kurangnya rasa
persatuan dan kesatuan bangsa dan adanya beberapa daerah yang ingin memisahkan diri dari
NKRI, sehingga mengarah ke disintegrasi bangsa.

Dari uraian tersebut, perihal pandangan bangsa Indonesia tentang hak dan kewajiban serta
kesadaran bela negara, apabila dikaitkan dengan kesadaran warga negara secara utuh mengalami
penurunan kesadaran didalam persatuan dan kesatuan, mengingat anak-anak bangsa belum
sepenuhnya sadar sebagai warga negara yang harus selalu mengutamakan kepentingan nasional
diatas kepentingan pribadi dan atau golongan. Kondisi yang demikian dapat merupakan
tantangan bagi Wawasan Nusantara.

PROSPEK IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA

Berdasarkan beberapa teori mengemukakan rumusan atau pandangan global sebagai berikut :

1. Global Paradox. Memberikan pesam bahwa negara harus mampu memberikan peranan
sebesar-besarnya kepada rakyatnya.

2. Borderless World dan The End Of Nation State. Mengatakan bahwa batas wilayah geografi
negara relatif tetap, tetapi kekuatan ekonomi dan budaya global akan menembus batas tersebut.
Selanjutnya pemerintah daerah perlu diberi peranan yang lebih berarti.

3. Lester Thurow dalam bukunya The future Of Capitalism. Memberikan gambaran bahwa
strategi baru kapitalisme adalah mengupayakan keseimbangan antara kepentingan individu atau
kelompok dengan masyarakat banyak serta antara negara maju dengan negara berkembang.

4. Hezel Handerson dalam bukunya Building Win Win World. Mengatakan bahwa perlu ada
perubahan nuansa perang ekonomi menjadi masyarakat dunia yang lebih bekerjasama,
memanfaatkan teknologi yang bersih lingkungan serta pemerintahan yang demokratis.

5. Ian Marison dalam bukunya The Second Curve.Dijelaskan bahwa dalam era baru timbul
adanya peranan yang lebih besar dari pasar, peranan konsumen dan teknologi baru yang
mengantar terwujudnya masyarakat itu.
Dari pesan-pesan yang disampaikan dalam nilai yang berkekuatan global tersebut di atas ternyata
tidak ada satupun yang menyatakan tentang perlu adanya persatuan bangsa, sehingga akan
berdampak konflik antar bangsa karena kepentingan nasionalnya tidak terpenuhi. Dengan
demikian dapat diambil kesimpulan bahwa Wawasan Nusantara sebagai cara pandang bangsa
Indonesia dan sebagai Visi nasional yang mengutakan persatuan dan kesatuan bangsa masih tetap
valid baik saat sekarang maupun di masa yang akan datang, sehingga prospek Wawasan
Nusantara dalam era mendatang masih tetap relevan dengan norma-norma global. Dalam
menghadapi gempuran global perlu lebih diketengahkan fakta kebhinekaan dalam setiap
rumusan yang memuat kata persatuan dan kesatuan sehingga dalam implementasinya perlu lebih
diberdayakan peranan daerah dan rakyat kecil. Hal tersebut dapat diwujudkan apabila dipenuhi
adanya faktor-faktor dominan yaitu: keteladanan kepemimpinan nasional, pendidikan yang
berkualitas dan bermoral kebangsaan, media massa yang mampu memberikan informasi dan
kesan yang positif, serta keadilan dalam penegakkan hukum dalam arti pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan berwibawa dalam wadah NKRI.

KEBERHASILAN IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA

Wawasan Nusantara agar menjadi pola yang mendasai cara berfikir, bersikap dan
bertindak dalam rangka menghadapi, menyikapi dan menangani permasalahan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berorientasi kepada kepentingan rakyat dan
keutuhan wilayahtanah air yang mencakup implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan
politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamananserta tantangan-tantangan terhadap

Wawasan Nusantara diperlukan kesadaran setiap warga negara Indonesia untuk:

1. Mengerti, memahami dan menghayati tentang hak dan kewajiban warga negara sehingga sadar
sebagai bangsa Indonesia yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan
Nusantara.

2. Mengeri, memahami dan menghayati tentang bangsa yang telah menegara bahwa di dalam
menyelenggarakan kehidupan memerlukan Konsepsi Wawasan Nusantara yaitu Wawasan
Nusantara sehingga sadar sebagai warga negara yang memiliki cara pandang/wawasan nusantara
guna mencapai cita-cita dan tujuan nasional. Untuk mengetuk hati nurani setiap warga negara
Indonesia agar sadar bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diperlukan pendekatan /sosialisasi/
pemasyarakatan dengan program yang teratur, terjadwal dan terarah, sehingga akan terwujud
keberhasilan dari implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan nasional guna
mewujudkan Ketahanan Nasional.

http://zafiqhizaf.wordpress.com/2013/06/03/implementasi-wawasan-nusantara-dalam-kehidupan-
nasional/
Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Nasional

Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
Sedangkan pengertian yang digunakan sebagai acuan pokok ajaran dasar Wawasan Nusantara
sebagai geopolitik Indonesia adalah:

cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba
beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dengan
tetap menghargai dan menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk
mencapai tujuan nasional.

Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Nasional


Penerapan Wawasan Nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang
senantiasa mendahulukan kepentingan negara.

a. Implementasi dalam kehidupan politik, adalah menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang
sehat dan dinamis, mewujudkan pemerintahan yang kuat, aspiratif, dipercaya.

b. Implementasi dalam kehidupan Ekonomi, adalah menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar
menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan
adil.

c. Implementasi dalam kehidupan Sosial Budaya, adalah menciptakan sikap batiniah dan lahiriah
yang mengakui, menerima dan menghormati segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan yang
hidup disekitarnya dan merupakan karunia sang pencipta.

d. Implementasi dalam kehidupan Pertahanan Keamanan, adalah menumbuhkan kesadaran cinta


tanah air dan membentuk sikap bela negara pada setiap WNI.

Tantangan Implementasi Wasantara

1. Pemberdayaan Masyarakat

John Naisbit dalam bukunya Global Paradox menyatakan negara harus dapat memberikan
peranan sebesar-besarnya kepada rakyatnya. Pemberdayaan masyarakat dalam arti memberikan
peranan dalam bentuk aktivitas dan partisipasi masyarakat untuk mencapai tujuan nasional hanya
dapat dilaksanakan oleh negara-negara maju dengan Buttom Up Planning, sedang untuk negara
berkembang dengan Top Down Planning karena adanya keterbatasan kualitas sumber daya
manusia, sehingga diperlukan landasan operasional berupa GBHN. Kondisi nasional
(Pembangunan) yang tidak merata mengakibatkan keterbelakangan dan ini merupakan ancaman
bagi integritas.Pemberdayaan masyarakat diperlukan terutama untuk daerah-daerah tertinggal.

2. Dunia Tanpa Batas

a. Perkembangan IPTEK Mempengaruhi pola, pola sikap dan pola tindak masyarakat dalam aspek
kehidupan. Kualitas sumber daya Manusia merupakan tantangan serius dalam menghadapi
tantangan global.

b. Kenichi Omahe dalam bukunya Borderless Word dan The End of Nation State menyatakan :
dalam perkembangan masyarakat global, batas-batas wilayah negara dalam arti geografi dan
politik relatif masih tetap, namun kehidupan dalam satu negara tidak mungkin dapat membatasi
kekuatan global yang berupa informasi, investasi, industri dan konsumen yang makin individual.
Untuk dapat menghadapi kekuatan global suatu negara harus mengurangi peranan pemerintah
pusat dan lebih memberikan peranan kepada pemerintah daerah dan masyarakat.
Perkembangan Iptek dan perkembangan masyarakat global dikaitkan dengan dunia tanpa batas
dapat merupakan tantangan Wawasan Nusantara, mengingat perkembangan tsb akan dapat
mempengaruhi masyarakat Indonesia dalam pola pikir, pola sikap dan pola tindak di dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3. Era Baru Kapitalisme

a. Sloan dan Zureker dalam bukunya Dictionary of Economics menyatakan Kapitalisme adalah
suatu sistim ekonomi yang didasarkan atas hak milik swasta atas macam-macam barang dan
kebebasan individu untuk mengadakan perjanjian dengan pihak lain dan untuk berkecimpung
dalam aktivitas-aktivitas ekonomi yang dipilihnya sendiri berdasarkan kepentingan sendiri serta
untuk mencapai laba guna diri sendiri.

Di era baru kapitalisme,sistem ekonomi untuk mendapatkan keuntungan dengan melakukan


aktivitas-aktivitas secara luas dan mencakup semua aspek kehidupan masyarakat sehingga
diperlukan strategi baru yaitu adanya keseimbangan.
b. Lester Thurow dalam bukunya The Future of Capitalism menyatakan : untuk dapat bertahan
dalam era baru kapitalisme harus membuat strategi baru yaitu keseimbangan (balance) antara
paham individu dan paham sosialis.

Di era baru kapitalisme, negara-negara kapitalis dalam rangka mempertahankan eksistensinya


dibidang ekonomi menekan negara-negara berkembang dengan menggunakan isu-isu global
yaitu Demokrasi, Hak Azasi Manusia, Lingkungan hidup.

4. Kesadaran Warga Negara

a. Pandangan Indonesia tentang Hak dan Kewajiban Manusia Indonesia mempunyai kedudukan,
hak dan kewajiban yang sama. Hak dan kewajiban dapat dibedakan namun tidak dapat
dipisahkan.

b. Kesadaran bela negara Dalam mengisi kemerdekaan perjuangan yang dilakukan adalah
perjuangan non fisik untuk memerangi keterbelakangan, kemiskinan, kesenjangan sosial,
memberantas KKN, menguasai Iptek, meningkatkan kualitas SDM, transparan dan memelihara
persatuan.

Dalam perjuangan non fisik, kesadaran bela negara mengalami penurunan yang tajam
dibandingkan pada perjuangan fisik.

Prospek Implementasi Wawasan Nusantara Berdasarkan beberapa teori mengemukakan


pandangan global sbb:

1. Global Paradox menyatakan negara harus mampu memberikan peranan sebesar-besarnya kepada
rakyatnya.

2. Borderless World dan The End of Nation State menyatakan batas wilayah geografi relatif tetap,
tetapi kekuatan ekonomi dan budaya global akan menembus batas tsb. Pemerintah daerah perlu
diberi peranan lebih berarti.
3. The Future of Capitalism menyatakan strategi baru kapitalisme adalah mengupayakan
keseimbangan antara kepentingan individu dengan masyarakat serta antara negara maju dengan
negara berkembang.

4. Building Win Win World (Henderson) menyatakan perlu ada perubahan nuansa perang ekonomi,
menjadikan masyarakat dunia yang lebih bekerjasama, memanfaatkan teknologi yang bersih
lingkungan serta pemerintahan yang demokratis.

5. The Second Curve (Ian Morison) menyatakan dalam era baru timbul adanya peranan yang lebih
besar dari pasar, peranan konsumen dan teknologi baru yang mengantar terwujudnya masyarakat
baru.

Dari rumusan-rumusan diatas ternyata tidak ada satupun yang menyatakan tentang perlu
adanya persatuan, sehingga akan berdampak konflik antar bangsa karena kepentingan
nasionalnya tidak terpenuhi. Dengan demikian Wawasan Nusantara sebagai cara pandang bangsa
Indonesia dan sebagai visi nasional yang mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa masih
tetap valid baik saat sekarang maupun mendatang, sehingga prospek wawasan nusantara dalam
era mendatang masih tetap relevan dengan norma-norma global.
Dalam implementasinya perlu lebih diberdayakan peranan daerah dan rakyat kecil, dan terwujud
apabila dipenuhi adanya faktor-faktor dominan : keteladanan kepemimpinan nasional,
pendidikan berkualitas dan bermoral kebangsaan, media massa yang memberikan informasi dan
kesan yang positif, keadilan penegakan hukum dalam arti pelaksanaan pemerintahan yang bersih
dan berwibawa.

Keberhasilan Implementasi Wasantara Diperlukan kesadaran WNI untuk :

1. Mengerti, memahami, menghayati tentang hak dan kewajiban warganegara serta hubungan
warganegara dengan negara, sehingga sadar sebagai bangsa Indonesia.

2. Mengerti, memahami, menghayati tentang bangsa yang telah menegara, bahwa dalam
menyelenggarakan kehidupan memerlukan konsepsi wawasan nusantara sehingga sadar sebagai
warga negara yang memiliki cara pandang.

Agar ke-2 hal dapat terwujud diperlukan sosialisasi dengan program yang teratur, terjadwal dan
terarah.
SUMBER PUSTAKA

1. http://syahidj.blogspot.com/2012/04/pengertian-wawasan-nusantara.html

http://zhainal99.blogspot.com/2013/04/implementasi-wawasan-nusantara-dalam.html

Implementasi Wawasan Nusantara Dalam Kehidupan Nasional

Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk
geografinya berdasarkan Pancasila danUUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara
mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.

1. Wawasan Nusantara sebagai Pancaran Falsafah Pancasila

Falsafah Pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang sesuai dengan
aspirasinya. Keyakinan ini dibuktikan dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak awal proses
pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai sekarang. Dengan demikian wawasan
nusantara menjadi pedoman bagi upaya mewujudkan kesatuan aspek kehidupan nasional untuk
menjamin kesatuan, persatuan dan keutuhan bangsa, serta upaya untuk mewujudkan ketertiban dan
perdamaian dunia.

2. Wawasan Nasional Suatu Bangsa

Kata wawasan berasal dari bahasa Jawa yaitu wawas (mawas) yang artinya melihat atau
memandang, jadi kata wawasan dapat diartikan cara pandang atau cara melihat.
Kehidupan negara senantiasa dipengaruhi perkembangan lingkungan strategik sehinga wawasan harus
mampu memberi inspirasi pada suatu bangsa dalam menghadapi berbagai hambatan dan tantangan
yang ditimbulkan dalam mengejar kejayaanya.

Dalam mewujudkan aspirasi dan perjuangan ada tiga faktor penentu utama yang harus diperhatikan oleh
suatu bangsa :

1. Bumi/Ruang Dimana Bangsa Itu Hidup


2. Jiwa, Tekad Dan Semangat Manusia / Rakyat

3. Lingkungan

Landasan Wawasan Nusantara

Idiil => Pancasila

Konstitusional => UUD 1945

Unsur Dasar Wawasan Nusantara

Wadah (Contour)

Isi (Content)

Tata laku (Conduct)

Hakekat Wawasan Nusantara adalah keutuhan nusantara/nasional, dalam pengertian : cara


pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi kepentingan nasional.

Berarti setiap warga bangsa dan aparatur negara harus berfikir, bersikap dan bertindak secara
utuh menyeluruh dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa termasuk produk-produk yang dihasilkan
oleh lembaga negara.

3. Wawasan Nusantara dalam Pembangunan Nasional

a. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik

Bangsa Indonesia bersama bangsa-bangsa lain ikut menciptakan ketertiban dunia dan perdamaian
abadi melalui politik luar negeri yang bebas aktif. Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan
politik akan menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut tampak
dalam wujud pemerintahan yang kuat aspiratif dan terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan
kedaulatan rakyat.

b. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi


Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan tatanan ekonomi
yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara
adil dan merata. Di samping itu, implementasi wawasan nusantara mencerminkan tanggung jawab
pengelolaa sumber daya alam yang memperhatikan kebutuhan masyarakat antar daerah secara timbal
balik serta kelestarian sumber daya alam itu sendiri.

4. Kedudukan Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat dengan
tujuan agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam rangka mencapai dan mewujudkan tujuan
nasional.

Wawasan Nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari hirarkhi paradigma nasional sbb:

Pancasila (dasar negara) =>Landasan Idiil

UUD 1945 (Konstitusi negara) =>Landasan Konstitusional

Wasantara (Visi bangsa) =>Landasan Visional

Ketahanan Nasional (KonsepsiBangsa) =>Landasan Konsepsional

GBHN (Kebijaksanaan Dasar Bangsa) =>Landasan Operasional

5. Fungsi Wawasan Nusantara

adalah pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan segala


kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan, baik bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan
daerah maupun bagi seluruh rakyat dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa.

6. Tujuan wawasan nusantara terdiri dari dua, yaitu:


Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan
Indonesia adalah "untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial".

Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah maupun sosial,
maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung tinggi kepentingan
nasional, serta kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian
dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.

7. Implementasi Wawasan Nusantara

Penerapan Wawasan Nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang
senantiasa mendahulukan kepentingan negara.

a. Implementasi dalam kehidupan politik,

b. Implementasi dalam kehidupan Ekonomi,

c. Implementasi dalam kehidupan Sosial Budaya,

d. Implementasi dalam kehidupan Pertahanan Keamanan.

Kehidupan Politik

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan wawasan nusantara, yaitu:

Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang-undang, seperti UU partai Politik,
UU Pemilihan Umum, dan UU Pemilihan Presiden.Pelaksanaan undang-undang tersebut harus sesuai
hukum dan mementingkan persatuan bangsa.Contohnya seperti dalam pemilihan presiden,
anggota DPR, dan kepala daerah harus menjalankan prinsip demokratis dan keadilan, sehingga tidak
menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia harus sesuai denga hukum yang
berlaku. Seluruh bangsa Indonesia harus mempunyai dasar hokum yang sama bagi setiap warga negara,
tanpa pengecualian. Di Indonesia terdapat banyak produk hukum yang dapat diterbitkan
oleh provinsi dan kabupaten dalam bentuk peraturan daerah (perda) yang tidak bertentangan dengan
hukum yang berlaku secara nasional.

Mengembagkan sikap hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk mempersatukan berbagai suku,
agama, dan bahasa yamg berbeda, sehingga menumbuhkan sikap toleransi.

Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga pemerintahan untuk menigkatkan
semangat kebangsaan dan kesatuan.

Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan memperkuat korps diplomatic ebagai
upaya penjagaan wilayah Indonesia terutama pulau-pulau terluar danpulau kosong.

Kehidupan ekonomi

Wilayah nusantara mempunyai potensi ekonomi yang tinggi, seperti posisi khatulistiwa, wilayah laut
yang luas,hutan tropis yang besar, hasil tambang dan minyak yang besar, serta memeliki penduduk
dalam jumlah cukup besar. Oleh karena itu, implementasi dalam kehidupan ekonomi harus berorientasi
pada sektor pemerintahan, pertanian, danperindustrian.

Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan antardaerah.Oleh sebab itu,
dengan adanya otonomi daerah dapat menciptakan upaya dalam keadilanekonomi.

Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan memberikan


fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil.

Kehidupan sosial

Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang berbeda, dari segibudaya,status
sosial maupun daerah. Contohnya dengan pemerataan pendidikan di semua daerah dan program wajib
belajar harus diprioritaskan bagi daerah tertinggal.

Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta dapat dijadikan
kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan nasional maupun daerah.Contohnya dengan
pelestarian budaya, pengembangan museum, dan cagar budaya.
Kehidupan pertahanan dan keamanan

Membagun TNI Profesional merupakan implementasi dalam kehidupan pertahanan keamanan.

Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan kesempatan kepada setiap warga
negara untuk berperan aktif, karena kegiatan tersebut merupakan kewajiban setiap warga negara,
seperti memelihara lingkungan tempat tinggal, meningkatkan kemampuan disiplin, melaporkan hal-hal
yang mengganggu keamanan kepada aparat dan belajar kemiliteran.

Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau juga menjadi ancaman bagi
daerah lain. Rasa persatuan ini dapat diciptakan dengan membangunsolidaritas dan hubungan erat
antara warga negara yang berbeda daerah dengan kekuatan keamanan.

Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan prasarana yang memadai bagi kegiatan
pengamanan wilayah Indonesia, terutama pulau dan wilayah terluar Indonesia.

8. Prospek Implementasi Wawasan Nusantara

Berdasarkan beberapa teori mengemukakan pandangan global sbb:

1. Global Paradox menyatakan negara harus mampu memberikan peranan sebesar-besarnya kepada
rakyatnya.

2. Borderless World dan The End of Nation State menyatakan batas wilayah geografi relatif tetap, tetapi
kekuatan ekonomi dan budaya global akan menembus batas tsb. Pemerintah daerah perlu diberi
peranan lebih berarti.

3. The Future of Capitalism menyatakan strategi baru kapitalisme adalah mengupayakan keseimbangan
antara kepentingan individu dengan masyarakat serta antara negara maju dengan negara berkembang.

4. Building Win Win World (Henderson) menyatakan perlu ada perubahan nuansa perang ekonomi,
menjadikan masyarakat dunia yang lebih bekerjasama, memanfaatkan teknologi yang bersih lingkungan
serta pemerintahan yang demokratis.
5. The Second Curve (Ian Morison) menyatakan dalam era baru timbul adanya peranan yang lebih besar
dari pasar, peranan konsumen dan teknologi baru yang mengantar terwujudnya masyarakat baru.

9. Keberhasilan Implementasi Wawasan nusantara

Diperlukan kesadaran WNI untuk :

Mengerti, memahami, menghayati tentang hak dan kewajiban warganegara serta hubungan
warganegara dengan negara, sehingga sadar sebagai bangsa Indonesia.
Mengerti, memahami, menghayati tentang bangsa yang telah menegara, bahwa dalam
menyelenggarakan kehidupan memerlukan konsepsi wawasan nusantara sehingga sadar sebagai warga
negara yang memiliki cara pandang. Agar ke-2 hal dapat terwujud diperlukan sosialisasi dengan program
yang teratur, terjadwal dan terarah.

Sumber:

http://nengah-widya.blogspot.com/2012/04/implementasi-wawasan-nusantara-dalam.html

http://bhakti-bhakti-indonesia.blogspot.com/2013/05/implementasi-wawasan-nusantara-
dalam.html

Anda mungkin juga menyukai