Anda di halaman 1dari 10

Prosiding SENTIA 2009 Politeknik Negeri Malang

APLIKASI REAKTOR PLASMA LUCUTAN KORONA UNTUK


MENURUNKAN KADAR LIMBAH CAIR INDUSTRI MINUMAN
RINGAN

Agung Warsito1, Abdul Syakur1, Fajar Arifin1, Tutuk D. Kusworo2, Syafrudin3


1
Jurusan Teknik Elektro, 2Jurusan Teknik Kimia, 3Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang
email : a.warsito@elektro.ft.undip.ac.id, gakusei2003@yahoo.com, thetazpithe@yahoo.com

ABSTRAK

Pencemaran lingkungan akibat polusi di tanah, air dan udara semakin bertambah kompleks. Dan tidak
sedikit akibat dari polusi ini sudah mulai dirasakan. Selama ini teknologi pengolahan polusi kurang mendapatkan
perhatian serius di Indonesia. Dengan semakin berkembangnya perindustrian di Indonesia, sudah selayaknya
pemilihan serta penggunaan teknologi yang tepat dalam mengatasi masalah polusi segera diterapkan.
Pemanfaatan teknologi yang tepat guna untuk mengatasi masalah pencemaran di lingkungan dirasakan kurang
dalam pengimplementasiaan terutama untuk mengatasi pencemaran limbah cair. Selama ini teknologi yang
digunakan adalah dengan proses kimia dan membran.
Untuk mengatasi polusi ada tiga hal yang menjadi perhatian utama, yaitu kebijakan serta manajemen
lingkungan, kesadaran lingkungan dari segenap unsur masyarakat, dan yang terakhir adalah pemanfaatan
teknologi yang tepat dalam mengatasi berbagai macam polusi. Untuk menanggulangi masalah pencemaran air
atau polusi air dapat dilakukan salah satu caranya dengan memanfaatkan teknologi plasma. Pada penelitian ini
akan dilakukan aplikasi teknologi plasma untuk menyisihkan warna dan COD (Chemical Oxygen Demand)pada
limbah cair industri minuman ringan. Pembentukan plasma dilakukan dengan reaktor plasma lucutan korona
(Corona Discharge) tegangan tinggi impuls dan menggunakan oksigen murni (O2) sebagai bahan yang
terionisasi untuk memproduksi gas ozon. Reaktor plasma lucutan korona ini dapat dibangun dengan konfigurasi
geometri elektroda jarum-bidang yang dikenakan pada sumber tegangan tinggi impuls, serta memberikan celah
gas untuk aliran gas oksigen dan air limbah cair.
Hasil pengujian menunjukkan pengolahan limbah cair industri minuman ringan menggunakan teknologi
plasma lucutan korona sangat efektif. Perubahan tegangan dan jumlah sirkulasi mempengaruhi prosentase
penurunan kadar COD dan warna sampel limbah cair industri minuman ringan. Prosentase penurunan terbesar
kadar COD dan warna sampel limbah cair industri minuman ringan diperoleh pada tegangan 18 kilo Volt setelah
sirkulasi keenam. Nilainya secara berturut turut adalah 98,72 % dan 99,05 %.

Kata kunci : plasma, lucutan korona, Ozon, limbah cair industri minuman ringan

I. PENDAHULUAN kombinasi antara pemakaian klor serta sistem


kondensasi, sedimentasi dan filtrasi.
1.1 Latar Belakang Sedangkan untuk pengolahan limbah
Teknologi pengolahan polusi kurang organik yang dapat membahayakan keselamatan
mendapatkan perhatian serius di Indonesia. Dengan makhluk hidup, meskipun dalam kandungan
semakin berkembangnya perindustrian di Indonesia, konsentrasi yang sangat kecil (ppm/ppb) seperti,
sudah selayaknya pemilihan serta penggunaan senyawa dioksin, furan, dan atrazin banyak
teknologi yang tepat dalam mengatasi masalah mempergunakan teknik mikrobiologi, karbon aktif
polusi segera diterapkan. atau membran filtrasi. Sistem pengolahan limbah
Dalam proses produksi sebuah industri pada cair yang ada sekarang ini tidaklah cukup digunakan
umumnya digunakan berbagai bahan material dari untuk mengurangi pencemaran air di lingkungan.
berbagai jenis dan bentuk. Pencemaran air di bidang Apabila hal ini dibiarkan, tanpa disadari, air minum
industri, pertanian, perkotaan dan rumah tangga yang dipergunakan akan banyak mengandung
selain mengandung logam berat (Cd, Cu, Hg, Zn, senyawa organik, yang selain dapat membahayakan
dll), juga mengandung berbagai macam senyawa kesehatan manusia juga dapat merusak ekosistem
organik, seperti dioksin, phenol, benzene, PCB, dan makhluk hidup lainnya.
DDT. Untuk menanggulangi masalah pencemaran
Telah banyak usaha yang dilakukan untuk air atau polusi air dapat dilakukan salah satu caranya
mengurangi pencemaran air, diantaranya pada dengan memanfaatkan teknologi plasma. Pada
sistem pengolahan limbah cair industri yang ada penelitian ini akan dilakukan aplikasi teknologi
sekarang pada umumnya mempergunakan cara

G-1
Prosiding SENTIA 2009 Politeknik Negeri Malang

plasma untuk menyisihkan warna dan COD


(Chemical Oxygen Demand) pada limbah cair
industri minuman ringan. Pembentukan plasma
dilakukan dengan reaktor plasma lucutan korona
(Corona Discharge) tegangan tinggi impuls dan
menggunakan oksigen murni (O2) sebagai bahan
yang terionisasi untuk memproduksi gas ozon. Gambar 2.2. Ilustrasi dari (a) Plasma lucutan korona
Reaktor plasma lucutan korona ini dapat dibangun (b) Lucutan arc
dengan konfigurasi geometri elektroda jarum-bidang
yang dikenakan pada sumber tegangan tinggi Pembentukan lucutan korona dipengaruhi
impuls, serta memberikan celah gas untuk aliran gas oleh kondisi lingkungan seperti tekanan udara,
oksigen dan air limbah cair. temperatur, dan kelembaban. Pelucutan korona
biasanya dilakukan pada tekanan atmosfer.
II. DASAR TEORI Sedangkan efek yang ditimbulkan oleh korona
2.1 Plasma seperti cahaya tampak, suara bising, arus listrik,
Konsep tentang plasma pertama kali interferensi gelombang radio, dan reaksi kimia,
dikemukakan oleh Langmunir dan Tonks pada tahun dapat diobservasi.
1928. Mereka mendefinisikan plasma sebagai gas Bidang (plane) (+)
yang terionisasi dalam lucutan listrik. Plasma dapat
Tegangan, V
juga didefinisikan sebagai percampuran antara Garis alir ion
elektron, radikal, ion positif dan ion negatif. dan medan Jarak, d
Percampuran antara ion-ion yang bermuatan positif
dengan elektron yang bermuatan negatif memiliki Daerah Daerah aliran
ionisasi muatan
sifat-sifat yang sangat berbeda dengan gas pada
umumnya dan materi pada fase ini disebut fase Titik
plasma. Maka secara sederhana, plasma (point) (-)
(a)
didefinisikan sebagai gas terionisasi dan dikenal
sebagai fase materi keempat setelah fase padat, cair, Bidang (plane) (-)
dan gas.
Tegangan, V
Garis alir ion Jarak, d
dan medan

Daerah Daerah aliran


ionisasi muatan

Titik
(point) (+)
(b)

Gambar 2.3. Ilustrasi daerah antara dua elektroda


Gambar 2.1. Ilustrasi Fase Materi Keempat Setelah pada lucutan korona titik bidang: (a) polaritas
Padat, Cair dan Gas negatif pada elektroda titik (b) polaritas positif pada
elektroda titik
Pelucutan korona ditandai dengan Suatu korona akan bersifat positif atau
fenomena-fenomena kelistrikan secara bersama yang negatif bergantung kepada pemberian polaritas
terjadi dalam medium gas di bawah pengaruh medan tegangan elektroda aktif. Korona positif terjadi
listrik yang tidak homogen akibat dari konfigurasi ketika elektroda aktif (elektroda dimana proses
geometri elektroda. Dan kuat medan listrik tersebut ionisasi terjadi) dihubungkan dengan terminal positif
cukup tinggi sehingga mampu mengionisasi partikel- sumber tegangan. Sedangkan korona negatif terjadi
partikel gas. ketika elektroda aktif dihubungkan dengan terminal
Lucutan korona bisa terjadi dalam medan negatif sumber tegangan.
listrik tak seragam yang intensitas medannya cukup Pada gambar 2.3 ditunjukkkan daerah dalam lucutan
besar tetapi belum mampu mengakibatkan terjadinya pijar korona antara dua elektroda dengan konfigurasi
keadaan arc (arc discharge) pada gas. Pijaran geometri hyperboloid-bidang yang merupakan
korona bisa terjadi pada ujung elektroda aktif. pendekatan terhadap geometri titik-bidang.
Lucutan pijar korona dapat terjadi diawali oleh Penerapan lucutan korona di bidang
lucutan Townsend kemudian diikuti oleh lucutan komersial dan industri adalah :
pijar (glow discharge) dan berakhir dengan lucutan a. Pembuatan ozon, sterilisasi air kolam,
arc. menghilangkan berbagai organik teruap yang

G-2
Prosiding SENTIA 2009 Politeknik Negeri Malang

tak diinginkan, seperti pestisida kimia, pelarut


atau bahan kimia dari atmosfer. 2.2.2 Reaktor Plasma Pengolah Limbah
b. Pengion udara yang baik buat kesehatan. Reaktor plasma pengolah limbah
c. Fotografi Kirlian menggunakan foton yang merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk
dihasilkan oleh lucutan untuk mengekspos film mengolah limbah cair yaitu dengan menurunkan
fotografik. kadar warna dan COD dari limbah cair tersebut.
d. Laser nitrogen. Untuk menghasilkan plasma digunakan tegangan
e. Ionisasinya cuplikan gas untuk analisa tinggi impuls yang dikenakan pada elektroda jarum
subsekuen dalam sebuah spektrometer massa bidang.
maupun spektrometer mobilitas ion. Diagram bloknya dapat dilihat pada gambar
f. Korona bisa digunakan untuk menghasilkan 2.4 berikut :
permukaan bermutan, yang merupakan sebuah PEMBANGKIT
TEGANGAN

efek yang digunakan dalam pengopian TINGGI PULSA

HV
elektrostatik (membuat fotokopi).
g. Korona juga dapat digunakan untuk O2 GAS OKSIGEN
REAKTOR PLASMA
O3

menghilangkan materi kepartikelan dari aliran LUCUTAN KORONA

udara dengan terlebih dahulu mengisi udara


dengan muatan listrik, lalu melewatkan aliran
udara bermuatan melalui sisir polaritas bolak-
LIMBAH SEBELUM LIMBAH SETELAH

balik, untuk mengendapkan partikel-partikel PROSES


SIRKULASI
PROSES

bermuatan ke lempengan dengan muatan yang


berlawanan. Gambar 2.4. Reaktor plasma lucutan korona
pengolah limbah cair
2.2 Plasma Pengolah Limbah Cair
2.2.1 Plasma Untuk Pengolahan Air Dari gambar 2.4 dapat dilihat bahwa untuk
A wa l n ya a pl i ka si pl a sm a l e bi h menghasilkan plasma dibutuhkan pembangkit
ba n ya k di l a kuka n un t uk pen gen da l i a n tegangan tinggi impuls. Tegangan tinggi impuls
polusi udara. Diantaranya adalah, reduksi tersebut dikenakan pada elektroda jarum-bidang.
gas asam (SOx, NOx , d1l), komponen Jarum terbuat dari kawat tembaga yang dipasang
organik toksik yang mudah menguap (VOCs), sebagai elektroda positif dan bidang dari lempengan
serta mikroor ganisme berbahaya . berlapis tembaga sebagai elektroda negatif.
Pemanfaatan non-thermal plasma Gas oksigen yang dipergunakan untuk
dalam air untuk mengatasi pencemaran air, menghasilkan ozon yang juga digunakan untuk
per tama ka li di perkena lkan ol eh Cl em ent s mempercepat pengolahan limbah cair. Gas oksigen
et .al (1987). Dalam l apor ann ya yang digunakan adalah oksigen murni yang
diperkenalkan pembuatan ozon untuk memiliki kandungan 100% oksigen, dengan gas
pengolahan air dengan mengkombinasikan tersebut akan dihasilkan ozon yang lebih banyak.
pulsed streamer corona discharge dengan Untuk mengalirkan gas oksigen ke dalam reaktor
penambahan gas oksigen di dalam air. Ozon yang digunakan flowmeter yang dapat diatur debitnya.
dihasilkan dapat menghilangkan zat warna
yang terkandung dalam air . Keun t un ga n 2.3 Ozon (O3)
ya n g da pa t di per ol eh da r i pen ggun aa n Ozon adalah molekul triatomik. Secara
t ekn ol ogi pl a sm a dalam air ini adalah : alamiah ozon terdapat di dalam lapisan stratosfer
1. Dapat beroperasi pada tekanan dan temperatur dan sebagian kecil dalam troposfer. Ozon terletak di
ambien. stratosfer yaitu pada ketinggian antara 15 sampai 30
2. Mampu mengolah dengan lebih efektif km dari permukaan air laut yang biasa dikenal
dan ekonomis hingga konsentrasi sangat dengan lapisan ozon. Ozon dihasilkan dari reaksi
rendah. kimia. Ozon merupakan bahan beracun apabila
3. Spesies reaktif dapat dihasilkan secara dihirup dalam volume yang banyak. Ozon
langsung di tempat tersebut, sehingga mempunyai bau menyengat. Ozon juga terbentuk
menghilangkan kebutuhan akan katalis kimia pada kadar rendah dalam udara akibat arus eletrik
dari luar. seperti kilat, dan oleh tenaga tinggi seperti radiasi
4. Operasional sederhana dan pemeliharaannya eletromagnetik. Ozon pada muka bumi terbentuk
mudah. oleh cahaya lampu ungu yang menguraikan molekul
5. Ukuran reaktor dapat bervariasi. O2 membentuk ion-ion oksigen (O*). Unsur oksigen
Dari keunt ungan t er sebut, pla sm a ini bergabung dengan molekul yang tidak terurai dan
dikata kan seba gai gen erasi t ekn ol ogi ma sa membentuk ozon (O3).
depan untuk pengolahan air limbah, karena Ozon dapat terbentuk melalui dua proses
sifatnya yang ramah lingkungan dan lebih efektif yang berbeda, yaitu melalui proses tumbukan dan
dibanding oksidan dan disinfektan konvensional. melalui proses penyerapan cahaya.

G-3
Prosiding SENTIA 2009 Politeknik Negeri Malang

a. Pembentukan Ozon Melalui Proses Tabel 2.1 Struktur alotropik ozon


Tumbukan No Keterangan
Ozon dapat dibuat dengan melewatkan gas 1 Nama Sistematik Trioxygen
oksigen (O2) pada daerah yang dikenai tegangan 2 Formula Molekul O3
tinggi. Molekul oksigen (O2) yang dikenai tegangan 3 Penampakan gas berwarna kebiru-biruan
tinggi ini akan mengalami ionisasi yaitu proses 4 Kepadatan 2.144 gL1 (0 C),
terlepasnya suatu atom atau molekul dari ikatannya 5 Bentuk zat gas
menjadi ion-ion oksigen (O*). Jenis-jenis dari ion 6 Daya larut dalam air 0.105 g100mL1 (0 C)
oksigen (O*) adalah O+, O2+, O-, O2- dan O3-. 7 Titik beku 80.7 K, 192.5 C
Kombinasi dari kesemuanya dapat menghasilkan 8 Titik didih 161.3 K, 111.9 C
ozon. Standar entalpi
9 (fH)solid +142.3 kJmol1
Pembentukan ozon dalam proses ini diawali
10 Standar entropi (S)solid 237.7 JK1.mol1
dengan pembentukan oksigen radikal bebas dengan
reaksi sebagai berikut :
a. Disosiasi c. Kegunaan Ozon
e + O2 2 O + e (2.1) Pemanfaatan ozon untuk pengolahan
b. Pengikatan Disosiatif limbah menghasilkan senyawa yang diterima oleh
e- + O2 O + O- (2.2) lingkungan. Penggunaan ozon sebagai desinfektan
c. Ionisasi Disosiatif lebih efektif daripada penggunaan klor karena
e + O2 O + O + 2e (2.3) ketidakaktifan resistan bakteri dan virus. Selain dari
Kemudian radikal oksigen akan bereaksi dengan pada itu, ozon masih mempunyai kegunaan yang
oksigen menghasilkan ozon. sangat banyak terutama dalam bidang perindustrian.
O + O2 + M O3 + M (2.4) Dalam bidang perindustrian, ozon dapat digunakan
Dimana M adalah N2 atau O2 . untuk :
Dibawah ini merupakan gambar dari perubahan - Membasmi kuman sebelum dikemas
bentuk susunan atom oksigen menjadi molekul ozon (antiseptik),
(O3) : - Menghilangkan pencemaran dalam air
(sterilisasi).
- Membantu kepada proses flocculation
(proses pengabungan molekul dan
membantu penapis menghilangkan besi dan
arsenik).
- Mencuci, dan memutihkan kain.
Gambar 2.5. Pembentukan gas ozon melalui proses - Membantu pewarnaan plastik.
tumbukan yang terjadi di antara molekul dengan - Sebagai bahan pengawet makanan.
elektron.

b. Pembentukan Ozon Melalui Proses 2.4 Industri Minuman Ringan


Penyerapan Cahaya Industri minuman ringan adalah industri
Baik gas oksigen (O2) maupun ozon (O3) yang menghasilkan minuman yang tidak
dapat menyerap radiasi sinar ultraviolet. Gas oksigen mengandung alkohol, merupakan minuman olahan
dapat menyerap radiasi sinar ultraviolet dengan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung
panjang gelombang kurang dari 240 nanometer, bahan makanan dan / atau bahan tambahan lainnya
sedangkan ozon dapat menyerap radiasi sinar baik alami maupun sintetik yang dikemas dalam
ultraviolet dengan panjang gelombang antara 240 kemasan siap untuk dikonsumsi. Minuman ringan
nanometer sampai 290 nanometer. Apabila gas terdiri dari dua jenis, yaitu: minuman ringan dengan
oksigen menyerap radiasi sinar ultraviolet dengan karbonasi (carbonated soft drink) dan minuman
panjang gelombang kurang dari 240 nanometer, ringan tanpa karbonasi.
maka gas oksigen tersebut akan terurai menjadi dua Proses Pembuatan minuman ringan dapat
atom oksigen. dilihat pada gambar berikut:

G-4
Prosiding SENTIA 2009 Politeknik Negeri Malang

AIR GULA PEMBERIAN RASA,


KONSENTRAT,
Baku mutu limbah cair di Indonesia diatur
TEH, KOPI
oleh Kep. Men. Lingkungan Hidup
PENGOLAHAN
Air Cucian
No.51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah
AIR

PENCAMPURAN
Filtrat
(gula, kotoran) Cair bagi Kegiatan Industri. Di daerah Jawa Tengah,
Air Cucian
(BOD, TSS) hal tersebut diatur oleh Peraturan Daerah Provinsi
FILTRASI Jawa Tengah No 10 Tahun 2004 tentang Baku Mutu
Air Limbah.
STERILISASI

Sirup dari luar


(beli)
SIRUP Tabel 2.2. Baku mutu limbah cair kegiatan industri
CO2 (Untuk
minuman
berdasarkan KepMen LH No.51 Tahun 1995
UNIT
berkarbonasi)
PENCAMPUR Air Cucian
(BOD)
Parameter Kadar Beban
Botol maksimum pencemaran
Kaleng

Kostik PENCUCIAN Limbah


PENGISIAN PADA
TEMPAT LAIN
(mg/l) maksimum
Panas BOTOL (alkalin, TSS) PENGALENGAN
(kg/ton)
PENGISIAN
BOD5 85 12,75
BOTOL
COD 250 37,5
PRODUK PRODUK
DALAM
PRODUK TSS 60 9,0
DALAM BOTOL LAIN
KALENG
Fenol Total 1,0 0,15
Krom Total (Cr) 2,0 0,75
Minyak dan Lemak 5,0 0,75
Gambar 2.6. Proses produksi minuman ringan
PH 69
Secara garis besar, proses produksi Industri Debit limbah 150 m/ton produk tekstil
minuman ringan dapat dibagi menjadi beberapa maksimum
tahapan, yaitu:
a. Pengolahan Air 2.5 Pembangkit Tegangan Tinggi
Air merupakan salah satu bahan baku utama Pembangkitan tegangan tinggi dalam
yang digunakan dalam proses produksi. Sebelum proses pembentukan plasma lucutan korona
air tersebut dipakai, terlebih dahulu dilakukan diperlukan sebagai proses ionisasi. Tegangan tinggi
pengolahan yang menghasilkan raw water, yang diperlukan bisa menggunakan tegangan tinggi
treated water, softened water, dan softened bolak-balik (AC), tegangan tinggi searah (DC)
treated water. maupun tegangan tinggi impuls.
b. Pembuatan Sirup
Bahan dasar pembuatan syrup adalah air,
concentrate dan gula murni. Pembuatan syrup
melalui dua proses yaitu pembuatan simple syrup
dan pembuatan finishing syrup.
c. Pencucian Botol
Semua botol yang akan digunakan untuk proses
produksi dan krat harus dalam keadaan bersih
dan saniter terutama untuk botol dan krat yang
berasal dari konsumen, sehingga perlu dilakukan
pencucian botol sebelum botol tersebut diisi
kembali.
d. Proses Karbonasi dan Pengisian.
Karbonasi merupakan proses penambahan CO2
ke dalam beverage sedangkan Proses pengisian
adalah proses penuangan beverage ke dalam
botol.

Limbah cair merupakan limbah yang paling


banyak dihasilkan dalam industri dan paling Gambar 2.7. Flyback Converter Gambar 2.8.
berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. Output Flyback
Dari proses-proses yang terjadi pada industri, air Converter
limbahnya banyak mengandung substansi yang
berpengaruh besar pada kadar BOD, COD, TSS dan Sebuah Flyback Converter dapat dilihat
kandungan minyak dan lemak. Setiap proses dalam seperti pada gambar 2.7. Rangkaian tersebut terdiri
industri menghasilkan tingkat pencemaran yang atas sebuah transistor frekuensi tinggi,
berbeda. Tingkat pencemaran yang ditimbulkan transformator, sumber tegangan searah, dan sumber
bergantung kepada macam bahan yang dikerjakan tegangan gelombang kotak.
dan proses pengerjaannya.
G-5
Prosiding SENTIA 2009 Politeknik Negeri Malang

Pensaklaran transistor dengan menggunakan bahan tembaga dengan panjang 160 mm dan lebar
Flyback Converter harus memperhatikan tegangan 110 mm. Antara elektroda jarum dan bidang
puncak kolektor pada saat mati dan arus puncak diberikan sela udara dengan jarak 15 mm yang
kolektor pada saat hidup. Tegangan puncak kolektor berfungsi sebagai daerah lucutan korona, aliran gas
pada transistor pada saat mati dapat dirumuskan oksigen dan limbah cair.
dengan rumus 2.5 sebagai berikut : 140 mm

100 mm

Vin
VCE ,maks
1 maks
8 mm

110 mm

85 mm
(2.5)
Dengan Vin = Tegangan Input DC
maks = Duty Cycle maksimum 10 mm

(a)
Yang kedua adalah transistor harus
mempunyai arus kolektor pada saat keadaan hidup 160 mm

dapat dirumuskan dengan : LAPISAN


TEMBAGA

m
IL

m
0
11
IC IP 2 mm

n FIBER

(2.6) (b)
Dengan Ip = Arus maksimum belitan primer
100 mm
transformator
N = Rasio belitan primer dan

25 mm
sekunder
40 mm

IL = Arus beban

III. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT (c)


Untuk mengalirkan gas oksigen dan limbah Gambar 3.2. Konfigurasi elektroda reaktor plasma
cair yang akan diolah digunakan selang plastik lucutan korona
dengan diameter 5 mm. Untuk mengalirkan hasil (a). Elektroda positif / jarum (b). Elektroda negatif /
keluaran ruang reaktor plasma lucutan korona bidang (c) Bentuk elektroda tampak samping
berupa ozon dan limbah hasil pengolahan juga
menggunakan selang plastik dengan diameter 5 mm. Reaktor plasma lucutan korona pengolah
Selanjutnya limbah hasil pengolahan yang telah limbah cair dibuat dengan memodifikasi elektroda
dikenai plasma lucutan korona tegangan tinggi yang sudah jadi dengan memberikan dinding dari
impuls ditampung dalam erlenmeyer dan direaksikan bahan polymer dengan ketebalan 5 mm. Skematik
dengan ozon yang dihasilkan dari reaktor plasma reaktor plasma lucutan korona pengolah limbah cair
lucutan korona tadi. ditunjukan gambar 3.3
SUMBER TEGANGAN JALA
- JALA PLN FASA

NETRAL

GAS OKSIGEN

OZON
MASUKAN LIMBAH
TEGANGAN
TINGGI IMPULS

PEMBANGKIT TEGANGAN
TINGGI IMPULS
40 mm

KELUARAN
m
0
11

LIMBAH

2 mm
5 mm

REAKTOR PLASMA OZON


140 mm

LIMBAH AWAL LUCUTAN KORONA LIMBAH HASIL


PENGOLAHAN 160 mm
LIMBAH SEBELUM DI OLAH Pompa air PENGOLAH LIMBAH HASIL LIMBAH
CAIR DAERAH LUCUTAN DAN ELEKTRODA BIDANG
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

OKSIGEN
OKSIGEN
Gambar 3.3. Reaktor plasma lucutan korona
elektroda jarum - bidang
Gambar 3.1. Blok diagram alat
Prinsip kerja dari reaktor di atas adalah
3.2 Reaktor Plasma Pengolah Limbah elektroda jarum dihubungkan ke sumber positif
Bentuk dan gambar elektroda pada reaktor pembangkit tegangan tinggi impuls, sedang
plasma lucutan korona ini dapat dilihat pada gambar elektroda bidang dihubungkang dengan ground.
3.2. Jarum yang digunakan sebagai elektroda positif Diantara dua elektroda yang diberi jarak sela tadi
terbuat dari kawat tembaga dengan diameter 15 mm akan timbul lucutan korona positif. Lucutan korona
dan panjang 25 mm yang masing-masing dipisahkan ini dimanfaatkan untuk mengionisasi limbah cair
dengan jarak 8 mm dam 10 mm. Sedangkan untuk dan gas oksigen yang dialirkan melalui selang
elektroda negatif yang berupa bidang terbuat dari plastik ke dalam reaktor. Sehingga dihasilkan limbah

G-6
Prosiding SENTIA 2009 Politeknik Negeri Malang

cair yang telah terkena plasma lucutan korona dan


gas ozon pada keluaran reaktor. Selanjutnya limbah
tersebut direaksikan lagi dengan gas ozon yang
dihasilkan dalam tabung erlemeyer.

PEMBANGKIT
TEGANGAN
TINGGI PULSA

HV Gambar 4.1. Tegangan keluaran trafo flyback


O2 GAS OKSIGEN O3
pada pengukuran pertama, Probe X1000, 5
REAKTOR PLASMA
LUCUTAN KORONA Volt/div
Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa besarnya
tegangan puncak keluaran dari trafo adalah
sebesar 3,2 div. Maka besarnya tegangannya
LIMBAH SEBELUM
PROSES
SIRKULASI
LIMBAH SETELAH
PROSES dapat dihitung sebagai berikut :
V = 3,2 div x 5 volt/div x 1000
Gambar 3.4. Skema reaktor plasma lucutan korona = 16.000 Volt
pengolah limbah cair = 16 kVolt
3.3 Pembangkit Tegangan Tinggi Impuls Dari hasil pengukuran pertama didapat
Pembangkit tegangan tinggi impuls yang bahwa tegangan keluaran dari pembangkit
dibuat secara umum terbagi menjadi tiga bagian tegangan tinggi impuls adalah sebesar 16 kVolt.
yaitu penyearah (rectifier), regulator tegangan dan 2. Pengukuran kedua pada keluaran trafo flyback
driver pembangkit tegangan tinggi impuls. Di dalam dapat dilihat pada gambar 4.2 di bawah ini :
driver pembangkit tegangan tinggi sendiri terdapat
dua rangkaian utama yaitu rangkaian osilator pulsa
dan flyback converter.
Driver Pembangkit
Tegangan Tinggi

Penyearah Osilator Pulsa

Sumber
Tegangan AC 1
Gambar 4.2. Tegangan keluaran trafo flyback
Fasa
pada pengukuran kedua, Probe X1000, 5
Regulator
Flyback
Converter
Tegangan
Tinggi
Volt/div
Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa besarnya
Gambar 3.5. Blok diagram pembangkit tegangan tegangan puncak keluaran dari trafo adalah
tinggi sebesar 3,4 div. Maka besarnya tegangannya
dapat dihitung sebagai berikut :
Penyearah yang dibuat digunakan untuk menyuplai V = 3,4 div x 5 volt/div x 1000
rangkaian osilator pulsa pada driver pembangkit = 17.000 Volt
tegangan tinggi dan untuk menyuplai kipas angin = 17 kVolt
sebagai pendingin rangkaian. Regulator tegangan Dari hasil pengukuran pertama didapat
berfungsi untuk memvariasikan tegangan masukan bahwa tegangan keluaran dari pembangkit
ke flyback converter, sehingga dihasilkan keluaran tegangan tinggi impuls adalah sebesar 17 kVolt.
tegangan tinggi yang dapat bervariasi juga. 3. Pengukuran ketiga pada keluaran trafo flyback
dapat dilihat pada gambar 4.3 di bawah ini :
IV. PENGUJIAN DAN ANALISA
4.1 Pengukuran dan Pengujian Peralatan
Pengukuran yang dilakukan sebanyak tiga
kali dengan tegangan keluaran yang berbeda yaitu :
1. Pengukuran pertama pada keluaran trafo
flyback dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah
ini : Gambar 4.3. Tegangan keluaran trafo flyback
pada pengukuran ketiga, Probe X1000, 5
Volt/div
Dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa besarnya
tegangan puncak keluaran dari trafo adalah
sebesar 3,6 div. Maka besarnya tegangannya
dapat dihitung sebagai berikut :

G-7
Prosiding SENTIA 2009 Politeknik Negeri Malang

V = 3,6 div x 5 volt/div x 1000 Dalam penelitian ini bentuk tersebut tidak efektif
= 18.000 Volt karena plasma lucutan korona akan terfokus pada
= 18 kVolt satu titik saja, sedangkan sampel limbah cair
Dari hasil pengukuran pertama didapat bahwa mengalir diseluruh bidang yang berbentuk kotak.
tegangan keluaran dari pembangkit tegangan Kondisi ini akan membuat kontak plasma lucutan
tinggi impuls adalah sebesar 18 kVolt. korona dengan seluruh sampel limbah cair pada
waktu yang bersamaan menjadi sulit terjadi.
4.2 Karakteristik Plasma Lucutan Korona
terhadap Tegangan 4.3 Analisa Karakteristik Awal Limbah Cair
Plasma yang dihasilkan pada reaktor ini Industri Minuman Ringan
adalah lucutan korona berbentuk streamer atau glow. Analisa karakteristik awal sampel limbah
karakteristiknya adalah memiliki banyak plasma cair industri minuman ringan dilakukan sebelum
channel namun energi pada masing masing sampel limbah diolah. Parameter yang dianalisa
channel relatif kecil. Plasma dengan bentuk seperti mengacu pada Peraturan Daerah Propinsi Jawa
ini dicapai pada kondisi dimana perbedaan potensial Tengah No. 10 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air
antara kedua elektroda pada fase gas mencapai nilai Limbah Industri Minuman Ringan (Softdrink).
yang lebih besar dari nilai ambang batas namun Uji karakteristik awal limbah dilakukan
lebih kecil dari potensial breakdown. Bentuk lucutan dengan menganalisis beberapa parameter yang
korona streamer/glow dipilih karena lebih efektif menjadi bahasan penelitian ini, yaitu warna, COD,
dalam memungkinkan kontak antara spesies aktif minyak dan lemak serta pH. Berdasarkan data hasil
dengan seluruh permukaan sampel limbah cair pada uji karakteristik awal sampel limbah pada tabel 4.1
waktu yang bersamaan. diketahui bahwa parameter COD dan pH belum
memenuhi baku mutu. Sedangkan parameter minyak
a dan lemak mememiliki nilai yang kecil dan sudah
memenuhi baku mutu. Pada penelitian ini parameter
yang menjadi fokus pembahsan adalah warna dan
COD.

Tabel 4.1. Hasil analisa karakteristik awal sampel


b limbah cair industri minuman ringan

Hasil
Parameter Baku Perlu
No Satuan Analisa
Analisa Mutu Pengolahan
Awal
6,0-
1 pH 8,00 Tidak
c 9,0
2 COD mg/L 300 6715,60 Ya
Minyak
3 dan mg/L 9 3,44 Tidak
Lemak
Ket : Warna hijau kekuningan menunjukkan filamen lucutan
korona yang sebenarnya berwarna ungu 4 Warna PtCo 10025,00 Ya

Gambar 4.4. Plasma lucutan korona yang terbentuk


pada
(a) tegangan 16 kV, (b) tegangan 17 kV, (c) 4.4 Analisa Karakteristik Akhir Limbah
tegangan 18 kV Cair Industri Minuman Ringan
Dari gambar 4.4, dilihat dari bentuk lucutan Data hasil uji karakteristik akhir sampel
korona, semakin besar energi yang dimiliki, maka limbah cair indutri minuman ringan setelah diolah
bentuk lucutan koronanya terlihat semakin panjang menggunakan teknologi plasma lucutan korona
dan filamennya semakin besar. Tegangan dengan variabel tegangan (16, 17 dan 18 kVolt) dan
maksimum yang digunakan pada penelitian ini banyaknya sirkulasi (sirkulasi ke-1, ke-2, ke-3, ke-4,
adalah 18 kVolt. Penggunaan tegangan lebih dari 18 ke-5 dan ke-6), dengan menggunakan flowrate gas
kVolt pada reaktor yang telah dialiri limbah akan oksigen murni 0,5 L/menit serta kecepatan aliran
menyebabkan terbentuknya fase breakdown atau limbah pada reaktor 20 ml/menit.
sparck discharge. Fenomena ini terjadi karena
energi yang diberikan terlalu besar, sehingga lucutan
korona glow berubah menjadi lucutan arc yang
dapat mencapai elektroda berlawanan (ground).
Bentuk arc dapat menghasilkan intensitas UV yang
lebih tinggi dibanding dengan glow, namun seluruh
energi yang ada terfokus pada satu titik (channel).

G-8
Prosiding SENTIA 2009 Politeknik Negeri Malang

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Gambar 4.6 menunjukkan kecenderungan


peningkatan prosentase penurunan warna limbah
Nilai pH, COD (mg/L) dan Warna (PtCo) cair industri minuman ringan seiring dengan
Tegangan Parameter
Sirlulasi Sirlulasi Sirlulasi Sirlulasi Sirlulasi Sirlulasi Sirlulasi peningkatan tegangan yang diberikan. Prosentase
ke-0 ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6
penurunan warna terbesar terlihat pada tegangan 18
pH
8,00 7,60 7,40 7,00 7,20 7,00 7,00
kVolt. Hasil akhir prosentase penurunan warna
16 kVolt 6715,60 4690,12 3930,90 2113,15 1079,67 678,90 226,89 terbesar dicapai pada tegangan 18 kVolt setelah
COD
sirkulasi keenam yaitu sebesar 99,05 % (dari 10025
10025,00 8135,00 5070,00 2725,00 1105,00 855,00 390,00
Warna menjadi 95).
pH
8,00 7,00 7,80 7,70 7,00 7,00 7,20
Prosentase penurunan warna ini seiring
17 kVolt 6715,60 4413,30 3128,85 2010,43 1097,37 442,78 145,89 dengan prosentase penurunan kadar COD, hal ini
COD
karena penyebab warna pada sampel limbah cair
10025,00 7805,00 5605,00 2140,00 1005,00 740,00 215,00
Warna industri minuman ringan adalah materi organik yang
pH
8,00 7,00 7,20 7,00 7,40 7,00 7,00 terlacak dari pengukuran COD. Secara visual
18 kVolt 6715,60 4007,55 2960,90 1800,85 987,80 220,13 85,80 perubahan warna yang terjadi dari perbedaan
COD
tegangan yang diterapkan setelah sirkulasi keenam
10025,00 3080,00 2245,00 1580,00 990,00 385,00 95,00
Warna dapat dilihat pada gambar 4.8 di bawah ini :

(a) (b) (c) (d)


Gambar 4.8. Perubahan warna limbah cair industri
minuman ringan
(a) Awal (b) 16kVolt (c) 17 kVolt (d) 18 kVolt

V. PENUTUP
Berdasarkan perancangan, pengujian dan
analisa yang telah dilakukan pada penelitian ini,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Gambar 4.5. Hubungan tegangan terhadap 1. Tegangan keluaran berupa tegangan tinggi
prosentase penurunan kadar COD impuls dengan tegangan puncak bervariasi
antara 0 Volt sampai dengan 20 kilo Volt.
Gambar 4.5 menunjukkan kecenderungan 2. Lucutan korona pada reaktor yang dibuat
peningkatan prosentase penurunan kadar COD semakin panjang dan besar filamen lucutannya
limbah cair industri minuman ringan seiring dengan sebanding dengan besar tegangan yang
peningkatan tegangan yang diberikan. Prosentase diterapkan pada reaktor.
penurunan kadar COD terbesar terlihat pada 3. Perubahan tegangan dan jumlah sirkulasi
tegangan 18 kVolt. Hasil akhir prosentase penurunan mempengaruhi prosentase penurunan kadar
kadar COD terbesar dicapai pada tegangan 18 kVolt COD dan warna sampel limbah cair industri
setelah sirkulasi keenam yaitu sebesar 98,72 % (dari minuman ringan.
7320,23 mg/l menjadi 85,80 mg/l). 4. Prosentase penurunan terbesar kadar COD dan
warna sampel limbah cair industri minuman
ringan diperoleh pada tegangan 18 kilo Volt
setelah sirkulasi keenam. Nilainya secara
berturut turut adalah 98,72 % dan 99,05 %.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Abduh, S,. Teknik Tegangan Tinggi Dasar


Pembangkitan dan Pengukuran, Salemba
Teknika, Jakarta, 2003.
[2] Rashid, M. H., Power Electronics: Circuits and
Application, Edisi kedua, Prentice International,
Gambar 4.6. Hubungan tegangan terhadap New Delhi, India, 1996.
prosentase penurunan warna [4] Chryssis, G, High-Frequency Switching Power
supplies: Theory and Design, second edition,

G-9
Prosiding SENTIA 2009 Politeknik Negeri Malang

McGraw-Hill Publishing Company, New York, [10] Sugiharto, 1987. Dasar-Dasar Pengelolaan Air
1989. Limbah. Jakarta: Universitas Indonesia.
[6] Mohan Ned, Tore M. Undeland, William P [11] Korzekwa, R., et al, 1998. Experimental Results
Robbins, Power Electronics: Converter, Comparing Pulsed Corona and Dielectric
Applications, and Design, John Wiley and Sons Barrier Discharges for Pollution Control.
Inc, Canada, 1995. California: Los Alamos National Laboratory.
[7] Rashid Muhammad H., Power Electronics: [12] Chen, J., dan Davidson, J.H., 2002. Electron
Circuits, Devices and Application, Prentice-Hall Density and Energy Distributions in the Positive
International Inc, Second Edition, New Jersey, DC Corona: Interpretation for Corona-
1993. Enhanced Chemical Reactions. Plasma
[8] Eckenfelder, W. Wesley, 2000. Industrial Water Chemistry and Plasma Processing. Vol. 22. pp
Pollution Control. New York: McGraw Hills 199-224.
Companies. [13] Aryanto, Imam. Septana, 2007. Penurunan
[9] Kuraica, M. M., et al, 1996. Application of Kadar Fenol dan COD Pada Limbah Cair
Coaxial Dielectric Barrier Discharge for Industri Cat dengan Teknologi Plasma dalam
Portable and Waste Water Treatment. Serbia: Permukaan Air. Semarang: Universitas
Faculty of Physics. Diponegoro.

G-10

Anda mungkin juga menyukai