Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
HIPERTENSI
II. PATOFISIOLOGI.
Baroreseptor mengontrol peregangan dinding arteri dengan menghalang-
halangi pusat vasokonstriksi medulla. Hipotesa ini berpengaruh dengan mekanisme
untuk meningkatkan tekanan darah. Patofisiologi hipertensi lain dapat diakibatkan
faktor:
Ketidakcocokan sekresi renin
Pengaruh ginjal
Peranan vasokonstriksi subtance, prostaglandin dan kalikrein
III. ETIOLOGI.
Hipertensi adalah penyakit dari tengah mas dewasa. Diperkirakan satu
dalam enam individu mempunyai tekanan darah tinggi. Jarang terjadi pada anak-
anak. Faktor-faktor penyebab antara lain:
1. Age (usia)
Paling sering/tinggi pada usia 30-40 tahun
2. Jenis kelamin
Komplikasi hipertensi meningkat pada laki-laki
3. Riwayat keluarga
75% klien menderita hipertensi mempunyai riwayat keluarga hipertensi
4. Obesitas
Meningkatnya berat badan pada masa anak-anak atau usia pertengahan, resiko
hipertensi meningkat.
5. Serum lipid
Meningkatnya trygliserida atau cholesterol meningkatkan resiko hipertensi
6. Diet
Meningkatnya resiko hipertensi pada diet tinggi sodium, tinggi lemak dan tinggi
kalori.
7. Merokok
Resiko dihubungkan dengan jumlah rokok, lamanya merokok
IV. PENYEBAB
3. Sakit kepala.
4. Epitaksis.
7. Sinkop.
8. Dizzines
Hipertensi:
Didefinisikan oleh Joint National Committee On Detection, Evaluation and
Treatment of High Blood Pressure (JNC) sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90
mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari
tekanan darah normal tinggi sampai hipertensi maligna. Keadaan ini dikategorikan
sebagai primer/essensial (hampir 90% dari semua kasus) atau sekunder sebagai akibat
dari kondisi patologi yang dapat dikenali, seringkali dapat diperbaiki.
8. Pernafasan
(Secara umum berhubungan dengan efek kardiopulmonal tahap lanjut dari
hipertensi menetap/berat).
Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja. Takhipnea, orthopnea,
dispnea nocturnal paroximal. Batuk dengan/ tanpa pembentukan sputum.
Riwayat merokok.
Tanda : Distress respirasi penggunaan otot aksesori pernafasan, bunyi nafas
tambahan (krekles/mengi) sianosis.
9. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi/cara berjalan. Episoder parestesia unilateral
transien hipotensi postural.
10. Pembelajaran/penyuluhan
Gejala : Faktor-faktor resiko keluarga: hipertensi, atherosklerosis, penyakit
jantung, DM, penyakit serebro vaskuler/ginjal. Faktor-faktor resiko etnik,
seperti orang Afrika, Amerika, Asia Tenggara. Penggunaan pil KB atau
hormon lain, penggunaan obat/alkohol.
11. Pertimbangan rencana pemulangan
DRG menunjukkan rata lamanya di rawat 4-12 hari. Bantu dengan pemanatauan diri
terhadap perubahan dalam terapi obat.
12. Pemeriksaan diagnostik
Hemoglobin/hematokrit
Bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
BUN/kreatinin
Memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
Glukosa
Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
Kalsium serum
Hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau
menjadi efek samping terapi diuretik
Kolesterol dan trigliserida serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembetukan plak
ateromatosa (efek kardiovaskuler).
Pemeriksaan tyroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi.
Kadar aldosteron urine/ serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab).
Urinalisa
Darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan/atau adanya DM
VMA urine (metabolit katekolamin)
Kenaikan dapat mengindikasikan adanya feokromositoma bila hipertensi hilang
timbul
Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi
Steroid urine
Kenaikan dapat di mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma atau
disfungsi pituitary, sindrom Cushings, kadar renin dapat juga meningkat.
IVP: Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal,
batu ginjal/ureter.
Foto dada: Dapat menunjukan obstruksi kalsifikasi pada area katup; deposit pada
dan/atau takik aorta; pembesaran jantung.
CT Skan: Mengkaji tumor serebral, CSF, ensefalopati atau feokromositoma.
EKG: Dapat menunjukan pembesaran jantung, pola regang, konduksi.
Catatan: Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi
Kriteria evaluasi:
Klien berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD/beban kerja jantung
Mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat diterima
Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang normal pasien
TINDAKAN / INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
1. Pantau TD, ukur pada kedua 1. Perbandingan dari tekanan
tangan untuk evaluasi awal. memberikan gambaran yang le-bih
lengkap tentang keterlibatan / bidang
masalah vaskular.
2. Catat keberadaan, kualitas 2. Denyutan karotis, juguralis,
denyutan sentral dan perifer. femoralis dan radialis mungkin
teramati/terpalpasi. Denyutan pada
tungkai mungkin menurun,
mencerminkan efek dari vaso-
konstriksi (peningkatan SVR) dan
kongesti vena.
3. Amati warna kulit, kelembaban, 3. Adanya pucat, dingin kulit lembab
suhu dan masa pengisian kapiler. dan masa pengisian kapiler lambat
mungkin ber-kaitan dengan
vasokonstriksi atau mencerminkan
dekompen-sasi /penurunan curah
4. Catat edema umum/tertentu. jantung.
4. Dapat mengindikasikan gagal
jantung, kerusakan ginjal dan
5. Berikan lingkungan yang tenang, vaskuler.
nyaman, kurangi aktivitas /keributan 5. Membantu untuk menurunkan
lingkungan. Batasi jumlah pengunjung rangsang simpatis; meningkat-kan
dan lamanya tinggal. relaksasi.
Kriteria evaluasi:
Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan
Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur
Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologis
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
1. Kaji respon klien terhadap 1. Menyebutkan parameter mem-
aktivitas, perhatikan frekuensi nadi bantu dalam mengkaji respon fisiologi
lebih dari 20 kali per menit di atas terhadap stress aktivitas dan bila ada
frekuensi istirahat; peningkatan TD merupakan indikator dari kelebihan
yang nyata selama/sesudah aktivitas kerja yang berkaitan dengan tingkat
(tekanan sistolik meningkat 40 mmHg aktivitas.
atau tekanan diastolik meningkat 20
mmHg); dispnea atau nyeri dada;
keletihan dan kelemahan yang
berlebihan; diaforesis; pusing atau
pingsan.
2. Instruksikan klien tentang teknik 2. Teknik menghemat energi
penghematan energi, misalnya mengurangi penggunaan energi, juga
menggunakan kursi saat mandi, membantu keseimbangan antara
duduk saat menyisir rambut atau suplai dan kebutuhan oksigen.
menyikat gigi, melakukan aktivitas
dengan perlahan. 3. Kemajuan aktivitas bertahap
3. Berikan dorongan untuk mencegah peningkatan kerja jantung
melakukan aktivitas/perawatan diri tiba-tiba. Memberikan bantuan hanya
bertahap jika dapat di toleransi. sebatas kebu-tuhan akan mendorong
Berikan bantuan sesuai kebutuhan. keman-dirian dalam me-lakukan akti-
vitas.
Kriteria evaluasi
Melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang/terkontrol
Mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan
Mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
1. Mempertahankan tirah baring 1. Meminimalkan stimulasi / me-
selama fase akut ningkatkan relaksasi
2. Berikan tindakan non farmakologi 2. Tindakan yang menurunkan
untuk menghilang-kan rasa sakit tekanan vaskuler serebral dan yang
kepala; misal: kompres dingin pada memperlambat/ memblok respon
dahi, pijatan punggung dan leher, simpatis efektif dalam menghilang-kan
tenang, redupkan lampu kamar, teknik sakit kepala dan komplikasinya.
relaksasi (panduan imaji-nasi,
distraksi) dan aktivitas waktu
senggang
3. Hilangkan / minimalkan aktivitas 3. Aktivitas yang meningkatkan
vasokonstriksi yang dapat vasokonstriksi menyebabkan sakit
meningkatkan sakit kepala. Mis: kepala pada adanya peningkatan
mengejan saat BAB, batuk panjang, tekanan vaskular serebral.
mem-bungkuk. 4. Pusing dan penglihatan kabur
4. Bantu klien dalam ambulasi sesuai sering berhubungan dengan sa-kit
kebutuhan. kepala. Pasien juga dapat mengalami
episode hipotensi postural.
5. Meningkatkan kenyamanan umum.
Kompres hidung dapat mengganggu
5. Berikan cairan, makanan lunak, menelan atau membutuhkan nafas
perawatan mulut yang teratur bila dengan mulut, menimbulkan stagnasi
terjadi perdarahan hidung atau sekresi oral dan mengeringkan
kompres hidung telah dilakukan untuk membran mukosa.
menghentikan perdarahan.
1. Analgetik menurunkan /
Kolaborasi mengontrol nyeri dan menurunkan
1. Berikan sesuai indikasi: analgetik, rangsang sistem saraf simpatis.
antiansietas Antiansietas dapat mengurangi
ketegangan dan ketidaknyamanan
yang diperberat oleh stress.
Daftar Pustaka:
- Doenges, Marlynn E, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi III, EGC, 2000, Jakarta
- Siauw, Soen L, Hipertensi, Cet. I, Debora Publishers, 1994, Jakarta
- Smith, Tom, Dr, Tekanan Darah Tinggi, Arcan, 1991, Jakarta
- Watts, David H, Terapi Medik, Edisi 17, EGC, 1984, Jakarta.