Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN DAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANGINA PEKTORIS

OLEH :

Desma Riyanti (09C10299)

Erlina Dewi Sarastiyani (09C10310)

Dwi Salistyaningsih (09C10306)

Galuh Ginanti (09C10314)

Sukma Wisnu Yoga (09C10372)

S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN BALI

2011
LAPORAN PENDAHULUAN

ANGINA PEKTORIS

A. Pengertian
Angina Pektoris adalah nyeri dada yang ditimbulkan karena iskemik miokard dan
bersifat sementara atau reversibel.(Dasar-dasar keperawatan kardiotoraksik, 1993).

Angina Pektoris ialah suatu sindrom klinis dimana pasien mendapat serangan
sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan atau terasa berat didada tersebut. Biasanya
timbul pada waktu klien melakukan suatu aktivitas dan segera hilang bila pasien
menghentikan aktivitasnya.(Prof.Dr.H.M. Sjaifoellah Noer, 1996)

Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis
rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun Praktis
Kardiovaskuler)

Angina Pektoris yaitu nyeri dada sementara atau suatu perasaan tertekan yang
terjadi jika otot jantung mengalami kekurangan oksigen akibat pembuluh darah yang
menyempit. Lokasinya biasanya di dada sebelah kiri,dengan penjalaran ke
leher,rahang,bahu kiri sampai lengan. Rasa nyeri dapat berlangsung 3-15 menit & nyeri
akan kurang jika istirahat.

Adapun karakteristik dari angina sebagai berikut:

Lokasinya biasanya di dada, substernal atau sedikit di kirinya, dengan penjalaran


ke leher, rahang, bahu kiri sampai dengan lengan dan jari-jari bagian ulnar,
punggung/ pundak kiri.

Kualitas nyeri biasanya merupakan nyeri yang tumpul seperti rasa tertindih/berat
di dada, rasa desakan yang kuat dari dalam atau dari bawah diafragma, seperti
diremas-remas atau dada mau pecah dan biasanya pada keadaan yang berat
disertai keringat dingin dan sesak napas serta perasaan takut mati. Biasanya
bukanlah nyeri yang tajam, seperti rasa ditusuk- tusuk/ diiris sembilu, dan bukan
pula mules. Tidak jarang pasien mengatakan bahwa ia merasa tidak enak
didadanya. Nyari berhubungan dengan aktivitas, hilang dengan iistirahat; tapi
tidak berhubungan dengan gerakan pernapasan atau gerakan dada ke kiri dan ke
kanan. Nyeri juga dapat dipresipitasi oleh stres fisik ataupun emosional.

Kuantitas: nyeri yang pertama kali timbul biasanya agaka nyata, dan beberapa
menit sampai kurang dari 20 menit. Bila lebih dari 20 menit dan berat maka harus
dipertimbangkan sebagai angina tak stabil. (unstable angina pectoris = UAP)
sehingga dimasukkan ke dalam sindrom koronera akut = acute coronary syndrom
= ACS, yang memerlukan perawatan khusus. Nyari dapat dihilangkan dengan
nitrogliserin sublingual dalam hitungan detik sampai beberapa menit. Nyeri tidak
terus menerus, tapi hilanh timbul dengan intensitaas yang makin bertambah atau
makin berkurang sampai tekontrol. Nyaeri yang berlangsung terus menerus
sepanjang hari bahkan sampai berhari-hari biasanya bukanlah nyeri angina
pektoris.

Adapun tipe serangan dari angina pectoris yaitu:

1. Stable angina

Ditandai dengan:

- Dipicu oleh aktivitas fisik

- Berlangsung tidak lebih dari beberapa menit(kurang dari 10menit)

- Akan menghilng jika penderita beristirahat

Pada keadaan ini, obstruksi koroner tidak selalu menyebabkan terjadinya iskemik
seperti waktu istirahat. Akan tetapi bila kebutuhan aliran darah melebihi jumlah
yang dapat melewati obstruksi tersebut, akan terjadi iskemik dan timbul gejala
angina. Angina pektoris akan timbul pada setiap aktifitas yang dapat
meningkatkan denyut jantung, tekanan darah dan atatus inotropik jantung
sehingga kebutuhan O2 akan bertambah seperti pada aktifitas fisik, udara dingin

dan makan yang banyak.

2. Variant angina

Ditandai dengan:

- Nyeri yang timbul ketika penderita sedang istirahat, bukan ada saat
melakukan aktivitas fisik

- Perubahan tertentu pada EKG

Bentuk ini jarang terjadi dan biasanya akibat penurunan suplai O 2 darah ke

miokard secara tiba-tiba. Penelitian terbaru menunjukkan terjadinya obsruksi


yang dinamis akibat spasme koroner baik pada arteri yang sakit maupun yang
normal. Peningkatan obstruksi koroner yang tidak menetap ini selama terjadinya
angina waktu istirahat jelas disertai penurunan aliran darah arteri koroner.

3. Unstable angina

Bentuk ini merupakan kelompok suatu keadaan yang dapat berubah seperti
keluhan yang bertambah progresif, sebelumnya dengan angina stabil atau angina
pada pertama kali. Angina dapat terjadi pada saat istirahat maupun bekerja. Pada
patologi biasanya ditemukan daerah iskemik miokard yang mempunyai ciri
tersendiri.

B. Etiologi

1. Ateriosklerosis
2. Anemia berat
C. Patofisiologi

Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suply


oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekauan arteri dan penyempitan
lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab
ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas
perkembangan ateriosklerosis. Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang
paling sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka
kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang
sehat maka artei koroner berdilatasi dan megalirkan lebih banyak darah dan oksigen
keotot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekakuan atau menyempit
akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan
kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.

Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat Oksido


yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya
fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang
memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang.
Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum
mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas
berlebihan maka suplai darah ke koroner akan berkurang. Sel-sel miokardium
menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.
Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan
menimbulkan nyeri. Apabila kebutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai
oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk
energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya asam laktat nyeri
akan reda.

D. Manifestasi Klinis

Nyeri dada menjalar ke leher, tenggorokan daerah inter skapula atau lengan
kiri.
Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas,
kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).
Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit.
Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.
Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin,
palpitasi.

E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Diagnosis ditegakkanterutama berdasarkan gejalanya, Jika gejalanya khas,
diagnosisnya mudah ditegakkan. Jenis nyeri, lokasi dan hubungannya dengan
aktivitas, makan, cuaca serta factor lainnya akan mempermudah diagnosis.
2. Selama suatu serangan, denyut jantung bisa sedikit meningkat, tekanan darah
meningkat dan bisa terdengar perubahan yang khas pada denyut jantung melalui
stetoskop.
3. Selama suatu serangan, bisa ditemukan adanya perubahan pada EKG, yaitu
adanya gelombang ST depresi dan atau gelombang T inverse, tetapi diantara
serangan, EKG bisa menunjukkan hasil yang normal, bahkan pada penderita
penyakit arteri koroner yang berat.

F. Penatalaksanaan Medis
Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk menurunkan kebutuhan
oksigen jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai
melalui terapi farmakologi dan control terhadap factor risiko.

1. Pengobatan terhadap serangan akut, berupa nitrogliserin sublingual -1 tablet yang


merupakan obat pilihan yang bekerja sekitar 1 2 menit dan dapat diulang
dengan interval 3 5 menit.

Nittrogliserin adalah bahan vasoaktif yang berfungsi melebarkan baik vena


maupun arteria sehingga mempengaruhi sirkulasi perifer. Dengan pelebaran vena
terjadi pengumpulan darah vena diseluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah
yang kembali ke jantung dan terjadilah penurunan tekanan pengisian (preload).
Nitrat juga melemasnya arteriol sistemik dan menyebabkan penurunan tekanan
darah (penurunan afterload). Semuanya itu berakibat pada penurunan kebutuhan
oksigen jantung, menciptakan suatu keadaan yang lebih seimbang antara suplai
dan kebutuhan.

2. Pencegahan serangan lanjutan:

Long-acting nitrate, yaitu ISDN 3X 10-40 mg oral

bloker: propanolol, metoprolol, nadolol, atenolol, dan pindolol

Obat ini berfungsi menurunkan konsumsi oksigen dengan menghambat impuls


simpatis ke jantung. Hasilnya terjadi penurunan frekuensi jantung, tekanan
darah, dan waktu kontraktilitas jantung yang menciptakan suatu
keseimbangan antara kebutuhan oksigen jantung dan jumlah oksigen yang
tersedia.hal ini sangat membantu mengontrol nyeri dada dan memungkinkan
pasien bekerja atau berolahraga.

Kalsium antagonis: Verapamil, diltiazem, nifedipin, nikardipin, atau isradipin

Secara fisiologis, ion kalsium berperan ditingkat sel empengaruhi kontraksi


semua jarringan otot dan berperan dalam stimulasi listrik pada jantung.
Kalsium antagonis maningkatkan suplai oksigen jantung dengan cara
melebarkan dinding otot polos arteriol koroner dan mengurangi kebutuhan
jantung dengan menurunkan tekana arteri sistemik dan ,demikian juga beban
kerja ventrikel kiri.

3. Tindakan invasif: Percutaneus transluminal coronary angioplasty (PTCA), laser


coronary angioplasty, Coronary artery bypass grafting (CABG)
Coronary artery bypass surgery. Prosedur ini menggunakan arteri atau vena dari
tempat lain dalam tubuh untuk membuat jalan pintas melewati bendungan dalam
arteri koroner. Pembedahan bypass memperbaiki aliran darah ke jantung,
menurunkan nyeri dada, dan mencegah serangan jantung (infark).

4. Olahraga disesuaikan
G. Tindakan pembedahan pada Angina
Tidak semua penderita angina memerlukan pembedahan , namun jika gejala tidak
dapat dikontrol dengan terapi farmakologi yang memadai maka tindakan pembedahan
harus dipikirkan untuk mengoreksi penyebab utama, baikndapat memperbaiki sirkulasi
atau member suplai darah baru ke jantung yang mengalami iskemia.
1. Anioplasti Koroner Transluminial Perkutan (PTCA)
PTCA adalah usaha untuk memperbaiki aliran darah arteri koroner dengan
memecah plak atau ateroma yang telah tertimbun dan menggangu aliran darah ke
jantung. Kateter dengan ujung berbentuk balon dimasukkan ke arteri koroner
yang mengalami gangguan dan diletakkan diantara daerah aterosklerotik. Balon
kemudian dikembangkan dan dikempiskan dengan cepat untuk memecah plak.
Kandidat untuk PTCA adalah pasien yang mempunyai lesi yang
menyumbat paling tidak 70% lumen internal arteri koroner besar, sehingga
banyak daerah jantung yang mengalami iskemia. Pasien tersebut juga tidak
berespon terhadap terapi medis, dan memenuhi criteria untuk dilakukan bedah
pintas arteri koroner. PTCA boleh dilakukan apabila kardiologis yakin bahwa
prosedur akan memperbaiki aliran darah ke jantung.
Pasien yang mengalami PTCA mendapat perawatan yang sama dengan
kateterisasi jantung. Pasien arteri koroner diperiksa dengan angiografi. Lesi
ditentukan lokasi, panjang dan klasifikasinya sebelum kawat penunjuk
dimasukkan melalui arteri ke lasi yang dituju. Kemudian kateter berujung balon
yang bisa dikembangkkan dimasukkan melalui kawat penunjuk dan diapasang
sesuai letak lesi. Jika kateter balon telah terpasang pada posisi yang benar, balon
diisi dengan larutan kontras bertekanan selama kurang lebih 30 sampai 60 detik,
yang kemudian akan memecah atau mungkin menekan lasi arteriosklerosis tunika
media dan adventisia arteri koroner juga ikut teregang.

2. Coronary Artery Bypass Graf (CABG)


Kandidat CABG adalah pasien dengan kondisi sebagai berikut:
Angina yang tidak dapat dikontrol dengan terapi medis
Angina yang tidak stabil
Uji toleransi latihan positif atau sumbatan yang tidak dapat ditangani
dengan PTCA
Lesi arteri kororner utama kiri atau penyumbatan lebih dari 60%
Yang mengalami komplikasi kegagalan PTCA
Untuk dilakukan pintasan, arteri koroner harus sudah mengalami sumbatan
paling tidak 70% untuk dipertimbangkan dilakukan CABG. Jika sumbatan pada
arteri kurang dari 70% maka aliran darah melalui arteri tersebut masih cukup
banyak sehingga mencegah aliran darah yang adekuat pada pintasan.

Tandur pintas arteri koroner dilakukan di bawah anastesi umum. Dibuat irisin
sternotomi median dan pasien berada di bawah control pintasan jantung-paru.
Pembuluh darah dari bagian tubuh lain (misal: vena safena, arteri mamaria
interna) ditandur di distal lesi arteri koroner memintas sumbatan. Pintasan
jantung paru dihentikan, kemudian irisan ditutup. Pasien kemudian dimasukkan
ke unit perawatan kritis.

H. Komplikasi
Bedah pintas arteri koroner dengan tandur bisa menimbulkan komplikasi seperti
infark miokardium, disritmania dan perdarahan. penyebab dasar jantung koroner
sebenarnya belum dihilangkan, sehingga pasien bisa mengalami angina, intoleransi
latihan, atau gejala lain yang dirasakan seblum CABG. Obat-obat yang diperlukan
sebelum operasi masih perlu dilanjutkan. penyesuaian gaya hidup yang dianjurkan
sebelum pembedahan tetap penting, bukan hanya untuk patologi asal,namun juga untuk
mempertahankan viabilitas tandur yang baru dipasang.

I. Pencegahan

Cara mencegah terjadinya angina adalah :

Berhenti merokok
Mengurangi berat badan
Mengendalikan tekanan darah, diabetes dan kolesterol

Anda mungkin juga menyukai