Disusun oleh:
Kelompok 3
1. Yuni Ribti F (1421-016)
2. Wiwin Barokhatul M (1421-035)
3. Nurus Samsiyah (1421-058)
4. Nanda Galib P (1421-077)
5. Alvionikita Bella Iskandar (1421-095)
6. Firman Setyo Aji Budiman (1421-111)
7. Laily Ida Arisa (1421-131)
8. Ayun Hafisyah Wafi (1421-159)
9. Nensi Ayu (1521-050)
10. Inneke Wulandari (1521-)
11. Ananda Putri E.K.W (1521-144)
12. Putri Ayu Purwodewi (1521-170)
13. Aprilia (1521-202)
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah dengan judul Metode
PRA dalam Pemberdayaan Masyarakat ( Body Mapping). Makalah ini akan
membahas tentang Body Mapping yang merupakan bagian dari materi mata
kuliah Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat.
Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, Tuhan semesta alam;
2. Ibu Iken Nafika Dini, S.KM., M.Kes., Bapak Dr. Elfian Zulkarnaen S.KM.,
M.Kes, Ibu Mury Ririanty S.KM,M.Kes selaku dosen pengajar mata kuliah
Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat kelas B.
4. Orang tua kami, atas segala restu dan dukungannya dalam bentuk apapun;
5. Teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas segala bentuk
bantuannya. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, berbagai sumbang saran yang bertujuan untuk
penyempurnaan makalah ini dengan ikhlas penulis terima sebagai umpan balik
untuk bahan evaluasi. Semoga makalah ini dapat memberikan sumbang pikir yang
positif dan bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 3
2.1 Pengertian Body Mapping .................................................................................. 3
2.2 Manfaat Body Mapping ...................................................................................... 4
2.3 Prinsip-prinsip Body Mapping ............................................................................ 5
2.4 Langkah-langkah Body Mapping........................................................................ 5
2.5 Keuntungan Body Mapping ................................................................................ 7
2.6 Kekurangan Body Mapping ................................................................................ 7
BAB 3. PENUTUP ............................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 9
3.2 Saran ................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 10
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemberdayaan merupakan proses mengembangkan, memandirikan,
menswadayakan, memperkuat posisi tawar menawar masyarakat lapisan bawah
tehadap kekuatan-kekuatan penekanan di segala bidang dan sector kehidupan
(Sutoro dalam Cholisin,2011)
Berdasarkan Permendagri RI Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader
Pemberdayaan Masyarakat, dinyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah
suatu strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya
untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (pasal 1 ayat 8). Adapun inti dari
pemberdayaan masyarakat merupakan strategi untuk mewujudkan kemampuan
dan kemandirian masyarakat.
PRA merupakan sekelompok pendekatan atau metode yang memungkinkan
masyarakat desa untuk saling berbagi, meningkatkan dan menganalisis
pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupan desa, serta membuat rencana
dan tindakan nyata (Chambers dalam BPTP,2013)
PRA sendiri merupakan metode pemberdayaan masyarakat yang dapat
digunakan, dimana teknik penerapan PRA diantaranya adalah pemetaan
(mapping) dan transek. Mapping dan transek telah digunakan PRA untuk
menemukan fitur ekologi serta social yang digunakan untuk memfasilitasi diskusi
mengenai keadaan wilayah desa tersebut beserta lingkungannya.
Body mapping merupakan salah satu dari teknik PRA yang menggambarkan
sebagian atau seluruh tubuh untuk menginterpretasikan pengetahuan ynag dimiliki
seseorang.
Body mapping memiliki berbagai kegunaan potensial tidak hanya sebagai
metode penelitian, tapi juga dalam pelatihan petugas kesehatan dalam pendekatan
RRA/PRA. Masalah yang diangkat untuk pelatihan dan kemungkinan penerapan
yang dapat dilakukan akan diperiksa secara singkat di kesimpulan.
Seorang antropologis medis telah memilki perhatian mengenai bagaimana suatu
budaya, dan perilaku masyarakat mengenai pengetahuan tentang proses tubuh.
Memahami dari hal ini, antropologis mencoba untuk menginterpretasikan
1
mengenai medis barat untuk dilakukan intervensi trehadap pendidikan masyarakat
serta perawatan kesehatan. Namun, berdasarkan kenyataannya, pengetahuan
masayarakat tentang tubuh mereka seringkali sulit jika hanya diakses atau
dipelajari secara verbal atau tanpa pendeskripsian pengetahuan sebelumnya.Oleh
karena itu, dalam body mapping kerangka acuan utama yang digunakan yakni
suatu ilmu anatomi mengenai tubuh manusia.
Body mapping dapat digunakan untuk mendapatkan akses persepsi orang
tentang tubuh mereka serta dapat membantu menjelaskan keadaan seseorang yang
sakit terhadap petugas pelayanan kesehatan. Hal ini memiliki keuntungan untuk
membantu mengklarifikasi ambiguitas karena representasi tubuh akan lebih sulit
dipahami jika hanya didiskusikan secara verbal.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui:
1. Pengertian Body Mapping
2. Manfaat Body Mapping
3. Prinsip-prinsip Body Mapping
4. Langkah-langkah Body Mapping
5. Keuntungan Body Mapping
6. Kerugian Body Mapping
2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Body Mapping
Body Mapping adalah proses pembuatan peta tubuh dengan menggunakan
teknik menggambar, melukis atau teknik berbasis seni lainnya untuk secara visual
mewakili asupan kehidupan manusia, tubuh mereka dan dunia tempat tinggal
mereka. Pemetaan tubuh adalah cara untuk bercerita, banyak Seperti totem yang
mengandung simbol dengan makna yang berbeda, namun signifikansi yang hanya
dapat dipahami dalam kaitannya dengan keseluruhan cerita dan pengalaman
pencipta.
Pengertian lain dari Body Mapping adalah proses terapeutik kreatif yang
memungkinkan seseorang menjelajahi dan mengkomunikasikan cerita-cerita yang
hidup di tubuh seseorang secara kreatif. Ini melibatkan melukis representasi tubuh
berukuran ideal seseorang ke atas kanvas dan menggunakan gambar, simbol dan
kata-kata untuk memetakan tempat-tempat di dalam diri sendiri yang penuh
dengan kehidupan, tempat-tempat yang menyakitkan, dan tempat-tempat yang
memiliki harapan dan potensi masa depan. Dalam proses menciptakan peta tubuh
seseorang akan menemukan hubungan baru antara tempat-tempat ini di dalam diri
sendiri dan mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang kekuatan sendiri
untuk menciptakan kesehatan di dalam diri sendiri dan melalui cara hidup diri
sendiri di dunia ini.
Sebagian besar metode ini memberikan sarana kreatif sebagai ungkapan
yang tidak tergantung Pada tingkat keaksaraan (kecakapan dalam membaca dan
menulis/ melek huruf) dan memungkinkan peserta untuk (kembali) menemukan
tubuh mereka sebagai sumberKekuatan dan penyembuhan. Lukisan peta tubuh
berlangsung dalam keadaan kelompok yang aman dan rahasia dan terjalin dengan
menceritakan kembali dirinya, diskusi kelompok, visualisasi panduan dan terapi
gerakan.
Sebagai contoh Organisasi Art2be telah bekerja sama dengan orang dewasa
dan anak-anak yang tinggal dengan HiV, minoritas seksual, pekerja seks,Korban
kanker, imigran ilegal, petugas kesehatan dan korban kekerasan berbasis
jender.Ini adalah pertama kalinya pemetaan tubuh difokuskan pada pasien
transplantasi organ.Proyek ini menggunakan seni untuk memungkinkan anak-
3
anak, remaja dan orang dewasa menceritakan kisah hidup mereka, membagikan
karya mereka Keprihatinan dan aspirasi dengan keluarga dan masyarakat mereka.
4
2.3 Prinsip-prinsip Body Mapping
1. Diskusi dilakukan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil untuk
menggambarkan peta secara bersama-sama.
2. Peta yang digambar mencerminkan ide-ide yang dominan tentang apa yang
harus ditampilkan
3. Pemetaan memungkinkan untuk mengamati interaksi dan mempengaruhi
apa yang dihasilkan
1. Sepakatilah tentang tema, subjek, topik peta (umum atau topikal) serta
wilayah yang akan digambar. Misalnya, topic tentang peta penyakit di desa
Karang Gotheng.
5
Adapun prosedur yang dapat diikuti untuk memfasilitasi pemetaan tubuh
diuraikan di sini:
1. Pilih tema atau subjek pemetaan tubuh, misalnya, sistem reproduksi atau
penyakit. Tentukan data dan informasi yang akan dikumpulkan melalui
latihan.
2. Pilih informan kunci. Jika latihan pemetaan tubuh berhubungan dengan
wanita, pilih sekelompok perempuan yang bersedia untuk berpartisipasi dan
meminta mereka untuk menggambar peta. Anda mungkin termasuk petugas
lokal lahir, perawat kesehatan desa, pengobat tradisional (wanita), terapis
lokal (wanita) karena kehadiran perempuan lokal tersebut adalah latihan
sensitif seperti pemetaan tubuh akan membantu dalam membangun
hubungan dan kerjasama dalam melaksanakan latihan. Pastikan bahwa
kelompok tidak terlalu besar.
3. Perkenalkan latihan untuk para peserta. Kick off informal dengan meminta
para wanita tentang bagaimana mereka mendapatkan pengetahuan tentang
tubuh mereka. Apa sumbernya? Keluarga yang telah mengadopsi metode
keluarga berencana? Setelah Anda merasa bahwa peserta yang nyaman dan
cenderung untuk pergi, memfasilitasi mereka untuk menggambar peta.
4. Minta mereka untuk menggambar peta di tanah. Bahan yang bisa digunakan
termasuk arang, serbuk rangoli dan sepotong kapur. The participans
mungkin mulai dengan profil tubuh dan kemudian beralih untuk menarik
organ-organ tubuh. Ingat tujuan latihan dan sesuai memfasilitasi mereka
untuk menarik bagian tubuh tentang apa yang Anda ingin memiliki diskusi
seandainya, topik yang menarik adalah konsepsi atau kelahiran kontrol,
meminta mereka untuk menarik bagian-bagian tubuh dan organ terkait
dengan tema. Anda banyak juga memfasilitasi para peserta untuk
menggambar peta pada kertas grafik besar. Namun, tanah si media yang
lebih baik. Gunakan' penilaian terbaik Anda dalam memilih media.
5. Memungkinkan peserta untuk menggambar peta dengan langkah mereka
sendiri. Apakah tidak terburu-buru. Jangan antarmuka, tidak mengambil
memimpin. Menjadi fasilitator yang efektif, campur tangan ketika itu
penting
6
6. 'Setelahmenyelesaikan peta, mulai diskusi. Mendorong para peserta untuk
menjelaskan peta secara detail. Anda mungkin bertanya pertanyaan kunci
tertentu sekarang. Pertanyaan sekarang mungkin terkait dengan yang
memiliki kontrol atas tubuh mereka. Selain itu, bagaimana kontrol mereka
sendiri atas tubuh mereka dapat ditingkatkan juga mungkin diminta
sekarang.
7. Para peserta mungkin memiliki pertanyaan untuk bertanya. Mendorong
mereka untuk mengajukan pertanyaan. Menghabiskan cukup waktu dalam
menjawab pertanyaan dan kliring keraguan mereka.
8. Minta peserta untuk mengkonsolidasikan kesimpulan yang diambil dari peta
tubuh dan menjelaskan sama. Peserta dapat berbagi peta dan temuan dengan
orang yang memiliki pengetahuan tentang isu-isu dan umpan balik, jika ada
dapat dimasukkan.
9. Salin diagram pada kertas grafik dengan semua rincian seperti nama-nama
peserta, nama-nama anggota tim PRA, tempat dan tanggal.
10. Terima bahwa peserta atas kontribusi mereka.
7
malaria dan jika bagian tubuh tersebut terinfeksi maka akan mengganggu
fungsi bagian tubuh tersebut.
3. Bila terlalu banyak menggunakan kata kunci (key word) yang hanya bisa
dimengerti oleh fasilitator, maka dapat mempersulit masyarakat untuk
memahaminya. Fasilitator harus menjelaskan maksud dari gambar tubuh
dengan jelas, jika memakai key word sebaiknya diberikan penjelasan dengan
kalimat yang mampu dimengerti oleh masyarakat pada umumnya.
8
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
https://ukhealthcare.uky.edu/uploadedFiles/about/arts/Therapeutic_Arts/Worksho
ps/body-mapping-book.pdf
10