Anda di halaman 1dari 7

Tugas Membuat Paper Mata Kuliah Survei Rekayasa Laut

(Studi Kasus: Survei Hidrografi Untuk Monitoring Alur Pelayaran)

A. Abstrak

Survei hidrografi adalah ilmu pengukuran dan deskripsi fitur yang


mempengaruhi navigasi maritim, konstruksi laut, pengerukan, eksplorasi minyak
lepas pantai / pengeboran minyak lepas pantai dan kegiatan yang lain. Penekanan kuat
ditempatkan pada garis pantai, pasang surut, arus, dasar laut dan rintangan yang
berhubungan dengan kegiatan survey laut. Istilah hidrografi digunakan secara garis
besar untuk menggambarkan kartografi maritim, yang pada tahap akhir proses
hidrografi menggunakan data mentah yang dikumpulkan melalui survei hidrografi
menjadi informasi yang dapat digunakan oleh pengguna.

B. Pendahuluan

Hidrografi (atau geodesi kelautan menurut pandangan awam) adalah ilmu


tentang pemetaan laut dan pesisir. Hidrografi menurut International Hydrographic
Organization (IHO) adalah ilmu tentang pengukuran dan penggambaran parameter-
parameter yang diperlukan untuk menjelaskan sifat-sifat dan konfigurasi dasar laut
secara tepat, hubungan geografisnya dengan daratan, serta karakteristik-karakteristik
dan dinamika-dinamika lautan. Secara etimologi, Hidrografi berasal dari bahasa
Yunani yang terdiri dari kata hidro yang berarti air dan grafi yang berarti menulis,
hidrografi artinya gambaran permukaan bumi yang digenangi air.
Hidrografi adalah suatu ilmu yang melakukan pengukuran, menguraikan, dan
mengembangkan tentang :
1. Sifat-sifat dan Konfigurasi dasar laut yang dihasilkan oleh kegiatan survey
bathimetrik, geologi dan geofisika.
2. Hubungan geografis ( antara laut, perairan) dengan daratan terdekat yang
dihasilkan dengan kegiatan positioning _ Garis pantai.
3. Sifat dan dinamika air laut, yang dihasilkan lewat pengukuran/pengamatan pasang
surut, arus laut, gelombang dan sifat fisik air laut.
C. Isi

1. Alat dan Metode Pengukuran


Busur Sextan
Pengukuran dengan metode ini memilik tingkat akurasi sekitar 4 7
meter, pelaksanaannya dan pemrosesan data memiliki waktu yang
sangat lama, untuk survei kolam pelabuhan yang luasanya + 200 M2
bisa membutuhkan waktu kurang lebih 1 bulan, hal ini disebabkan
karena pelaksanaannya membutuhkan waktu dengan perbandingan
50:50 (50% untuk pelaksanaan survei dan 50% untuk pemrosesan data
survei).

Gambar 1 Bentuk Dari Busur Sextan

GPS RTK ( REALTIME KINEMATIK )


Dengan memakai cara ini dapat mempersingkat pelaksanaan dan
pemrosesan data dengan tingkat akurasi sekitar 1-3 meter, untuk
pelaksanaan survei kolam pelabuhan bias dilaksanakan dengan waktu
kurang lebih 7 hari sampai 12 hari dengan syarat tidak terjadi
gangguan koneksi alat. Karena metode yang ini sudah memakai
peralatan yang koputerisasi, sehingga pemrosesan datanya memiliki
waktu yang lebih
singkat dari pelaksanaan surveinya, dengan perbandingan 70:30 (70%
untuk pelaksanaan survei dan 30% untuk pemrosesan data).

Gambar 2 GPS RTK (RealTime Kinematik)

GPS Navigasi
Metode ini memiliki tingkat akurasi sekitar 3-5 meter, dan
pelaksanaannya dapat dibilang lebih singkat di bandingkan dengan
pemakaian busur sextan akan tetapi untuk pemrosesan datanya
memiliki waktu yang hampir sama pada pemrosesan dengan metode
sextan karena pelaksanaan survei ini masih dikategorikan semi digital.
Semi digital ialah tisak semua alatnya dijalankan dengan
komputerisasi. Untuk survei menggunakan GPS Navigasi untuk
kolam pelabuhan membutuhkan waktu kurang lebih 20 hari dengan
perbandingan 30:70 (30% untuk pelaksanaan survei dan 70% untuk
pemrosesan data hasil survei).
Gambar 3 GPS NAVIGASI

Pengamatan Pasang Surut


Pasang surut muka air laut dipengaruhi gravitasi bulan dan matahari,
tetapi lebih dominan grafitasi bulan, massa matahari jauh lebih besar
dibandingkan massa bulan, namun karena jarak bulan yang jauh lebih
dekat ke bumi di banding matahari, matahari hanya memberikan
pengaruh yang lebih kecil, perbandingan grafitasi bulan dan matahari
(masing-masing terhadap bumi) adalah sekitar 1 : 0,46. Untuk
keperluan pemetaan darat diperlukan data mean sea level ( msl ) yang
merupakan rata rata pasang surut selama kurun waktu tertentu (18,6
tahun). Untuk keperluan pemetaan laut diperlukan data surut terendah (
untuk keperluan praktis minimal pengamatan selama 1 bulan , untuk
keperluan ilmiah bervariasi 1 tahun dan 18,6 tahun).

Gambar 4 Pengamatan Pasang Surut


Penentuan Garis Pantai
Penentuan posisi garis pantai adalah penentuan posisi tanda permukaan
air laut tertinggi (High Water Mark) di pantai. Pada daerah yang cukup
terbuka, pengukuran dilakukan menggunakan GPS dengan metode stop
and go dan untuk daerah yang relatif tertutup oleh tumbuhan (hutan
bakau) pengukuran dilakukan menggunakan total station.

Ada 3(tiga) kriteria dalam penetapan garis pantai untuk acuan


pengukuran yaitu :

Untuk daerah pantai yang landai maka garis pantai


ditetapkan sebagai posisi air pada kondisi pasang tertinggi.
Untuk daerah pantai yang mempunyai hutan bakau garis
pantai ditetapkan pada ujung terluar dari hutan bakau
tersebut.
Untuk daerah pantai berbentuk tebing garis pantai diambil
pada garis batas tebing tersebut.

Gambar 5 Garis-garis Pada Pantai

2. Pemrosesan Data

Tahap pengolahan data merupakan bagian terintegrasi dari rangkaian


pekerjaan survei hidrografi secara keseluruhan dengan tujuan untuk
mendapatkan data kedalaman yang benar.
Beberapa koreksi yang harus dilakukan pada data hasil ukuran kedalaman
terjadi akibat kesalahan-kesalahan sebagai berikut:

Kesalahan akibat gerakan kapal (sattlement dan squat)


Kesalahan akibat draft tranduser
Kesalahan akibat perubahan kecepatan gelombang suara, dan
Kesalahan lainnya yang perlu untuk diperhitungkan.

3. Fungsi Dari Alur Pelayaran


Alur pelayaran mempunyai fungsi untuk memberi jalan kepada kapal untuk
memasuki wilayah pelabuhan dengan aman dan mudah dalam memasuki
kolam pelabuhan. Fungsi lain dari alur pelayaran adalah untuk menghilangkan
kesulitan yang akan timbul karena gerakan kapal kearah atas (minimum ships
maneuver activity) dan gangguan alam, maka perlu bagi perencana untuk
memperhatikan keadaan alur pelayaran (ship channel) dan mulut pelabuhan
(port entrance). Alur pelayaran harus memperhatikan besar kapal yang akan
dilayani (panjang, lebar, berat, dan kecepatan kapal), jumlah jalur lalu lintas,
bentuk lengkung alur yang berkaitan dengan besar jari jari alur tersebut.
Karena perbedaan antara perkiraan dan realisasi sering terjadi, maka
penyediaan alur perlu dilakukan untuk mengantisipasi kehadiran kapal-kapal
besar. Suatu penelitian tentang karakteristik alur perlu di evaluasi terhadap
pergerakan trafik yang ada, pengaruh cuaca, operasi dari kapal nelayan, dan
karakteristik alur tersebut. Dengan semakin meningkatnya perekonomian
dunia maka penggunaan transportasi laut semakin padat, khususnya pada
daerah sempit, seperti selat dan kanal, ataupun daerah yang terkonsentrasi
seperti palabuhan dan persilangan lintasan lalu lintas pelayaran. Sehingga
beresiko tinggi untuk terjadinya kecelakaan pelayaran, baik berupa tabrakan
sesama kapal ataupun bahaya pelayaran lainnya seperti bangkai kapal atau
kandas di kedalaman dangkal.
Untuk pemeliharaan alur pelayaran biasanya dilakukan pengerukan secara
berkala, perencanaan pengerukan tersebut memerlukan data-data keadaan
permukaan dasar laut untuk dapat diketahui berapa volume rencana
pengerukan. Survei hidrografi sangat penting peranannya untuk perencanaan
pengerukan tersebut, karena hasil survei tersebut berupa data-data keadaan
permukaan dasar laut yang disajikan berupa peta.

4. Peranan Geodesi dalam Survei Ini

Peran dari Geodesi dalam monitoring alur pelayaran dengan menggunakan


Survei Hidrografi adalah:
Melakukan kalibrasi dan pengecekan pada alat
Melakukan penentuan posisi pada alat GPS
Menghasilkan data informasi yang akan diterima oleh
pengguna

D. Daftar Pustaka

1. Texas Commission on Environmental Quality - Hydrography Maps and Data


2. HYDROGRAPHIC INFORMATION AND THE SUBMARINE CABLE
INDUSTRY
3. Infrastructure Survey in Turkey 14 December 2009

Anda mungkin juga menyukai