Anda di halaman 1dari 30

TUGAS MID

PENCEMARAN AIR TANAH

PENGOLAHAN AIR LIMBAH

OLEH: KELOMPOK 5

1. Irmad Syaputra F1G1 13 031


2. Siti Aminah F1G1 13 049
3. Usmawati F1G1 14 038
4. Hajrah F1G1 14 058
5. Dewi Jayanti R1C1 15 031
6. Martono R1C1 15 043
7. Muh. Arif R1C1 15 067
8. Muzdalifah R1C1 15 071

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Pengolahan Air Limbah sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Ucapan terima kasih tak lupa penyusun ucapkan kepada Dosen
Pengampuh Mata Kuliah Pencemaran Air Tanah yaitu Bapak Ir. Dr. Muh.
Chaerul,S.T.,S.Km.,M.Sc yang telah membimbing kami dalam proses
perkuliahan.
Harapan penyusun semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dalam menambah wawasan dan pengetahuan. Penyusun menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu, kritik dan
saran senantiasa penyusun harapkan supaya penyusunan makalah selanjutnya
dapat lebih baik.

Kendari, Mei 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat.


Banyak aspek kesehatan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak
penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang atau dirangsang oleh faktor-faktor
lingkungan. Bagi pengusaha yang belum sadar terhadap akibat buangan
mencemarkan lingkungan, tidak punya program pengendalian dan pencegahan
pencemaran. Oleh sebab itu bahan buangan yang keluar dari pabrik langsung
dibuang ke alam bebas.
Namun demikian limbah tidak selamanya harus diolah sebelum dibuang
kelingkungan. Ada limbah yang langsung dapat dibuang tanpa pengolahan, dan
ada pula limbah yang setelah diolah dimanfaatkan kembali. Limbah
membutuhkan pengolahan bila ternyata mengandung senyawa pencemaran yang
berakibat menciptakan kerusakan terhadap lingkungan atau paling tidak potensial
menciptakan pencemaran. Suatu perkiraan harus dibuat terlebih dahulu dengan
jalan mengidentifikasi: sumber pencemaran, kegunaan jenis bahan, system
pengolahan, banyaknya buangan dan jenisnya, kegunaan bahan beracun dan
berbahaya yang terdapat dalam pabrik. Dengan adanya perkiraan tersebut maka
program pengendalian dan penanggulangan pencemaran perlu dibuat. Sebab
limbah tersebut baik dalam jumlah besar atau sedikit dalam jangka panjang atau
jangka pendek akan membuat perubahan terhadap lingkungan, maka diperlukan
pengolahan agar limbah yang dihasilkan tidak sampai mengganggu struktur
lingkungan.

I.2 Tujuan
Melalui makalah ini diharapkan pembaca mengetahui tentang :

1. Pengertian air limbah, sumber, karakteristik dan parameter air limbah.


2. Mengetahui dampak pembuangan air limbah .

3. Mengetahui pengelolaan air limbah.


BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Air Limbah

Menurut Ehless dan Steel, Air limbah atau air buangan adalah sisa air
dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum
lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat
membahayakan bagi kesehatan manusia serta mangganggu lingkungan hidup.
Batasan lainnya mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari
cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan,
perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air pemukiman dan air
hujan yang mungkin ada (Haryoto Kusnoputranto, 1985). Dari batasan tersebut
dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa dari kegiatan
manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti industri,
perhotelan, dan sebagainya. Meskipun merupakan air sisa, namun volumenya
besar, karena kurang lebih 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan
manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk air yang sudah kotor
(tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan kembali ke sungai dan laut
dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh karena itu, air buangan ini harus
dikelola dan atau diolah secara baik.

II.2 Sumber Air Limbah

Air limbah ini dapat berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu
air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Air limbah rumah tangga
terdiri dari 3 fraksi penting, yaitu :
a. Tinja (faeces), berpotensi mengandung mikroba pathogen
b. Air seni (urine), umumnya mengandung Nitrogen (N) dan Fosfor, serta
kemungkinan kecil mikro-organisme.
c. Grey water, merupakan air bekas cucian dapur, mesin cuci dan kamar
mandi. Grey water sering juga disebut dengan istilah sullage.
Campuran faeces dan urine disebut sebagai excreta, sedangkan campuran
excreta dengan air bilasan toilet disebut sebagai black water. Mikroba
pathogen banyak terdapat pada excreta. Excreta ini merupakan cara
transport utama bagi penyakit bawaan.
2. Air buangan industri (industrial wastes water), yang berasal dari berbagai jenis
industri akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung di dalamnya sangat
bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri,
antara lain: nitrogen, sulfida, amoniak, lemak garam-garam zat pewarna,
mineral, logam berat, zat pelarut dan sebagainya. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi
lingkungan menjadi lebih rumit.
3. Air buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang
berasal dari daerah; perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat
umum, tempat-tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang
terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan jenis air limbah rumah
tangga.
Air limbah rumah tangga sebagian besar mengandung bahan-bahan
organic sehingga memudahkan di dalam pengelolaannya. Sebaliknya, limbah
industri lebih sulit pengelolaannya karena mengandung pelarut mineral, logam
berat, dan zat-zat organik lain yang bersifat toksik.
Volume air limbah yang dihasilkan pada suatu masyarakat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Kebiasaan manusia
Makin banyak orang menggunakan air, makin banyak air limbah yang
dihasilkan.
b. Penggunaan system pembuangan kombinasi atau terpisah
Pada sistem kombinasi, volume air limbah bervariasi dari 80-100 galon atau
lebih perkapita, sedangkan pada sistem terpisah volume air limbah mencapai
rata-rata 25-50 galon per kapita.
c. Waktu
Air limbah tidak mengalir merata sepanjang hari, tetapi bervariasi pada waktu
dalam sehri dan musim. Di pagi hari, manusia cenderung menggunakan air ,
yang menyebabkan aliran air limbah lebih banyak dibandingkan pada tengah
hari yang volumenya sedikit, dan pada malam hari agak meningkat lagi.

II.3 Karakteristik Air Limbah

Karakteristik air limbah penting untuk diketahui, karena hal ini akan
menentukan pengolahan yang tepat, sehingga tidak mencemari lingkungan hidup.
Secara garis besar dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Karakteristik fisik
Air limbah terdiri dari 99,9% air, sedangkan kandungan bahan padatnya
mencapai 0,1% dalam bentuk suspensi padat (suspended solid) yang volumenya
bervariasi antara 100-500 mg/l. Apabila volume suspensi padat kurang dari
100mg/l, air limbah disebut lemah, sedangkan bila lebih dari 500mg/l disebut
kuat. Terutama air limbah rumah tangga, biasanya berwarna suram seperti larutan
sabun, bekas cucian beras dan sayur, dan sebagainya.

2. Karakteristik kimiawi
Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik
yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari
penguraian tinja, urine, dan sampah-sampah lainnya. Oleh sebab itu, pada
umumnya bersifat basa pada waktu masih baru, dan cenderung ke asam apabila
sudah mulai membusuk. Substansi organik dalam air buangan terdiri dari 2
golongan, yakni:
a. Gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya; urea, protein, atau asam
amino.
b. Gabungan yang tidak mengandung nitrogen, misalnya: lemak, sabun, atau
karbohidrat.
3. Karakteristik bakteriologis
Bakteri dalam air limbah berfungsi untuk menyeimbangkan DO dan BOD.
Sedangkan bakteri patogen banyak terdapat dari hasil buangan dari peternakan,
rumah sakit, laboratorium, sanatorium, buangan rumah tangga khususnya dari
kamar mandi/wc. Kandungan bakteri patogen serta organisme golongan E. coli
terdapat juga dalam air limbah tergantung dari mana sumbernya, namun keduanya
tidak berperan dalam proses pengolahan air limbah. Limbah industri tidak banyak
mengandung bakteri kecuali dari bahan produksinya memang berhubungan
dengan potensi adanya bakteri diantaranya industri makanan/minuman,
pengalengan ikan dan daging. Beberapa mikroorganisme dalam air limbah, antara
lain:
a. Kelompok protista : virus, bakteri, jamur, protozoa
b. Kelompok tanaman dan bintang : Algae, cacing

II.4 Parameter Air Limbah

Parameter yang dapat digunakan berkaitan dengan air limbah, yaitu


sebagai berikut:
1. Kandungan zat padat (total solid, suspending solid, dissolved solid)
2. Kandungan zat organik
3. Kandungan zat anorganik (mis; P, Pb, Cd, Mg)
4. Kandungan gas (mis: O2, N, CO2)
5. Kandungan bakteri (mis: E.coli)
6. Kandungan pH
7. Suhu

II.5 Pengukuran kadar oksigen dalam air limbah

Berikut beberapa parameter yang digunakan untuk mengukur kandungan


oksigen dalam air limbah.

1. Chemical oxygen demand (COD)


COD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-
bahan organik secara kimiawi, baik .ang dapat didekomposisi secara biologis
maupun yang sukar didekomposisi secara biologis. Oksigen yang dikonsumsi
setara jumlah dikromat yang diperlukan untuk mengoksidasi air sampel.
2. Biochemical oxygen demand (BOD)
BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk melakukan
proses dekomposisi aerobik terhadap bahan organic dari larutan, di bawah
kondisi suhu tertentu (umumnya 20o) dan waktu tertentu (umumnya 5hari).
Hasil pengukuran BOD dapat dinyatakan dalam mg/l. Kebutuhan BOD
bervariasi antara 100-300 mg/l .Apabila hasil pengukuran menunjukkan angka
lebih dari 300mg/l, BOD dinyatakan kuat, sedangkan bila kurang dari 100mg/l
disebut lemah.
3. Dissolved Oxygen (DO)
DO adalah banyaknya oksigen yang terkandung di dalam air dan diukur dalam
satuan milligram per liter. Oksigen terlarut ini digunakan sebagai tanda derajat
pengotoran limbah yang ada. Semakin besar oksigen terlarut, maka
menunjukkan derajat pengotoran ytang relative kecil.
4. Hardness (kesadahan)
Kesadahan adalah gambaran kation logam ekivalen yang terdapat dalam air.
Kation-kation ini dapat bereaksi dengan sabun membentuk endapan maupun
anion-anion yang terdapat di dalam air membentuk endapan atau karat pada
peralatan logam.
5. Settleable solid
Settleable solid adalah lumpur yang mengendap dengan sendirinya pada
kondisi yang tenang selama 1 jam, hal ini berdasarkan gaya berat lumpur
tersebut.
6. Total suspended solid
Total suspended solid adalah jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada
dalam air limbah setelah mengalami penyaringan dengan membrane
berukuran 0,45 mikron. Suspended solid dapat dibagi menjadi zat padat dan
koloid. Selain suspended solid ada juga istilah dissolved solid.
7. Mixed Liquor Suspended Solid (MLSS)
MLSS adalah jumlah TSS yang berasal dari bak pengendap lumpur aktif
setelah dipanaskan pada suhu 103o-105o C.
8. Mixed Liquor Volatile Suspended Solid (MLVSS)
MLVSS adalah kandungan organic matter yang terdapat dalam MLSS pada
suhu 600oC, benda volatile menguap disebut MLVSS.
9. Turbidity (kekeruhan)
Kekeruhan adalah ukuran yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar untuk
mengukur keadaan air sungai, kekeruhan ini disebabkan oleh adanya benda
tercampur atau benda koloid dalam air.

II.6 Dampak Pembuangan Air Limbah

Air limbah yang tidak menjalani proses pengolahan yang benar tentunya
dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Dampak tersebut antara lain:
1) Gangguan Kesehatan
Air limbah dapat mengandung bibit penyakit yang dapat menimbulkan
penyakit bawaan air. Selain itu di dalam air limbah mungkin juga terdapat zat-
zat berbahaya dan beracun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi
makhluk hidup yang mengkonsumsinya. Adakalanya, air limbah yang tidak
dikelola dengan baik juga dapat menjadi sarang vector penyakit (misalnya
nyamuk, lalat, kecoa, dan lain-lain) .
2) Penurunan Kualitas Lingkungan
Air limbah yang dibuang langsung ke air permukaan (misalnya sungai dan
danau) dapat mengakibatkan pencemaran air permukaan tersebut. Sebagai
contoh, bahan organic yang terdapat dalam air limbah bila dibuang langsung ke
sungai dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen yang terlarut didalam
sungai tersebut. Dengan demikian menyebabkan kehidupan di dalam air yang
membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan mengurangi
perkembangannya. Adakalanya, air limbah juga dapat merembes ke dalam air
tanah, sehingga menyebabkan pencemaran air tanah. Bila air tanah tercemar,
maka kualitasnya akan menurun sehingga tidak dapat lagi digunakan sesuai
peruntukannya.
3) Gangguan Terhadap Keindahan
Adakalanya air limbah mengandung polutan yang tidak mengganggu kesehatan
dan ekosistem, tetapi mengganggu keindahan. Contoh: air limbah yang
mengandung pigmen warna yang dapat menimbulkan perubahan warna pada
badan air penerima. Walaupun pigmen tersebut tidak menimbulkan gangguan
terhadap kesehatan, tetapi terjadi gangguan keindahan terhadap badan air
penerima tersebut. Kadang-kadang air limbah dapat juga mengandung bahan-
bahan yang bila terurai menghasilkan gas-gas yang berbau. Bila air limbah
jenis ini mencemari badan air, maka dapat menimbulkan gangguan keindahan
pada badan air tersebut.
4) Gangguan terhadap kerusakan benda
Adakalanya air limbah mengandung zat-zat yang dapat dikonversi oleh bakteri
anaerobik menjadi gas yang agresif seperti H2S. Gas ini dapat mempercepat
proses perkaratan pada benda yang terbuat dari besi (mis. Pipa saluran air
limbah) dan bangunan air kotor lainnya. Dengan cepat rusaknya air tersebut
maka biaya pemeliharaannya akan semakin besar juga, yang berarti akan
menimbulkan kerugian material.
Untuk menghindarkan terjadinya gangguan-gangguan diatas, air limbah
yang dialirkan ke lingkungan harus memenuhi ketentuan seperti yang disebutkan
dalam Baku Mutu Air Limbah. Apabila air limbah tidak memenuhi ketentuan
tersebut, maka perlu dilakukan pengolahan air limbah sebelum mengalirkannya ke
lingkungan.

II.7 Pengelolaan Air Limbah

Air limbah sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus menjalani


pengolahan terlebih dahulu. Untuk dapat melaksanakan pengolahan air limbah
yang efektif, diperlukan rencana pengelolaan yang baik. Pengelolaan air limbah
dapat dilakukan secara alamiah maupun dengan bantuan peralatan. Pengolahan air
limbah secara alamiah biasanya dilakukan dengan bantuan kolam stabilisasi
sedangkan pengolahan air dengan bantuan peralatan misalnya dilakukan pada
Instalasi Pengolahan Air Limbah/ IPAL (Waste Water Treatment Plant / WWTP).
Diagram Alur Pengolahan Air Limbah

II.7.1 Tujuan Pengelolaan Air Limbah

Adapun tujuan dari pengelolaan air limbah itu sendiri, antara lain:
1. Mencegah pencemaran pada sumber air rumah tangga.
2. Melindungi hewan dan tanaman yang hidup didalam air.
3. Menghindari pencemaran tanah permukaan.
4. Menghilangkan tempat berkembangbiaknya bibit dan vektor penyakit.

II.7.2 Syarat Sistem Pengelolaan Air Limbah

Sementara itu, sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus


memenuhi persyaratan berikut:
1. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air minum.
2. Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan.
3. Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air di
dalam penggunaannya sehari-hari.
4. Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang mengakibatkan penyakit.
5. Tidak terbuka dan harus tertutup.
6. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap.

II.7.3 Metode Pengelolaan Air Limbah

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengelolah air limbah,
diantaranya:
Pengenceran (disposal by dilution)
Air limbah dibuang ke sungai, danau, atau laut agar mengalami
pengenceran. Dengan cara ini air limbah akan mengalami purifikasi alami.
Namun, cara semacam ini dapat mencemari air permukaan dengan bakteri
patogen, larva dan telur cacing, serta bibit penyakit lain yang ada di dalam air
limbah itu. Apabila hanya cara ini yang dapat diterapkan, maka persyaratan
berikut harus dipenuhi:
1. Air sungai atau danau tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.
2. Volume air mencukupi sehingga pengenceran berlangsung kurang dari 30-40
kali
3. Air harus cukup mengandung oksigen. Dengan kata lain air harus mengalir
(tidak boleh stagnan) agar tidak menimbulkan bau.
Cesspool

Bentuk cesspool ini menyerupai sumur tetapi digunakan untuk


pembuangan air limbah. Dibuat pada tanah yang berpasir agar air buangan mudah
meresap kedalam tanah. Bagian atas ditembok agar tidak tembus air. Apabila
ceespool sudah penuh (60 bulan), lumpur di dalamnya dapat dihisap keluar atau
dari semula dibuat cesspool secara berangkai, sehingga bila yang satu penuh, air
akan mengalir ke cesspool berikutnya. Jarak cesspool dengan sumur air bersih
adalah 45 meter dan minimal 6 meter dari pondasi rumah.
Sumur resapan (seepage pit)
Sumur resapan merupakan sumur tempat menampung air limbah yang
telah mengalami pengolahan dalam system lain, misalnya dari aqua privy atau
septic tank. Dengan cara ini, air hanya tinggal mengalami peresapan ke dalam
tanah. Sumur resapan ini dibuat pada tanah yang berpasir, dengan diameter 1-2,5
meter dan kedalaman 2,5 meter. Lama pemakaian dapat mencapai 6-10 tahun.

Gambar sumur resapan

Septic tank
Septic tank, menurut WHO, merupakan metode terbaik untuk mengelolah
air limbah walau biayanya mahal, rumit, dan memerlukan tanah yang luas. Septic
tank memiliki 4 bagian, antara lain:
Ruang pembusukan: Dalam ruang ini, air kotor akan tertahan 13 hari dan akan
mengalami penguraian oleh bakteri pembusuk yang akan menghasilkan gas,
cairan, dan lumpur. Gas dan cairan akan masuk kedalam dosing chamber
melalui pipa. Lumpur akan masuk ke ruang lumpur.
Ruang lumpur merupakan tempat penampungan lumpur. Apabila ruang sudah
penuh, lumpur dapat dipompa keluar.
Dosing chamber; Dalam dosing chamber terdapat siphon McDonald yang
berfumgsi untuk mengatur kecepatan air yang akan dialirkan ke bidang resapan
agar merata.
Bidang resapan; Bidang ini akan menyerap cairan keluar dari dosing chamber
dan menyaring bakteri pathogen maupun bibit penyakit lain. Panjang minimal
bidang resapan ini 10meter dan dibuat pada tanah berpasir.

Gambar Septic Tank

System Riool (sewage)


System riool menampung semua air kotor dari rumah maupun perusahaan,
dan terkadang menampung kotoran dari lingkungan. Apabila dipakai untuk
menampung air hujan, sistem riool ini disebut combined system, sedangkan jika
bak penampung air hujannya dipisahkan maka disebut separated system. Agar
tidak merugikan kepentingan lain, air kotor dialirkan ke ujung kota, misalnya ke
daerah peternakan, pertanian, atau perikanan darat. Air kotor itu masih
memerlukan pengolahan. Proses pengolahan yang dilakukan, antara lain:
Penyaringan (screening); Penyaringan ditujukan untuk menangkap benda-
benda yang terapung diatas permukaan air.
Pengendapan (sedimentation); Pada proses ini, air limbah dialirkan ke dalam
bak besar (sand trap) sehingga aliran menjadi lambat dan lumpur serta pasir
mengendap.
Proses biologis; Proses ini menggunakan mikroba untuk memusnahkan zat
organic di dalam limbah baik secara aerob maupun anaerob.
Disaring dengan saringan pasir (sand filter)
Desinfeksi; Desinfeksi dengan kaporit (10 kg/1 juta air limbah) untuk
membunuh mikroba patogen.
Pengenceran; air limbah dibuang ke sungai, danau atau laut sehingga
mengalami pengenceran.
Semua proses pengolahan air limbah ini dilakukan dalam suatu instalasi
khusus yang dibangun diujung kota.

II.7.4 Cara lain pengolahan air limbah

Pengolahan air limbah dapat juga dilakukan dengan cara:

1. Dilution (pengenceran)
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup
rendah,kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi, dengan makin
bertambahnya penduduk, yang berarti makin meningkatnya kegiatan manusia,
maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak, dan diperlukan juga
air pengenceran yang semakin banyak, maka cara ini tidak dapat dipertahankan
lagi. Di samping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain, diantaranya: bahaya
kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang
akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan,
sungai, danau, dan sebagainya. Selanjutnya dapat menimbulkan banjir.

2. Irrigation (irigasi)
Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali, dan air akan
merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut.
Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang
pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini
terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu
sapi, rumah potong hewan, dan lain-lain di mana kandungan zat-zat organikdan
protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanaman.
3. Self purification/oxidation ponds (kolam oksidasi)
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari,
ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air
limbah dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman
antara 1-2 meter. Dinding dan lapisan kolam tidak perlu diberi lapisan apapun.
Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman, dan di daerah yang terbuka,
sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik.
Cara kerjanya antara lain sebagai berikut: Empat unsur yang berperan
dalam pembersihan alamiah ini adalah: sinar matahari, ganggang, bakteri dan
oksigen. Ganggang dengan butir klorofilnya dalam air limbah melakukan proses
fotosintesis dengan bantuan sinar matahari, sehingga tumbuh dengan subur. Pada
proses sintesis untuk pembentukan karbohidrat dari H 2O dan CO2 oleh klorofil di
bawah pengaruh sinar matahari terbentuk O2. Kemudian oksigen ini digunakan
oleh bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat
dalam air buangan. Di samping itu, terjadi pengendapan. Sebagai hasilnya BOD
dari air limbah tersebut akan berkurang, sehingga relatif aman apabila akan
dibuang ke dalam badan-badan air (kali, danau, dan sebagainya).
4. Pengolahan air limbah secara primer dan sekunder
Pengolahan secara primer terdiri atas:
Screen (saringan). Kotoran yang besar disaring.
Grit Chamber. Detritus berupa lapisan air, kerikil dan pasir, aliran air
diperhambat dengan grit channel.
Primary sedimentation tank. Endapan crude sludge dialirkan ke sludge
digestion tank dan menghasilkan gas metana.
Cairan yang tertinggal dialirkan sebagai primary effluent ke pengolahan
sekunder.
Pengolahan sekunder terdiri dari;
Cairan yang bersal dari primary treatment dialirkan ke bak biological
treatment kemudian dialirkan ke tangki pengendapan terakhir (final
sedimentation tank). Dari total volume endapan lumpur aktif (activated sludge)
yang dihasilkan, 25%-nya akan digunakan kembali sehingga dimasukkan lagi
kedalam tangki aerasi, sedangkan yang 75%-nya akan dibuang ke laut,
ditimbun di rawa-rawa, atau dijadikan pupuk.
Air yang tertinggal cukup jernih sehingga dapat langsung disalurkan ke badan-
badan air setelah mengalami proses klorinasi.
Crudge sludge dialirkan ke sludge digestion tank untuk diubah menjadi gas
metana yang akan digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik.
Endapan lumpur dalam sludge digestion tank dikeringkan dengan alat
pengering lumpur.

II.8 Purifikasi Air Limbah

Tujuan purifikasi air limbah, antara lain:


1. Untuk menstabilkan bahan-bahan organik melalui proses stabilisasi. Materi
organik akan diurai oleh bakteri menjadi bahan-bahan sederhana yang tidak
akan didekomposisi.
2. Untuk menghasilkan effluent yang bebas dari keadaan patogen.
3. Air dapat digunakan tanpa menimbulkan risiko gangguan kesehatan.

Dekomposisi materi organik di dalam air limbah terjadi melalui proses


aerob dan anaerob, seperti berikut:

a. Proses Aerob
Proses aerob merupakan proses paling efisien untuk menurunkan
kandungan materi organik di dalam air limbah. Proses ini memerlukan pasokan
oksigen terlarut yang kontinu. Bahan-bahan organik dipecah menjadi bahan yang
lebih sederhana, seperti CO2, air, ammonia, nitrit, nitrat, dan sulfat melalui kerja
bakteri, jamur dan protozoa.

b. Proses Anaerob
Proses ini sangat efektif untuk air limbah yang mengandung banyak benda
padat. Reaksi dekomposisi anaerob berlangsung lebih lambat dan sangat
kompleks. Produk akhir dari dekomposisi tersebut adalah metana, ammonia, CO 2,
dan H2.
Dalam melakukan purifikasi air limbah, terdapat 3 cara berikut yang dapat
dipilih.
1. Modern sewage treatment,terdiri dari:
a. Pengolahan primer, yang meliputi screening, grit chamber, dan primary
sedimentation.
b. Pengolahan sekunder, yang meliputi biological treatment, secondary
sedimentation dan klorinasi.
2. Traditional sewage treatment (oxidation pond)
3. Land treatment atau sewage farming. Metode ini memanfaatkan sebidang tanah
yang dikelilingi parit berisi air limbah yang mengalir secara intermiten. Tanah
tersebut ditanami tumbuhan semacam kentang dan pohon buah-buahan.

II.9 Air Limbah Rumah Tangga

Air limbah rumah tangga (sullage) adalah air limbah yang tidak
mengandung ekskreta manusia dan dapat berasal dari buangan kamar mandi,
dapur, air cuci pakaian dan lain-lain yang mungkin dapat mengandung
mikroorganisme patogen.
Volume air limbah rumah tangga bergantung pada volume pemakaian air
penduduk setempat. Penggunaan air untuk keperluan sehari-hari mungkin kurang
dari 10 liter per orang di daerah yang sumber airnya berasal dari kran umum,
sedangkan di daerah yang sumber airnya berasal dari sumur pompa atau
sambungan rumah sendiri, penggunaan air dapat mencapai 200 liter per orang.
Implikasi dan dampak kesehatan akibat pembuangan air limbah rumah
tangga bergantung pada;
Teknologi yang dimanfaatkan
Volume air limbah
Iklim setempat
Jenis tanah
Kondisi air tanah
Ada 5 cara pembuangan air limbah rumah tangga, yaitu:
Pembuangan umum, yaitu melalui tempat penampungan air limbah yang
terletak dihalaman.
Digunakan untuk menyiram tanaman kebun.
Dibuang ke lapangan peresapan.
Dialirkan ke saluran terbuka.
Dialirkan saluran tertutup atau selokan.
Setiap cara tersebut memiliki implikasi kesehatan yang berbeda-beda.
Pembuangan melalui tempat-tempat penampungan air limbah di halaman akan
memberikan tempat bagi perkembangbiakan serangga seperti Culex pipiens selain
menghasilkan lumpur dan kondisi yang tidak saniter karena dekat dengan sumur
air bersih. Halaman ini juga sering dijadikan arena bermain anak-anak, bahkan
tidak jarang digunakan untuk tempat buang air besar yang memungkinkan telur
cacing untuk tidak cepat matang sehingga potensi untuk menularkan penyakit
tetap besar.
Air limbah yang mengandung mikroorganisme patogen dan berasal dari
pembersihan kamar mandi mungkin dapat menginfeksi anak-anak yang sedang
bermain di halaman. Di daerah yang volume air limbah dan angka kepadatan
rumahnya masih rendah, pembuangan air limbah di luar rumah dapat
menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia. Jika kondisi tanah kurang dapat
ditembus air, sementara penggunaan air atau kepadatan rumah tinggi, metode
pembuangan air limbah yang memenuhi syarat mutlak dipenuhi.
Penggunaan air limbah dengan cara dimanfaatkan untuk penyiraman
sayur-sayuran di kebun dekat rumah memberikan dampak negatif yang lebih kecil
terhadap kesehatan. Namun, pemanfaatan tersebut jangan sampai membentuk
genangan air karena dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

II.10 Limbah Industri

Limbah industri (industrial waste) yang berbentuk cair dapat berasal dari
pabrik yang biasanya banyak menggunakan air pada proses produksinya. Selain
itu libah cair juga dapat berasal dari bahan baku yang mengandung air sehingga di
dalam proses pengolahannya, air harus dibuang. Jenis-jenis industry yang
menghasilkan limbah cair antara lain, industri pulp dan rayon, pengolahan cramb
rubber, minyak kelapa sawit, baja dan besi, minyak goring, kertas, tekstil, kaustik
soda, elektor plating, plywood, tepung tapioka, pengalengan, pencelupan dan
pewarna, daging dan lain-lain.
Limbah cair industri mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan
berbahaya yang dikenal dengan sebutan B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya).
Menurut Undang-undang RI No. 23/ 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup, Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya
dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup dan/atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lain. Bahan ini dirumuskan sebagai bahan yang dalam jumlah
relative sedikit tetapi mempunyai potensi untuk mencemarkan dan merusak
kehidupan dan sumber daya. Apabila ditinjau secara kimia, bahan-bahan tersebut
mengandung 60.000 jenis bahan kimia dari 5 juta jenis bahan kimia yang sudah
dikenal.
Tingkat bahaya keracunan yang disebabkan limbah ini bergantung pada
jenis dan karakteristiknya, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka
panjang. Mengingat sifat, karakteristik dan akibat yang ditimbulkan limbah di
masa sekarang maupun di masa akan datang, diperlukan langkah-langkah
pencegahan, penanggulangan, dan pengelolaannya secara efektif.
Air dari pabrik membawa sejumlah padatan dan partikel baik yang larut
maupun yang mengendap. Bahan ini ada yang kasar dan halus. Kerapkali air dari
pabrik berwarna keruh dan temperaturnya tinggi.
Air yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya mempunyai
sifat tersendiri. Air limbah yang telah tercemar memberikan ciri yang dapat
diidentifikasi secara visual maupun melalui pemeriksaan laboratorium.
Identifikasi secara visual dapat diketahui melalui: kekeruhan, warna air, rasa, bau
yang ditimbulkan, dan indikasi lain. Sementara itu, identifikasi secara
laboratorium ditandai dengan terjadinya perubahan sifat kimia air karena air telah
mengandung bahan kimia beracun dan berbahaya dalam konsentrasi yang
melebihi batas yang dianjurkan.
Jumlah limbah yang dikeluarkan masing-masing industri bergantung pada
banyaknya produksi yang dihasilkan serta jenis produknya. Sebagai gambaran,
industri pulp dan rayon menghasilkan limbah air sebanyak 30 m3 setiap ton pulp
yang diproduksi. Contoh lainnya, industri ikan dan makanan laut menghasilkan
limbah air berkisar antara 79-500 m3 per hari, sedangkan industri pengolahan
crumb rubber menghasilkan antara 100-1000 m3 limbah air per hari.

II.10.1 Sifat-Sifat Limbah Cair Industri

Berdasarkan persenyawaan yang ditemukan dalam air buangan industri,


sifat limbah cair tersebut dapat dikategorikan berdasarkan karakteristik fisika,
kimia, dan biologinya. Pengamatan mengenai karakteristik ini penting untuk
menetapkan jenis parameter pencemar yang terdapat di dalamnya. Sifat kimia dan
fisika masing-masing parameter dapat menunjukkan akibat yang akan ditimbulkan
terhadap lingkungan. Berikut karakteristik yang dimiliki limbah cair industri:
1. Karakteristik fisik
Perubahan yang ditimbulkan parameter fisika dalam limbah cair industri,
antara lain:
Padatan berasal dari bahan organik maupun anorganik, baik yang larut,
mengendap maupun berbentuk suspense. Pengendapan di bagian dasarair akan
mengakibatkan terjadinya pendangkalan pada badan dasar penerima, selain
menyebabkan tumbuhnya tanaman tertentu, seperti eceng gondok, juga
berbahaya bagi makhluk hidup lain dalam air. Banyaknya padatan
menunjukkan banyaknya lumpur yang terkandung dalam air limbah.
Kekeruhan menunjukkan sifat atis optis air yang menyebabkan pembiasan
cahaya ke dalam air. Kekeruhan akan membatasi pencahayaan ke dalam air.
Sifat ini terjadi karena adanya bahan yang terapung maupun yang terurai
seperti bahan organik, jasad renik, lumpur, tanah liat, dan benda lain yang
melayag maupun terapung. Nilai kekeruhan air dikonversikan ke dalam ukuran
SiO2 dalam satuan mg/1. Semakin keruh air, semakin tinggi daya hantar listrik
dan makin tinggi pula kepadatannya.
Bau timbul karena adanya kegiatan mikroorganisme yang menguraikan zat
organik untuk menghasilkan gas tertentu. Bau juga timbul karena reaksi kimia
yang menimbulkan gas. Kuat lemahnya bau yang di timbulkan bergantung
pada jenis dan banyaknya gas yang dihasilkan.
Temperatur air limbah akan memengaruhi badan penerima apabila terdapat
perbedaan suhu yang cukup besar. Temperatur juga dapat memengaruhi
kecepatan reaksi kimia serta tata kehidupan dalam air. Perubaha suhu
memperlihatkan aktivitas kimia dan biologis pada benda padat dan gas dalam
air. Pada suhu yang tinggi terjadi pembusukan dan penambahan tingkatan
oksidasi zat organik.
Daya hantar listrik merupakan kemampuan air untuk mengalirkan arus listrik,
yang tercermin dari kadar padatan total dalam air dan suhu pada saat
pengukuran. Konduktivitas limbah cair dalam mengalirkan arus listrik
bergantung pada mobilitas ion dan kadar yang terlarut di dalam limbah tersebut
(senyawa anorganik > konduktor senyawa organik).
Warna timbul akibat terdapatnya suatu bahan terlarut atau tersuspensi dalam
air, selain bahan pewarna tertentu yang mengandung logam berat.

2. Karakteristik kimia
Bahan kimia yang terdapat dalam air akan menentukan sifat air baik dalam
tingkat keracunan maupun bahaya yang di timbulkannya. Secara umum sifat air di
pengaruhi oleh banhan kimia organik dan anorganik.
a. Bahan kimia organik
Karbohidrat dan perotein
Minyak dan lemak
Pestisida
Fenol
Zat warna dan surfaktan
b. Bahan kimia anorganik
Klorida
fosfor
logam berat dan beracun
nitrogen
sulfur
c. Karakteristik biologi
Virus

II.10.2 Pengolahan Limbah Cair Industri

Pengolahan limbah cair industri dapat dibagi menjadi dua, pengolahan


menurut tingkat perlakuan dan pengolahan menurut karakteristiknya.
1. Pengolahan berdasarkan tingkat perlakuan
Menurut tingkatan prosesnya, pengolahan limbah dapat digolongkan
menjadi 5 tingkatan. Namun, tidak berarti bahwa semua tingkatan harus dilalui
karena pilihan tingkatan proses tetap bergantung pada kondisi limbah yang
diketahui dari hasil pemeriksaan laboratorium. Dengan mengetahui jenis-jenis
parameter dalam limbah, dapat ditetapkan jenis peralatan yang dibutuhkan.
Berikut beberapa tahapan pengolahan air limbah.
a. Pra-pengolahan (pre-treatment); Pada tahap ini, saringan kasar yang tidak
mudah berkarat dan berukuran 3030 cm untuk debit air 100 m 2 per jam
sudah cukup baik. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, saringan dapat
dipasang secara seri sebanyak dua atau tiga saringan. Ukuran messnya (besar
lubang kawat tikus) dapat dibandingkan dengan kawat kasa penghalang
nyamuk. Saringan tersebut diperiksa setiap hari untuk mengambil bahan yang
terjaring. Contoh bahan-bahan yang terjaring dapat berupa padatan terapung
atau melayang yang ikut bersama air. Bahan lainnya adalah lapisan minyak dan
lemak di atas permukaan air.
b. Pengolahan primer (primary treatment); Pada tahapan ini dilakukan
penyaringan terhadap padatan halus atau zat warna terlarut maupun tersuspensi
yang tidak terjaring pada penyaringan terdahulu.
c. Pengolahan secara kimia dilakukan dengan cara mengendapkan bahan padatan
melalui penambahan zat kimia. Reaksi yang terjadi akan menyebabkan berat
jenis bahan padatan menjadi lebih besar daripada air. Tidak semua reaksi dapat
berlaku untuk semua senyawa kimia (terutama senyawa organik).
d. Pengolahan secara fisika dilakukan melalui pengendapan maupun
pengapungan yang ditujukan untuk bahan kasar yang terkandung dalam air
limbah. Penguapan dilakukan dengan memasukkan udara ke dalam air dan
menciptakan gelembung gas sehingga partikel halus terbawa bersama
gelembung ke permukaan air. Sementara itu, pengendapan (tanpa penambahan
bahan kimia) dilakukan dengan memanfaatkan kolam berukuran tertentu untuk
mengendapkan partikel-partikel dari air yang mengalir di atasnya.
e. Pengolahan sekunder (secondary treatment); Tahap ini melibatkan proses
biologis yang bertujuan untuk menghilangkan bahan organik melalui proses
oksidasi biokimia. Di dalam proses biologis ini, banyak dipergunakan reactor
lumpur aktif dan trickling filter.
f. Pengolahan tersier (tertiary treatment); Pengolahan tersier merupakan tahap
pengolahan tingkat lanjut yang ditujukan terutama untuk menghilangkan
senyawa organik maupun anorganik. Proses pada tingkat lanjut ini dilakukan
melalui proses fisik (filtrasi, destilasi, pengapungan, pembekuan, dan lain-lain),
proses kimia (absorbs karbon aktif, pengendapan kimia, pertukaran ion,
elektrokimia, oksidasi, dan reduks), dan proses biologi (pembusukan oleh
bakteri dan nitrifikasi alga).

2. Pengolahan berdasarkan karakteristik


Proses pengolahan berdasarkan karakteristik air limbah dapat dilakukan
secara:
a. Proses fisik, dapat dilakukan melalui:
Penghancuran
Perataan air (misalnya: mengubah system saluran dan membuat kolam)
Penggumpalan (misalnya: menggunakan alumunium sulfat dan ferrosulfat)
Sedimentasi
Pengapungan
Filtrasi
b. Proses kimia, dapat dilakukan melalui:
Pengendapan dengan bahan kimia
Pengolahan dengan logoon atau kolam
Netralisasi
Penggumpalan atau koagulasi
Sedimentasi (misalnya dengan discrete settling, floculant settling,
dan zone settling)
Oksidasi dan reduksi
Klorinasi
Penghilangan klor (biasanya menggunakan karbon aktif atau natrium
sulfat)
Pembuangan fenol
Pembuangan sulfur
c. Proses biologi, dapt dilakukan dengan:
Kolam oksidasi
Lumpur aktif (mixed liquid suspende solid / MLSS)
Trickling filter
Lagoon
Fakultatif
d. Proses fisika kimia biologi
e. Pengolahan tingkat lanjut

II.11 Limbah Rumah Sakit

Air limbah rumah sakit adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil
proses seluruh kegiatan rumah sakit yang meliputi limbah domestic cair yakni
buangan kamar mandi, dapur, air bekas pencucian pakaian, limbah cair klinis
rumah sakit misalnya air bekas cuci luka, cuci darah, dll ; air bekas laboratorium
dan lainnya.
Beberapa teknologi yang digunakan dalam pengolahan air limbah rumah
sakit yakni antara lain: proses lumpur aktif, reactor putar biologis, proses
pengolahan dengan biofilter Up Flow, serta proses pengolahan dengan system
biofilter anaerob-aerob.

II.12 Limbah nuklir

Pengelolaan limbah radioaktif bertujuan untuk meminimalkan dosis


radiasi yang diterima penduduk <0,1 dosis radiasi maksimum yang diperkenankan
bagi karyawan di medan radiasi. Tahap-tahap yang dilakukan untuk pengelolaan
limbah radioaktif adalah: pengangkutan limbah, pra-pengolahan, penyimpanan
sementara dan penyimpanan akhir.

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

1. Air buangan/air limbah adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik
kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti industri, perhotelan, dan
sebagainya.
2. Sumber air limbah yaitu air limbah rumah tangga, air limbah industri dan air
limbah kotapraja.
3. Karakteristik air limbah ada 3 yaitu: karakteristik fisik, karakteristik kimia,
karakteristik biologi.
4. Parameter-parameter yang digunakan dalam air limbah yaitu BOD, COD, DO,
hardness, settleable solid, Total Suspended Solid, Mixed Liquor Suspended
Solid, Mixed Liquor Volatile Suspended Solid.
5. Dampak pengelolaan air limbah antara lain : gangguan kesehatan, penurunan
kualitas lingkungan, gangguan terhadap keindahan, gangguan terhadap
kerusakan benda.
6. Pengelolaan air limbah pun dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara
alamiah maupun dengan bantuan peralatan. Dengan cara alamiah yaitu dengan
kolam stabilisasi sedangkan dengan peralatan biasanya dilakukan pada IPAL,
yang prosesnya dapat dikelompokkan menjadi primary treatment, secondary
treatment,dan tertiary treatment.

III.2 Saran

1. Pembangunan instalasi pengolahan air limbah sudah mutlak dan harus dimiliki
oleh setiap industri atau badan pengolah yang ditunjuk agar setiap air limbah
yang dibuang ke badan air sudah masuk dalam baku mutu yang telah
ditetapkan oleh pemrintah.
2. Keseriusan dari semua pihak sangat diperlukan agar limbah industri yang ada
benar-benar tidak mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia, kalau hal ini
tidak kita mulai dari sekarang maka akan sama-sama kita lihat bahaya apa yang
akan muncul ke depan yang menghadang kita.
3. Untuk mencegah penurunan kualitas hidrosfir yang disebabkan oleh air limbah
diperlukan pemilihan sistem pengolahan air limbah yang tepat agar tidak
memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan khususnya pada kesehatan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Purifikasi Alami. Di unduh pada tanggal 10 Mei 2014,


https://
tatyalfiah.wordpress.com/2013/09/21/purifikasi-alami/
Anonim. 2011.
http://kesmas-unsoed.com/2011/07/makalah-pengelolaan-air-
minum.html
Anonim.
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/1968021619
94022-SOJA_SITI_FATIMAH/Kimia_industri/AIR.pdf
Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) jilid I cetakan keenam; Jakarta; 2011
Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Ginting, Pedana. 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri.
Jakarta: MS.CV YRAMA WIDYA. Hal 17-18.

Anda mungkin juga menyukai