Anda di halaman 1dari 3

FARMAKOKINETIKA DAN FARMAKODINAMIKA

GOLONGAN
ANTIBIOTIKA DOSE DEPENDENT
Denok Hafsari (058114152)
Flora Sri Susanti (068114042)
Farmakologi antibiotik dibagi menjadi farmakokinetika dan farmakodinamika.
Farmakodinamika antibiotik digambarkan konsentrasi-waktu obat dalam tubuh makhluk
hidup yang menghasilkan respon antimikrobial, yaitu apakah mikrobia tereradikasi atau tidak.
Sedangkan secara farmakikinetika hanya digambarkan dari profil konsentrasi dan waktu obat
dalam tubuh mahkluk hidup.
Secara prinsip, pemilihan antibiotika yang tepat harus mempertimbangkan aktivitas
mikrobiologik dan farmakodinamik masing-masing terhadap pola sensitivitas kuman
setempat. Dosis efektif antimikroba merupakan fungsi dari kadar hambat minimal (minimum
inhibitory concentration/MIC) kemampuan pertahanan tubuh individu, lokasi infeksi, dan
farmakokinetika antimikroba.
The International Society for Anti-Infective Pharmalogy (ISAP) mengawali studi
farmakokinetik dan farmakodinamik antibiotic untuk memperbaiki dosis regiment. Sejak itu
studi dan penggunaan prinsip farmakokinetik dan farmakodinamik dalam terapi antibiotik
ditingkatkan secara besar-besaran. Berdasarkan mekanisme aksinya, obat antibakterial dibagi
menjadi time-dependent antibiotic dan concentration-dependent antibiotic.

Gambar 1. Pharmalogical index C /MIC dan AUC/MIC


max

Untuk antibiotik concentration-dependent killing digunakan parameter AUC, C , dan


max

MIC. Pada gambar 1 menunjukkan kurvaconcentration-dependent killing. Aminoglikosida


(sebagai contoh Paromomisin, Gentamisin) dan Quinolon merupakan antibiotik yang
menunjukkan mekanisme antibiotik concentration-dependent killing. Pada antibiotik kelas ini
akan menunjukkan peningkatan aktivitas pada konsentrasi. Puncak aktivitas bakteriostatik
yang dikembangkan menjadi indeks farmkologi berdasarkan C /MIC (Gambar 1).
max

Berdasarkan penelitian pada tahun 1974 diujikan aktivitas bakteriostatik dan bakterisidal
pada serum dan urin dai 317 pasien kanker dengan infeksi. Diketahui bahwa ketika puncak
aktivitas bakteriostatik dalam serum C /MIC 1:8 penyembuhan infeksi mencapai 80%.
max

Respon terapi pasien dengan infeksi saluran kemih berkorelasi dengan level penghambatan
bakteri pada urin, di mana penyembuhan klinis mencapai 90% pada pasien dengan aktivitas
bakteriostatik C /MIC 1:4. Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa antibiotik yang
max

termasuk concentration-dependent killing akan memberikan peningkatan efek antimikrobial


dengan semakin meningkatnya konsentrasi antibiotik.
Indeks farmakokinetik AUC/MIC (gambar 2) digunakan untuk memprediksi efek
antibiotik concentration-dependent killing (bisa dilihat dari C /MIC). AUC/MIC biasa
max

disebut juga dengan AUIC (Area Inder Inhibitory Curve) yaitu area pada kurva yang
menunjukkan penghambatan terhadap mikrobia, yang dinyatakan sebagai hasil bagi AUC
(konsentrasi yang berada di atas MIC) dengan MIC itu sendiri.
Optimalisasi Farmakoterapi
Untuk antimikroba yang bersifat tergantung kadar, peningkatan kadar antimkroba
dalam darah akan meningkatkan pula kecepatan bunuhnya. Penurunan densitas bakteri
ditentukan oleh berapa lama konsentrasi obat dalam darah melebihi MIC. Bagi antibiotika
yang bersifat tergantung kadar, penurunan densitas bakteri tergantung pada rasio antara kadar
maksimum obat dalam darah (C ) dan MIC atau AUC terhadap MIC. Terhadap antibiotika
max

golongan ini dianjurkan untuk meningkatkan dosis yang besarnya diperhitungkan


berdasarkan. MIC untuk bakteri patogen yang dicurigai. Interval waktu pemberian antibiotika
juga harus panjang dan disesuaikan dengan waktu paruh obat dalam tubuh.
Atas dasar konsep tersebut aminoglikosida umumnya diberikan sekali sehari. Hal ini
berkaitan dengan tujuan terapi dengan aminoglikosida, yaitu mencapai kadar puncak dalam
serum minimal setara dengan 10-12 kali MIC. Untuk memprediksi outcome klinik hasil
terapi pada pemberian fluoroquinolon, konsep yang digunakan adalah area di bawah kadar
hambat (AUIC) yang setara dengan AUC/MIC. Sebagai contoh, infeksi akibat bakteri usus
gram negatif, outcome klinik terbaik umumnya diperoleh jika fluoroquinolon diberikan pada
AUIC yang setara atau lebih besar dari 125, sedangkan untuk bakteri Gram positif angka ini
harus mencapai sekitar 40 atau lebih.
Rasio antara kadar puncak antibiotika (C ) dan MIC juga telah diteliti pada levofloxacin.
max

Jika ingin mendapatkan outcome klinik dan repons mikrobiologik sekitar 80-100% maka
ratio C terhadap MIC untuk levofloxacin haruslah mencapai minimal 12,2 dan tergantung
max

pada lokasi infeksi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai tujuan terapi
yang diharapkan maka pemberian fluoroquinolon selain harus mencapai AUIC = 125 (untuk
bakteri Gram negatif) atau = 40 (untuk bakteri Gram positif) juga ratio Cmax/MIC
hendaknya mencapai = 12,2
BEBERAPA ISTILAH :
1. Time > MIC (ditulis T ) >MIC

Definisi : presentase kumulatif waktu 24 jam periode dimana konsentrasi obat


melampaui MIC
1. Puncak/MIC (C /MIC)
max

Definisi : puncak level dibagi MIC


Pada literatur C /MIC juga dinotasikan dengan puncak/MIC, inhinbitory qoutient
max

(IQ) or inhibitory rate (IR). Indeks ini digunakan untuk memprediksi atau
menggambarkan efek concentration-dependent antibiotik.
1. AUC/MIC
Definisi : area di bawah kurva konsentrasi-waktu 24 jam dibagi dengan MIC.
Catatan : AUC/MIC digunakan untuk menunjukkan hubungan PK/PD antara AUC
dan MIC.
Sumber :
1. Journal of Antimicrobial Chemotherapy (2003) 52, 893-898 2003 The British Society
for Antimicrobial Chemotherapy
Judul : PHARMACOLOGICAL INDICES IN ANTIBIOTIC THERAPY
Penulis : Antina Barger, Christine Fuhst and Bernd Wiedemann
2. JMPK Vol. 08/No.04/Desember/2005
Judul : KEBIJAKAN UNTUK MEMINIMALKAN RISIKO
TERJADINYA RESISTENSI BAKTERI DI UNIT PERAWATAN INTENSIF
RUMAH SAKIT
Penulis : Iwan Dwiprahasto
Bagian Farmakologi & Toksikologi/Clinical Epidemiology & Biostatics Unit, Fakultas
Kedokteran UGM, Yogyakarta
Leave a comment
Posted in farmakokinetika klinik

Posted on March 19, 2009 | Leave a comment

Anda mungkin juga menyukai