JURNAL NASIONAL: KEPEMIMPIN di emban oleh pemimpin, justru pemilihan
AN INDONESIA KINI DAN DIMASA pimpinan nasional baik eksekutif, legislatif
MENDATANG maupun yudikatif di Era Reformasi ini menampakkan gairah yang luar biasa. Abstracts Sejalan dengan paradigma pemerintahan yang baru menuntut kegiatan nyata Function of the state has changed from pemimpin yang diarahkan kepada being served to serving, resulting in a shift kegiatan-kegiatan yang kreatif, inovatif, in leadership legitimacy and changing the orientasi epentingan masyarakat, orientasi relationship between state and society. In pelayanan dan pemberdayaan masyarakat. a democratic system, the government Seorang pemimpin tidak hanya cukup served the interest of the people and be mengandalkan intuisi semata, tetapi harus responsible of their power to the people didukung oleh kemampuan intelektual dan who elected them. Therefore, support for a keahlian yang memadai, ketajaman visi leader in democratic of modern system of serta kemampuan etika dan moral yang government is determined by the ability to beradab. provide security and improve the people welfare. Thus, leaders should ideally be a Demokrasi menegaskan prinsip- combination of leader and prinsip bahwa setiap manusia dilakukan Manager. So that way unite followers sama serta memiliki hak dan kewajiban and provide the vision, mission and spirit yang sama pula di bawah hukum. Dengan as a leader and as a manager capable of sendirinya individu memainkan peranan organizing and carrying out the duties yang sangat penting dalam sistem efficiently and effectively. demokrasi sehingga konsep hak asasi manusia sangat erat kaitannya dengan Pendahuluan prinsip-prinsip demokrasi. Bergesernya Menjadi pemimpin di zaman dasar legitimasi kepemimpinan dari atas reformasi ini sungguh sangat berat. Di satu ke bawah dengan sendirinya mengubah pihak kondisi ekonomi sosial masyarakat hubungan antara negara dengan terpuruk, tuntutan masyarakat sangat masyarakat. Apabila dalam kepemimpinan banyak, di pihak lain sumber daya yang tradisional masyarakatlah yang mengabdi ada memenuhi tuntutan tersebut sangat pada penguasa, maka dalam sistem terbatas. Namun anehnya, dalam bayang- demokrasi justru pemerintah yang bayang beratnya tugas dan kewajiban yang mengabdi pada kepentingan rakyat dan harus mempertanggungjawabkan mampu menyatakan dan melaksanakan kekuasaannya kepada rakyat yang tugas-tugas yang diembankan secara memilih. Artinya pemimpin dituntut untuk efektif dan efisien. tanggap terhadap aspirasi yang Apabila kita perhatikan, orang- berkembang dalam masyarakat serta harus orang yang telah berhasil dalam mampu menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dan terkenal, hampir memiliki kepentingan rakyat banyak. Dukungan sifat yang sama, diantaranya kekuatan ego terhadap pimpinan dalam sistem yang tinggi, kemampuan berfikir strategis, pemerintahan modern sangat ditentukan analisa ke masa depan, dan suatu oleh kemampuannya untuk memberikan kepercayaan dalam prinsip fundamental rasa aman serta meningkatkan perilaku manusia. Mereka mempunyai kesejahteraannya. keyakinan yang kuat, dan tidak ragu-ragu Sistem politik yang selama ini di terhadap keputusan yang diambilnya, bangun di Indonesia sangat melekat dan cerdas, mempunyai kemampuan untuk diidentifikasi dengan tokoh pimpinan menggunakan kekuasaan demi efisiensi nasional tertentu. Sehingga kekeliruan dan dan kebaikan yang lebih besar, serta kegagalan mereka dilihat sebagai mampu masuk pada pikiran orang yang kegagalan sistem politik secara berhubungan dengan mereka. keseluruhan. Adalah sangat naif dan Pemimpin yang benar-benar efektif membahayakan apabila suatu bangsa pada masa yang akan datang, akan modern masih mengharapkan munculnya memiliki kepribadian yang ditentukan oleh pemimpin ideal yang dapat menyelesaikan nilai dan keyakinan kuat dalam semua persoalan. Harapan-harapan yang kemampuan individu untuk tumbuh. berlebihan atas kemampuan seorang Mereka akan mempunyai citra masyarakat pemimpin seperti yang dilakukan selama yang diinginkan sebagai tempat diri dan ini cenderung melakukan kultus individu organisasi mereka hidup. Mereka akan yang akhirnya mendorong pemimpin menjadi visional, memiliki kepercayaan untuk menjadi otoriter. Idealnya seorang yang kuat bahwa mereka mampu dan harus pimpinan nasional merupakan kombinasi membentuk masa depan, serta dapat dari leader dan manager. Seorang bertindak atas dasar keyakinan dan pribadi leader dapat mempersatukan yang tangguh. pengikutnya serta dapat memberikan visi, misi dan semangat. Sedangkan manager Kondisi kepemimpinan Nasional Saat tanpa malu. (3) Tidak peka terhadap Ini aspirasi masyarakat, bahwa rakyat memerlukan ketenteraman, kenyamanan Hingga saat ini belum muncul dan keadilan bukan wacana politik yang nama-nama baru yang bisa menggeser terus meruncing. (4) Tidak melakukan dominasi elite lama dalam benak pendidikan politik bagi para pengikutnya, masyarakat. Peran parpol yang kurang dibuktikan dengan pemahaman yang mendominasi kaderisasi pemimpin tampak sempit terhadap keputusan politik. (5) menjadi salah satu penyebab mandeknya Keteladanan berperilaku; ucapan, kepemimpinan nasional. Lingkungan pernyataan, diplomasi dan penyelesaian parpol sebagai tempat ideal untuk masalah mendasar yang dihadapi bangsa kaderisasi pemimpin tidak banyak kurang. Sense-of crisis hampir-hampir memberikan kesempatan bagi kader muda punah karena dominasi kepentingan untuk menggantikan elite mapan. Selain pribadi, kelompok, partai dan golongan, itu juga hampir semua parpol bisnis dan rasis. (6) Para pemimpin partai- mengalami krisis perpecahan pada saat me partai, orsospol, LSM dan OKP, nyelesaikan tuntutan alih generasi kepemi membungkus aktifitas politik dengan mpinannya. Parpol cenderung menjadi nuansa keagamaan yang cenderung komoditas bagi kepentingan pribadi elite memicu pertikaian antar etnik, antar penguasanya. Selain itu pula terjadi sesama warga masyarakat, bahkan sesama temuan sebagai berikut: (1) Terjadi penganut agama namun berbeda aliran degradasi perilaku kepemimpinan politik. (7) Keberagaman tingkat nasional, yang ditandai dengan maraknya pendidikan formal, jurusan/profesionalism saling fitnah, provokasi, agitasi para e dan legalisasi kerancuan profesionalitas pengikutnya, pengingkaran kebenaran, dalam kepemimpinan negara ditingkat atas saling jegal, menjadikan massa / Kabinet dengan mendudukkan menteri pengikutnya setia sampai mati tanpa peduli yang tak sesuai dengan bidang keahlian kebenaran, menjadi pemimpin kharismatik dan keprofesionalan. yang memiliki pengikut fanatik. (2) Para pemimpin sebagian besar tidak mencegah Kepemimpinan nasional pengikutnya melakukan pelanggaran: mengalami penurunan kualitas. Hal ini konstitusi, norma agama, adat, sosial dan terlihat dari berbagai kasus penyimpangan etika profesi. Bahkan norma dan tata yang dilakukan oleh pejabat publik telah pergaulan dunia/keprotokolan diterjang merata di seluruh lembaga negara, baik di legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Itu Kepemimpinan Nasional Baru membuktikan bahwa penurunan kualitas Kelahiran kepemimpinan baru di kepemimpinan nasional telah terjadi. pentas nasional bukan tanpa kendala. Pejabat publik, yang seharusnya memberi Setidaknya masih ada katup budaya yang contoh kepada masyarakat untuk keluar perlu ditembus. Masyarakat kita masih dari krisis nasional, telah keluar dari berpola pikir tradisional, masih nurani kebangsaannya. Kepekaan terhadap menganggap pemimpin itu seperti manusia pertanggungjawaban publik sudah hilang. setengah dewa. Bahkan, di masa raja-raja Para pejabat tinggi pada instansi-instansi Hindu dahulu, pemimpin adalah titisan strategis bukannya memberi keteladanan, dewa. Mitos Ratu Adil pun masih menjadi melainkan mempertontonkan perilaku pengalaman yang mengendap di alam buruk dalam mengelola otoritas publik. bawah sadar kebanyakan masyarakat kita. Adanya kecenderungan kepemimpinan nasional mengalami Karenanya, memunculkan disfungsi dikhawatirkan akan meruntuhkan kepemimpinan nasional baru harus seluruh sistem penegakan hukum, tidak dilakukan dengan merasionalisasikan berfungsinya sistem ketatanegaraan dan pikiran masyarakat. Masyarakat harus hilangnya kepercayaan publik kepada para diyakinkan bahwa pemimpin itu adalah pemimpinnya. Meskipun tampak di manusia biasa yang punya titik lemah permukaan, mayoritas masyarakat disamping keintimewaan-keistimewaan cenderung apatis, bukan berarti tidak ada individual yang dimilikinya. Jika keresahan sosial yang berpotensi memicu rasionalitas masyarakat telah tercipta, ledakan sosial. Kesenjangan yang makin maka kepemimpinan nasional akan lebar antara rakyat kebanyakan yang terbentuk dari sebuah sistem demokrasi sangat menderita akibat krisis ekonomi yang kuat. Di era transisi seperti sekarang yang belum pulih, dengan perilaku ini, kita membutuhkan elite-elite kepemimpinan yang korup dan bermewah- kepemimpinan nasional yang sehat. mewah secara tidak sah, dapat memicu Pemimpin-pemimpin yang visioner dan munculnya keresahan dan anarki sosial. transformatif. Setidaknya untuk mendidik Bahkan, dalam banyak kasus, pemerintah dan menyiapkan masyarakat menjadi cenderung mereduksi keberadaan rasional. Tentu saja cara yang paling masyarakat. efektif adalah dengan keteladanan. Pemimpin-pemimpin di masa transisi ini harus bisa menjadi suri teladan bidangnya dan memiliki visi yang jauh masyarakat. Jika para elitenya rasional, untuk menyelamatkan bangsa dari maka pengikutnya juga rasional. keterpurukan. Bencana alam dan sosial yang terjadi silih berganti menegaskan Ada tiga karakter pemimpin yang perlu hadir tokoh yang peka dan cepat diharapkan masyarakat: pertama, tanggap terhadap penderitaan rakyat serta perencana. Masyarakat membutuhkan berempati dengan nasib mayoritas korban. sosok pemimpin yang memiliki kapasitas Pemimpin baru seperti ini bukan hanya intelektual memadai dan menguasai dibutuhkan segera di pentas nasional, juga kondisi makro nasional dari berbagai di tingkat lokal. Karena itu, bangsa ini aspek, sehingga dapat menjaga visi membutuhkan secara masif proses perubahan yang dicitakan bersama. Kedua, pengkaderan yang outputnya bisa diuji di Pelayanan. Masyarakat rindu figur tingkat regional bahkan global. Indonesia pemimpin yang seorang pekerja tekun dan tidak mungkin memainkan peranan di taat pada proses perencanaan yang sudah arena antar bangsa tanpa anak-anak bangsa disepakati sebagai konsensus nasional, yang memiliki kualitas kepemimpinan menguasai detil masalah kunci kebangsaan yang mumpuni. dan mampu melibatkan semua elemen yang kompeten dalam tim kerja yang Tantangan lingkungan Indonesia masa solid. Ketiga, Pembina. Masyarakat depan salahsatunya dinamika perubahan berharap pemimpin menjadi tonggak yang begitu cepat. Dinamika perubahan itu pemikiran yang kokoh dan menjadi tercipta dari isu-isu seperti globalisasi, rujukan semua pihak dalam pemecahan regionalisasi, knowledge economy, masalah bangsa, yang setia dengan nilai- dan borderless world. Dalam menghadapi nilai dasar bangsa dan menjadi teladan situasi seperti itu, bangsa ini harus punya bagi kehidupan masyarakat secara perspektif yang berbeda tentang tipe konprehensif. kepemimpinannya. Pemimpin di masa mendatang bukan hanya pemimpin yang Kepemimpinan nasional baru berkarateristik, tetapi juga mampu bukanlah trial and error. Melainkan upaya memenuhi dan memiliki kondisi-kondisi pengembangan potensi dengan dihadapkan seperti berikut ini: pada kenyataan aktual. Krisis ekonomi- politik yang masih terus berlanjut The meaning of menuntut tokoh yang kompeten di direction (memberikan visi, arah, dan tujuan) Setiap pemimpin yang berorientasi pada hasil, melihat efektif adalah menghayati apa yang dirinya sebagai katalis yang dilakukannya. Waktu dan upaya berharap mendapatkan hasil besar, yang dicurahkan untuk bekerja tapi menyadari dapat melakukan menuntut komitmen dan penghayat sedikit saja jika tanpa usaha dari an. orang lain. Pemimpin yang seperti Trustin and from the Leader (meni ini membawa antusiasme, sumber mbulkan kepercayaan) Seorang pe daya, tolerasi terhadap risiko, mimpin yang menciptakan iklim disiplin dari seorang keterbukaan dalam kepemimpinann entrepreneur. ya adalah pemimpin yang Selain empat kondisi di atas, terdapat mampu menghilangkan penghalang pula beberapa falsafah pemimpin yang berupa kecemasan yang menyebab harus dipegang teguh pemimpin masa kan masyarakat yang dipimpinnya depan Indonesia. Pertama, pemimpin menyimpan sesuatu yang buruk harus punya integritas. Bukanya kita selalu atas kepemimpinnya. Bila selalu mengatakan, paling enak pemimpin membagi informasi berhubungan dengan orang yang memiliki mengenai apa yang menjadi integritas. Kedua, pemimpin harus kebijakannya, pemimpin tersebut mengakui akan adanya perbedaan dan memberlakukan keterbukaan keanekaragaman bangsa kita. Dengan sebagai salah satu tolok ukur dari demikian, pemimpin masa depan negeri ini performance kepemimpinannya. mampu mengelola segala perbedaan A sense of hope (memberikan budaya, latar belakang suku dan agama, harapan dan optimisme) Harapan serta kepentingan seluruh elemen bangsa merupakan kombinasi dari ini lalu mengubahnya menjadi peluang dan penentuan pencapaian tujuan dan kelebihan. Jadi pemimpin masa depan kemampuan mengartikan apa yang adalah pemimpin ang berpikiran terbuka harus dilakukan. Pemimpin yang (open minded). mengharapkan kesuksesan, selalu mengantisipasi hasil yang positif. Kepemimpinan Nasional Indonesia Result (memberikan hasil melalui Masa Depan tindakan, risiko, keingintahuan, dan keberanian) Pemimpin masa Kebutuhan pada tipe depan adalah pemimpin yang kepemimpinan tertentu berubah dari waktu ke waktu. Ketika negara dalam bahaya, sekurang-kurangnya tidak ditolak oleh misalnya dalam situasi perang atau kelompok-kelompok di luar kelompoknya ancaman disintegrasi, seorang pemimpin sendiri, adalah seorang yang bersikap yang mampu memberikan semangat juang moderat dan mampu merangkul berbagai dan menumbuhkan rasa persatuan dan pihak. solidaritas sangat dibutuhkan. Apabila Mayoritas penduduk Indonesia prioritas utama adalah meningkatkan adalah pemeluk agama Islam yang cukup kesejahteraan rakyat, maka kemampuan taat beragama. Dengan demikian faktor manajemen seorang pemimpin jauh lebih agama diperkirakan akan memainkan penting daripada kemahirannya berpidato. peranan yang semakin penting dalam Untuk mendapatkan seorang pemimpin diskursus politik nasional, termasuk dalam yang mampu sekaligus menjadi "leader" pemilihan pemimpin. Kehidupan nasional dan "manajer" bukanlah suatu perkara telah menjadi semakin kompleks, tuntutan yang mudah. Namun dalam kondisi terhadap tersedianya pelayanan umum juga sekarang ini, di mana Indonesia perlu semakin meningkat ditengah mengatasi berbagai krisis yang bersifat meningkatnya pendidikan dan daya kritis multidimensional, sangatlah diharapkan masyarakat. Pemimpin masa depan bahwa kepemimpinan nasional dimasa dituntut untuk tidak saja mahir mengubar mendatang sekaligus memiliki janji, tetapi juga harus memiliki kemampuan "leadership" dan pengetahuan yang memadai dan "managerial". kompetensi untuk merancang dan Di Indonesia ada beberapa hal yang melaksanakan program-program perlu diperhatikan dalam proses pembangunan. pembentukan kepemimpinan nasional di Globalisasi serta interdependensi masa-masa mendatang. Indonesia memiliki regional dan internasional telah menjadi tingkat kemajemukan masyarakat yang kenyataan yang tidak dapat dihindari. sangat tinggi. Seorang pemimpin yang Pemimpin nasional masa depan tidak dipandang terlalu ekstrim dalam hanya dituntut untuk berperan secara menyuarakan aspirasi kelompoknya efektif di dalam negeri, tetapi juga harus kemungkinan besar akan ditolak oleh mampu berkiprah di forum-forum regional kelompok-kelompok masyarakat yang lain. dan internasional, suatu hal yang juga Dengan demikian, seorang pemimpin yang diamanatkan oleh Mukaddimah UUD '45. berpeluang menarik simpati, atau Demokrasi dan perlindungan terhadap hak nya. Yang sangat diperlukan ialah suatu asasi manusia telah diterima sebagai nilai- sistem politik yang memiliki ketahanan nilai universal yang akan dikembangkan dan kekenyalan terhadap goncangan- secara konsisten di Indonesia. Seorang goncangan, antara lain dengan mempunyai calon pemimpin yang dinilai tidak kemampuan untuk melakukan koreksi dan mewakili semangat demokrasi akan sulit pembaharuan terhadap dirinya sendiri diterima di masa-masa mendatang. secara terus menerus. Hal ini hanya Pemimpin masa depan harus betul-betul mungkin diperoleh apabila suatu sistem mampu membangun komunikasi dengan politik memiliki basis dukungan dan rakyat. Masyarakat Indonesia telah legitimasi yang luas, yang senantiasi menempatkan masalah kolusi, korupsi dan terbuka dan tanggap terhadap aspirasi dan nepotisme (KKN) sebagai musuh utama kritik, serta dibatasikekuasaannya. Melalui bangsa yang harus diperangi. Pemimpin sistem inilah para pemimpin nasional nasional masa depan dituntut untuk dapat dijaring dan dikontrol. memiliki integritas dan moralitas yang Penutup tinggi, di samping menjunjung tinggi "rule of law" demi tegaknya "good governance" Begesernya dasar legitimasi dan "clean government". kepemimpinan dari atas ke bawah dengan sendirinya mengubah hubungan Sebagian dilahirkan jadi pemimpin, antara negara dan masyarakat. Dalam sebagian meraih prestasi untuk menjadi sistem pemerintahan tradisional mengabdi pemimpin, sedangkan sebagian lagi kepada penguasa sedangkan dalam sistem "ketiban" jadi pemimpin tanpa upayanya demokrasi pemerintah yang mengabdi sendiri. Dalam sistem demokrasi legitimasi pada kepentingan rakyat dan harus kekuasaan berasal dari amanat rakyat yang mempertanggungjawabkan kekuasaannya datang dari bawah. Setiap pemimpin yang kepada rakyat yang memilih. Idealnya, muncul hendaklah berdasarkan seorang pemimpin nasional merupakan kemampuan dan prestasi yang ia raih kombinasi dari leader dan manager. sendiri, sedangkan kekuasaan yang Dalam konteks demokrasi lahirnya seorang dimiliki berasal dari rakyat sehingga harus pemimpin ditentukan oleh kalkulasi dan dipersembahkan untuk, dan dipertanggungj kompetisi politik, perbedaan kepentingan awabkan kepada rakyat. Kepemimpinan dan besarnya dukungan publik yang tidak hanyalah satu bagian saja dari sistem selalu berkaitan dengan kriteria-kriteria pemerintahan nasional secara keseluruhan rasional, hal ini terjadi karena tingkat Barat (Terjemahan), Graha Ilmu, kemajemukan masyarakat yang sangat Yogyakarta. tinggi. Maka penting untuk membatsi Kartiwa, Asep (1995), Penyempurnaan kekuasan melalui konstitusi sehingga tidak Manajemen Pemerintah Daerah untuk menyalahgunakan kekuasaannya dan dapat Peningkatan Pelayanan Sektor Publik, membentuk kader yang demokratis. Dalam Orasi Ilmiah Unla Bandung. kerangka itu Negara dan bangsa Indonesia harus membangun kepemimpinan yang Kasali, Rhenald, (2003), Change!: Tak kuat dan berkarakter pada kelembagaan Peduli Berapa Jauh Jalan Salah yang legislatif, yudikatif dan eksekutif, sehingga Anda Jalani, Putar Arah Sekarang Juga mampu menghadapi persaingan global dan (Manajemen Perubahan dan Manajemen keluar dari krisis multidimen Harapan) , PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Daftar Pustaka
Kasali, Rhenald, (2007), Re-Code Your
Charan Ram, (2007), Know-How 8 Change DNA, Membebaskan Belenggu Keterampilan yang Menjadi Ciri Untuk Meraih Keberanian dan Pemimpin Sukses, (Alih Bahasa: Fairano Keberhasilan Dalam Pembaharuan, PT Ilyas), PT Gramedia Pustaka Utama, Gramedia, Jakarta. Jakarta.
Lako, Andreas, (2004), Kepemimpinan
Edersheim Haas Elizabeth (2007), The dan Kinerja Organisasi: Isu, Teori dan Definitive Drucker, (Terjemahan. Alih Solusi, Amara Books, Yogyakarta. Bahasa: Latifah Hanim), PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta. Muhammad, Fadel, (2008), Reinventing Local Government: Pengalaman Dari Haas, Richard N (2005), The Daerah, Editor: Rayendra L.Toruan, PT Burreaucratic Entrepreneur: Bagaimana Elex Media Komputindo Kompas Menjadi Birokrat Efektif Dalam Gramedia, Jakarta. Pemerintahan, PT Ina Publikatama, Jakarta. Pilliang Indra Ramdani, Pribadi (2003), Otonomi Daerah, Evaluasi dan Hoadley, C. Mason, (2006), Quo Vadis Proyeksi, Penerbit Yayasan Harkat Administrasi Negara Indonesia: Antara Bangsa. Kultur Lokal dan Struktur