PENDAHULUAN
1
Universitas Sriwijaya
2
Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Deskripsi dan Klasifikasi Rajungan (Portunus pelagicus)
Rajungan merupakan salah satu famili dari kepiting yang banyak diperjual
belikan. Mosa (1980) dalam Suadela (2004) menyebutkan bahwa di Indo Pasifik
Barat jenis kepiting dan rajungan diperkirakan ada 234 jenis, sedangkan di
Indonesia ada sekitar 124 jenis. Empat jenis rajungan diantaranya yang dapat
dimakan (edible crab) selain tubuhnya berukuran besar juga tidak menimbulkan
keracunan, yaitu jenis Portunus pelagicus (rajungan), Portunus sanguinolentus
(rajungan bintang), Charybdis feriatus (rajungan karang) dan Podopthalmus vigil
(rajungan angin). Klasifikasi rajungan menurut Kangas (2000) adalah sebagai
berikut:
filum : Arthropoda
kelas : Crustacea
ordo : Decapoda
famili : Portunidae
genus : Portunus
spesies : Portunus pelagicus
3
4
Universitas Sriwijaya
penyakit tersebut. Secara luas ilmu sanitasi merupakan penerapan dari prinsip-
prinsip yang akan membantu memperbaiki, mempertahankan atau mengembalikan
kesehatan yang baik pada manusia (Fathonah, 2005).
Higiene juga mencakup upaya perawatan kesehatan diri, termasuk
ketetapan sikap tubuh. Upaya higiene mencakup perlunya perlindungan bagi
pekerja yang terlibat dalam proses pengolahan makanan agar terhindar dari sakit,
baik yang disebabkan oleh penyakit pada umumnya, penyakit akibat kecelakaan
ataupun penyakit akibat prosedur kerja yang tidak memadai (Depkes, 2006).
Apabila ditinjau dari kesehatan lingkungan, pengertian higiene adalah
usaha kesehatan yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap
kesehatan manusia, upaya mencegah timbulnya penyakit karena faktor
lingkungan. Dalam pengertian tersebut termasuk pula upaya melindungi,
memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan manusia (perorangan/individu
dan masyarakat), sedemikian rupa sehingga berbagai faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan tidak sampai menimbulkan penyakit (Fathonah, 2005).
Pada hakikatnya higiene dan sanitasi mempunyai pengertian dan tujuan
yang hampir sama yaitu mencapai kesehatan yang prima. Higiene lebih banyak
membicarakan masalah bakteri sebagai penyebab timbulnya penyakit. Sedangkan
sanitasi lebih banyak memperhatikan masalah kebersihan untuk mencapai
kesehatan (Depkes, 2006).
Universitas Sriwijaya
yang digunakan untuk pembuatan mesin dan peralatan tahan dari pengaruh bahan
yang diolah, atau dari detergen yang digunakan sebagai pembersih. Kontruksi
yang tidak memenuhi syarat sanitasi dan higiene mudah menyebabkan terjadinya
kontaminasi bahan dari serpihan kayu, logam, serta lunturan cat peralatan yang
digunakan.
Senyawa yang kotor umumnya dapat diduga mengandung sejumlah besar
mikroba (bakteri). Senyawa yang busuk atau terdekomposisi mengandung banyak
sekali bakteri dan kapang. Proses pembusukan merubah sifat fisik dan kimia
makanan yang mungkin menyebabkan adanya bahan-bahan kimia berbahaya.
Bahan baku yang berupa ikan dan alat kerja merupakan media pertumbuhan bagi
mikroorganisme, dimana mikroorganisme dalam pertumbuhannya bergantung
pada inangnya yang dapat membusukkan protein, memfermentasikan karbohidrat
dan menjadikan minyak dan lemak berbau tengik. Penguraian protein melalui
proses enzimatik dengan bantuan oksigen/tanpa oksigen (Supardi et al., 1998).
Untuk mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan tersebut maka menurut
Pambayun et al.,(2001), diperlukan usaha-usaha sebagai berikut:
1. Sumber bahan harus berada dekat dengan pabrik. Hal ini dimaksudkan agar
kerusakan selama tranportasi dapat dihindari dan durasi atau selang waktu
antar pemanenan dengan pengolahan relatif lebih singkat.
2. Pelaksanaan pemanenan dilakukan dengan benar.
3. Sarana dan prasarana transportasi harus memadai, agar tidak terjadi kerusakan
mekanis pada bahan pangan.
4. Pekerja pegangkutan harus menguasai pengetahuan dan teknis pegangkutan
yang baik terutama untuk bahan yang diangkut.
5. Bahan harus segera ditangani dan diolah sesampai di pabrik. Semakin cepat
diolah semakin lebih baik kualitas hasilnya.
6. Bahan tertentu memerlukan penanganan khusus agar kerusakan dan
kontaminasi dicegah. 7
Universitas Sriwijaya
menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan, dan
daya tahan hidup manusia (Sri Winarsih, 2008).
Lingkungan merupakan suatu tempat yang digunakan untuk bekerja oleh
para pekerja dalam mengendalikan proses-proses pengolahan. Lingkungan pabrik
meliputi bangunan pabrik, mesin, dan peralatan. Lingkungan pabrik dibagi
menjadi dua lingkungan yaitu lingkungan di dalam pabrik dan lingkungan di luar
pabrik. Lingkungan dalam pabrik meliputi bangunan bagian dalam pabrik dimana
bagian itu perlu diperhatikan dari sudut sanitasi, seperti diantaranya lantai,
dinding, langit-langit, atap, pencahayaan, dan kondisi kelembapannya. Bagian-
bagian itu harus memenuhi syarat-syarat konsumsi saniter, artinya dari segi
kontruksinya memenuhi syarat untuk suatu industri (Buckle et al., 1987).
Setiap cara pembuangan sampah atau sisa hasil pengolahan yang dapat
menulari penyediaan air untuk pengolahan tidak dibenarkan. Cara pembuangan
sampah dan sisa hasil pengolahan harus memenuhi sistem yang telah ditentukan
oleh pemerintah daerah setempat. Sampah dan sisa hasil pengolahan harus
dibuang dari lingkungan tempat pengolahan sekurang-kurangnya satu kali dalam
satu hari. Tempat pembuangannya harus jauh dari tempat tinggal masyarakat dan
diusahakan tidak dihinggapi oleh serangga, dan binatang-binatang lainya. Caranya
dapat dilakukan dengan pemendaman (Purwaningsih, 1995).
Kondisi lingkungan kerja salah satunya lantai yang licin ini merupakan
faktor bahaya bagi tenaga kerja dan dapat mengganggu keselamatan kerja.
Kebersihan lingkungan kerja juga berdampak pada kebersihan di luar perusahaan.
Apabila lingkungan perusahaan yang tidak bersih maka dapat mengganggu
kesehatan masyarakat pada umumnya (Sahab, 1997).
Universitas Sriwijaya
8
B
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
Universitas Sriwijaya
3.1. Tempat dan Waktu
Praktek lapangan ini dilaksanakan di PT. Bumi Menara Internusa,
Lampung Selatan, pada tanggal 17 Mei sampai dengan tanggal 18 Juni 2016.
Universitas Sriwijaya
4.1. Lokasi Perusahaan
PT. Bumi Menara Internusa terletak dijalan Ir.Sutami, Km.12, Ds. Lematang,
Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan, Indonesia. Tata letak
dan penentuan lokasi harus benar-benar dipertimbangkan dengan matang, khusus
untuk lokasi pabrik yang menjadi pertimbangan utama yaitu pada lokasi yang
dekat dengan sumber bahan baku, selain itu juga lokasi dekat dengan pelabuhan
sehingga proses transportasi sebelum di ekspor tidak memakan waktu yang lama.
Tata letak dari PT. Bumi Menara Internusa snediri sudah memenuhi syarat
pembangunan sebuah perusahaan perikanan yaitu dekat dengan sumber bahan
baku dan dekat dengan pelabuhan. PT. Bumi Menara Internusa dibangun di atas
lahan seluas 6.901 m2.
Universitas Sriwijaya
10
11
Universitas Sriwijaya
12
1. Manajer pabrik
Bertugas untuk memimpin kegiatan perusahaan sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan. Tugas dan tanggung jawab dari manajer pabrik adalah
memimpin, mengendalikan, mengkoordinasikan serta mengawasi dapertemen atau
divisi dengan tujuan yang telah ditetapkan serta menjalani hubungan yang baik
dengan instansi, individual, diluar perusahaan demi kelancaran dan kepentingan
perusahaan.
2. Manajer Keuangan dan Akutansi
Bertanggung jawab untuk mengontrol standar mutu raw material (shrimp
dan crab), mengendalikan proses produksi dari penerimaan bahan baku sampai
produk akhir dan penyimpanan sehingga diperoleh produk yang sesuai keinginan
pabrik, mengendalikan sanitasi proses dan mengontrol sanitasi dan higiene
karyawan.
3. Manajer Produksi
Bagian ini bertanggung jawab kepada plant manager terhadap kegiatan-
kegiatan produksi dalam melaksanakan tugasnya mulai dari lini awal hingga lini
akhir produksi.
4. Manajer Mesin dan Perawatan
Bertugas melakukaan pemeliharaan dan memperbaiki peralatan yang rusak.
Bagian ini juga bertugas di bagian pengawasan serta pemeliharaan mesin
pembangkit listrik untuk mengaktifkan seluruh sarana dan prasarana termasuk
mesin produksi dan proses instalasi air dari air dari supplier ke PT. Bumi Menara
Internusa.
5. Manajer Bahan Baku
Bertugas mengadakan pembelian segala kebutuhan perusahan untuk
kelancaran proses produksi dan kebutuhan lainnya sesuai dengan anggaran yang
telah di tetapkan perusahaan maupun perubahan yang telah di setujui oleh plant
manager.
13
Universitas Sriwijaya
dengan keinginan pabrik, menjamin penerapan HACCP, SSOP dan GMP pada
proses produksi.
7. Manajer Non Bahan Baku
Bertugas melakukan pembelian untuk memenuhi kebutuhan perusahaan
berdasarkan pemesanan barang.
8. Human Resources Development Manager
Bertugas menangani sumber daya manusia dalam pengadaan tenaga kerja,
mengadakan pelatihan untuk tenaga kerja, serta menggadakan penilaian kepada
tenaga kerja yang akan dipekerjakan sehingga memenuhi kebutuhan SDM
berdasarkan identifikasi sehingga memenuhi kbutuhan SDM berdasarkan
identifikasi dapartemen yang membutuhkan SDM tersebut.
9. Manajer Keuangan
Bagian ini bertanggung jawab kepada karyawan dalam bidang pengupahan
dan memastikan hasil kerja karyawan.
10. EXIM (Ekspor dan Impor)
Bertanggung jawab ketika barang yang akan dikirim kepada buyer, mereka
akan mengadakan pengaduan untuk ekspor dengan bea cukai.
11. PPIC (Production Planning Inventory Control)
Bertugas menyusun rencana produksi, bertanggung jawab kepada manajer
pabrik, mengawasi, mengontrol,dan menyimpan produk.
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Higiene Karyawan
Karyawan terutama yang bekerja langsung dengan bahan pangan atau
pengolahan dalam pangan dapat mencemari produk yang diolah tersebut, baik
berupa cemaran fisik, kimia maupun biologis. Oleh karena itu hygiene karyawan
merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam produksi suatu
Universitas Sriwijaya
produk makanan, agar produk yang dihasilkan aman dan layak untuk dikonsumsi
dan bermutu tinggi.
Adapun tata cara hygiene karyawan yang diterapkan oleh PT. Bumi
Menara Internusa untuk dapat memasuki ruang produksi antara lain sebagai
berikut :
1. Kesehatan badan, meliputi: tidak diare, tidak flu, kondisi suhu badan normal,
tidak mengidap penyakit yang membahayakan seperti hepatitis, typus,
kholerae, TBC, dan asma.
2. Kebersihan badan harus diperhatikan seperti tidak luka, kuku tangan harus
pendek, tidak memakai cat kuku, dan tidak menggunakan kuku palsu.
3. Tidak menggunakan bahan-bahan kosmetik seperti parfum, minyak wangi,
handbody, make up, lipstik, bedak, dan minyak rambut.
4. Tidak mengenakan cincin, jam tangan, perhiasan dan kacamata (kecuali
cincin kawin tidak bermata).
5. Tidak diperkenankan membawa rokok, maupun makanan dan minuman
kedalam ruang proses produksi.
6. Memakai seragam yang telah ditentukan oleh perusahaan seperti: baju
seragam, celmet anti air, masker, tutup kepala, topeng ninja, sarung tangan
karet dan sepatu boot. Tidak boleh menggunakan pakaian yang memiliki
manik-manik, aksesoris maupun jarum pentol.
7. Tidak diperbolehkan membawa streples, cutter, klep ke dalam ruang proses.
8. Kalkulator dan alat tulis lainnya hanya boleh dibawa oleh bagian yang telah
ditunjuk. 15
9. Tidak diperbolehkan membawa handphone kedalam ruang proses produksi.
10. Semua peralatan yang masuk atau keluar ruang proses produksi diperiksa
oleh pengawas dalam.
11. Bagi tamu (visitor) yang ingin memasuki ruang proses produksi maka akan
14 peralatan yang dibawa dan digunakan
dillakukan pengecekan untuk seluruh
oleh tamu. pengecekan dilakukan oleh pengawas dalam sebelum dan sesudah
memasuki ruang produksi seperti pengecekan HP, kamera, kacamata, alat
tulis dan lain sebagainya. Seluruh tamu harus mematuhi segala peraturan
yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Prosedur pencucian tangan yang diterapkan oleh PT. Bumi Menara
Internusa untuk dapat masuk ke ruang produksi adalah sebagai berikut:
1. Basahi tangan sampai dengan siku.
2. Ambil sabun dan gosokkan ke telapak tangan.
Universitas Sriwijaya
3. Gosokkan sabun sampai dengan siku kemudian bersihkan sela-sela tangan
bagian atas dan bawah.
4. Bilas dengan air bersih.
5. Celupkan kedua tangan ke dalam air klorin (50 ppm) selama 10 detik.
6. Kemudian cuci dengan air bersih.
5.2.2. Klorin
Klorin merupakan bahan sanitasi yang sangat penting dalam industri
pengolahan. Penggunaan klorin di PT. Bumi Menara Internusa digunakan untuk
pencucian tangan, pencucian peralatan, pencucian sepatu boot, pencucian tangan
di ruang produksi yang dilakukan sekali dalam 1 jam, klorin untuk proses chilling
serta klorin untuk pencucian es saat masuk ke ruang penerimaan (receiving room).
Penggunaan klorin pada setiap proses mempunyai kadar yang berbeda-
beda. Klorin yang akan digunakan akan diukur kadarnya apakah telah sesuai
dengan standar yang telah ditentukan dengan menggunakan chlorine test. Jika
kadar klorin yang digunakan terlalu banyak (bau klorin terlalu pekat) maka akan
ditambahkan dengan air agar sesuai dengan standar yang telah ditentukan
perusahaan.
Penggunaan klorin di PT. Bumi Menara Internusa meliputi:
Rumus: Standar (ppm) x Volume air (L) x 1000
Konsentrasi klorin
Universitas Sriwijaya
b. Kadar klorin untuk sanitasi peralatan akhir proses
100 ppm x 300 L x 1000 = 250
120.000
c. Kadar klorin untuk sanitasi peralatan selama proses
50 ppm x 300 L x 1000 = 125
120.000
d. Kadar klorin untuk sanitasi tangan I
50 ppm x 35 L x 1000 = 14,5
120.000
e. Kadar klorin untuk sanitasi tangan II
50 ppm x 5 L x 1000 = 2
120.000
f. Kadar klorin untuk tanki Chilling (I,II,III)
10 ppm x 3633 L x 1000 = 583
120.000
17
Universitas Sriwijaya
proses pengolahan berjalan sesuai standar maka akan didapatkan produk akhir
yang bagus. Namun sebaliknya apabila kualitas bahan baku buruk maka produk
akhir yang dihasilkan juga akan buruk.
Maringgai, Teladas, Seputih, serta dari Palembang. Rajungan yang telah masuk ke
ruang receiving akan segera disimpan di dalam chill storage agar proses rantai
dingin tetap terkendali.
Rajungan yang masuk ke PT. Bumi Menara internusa dalam bentuk meat
telah dikemas dalam toples, plastik dan mika, yang disusun rapi dalam fiber
kemudian dilapisi dengan es. Bahan baku berupa meat jika akan di proses maka
akan masuk ke ruang check meat sementara rajungan dalam bentuk rajungan cook
akan masuk ke ruang chill storage 2. Rajungan dalam bentuk meat akan di check
mutunya oleh QC untuk memastikan daging tersebut masih dalam kondisi segar
atau telah basi, jika ditemukan meat yang telah masih maka meat tersebut akan
segera di reject karena tidak layak untuk di proses lagi. Untuk meat yang telah
dicek akan disimpan lagi dalam fiber dan dilapisi dengan es. Sementara untuk RC
akan langsung di cek dan dipisahkan berdasarkan tingkat kesegaran, mutu dan
ukurannya. RC yang telah di cek ini akan masuk ke ruang picking untuk di proses.
Sebelum rajungan akan di proses, rajungan baik dalam bentuk meat
ataupun RC akan diperiksa atau di cek terlebih dahulu di laboratorium pabrik,
untuk mengetahui apakah rajungan tersebut mengandung chloramphenicol (CAP)
atau tidak serta memeriksa kandungan bakteri dalam daging yaitu Total Plate
Count (TPC). Setelah di cek dilaboratorium dan laboratorium mengatakan bahwa
rajungan layak untuk di proses dan telah memenuhi standar yang telah ditentukan
maka rajungan dapat di proses lebih lanjut.
Universitas Sriwijaya
Adapun bahan penunjang dalam proses produksi rajungan yang digunakan
di PT. Bumi Menara Internusa ini adalah sebagai berikut:
5.3.2.1. Air
Air merupakan bahan yang paling banyak digunakan dalam berbagai
tahapan proses produksi terutama pada proses pencucian, hampir semua zat dapat
larut dalam air, olah karena air merupakan sumber kontaminasi yang paling relatif
pada produk yang akan di olah. Air yang digunakan dalam suatu proses
19
pengolahan makanan harus memenuhi standar yang telah ditentukan. Air yang
digunakan dalam di PT. Bumi Menara Internusa ini adalah air PDAM dengan ciri-
ciri air tidak berwarna (jernih), tidak berasa, tidak berbau dan bebas dari cemaran
logam berat, mikroba patogen serta bebas dari cemaran limbah. Adapun fungsi air
dalam pabrik ini digunakan untuk proses pencucian tangan, pembersihan
peralatan, proses pasteurisasi, dan proses chilling. Mutu dan keamanan air yang
digunakan di PT. Bumi Menara Internusa ini telah diuji di PT. Sucofindo
Lampung, dimana pengujian ini dilakukan sekitar 6 bulan sekali yaitu dengan
standar air minum.
Tindakan koreksi yang dilakukan oleh PT. Bumi Menara Internusa apabila
terjadi penyimpangan pada air yaitu jika terjadi masalah pada air maka suplay air
akan dibeli dari penyedia air bersih yang terakreditasi oleh pemerintah setempat.
5.3.2.2. Es
Es adalah air yang didingankan sampai mencapai titik beku air (0%)
sehingga membentuk kristal-kristal es kompak dan keras. Es tersebut digunakan
untuk menurunkan suhu atau mendinginkan rajungan serendah mungkin, sehingga
aktivitas mikroba dapat terhambat, dan rajungan dapat mempertahankan tingkat
kesegarannya sampai akhir produksi.
Es yang digunakan di PT. Bumi Menara Internusa adalah es yang dibuat di
sendiri. Es yang dibuat berupa es curah dan es balok, untuk es curah akan dikemas
dalam fiber.
Untuk penggunaannya, es curah digunakan untuk untuk pendinginan meat,
sementara es balok digunakan untuk untuk proses chilling, tetapi sebelum
digunakan es balok ini terlebih dahulu digiling dengan menggunakan ice cruiser
di dalam pabrik. Untuk mutu dan keamanan es yang digunakan di PT. Bumi
Menara Internusa ini diuji di tempat yang sama dengan pengujian air yaitu di PT.
Universitas Sriwijaya
Sucovindo, Lampung, dimana pengujian juga dilakukan sekali dalam 6 bulan
dengan standar telah memenuhi standar air minum.
Tindakan koreksi yang dilakukan oleh PT. Bumi Menara Internusa apabila
terjadi penyimpangan pada es yaitu: jika terjadi masalah pada suplay es maka
proses sementara tidak dilakukan sambil memesan es ditempat lain dan jika
20
kualitas es tidak memenuhi standar maka perusahaan akan memberikan teguran
kepada pihak penyedia es untuk memperbaiki kesalahannya.
5.4. Sanitasi Lingkungan
Kebersihan lingkungan suatu pabrik terutama pabrik pengolahan makanan
harus tetap dijaga, hal ini sangat bermanfaat sehingga dapat mencengah
kontaminasi pada produk yang diolah. Kebersihan lingkungan ini dapat
mencengah masuknya hama kedalam pabrik. Adapun sanitasi lingkungan yang
perlu di perhatikan dan dijaga kebersihannya adalah sebagai berikut:
Universitas Sriwijaya
ruangan ganti dibersihkan oleh karyawan sudah ditetapkan, untuk kebersihan
lantai ruang ganti akan disapu dan dipel secara berkala setiap kali terlihat kotor,
sepatu akan disusun rapi pada tempatnya demikian juga dengan baju seragam
21
akan digantung dan disusun pada tempat yang telah ditetapkan.
5.4.1.3. Lantai
Lantai yang terdapat pada PT. Bumi Menara Internusa ini terbuat dari
keramik dan semen. Untuk lantai keramik terdapat pada kantor, ruang ganti, ruang
sanitasi, ruang picking, ruang pasteurisasi, sementara untuk lantai semen terdapat
pada ruang ruang sortir, mixing, filling, ruang seamer, ruang coding, ruang
pasteurisasi, cold storage, gudang serta ruang mesin. Permukaan lantai halus
tetapi tidak licin, dan tidak kasar sehingga mudah untuk dibersihkan. Sanitasi
dilakukan dengan cara dibersihkan setiap ruangan dengan sapu kemudian
dilakukan pengepelan. Untuk ruang proses produksi kebersihan dilakukan secara
berkala setiap hari sesudah proses. Kebersihan lantai dilakukan dengan
menggunakan menyikat lantai dengan sabun kemudian disiram air kemudian
dikeringkan.
5.4.1.4. Langit-langit
Pada bagian langit-langit dilengkapi dengan asbes yang mampu menutupi
rancangan didalamnya dan setap pake yang terdapat pada asbes akan ditutup.
Untuk kebersihan setiap langit-langit cukup dibersihkan dengan menggunakan pel
panjang, karena kadang embun menempel pada langit-langit, kebersihan
dilakukan setiap hari. Kebersihan dilakukan oleh karyawan sanitasi yang telah
ditentukan. Bahan yang digunakan untuk asbes langit-langit merupakan bahan
yang tidak mudah rontok, dan tidak berjamur sehingga tidak mengkontaminasi
produk.
5.4.1.5. Dinding
Dinding yang terdapat pada pabrik sebagian terbuat dari semen dan
stainless stell pada ruang produksi dan semen pada ruang kantor, untuk
kebersihannya, dinding dibersihkan dengan menggunakan spons.
5.4.1.6. Tirai
Tirai yang digunakan untuk setiap pintu atau lubang yang ada di setiap
ruang produksi yaitu plastic curtain, memiliki ciri-ciri plastik yang tebal, tahan air
Universitas Sriwijaya
22
dan mudah untuk dibersihkan. Penggunaan tirai ini digunakan untuk mencegah
masuknya hama serta serangga lainnya seperti lalat memasuki ruang proses
produksi. Untuk sanitasi tirai cukup dilakukan pembersihan degan sabun,
pembersihan dilakukan setiap hari.
Universitas Sriwijaya
2. Tidak diperbolehkan ada benda, cairan atau sampah berserakan apalagi beda
atau ciran berbahaya yang dapat mengkontaminasi produk.
3. Suhu dalam chill storage dikondisikan stabil pada suhu -20C.
4. Pintu chill storage harus bersih dan berfungsi norma, serta tirai plastik
penutup pintu juga harus bersih.
5. Susunan produk harus berjarak minimal 5 cm dari dinding dan semua
tumpukan produk harus didasari pallet.
Adapun sanitasi karyawan agar dapat memasuki ruang chill storage
adalah:
1. Karyawan harus sehat dari penyakit pernafasan misalnya asma, TBC.
2. Karyawan harus memakai pakaian kerja khusus jika memasuki ruangan chill
storage seperti: masker, sepatu boot, sarung tangan, jaket dingin.
3. Karyawan tidak boleh merokok, makan dan minum selama berada didalam
chill storage.
4. Karyawan tidak boleh lebih dari 1 jam berada dalam ruang chill storage
karena dapat membahayakan kesehatan tubuh, apabila ingin menghangatkan
tubuh tidak boleh langsung dibawah terik matahari.
5. Produk harus tersusun rapi sesuai dengan jenis dan spesifiknya.
6. Pintu chill storage tidak boleh sering terbuka dalam waktu lama.
5.4.1.10. Gudang
Gudang digunakan untuk menyimpan barang-baramg yang diperlukan
untuk pabrik. Penyimpanan dalam gudang ini ditandai dengan jenis barang dan
tanggal penerimaan barang. Penyimpanan barang-barang dalam gudang ini harus
disusun rapi dan sesuai tanggal masuk agar memudahkan untuk penggunaannya,
saat penerimaannya barang terlebih dahulu di check keadaannya oleh QC,
24
sebelum barang disimpan dalam gudang, lantai gudang terlebih dahulu
dibersihkan dan diberi kayu sebagai pelapis agar tidak kontak langsung dengan
lantai Di PT. Bumi Menara Internusa ini penyimpanan barang-barang dibagi
menjadi 2 yaitu:
1. Gudang ATK (Alat Tulis Kantor)
Di dalam gudang ATK ini digunakan untuk penyimpanan barang-barang
yang digunakan pada keperluan surat-menyurat yang diperlukan oleh kantor.
2. Gudang Non ATK
Gudang ini digunakan untuk menyimpan bahan-bahan kimia. Untuk
penyimpanan barang non bahan baku disimpan terpisah dengan bahan kimia, hal
ini digunakan agar tidak terjadi kontaminasi antar barang. Barang berupa non
bahan baku berupa bahan pengemas yaitu seperti: master carton (MC), kaleng,
Universitas Sriwijaya
tutup kaleng, label, stiker, karton. Sementara untuk bahan kimia yang disimpan
berupa klorin, akuadest, alkohol, sabun proses. Setiap bahan kimia ini akan diberi
label yang jelas dan penyimpanan diberi batas atau dipisahkan untuk menghindari
kesalahan penggunaan.
Universitas Sriwijaya
1. Karyawan yang hendak ke toilet harus melapor dulu ke supervisi masing-
masing.
2. Supervisi mamastikan bahwa karyawan yang izin ke toilet tidak secara
bersamaan.
3. Supervisi memberikan kartu izin toilet kepada karyawan yang hendak ke
toilet.
4. Keamanan dalam memastikan bahwa karyawan yang izin toilet harus
membawa kartu izin toilet.
5. Keamanan dalam mencatat nama, waktu keluar dan masuk karyawan yang
izin ke toilet.
6. Pastikan bahwa karyawan tidak menggunakan seragam produksi dan sepatu
boot ke toilet.
7. Setelah dari toilet dipastikan sebelum memasuki ruang produksi karyawan
harus mencuci tangan dengan sabun, air klorin dan alkohol serta melalui
pengecekan foreign body, sehingga saat karyawan memasuki ruang produksi
kembali benar-benar bersih tidak membawa sumber cemaran terhadap
produk.
26
5.4.1.14. Container
Container merupakan alat yang digunakan untuk mengangkut daging
rajungan yang telah dikemas untuk di ekspor. Proses stuffing atau pengangkutan
produk akhir dari chill storage 2 ke dalam chill storage 1 ini dilakukan pada sore
hari, hal ini dilakukan agar suhu tetap terkontrol. Sebelum proses stuffing
dilakukan container harus di periksa terlebih dahulu mulai dari dindingnya harus
baik, dan tidak ada yang rusak. Keadaan pintu baik dan berfungsi normal. Kondisi
pendingin harus berfungsi dengan baik. Kondisi truk baik dan aman, suhu didalam
harus mencapai suhu rendah yaitu suhu -20C dan suhu dalam harus tetap di
kontrol karena suhu tidak boleh lebih dari 100C.
Untuk kebersihan area container dimana sebelum proses stuffing
dilakukan, kondisi kebersihan harus dicek terlebih dahulu, dimana area dalam
harus bersih, tidak berdebu, tidak ada bau asing, bebas bau menyengat, tidak ada
binatang dan serangga serta kotorannya. Kemudian area luar juga harus bersih dan
tidak berdebu. Selama proses stuffing berlangsung suhu container harus di cek
setiap 30 menit sekali.
Universitas Sriwijaya
Alat-alat yang digunakan di PT. Bumi Menara Internusa ini terbuat dari
bahan plastik dan stainless steel yang bersifat halus, tahan air dan tidak berkarat,
sehingga dapat menjamin pelaksanaan sanitasi dan higiene proses produksinya.
Adapun alat-alat yang digunakan di PT. Bumi Menara Internusa ini adalah sebagai
berikut:
5.4.2.1. Blong
Blong merupakan alat yang digunakan sebagai tempat sampah maupun
limbah padat. Blong yang digunakan ini terbuat dari plastik bebentuk silinder dan
memiliki tutup. Blong ini ditutup berfungsi agar tidak mengundang serangga
ataupun binatang lainnya serta bau tidakk ada lagi sisia menyebar. Cara
pembersihan blong ini yaitu dibersihkan dengan menngunakan air dan sabun
27
hingga tidak ada lagi sisa-sisa limbah yang menempel pada dinding blong
kemudian akan dicuci dengan air klorin 100 ppm.
5.4.2.2. Fiber
Fiber merupakan alat atau wadah yang digunakan sebagai tempat untuk
menyimpan daging rajungan. Fiber ini digunakan sebagai wadah rajungan baik
dalam bentuk meat maupun rajungan cook (RC). Fiber yang digunakan ini
berbentuk segi empat dan mempunyai beragam warna, dimana setiap warna
memiliki fungsi yang berbeda-beda. Fiber biru digunakan sebagai wadah meat,
fiber kuning digunakan sebagai wadah es, fiber orange/merah digunakana sebagai
wadah rajungan cook (RC), dan fiber hijau digunakan sebagai wadah meat atau
rajungan cook (RC) reject. Untuk pembersihan fiber ini, akan dicuci dengan air
klorin 100 ppm setelah selesai digunakan dan kemudian akan disusun rapi dan
ditiriskan.
5.4.2.3. Ember
Ember merupakan sebuah alat yang terbuat dari bahan plastik. Untuk
mencengah kontaminasi dan penggunaan ember pada fungsi yang lain, ember ini
mempunyai warna yang berbeda-beda, dimana setiap warna mempunyai fungsi
masing-masing, ember biru digunakan untuk tempat sampah plastik atau mika
meat, ember merah hati sebagai tempat air klorin untuk cuci tangan, ember abu-
abu digunakan sebagai tandon air. Untuk pembersihannya, ember akan dicuci
bersih dengan sabun proses kemudian dibilas dengan air dan tahap terakhir ember
akan dicuci dengan air klorin 100 ppm lalu ditiriskan.
Universitas Sriwijaya
5.4.2.4. Nampan
Nampan adalah alat yang terbuat dari plastik. Nampan yang digunakan di
PT. Bumi Menara Internusa ini terdiri dari beberapa ukuran diantaranya: nampan
kotak besar, nampan kotak kecil, dan nampan bulat. Peralatan untuk proses ini
digunakan sesuai warna. Masing-masing ukuran dan warna mempunyai fungsi
yang berbeda-beda. Supervisi dan quality control sanitasi akan memantau setiap
penggunaan peralatan ini agar tidak menyebabkan kontaminasi pada produk.
Untuk nampan kotak besar warna biru digunakan sebagai wadah es pada bagian
28
picking, nampan kotak besar warna hijau digunakan sebagai wadah daging
rajungan pada bagian picking, nampan kotak besar warna merah digunakan
sebagai wadah meat finish good, nampan kotak hijau tua besar digunakan sebagai
wadah cangkang rajungan sementara pada bagian picking.
Untuk nampan kotak kecil akan digunakan sebagai wadah meat untuk
melewati metal detector. Nampan bulat ungu digunakan untuk filling meat,
nampan bulat merah digunakan sebagai alas kaleng setelah diisi meat, sedangkan
nampan bulat biru bolong digunakan sebagai wadah es. Adapun cara
pembersihannya, nampan ini akan dicuci secara berkala selama proses
berlangsung setiap terlihat kotor setelah selesai proses produksi. Setelah selesai
proses produksi, nampan ini akan dicuci bersih kemudian disusun rapi pada
raknya. Adapun tahapan pencucian nampan ini yaitu:
1. Pencucian dengan air sabun
2. Pencucian dengan airbiasa
3. Pencucian dengan air klorin 50 ppm selama proses dan 100 ppm setelah
proses.
Universitas Sriwijaya
mencapai suhu 186,50F-187,50F. Setelah mencapai suhu yang telah ditentukan
proses pasteurisasi dapat berlangsung dengan pengontrolan suhu secara tetap yaitu
sekali dalam 5 menit.
Untuk proses pembersihannya masing-masing air dalam tangki akan
diganti secara berkala, jika air dala tangki terlihat kotor maka air akan diganti, dan
setiap proses akan dimulai tangki akan dibersihkan dengan menggunakan spons. 29
Sementara basket pasteurisasi adalah wadah yang terbuat dari stainless steel juga.
Basket pasteurisasi ini digunakan sebagai wadah kaleng untuk di pasteurisasi.
Kaleng yang telah diisi meat dan telah diberi kode akan disusun dalam basket ini
untuk kemudian di pasteurisasi.
5.4.2.6. Basket
Basket merupakan alat yang berlubang-lubang yang terbuat dari plastik.
Basket pada PT. Bumi Menara Internusa ini terdiri dari berbagai jenis warna dan
setiap warna mempunyai fungsi masing-masing. Basket biru dan basket hijau
tinggi akan digunakan sebagai alas basket, basket kuning tinggi digunakan
sebagai tempat meat, basket merah digunakan sebagai tempat toples dan basket
kuning pendek digunakan sebagai tempat rajungan cook (RC) di ruang de back.
Untuk kebersihan basket ini, semua item akan dibersihkan dengan
menyemprotkan air menggunakan steam agar semua kotoran dan sisa-sisa
meat/cangkang yang menempel dapat keluar dari basket, kemudian basket akan
dicuci dengan sabun proses, dan tahapan terakhir basket akan dicuci dengan air
klorin. Setelah selesai dicuci semua item akan disusun rapi dan ditiriskan di ruang
sanitasi.
5.4.2.7. Meja
Meja merupakan alat yang digunakan sebagai meletakkan meat atau
rajungan cook (RC). Meja yang terdapat pada ruang proses produksi ini terbuat
dari bahan stainless steel. Meja merupakan alat yang kontak langsung dengan
bahan, dan jika sanitasi dan kebersihannya tidak dijaga dapat mengkontaminasi
produk, sehingga kebersihan dari meja harus tetap dikontrol agar tidak terjadi
kontaminasi silang pada produk. Untuk menjaga kebersihannya, sesudah proses
produksi selesai meja akan dibersihkan dengan sabun proses dan kemudian disikat
hingga sisa-sisa ikan tidak ada yang menempel pada meja kemudian disiram
Universitas Sriwijaya
dengan air. meja akan disanitasi dengan air klorin sebelum dan sesudah proses dan
secara berkala selama proses produksi setiap terlihat kotor.
30
5.4.2.9. Troli
Troli merupakan alat transportasi perlengkap produksi. Troli ini digunakan
untuk mengangkut berbagai barang dari ruangan yang satu ke ruangan yang lain.
Troli ini digunakan untuk mengangkut fiber es, fiber meat, mengangkut peralatan
seperti nampan. Untuk kebersihan troli, troli akan dibersihkan dengan sabun,
kemudian akan dicuci dengan air klorin pada akhir produksi.
5.4.2.10. Kaleng
Kaleng merupakan wadah meat. Kebersihan kaleng harus terjaga karena
kontak langsung dengan meat. Sebelum digunakan kaleng terlebih dahulu
diperiksa keadaan fisiknya. Kaleng yang digunakan sebagai wadah daging tidak
berkarat, kaleng tidak tergores, tidak peyok, tulisan atau gambar pada kaleng jelas,
dan kondisi fisik kaleng harus benar-benar baik, jika ditemukan kondisi kaleng
cacat maka kaleng akan di reject. Setelah kaleng diperiksa kemudian kaleng akan
dicuci besih dengan menggunakan air panas/hangat dengan suhu 300C kemudian
kaleng akan ditiriskan dan dikeringkan. Adapun prosedur pemilihan kaleng yang
akan digunakan yaitu:
1. Pastikan kaleng yang diterima dari gudang dalam kondisi tertutup rapat.
2. Lakukan pengecekan terhadap kondisi kaleng yang meliputu mulai dari label,
jumlah serta kebersihan kaleng.
Universitas Sriwijaya
31
3. Lakukan penyortiran secara visual dan jika ditemukan kaleng uang reject
seperti berkarat, tergores, lecet dan lain sebagainya akan dilakukan pemisahan.
4. Kaleng yang reject ditempatkan pada tempat tersendiri dan diberikan label akan
tidak tertukar.
5. Pastiskan suhu air selalu dalam kondisi hangat dengan suhu sekitar 300C, dan
jika air tidak dalam kondisi hangat atau sesuai standar laporkan hal tersebut
terhadap atasan atau bagian mekanik.
6. Lakukan pencucian kaleng dengan cepat dan secara hati-hati.
7. Kaleng kemudian ditiriskan dan dilanjutkan dengan pengeringan bagian dalam
kaleng dengan kain bersih dan kering.
8. Kaleng disusun dalam nampan, dan kaleng siap untuk digunakan.
Universitas Sriwijaya
7. Badan pest control yang bekerja sama dengan perusahaan setiap minggunya
akan memasang perangkap tikus, hal ini digunakan agar tikus tidak ada
memasuki ruang proses.
8. Pada akhir proses dilakukan sanitasi total pada lantai, dinding, peralatan,
saluran air. Hal ini untuk membersihkan sisa-sisa daging maupun cangkang,
lantai dibuat sedemikian rupa agar saluran limbah lancar ke saluran
pembuangan, saluran dilengkapi dengan tutup stainless steel ringan dan
mudah dilepaskan untuk memudahkan proses pembersihan, dan untuk
menutup saluran menggunakan kawat jala agar serangga tidak dapat masuk
ke ruang proses produksi.
9. Melakukan penutupan seluruh akses masuknya serangga dan binatang
pengganggu. Melakukan dan menjaga kondisi kebersihan serta sanitasi ruang
proses dan lingkungan pabrik
Jika ditemukan penyimpangan, maka pihak perusahaan akan
memberitahukan masalah hama kepada pihak pest control, dan jika ditemukan
masalah maka badan pest control akan melakukan pengecekan lebih sering
sampai masalah dapat dikendalikan. Semua masalah yang berkaitan dengan hama
dikendalikan oleh pihak pest control.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Universitas Sriwijaya
Dari hasil Praktek Lapang (PL) yang telah dilaksanakan di PT. Bumi
Menara Internusa, Jln. Ir. Sutami Km 12, Desa Lematang, Kec. Tanjung Bintang,
Lampung Selatan dapat disimpulkan bahwa:
1. PT. Bumi Menara Internusa merupakan perusahaan perikanan yang bergerak
dibidang pasteurisasi rajungan dan udang beku, dan bahan baku yang
diterima di PT ini berupa rajungan cook (RC) dan meat, sedangkan untuk
udang berupa udang vannamei segar.
2. Sanitasi yang diterapkan oleh PT. Bumi Menara Internusa ini adalah mulai
sanitasi bahan baku, sanitasi peralatan, sanitasi lingkungan pabrik, higiene
pekerja, serta pengendalian hama.
3. Mutu dan keamanan air dan es yang digunakan di PT. Bumi Menara Internusa
diuji di PT. Sucovindo, Lampung, pengujian dilakukan 6 bulan sekali yaitu
dengan standar air minum.
4. Setiap karyawan maupun visitor yang ingin masuk ke ruang proses produksi
harus memenuhi segala peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak
perusahaan, agar tidak mengkontaminasi dan menganggu proses produksi.
5. Untuk pengendalian hama pada lingkungan produksi, perusahaan bekerja
sama dengan badan pest control yang berlisensi untuk melakukan pengecekan
pada bagian luar dan dalam proses untuk mengendalikan hama, serangga dan
hewan pengerat.
6.2. Saran
Dari pelaksanaan kegiatan Praktek Lapangan (PL) di PT. Bumi Menara
Internusa Jln. Ir. Sutami Km 12, Desa Lematang, Kec. Tanjung Bintang, Lampung
Selatan terdapat beberapa saran kepada perusahaan, diantaranya:
1. Sebaiknya ruangan setiap proses antara dinding dan lantai tidak membentuk
34
sudut, karena masih ada ruangan yang lantai dan dindingnya masih membentuk
sudut, sehingga membuat kotoran menempel pada sudut tersebut.
2. Untuk higiene karyawan saat pemeriksaan untuk masuk kedalam ruang proses
harus lebih efektif lagi agar karyawan tidak berebut saat memasuki ruang
proses, karena mengingat begitu banyak
33 karyawan yang ada di PT. Bumi
Menara Internusa.
Universitas Sriwijaya
3. Pada tahap pencucian peralatan, semestinya sesuai dengan prosedur yaitu 3
tahap, tetapi dalam pelaksanaanya hanya 1 tahap, semestinya hal ini tidak
diperbolehkan meskipun jatuhnya proses pencucian lebih lama tapi sanitasi dan
kebersihan alat lebih dapat terjamin.
DAFTAR PUSTAKA
[FAO-UN] Food and Agricultural Organization of the United Nations. 1998. FAO
Spesies Identification Guide for Fishery Purposes the Living Marine
Resources of the Western Central Pacific 2nd. Rome: FAO.
Universitas Sriwijaya
Aminah S. 2010. Model pengelolaan dan investasi optimal sumberdaya rajungan
dengan jaring rajungan di Teluk Banten [Skripsi]. Bogor: Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Buckle, K. A. 1987. Food Science diterjemahkan oleh Hari Purnomo dan Ardiono,
1987. Ilmu pangan. Universitas Indonesia Pers. Jakarta.
Depkes. 2006. Kumpulan Modul Kursus Higiene Sanitasi Makanan Dan
Minuman. Sub Direktorat Sanitasi Makanan dan Bahan Pangan. Direktorat
Jendral Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan.
Jakarta.
Fardiaz Ir.Dr., Srikandi. 1990. Sanitasi dalam Industri Makanan. Pusat Pelatihan
Ekspor Indonesia (PPEI). Departemen Perdagangan RI. Jakarta.
Fathonah, Siti. 2005, Higiene dan Sanitasi Makanan. Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang, Semarang
Kangas MI. 2000. Synopsis of the biology and exploitation of the blue swimmer
crab, Portunus pelagicus Linnaeus, in Western Australia. Fisheries
Research Report 121.
Mukono J. 2002. Epidemiologi Lingkungan. Surabaya: Airlangga University
Press.
Nasran, Suyuti. 1990. Persyaratan Teknis dan Hygiene dalam Unit Pembekuan
Ikan. Pusat Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI). Departemen Perdagangan
RI. Jakarta.
Universitas Sriwijaya