Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Metode PRA dalam Pemberdayaan Masyarakat ( Body Mapping)


(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan dan
Pengorganisasian Masyarakat kelas B)
Jumat,12 Mei 2017
Ruang Kuliah 4 FKM UNEJ

Disusun oleh:
Kelompok 3
1. Yuni Ribti F (1421-016)
2. Wiwin Barokhatul M (1421-035)
3. Nurus Samsiyah (1421-058)
4. Nanda Galib P (1421-077)
5. Alvionikita Bella Iskandar (1421-095)
6. Firman Setyo Aji Budiman (1421-111)
7. Laily Ida Arisa (1421-131)
8. Ayun Hafisyah Wafi (1421-159)
9. Nensi Ayu (1521-050)
10. Inneke Wulandari (1521-)
11. Ananda Putri E.K.W (1521-144)
12. Putri Ayu Purwodewi (1521-170)
13. Aprilia (1521-202)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JEMBER
2017

i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah dengan judul Metode
PRA dalam Pemberdayaan Masyarakat ( Body Mapping). Makalah ini akan
membahas tentang Body Mapping yang merupakan bagian dari materi mata
kuliah Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat.
Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, Tuhan semesta alam;
2. Ibu Iken Nafika Dini, S.KM., M.Kes., Bapak Dr. Elfian Zulkarnaen S.KM.,
M.Kes, Ibu Mury Ririanty S.KM,M.Kes selaku dosen pengajar mata kuliah
Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat kelas B.
4. Orang tua kami, atas segala restu dan dukungannya dalam bentuk apapun;
5. Teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas segala bentuk
bantuannya. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, berbagai sumbang saran yang bertujuan untuk
penyempurnaan makalah ini dengan ikhlas penulis terima sebagai umpan balik
untuk bahan evaluasi. Semoga makalah ini dapat memberikan sumbang pikir yang
positif dan bermanfaat.

Jember, 07 Mei 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 3
2.1 Pengertian Body Mapping .................................................................................. 3
2.2 Manfaat Body Mapping ...................................................................................... 4
2.3 Prinsip-prinsip Body Mapping ............................................................................ 5
2.4 Langkah-langkah Body Mapping........................................................................ 5
2.5 Keuntungan Body Mapping ................................................................................ 7
2.6 Kekurangan Body Mapping ................................................................................ 7
BAB 3. PENUTUP ............................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 9
3.2 Saran ................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 10

iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemberdayaan merupakan proses mengembangkan, memandirikan,
menswadayakan, memperkuat posisi tawar menawar masyarakat lapisan bawah
tehadap kekuatan-kekuatan penekanan di segala bidang dan sector kehidupan
(Sutoro dalam Cholisin,2011)
Berdasarkan Permendagri RI Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader
Pemberdayaan Masyarakat, dinyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah
suatu strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya
untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (pasal 1 ayat 8). Adapun inti dari
pemberdayaan masyarakat merupakan strategi untuk mewujudkan kemampuan
dan kemandirian masyarakat.
PRA merupakan sekelompok pendekatan atau metode yang memungkinkan
masyarakat desa untuk saling berbagi, meningkatkan dan menganalisis
pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupan desa, serta membuat rencana
dan tindakan nyata (Chambers dalam BPTP,2013)
PRA sendiri merupakan metode pemberdayaan masyarakat yang dapat
digunakan, dimana teknik penerapan PRA diantaranya adalah pemetaan
(mapping) dan transek. Mapping dan transek telah digunakan PRA untuk
menemukan fitur ekologi serta social yang digunakan untuk memfasilitasi diskusi
mengenai keadaan wilayah desa tersebut beserta lingkungannya.
Body mapping merupakan salah satu dari teknik PRA yang menggambarkan
sebagian atau seluruh tubuh untuk menginterpretasikan pengetahuan ynag dimiliki
seseorang.
Body mapping memiliki berbagai kegunaan potensial tidak hanya sebagai
metode penelitian, tapi juga dalam pelatihan petugas kesehatan dalam pendekatan
RRA/PRA. Masalah yang diangkat untuk pelatihan dan kemungkinan penerapan
yang dapat dilakukan akan diperiksa secara singkat di kesimpulan.
Seorang antropologis medis telah memilki perhatian mengenai bagaimana suatu
budaya, dan perilaku masyarakat mengenai pengetahuan tentang proses tubuh.
Memahami dari hal ini, antropologis mencoba untuk menginterpretasikan

1
mengenai medis barat untuk dilakukan intervensi trehadap pendidikan masyarakat
serta perawatan kesehatan. Namun, berdasarkan kenyataannya, pengetahuan
masayarakat tentang tubuh mereka seringkali sulit jika hanya diakses atau
dipelajari secara verbal atau tanpa pendeskripsian pengetahuan sebelumnya.Oleh
karena itu, dalam body mapping kerangka acuan utama yang digunakan yakni
suatu ilmu anatomi mengenai tubuh manusia.
Body mapping dapat digunakan untuk mendapatkan akses persepsi orang
tentang tubuh mereka serta dapat membantu menjelaskan keadaan seseorang yang
sakit terhadap petugas pelayanan kesehatan. Hal ini memiliki keuntungan untuk
membantu mengklarifikasi ambiguitas karena representasi tubuh akan lebih sulit
dipahami jika hanya didiskusikan secara verbal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Body Mapping?
2. Apa manfaat dari Body Mapping?
3. Apa prinsip-prinsip Body Mapping?
4. Apa saja langkah-langkah Body Mapping?
5. Apa keuntungan dari Body Mapping?
6. Apa kerugian dari Body Mapping?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui:
1. Pengertian Body Mapping
2. Manfaat Body Mapping
3. Prinsip-prinsip Body Mapping
4. Langkah-langkah Body Mapping
5. Keuntungan Body Mapping
6. Kerugian Body Mapping

2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Body Mapping
Body Mapping adalah proses pembuatan peta tubuh dengan menggunakan
teknik menggambar, melukis atau teknik berbasis seni lainnya untuk secara visual
mewakili asupan kehidupan manusia, tubuh mereka dan dunia tempat tinggal
mereka. Pemetaan tubuh adalah cara untuk bercerita, banyak Seperti totem yang
mengandung simbol dengan makna yang berbeda, namun signifikansi yang hanya
dapat dipahami dalam kaitannya dengan keseluruhan cerita dan pengalaman
pencipta.
Pengertian lain dari Body Mapping adalah proses terapeutik kreatif yang
memungkinkan seseorang menjelajahi dan mengkomunikasikan cerita-cerita yang
hidup di tubuh seseorang secara kreatif. Ini melibatkan melukis representasi tubuh
berukuran ideal seseorang ke atas kanvas dan menggunakan gambar, simbol dan
kata-kata untuk memetakan tempat-tempat di dalam diri sendiri yang penuh
dengan kehidupan, tempat-tempat yang menyakitkan, dan tempat-tempat yang
memiliki harapan dan potensi masa depan. Dalam proses menciptakan peta tubuh
seseorang akan menemukan hubungan baru antara tempat-tempat ini di dalam diri
sendiri dan mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang kekuatan sendiri
untuk menciptakan kesehatan di dalam diri sendiri dan melalui cara hidup diri
sendiri di dunia ini.
Sebagian besar metode ini memberikan sarana kreatif sebagai ungkapan
yang tidak tergantung Pada tingkat keaksaraan (kecakapan dalam membaca dan
menulis/ melek huruf) dan memungkinkan peserta untuk (kembali) menemukan
tubuh mereka sebagai sumberKekuatan dan penyembuhan. Lukisan peta tubuh
berlangsung dalam keadaan kelompok yang aman dan rahasia dan terjalin dengan
menceritakan kembali dirinya, diskusi kelompok, visualisasi panduan dan terapi
gerakan.
Sebagai contoh Organisasi Art2be telah bekerja sama dengan orang dewasa
dan anak-anak yang tinggal dengan HiV, minoritas seksual, pekerja seks,Korban
kanker, imigran ilegal, petugas kesehatan dan korban kekerasan berbasis
jender.Ini adalah pertama kalinya pemetaan tubuh difokuskan pada pasien
transplantasi organ.Proyek ini menggunakan seni untuk memungkinkan anak-

3
anak, remaja dan orang dewasa menceritakan kisah hidup mereka, membagikan
karya mereka Keprihatinan dan aspirasi dengan keluarga dan masyarakat mereka.

2.2 Manfaat Body Mapping


Penggunaan tubuh sebagai peta mempunyai beberapa manfaat. Selain
berguna untuk penelitian, body mapping juga berguna untuk melatih petugas
kesehatan dalam pendekatan RRA/PRA. Body maps dapat digunakan untuk
memeperoleh akses terhadap persepsi masyarakat mengenai tubuh mereka dan
model penjelasan yang dibawa orang ke dalam pertemuan dengan petugas layanan
kesehatan. Dengan menggunakan reperesentasi tubuh mereka sendiri sebagai titik
awal untuk menyelidiki masalah kesehatan tertentu, body mapping dapat
membantu metode wawancara yang kurang direktif daripada yang seharusnya
dilakukan. Klasifikasi dan deskripsi visual orang lain dapat berguna sebagai dasar
penyelidikan.
Body maps digunakan dalam diskusi dengan wanita perorangan, dan dengan
kelompok fokus pada wanita dalam pelatihan, dibagi lagi berdasarkan umur.
Dalam konteks pembelajaran, body maps memberikan panduan untuk persepsi
wanita mengenai tubuh mereka dan suatu cara dalam menemukan penjelasan.
Body maps berperan pada wawancara aktif dari tema yang terlalu mengganggu
namun belum dihasilkan untuk diskusi yang melampaui bidang biologis.
Selain itu, body maps juga berperan dalam tahap pemetaan pertumbuhan
janin, membangkitkan tema untuk diskusi dari perawatan antenatal hingga ke
sumber gizi selama kehamilan, mengklarifikasi apa yang diantisipasi pasien saat
menjalani operasi atau harapan prosedur pembedahan sukarela seperti vasektomi
atau ligasi tuba, dan persepsi mengenai kanker, penyakit hati, intestinal, serta
gangguan pencernaan, dan lain-lain.
Body mapping mempermudah orang dalam menyediakan berbagai macam
proses dan struktur mereka, serta untuk merenungkan dan mengartikulasikan
kekhawatiran mereka. Pengetahuan mereka yang mereka miliki dapat membentuk
landasan untuk keterlibatan aktif dalam mengamankan informasi bahwa keduanya
adalah pengguna layanan dan petugas kesehatan, sebagai penyedia, mengharuskan
penyuluhan kesehatan yang efektif.

4
2.3 Prinsip-prinsip Body Mapping
1. Diskusi dilakukan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil untuk
menggambarkan peta secara bersama-sama.
2. Peta yang digambar mencerminkan ide-ide yang dominan tentang apa yang
harus ditampilkan
3. Pemetaan memungkinkan untuk mengamati interaksi dan mempengaruhi
apa yang dihasilkan

2.4 Langkah-langkah Body Mapping


Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan mapping:

1. Sepakatilah tentang tema, subjek, topik peta (umum atau topikal) serta
wilayah yang akan digambar. Misalnya, topic tentang peta penyakit di desa
Karang Gotheng.

2. Sepakatilah tentang simbol-simbol yang akan digunakan. Misalnya, rumah


menggunakan daun, sungai menggunakan garis tebal, dsb.

3. Pemilihan informan kunci pada suatu wilayah.

4. Menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan.

5. Gambarlah (bersama masyarakat!!) batasan-batasan wilayah dan beberapa


titik tertentu (misalnya jalan, sungai, rumah ibadah, sekolah, pasar, kantor
desa).

6. Ajaklah masyarakat untuk melengkapi peta dengan detail-detail sesuai topik


peta (umum atau topikal).

7. Diskusikan lebih lanjut bersama masyarakat tentang keadaan, masalah-


masalah, sebabnya serta akibatnya

8. Ajaklah masyarakat untuk menyimpulkan hasil-hasil yang dibahas dalam


diskusi.

9. Tim yang bertugas sebagai pencatat proses, bertugas mendokumentasi semua


hasil diskusi dan kalau pembuatan peta dan diskusi sudah selesai, peta
digambar kembali atas kertas (secara lengkap dan sesuai peta masyarakat).

5
Adapun prosedur yang dapat diikuti untuk memfasilitasi pemetaan tubuh
diuraikan di sini:

1. Pilih tema atau subjek pemetaan tubuh, misalnya, sistem reproduksi atau
penyakit. Tentukan data dan informasi yang akan dikumpulkan melalui
latihan.
2. Pilih informan kunci. Jika latihan pemetaan tubuh berhubungan dengan
wanita, pilih sekelompok perempuan yang bersedia untuk berpartisipasi dan
meminta mereka untuk menggambar peta. Anda mungkin termasuk petugas
lokal lahir, perawat kesehatan desa, pengobat tradisional (wanita), terapis
lokal (wanita) karena kehadiran perempuan lokal tersebut adalah latihan
sensitif seperti pemetaan tubuh akan membantu dalam membangun
hubungan dan kerjasama dalam melaksanakan latihan. Pastikan bahwa
kelompok tidak terlalu besar.
3. Perkenalkan latihan untuk para peserta. Kick off informal dengan meminta
para wanita tentang bagaimana mereka mendapatkan pengetahuan tentang
tubuh mereka. Apa sumbernya? Keluarga yang telah mengadopsi metode
keluarga berencana? Setelah Anda merasa bahwa peserta yang nyaman dan
cenderung untuk pergi, memfasilitasi mereka untuk menggambar peta.
4. Minta mereka untuk menggambar peta di tanah. Bahan yang bisa digunakan
termasuk arang, serbuk rangoli dan sepotong kapur. The participans
mungkin mulai dengan profil tubuh dan kemudian beralih untuk menarik
organ-organ tubuh. Ingat tujuan latihan dan sesuai memfasilitasi mereka
untuk menarik bagian tubuh tentang apa yang Anda ingin memiliki diskusi
seandainya, topik yang menarik adalah konsepsi atau kelahiran kontrol,
meminta mereka untuk menarik bagian-bagian tubuh dan organ terkait
dengan tema. Anda banyak juga memfasilitasi para peserta untuk
menggambar peta pada kertas grafik besar. Namun, tanah si media yang
lebih baik. Gunakan' penilaian terbaik Anda dalam memilih media.
5. Memungkinkan peserta untuk menggambar peta dengan langkah mereka
sendiri. Apakah tidak terburu-buru. Jangan antarmuka, tidak mengambil
memimpin. Menjadi fasilitator yang efektif, campur tangan ketika itu
penting

6
6. 'Setelahmenyelesaikan peta, mulai diskusi. Mendorong para peserta untuk
menjelaskan peta secara detail. Anda mungkin bertanya pertanyaan kunci
tertentu sekarang. Pertanyaan sekarang mungkin terkait dengan yang
memiliki kontrol atas tubuh mereka. Selain itu, bagaimana kontrol mereka
sendiri atas tubuh mereka dapat ditingkatkan juga mungkin diminta
sekarang.
7. Para peserta mungkin memiliki pertanyaan untuk bertanya. Mendorong
mereka untuk mengajukan pertanyaan. Menghabiskan cukup waktu dalam
menjawab pertanyaan dan kliring keraguan mereka.
8. Minta peserta untuk mengkonsolidasikan kesimpulan yang diambil dari peta
tubuh dan menjelaskan sama. Peserta dapat berbagi peta dan temuan dengan
orang yang memiliki pengetahuan tentang isu-isu dan umpan balik, jika ada
dapat dimasukkan.
9. Salin diagram pada kertas grafik dengan semua rincian seperti nama-nama
peserta, nama-nama anggota tim PRA, tempat dan tanggal.
10. Terima bahwa peserta atas kontribusi mereka.

2.5 Keuntungan Body Mapping

2.6 Kekurangan Body Mapping


1. Perlu fasilitator yang mampu dan menguasai masalah kesehatan yang akan
diterapkan pada metode body mapping. Jika fasilitator tidak menguasai
masalah kesehatan yang akan diterapkan pada metode body mapping maka
dapat mempersulit masyarakat untuk memahami informasi yang
disampaikan. Misalkan, masalah kesehatan yang akan dibahas adalah
penyakit malaria maka fasilitator harus menguasai gejala malaria, tindakan
yang harus dilakukan jika terkena malaria, bahaya penyakit malaria, dan
sebagainya.
2. Perlu fasilitator yang mampu dan menguasai anatomi dan fisiologi dari
tubuh manusia. Seperti contoh diatas, jika masalah kesehatan yang
disampaikan adalah tentang penyakit malaria maka fasilitator harus
menguasai bagian-bagian tubuh mana saja yang terkena dampak penyakit

7
malaria dan jika bagian tubuh tersebut terinfeksi maka akan mengganggu
fungsi bagian tubuh tersebut.
3. Bila terlalu banyak menggunakan kata kunci (key word) yang hanya bisa
dimengerti oleh fasilitator, maka dapat mempersulit masyarakat untuk
memahaminya. Fasilitator harus menjelaskan maksud dari gambar tubuh
dengan jelas, jika memakai key word sebaiknya diberikan penjelasan dengan
kalimat yang mampu dimengerti oleh masyarakat pada umumnya.

8
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

9
DAFTAR PUSTAKA

Denise Castaldo et.al.2012. Storytelling as Research: Methodological


considerations for telling the stories of undocumented workers through body
mapping.[serial online]http://www.migrationhealth.ca/sites/default/files/Body
map_storytelling_as_reseach_LQ.pdf [ 06 Mei 2017 ]

https://ukhealthcare.uky.edu/uploadedFiles/about/arts/Therapeutic_Arts/Worksho
ps/body-mapping-book.pdf

Narayanasamy,N.2009.Participatory Rural Appraisal (Principles, Methods and


Application).New Delhi: SAGE Pulications India Pvt Ltd [Serial
Online]https://books.google.co.id/books?id=pLmnLjAr6V4C&pg=PA283&
dq=LANGKAHLANGKAH+BODY+MAPPING+metode+PRA&hl=id&sa
=X&ved=0ahUKEwjpgPe1xNzTAhUBnJQKHQImCXQQ6AEIKDAA#v=
onepage&q=LANGKAHLANGKAH%20BODY%20MAPPING%20metod
e%20PRA&f=false [07 Mei 2017]

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 65 Tahun 2013.

10

Anda mungkin juga menyukai