PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Pengembangan pelaksanaan model keperawatan dengan model keperawatan primer,
merupakan salah satu metode pemberian pelayanaaan keperawatan yang sedang
dimantapkan untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan tuntutan
masyarakat dan pengembangan IPTEK maka perlu pengembangan dan pelaksanaan model
asuhan keperawatan profesional yang efektif dan salah satu indikatornya adalah tingkat
kepuasan pasien. Dalam pelaksanaan model praktek keperawatan ini uraian tugas pada
masing-masing peran dalam memberi asuhan keperawatan terurai dengan jelas.
Pemenuhan tingkat kepuasan pasien ini dapat dilakukan dengan upaya untuk memberikan
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah pasien. Dan metode yang dipilih untuk
mengatasi masalah pasien yang sesuai dengan kebutuhan pasien adalah dengan
melaksanakan ronde keperawatan.
Ronde keperawatan merupakan suatu sarana bagi perawat baik perawat primer
maupun perawat Pelaksana untuk membahas masalah keperawatan dengan melibatkan
klien dan seluruh tim keperawatan termasuk konsultan keperawatan. Ronde keperawatan
juga merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara berpikir kritis perawat
akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian konsep
teori secara langsung pada kasus nyata dalam praktik keperawatan.
1.2 Tujuan
1. Tujuan umum
Menyelesikan masalah pasien melalui pendekatan berfikir kritis.
2. Tujuan khusus
1) Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistematis.
2) Meningkatkan kemampuan validasi data pasien.
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
4) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang beroirientasi pada
masalah pasien.
5) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
6) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
7) Meningkatkan kemampuan hasil kerja.
1
1.3 Pelaksanaan
Hari / tanggal : Jumat, 9 Januari 2015
Tempat : Ruang Seruni RSUD Jombang
Materi : Ronde Keperawatan
1.4 Metode :
1. Diskusi
2. Demonstrasi
1.5 Materi :
1. Pengertian Ronde Keperawatan
2. Karakteristik
3. Langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan
4. Peran masing-masing perawat (terlampir)
5. Materi tentang penyakit DHF
1.6 Peserta :
Peserta ronde keperawatan meliputi
1. Mahasiswa Progam Studi S1 Keperawata STIKES ICME Jombang
2. Pembimbing klinik dari RSUD Jombang
3. Keluarga pasien
4. Pasien
1.8 Evaluasi :
1. Persiapan ronde keperawatan
2. Pelaksanaan ronde keperawatan
3. Peran masing-masing Tim dalam pelaksanaan ronde keperawatan
2
Waktu : 09.00 WIB
1) Tujuan
a. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah-masalah keperawatan klien yang belum teratasi.
b. Tujuan Khusus
a) Tim keperawatan mampu menggali masalah-masalah klien yang belum
teratasi
b) Mampu mengemukakan alasan ilmiah terhadap masalah keperawatan
klien
c) Mampu merumuskan intervensi keperawatan yang tepat mengenai
masalah klien
d) Mampu mendesiminasikan tindakan yang tepat sesuai dengan masalah
klien
e) Mampu mengadakan justifikasi terhadap rencana dan tindakan
keperawatan yang dilakukan.
3
2) Sasaran
Nama : An. E
Umur : 15 bulan
3) Materi
a) DHF
- Pengertian
- Etiologi
- ManifestasiKlinis
- Patofisiologi
- PemeriksaanPenunjang
- Penatalaksanaan
4) Pelaksanaan
Hari / tanggal : Jumat, 9 Januari 2015
Tempat : Ruang Seruni RSUD Jombang
6) Media
a) Makalah
b) Sarana diskusi
c) Materi yang disampaikan secara lisan
7) Tim Ronde
a) CI Ruang Seruni
b) Perawat Ruang Seruni
c) Mahasiswa
5
9) Mekanisme Kegiatan
No Waktu Kagiatan Pemeran Pasien
1 5 menit 1. Pembukaan : Mahasiswa 1 Mendengarkan
2. Memberi salam
3. Menyampaikan
tujuan ronde
keperawatan
1. Penyajian
2 10 Mahasiswa 2 Pasien &
masalah:
menit - Menyampaikan keluarga
masalah yang memperhatikan
sudah
terselesaikan.
- Menentukan
masalah yang
belum
terselesaikan.
- Implimentasi
yang sudah
dilaksanakan.
1. Mengajarkan
3 Mahasiswa 3
kepada keluarga
5 menit Keluarga
pasien.
2. Diskusi dan tanya mencoba apa
jawab yang sudah
diajarkan
4 1. Penutup Mahasiswa Bertanya
2. Ucapan terima
5 menit 1,2,3
kasih
Mahasiswa 1 Mendengarkan
5 dan menjawab
6
5 menit 1. Memberi salam salam
10) Evaluasi
a) Bagaimana koordinasi persiapan dan pelaksanaan ronde keperawatan
b) Bagaimana peran pelaksana saat ronde keperawatan
c) Membuat umpan balik yang sudah dikerjakan
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.2 Karakteristik
1. Penderita dan keluarga dilibatkan secara langsung.
2. Penderita merupakan fokus kegiatan.
3. Perawat Assosiate, perawat primer dan konselor melakukan diskusi bersama.
4. Konselor memfasilitasi kegiatan ronde keperawatan.
5. Konselor mengembangkan dan meningkatkan kemampuan perawat assosiate,
perawat primer dalam mengatasi masalah.
Kriteria Klien :
1. Penyakit kronis.
2. Penyakit dengan komplikasi.
3. Penyakit akut.
4. Masalah keperawatan belum teratasi.
2.3 Tujuan
1. Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah.
2. Meningkatkan validitas data klien.
3. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan.
4. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesuai dengan
masalah klien.
5. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
8
2.4 Alur Ronde Keperawatan
Katim
Penetapan pasien
Persiapan pasien:
-Inform Consent
-Hasil pengkajian/Validasi data
Validasi data
9 masalah
Kesimpulan data dan rekomendasi solusi
Pasca ronde
Keterangan:
1. Pra-Ronde
a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang
langka).
b. Menentukan tim ronde.
c. Mencari sumber dan literature.
d. Membuat proposal.
e. Mempersiapkan pasien: informed consent dan pengkajian.
f. Diskusi tentang diagnosis keperawatan, data yang mendukung, asuhan
keperawatan yang dilakukan dan hambatan selama perawatan.
2. Pelaksanaan Ronde
a. Penjelasan tentang pasien oleh katim yang difokuskan pada masalah keperawatan
dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta
memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh katim atau konselor atau kepala ruangan tentang
masalah pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
3. Pasca-ronde
a. Evaluasi, revisi, dan perbaikan.
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakkan diagnosis, intervensi keperawatan
selanjutnya.
10
2. Peran Perawat Konselor
a. Memberikan justifikasi.
b. Memberikan reinforcement.
c. Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta
rasional tindakan.
d. Mengarahkan dan koreksi.
e. Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari.
2.6 Langkah-langkah dalam Ronde Keperawatan
1. Persiapan ronde keperawatan
a. Penetapan kasus, minimal satu hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
b. Pemberian informed consent pada penderita/keluarga.
2. Pelaksanaan
a. Penjelasan tentang penderita oleh perawat primer yang difokuskan pada masalah
keperawatan dan rencana kegiatan yang akan dan atau telah dilaksanakan dan
memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b. Diskusi antar anggota tim kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala ruangan
tentang masalh penderita serta rencana kegiatan yang akan dilakukan.
d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan akan ditetapkan.
3. Pasca ronde
Mendiskusikan hasil temuan pada penderita tersebut serta menetapkan tindakan yang
perlu dilakukan.
2.7 Kelemahan Ronde Keperawatan
Kelemahan metode ini adalah klien dan keluarga merasa kurang nyaman serta
privasinya terganggu. Masalah yang biasanya terdapat dalam metode ini adalah sebagai
berikut:
1. Berorientasi pada prosedur keperawatan
2. Persiapan sebelum praktek kurang memadai
2. Belum ada keseragaman tentang laporan hasil ronde keperawatan
3. Belum ada kesempatan tentang model ronde keperawatan
11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Identitas
Identitas Klien
Nama : An. E
TTL : Jombang, 16 Oktober 2013
Umur : 15 bln
Agama : Islam
Alamat : Tembelang
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn S
TTL : Jombang, 26 Maret 1978
Umur : 37 th
Alamat : Jombang
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
2. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama : Keluarga An. E mengatakan anaknya panas terus
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu pasien mengatakan Pada hari kamis siang, tanggal 1 Januari 2015 An. E
badannya panas selama 5 hari, lalu orang tuanya membawa ke puskemas Tembelang
untuk memeriksaan anaknya. An. E terus menerus panas dan di sertai mual dan
muntah, karena itu An. E langsung di rujuk ke RSUD Jombang. Sampai IGD jam 1
lebih dan jam 3 An. E di rujuk di ruang inap anak, ruang Seruni RSUD Jombang.
4) Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum : lemah
TTV: TD : 80/50 mmHg
12
N : 102x/ menit
S : 37,8 o C
RR : 22x/ menit
BB : 8,5 kg
Pemeriksaan persistem :
1. Pemeriksaan head to too
Kepala
Bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan ataupun nyeri tekan
Mata
Warna conjunctiva anemis
Hidung
terdapat pernafasan cuping hidung , dan terdapat septumnasi.
Mulut
Bentuk Bibir simetris, sedikir kotor
Telinga
Bentuk daun telinga simetris, tidak ada lesi ataupun nyeri tekan, sedikit
kotor.
Leher
Tidak ada benjolan atau pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri
tekan.
Thorax
Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan ataupun benjolan, jantung s1 s2
tunggal..
Abdomen
Bentuk simetris , tidak ada nyeri tekan ataupun benjolan.
Genitalia
Terdapat penis dan testis beserta skrotum
Anus
Terdapat lubang anus, BAB 2x sehari, bentuk lembek.
Ekstremitas
Akral hangat, kulit kemerahan
5) Aktivitas sehari-hari
Makan : 3x sehari 1 porsi tidak habis ( nasi)
Minum : asi dibantu dengan susu
Mandi : 2x sehari di seka
Mobilisasi : dibantu seluruhnya
13
BAB/BAK : BAB 2x sehari lembek, BAK 3x sehari warna kuning, bau khas.
6) Terapi
Pyrek 3 x 10 cc 5 Jam
Vice 3 x 500 cc 6 Jam
Do :
K / U : lemah
TTV : TD : 80/50 mmHg
N : 102x/menit
S : 37,8 o C
RR : 22x
BB : 8,5 kg
Mual
Muntah
Akral hangat
Kulit Kemerahan
3.4 Intervensi
14
Ajarakan pasien/
keluarga dengan
mengukur suhu
untuk mencegah dan
mengurangi
hipertermi.
Berikan obat anti
piretik sesuai
kebutuhan.
Lepaskan
pakaian yang
berlebihan, tutupi
pasien dengan hanya
selembar pakaian.
anjurkan asupan
cairan oral
15
3.5 Evaluasi dan implementasi
16
2 Hipertermi berhubungan S : Memantau hidrtasi
Keluarga An. E
dengan Penyakit/trauma ( turgor kulit,
mengatakan anaknya kelembapan
( 7 Januari 2015 )
panas terus membran mukosa dll )
O: Memantau tekanan
K / U : lemah
TTV : darah, nadi, dan
TD : 80/60 mmHg pernafasan.
N : 100x/menit Mengajarakan
S : 37 o C
pasien/ keluarga
RR : 22x
BB : 8,5 kg dengan mengukur
Mual suhu untuk mencegah
Muntah
Akral hangat dan mengurangi
Kulit Kemerahan hipertermi.
Memberikan obat
A : Masalah teratasi anti piretik sesuai
sebagian kebutuhan.
Melepaskan
P : Intervensi dilanjutkan
pakaian yang
berlebihan, tutupi
pasien dengan hanya
selembar pakaian.
Menganjurkan
asupan cairan oral
3.6
17
3.7
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Ronde Keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan klien, dilakukan dengan melibatkan klien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan, tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat
primer dengan konselor, kepala ruangan, perawat assosiate serta melibatkan seluruh angota
tim.
Karakteristik
1. Penderita dan keluarga dilibatkan secara langsung.
2. Penderita merupakan fokus kegiatan.
3. Perawat Assosiate, perawat primer dan konselor melakukan diskusi bersama.
4. Konselor memfasilitasi kegiatan ronde keperawatan.
5. Konselor mengembangkan dan meningkatkan kemampuan perawat assosiate,
perawat primer dalam mengatasi masalah.
4.2 Saran
Sungguh kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang dari sempurna, bak
pepatah Tak ada gading yang tak retak saya akan sangat berlapang dada jika ada
pembaca yang membei kritik dan saran yang membangun, saya ucapkan terima kasih.
18
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. (2011).Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional.
Jakarta: Salemba Medika
Sitorus R. & Yulia. 2005. Model praktek keperawatan profesional di Rumah Sakit Panduan
Implementasi. Jakarta: EGC
Ratna Sitorus, 2005, Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit. Jakarta:EGC
Nursalam dan Ferry Efendi. 2009. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Kinchay, A. (2012, September).www.scribd.com. Retrieved Oktober 17, 2013, from
http://www.scribd.com/doc/76643445/RONDE-KEPERAWATAN
19
LAMPIRAN
Dengue Hemerragic Fever/DHF
I. Pengertian
Penyakit Demam Berdarah Dengue /DBD (secara medis disebut Dengue
Hemerragic Fever/DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang di
tularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan aedes albopictus. Virus ini akan
mengganggu kinerja darah kapiler dan system pembekuan darah, sehingga mengakibatkan
perdarahan-perdarahan. Penyakit ini banyak ditemukan di daerah tropis, seperti Asia
Tenggara, India, Brazil, Amerika, termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali ditempat-
tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Demam
Berdarah Dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia. Virus dengue
sebagai penyebab demam berdarah hanya dapat ditularkan melalui nyamuk. (Dwi Sunar
Prasetyo : 2012, hal: 31)
20
III. Etiologi
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang
termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Flavivirus merupakan virus
dengan diameter 30 nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal.
Virus dengue dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sebagai
vector ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi yang pertama kali dapat
memberi gejala sebagai Demam Dengue, Apabila orang itu mendapat infeksi berulang oleh
tipe virus dengue yang berlainan akan menimbulkan reaksi yang berbeda. DBD dapat
terjadi bila seseorang yang telah terinfeksi dengue pertama kali, mendapat infeksi berulang
virus dengue lainnya. Virus akan bereplikasi di nodus limfatikus regional dan menyebar ke
jaringan lain, terutama ke system retikuloendotelial dan kulit secara bronkogen maupun
hematogen.
IV. Patofisiologi
Yang menentukan berat penyakit adalah :
1. Meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah
2. Menurunnya volume plasma darah
3. Adanya hipotensi
4. Trombositopeni
5. Diatesis hemoraghik.
Pada penderita DHF terdapat kerusakan sistem vaskuler dengan adanya peningkatan
permeabilitas dinding pembuluh darah terhadap protein plasma dan efusi pada ruang serosa
dibawah peritoneal, pericardial dan pleural. Pada kasus berat, pengurangan plasma sampai
30 % lebih. Menghilangnya plasma melalui endotel ditandai oleh peningtkatan nilai
hematokret yang dapat menyebabkan keadaan hipovolemi dan syok sehingga dapat
menimbulkan anoksia jaringan, asidosis metabolic dan bahkan sampai terjadi kematian.
Sebab lain perdarahan adalah trombositopeni serta faktor kapiler. Pada fagosit
didapatkan fagositosis dan proliferasi sistem retikulo endothelial yang menyebabkan
penghancuran terhadap trombosit yang telah mengalami metamorfosis seluler sehingga
tampak adanya trombositopeni.
V. Manifestasi Klinis
1. Demam tinggi selama 5-7 hari
2. Perdarahan terutama perdarahan dibawah kulit, hematoma, ecchymosis.
3. Epistaksis, hematomeses melena, hematuri.
4. Mual, muntah, nafsu makan menurun, diare, konstipasi
21
5. Nyeri otot, tulang sendi, abdomen dan ulu hati.
6. Sakit kepala
7. Pembengkakan sekitar mata
8. Pembesaran hati, limpa dan kelenjar getah bening
9. Tanda-tanda rejatan {sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun,
gelisah, nadi cepat dan lemah.
VI. Klasifikasi
1. Pada kasus DHF yang dijadikann pemeriksaan penunjang yaitu menggunakan
darah atau disebut lab serial yang terdiri dari Hemoglobin, PCV, dan trombosit.
Pemeriksaan menunjukkan adanya tropositopenia (100.000 / ml atau kurang) dan
hemotoksit sebanyak 20% atau lebih dibandingkan dengan nilai hematoksit pada masa
konvaselen.
2. Air seni, mungkin ditemukan albuminuria ringan.
3. Sumsum tulang pada awal sakit biasanya hiposeluler, kemudian menjadi
hiperseluler pada hari ke 5 dengan gangguan maturasi dan pada hari ke 10 sudah
kembali normal untuk semua sistem.
VII. Komplikasi
Komplikasi dari penyakit DHF yaitu :
1. Perdarahan luas
2. Shock atau renjatan
3. Penurunan kesadaran
VIII. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanan DHF tanpa penyakit yaitu :
1. Tirah baring
2. Makanan lunak dan diberi minum 1,5- 2 liter dalam 24 jam
3. Untuk hiperpireksia (dapat diberikan kompres )
4. Berikan antibiotik bila terdapat kemungkinan terjadi infeksi
b. Pada pasien dengan tanda renjatan dilakukan :
22
1. Pemasangan infus RL / Asering dan dipertahankan selama 12 48 jam setelah
renjatan diatasi
2. Observasi keadaan umum (TTV)
23
SCENARIO
Tokoh drama :
1. Adik Cika Widitilia sebagai keluarga pasien
2. Ngainu Rosida sebagai pasien
3. Arif Rahman sebagai perawat asosiet 1
4. Evita Megawahyu Utami sebagai perawat asosiet 2
5. Delfi Witha A sebagai narator
6. Iga Dyah Ratna Sari sebagai perawat primer / ketua tim
7. Rizki nur F.I sebagai kepala ruang
8. Nurrohmatin Umroh sebagai perawat spesialis
Di ruang penyakit dalam sebuah rumah sakit yang sudah menerapkan model praktik
keperawatan professional, akan dilakukan ronde keperawatan. Tahap pre ronde
keperawatan..
Sebelum ketua tim memberikan tugas kepada perawat asosiet, ketua tim menemui
pasien terlebih dahulu untuk memberikan informed concent.
Di ruang pasien..
Setelah mendapatkan persetujuan dari pasien, kemudian ketua tim menuju ke ruang
perawat untuk memberikan tugas kepada perawat asosiet.
Di ruang perawat.
Iga : Assalamualaikum perawat Arif dan perawat Evita. Seperti yang sudah
direncanakan, hari ini kita akan melakukan tahap pra ronde keperawatan, dimana pasien
yang akan kita pilih adalah dek inu
Arif : Memangnya dek inu menderita penyakit apa ?
Iga : Adek inu itu menderita penyakit DHF, tetapi setahu saya dek inu juga
sudah mengalami perdarahan pada gusi dan Hematomesis Melena, soalnya adek inu sudah
demam selama 1 minggu lebih.
Vita : Wah, kasihan sekali ya.
Iga : Maka dari itu, nanti tolong ya perawat Arif dan perawat Evita untuk
mengkaji lebih lanjut masalah yang ada pada dek inu.
Arif dan Evita : Baik Bu.
25
Evita : Oh, begitu ya Dek. Baik, kami disini, nama saya Bu Evita dan ini teman
saya Pak Arif, akan melakukan pengkajian pada Adek, untuk mengetahui masalah apa
yang ada pada Adek, biar adek cepet sembuh ya dek ya.
Cika : Oh, iya, silakan Suster.
Perawat asosiet pun melakukan pengkajian kepada Adek inu. Ternyata didapatkan hasil
bahwa Adek inu menderita DHF derajat II, berak disertai darah, gusi juga
berdarah ,susah makan dan mengalami mual muntah juga.
Setelah mendapatkan data yang dirasa cukup, kemudian perawat asosiet melaporkan
hasil pengkajiannya kepada ketua tim.
Di ruang perawat
Ketua tim dan perawat asosiet melakukan validasi data. Setelah selesai melakukan
validasi data, ketua tim melakukan kontrak waktu esok hari untuk ronde keperawatan
Di ruang pasien
Iga : Baik, terima kasih atas kerja samanya Adek inu dan Bu Cika memang
orang baik. Kita ketemu lagi besok yan Dek inu, Bu Cika, untuk melakukan ronde
keperawatan.
Cika : Oh, iya. Terima kasih Sus..
Iga : Iya, sama sama buk. Kami permisi dulu ya, Wassalamualaikum..
26
Cika : Waalaikumsalam.
Keesokan harinya, ronde keperawatan pun dimulai.. ronde tersebut dihadiri oleh ketua
tim, perawat asosiet, kepala ruang, dan perawat specialis.
Di ruang perawat..
Nur ; Assalamualaikum, selamat pagi Bapak dan Ibu. Di pagi hari ini, kita
akan melaksanakan ronde keperawatan, sebagaimana yang sudah dijadwalkan
sebelumnya. Langsung saja, silakan Bu Delfi membacakan data pasiennya..
Delfi : Baik, terima kasih.. Assalamualaikum.. pasien dalam ronde keperawatan
kita kali ini adalah Adek inu, dengan diagnosa medis DHF. Setelah dilakukan pengkajian
kemarin oleh perawat Evita dan perawat Arif, didapatkan data bahwa pasien ini mengalami
mengalami perdarahan pada gusi dan Hematomesis Melena, soalnya adek inu sudah
demam.
Rizki : Demam berapa lama Bu?
Iga : Adek inu sudah mengalami demam selama 1 minggu lebih bu, Di
perkirakan Dek inu Sudah memasuki DHF derajat II.
Nur : Iya, terima kasih kepada bu Iga, sebelum kita melakukan validasi data,
ada yang ingin ditanyakan?
Arif : Tidak Bu, cukup.
Nur : OK, langsung saja kita ke pasiennya ya..
27
Setelah selesai melakukan validasi data, tim ronde keperawatan kembali ke ruang
perawat.
Di ruang perawat
Nur : Baik, tadi kita sudah sama sama mengetahui keadaan pasien tersebut,
bagaimana sebaiknya? Ada yang punya usul?
Rizki : Kita harus melakukan diet yang efektif dulu pada pasien Bu.
Iga : Iya, agar lambung pasien mudah dalam mencerna
Rizki : Saya belum bisa memastikan, kita lihat dulu saja hasilnya, baru saya bisa
menentukan.
Nur : Untuk masalah kita diskusi dengan keluarganya saja ya pak rizki.
Rizki : Iya Bu, Saya rasa itu perlu.
Pemecahan masalah pun telah ditemukan. Akhirnya keluarga klien diajak untuk
berdiskusi mengenai diet. Keluarga diberi pengarahan bagaimana cara meningkatkan
diet pasien.
Setelah dilakukan diskusi dengan klien, tugas didelegasikan kepada perawat asosiet.
Iga : Baik, perawat Arif dan perawat Evita, Anda sudah tahu apa yang akan
Anda lakukan?
Evita : Sudah Bu.
Arif : Sudah.
Iga : OK, bagus.. Kalau begitu silakan nanti Anda lakukan tugas yang harus
Anda lakukan
Arif : Siap Bu.
Nur : OK, ronde keperawatan kita kali ini sudah selesai. Terima kasih atas
kerja samanya, semuanya bagus. Semoga masalah pasien kita dapat segera teratasi.
Wassalamualaikum.
Semua : Waalaikumsalam..
28
Sekian..
Terima kasih (^_^)
29