ABSTRAK
Pencemaran lingkungan akibat polusi di tanah, air dan udara semakin bertambah kompleks. Dan tidak
sedikit akibat dari polusi ini sudah mulai dirasakan. Selama ini teknologi pengolahan polusi kurang mendapatkan
perhatian serius di Indonesia. Dengan semakin berkembangnya perindustrian di Indonesia, sudah selayaknya
pemilihan serta penggunaan teknologi yang tepat dalam mengatasi masalah polusi segera diterapkan.
Pemanfaatan teknologi yang tepat guna untuk mengatasi masalah pencemaran di lingkungan dirasakan kurang
dalam pengimplementasiaan terutama untuk mengatasi pencemaran limbah cair. Selama ini teknologi yang
digunakan adalah dengan proses kimia dan membran.
Untuk mengatasi polusi ada tiga hal yang menjadi perhatian utama, yaitu kebijakan serta manajemen
lingkungan, kesadaran lingkungan dari segenap unsur masyarakat, dan yang terakhir adalah pemanfaatan
teknologi yang tepat dalam mengatasi berbagai macam polusi. Untuk menanggulangi masalah pencemaran air
atau polusi air dapat dilakukan salah satu caranya dengan memanfaatkan teknologi plasma. Pada penelitian ini
akan dilakukan aplikasi teknologi plasma untuk menyisihkan warna dan COD (Chemical Oxygen Demand)pada
limbah cair industri minuman ringan. Pembentukan plasma dilakukan dengan reaktor plasma lucutan korona
(Corona Discharge) tegangan tinggi impuls dan menggunakan oksigen murni (O2) sebagai bahan yang
terionisasi untuk memproduksi gas ozon. Reaktor plasma lucutan korona ini dapat dibangun dengan konfigurasi
geometri elektroda jarum-bidang yang dikenakan pada sumber tegangan tinggi impuls, serta memberikan celah
gas untuk aliran gas oksigen dan air limbah cair.
Hasil pengujian menunjukkan pengolahan limbah cair industri minuman ringan menggunakan teknologi
plasma lucutan korona sangat efektif. Perubahan tegangan dan jumlah sirkulasi mempengaruhi prosentase
penurunan kadar COD dan warna sampel limbah cair industri minuman ringan. Prosentase penurunan terbesar
kadar COD dan warna sampel limbah cair industri minuman ringan diperoleh pada tegangan 18 kilo Volt setelah
sirkulasi keenam. Nilainya secara berturut turut adalah 98,72 % dan 99,05 %.
Kata kunci : plasma, lucutan korona, Ozon, limbah cair industri minuman ringan
G-1
Prosiding SENTIA 2009 Politeknik Negeri Malang
Titik
(point) (+)
(b)
G-2
Prosiding SENTIA 2009 Politeknik Negeri Malang
HV
elektrostatik (membuat fotokopi).
g. Korona juga dapat digunakan untuk O2 GAS OKSIGEN
REAKTOR PLASMA
O3
G-3
Prosiding SENTIA 2009 Politeknik Negeri Malang
G-4
Prosiding SENTIA 2009 Politeknik Negeri Malang
PENCAMPURAN
Filtrat
(gula, kotoran) Cair bagi Kegiatan Industri. Di daerah Jawa Tengah,
Air Cucian
(BOD, TSS) hal tersebut diatur oleh Peraturan Daerah Provinsi
FILTRASI Jawa Tengah No 10 Tahun 2004 tentang Baku Mutu
Air Limbah.
STERILISASI
Pensaklaran transistor dengan menggunakan bahan tembaga dengan panjang 160 mm dan lebar
Flyback Converter harus memperhatikan tegangan 110 mm. Antara elektroda jarum dan bidang
puncak kolektor pada saat mati dan arus puncak diberikan sela udara dengan jarak 15 mm yang
kolektor pada saat hidup. Tegangan puncak kolektor berfungsi sebagai daerah lucutan korona, aliran gas
pada transistor pada saat mati dapat dirumuskan oksigen dan limbah cair.
dengan rumus 2.5 sebagai berikut : 140 mm
100 mm
Vin
VCE ,maks
1 maks
8 mm
110 mm
85 mm
(2.5)
Dengan Vin = Tegangan Input DC
maks = Duty Cycle maksimum 10 mm
(a)
Yang kedua adalah transistor harus
mempunyai arus kolektor pada saat keadaan hidup 160 mm
m
IL
m
0
11
IC IP 2 mm
n FIBER
(2.6) (b)
Dengan Ip = Arus maksimum belitan primer
100 mm
transformator
N = Rasio belitan primer dan
25 mm
sekunder
40 mm
IL = Arus beban
NETRAL
GAS OKSIGEN
OZON
MASUKAN LIMBAH
TEGANGAN
TINGGI IMPULS
PEMBANGKIT TEGANGAN
TINGGI IMPULS
40 mm
KELUARAN
m
0
11
LIMBAH
2 mm
5 mm
OKSIGEN
OKSIGEN
Gambar 3.3. Reaktor plasma lucutan korona
elektroda jarum - bidang
Gambar 3.1. Blok diagram alat
Prinsip kerja dari reaktor di atas adalah
3.2 Reaktor Plasma Pengolah Limbah elektroda jarum dihubungkan ke sumber positif
Bentuk dan gambar elektroda pada reaktor pembangkit tegangan tinggi impuls, sedang
plasma lucutan korona ini dapat dilihat pada gambar elektroda bidang dihubungkang dengan ground.
3.2. Jarum yang digunakan sebagai elektroda positif Diantara dua elektroda yang diberi jarak sela tadi
terbuat dari kawat tembaga dengan diameter 15 mm akan timbul lucutan korona positif. Lucutan korona
dan panjang 25 mm yang masing-masing dipisahkan ini dimanfaatkan untuk mengionisasi limbah cair
dengan jarak 8 mm dam 10 mm. Sedangkan untuk dan gas oksigen yang dialirkan melalui selang
elektroda negatif yang berupa bidang terbuat dari plastik ke dalam reaktor. Sehingga dihasilkan limbah
G-6
Prosiding SENTIA 2009 Politeknik Negeri Malang
PEMBANGKIT
TEGANGAN
TINGGI PULSA
Sumber
Tegangan AC 1
Gambar 4.2. Tegangan keluaran trafo flyback
Fasa
pada pengukuran kedua, Probe X1000, 5
Regulator
Flyback
Converter
Tegangan
Tinggi
Volt/div
Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa besarnya
Gambar 3.5. Blok diagram pembangkit tegangan tegangan puncak keluaran dari trafo adalah
tinggi sebesar 3,4 div. Maka besarnya tegangannya
dapat dihitung sebagai berikut :
Penyearah yang dibuat digunakan untuk menyuplai V = 3,4 div x 5 volt/div x 1000
rangkaian osilator pulsa pada driver pembangkit = 17.000 Volt
tegangan tinggi dan untuk menyuplai kipas angin = 17 kVolt
sebagai pendingin rangkaian. Regulator tegangan Dari hasil pengukuran pertama didapat
berfungsi untuk memvariasikan tegangan masukan bahwa tegangan keluaran dari pembangkit
ke flyback converter, sehingga dihasilkan keluaran tegangan tinggi impuls adalah sebesar 17 kVolt.
tegangan tinggi yang dapat bervariasi juga. 3. Pengukuran ketiga pada keluaran trafo flyback
dapat dilihat pada gambar 4.3 di bawah ini :
IV. PENGUJIAN DAN ANALISA
4.1 Pengukuran dan Pengujian Peralatan
Pengukuran yang dilakukan sebanyak tiga
kali dengan tegangan keluaran yang berbeda yaitu :
1. Pengukuran pertama pada keluaran trafo
flyback dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah
ini : Gambar 4.3. Tegangan keluaran trafo flyback
pada pengukuran ketiga, Probe X1000, 5
Volt/div
Dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa besarnya
tegangan puncak keluaran dari trafo adalah
sebesar 3,6 div. Maka besarnya tegangannya
dapat dihitung sebagai berikut :
G-7
Prosiding SENTIA 2009 Politeknik Negeri Malang
V = 3,6 div x 5 volt/div x 1000 Dalam penelitian ini bentuk tersebut tidak efektif
= 18.000 Volt karena plasma lucutan korona akan terfokus pada
= 18 kVolt satu titik saja, sedangkan sampel limbah cair
Dari hasil pengukuran pertama didapat bahwa mengalir diseluruh bidang yang berbentuk kotak.
tegangan keluaran dari pembangkit tegangan Kondisi ini akan membuat kontak plasma lucutan
tinggi impuls adalah sebesar 18 kVolt. korona dengan seluruh sampel limbah cair pada
waktu yang bersamaan menjadi sulit terjadi.
4.2 Karakteristik Plasma Lucutan Korona
terhadap Tegangan 4.3 Analisa Karakteristik Awal Limbah Cair
Plasma yang dihasilkan pada reaktor ini Industri Minuman Ringan
adalah lucutan korona berbentuk streamer atau glow. Analisa karakteristik awal sampel limbah
karakteristiknya adalah memiliki banyak plasma cair industri minuman ringan dilakukan sebelum
channel namun energi pada masing masing sampel limbah diolah. Parameter yang dianalisa
channel relatif kecil. Plasma dengan bentuk seperti mengacu pada Peraturan Daerah Propinsi Jawa
ini dicapai pada kondisi dimana perbedaan potensial Tengah No. 10 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air
antara kedua elektroda pada fase gas mencapai nilai Limbah Industri Minuman Ringan (Softdrink).
yang lebih besar dari nilai ambang batas namun Uji karakteristik awal limbah dilakukan
lebih kecil dari potensial breakdown. Bentuk lucutan dengan menganalisis beberapa parameter yang
korona streamer/glow dipilih karena lebih efektif menjadi bahasan penelitian ini, yaitu warna, COD,
dalam memungkinkan kontak antara spesies aktif minyak dan lemak serta pH. Berdasarkan data hasil
dengan seluruh permukaan sampel limbah cair pada uji karakteristik awal sampel limbah pada tabel 4.1
waktu yang bersamaan. diketahui bahwa parameter COD dan pH belum
memenuhi baku mutu. Sedangkan parameter minyak
a dan lemak mememiliki nilai yang kecil dan sudah
memenuhi baku mutu. Pada penelitian ini parameter
yang menjadi fokus pembahsan adalah warna dan
COD.
Hasil
Parameter Baku Perlu
No Satuan Analisa
Analisa Mutu Pengolahan
Awal
6,0-
1 pH 8,00 Tidak
c 9,0
2 COD mg/L 300 6715,60 Ya
Minyak
3 dan mg/L 9 3,44 Tidak
Lemak
Ket : Warna hijau kekuningan menunjukkan filamen lucutan
korona yang sebenarnya berwarna ungu 4 Warna PtCo 10025,00 Ya
G-8
Prosiding SENTIA 2009 Politeknik Negeri Malang
V. PENUTUP
Berdasarkan perancangan, pengujian dan
analisa yang telah dilakukan pada penelitian ini,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Gambar 4.5. Hubungan tegangan terhadap 1. Tegangan keluaran berupa tegangan tinggi
prosentase penurunan kadar COD impuls dengan tegangan puncak bervariasi
antara 0 Volt sampai dengan 20 kilo Volt.
Gambar 4.5 menunjukkan kecenderungan 2. Lucutan korona pada reaktor yang dibuat
peningkatan prosentase penurunan kadar COD semakin panjang dan besar filamen lucutannya
limbah cair industri minuman ringan seiring dengan sebanding dengan besar tegangan yang
peningkatan tegangan yang diberikan. Prosentase diterapkan pada reaktor.
penurunan kadar COD terbesar terlihat pada 3. Perubahan tegangan dan jumlah sirkulasi
tegangan 18 kVolt. Hasil akhir prosentase penurunan mempengaruhi prosentase penurunan kadar
kadar COD terbesar dicapai pada tegangan 18 kVolt COD dan warna sampel limbah cair industri
setelah sirkulasi keenam yaitu sebesar 98,72 % (dari minuman ringan.
7320,23 mg/l menjadi 85,80 mg/l). 4. Prosentase penurunan terbesar kadar COD dan
warna sampel limbah cair industri minuman
ringan diperoleh pada tegangan 18 kilo Volt
setelah sirkulasi keenam. Nilainya secara
berturut turut adalah 98,72 % dan 99,05 %.
DAFTAR PUSTAKA
G-9
Prosiding SENTIA 2009 Politeknik Negeri Malang
McGraw-Hill Publishing Company, New York, [10] Sugiharto, 1987. Dasar-Dasar Pengelolaan Air
1989. Limbah. Jakarta: Universitas Indonesia.
[6] Mohan Ned, Tore M. Undeland, William P [11] Korzekwa, R., et al, 1998. Experimental Results
Robbins, Power Electronics: Converter, Comparing Pulsed Corona and Dielectric
Applications, and Design, John Wiley and Sons Barrier Discharges for Pollution Control.
Inc, Canada, 1995. California: Los Alamos National Laboratory.
[7] Rashid Muhammad H., Power Electronics: [12] Chen, J., dan Davidson, J.H., 2002. Electron
Circuits, Devices and Application, Prentice-Hall Density and Energy Distributions in the Positive
International Inc, Second Edition, New Jersey, DC Corona: Interpretation for Corona-
1993. Enhanced Chemical Reactions. Plasma
[8] Eckenfelder, W. Wesley, 2000. Industrial Water Chemistry and Plasma Processing. Vol. 22. pp
Pollution Control. New York: McGraw Hills 199-224.
Companies. [13] Aryanto, Imam. Septana, 2007. Penurunan
[9] Kuraica, M. M., et al, 1996. Application of Kadar Fenol dan COD Pada Limbah Cair
Coaxial Dielectric Barrier Discharge for Industri Cat dengan Teknologi Plasma dalam
Portable and Waste Water Treatment. Serbia: Permukaan Air. Semarang: Universitas
Faculty of Physics. Diponegoro.
G-10