Anda di halaman 1dari 3

NO.

Cedera kepala diklasifikasikan dalam berbagai aspek, secara praktis dapat diklasifikasikan
berdasarkan mekanisme, dan beratnya cedera kepala

1. Klasifikasi berdasarkan cedera kepala


a. Cedera kepala tumpul
Cedera kepala tumpul, dapat terjadi karena kecepatan tinggi berhubungan dengan
kecelakaan mobil dan motor dan kecepatan rendah, biasanya disebabkan jatuh dari
ketinggian atau dipukul dengan benda tumpul.
b. Cedera kepala tembus
Dapat disebabkan oleh cedera peluru dan cedera tusukan

Adanya penetrasi selaput durameter akan menentukan apakah suatu cedera


termasuk tembus atau cedera tumpul.

(Aritonang, 2007)

Fraktur servikal

Cedera tulang belakang adalah cedera mengenai servikalis, vetrebatalis dan lumbalis akibat trauma.
Fraktur servikalis paling sering disebabkan oleh benturan kuat, atau trauma pukulan kepala, setiap
cedera kepala atau leher harus dievaluasi adanya fraktur servikalis, sehingga penting untuk
menjaganya leher. Fraktur servikalis adalah trauma atau cedera berupa patah atau retak pada tulang
belakang servikal da medula spinalis, fraktur servikalis adalah erputusnya hubungan dari badan
tulang vetrebata servikalis, kita tahu bahwa tulang belakang ada 33 ruas, sedangkan yang dinamakan
servikalis adalah bagian ruas ke-1 samapi 7.

(Mayrenda, 2010)

No. 2

Pasien masuk kepada fase flow phase akut respon. Hal ini diperkuat dengan beberapa alasan berikut:

- Ny. K masuk ke RS pada tanggal 10 April tept setelah kecelakaan, dimana saat ini tgl 13 April,
yang artinya diketahui bahwa pasien sudah 3 hari dan sudah lebih dari 2 hari dimana flow
phase adalah fase setelah <48 jam.
- Gula darah sesaat sebesar 250 mg/dL yang menunjukkan Suhu menunjukkan 37,8 derajat,
dimana hal ini menunjukkan adanya low grade fever atau demam. Hal ini sesuai dengan
karakteristik flow phase dimana terjadi peningkatan suhu. Peningkatan suhu tubuh ini
menunjukkan bahwa didalam tubuh sedang terjadi adanya peingkatan metabolisme rate dan
juga sapat terjadi metabolisme tambahan akibat adanya peningkatan katekolamin berupa
epinefrin dan norepenefrin.
- adanya hiperglikemia, dimana hal tersebut dapat terjadi karena ada 3 mekanisme yang
mempengaruhi, yaitu (1) terjadinya peningkatan ACTH (Adenokortikotropik hormon) yang
akan menginduksi korteks adrenal untuk produksi glukokortikoid yang akan menyebabkan
kortisol meningkat, dimana ketika kortisol meningkat, dan ketika kortisol meningkat mak
akan terjadi glukoneogenesis dan glikolisis sehingga menyebebkn gula darah naik; (2) terjadi
penurunan insulin yang dapat membuat gula darah tidak dapat masuk ke dalam jaringan
sehingga glukosa darah bebas akan semakin tinggi dalam plasma; dan (3) hormon glukagon
juga terjadi peningkatan sehingga nantinya akan menginduksi terjadinya glukoneogenesis.
Horon-hormon tersebut merupakan hormon stress yang dikeluarkan tubuh untuk keadaan-
keadaan trauma seperti fraktur tersebut.
- Hemoglobin 9 gr/dL, hal ini Hb menunjukkan nilai yang rendah dari normal. Hal ini terjadi
karena protein dalam fase ini dikatabolisme besar-besaran, padahal kita tahu bahwa protein
adalah salah satu komponen pembentuk Hb. Kita tahu juga bahwa pelepasan IL-6, IL-1,
TNF- dapat induksi terjadinya protein breakdown.
- Albumin 2,49 g/dL juga menunjukkan kadar albumin yang rendah, sesuai dengan fase Flow
Phase dimana pada f ase ini terjadi peningkatan pemecahan protein akibat adnya pelepasa
sitokin kemudian protein yang dilepas atau dipecah ini membuat albumin yag merupakan
total protein tubuh yang terbesar ikut dipecah.
- Ureum dan kreatinin meningkat, menunjukkan adanya pemecahan protein besar-besaran,
dimana ureum dan kreatinin menunjukkan kadar yang tinggi atau meningkat dapat
disebabkan adanya proses katabolisme yang besar dan hal ini sesuai dengan karakteristik
flow phase dimana terjadi peningkatan katabolisme.
- Sesak nafas, hal ini disebabkan karena sesuai pada fase flow phase dimana pada fase ini
terjadi peningkatan konsumsi oksigen sehingga tubuh mengkompensasi dengan peningkatan
frekuensi bernafas untuk mendapatkan oksigen sehingga terjadilah sesak nafas.
(Handayani, 2014); (Krause, 2008)

No. 3
BIOKIMIA
- Gula Darah sesaat (GDS) tinggi
Gula darah sesaat tinggi disebabkan karena adanya 3 mekanisme metabolisme respon yang
membuat tubuh menjadi hiperglikemi, yaitu (1) terjadinya peningkatan ACTH
(Adenokortikotropik hormon) yang akan menginduksi korteks adrenal untuk produksi
glukokortikoid yang akan menyebabkan kortisol meningkat, dimana ketika kortisol
meningkat, dan ketika kortisol meningkat mak akan terjadi glukoneogenesis dan glikolisis
sehingga menyebebkn gula darah naik; (2) terjadi penurunan insulin yang dapat membuat
gula darah tidak dapat masuk ke dalam jaringan sehingga glukosa darah bebas akan semakin
tinggi dalam plasma; dan (3) hormon glukagon juga terjadi peningkatan sehingga nantinya
akan menginduksi terjadinya glukoneogenesis. Horon-hormon tersebut merupakan hormon
stress yang dikeluarkan tubuh untuk keadaan-keadaan trauma seperti fraktur tersebut.
- Hemoglobin rendah
Hemoglobin rendah adalah suatu bentuk tanda bahwa telah terjadi katabolisme protein
secara besar-besaran. Katabolisme protein terjadi karena munculnya siktokin-sitokin
proinflmasi seperti IL-6, IL-1, TNF- yang emnginduksi terjadinya katabolisme dari protein.
Dimana kita tahu bahwa protein adalah salah satu komponen pembentuk Hb, sehingga
ketika protein terus dipecah maka tidak ada protein yang akan dibuat menajdi hemoglobin.
- Albumin rendah
Keadan albumin rendah hampir sama dengan mekanisme dari rendahnya hemoglobin, yaitu
pada keadaan trauma atau stress metabolik terutama yang ada bentuk inflamasi maka ha
tersebut akan membuat tubuh melepaskan siktokin-sitokin proinflmasi seperti IL-6, IL-1,
TNF-, dimana sitokin tersebut merespon tubuh untuk melakukan perbaikan jaringan
dengan memecah protein, sebenarnya tidak hanya pemecahan protein tetapi juga lemak,
namun yang berhubungan dengan albumin dalam hal ini adalah protein. Albumin adalah
salah satu protein tubuh yang paling banyak dan dapat ditemui sehingga pada saat protein-
protein tubuh terus dikatabolisme maka albumin pun akan menjadi turun.
- Ureum tinggi
Ureum yang tinggi akan mengindikasi adanya katabolisme dari protein yang secara besar-
besaran atau eksesif dan terus-menerus. Sesuai dengan yang telah dikeahui bahwa protei
dalam hal ini dipecah karena digunakan sebagai energi atau yang disebut sebagai
glukoneogenesis dan protein dipecah sebagai respon tubuh karena adanya inflamasi
sehingga sitokin-sitokin tersebut membuat respon agar tubuh memecah protein didalam
tubuh.
- Kreatinin tinggi
Serum kreatinin berasal dari masa otot dan tidak dipengaruhi oleh die, sehingga ketika
kreatinin serum terjadi peningkatan maka cadangan-cadangan protein dalam otot secara
sengaja dipecah yang berguna untuk mengkompensasi keadaan dari tubuh yang sedang
mengalami cedera atau trauma. Kreatinin yang tinggi ini juga meruupakan anda bahwa
protein terus-menerus mengalami katabolisme. Kaabolisme ini adalah bentuk dari adanya
hormon stress yang membuat protein dipecah jadi energi dalam proses glukoneogenesis dan
adanya sitokin proinflamasi yang membuat respon pemecahan protein
(Handayani, 2014); (Krause, 2008); (KEMENKES, 2011)

FISIK KLINIS
- Nadi 80x/ menit
Kecepatan nadi 80x/ menit untuk dewasa atau usia >18 tahun itu tergolong ke dalam
kecepatan nadi yang normal.
- RR 20X/ menit
Respiratory Rate pada usia > 18 tahun normalnya adalah 12-20x/ menit dimana RR Ny. K
tergolong masih dalam batas normal, tetapi normal yang dalam batas atas. Dimana, bisa jadi
hal tersebut dapat disebabkan karena pasien critical ill pasti pada fase ini sedang terjadi
peningkatan konsumsi oksigen sehingga hal tersebut lah yang membuat RR masuk kedalam
normal batas atas.
- Tekanan darah 120/80 mmHg
Tekanan darah tersebut masuk kedalam kriteria pre-hipertensi karena pada tekanan darah
yang normal rentagya adalah <120/80. Pasien Ny. K tekanan darahnya masuk kedalam pre-
hipertensi karena pada keadaan flow phse memang sebagai kompensasi untuk menangani
oksigen konsumsi yang berlebihan. Dimana darah akan mengkompensasi dengan
peningkatan sel darah merah untuk mengikat oksigen akibatnya darah mengental dan
terjadilah tekanan darah tinggi.
- Suhu 37,8oC
Suhu menunjukkan 37,8 oC dimana hal ini menunjukkan adanya low grade fever atau
demam. Hal ini sesuai dengan karakteristik flow phase dimana terjadi peningkatan suhu.
Peningkatan suhu tubuh ini menunjukkan bahwa didalam tubuh sedang terjadi adanya
peingkatan metabolisme rate dan juga dapat terjadi metabolisme tambahan akibat adanya
peningkatan katekolamin berupa epinefrin dan norepenefrin.
- Sesak nafas
Sesak nafas terjadi sebagai akibat bentuk kompensasi tubuh, dimana terjadi peningkatan
konsumsi oksigen pada pasien sehingga tubuh mengkompensasi dengan meningkatkan
kecepatan bernafs untuk mendapatkan oksigen, sehingga terjadilah sesak nafas. Sesak nafas
juga terjadi karena biasanya pada GCS 8 tubuh tidak sadar,dan lidah dapat menutupi jalan
nafas.
(Handayani, 2014); (Krause, 2008)

INTERVENSI
Materi edukasi enteral
- Cara pemberian enteral
- Jenis dan jalur pemberian nutrisi lewat enteral
- Ndikasi dan kontraindikasi diberikan enteral

Anda mungkin juga menyukai