PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit menahun yang ditandai oleh kadar
glukosa lebih dari normal <200mg/dL. Apabila dibiarkan tak kendali, penyakit ini
akan menimbulkan penyakit yang dapat berakibat fatal seperti penyakit jantung,
ginjal, kebutaan dan amputasi. Data world health organization (WHO) sampai
September 2015 menunjukan adanya kecendrungan peningkatan angka insiden
dan prevalen DM tipe II yang cukup besar pada tahun-tahun mendatang.
Diperkirakan penderita DM diseluruh dunia mencapai 347 juta orang dan lebih
dari 80% dari kasus ini terjadi dinegara yang mempunyai pendapatan perkapita
yang tergolong rendah dan sedang termasuk Indonesia.
WHO memprediksikan jumlah penderita DM di Indonesia dari 84 juta pada tahun
2000 menjadi sekitar
7
BAB II
PENELUSURAN PUSTAKA
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula atau glukosa darah akibat
kekurangan insulin baik absolute atau relative (Artjatmo, 2002)
8
sel otot maupun sel jaringan lemak untuk dimasuki glukosa darah
dengan demikian kadar glukosa darah juga cukup tinggi, akibat
dari:
1) Glukosa darah yang dimasukan ke dalam sel, kurang dari yang
seharusnya sel kekurangan gula yang merupaka energi utama.
2) Kadar glukosa darah tinggi karena glukosa kurang terserap ke
dalam sel.
3) Kadar glukosa dalam urine tinggi lebih dari normal karena zat
gula bocor ke dalam urine, dari hasil penelitian didapatkan
bahwa DM tipe 1 10-20% sedangkan DM tipe 2 sekitar 80-90%
dari seluruh penderita DM. sudah dijelaskan sebelumnya bahwa
DM tipe 2 ini tidak disebabkan kekurangan insulin tetapi
resistensi sel untuk dimasukin glukosa darah. Ciri-ciri antara
lain : mulai menderita pada usia >40 tahun, berat badan lebih
tinggi dari normal (tidak selalu normal). Glukosa dapat
dikendalikan dengan diit dan olahraga.
2.1.2.3 Diabetes Gestasional
Merupakan diabetes yang terjadi pada saat kehamilan. Sekitar 4%
wanita hamil menderita tipe ini (Suryono,1996).
2.1.4 Patofisologi
Pankreas adalah sebuah kelenjar yang memiliki kumpulan sel yang
berbentuk seperti pulau yang disebut dengan pulau-pulau
langerhans.Didalam pulau-pulau tersebut berisi sel alfa (sel yang
memproduksi glukagon yang kerja zat tersebut berlawanan dengan insulin),
sel beta (sel yang memproduksi insulin yang bertugas memasukkan
glukosa ke dalam sel) dan sel delta (sel yang memproduksi
somastostatin).Pada DM tipe I ditandai dengan penghancuran sel-sel beta
pankreas yang diakibatkan oleh faktor genetik, imunologi dan mungkin
pula lingkungan (infeksi virus).Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta
diibaratkan sebagai anak kunci yang yang dapat membuka pintu masuk
agar glukosa dapat masuk kedalam sel dan dimetabolisme menjadi
tenaga.Bila insulin tidak ada, maka glukosa tidak dapat masuk kedalam sel
dan tetap berada di pembuluh darah.
Pada DM tipe II, mekanisme yang tepat yang menyebabkan gangguan
sekresi insulin, tetapi terdapat faktor-faktor risiko yang mempengaruhi hal
tersebut yaitu faktor usia (> 60th), obesitas, riwayat keluarga dan kelompok
etnik tertentu. Proses terjadinya DM tipe II, yaitu bila jumlah insulin
normal tetapi reseptor insulin yang diibaratkan sebagai lubang kunci pada
permukaan sel berkurang, maka glukosa yang masuk kedalam sel sedikit
sehingga glukosa tetap berada di pembuluh darah.
Pada diabetes gestasional terdapat faktor-faktor risiko yang
mempengaruhinya, yaitu usia tua, kelompok etnik tertentu, obesitas,
multiparitas, riwayat keluarga dan riwayat diabetes gestasional terdahulu.
Diabetes gestasional ini terjadi selama kehamilann karena peningkatan
11
Pathoflow :
Defisiensi insulin
Kekurangan
volume cairan
ketonemia nitrogen urin dehidrasi
Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
Kelelahan
asidosis trombosis
Koma aterosklerosis
kematian
makrovaskuler mikrovaskuler
Resti infeksi
13
2.1.6 Komplikasi
2.1.6.1 Kronik
a. Makrovaskular : hipertensi, penyakit arteri koroner dan penyakit
cerebrovaskuler.
b. Mikrovaskuler : diabetik retinopati, neuropati dan nefropati.
d. Kaki diabetik.
2.1.6.2 Akut
a. Koma hipoglikemik.
b. Ketoasidosis diabetik
c. Koma hyperosmolar nonketotik
14
2.1.8.1 Diet
Tujuan diet DM :
2.2.1.2 Sirkulasi.
2.2.1.4 Eliminasi.
2.2.1.5 Makanan/cairan.
17
2.2.1.6 Neurosensori.
2.2.1.7 Nyeri/kenyamanan.
2.2.1.8 Pernafasan.
2.2.1.9 Keamanan.
2.2.1.10 Seksualitas.
2.2.1.11 Penyuluhan//pembelajaran.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
Biodata Pasien
Nama : Tn D
Umur : 52 Tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru
Agama : Islam
Suku : Jawa
a. febris hari 7
b. abses diabetikum pedis sinistra
c. aki stadium II dengan anemia
d. suspek ganggren pedis sinitra
a. HEMATOLOGI
HB ; 7,80
HT ; 23,6
LEUKOSIT ; 35,90
TROMBOSIT ; 442
b. FUNGSI HATI
20
SGOT ; 37
SGPT ; 12
Albumin ; 3,4
Globulin ; 2,41
c. HEMOSTASIS
d. HEPATITIS
e. DIABETES
GDS ; 293
f. FUNGSI GINJAL
Ureum darah ; 88
g. ELEKTROLIT
Natrium ; 131
Kalium ; 4,60
21
Klorida ; 96
Foto torax
Kesan cardiomegali
Makan / minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Ambulasi / ROM
3.3.3 BB/TB :
BB : 70kg
TB : 150cm
3.3.4 Kepala
Bentuk : Normochepal
3.3.9 Ektremitas
Terdapat ulkus dipedis kaki kiri, luas ulkus dengan diameter kurang
lebih 15cm kedalamannya kurang lebih 1cm, nampak jaringan
nekrotik warna putih. Terdapat oedema dibagian kaki distal kanan kiri.
Infus terpasang ditangan kiri.
3.4 Program Terapi
a. Ceftriaxone 2x1
b. Konsul dr penyakit dalam
c. Besok GV
1. Analisa data
jaringan
a. Ada luka di ekstremitas
bawah (pedis kaki kiri).
DO:
c. R: ekstremitas bawah.
d. S: 5-6
DS:
b. Pasien mengatakan
mempunyai pantangan makanan
yaitu daging kambing.
DO :
b. Dalam melakukan
makan/minum, mandi,
berpakaian, mobilitas di tempat Kelemahan
4. Adanya ulkus pada kaki
tidur, berpindah, ambulasi/ROM mobilitas fisik
dibantu oleh orang lain
DS :
DO :
DS :
28
Prioritas Masalah
1. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan ulkus DM ditandai
dengan adanya luka pada pedis dan keluar pus banyak, luka ulkus
dengan diameter : 1 5 cm kedalaman : 1 cm, tterdapat jaringan
nekrotik warna putih, terdapat edema di bagian kaki kiri
2. Nyeri berhubungan dengan iskemik jaringan ditandai dengan adanya
luka pada pedis kaki yang menyebabkan nyeri, nyeri bertambah saat
beraktifitas, nyeri seperti ditusuk-tusuk pada area ekstremitas bawah
dengan skala nyeri 6, pasien meringis kesakitan ditunjukkan dengan
memegangi area nyeri.
3. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
hilangnya nafsu makan, ditandai dengan intake makanan selama di
rumah sakit pasien hanya menghabiskan rata-rata porsi pemberian.
4. Kelemahan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya ulkus pada
kaki, klien melakukan makan/minum, mandi, berpakaian, mobilitas di
tempat tidur, berpindah, ambulasi/ROM dibantu oleh orang lain, dan
untuk kebutuhan toileting pasien dibantu oleh orang lain dan dengan
bantuan alat
5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
ditandai dengan rambut lebat sedikit beruban, terakhir keramas 5 hari
yang lalu, rambut berbau, bibir kering, , nafas berbau.
1. Intervensi keperawatan
No.
Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Rasional
Dx
Setelah a. Laksanakan
dilakukan perawatan luka
Pengkajian yang
tindakan sesuai dengan
tepat terhadap
keperawatan perskripsi medik.
luka dan proses
Kerusakan selama 324
penyembuhan
Integritas jam, integritas b. Oleskan
akan membantu
Dx. Cairan jaringan klien preparat antibiotik
dalam
1. Berhubungan membaik, topikal dan
menentukan
Dengan dengan kriteria memasng balutan
tindakan
Ulkus DM hasil: sesuai ketentuan
selanjutnya.
medik.
a. Jaringan
secara umum c. Berikan
tampak utuh dan dukungan nutrisi
29
c. Luka yang
baru sembuh
teraba lunak dan
licin.- Bersihkan
luka/ulkus setiap
hari.
Setelah 1. Lakukan
dilakukan pengkajian nyeri
tindakan secara
keperawatan komprehensif
selama 3x24jam termasuk lokasi,
nyeri klien karakteristik,
berkurang, durasi, frekuensi,
dengan kriteria kualitas dan ontro Pengkajian yang
hasil: presipitasi. tepat terhadap
luka dan proses
Nyeri a. Mengontrol 2. penyembuhan
berhubungan nyeri. Observasi reaksi akan membantu
Dx.
dengan nonverbal dari dalam
2.
iskemik b. Melaporkan ketidaknyamanan. menentukan
jaringan bahwa nyeri tindakan
berkurang skala 3. Gunakan selanjutnya.
1-3. teknik
komunikasi
c. Mampu terapeutik untuk
mengenali nyeri mengetahui
(skala, intensitas, pengalaman nyeri
frekuensi dan klien sebelumnya.
tanda nyeri).
4. Kontrol
d. Menyatakan ontro lingkungan
30
8. Berikan
analgetik untuk
mengurangi nyeri.
9. Evaluasi
tindakan
pengurang
nyeri/kontrol
nyeri.
10. Kolaborasi
dengan dokter
bila ada komplain
tentang
pemberian
analgetik tidak
berhasil.
11. Monitor
31
penerimaan klien
tentang
manajemen nyeri.
1.
Mengidentifikasi
kekurangan dan
1. Kaji
penyimpangan
intake klien
dari kebutuhan
terapeutik.
2.
Tingkatkan intake
2.
Setelah makan melalui
Mengkaji
dilakukan
pemasukan
tindakan a. Kurangi
makanan yang
keperawatan gangguan dari
adekuat
selama 324 luar
(termasuk
jam, kebutuhan
absorbsi dan
nutrisi kurang b. Sajikan
utilisasinya).
dari kebutuhan makanan dalam
klien membaik, kondisi hangat
Kebutuhan 3. Jika
dengan kriteria
nutrisi makanan yang
hasil: c. Selingi
kurang dari disukai pasien
makan dengan
Dx. kebutuhan dapat
a. Nafsu minum
3. berhubungan dimasukkan
makan
dengan dalam
meningkat d. Jaga
hilangnya perencanaan
kebersihan mulut
nafsu makan makan,
b. klien
kerjasama ini
Kebutuhan
dapat
nutrisi tercukupi e. Berikan
diupayakan
makan sedikit tapi
setelah pulang.
c. Porsi sering
makan klien
4.
habis 3.
Meningkatkan
Kolaborasi
rasa
dengan ahli
keterlibatannya;
giziikan diet dan
memberikan
makanan ringan
informasi pada
dengan tambahan
keluarga untuk
makanan yang
memahami
disukai bila ada
nutrisi pasien.
4. Pastikan
klien untuk
mempertahankan
pergerakan sendi
5. Pastikan
klien bebas dari
nyeri sebelum
diberikan latihan
6. Anjurkan
ROM Exercise
aktif: jadual;
keteraturan, Latih
ROM pasif.
7. Bantu
identifikasi
program latihan
yang sesuai
8.
Diskusikan dan
instruksikan pada
klien mengenai
latihan yang tepat
9. Anjurkan
dan Bantu klien
duduk di tempat
33
tidur sesuai
toleransi
11. Fasilitasi
penggunaan alat
Bantu
1. Monitor
kemampuan
pasien terhadap
perawatan diri
Setelah
2. Monitor
dilakukan
kebutuhan akan
tindakan
personal hygiene,
keperawatan
berpakaian,
selama 324
toileting dan
jam, defisit
makan
perawatan diri
membaik, Untuk
3. Beri
dengan kriteria memberikan
bantuan sampai
Defisit hasil: informasi pada
klien mempunyai
perawatan pasien/keluarga,
kemapuan untuk
diri a. Pasien perawat perlu
Dx. merawat diri
berhubungan mampu mengetahui
5.
dengan memenuhi sejauh mana
4. Bantu
kurangnya aktivitas informasi atau
klien dalam
pengetahuan perawatan diri pengetahuan
memenuhi
secara mandiri yang diketahui
kebutuhannya.
pasien/keluarga.
b.
5. Anjurkan
Pengetahuan
klien untuk
pasien tentang
melakukan
perawatan diri
aktivitas sehari-
meningkat
hari sesuai
kemampuannya
6.
Pertahankan
aktivitas
perawatan diri
34
secara rutin
7. Evaluasi
kemampuan klien
dalam memenuhi
kebutuhan sehari-
hari.
8. Berikan
reinforcement
atas usaha yang
dilakukan dalam
melakukan
perawatan diri
sehari hari.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir dan ulkus adalah
kematian jaringan yang luas ,disertai invasif kuman saprofit. Faktor utama yang
berperan pada timbulnya ulkus diabetikum adalah angiopati, neuropati dan infeksi.
1. Saran
Ulkus diabetes mellitus grade II sangat rawan untuk terjadinya infeksi. Jika
perawatan Ulkus diabetes mellitus grade II tidak dilakukan dengan baik dan benar,
35
maka akan menimbulkan infeksi. Selain itu, Ulkus diabetes mellitus grade II akan
mengganggu aliran darah dan syaraf-syaraf yang peka terhadap rasa nyeri.
Apabila ada Ulkus diabetes mellitus grade II, diharapkan untuk selalu dibersihkan,
biasanya dengan NaCl dan ditutup dengan kassa steril. Jika ada jaringan yang mati,
maka segera dilakukan pengangkatan, agar tidak terjadi pelebaran ulkus diabetikum.
Dan selalu menjaga adar gula darah dengan menjaga pola makan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA