Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat

dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Penyusunan tugas ini bertujuan untuk memenuhi tugas dan kewajiban kami sebagai

mahasiswa serta agar mahasiswa yang lain dapat melakukan kegiatan seperti yang kami

lakukan. Dalam tugas ini kami akan membahas mengenai Pengolahan dan pengelolaan

Sampah Organik sampah padi.

Dengan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah mendukung kami terutama kepada dosen mata kuliah PTPS-B selaku

pembimbing kami. Tiada gading yang tak retak, demikian pepatah mengatakan. Kami sadari

tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun sehingga kami dapat memperbaiki kesalahan kami.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih. Semoga tugas ini bermanfaat dan berguna bagi kita

semua.

Purwokerto,22 Maret 2016

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

1
Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara di dunia.

Tidak hanya di Negara-negara berkembang, tetapi juga di Negara-negara maju, sampah

selalu menjadi masalah. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia

menghasilkan puluhan ton sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk khusus

dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan tanpa diapa-

apakan lagi. Dari hari ke hari sampah itu terus menumpuk dan terjadilah bukit sampah

seperti yang sering kita lihat.

Di Indonesia dengan semakin meningkatnya jumlah sampah maka pola lama

pengelolaan sampah di Indonesia yang berupa pengumpulan-pengangkutan-pembuangan

(P3) mulai bergeser ke pemilahan-pengolahan-pemanfaatan-pembuangan residu (P4).

sebagaimana diundangkannya UU RI No 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah. Selain

itu dalam rencana nasional Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat juga telah

dicantumkan bahwa penangan sampah memerlukan upaya mulai dari partisipasi

masyarakat hingga pemerintah. Pengolahan sampah menjadi sangat penting karena

sangat berpengaruh pada biaya pengolahan. Oleh karena itu kunci dari pengelolaan

sampah adalah pemilahan, atau pemisahan antara jenis sampah yang satu dengan jenis

sampah yang lain, hal ini dilakukan untuk menekan biaya yang begitu besar.

Sampah juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan

hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia.

Sampah-sampah yang ada hanya diangkut oleh truk-truk(CIPTA KARYA) dan dibuang

atau ditumpuk begitu saja di TPS maupun di TPA. Hal tersebut tentunya sangat

berpengaruh terhadap lingkungan sekitar dimana lingkungan menjadi kotor dan sampah

yang membusuk akan menjadi bibit penyakit di kemudian hari. Hal ini masih saja

dilakukan meskipun terbukti sampah itu dapat merugikan bila tidak dikelola dengan baik.

2
Bagi sebagian orang sampah merupakan hal yang menjijikan, atau sesuatu yang

sudah dibuang karena sudah tidak dapat di ambil manfaatnya oleh orang tersebut, atau

boleh dikatakan sudah tidak berguna lagi. Namun dibalik itu semua ternyata sampah

dapat diolah kembali dan memberikan banyak manfaat bagi kita. Coba bayangkan saja

bila didunia ini di penuhi oleh sampah dan tidak ada yang mengolahnya maka setiap hari

kita akan hidup dengan tidak nyaman karena baunya yang sangat menyengat. Maka dari

itu perlu diadakan pengolahan sampah atau biasa disebut daur ulang sampah yang dapat

mengurangi polusi dilingkungan.

Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga

dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas

dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya dan juga

kesadaran dari masyarakat untuk mengelolanya. Karena keterbatasan itulah kita sebagai

masyarakat kurang jeli dalam memanfaatkan kekayaan dan peluang yang kita miliki.

Jerami begitu melimpah di Indonesia termasuk di daerah Banyumas karena pada

dasarnya Indonesia adalah negara agraris dimana tanaman padi sebagai tanaman utama.

Saat petani panen padi, jerami melimpah ruwah di persawahan, dan itu hanya

dibakar sebagai humus alami. Namun hal ini tidak efektif dan maksimal sebagaimana

eksistensi akan jerami itu sendiri. Biasanya jerami hanya akan teronggok di sawah

karena digunakan sebagai pakan ternak atau bahkan dibakar begitu saja. Bisa

dibayangkan kemubadziran yang terjadi jika limpahan jerami tersebut hanya dibakar.

Tetapi mungkin tidak hanya kemubadziran saja, karena ternyata pembakaran jerami akan

menghasilkan emisi karbon yang memberi sumbangan akan terjadinya pemanasan

global.

Sungguh ironis memang, disatu sisi jerami dan sekam melimpah hanya dianggap

sebagai sisa yang memang harus dibakar. Sementara pupuk kimia semakin melambung

3
tinggi saja, sementara petani mengeluhkan terjadinya kelangkaan dan mahalnya pupuk

kimia. Dampaknya, jumlah dan jenis pupuk yang dapat mereka usahakan semakin

terbatas serta waktu pemberian pupuk yang sering terlambat dapat berpengaruh terhadap

produksi. Di samping itu, penurunan produktivitas lahan sawah yang marak di Indonesia

dimungkinkan terjadi karena kejenuhan tanah akibat penggunaan pupuk anorganik dalam

jangka waktu yang relative lama

Peristiwa ini mencerminkan kurang maksimalnya pemanfaatan jerami dalam

bidang pertanian padahal jerami memiliki potensi yang sangat besar dalam

menggemburkan tanah jika dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Bahkan dapat menjadi

solusi yang sangat brilian untuk menangani permasalahan terjadinya pelandaian

produktivitas lahan dan kelangkaan dan mahalnya pupuk kimia (Urea,TSP,ZA,SP36 atau

KCl). Selain itu kompos juga memberikan manfaat yang sangat banyak, antara lain:

memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, meningkatkan kandungan bahan organik, dan

meningkatkan kesuburan tanah atau lahan.

Peningkatan produktivitas lahan secara berkelanjutan diperlukan terobosan yang

mengarah pada efisiensi usaha tani dengan memanfaatkan sumber daya local yang ada

selain itu juga diperlukan adanya pelestarian lingkungan produksi termasuk

mempertahankan kandungan bahan organic tanah dengan memanfaatkan jerami padi atau

limbah pertanian lainnya ataukah pemanfaatan sampah kota.

Dengan demikian dapat dilihat betapa banyak manfaat jerami dan sekam jika

dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Namun, realita di lapangan menyatakan betapa

kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat khususnya petani akan potensi

tersebut. Ketidaksadaran akan kecenderungan penggunaan pupuk anorganik yang

dianggap lebih efisien dan mudah didapat di mana saja akan memperosokkan kita lebih

jauh ke dalam jurang permasalahan pertanian yang tidak terkira. Karena bagaimana pun

4
juga penggunaan pupuk anorganik dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan

kerusakan tanah yang merupakan media paling lengkap tempat hidup tumbuhan sebagai

satu-satunya produsen di muka bumi ini. Oleh karena itu, sangatlah penting merubah

paradigma berpikir masyarakat kita bahwa penggunaan sesuatu yang instant dalam

jangka panjang tidak selalu baik. Demikian juga dengan penggunaan pupuk anorganik.

,. Harus ada pengganti atau substitusi dari pupuk kimia/anorganik dan jawaban

yang tepat adalah pupuk kompos. Selain beberapa keunggulan yang telah disebutkan di

atas, cara membuat pupuk ini sangatlah mudah, apalagi bahan bakunya merupakan

limbah padi yang sangat melimpah saat pasca panen. Lalu keuntungan besar apalagi

yang harus dicari jika kita dapat mengubah sampah (jerami) menjadi emas (kompos)?.

Kesadaran inilah yang harus ditanamkan pada seluruh masyarakat khususnya petani di

negeri (Indonesia) super agraris ini.

Karena latar belakang itulah maka penulis tertarik membuat makalah tentang

Pemanfaatan Pupuk Organik Yang Terbuat Dari Bahan Sekam Padi

B. Rumusan masalah

Bagaimana pengelolaan sampah sekam padi di Kabupaten Banyumas Tahun 2016?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mengetahui tentang pengelolaan sampah sekam padi di Kabupaten Banyumas

Tahun 2016
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tentang jumlah timbulan sampah sekam padi di Kabupaten

Banyumas Tahun 2016


b. Mengetahui pemanfaatan sampah sekam padi di Kabupaten Banyumas Tahun

2016
c. Mengetahui cara pemanfaatan sampah sekam padi di Kabupaten Banyumas

Tahun 2016

D. Manfaat

5
1. Bagi masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang cara pemanfaatan sampah sekam

padi.

2. Bagi penulis

Untuk menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman tentang pengelolaan dan

pemanfaatan sampah sekam padi.

3. Bagi institusi

Untuk menambah daftar pustaka pada perpustakaan Poltekkes Kemenkes Semarang

Jurusan Kesehatan Lingkungan pada pembahasan pengelolaan dan pemanfaatan

sampah sekam padi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
1. Pengertian Sampah

6
Sampah adalah sesuatu benda padat yang sudah tidak di pakai lagi oleh

manusia atau benda padat yang sudah di gunakan lagi dalam suatu kegiatan

manusia dan dibuang. (Notoatmojo, 2007 : 187-188)

2. Sekam padi

Sekam padi adalah bagian dari bulir padi-padian (serealia) berupa lembaran

kering , bersisik, dan tidak dapat dimakan, yang melindungi bagian dalam

(endospermium dan embrio).

3. Briket

Briket adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan sebagai

bahan bakar untuk memulai dan memperetahankan nyala api.

B. Sumber-sumber sampah sekam padi

1. Pertanian

C. Jenis-jenis sampah

1. Berdasarkan Sifatnya

Berdasarkan sifatnya sampah dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Sampah organik - dapat diurai (degradable)

Sampah organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan,

sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih

lanjut menjadi kompos

b. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)

7
Sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti

plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas

minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya.

D. Upaya-upaya dalam pengelolaan sampah

Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah.


Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu:
a. Mengurangi ( reduce)
Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan.
Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang
dihasilkan.
b. Menggunakan kembali ( reuse)
c. Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari
pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang (bahasa Inggris: disposable).
d. Mendaur ulang ( recycle)
Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak
semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi
(bahasa Inggris: informal) dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah
menjadi barang lain.
e. Mengganti ( replace)
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa
dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama
E. Proses Pembuatan Kompos Aktif Ekspres (24 jam)
Bahan :
1. Jerami kering, daun-daun kering, sekam, serbukgergaji, atau bahan organik apa
saja yang dapat difermentasi (20 bagian).
2. Kompos yang sudah jadi (2 bagian).
3. Dedak 1 bagian.
4. Dectro disesuaikan dengan dosis (5 sendok makan).
5. Air disesuaikan dengan dosis (20 liter).
Cara Membuat
1. Cacah atu giling bahan baku kompos hingga agak halus, lalu campurkan dengan
dedak dan kompos yang sudah jadi.

8
2. Larutkan Dectro ke dalam air.
3. Siramkan secara merata larutan Dectro ke dalam campuran bahan baku sampai
kadar airnya mencapai 45-50%.
4. Tumpuk campuran bahan baku tersebut di atas ubin yang kering dengan ketinggian
30-35 cm, lalu tutup menggunakan karung goni.
5. Pertahankan temperatur 40-600 C.
6. Setelah 24 jam, kompos aktifekspres selesai terfermentasi dan siap digunakan
sebagai pupuk organik
Proses pembuatan briket sekam padi

1. Alat pembakaran

a) Cari tong silinder atau drum yang terbuat dari besi, seng, aluminium atau

logam yang tahan api lainnya. Sebaiknya berukuran 20 liter. Kemudian

buang salah satu dari alas atau atap silinder tersebut.

b) Pada bagian alas atau atap silinder yang tidak dibuang, buat lubang berbentuk

lingkaran dengan diameter 10 cm. usahakan lubang terdapat tepat ditengah-

tengah lingkaran atau berada di titik pusat diameter silinder.

c) Kemudian buat lubang-lubang dengan paku atau pahat pada dinding silinder

(diameter 0,5 cm) dengan jara antar lubang sekitar 2-3 cm. lubang ini

berfungsi untuk mrmbuang panas dari bahan bakar ketumpukan sekam padi,

tanpa harus membakar sekam padi, tanpa harus membakar sekam secara

langsung.

d) Cari atau buat pipa seng sepanjang 1 cm dengan diameter 10 cm. masukkan

pipa seng tersebut kedalam lubang yang telah dibuat pada alas atau silinder,

sehingga berfungsi sebagai cerobong asap bagi kamar pembakaran yang ada di

silinder utama.

e) Rekatkan pipa dengan cara dilas sehingga pipa berdiri tegak lurus di atas

silinder, atau letakkan pipa cerobong pada lubang yang ada di silinder, ganjal

9
dengan paku dan ikat dengan kawat besi agar pipa cerobong bisa berdiri tegak

dan tidak melesak kedasar silinder.

2. Proses pembakaran arang sekam

a) Pilih lokasi pembakaran yang jauh dari perumahan atau jalan, karena proses

pembakaran sekam padi akan menimbulkan asap yang tebal. Sebaiknya alas

tempat pembakaran terbuat dari lantai keras yang tahan panas, atau alasi

bagian bawah dengan plat seng sebelulm melakukan pembakaran. Hal ini

untuk memudahkan pengambilan arang sekam.

b) Buat api unggun seukkuran silinder yang telah kita buat sebelumnya. Bahan

bakarnya bisa menggunakan kertas Koran, kayu bakar atau daun-daun kering.

Kemudian nyalakan api, lalu tutup api tersebut dengan silinder yang telah

diberi cerobong asap tadi.

c) Timbun ruang pembakaran silinder yang didalamnya sudah ada nyala api

dengan beberapa karung sekam padi. Penimbunan dilakukan menggunung

keatas setinggi kurang lebih 1 meter dengan puncak timbunan cerobong asap

yang menyembul keluar.

d) Setelah 20-30 menit atau saat puncak timbunan sekam padi terlihat

menghitam, naikkan sekam yang masih berwarna coklatdibawah arah puncak.

Lakukan terus sampai semua sekam padi menghitam semua.

e) Setelah semua sekam berubah menjadi hitam, siram dengan air hingga merata.

Penyiraman dilakukan untuk menghentikan proses pembakaran. Apabila

proses pembakaran tidak dihentikan maka arang sekam padi akan berubah

menjadi abu.

10
f) Setelah disiram dan suhunya menurun, bongkar gunungan arang sekam padi

dan keringkan. Kemudian masukan ke dalam karung dan simpan di tempat

kering.

11
BAB III
PEMBAHASAN

A. Kalkulasi keuntungan pembuatan briket dari sekam padi

1. Jumlah sekam padi di jawa tengah berada diangka 4.500 Ton/ Tahun Pada tahun

2015.

2. 1 ton sampah sekam padi bisa menjadi 100 kg briket

3. Harga 1 kg briket Rp 5000

4. Rumus perhitungan

Sampah sekam padi 1 karung ukuran 4.500 Ton = 450 Ton Briket

= 450.000 Kg X @ 5000

= Rp 2.250.000.000,-

5. Bahan lain yang di perlukan

a. Bambu 5 buah untuk cetakan Briket X @ 10.000 = Rp 50.000,-

b. Tepung terigu sebagai perekat 50 Kg X @ 2000 = Rp100.000,-

c. Kertas bekas ( koran )sebagai pemicu

Pembakaran 50 Kg X @ 2000 = Rp 100.000,-

Total = Rp 250.000,-

B. Kesimpulan

a. Sampah organik dapat diolah menjadi beberapa jenis olahan, semakin rumit dan

semakin lama olahan sampah organik nilai jual akan bertambah.

12
b. Sampah organik secara umum bisa digunakan menjadi kompos, alternatif lainnya

dengan membuat Briket.

c. Pembuatan briket memang tak semudah membuat kompos, akan tetapi nilai jual

Briket jauh lebih tinggi di bandingkan membuat kompos.

d. Briket dapat dibuat dari bahan organik, salah satunya dari sampah sekam padi.

e. Potensi sampah sekam padi yang dihasilkan di daerah Banyumas pada tahun 2015

mencapai 4.500 Ton

f. Jika pemanfaatan briket bisa maksimal keuntungan yang didapat dari pemanfaatan

sampah sekam padi adalah Rp 2.250.000.000 Rp 250.000. = Rp 2.000.000.000/

Tahun.

DAFTAR PUSTAKA

Artiningsih, NKA, 2008. Peran Serta Masyarakat Dalam Pengeloaan Sampah Rumah Tangga.

Semarang: Universitas Diponegoro.

13
Cristian. H. 2008. Modifikasi Sistem Burner. Jakarta: Universitas Indonesia.

Darto, K. A. 2007. Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di

Indonesia. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.

Faizah. 2008. Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Semarang: Universitas Diponegoro.

Sulistyawati E dan Ridwan N. Efektivitas Kompos Sampah Perkotaan sebagai Pupuk

Organik dalam Meningkatkan Produktivitas dan Menurunkan Biaya Produksi Budidaya

Padi. Bandung: ITB.

14

Anda mungkin juga menyukai