Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS HAURPANGGUNG
Jl.Guntur Melati No.35 Kecamatan Tarogong Kidul kodepos 44151
Email: puskesmashaurpanggung@yahoo.com

KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS HAURPANGGUNG
NOMOR :

TENTANG
KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,


KEPALA UPT PUSKESMAS HAURPANGGUNG.

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis UPT Puskesmas dilaksanakan


kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis UPT Puskesmas perlu
memperhatikan mutu dan keselamatan pasien;
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan sesuai
kebutuhan pasien, bermutu, dan memperhatikan
keselamatan pasien, maka perlu disusun kebijakan
penunjang pelayanan klinis di UPT Puskesmas
Haurpanggung;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063)
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
tahun 2014, tentang Puskesmas;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
tahun 2015, tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS TENTANG


KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS UPT
PUSKESMAS HAURPANGGUNG.

KESATU : Kebijakan penunjang pelayanan klinis di UPT Puskesmas


Haurpanggung sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.

KEDUA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal Ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Garut
pada tanggal : 10 Maret 2017

KEPALA UPT PUSKESMAS HAURPANGGUNG,

ROHMAHALIA M. NOOR

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA UPT


PUSKESMAS HAURPANGGUNG
TENTANG : KEBIJAKAN PENUNJANG
PELAYANAN KLINIS UPT PUSKESMAS
HAURPANGGUNG

A. PELAYANAN LABORATORIUM:
1. Jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan di Puskesmas
meliputi;
a. Pemeriksaan Hematologi
b. Kimia Darah
c. Serologi
d. Urinalisis
e. Bakteriologi
f. IMS dan HIV

2. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas yang kompetens, yaitu:


analis kimia dan petugas dengan minimal lulusan D3 dan telah mendapat
pelatihan yang terkait dengan bidangnya
3. Hasil pemeriksaan harus diinterpertasi oleh petugas yang terlatih.
4. Pemeriksaan laboratorium untuk tiap-tiap jenis pemeriksaan harus
dipandu dengan prosedur mulai dari permintaan pemeriksaan,
penerimaan spesimen, pengambilan dan penyimapanan spesimen,
pemeriksaan sampai penyerahan hasil.
5. Jika ada permintaan pemeriksaan di luar jam kerja maka termasuk dalam
pelayanan cito
6. Untuk pemeriksaan kasus-kasus berisiko tinggi diatur sebagai berikut:
a. Untuk pemeriksaan pasien dengan riwayat penyakit hepatitis B, maka
disarankan untuk pemeriksaan lebih lanjut dan melakukan
pemeriksaan yang lebih intensif
b. Untuk pemeriksaan pasien dengan riwayat HIV/AIDS, maka dilakukan
konseling dan pemeriksaan lebih lanjut terhadap keluarga dan kerabat
terdekat.
7. Petugas pemeriksa laboratorium wajib menggunakan APD.
8. Bahan-bahan berbahaya beracun harus disimpan secara aman menurut
ketentuan yang berlaku.
9. Limbah laboratorium sebagai akibat pemeriksaan laboratorium harus
dikelola sebagai limbah infeksius.
10. Reagensia harus tersedia sesuai dengan jenis pemeriksaan yang
disediakan.
11. Reagensia harus disimpan dengan pelabelan yang jelas dan pada tempat
dan suhu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
12. Ketersediaan reagen wajib dievaluasi paling lambat setiap bulan sekali.
13. Hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan sesuai dengan jenis yang
diperiksa
14. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus dilengkapi dengan nilai
normal.
15. Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus disampaikan segera kepada
tenaga kesehatan yang meminta dalam batas waktu paling lambat satu
jam setelah hasil diperoleh dengan acuan sebagai berikut:
a. Untuk pemeriksaan glukosa darah puasa, nilai kritis:........
b. Untuk pemeriksaan ............, nilai kritis:.......
c. Dst
16. Harus dilakukan kendali mutu pelayanan laboratorium dengan
pemantaban mutu internal dan pemantaban mutu eksternal.
17. Program peningkatan mutu pelayanan laboratorium harus disusun dan
merupakan bagian tidak terpisahkan dari program peningkatan mutu
puskesmas dan keselamatan pasien.
18. Risiko dalam pelayanan lobaratorium harus diidentifikasi dan ditindak
lanjuti.

B. PENGELOLAAN OBAT:
1. Obat harus tersedia di puskesmas sesuai dengan formularium
puskesmas.
2. Obat Yang berhak menulis resep adalah: dr umum dan dr gigi
3. Yang berhak menyiapkan adalah,Tenaga Teknis Kefarmasian
4. Obat harus tersedia dalam seminggu dan 24 jam.
5. Ketersedian obat wajib dievaluasi paling lambat tiap tiga bulan sekali.
6. Obat kadaluwarsa tidak boleh diberikan pada pasien.
7. Pemberian Obat narkotika dan psikotropika , diatur sebagai berikut:
a. Peresepan obat narkotika dan psikotropikan hanya bolah dilakukan
oleh dr umum dan dr gigi
b. Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika harus disimpan pada
lemari gantung dan selalu terkunci,dan di catat di buku khusun
psikotropika
8. jika ada obat yang dibawa oleh pasien, maka obat harus diidentifikasi dan
ditindaklanjuti sesuai dengan instruksi dokter.
9. Penyediaan obat dilakukan oleh tanga farmasi atau tenaga tehnis
kefarmasian dengan memperhatikan higiene dan kebersihan.
10. Penyimpanan obat dilakukan sesuai dengan ketentuan penyimpanan tiap-
tiap obat.
11. Penyampaian obat pada pasien harus disertai label yang berisi minimal:
nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medis, aturan pakai, cara
pemakaian, waktu menggunakan, ....dst.
12. Dalam pemberian obat harus memperhatikan ada tidaknya riwayat alergi,
interaksi obat, dan efek samping obat.
13. Efek samping obat harus dilaporkan dan ditindak lanjuti, dan dicatat dalam
rekam medis.
14. Jika terjadi kesalahan dalam pemberian obat maka harus dilaporkan dan
ditindak lanjuti
15. Obat-obat emergensi harus tersedia di tempat pelayanan untuk mengatasi
jika terjadi kedaruratan dalam pelayanan kesehatan.
16. Obat emergensi harus disegel, dimonitor penggunaannya, dan segera
diganti jika digunakan dan disegel kembali oleh petugas farmasi.

C. PENGELOLAAN INFORMASI DAN REKAM MEDIS

1. Kode klasifikasi diagnosis menggunakan ICD X.


2. Kode klasifikasi tindakan menggunakan ICD IX/CM.
3. Singkatan yang boleh digunakan dalam pelayanan di puskesmas sebagai
mana pada lampiran ........
4. Petugas puskesmas yang boleh mengakses rekam medis adalah:
a. Petugas pendaftaran
b. Ka. TU
c. Petugas computer
5. Jika ada mahasiswa atau peneliti yang membutuhkan akses terhadap
rekam medis harus mendapat persetujuan dari Kepala UPT Puskesmas,
sesuai prosedur yang berlaku dan wajib menjaga kerahasiaan.
6. Rekam medis pasien diidentifikasi dengan cara penomoran sebagai
berikut:
a. Nama
b. Umur
c. Alamat
d. Kode desa
e. No rekam medik
7. Rekam medis disimpan di dalam loker penyimpanan sesuai tanggal
kunjungan
8. Masa retensi rekam medis selama satu tahun
9. Isi rekam medis mencakup nama, umur, alamat, kode desa dan no rekam
medik
10. Kelengkapan isis rekam medis harus dievaluasi dan ditindak lanjuti

D. MANAJEMEN LINGKUNGAN
1. Kondisi fisik bangunan dan lingkungan UPT Puskesmas wajib dipantau
secara rutin.
2. Prasarana puskesmas, yang meliputi air, linstrik, telpon harus dipantau
secara periodik, dipelihara, dan diperbaiki dan dipastikan berfungsi.
3. Hasil pemantauan, pemeliharaan, dan perbaikan harus didokumentasikan.
4. Bahan dan limbah berbahaya harus diidentifikasi, disimpan dengan benar,
dimonitor penyimpanan dan penggunaannya, dan ditindak lanjuti.
5. Harus disusun program menjamin lingkungan puskesmas yang aman
meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pendidikan dan pelatihan,
pemantauan dan evaluasi
6. Harus disusun program pemeliharaan peralatan, meliputi perencanaan,
pelaksanaaan, monitoring, evaluasi dan tindak lanjut.
7. Peralatan yang perlu dikalibrasi harus dikalibrasi tepat waktu.
8. Peraltan steril harus disterilkan dengan prosedur yang benar.

E. MANAJEMEN SDM YANG BEKERJA DALAM PELAYANAN KLINIS


1. Pola ketenagaan sdm klinis harus disusun berdasar analisis kebutuhan
sdm.
2. Kredensial harus dilakukan untuk setiap tenaga klinis.
3. Tenaga klinis yang bekerja di puskesmas harus mempunyai surat ijin yang
berlaku.
4. Evaluasi kinerja tenaga klinis harus dilakukan secara berkala paling lambat
satu tahun sekali
5. Peluang untuk melakukan pendidikan dan pelatihan harus diinformasikan
kepada tenaga klinis.
6. Tiap tenaga klinis harus mempunyai uraian tugas dengan kejelasan
kewenangan klini untuk masing-masing petugas.
7. Pelaksanaan uraian tugas dan wewenangan setiap tenaga klinis harus
dievaluasi dan ditindak lanjuti.
Ditetapkan di : Garut
pada tanggal :

KEPALA UPT PUSKESMAS HAURPANGGUNG,

ROHMAHALIA M. NOOR

Anda mungkin juga menyukai