OLEH: KELOMPOK 5
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Pengolahan Air Limbah sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Ucapan terima kasih tak lupa penyusun ucapkan kepada Dosen
Pengampuh Mata Kuliah Pencemaran Air Tanah yaitu Bapak Ir. Dr. Muh.
Chaerul,S.T.,S.Km.,M.Sc yang telah membimbing kami dalam proses
perkuliahan.
Harapan penyusun semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dalam menambah wawasan dan pengetahuan. Penyusun menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu, kritik dan
saran senantiasa penyusun harapkan supaya penyusunan makalah selanjutnya
dapat lebih baik.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
Melalui makalah ini diharapkan pembaca mengetahui tentang :
PEMBAHASAN
Menurut Ehless dan Steel, Air limbah atau air buangan adalah sisa air
dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum
lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat
membahayakan bagi kesehatan manusia serta mangganggu lingkungan hidup.
Batasan lainnya mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari
cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan,
perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air pemukiman dan air
hujan yang mungkin ada (Haryoto Kusnoputranto, 1985). Dari batasan tersebut
dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa dari kegiatan
manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti industri,
perhotelan, dan sebagainya. Meskipun merupakan air sisa, namun volumenya
besar, karena kurang lebih 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan
manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk air yang sudah kotor
(tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan kembali ke sungai dan laut
dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh karena itu, air buangan ini harus
dikelola dan atau diolah secara baik.
Air limbah ini dapat berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu
air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Air limbah rumah tangga
terdiri dari 3 fraksi penting, yaitu :
a. Tinja (faeces), berpotensi mengandung mikroba pathogen
b. Air seni (urine), umumnya mengandung Nitrogen (N) dan Fosfor, serta
kemungkinan kecil mikro-organisme.
c. Grey water, merupakan air bekas cucian dapur, mesin cuci dan kamar
mandi. Grey water sering juga disebut dengan istilah sullage.
Campuran faeces dan urine disebut sebagai excreta, sedangkan campuran
excreta dengan air bilasan toilet disebut sebagai black water. Mikroba
pathogen banyak terdapat pada excreta. Excreta ini merupakan cara
transport utama bagi penyakit bawaan.
2. Air buangan industri (industrial wastes water), yang berasal dari berbagai jenis
industri akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung di dalamnya sangat
bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri,
antara lain: nitrogen, sulfida, amoniak, lemak garam-garam zat pewarna,
mineral, logam berat, zat pelarut dan sebagainya. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi
lingkungan menjadi lebih rumit.
3. Air buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang
berasal dari daerah; perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat
umum, tempat-tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang
terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan jenis air limbah rumah
tangga.
Air limbah rumah tangga sebagian besar mengandung bahan-bahan
organic sehingga memudahkan di dalam pengelolaannya. Sebaliknya, limbah
industri lebih sulit pengelolaannya karena mengandung pelarut mineral, logam
berat, dan zat-zat organik lain yang bersifat toksik.
Volume air limbah yang dihasilkan pada suatu masyarakat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Kebiasaan manusia
Makin banyak orang menggunakan air, makin banyak air limbah yang
dihasilkan.
b. Penggunaan system pembuangan kombinasi atau terpisah
Pada sistem kombinasi, volume air limbah bervariasi dari 80-100 galon atau
lebih perkapita, sedangkan pada sistem terpisah volume air limbah mencapai
rata-rata 25-50 galon per kapita.
c. Waktu
Air limbah tidak mengalir merata sepanjang hari, tetapi bervariasi pada waktu
dalam sehri dan musim. Di pagi hari, manusia cenderung menggunakan air ,
yang menyebabkan aliran air limbah lebih banyak dibandingkan pada tengah
hari yang volumenya sedikit, dan pada malam hari agak meningkat lagi.
Karakteristik air limbah penting untuk diketahui, karena hal ini akan
menentukan pengolahan yang tepat, sehingga tidak mencemari lingkungan hidup.
Secara garis besar dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Karakteristik fisik
Air limbah terdiri dari 99,9% air, sedangkan kandungan bahan padatnya
mencapai 0,1% dalam bentuk suspensi padat (suspended solid) yang volumenya
bervariasi antara 100-500 mg/l. Apabila volume suspensi padat kurang dari
100mg/l, air limbah disebut lemah, sedangkan bila lebih dari 500mg/l disebut
kuat. Terutama air limbah rumah tangga, biasanya berwarna suram seperti larutan
sabun, bekas cucian beras dan sayur, dan sebagainya.
2. Karakteristik kimiawi
Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik
yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari
penguraian tinja, urine, dan sampah-sampah lainnya. Oleh sebab itu, pada
umumnya bersifat basa pada waktu masih baru, dan cenderung ke asam apabila
sudah mulai membusuk. Substansi organik dalam air buangan terdiri dari 2
golongan, yakni:
a. Gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya; urea, protein, atau asam
amino.
b. Gabungan yang tidak mengandung nitrogen, misalnya: lemak, sabun, atau
karbohidrat.
3. Karakteristik bakteriologis
Bakteri dalam air limbah berfungsi untuk menyeimbangkan DO dan BOD.
Sedangkan bakteri patogen banyak terdapat dari hasil buangan dari peternakan,
rumah sakit, laboratorium, sanatorium, buangan rumah tangga khususnya dari
kamar mandi/wc. Kandungan bakteri patogen serta organisme golongan E. coli
terdapat juga dalam air limbah tergantung dari mana sumbernya, namun keduanya
tidak berperan dalam proses pengolahan air limbah. Limbah industri tidak banyak
mengandung bakteri kecuali dari bahan produksinya memang berhubungan
dengan potensi adanya bakteri diantaranya industri makanan/minuman,
pengalengan ikan dan daging. Beberapa mikroorganisme dalam air limbah, antara
lain:
a. Kelompok protista : virus, bakteri, jamur, protozoa
b. Kelompok tanaman dan bintang : Algae, cacing
Air limbah yang tidak menjalani proses pengolahan yang benar tentunya
dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Dampak tersebut antara lain:
1) Gangguan Kesehatan
Air limbah dapat mengandung bibit penyakit yang dapat menimbulkan
penyakit bawaan air. Selain itu di dalam air limbah mungkin juga terdapat zat-
zat berbahaya dan beracun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi
makhluk hidup yang mengkonsumsinya. Adakalanya, air limbah yang tidak
dikelola dengan baik juga dapat menjadi sarang vector penyakit (misalnya
nyamuk, lalat, kecoa, dan lain-lain) .
2) Penurunan Kualitas Lingkungan
Air limbah yang dibuang langsung ke air permukaan (misalnya sungai dan
danau) dapat mengakibatkan pencemaran air permukaan tersebut. Sebagai
contoh, bahan organic yang terdapat dalam air limbah bila dibuang langsung ke
sungai dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen yang terlarut didalam
sungai tersebut. Dengan demikian menyebabkan kehidupan di dalam air yang
membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan mengurangi
perkembangannya. Adakalanya, air limbah juga dapat merembes ke dalam air
tanah, sehingga menyebabkan pencemaran air tanah. Bila air tanah tercemar,
maka kualitasnya akan menurun sehingga tidak dapat lagi digunakan sesuai
peruntukannya.
3) Gangguan Terhadap Keindahan
Adakalanya air limbah mengandung polutan yang tidak mengganggu kesehatan
dan ekosistem, tetapi mengganggu keindahan. Contoh: air limbah yang
mengandung pigmen warna yang dapat menimbulkan perubahan warna pada
badan air penerima. Walaupun pigmen tersebut tidak menimbulkan gangguan
terhadap kesehatan, tetapi terjadi gangguan keindahan terhadap badan air
penerima tersebut. Kadang-kadang air limbah dapat juga mengandung bahan-
bahan yang bila terurai menghasilkan gas-gas yang berbau. Bila air limbah
jenis ini mencemari badan air, maka dapat menimbulkan gangguan keindahan
pada badan air tersebut.
4) Gangguan terhadap kerusakan benda
Adakalanya air limbah mengandung zat-zat yang dapat dikonversi oleh bakteri
anaerobik menjadi gas yang agresif seperti H2S. Gas ini dapat mempercepat
proses perkaratan pada benda yang terbuat dari besi (mis. Pipa saluran air
limbah) dan bangunan air kotor lainnya. Dengan cepat rusaknya air tersebut
maka biaya pemeliharaannya akan semakin besar juga, yang berarti akan
menimbulkan kerugian material.
Untuk menghindarkan terjadinya gangguan-gangguan diatas, air limbah
yang dialirkan ke lingkungan harus memenuhi ketentuan seperti yang disebutkan
dalam Baku Mutu Air Limbah. Apabila air limbah tidak memenuhi ketentuan
tersebut, maka perlu dilakukan pengolahan air limbah sebelum mengalirkannya ke
lingkungan.
Adapun tujuan dari pengelolaan air limbah itu sendiri, antara lain:
1. Mencegah pencemaran pada sumber air rumah tangga.
2. Melindungi hewan dan tanaman yang hidup didalam air.
3. Menghindari pencemaran tanah permukaan.
4. Menghilangkan tempat berkembangbiaknya bibit dan vektor penyakit.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengelolah air limbah,
diantaranya:
Pengenceran (disposal by dilution)
Air limbah dibuang ke sungai, danau, atau laut agar mengalami
pengenceran. Dengan cara ini air limbah akan mengalami purifikasi alami.
Namun, cara semacam ini dapat mencemari air permukaan dengan bakteri
patogen, larva dan telur cacing, serta bibit penyakit lain yang ada di dalam air
limbah itu. Apabila hanya cara ini yang dapat diterapkan, maka persyaratan
berikut harus dipenuhi:
1. Air sungai atau danau tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.
2. Volume air mencukupi sehingga pengenceran berlangsung kurang dari 30-40
kali
3. Air harus cukup mengandung oksigen. Dengan kata lain air harus mengalir
(tidak boleh stagnan) agar tidak menimbulkan bau.
Cesspool
Septic tank
Septic tank, menurut WHO, merupakan metode terbaik untuk mengelolah
air limbah walau biayanya mahal, rumit, dan memerlukan tanah yang luas. Septic
tank memiliki 4 bagian, antara lain:
Ruang pembusukan: Dalam ruang ini, air kotor akan tertahan 13 hari dan akan
mengalami penguraian oleh bakteri pembusuk yang akan menghasilkan gas,
cairan, dan lumpur. Gas dan cairan akan masuk kedalam dosing chamber
melalui pipa. Lumpur akan masuk ke ruang lumpur.
Ruang lumpur merupakan tempat penampungan lumpur. Apabila ruang sudah
penuh, lumpur dapat dipompa keluar.
Dosing chamber; Dalam dosing chamber terdapat siphon McDonald yang
berfumgsi untuk mengatur kecepatan air yang akan dialirkan ke bidang resapan
agar merata.
Bidang resapan; Bidang ini akan menyerap cairan keluar dari dosing chamber
dan menyaring bakteri pathogen maupun bibit penyakit lain. Panjang minimal
bidang resapan ini 10meter dan dibuat pada tanah berpasir.
1. Dilution (pengenceran)
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup
rendah,kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi, dengan makin
bertambahnya penduduk, yang berarti makin meningkatnya kegiatan manusia,
maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak, dan diperlukan juga
air pengenceran yang semakin banyak, maka cara ini tidak dapat dipertahankan
lagi. Di samping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain, diantaranya: bahaya
kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang
akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan,
sungai, danau, dan sebagainya. Selanjutnya dapat menimbulkan banjir.
2. Irrigation (irigasi)
Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali, dan air akan
merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut.
Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang
pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini
terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu
sapi, rumah potong hewan, dan lain-lain di mana kandungan zat-zat organikdan
protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanaman.
3. Self purification/oxidation ponds (kolam oksidasi)
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari,
ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air
limbah dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman
antara 1-2 meter. Dinding dan lapisan kolam tidak perlu diberi lapisan apapun.
Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman, dan di daerah yang terbuka,
sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik.
Cara kerjanya antara lain sebagai berikut: Empat unsur yang berperan
dalam pembersihan alamiah ini adalah: sinar matahari, ganggang, bakteri dan
oksigen. Ganggang dengan butir klorofilnya dalam air limbah melakukan proses
fotosintesis dengan bantuan sinar matahari, sehingga tumbuh dengan subur. Pada
proses sintesis untuk pembentukan karbohidrat dari H 2O dan CO2 oleh klorofil di
bawah pengaruh sinar matahari terbentuk O2. Kemudian oksigen ini digunakan
oleh bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat
dalam air buangan. Di samping itu, terjadi pengendapan. Sebagai hasilnya BOD
dari air limbah tersebut akan berkurang, sehingga relatif aman apabila akan
dibuang ke dalam badan-badan air (kali, danau, dan sebagainya).
4. Pengolahan air limbah secara primer dan sekunder
Pengolahan secara primer terdiri atas:
Screen (saringan). Kotoran yang besar disaring.
Grit Chamber. Detritus berupa lapisan air, kerikil dan pasir, aliran air
diperhambat dengan grit channel.
Primary sedimentation tank. Endapan crude sludge dialirkan ke sludge
digestion tank dan menghasilkan gas metana.
Cairan yang tertinggal dialirkan sebagai primary effluent ke pengolahan
sekunder.
Pengolahan sekunder terdiri dari;
Cairan yang bersal dari primary treatment dialirkan ke bak biological
treatment kemudian dialirkan ke tangki pengendapan terakhir (final
sedimentation tank). Dari total volume endapan lumpur aktif (activated sludge)
yang dihasilkan, 25%-nya akan digunakan kembali sehingga dimasukkan lagi
kedalam tangki aerasi, sedangkan yang 75%-nya akan dibuang ke laut,
ditimbun di rawa-rawa, atau dijadikan pupuk.
Air yang tertinggal cukup jernih sehingga dapat langsung disalurkan ke badan-
badan air setelah mengalami proses klorinasi.
Crudge sludge dialirkan ke sludge digestion tank untuk diubah menjadi gas
metana yang akan digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik.
Endapan lumpur dalam sludge digestion tank dikeringkan dengan alat
pengering lumpur.
a. Proses Aerob
Proses aerob merupakan proses paling efisien untuk menurunkan
kandungan materi organik di dalam air limbah. Proses ini memerlukan pasokan
oksigen terlarut yang kontinu. Bahan-bahan organik dipecah menjadi bahan yang
lebih sederhana, seperti CO2, air, ammonia, nitrit, nitrat, dan sulfat melalui kerja
bakteri, jamur dan protozoa.
b. Proses Anaerob
Proses ini sangat efektif untuk air limbah yang mengandung banyak benda
padat. Reaksi dekomposisi anaerob berlangsung lebih lambat dan sangat
kompleks. Produk akhir dari dekomposisi tersebut adalah metana, ammonia, CO 2,
dan H2.
Dalam melakukan purifikasi air limbah, terdapat 3 cara berikut yang dapat
dipilih.
1. Modern sewage treatment,terdiri dari:
a. Pengolahan primer, yang meliputi screening, grit chamber, dan primary
sedimentation.
b. Pengolahan sekunder, yang meliputi biological treatment, secondary
sedimentation dan klorinasi.
2. Traditional sewage treatment (oxidation pond)
3. Land treatment atau sewage farming. Metode ini memanfaatkan sebidang tanah
yang dikelilingi parit berisi air limbah yang mengalir secara intermiten. Tanah
tersebut ditanami tumbuhan semacam kentang dan pohon buah-buahan.
Air limbah rumah tangga (sullage) adalah air limbah yang tidak
mengandung ekskreta manusia dan dapat berasal dari buangan kamar mandi,
dapur, air cuci pakaian dan lain-lain yang mungkin dapat mengandung
mikroorganisme patogen.
Volume air limbah rumah tangga bergantung pada volume pemakaian air
penduduk setempat. Penggunaan air untuk keperluan sehari-hari mungkin kurang
dari 10 liter per orang di daerah yang sumber airnya berasal dari kran umum,
sedangkan di daerah yang sumber airnya berasal dari sumur pompa atau
sambungan rumah sendiri, penggunaan air dapat mencapai 200 liter per orang.
Implikasi dan dampak kesehatan akibat pembuangan air limbah rumah
tangga bergantung pada;
Teknologi yang dimanfaatkan
Volume air limbah
Iklim setempat
Jenis tanah
Kondisi air tanah
Ada 5 cara pembuangan air limbah rumah tangga, yaitu:
Pembuangan umum, yaitu melalui tempat penampungan air limbah yang
terletak dihalaman.
Digunakan untuk menyiram tanaman kebun.
Dibuang ke lapangan peresapan.
Dialirkan ke saluran terbuka.
Dialirkan saluran tertutup atau selokan.
Setiap cara tersebut memiliki implikasi kesehatan yang berbeda-beda.
Pembuangan melalui tempat-tempat penampungan air limbah di halaman akan
memberikan tempat bagi perkembangbiakan serangga seperti Culex pipiens selain
menghasilkan lumpur dan kondisi yang tidak saniter karena dekat dengan sumur
air bersih. Halaman ini juga sering dijadikan arena bermain anak-anak, bahkan
tidak jarang digunakan untuk tempat buang air besar yang memungkinkan telur
cacing untuk tidak cepat matang sehingga potensi untuk menularkan penyakit
tetap besar.
Air limbah yang mengandung mikroorganisme patogen dan berasal dari
pembersihan kamar mandi mungkin dapat menginfeksi anak-anak yang sedang
bermain di halaman. Di daerah yang volume air limbah dan angka kepadatan
rumahnya masih rendah, pembuangan air limbah di luar rumah dapat
menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia. Jika kondisi tanah kurang dapat
ditembus air, sementara penggunaan air atau kepadatan rumah tinggi, metode
pembuangan air limbah yang memenuhi syarat mutlak dipenuhi.
Penggunaan air limbah dengan cara dimanfaatkan untuk penyiraman
sayur-sayuran di kebun dekat rumah memberikan dampak negatif yang lebih kecil
terhadap kesehatan. Namun, pemanfaatan tersebut jangan sampai membentuk
genangan air karena dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Limbah industri (industrial waste) yang berbentuk cair dapat berasal dari
pabrik yang biasanya banyak menggunakan air pada proses produksinya. Selain
itu libah cair juga dapat berasal dari bahan baku yang mengandung air sehingga di
dalam proses pengolahannya, air harus dibuang. Jenis-jenis industry yang
menghasilkan limbah cair antara lain, industri pulp dan rayon, pengolahan cramb
rubber, minyak kelapa sawit, baja dan besi, minyak goring, kertas, tekstil, kaustik
soda, elektor plating, plywood, tepung tapioka, pengalengan, pencelupan dan
pewarna, daging dan lain-lain.
Limbah cair industri mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan
berbahaya yang dikenal dengan sebutan B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya).
Menurut Undang-undang RI No. 23/ 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup, Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya
dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup dan/atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lain. Bahan ini dirumuskan sebagai bahan yang dalam jumlah
relative sedikit tetapi mempunyai potensi untuk mencemarkan dan merusak
kehidupan dan sumber daya. Apabila ditinjau secara kimia, bahan-bahan tersebut
mengandung 60.000 jenis bahan kimia dari 5 juta jenis bahan kimia yang sudah
dikenal.
Tingkat bahaya keracunan yang disebabkan limbah ini bergantung pada
jenis dan karakteristiknya, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka
panjang. Mengingat sifat, karakteristik dan akibat yang ditimbulkan limbah di
masa sekarang maupun di masa akan datang, diperlukan langkah-langkah
pencegahan, penanggulangan, dan pengelolaannya secara efektif.
Air dari pabrik membawa sejumlah padatan dan partikel baik yang larut
maupun yang mengendap. Bahan ini ada yang kasar dan halus. Kerapkali air dari
pabrik berwarna keruh dan temperaturnya tinggi.
Air yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya mempunyai
sifat tersendiri. Air limbah yang telah tercemar memberikan ciri yang dapat
diidentifikasi secara visual maupun melalui pemeriksaan laboratorium.
Identifikasi secara visual dapat diketahui melalui: kekeruhan, warna air, rasa, bau
yang ditimbulkan, dan indikasi lain. Sementara itu, identifikasi secara
laboratorium ditandai dengan terjadinya perubahan sifat kimia air karena air telah
mengandung bahan kimia beracun dan berbahaya dalam konsentrasi yang
melebihi batas yang dianjurkan.
Jumlah limbah yang dikeluarkan masing-masing industri bergantung pada
banyaknya produksi yang dihasilkan serta jenis produknya. Sebagai gambaran,
industri pulp dan rayon menghasilkan limbah air sebanyak 30 m3 setiap ton pulp
yang diproduksi. Contoh lainnya, industri ikan dan makanan laut menghasilkan
limbah air berkisar antara 79-500 m3 per hari, sedangkan industri pengolahan
crumb rubber menghasilkan antara 100-1000 m3 limbah air per hari.
2. Karakteristik kimia
Bahan kimia yang terdapat dalam air akan menentukan sifat air baik dalam
tingkat keracunan maupun bahaya yang di timbulkannya. Secara umum sifat air di
pengaruhi oleh banhan kimia organik dan anorganik.
a. Bahan kimia organik
Karbohidrat dan perotein
Minyak dan lemak
Pestisida
Fenol
Zat warna dan surfaktan
b. Bahan kimia anorganik
Klorida
fosfor
logam berat dan beracun
nitrogen
sulfur
c. Karakteristik biologi
Virus
Air limbah rumah sakit adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil
proses seluruh kegiatan rumah sakit yang meliputi limbah domestic cair yakni
buangan kamar mandi, dapur, air bekas pencucian pakaian, limbah cair klinis
rumah sakit misalnya air bekas cuci luka, cuci darah, dll ; air bekas laboratorium
dan lainnya.
Beberapa teknologi yang digunakan dalam pengolahan air limbah rumah
sakit yakni antara lain: proses lumpur aktif, reactor putar biologis, proses
pengolahan dengan biofilter Up Flow, serta proses pengolahan dengan system
biofilter anaerob-aerob.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. Air buangan/air limbah adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik
kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti industri, perhotelan, dan
sebagainya.
2. Sumber air limbah yaitu air limbah rumah tangga, air limbah industri dan air
limbah kotapraja.
3. Karakteristik air limbah ada 3 yaitu: karakteristik fisik, karakteristik kimia,
karakteristik biologi.
4. Parameter-parameter yang digunakan dalam air limbah yaitu BOD, COD, DO,
hardness, settleable solid, Total Suspended Solid, Mixed Liquor Suspended
Solid, Mixed Liquor Volatile Suspended Solid.
5. Dampak pengelolaan air limbah antara lain : gangguan kesehatan, penurunan
kualitas lingkungan, gangguan terhadap keindahan, gangguan terhadap
kerusakan benda.
6. Pengelolaan air limbah pun dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara
alamiah maupun dengan bantuan peralatan. Dengan cara alamiah yaitu dengan
kolam stabilisasi sedangkan dengan peralatan biasanya dilakukan pada IPAL,
yang prosesnya dapat dikelompokkan menjadi primary treatment, secondary
treatment,dan tertiary treatment.
III.2 Saran
1. Pembangunan instalasi pengolahan air limbah sudah mutlak dan harus dimiliki
oleh setiap industri atau badan pengolah yang ditunjuk agar setiap air limbah
yang dibuang ke badan air sudah masuk dalam baku mutu yang telah
ditetapkan oleh pemrintah.
2. Keseriusan dari semua pihak sangat diperlukan agar limbah industri yang ada
benar-benar tidak mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia, kalau hal ini
tidak kita mulai dari sekarang maka akan sama-sama kita lihat bahaya apa yang
akan muncul ke depan yang menghadang kita.
3. Untuk mencegah penurunan kualitas hidrosfir yang disebabkan oleh air limbah
diperlukan pemilihan sistem pengolahan air limbah yang tepat agar tidak
memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan khususnya pada kesehatan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA