Anda di halaman 1dari 8

STIKES Ngudi Waluyo

Program Studi Diploma III Kebidanan


Karya Tulis Ilmiah, Februari 2015
Amalia Intan Pratiwi
040111A001

Gambaran Pengetahuan Siswi Kelas XI Tentang Anemia Di SMA 2 Salatiga

(xi + 59 halaman+ 2 gambar + 8 tabel+ 11 lampiran)

ABSTRAK
Anemia adalah suatu keadaan dimana rendahnya konsentrasi hemoglobin (Hb) atau
hematokrit berdasarkan nilai ambang batas (referensi) yang disebabkan oleh rendahnya produksi sel
darah merah (eritrosit) dan Hb, meningkatnya kerusakan eritrosit (hemolisis), atau kehilangan darah
yang berlebihan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswi
kelas XI tentang anemia di SMA 2 Salatiga.
Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan crossectional.
Populasi yang diambil yaitu sebanyak 160 siswi kelas XI di SMA 2 Salatiga. Dengan jumlah sampel
60 responden dan tehnik pengambilan sampel yaitu menggunakanStratified Proposional Random
Sampling. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dengan menggunakan distribusi
frekuensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 32 responden (51,6%) berpengetahuan kurang.
Remaja putriagar dapat mencari informasi yang jelas tentang anemia pada tenaga kesehatan
atau pada ahlinya, sehingga remaja putri dapat mendeteksi lebih awal dan penyebabnya terlebih
dahulu dari gejala yang di timbulkan anemia.

Kata Kunci : Pengetahuan, Anemia


Kepustakaan : 15 (2001-2012)

PENDAHULUAN Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)


Remaja merupakan tahap di mana (2010), Penduduk Indonesia sebanyak 233
seseorang mengalami sebuah masa transisi juta jiwa dan 26,8% atau 63 juta jiwa adalah
menuju dewasa. Remaja adalah tahap umur remaja berusia 10 sampai 24 tahun.
yang datang setelah masa kanak kanak Sedangkan Menurut Survei Sosial Ekonomi
berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik Nasional (Susenas) tahun 2009, jumlah
yang cepat. Remaja dalam masyarakat dikenal penduduk di Jawa Tengah adalah 33.561.468j
dengan berbagai istilah yang menunjukkan iwa dengan jumlah remaja usia 12-17 tahun
kelompok umur yang tidak termasuk kanak- 3.878.474 jiwa. Di Indonesia prevalensi
kanak tetapi bukan pula dewasa Pada anemia pada Siswi Kelas XI tahun 2006, yaitu
umumnya, anemia lebih sering terjadi pada 28% (Depkes RI, 2007). Usia 19-45 tahun
wanita dan Siswi Kelas XI dibandingkan 39,5%. Dari semua kelompok umur tersebut,
dengan pria. Yang sangat disayangkan adalah wanita memiliki resiko paling tinggi untuk
kebanyakan penderita tidak tahu atau tidak menderita anemia terutama Siswi Kelas XI.
menyadarinya. Bahkan ketika tahu pun masih (Sihotang and Febriany, 2012).
menganggap anemia sebagai masalah sepele Di Indonesia prevalensi anemia pada
(Yusuf, 2011). Siswi Kelas XI tahun 2006, yaitu 28%
Anemia adalah suatu keadaan di mana (Depkes RI, 2008). Data Survei Kesehatan
kadar hemoglobin dan eritrosit lebih rendah Rumah Tangga (SKRT) tahun 2007
dari normal, Almatsier (2001) yang dikutip menyatakan bahwa prevalensi anemia
oleh Tarwoto, dkk (2009). defisiensi pada balita 40,5%, ibu hamil
50,5%, ibu nifas 45,1%, Siswi Kelas XI usia
1
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS XI TENTANG ANEMIA DI SMA NEGERI 2
SALATIGA TAHUN 2014
10-18 tahun 57,1% dan usia 19-45 tahun Rumusan masalah
39,5%. Dari semua kelompok umur tersebut, Berdasarkan uraian yang terdapat pada
wanita mempunyai resiko paling tinggi untuk latar belakang, maka peneliti membuat
menderita anemia terutama Siswi Kelas XI . rumusan masalah sebagai berikut
(Isniati, 2009). Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Siswi
Sedangkan menurut Inayati (2007) Kelas XI tentang Anemia pada siswi kelas XI
angka kejadian anemia di Jawa Tengah masih di SMA 2 Salatiga?.
sebesar 30,4% dan di Semarang sebanyak
26% remaja menderita anemia (SKRT, 2007). Tujuan Penelitian
Siswi Kelas XI menderita anemia, hal ini 1. Tujuan Umum
disebabkan oleh berbagai faktor antara lain Untuk mengetahui tingkat pengetahuan
karena masa remaja adalah masa Siswi Kelas XI tentang Anemia pada siswi
pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi kelas XI di SMA 2 Salatiga.
lebih tinggi termasuk zat besi. Disamping itu 2. Tujuan Khusus
Siswi Kelas XI mengalami menstruasi setiap a. Untuk mengetahui tingkat
bulannya sehingga membutuhkan zat besi pengetahuan Siswi Kelas XI tentang
lebih tinggi, sementara jumlah makanan yang pengertian anemia pada siswi kelas XI
dikonsumsi lebih rendah dari pada pria, di SMA 2 Salatiga.
karena faktor takut gemuk. Dalam masa b. Untuk mengetahui tingkat
pertumbuhan membutuhkan energi, protein pengetahuan Siswi Kelas XI tentang
dan zat-zat gizi lainnya yang lebih banyak dampak dari anemia pada siswi kelas
dibanding dengan kelompok umur lain. XI di SMA 2 Salatiga.
Pematangan seksual pada remaja c. Untuk mengetahui tingkat
menyebabkan kebutuhan zat besi meningkat. pengetahuan Siswi Kelas XI tentang
Kebutuhan zat besi remaja perempuan lebih cara mengatasi anemia pada siswi
tinggi dibanding remaja laki-laki, karena kelas XI di SMA 2 Salatiga.
dibutuhkan untuk mengganti zat besi yang
hilang pada saat menstruas (Depkes RI, Manfaat Penelitian
2007). 1. Bagi ilmu pengetahuan
Menurut Moore (1997) yang dikutip oleh Menambah dan mengembangkan ilmu
Tarwoto, dkk (2009), anemia pada remaja pengetahuan tentang anemia pada Siswi
dapat berdampak pada menurunnya Kelas XI.
produktivitas kerja ataupun kemampuan 2. Bagi institusi Pendidikan SMA
akademis di sekolah karena tidak adanya Sebagai bahan bacaan untuk menambah
gairah belajar dan konsentrasi. Anemia juga pengetahuan dan sebagai masukan
dapat menggangu pertumbuhan di mana informasi bagi pihak sekolah tentang
tinggi dan berat badan menjadi tidak anemia terhadap remaja (Peserta didik)
sempurna. Selain itu, daya tahan tubuh akan saat ini sehingga pihak sekolah dapat
menurun sehingga mudah terserang penyakit. membantu kualitas dan kuantitas
Anemia juga dapat menyebabkan pendidikan dalam bidang kesehatan.
menurunnya produksi energi dan akumulasi 3. Bagi siswi kelas XI
laktat dalam otot. Anemia merupakan Memberikan informasi kepada pelajar
kelainan yang sangat sering dijumpai baik di putri tentang masalah anemia khususnya
klinik maupun di lapangan. Diperkirakan anemia defisiensi besi serta akibat yang
lebih dari 30% penduduk dunia atau 1500 juta ditimbulkannya, sehingga para pelajar
orang menderita anemia dan sebagian besar puteri dapat mencegah dirinya agar tidak
tinggal di daerah tropik. Prevalensi anemia di terkena anemia defisiensi besi.
Indonesia menurut World Health Organization 4. Bagi Peneliti
(WHO). Untuk mengaplikasikan ilmu yang
diperoleh dari perkuliahan dan
pengalaman nyata dalam penelitian.

2
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS XI TENTANG ANEMIA DI SMA NEGERI 2
SALATIGA TAHUN 2014
METODE PENELITIAN dianggap mewakili seluruh populasi
Desain Penelitian (Notoatmojo, 2005).
Desain penelitian yang digunakan Dalam pengambilan sampel ada kriteria
adalah penelitian deskriptif sesuai yang harus di penuhi yaitu :
Notoatmojo (2005), yaitu menggunakan a. Kriteria Inklusi
metode penelitian yang dilakukan dengan Kriteria inklusi adalah
tujuan untuk membuat gambaran atau karakteristik umum subyek penelitian
deskripsi tentang suatu keadaan secara dari suatu populasi target yang
obyektif. Sedangkan metode yang digunakan terjangkau yang akan diteliti
adalah metode pendekatan waktu Cross (Nursalam,2003). Pada penelitian ini
Sectional menurut Notoatmojo (2005), yaitu kriteria inklusi adalah :
suatu penelitian untuk mempelajari dinamika 1) Seluruh siswi kelas XI yang
kolerasi antara faktor-faktor risiko dengan bersekolah di SMA 2 Salatiga.
efek, dengan cara pendekatan, observasi atau 2) Seluruh siswi kelas XI yang
pengumpulan data sekaligus pada satu saat. berada di tempat penelitian saat di
bagikan kuesioner.
Tempat dan Waktu penelitian b. Kriteria Ekslusi
Penelitian ini dilaksanakan di SMA 2 Kriteria ekslusi adalah
Salatiga pada 31 januari 2015 menghilangkan atau mengeluarkan
subyek yang tidak layak untuk di
Populasi dan Sampel teliti. Pada penelitian yang telah
1. Populasi dilaksanakan tidak terdapat kritera
Populasi adalah keseluruhan exklusi.
subyek penelitian (Arikunto, 2006).
Populasi adalah keseluruhan objek yang Definisi Operasional
menjadi pusat perhatian penelitian dan Definisi operasional sangat dibutuhkan
tempat untuk menggeneralisasi temuan untuk membatasi ruang atau pengertian
penelitian (Sandjaja & Heriyanto, 2006). variabel-variabel penelitian dan akan
Populasi dalam penelitian adalah memudahkan untuk mengukurnya. Definisi
seluruh siswi kelas XI yang ada di SMA 2 operasional variabel adalah rumusan pengertian
Salatiga yang berjumlah 160 siswi. variabel-variabel yang diamati, diteliti dan
2. Sampel diberibatasan (Notoatmodjo, 2002).
Sampel adalah sebagian yang diambil dari
keseluruhan obyek yang diteliti dan
Tabel 3.2 Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Pengetahuan Segala sesuatu Menggunakan Jumlah skor 15 Ordinal
siswi kelas XI yang diketahui kuesioner Kriteria :
tentang siswi kelas XI tentang Baik : (76%-
anemia tentang anemia pengetahuan 100%) dengan
siswi kelas XI jumlah skor 11-
tentang 15
anemia Cukup : (56%-
yang 75%) dengan
berjumlah jumlah skor 8-
15 pernyataan. 10
Kurang: (<56%)
dengan jumlah
skor<8

3
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS XI TENTANG ANEMIA DI SMA NEGERI 2
SALATIGA TAHUN 2014
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Sub variabel:
a. Pengetahuan Kemampuan Kuesioner Baik: (76%- Ordinal
siswi kelas Siswi kelas XI yang 100%)
XI tentang untuk berjumlah 5 dengan julah
pengertian menjawab soal. Soal skor 4-5
anemia pertanyaan nomor 1-5. cukup : (56%-
tentang Untuk 75%) dengan
pengertian pernyataan jumlah skor 3-2
anemia positif Kurang:
Benar: nilai 1 (<56%) dengan
Salah: nilai 0 jumlah skor 0-1
Pernyataan
negatif
Benar: nilai 0
Salah: nilai 1
b. Pengetahuan Kemampuan Kuesioner Baik: (76%- Ordinal
siswi kelas siswi kelas XI yang 100%) dengan
XI tentang untuk berjumlah 5 jumlah skor 4-5
dampak dari menjawab soal. Soal Cukup : (56%-
anemia pernyataan nomor 6-10. 75%) dengan
tentang Untuk jumlah skor 3-2
dampak dari perayataan Kurang:
anemia positif (<56%) dengan
Benar: nilai 1 jumlah skor 0-1
Salah: nilai 0
Pernyataan
negatif
Benar: nilai 0
Salah: nilai 1
c. Pengetahuan Kemampuan Kuesioner Baik: (76%- Ordinal
cara Siswi Kelas yang 100%) dengan
mengatasi XI berjumlah 5 julah skor 4-5
anemia untuk soal. Soal Cukup: (56%-
menjawab nomor 11-15. 75%) dengan
pertanyaan Untuk jumlah skor 3-2
tentang cara pernyataan Kurang:
mengatasi positif (<56%)
anemia Benar: nilai 1 dengan jumlah
Salah: nilai 0 skor 0-1
Pernyataan
negatif
Benar: nilai 0
Salah: nilai 1

4
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS XI TENTANG ANEMIA DI SMA NEGERI 2
SALATIGA TAHUN 2014
HASIL PENELITIAN Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan siswi
pengetahuan siswi kelas XI kelas XI tentang cara mengatasi
tentang anemia di SMA 2 Salatiga. anemia SMA 2 Salatiga.
Pengetahuan Jumlah Presentasi (%)
Pengetahuan Jumlah Presentase (%) Baik 8 12.9
baik 22 35.5 Cukup 19 30.6
cukup 8 12.9 Kurang 35 56.5
kurang 32 51.6 Total 62 100.0
Total 62 100.0 Berdasarkan tabel 4.2.3 hasil yang
Berdasarkan tabel 4.1 hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa responden
diperoleh menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan kurang yaitu
yang mempunyai pengetahuan baik tentang 35 responden (56.5%).
anemia yaitu 22 responden (35.5%), responde
yang berpengetahuan cukup yaitu 8 responden PEMBAHASAN
(12.9%), dan responden yang mempunyai Berdasarkan hasil penelitian yang
pengetahuan kurang yaitu 32 responden telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka
(51.6%). dalam bab ini akan diuraikan beberapa
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden pembahasan yang terkait dengan hasil
berdasarkan pengetahuan siswa penelitian, disertai dengan tinjauan teori yang
kelas XI tentang pengertian ada sebagai pendukung dengan hasil
anemia. penelitian tersebut. Setelah diperoleh hasil
Pengetahuan Jumlah Presentasi (%) pengumpulan data dan dilakukan tabulasi,
Baik 25 40.3 maka dapat dilakukan suatu analisa gambaran
pengetahuan siswi kelas XI tentang anemia di
Cukup 6 9.7 SMA 2 Salatiga.
Kurang 31 50.0 Dari hasil penelitian menunjukkan
responden sebagian besar berusia 16 tahun
Total 62 100.0 yaitu 40 responden (64,5%), 17 tahun 22
responden (35,5%).
Berdasarkan tabel 4.2.1 hasil yang Umur responden dapat mempengaruhi
diperoleh menunjukkan bahwa responden tingkat pengetahuannya karena semakin
yang mempunyai pengetahuan kurang yaitu cukup umur siswi, maka pola pikirnya akan
31 responden (50.0%). semakin matang dan tingkat pengetahuan
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden semakin baik. Dengan demikian, responden
berdasarkan pengetahuan siswi juga akan semakin mudah memperoleh
kelas XI tentang dampak dari pengetahuan tentang anemia. Dengan
anemia di SMA 2 Salatiga. bertambahnya umur seseorang akan terjadi
Pengetahuan Jumlah Presentasi (%) perubahan pada aspek fisik dan psikis
Baik 27 30.0 (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar
ada empat kategori perubahan, yaitu
Cukup 30 33.3 perubahan ukuran, perubahan proporsi,
Kurang 33 36.7 hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-
Total 62 100.0 ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi
organ. Pada aspek psikologis (mental), taraf
Berdasarkan tabel 4.2.2 hasil yang berfikir seseorang semakin matang dan
diperoleh menunjukkan bahwa responden dewasa (Notoatmodjo, 2010).
yang mempunyai pengetahuan kurang tentang Dari hasil penelitian di atas,
frekuesi hubugan sekual pada masa berdasarkan tingkatan kelas dari kelas XI IPA
menopause yaitu 27 responden (30.0%) sebanyak 1 responden, kelas XI IPS 27

5
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS XI TENTANG ANEMIA DI SMA NEGERI 2
SALATIGA TAHUN 2014
responden, dan 10 responden kelas XI 1. Gambaran pengetahuan siswi kelas XI
Bahasa. tentang pengertian anemia
Berdasarkan tingkatan kelas, mereka Berdasarkan hasil yang diperoleh
mengetahui anemia berdasarkan pelajaran menunjukkan bahwa responden yang
yang mereka dapatkan di kelas, menurut mempunyai pengetahuan kurang tentang
(Notoatmodjo, 2005) Pengalaman adalah guru pengertian anemia yaitu 31 responden
terbaik demikian bunyi pepatah. Pepatah ini (50,0%), responden yang berpengetahuan
mengandung maksud bahwa pengalaman itu cukup yaitu 6 responden (9,7%), dan
merupakan sumber pengetahuan. Hal ini responden yang mempunyai pengetahuan
dilakukan dengan cara mengulang kembali baik yaitu 25 responden (20,3%).
pengalaman yang diperoleh dalam Pengetahuan adalah hasil
memecahkan permasalahan yang dihadapi. penginderaan manusia atau hasil tahu
Pada masa lain apabila dengan cara yang seseorang terhadap objek melalui indera
digunakan tersebut orang dapat memecahkan yang di milikinya ( mata, hidung, telinga
masalah yang dihadapi, maka untuk dan sebagainya). Sebagian besar
memecahkan masalah lain yang sama, orang pengetahuan seseorang diperoleh melalui
dapat pula menggunakan cara tersebut. indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2005).
Gambaran siswa kelas XI tentang anemia Sebagian besar pengetahuan manusia
Berdasarkan hasil yang diperoleh diperoleh melalui pendidikan, pengalaman
menunjukkan bahwa responden yang sendiri maupun pengalaman yang didapat
mempunyai pengetahuan baik tentang anemia dari orang lain, sehingga pengetahuan
yaitu 22 responden (35.5%), responde yang sangat penting untuk membentuk perilaku
berpengetahuan cukup yaitu 8 responden seseorang. Perilaku yang di dasari
(12.9%), dan responden yang mempunyai pengetahuan tesebut lebih permanent
pengetahuan kurang yaitu 32 responden dianut oleh seseorang daripada perilaku
(51.6%). yang tidak di dasari pengetahuan
Dari data tersebut menujukkan bahwa (Notoatmodjo, 2005).
pengetahuan mereka dalam katagori kurang Sumber informasi juga akan
hal ini dikarenakan oleh informasi yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
diperoleh dari sekolahnya kurang karena di seseorang, bila seseorang banyak
jenjang SMA tidak ada materi khusus yang memperoleh informasi maka cenderung
mempelajari tentang anemi sehingga para untuk mempunyai pengetahuan yang lebih
siswi tidak mengetahui seperti apa anemia luas (Notoatmodjo, 2003).
yang sesungguhnya. Menurut Notoatmodjo Hasil dari penelitian ini, pada
(2005), informasi akan memberikan pengaruh responden dengan kategori baik.
pada pengetahuan seseorang. Pengetahuan yang baik ini didapatkan
Dalam penelitian ini di dapatkan juga karena siswa menangkap penjelasan dan
hasil 32 responden (51.6%) berpengetahuan memperhatikan pendidikan dan informasi
kurang hal ini dikarenakan sedikitnya tersebut, serta mendapat informasi dari
informasi yang didapat. Kurangnya media massa seperti Internet, sedangkan
pengetahuan tentang gejala-gejala dari anemia pada pengetahuan yang cukup dan kurang
juga mempengaruhi pengetahuan mereka didapatkan karena kurangnya pada
sehingga mereka tiidak bertanya tidak informasi yang di dapat, serta kurangnya
bertukar informasi dan tidak mencari pengetahuan tentang anemia.
informasi sehingga mereka menjadi apatis Berdasarkan analisis dan
karena sedikitnya gejala yang mereka ketahui. interpretasi data didapat 40 siswi tidak
Rasa apatis yang tertanam didiri mereka dan mengetahui tingkat kerentangan terkena
rasa ingin tahu yang kurang juga anemia antara perempuan dan laki-laki.
mempengaruhi informasi yang didapat Hal ini disebabkan mereka kurang
sehinnga mengakibatkan pengetahuan mereka mengetahui kadar HB yang normal yang
kurang. harus di miliki.
6
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS XI TENTANG ANEMIA DI SMA NEGERI 2
SALATIGA TAHUN 2014
Perempuan lebih rentan anemia lingkungan. Pernyataan yang
dibanding dengan laki-laki Kebutuhan zat dikemukakan oleh Notoatmodjo tersebut,
besi pada perempuan adalah 3 kali lebih yang dimaksud perilaku penanganan
besar daripada pada laki-laki. Perempuan anemia adalah bentuk respon seseorang
setiap bulan mengalami menstruasi yang terhadap gejala anemia yang dirasakannya
secara otomatis mengeluarkan darah. untuk menangani keluhan tersebut.
Itulah sebabnya perempuan membutuhkan Beragam cara penanganan anemia telah
zat besi untuk mengembalikan kondisi dilakukan oleh sebagian besar siswi. Hasil
tubuhnya kekeadaan semula. Hal tersebut penelitian menunjukan bahwa penanganan
tidak terjadi pada laki-laki. Demikian pula anemia tidak dilakukankarena mereka
pada waktu kehamilan, kebutuhan akan tidak mengetahui gejala yang dialaminya.
zat besi meningkat 3 kali dibanding Penanganan yang tidak dilakukan akan
dengan pada waktu sebelum kehamilan. memperburuk kadaan fisik karena
Ini berkaitan dengan kebutuhan Menurut Sediaoetama (2005), dampak
perkembangan janin yang dikandungnya anemia bagi remaja putri adalah:
(Citrakesumasari, 2012). a. Menurunkan kemampuan dan
2. Gambaran pengetahuan siswi kelas XI konsentrasi belajar.
tentang dampak anemia b. Mengganggu pertumbuhan sehingga
Berdasarkan hasil yang diperoleh tinggi badan tidak mencapai
menunjukkan bahwa responden yang c. optimal.
mempunyai pengetahua kurang dari d. Menurunkan kemampuan fisik
dampak anemia yaitu 38 responden olahraga.
(61,3%), responden yang berpengetahuan
cukup yaitu 8 responden (12,9%), dan Keterbatasan
responden yang mempunyai pengetahuan Peneliti menyadari penelitian ini
baik yaitu 38 responden (61,3%). memiliki keterbatsan yang muncul dapat
Hal ini di sebabkan karena dilihat saat peneliti melakukan penelitian
kurangnya sosialisasi tentang kesehatan sebagai berikut:
kususnya anemia di lingkungan 1. Dari segi pengumpulan data,
pergaulannya ataupun di Sekolah, pengumpulan data ini menggunakan
sehingga hal tersebut berpengaruh pada kuesioner yang hanya terdiri dari dua
pengalaman yang di dapat. Kurang pilihan saja yaitu benar dan salah.
aktifnya individu dalam interkasi bersama 2. Waktu yang diberikan kepada responden
teman-temannya, di mana interkasi dan sangat singkat.
berbagi informasi tentang dampak dari
anemia bersama teman-teman dapat PENUTUP
menambah pengetahuan dampak yang di Pada penelitian yang dilaksanakan
sebabkan anemia yang mengakibatkan pada tanggal 31 januari 2015 dengan judul
pengetahuannya menjadi kurang. Gambaran Pengetahua siswi kelas XI tentang
Seperti yang di sebutkan dalam anemia di SMA 2 Salatiga dapat disimpulkan
teori Mubarak, (2007) Faktor yang bahwa :
mempengaruhi pengetahuan yaitu
pendidikan, pekerjaan, umur, minat, Kesimpulan
pengalaman, kebudayaan, dan informasi. 1. Pengetahuan siswi kelas XI tentang
anemia yaitu dalam kategori kurang yaitu
3. Gambaran pengetahuan siswi kelas XI sebanyak 32 orang responden (51.6%).
tentang cara penanganan anemia 2. Pengetahuan siswi kelas XI tentang
Perilaku kesehatan menurut pengertian anemia dalam kategori kurang
Notoatmodjo (2007) adalah bentuk respon yaitu sebanyak 31 responden (50.0%)
seseorang terhadap stimulus yang 3. Pengetahuan siswi kelas XI tetang
berkaitan dengan sakit, penyakit, sistem dampak dari anemia sebagian besar dalam
pelayanan kesehatan, makanan serta
7
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS XI TENTANG ANEMIA DI SMA NEGERI 2
SALATIGA TAHUN 2014
kategori kurang yaitu 38 responden Citrakesumasari. 2012. Anemia Gizi, Masalah
(61.3%). dan Pencegahannya. Penerbit Kalika:
4. Pengetahuan siswi kelas XI tentang cara Yogyakarta.
penanganan anemia sebagian besar dalam
kategori kurang yaitu sebanyak 35 Efendi, F. & Makhfudli. 2009. Keperawatan
responden (56.5%). Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik dalam Keperawatan Salemba.
Saran Penerbit Salemba Medika: Jakarta.
Dari hasil penelitian dan analisa serta
kesimpulan, maka diajukan beberapa saran Gibney, M. J. 2009. Gizi Kesehatan
sebagai berikut: Masyarakat. Penerbit Buku
1. Bagi Peneliti Kedokteran EGC: Jakarta.
Bagi peneliti selanjutnya
diharapkan dapat meneliti gambaran Hurlock EB. 2001. Psikologi Perkembangan
pengetahuan siswi tidak hanya di kelas Suatu Pendekatan Sepanjang
XI , sehingga dapat tergali lebih dalam
Kehidupan. Edisi
faktor faktor yang tidak terpaparkan
Kelima.Istiwidayanti, Soedjarwo.
dalam penelitian ini.
Penerjemah. Jakarta:
2. Bagi Responden
Diharapkan bagi remaja putri agar Penerbit Erlangga.
dapat mencari informasi yang jelas
tentang anemia pada tenaga kesehatan Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007. Promosi
atau pada ahlinya, sehingga remaja putri Kesehatan Sebuah Pengantar Proses
dapat mendeteksi lebih awaldan
penyebabnya terlebih dahulu, seperti Belajar Mangajar dalam Pendidikan.
olahraga terdari gejala yang di timbulkan Yogyakarta: Graha Ilmu.
anemia.
3. Bagi Institusi tempat penelitian SMA 2 Nisfiannoor, Muhammad. 2009.Pendekatan
Salatiga Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial.
Diharapkan pihak sekolah dapat
memberikan sarana informasi tentang Jakarta:Salemba Humanika.
Kesehatan dengan bantuan dari
Puskesmas wilayah setempat atau tenaga Notoadmojo, S. 2003. Pendidikan Dan
kesehatan yang bersangkutan dengan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
memberikan Penyuluhan tentang
Notoatmodjo. 2007. Metodologi Penelitian
kesehatan remaja khususnya tentang
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cip Rakyat.
anemia.
Sediaoetama AD. 2005. Ilmu Gizi untuk
DAFTAR PUSTAKA Profesi dan Mahasiswa. Jakarta: Dian
Alimul, Hidayat. 2007. Metode Penelitian
Kebidanan Dan Teknik Analisis. Sjaifoellah, N, dkk., 2009. Ilmu Penyakit
Dalam. Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Jakarta: SalembaMedika
Tarwoto, Ns. Dkk. 2010. Kesehatan Remaja
Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. problem dan solusinya. Jakarta:Salemba
Jakarta: Gramedia. Medika
Andriani, M. 2012. Pengantar Gizi World Health Organization. 2007. Growth
Masyarakat. Penerbit Kencana reference 5-19 years. http:
Prenada Media Group: Jakarta. //www.who.int/growthref/who2007
bmi for age/en/index.html.[18november
2014].
8
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS XI TENTANG ANEMIA DI SMA NEGERI 2
SALATIGA TAHUN 2014

Anda mungkin juga menyukai