Anda di halaman 1dari 5

Pengolahan Data Seismik Refraksi

dengan Metode Intercept Time


M.Dwiky Asyari (F1D114037) 1

Abstract

Keywords : magnetic method, magnetic intensity, susceptibility, TMI.

Sari

Kata kunci : metode magnetik, intensitas magnetik, susseptibilitas, TMI.

1)
Program Studi Teknik Pertambangan, Universitas Jambi. Email : dwikyaa@gmail.com
I. Pendahuluan
Metode Geomagnet adalah metode geofisika yang memanfaatkan sifat

II. Teori Dasar


A. Metode Seismik Refraksi
Metode seismik refraksi merupakan teknik umum yang digunakan dalam survai
geofisika untuk menentukan kedalaman batuan dasar, litologi batuan dasar (bed rock), sesar,
dan kekerasan batuan. Pada prinsipnya, metode seismik refraksi memanfaatkan perambatan
gelombang seismik yang merambat kedalam bumi. Pada dasarnya dalam metoda ini diberikan
suatu gangguan berupa gelombang seismik pada suatu sistem kemudian gejala fisisnya
diamati dengan menangkap gelombang tersebut melalui geophone. Waktu tempuh gelombang
antara sumber getaran dan penerima akan menghasilkan gambaran tentang kecepatan dan
kedalaman lapisan.
Hal tersebut akan menghasilkan gambaran tentang kecepatan dan kedalaman lapisan
berdasarkan penghitungan waktu tempuh gelombang antara sumber getaran (shot) dan
penerima (geophone). Waktu yang diperlukan oleh gelombang seismik untuk merambat pada
lapisan batuan bergantung pada besar kecepatan yang dimiliki oleh medium yang dilaluinya
tersebut. Data yang diperoleh berupa travel time dari gelombang pada tiap-tiap
geophone.Untuk mendapatkan kualitas rekaman seismik refraksi yang tinggi dan
mengandung bentuk first break yang tajam, dilakukan teknik stacking,gain dan filtering.
Pada survai seismik refraksi hukum dasar yang digunakan yaitu dasar pemantulan dan
pembiasan diantaranya: hukum Snellius, azas Fermat, dan hukum Huygens. Menurut hukum
Snellius menjelaskan hubungan antara sinus sudut datang dan sudut bias terhadap kecepatan
gelombang dalam medium. Azas Fermat yang menyatakan dalam penjalaran gelombang dari
satu titik ke titik selanjutnya yang melewati suatu medium tertentu akan mencari suatu
lintasan dengan waktu tempuh yang paling sedikit. Sedangkan untuk hukum Huygens
menyatakan bahwa suatu gelombang yang melewati suatu titik akan membuat titik tersebut
menjadi sumber gelombang baru dan akan begitu seterusnya. (Telford, 1976)
Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh gelombang untuk
menjalar pada batuan dari posisi sumber seismik menuju penerima pada berbagai jarak
tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah sinyal pertama (firstbreak)
diabaikan, karena gelombang seismik refraksi merambat paling cepat dibandingkan dengan
gelombang lainnya kecuali pada jarak (offset) yang relatif dekat sehingga yang dibutuhkan
adalah waktu pertama kali gelombang diterima oleh setiap geophone. Kecepatan gelombang
P lebih besar dibandingkan dengan kecepatan gelombang S sehingga waktu datang
gelombang P yang digunakan dalam perhitungan metode ini. Parameter jarak dan waktu
penjalaran gelombang dihubungkan dengan cepat rambat gelombang dalam medium.
Besarnya kecepatan rambat gelombang tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis
yang ada dalam material yang dikenal sebagai parameter elastisitas.

Gambar 2.1 Metode Seismik Refraksi


Gelombang seismik refraksi yang dapat terekam oleh penerima pada permukaan bumi
hanyalah gelombang seismik refraksi yang merambat pada batas antar lapisan batuan. Hal ini
hanya dapat terjadi jika sudut datang merupakan sudut kritis atau ketika sudut bias tegak
lurus dengan garis normal (r = 90 sehingga sin r = 1). Hal ini sesuai dengan asumsi awal
bahwa kecepatan lapisan dibawah interface lebih besar dibandingkan dengan kecepatan
diatas interface.
Gelombang seismik berasal dari sumber seismik merambat dengan kecepatan V1
menuju bidang batas (A), kemudian gelombang dibiaskan dengan sudut datang kritis
sepanjang interface dengan kecepatan V2. Dengan menggunakan prinsip Huygens pada
interface, gelombang ini kembali ke permukaan sehingga dapat diterima oleh penerima yang
ada di permukaan.
Tahapan akhir dalam metode seismik refraksi adalah membuat atau melakukan
interpretasi hasil dari survei menjadi data bawah permukaan yang akurat. Data-data waktu
dan jarak dari kurva travel time diterjemahkan menjadi suatu penampang seismik, dan
akhirnya dijadikan menjadi penampang geologi. Survey geofisika dengan metode seismik
refraksi adalah bertujuan untuk mendeteksi struktur geologi di bawah permukaan dangkal,
misalnya patahan. Untuk menentukan kedalaman di bawah sumber pada medium dua lapis
atau lebih yang horizontal maupun miring serta menentukan jenis batuan berdasarkan
kecepatan gelombang yang merambat dalam batuan tersebut.

III. Metodologi
Adapun Metodologi yang dilakukan untuk melakukan analisa Metode Magnetik,
sebagai berikut :

Mulai

Akuisisi data lapangan

Pengolahan daya dengan Ms Exel

Proses Picking

Pembuatan Grafik

Interpretasi Hasil

Selesai

IV. Hasil dan Pengolahan Data

V. Analisis
Metode magnetik merupakan metode eksplorasi geofisika yang digunakan untuk
menyelidiki kondisi permukaan bumi dengan memanfaatkan sifat kemagnetan batuan yang
diidentifikasikan oleh kerentanan magnet batuan (susseptibilitas magnet) dengan cara
VI. Kesimpulan
Dari hasil analisis metode magnetik yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Data-data yang diperlukan untuk melakukan koresi data magnetik adalah data diurnal,
waktu
Daftar Pustaka
Iqran, Muhammad. 2016. Metode Magnetik. http://muhiqram-geofisika.bl ogspot.co.id/2

Anda mungkin juga menyukai