Anda di halaman 1dari 12

Hukum Pengendapan / Hukum Steno

'

Pada saat sedimen diendapkan, maka ia akan mengikuti hukum alam. Contohnya, material
yang berat akan terendapkan lebih dahulu dibanding yang ringan.

Kecepatan pengendapan material sedimen tergantung pada besar butirnya, menurut hukum
stoke, v = C.r2 cm/s dimana v adalah kcepatan pengendapan, C suatu konstanta dan r garis
tengah butiran.

Berdasarkan pengamatan Nicolaus Steno, ia mengemukakan tiga prinsip dasar pengendapan


yang lebih dikenal sebagai hukum Steno :

Hukum Superposisi, yang menyatakan bahwa secara normalnya, batuan yang berada pada
lapisan bawah adalah batuan yang lebih tua dibandingkan lapisan atasnya. Terkecuali jika
terjadi beberapa hal, seperti interusi batuan beku dll.

Hukum Horizontalitas, pada awalnya, sedimen terendapkan secara mendatar. Jika


perlapisan batuan tersebut miring, patah, terlipat, berarti batuan tersebut telah mengalami
deformasi.
Hukum Kemenerusan lateral (lateral continuity), yang menyatakan bahwa mengendapan
batuan sedimen menyebar secara mendatar, sampai menipis atau menghilang pada batas
dimana ia diendapkan. Selain itu juga, kita dapat mengidentifikasi apakah lapisan batuan
tertentu terbentuk pada masa yang sama. Yaitu dengan cara korelasi fosil yang ditemukan
pada batuan tersebut.

Hukum Superposisi
(Nicholas Steno)

1. Horizontalitas (Horizontality) : Kedudukan awal pengendapan suatu lapisan batuan


adalah horisontal, kecuali pada tepi cekungan memiliki sudut kemiringan asli (initial-
dip) karena dasar cekungannya yang memang menyudut.

2. Superposisi (Superposition) : Dalam kondisi normal (belum terganggu), perlapisan


suatu batuan yang berada pada posisi paling bawah merupakan batuan yang pertama
terbentuk dan tertua dibandingkan dengan lapisan batuan diatasnya.

3. Kesinambungan Lateral (Lateral Continuity) : Pelamparan suatu lapisan batuan akan


menerus sepanjang jurus perlapisan batuannya. Dengan kata lain bahwa apabila
pelamparan suatu lapisan batuan sepanjang jurus perlapisannya berbeda litologinya
maka dikatakan bahwa perlapisan batuan tersebut berubah facies. Dengan demikian,
konsep perubahan facies terjadi apabila dalam satu lapis batuan terdapat sifat, fisika,
kimia, dan biologi yang berbeda satu dengan lainnya.
3. Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity)

a) Keselarasan (Conformity): adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan
lainnya diatas atau dibawahnya yang kontinyu (menerus), tidak terdapat selang waktu
(rumpang waktu) pengendapan. Secara umum di lapangan ditunjukkan dengan kedudukan
lapisan (strike/dip) yang sama atau hampir sama, dan ditunjang di laboratorium oleh umur
yang kontinyu.

b) Ketidak Selarasan (Unconformity): adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis
batuan lainnya (batas atas atau bawah) yang tidak kontinyu (tidak menerus), yang disebabkan
oleh adanya rumpang waktu pengendapan. Dalam geologi dikenal 3 (tiga) jenis ketidak
selarasan, yaitu (lihat gambar 1.3):
Gambar 1.3 Tiga jenis bentuk ketidakselarasan dalam geologi: Angular unconformity,
Disconformity, dan Nonconformity

1) Disconformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara satu lapis
batuan (sekelompok batuan) dengan satu batuan lainnya (kelompok batuan lainnya) yang
dibatasi oleh satu rumpang waktu tertentu (ditandai oleh selang waktu dimana tidak terjadi
pengendapan).

2) Angular Unconformity (Ketidakselarasan Bersudut) adalah salah satu jenis


ketidakselarasan yang hubungan antara satu lapis batuan (sekelompok batuan) dengan satu
batuan lainnya (kelompok batuan lainnya), memiliki hubungan/kontak yang membentuk
sudut.

Hubungan potong memotong (Cross-cutting relationships)

Hubungan petong-memotong (cross-cutting relationship) adalah hubungan kejadian antara


satu batuan yang dipotong/diterobos oleh batuan lainnya, dimana batuan yang
dipotong/diterobos terbentuk lebih dahulu dibandingkan dengan batuan yang menerobos.

Pada gambar 1.6 terlihat urutan kejadian dan umur batuan adalah sebagai berikut: batuan
yang terbentuk/terendapkan pertama kali adalah Formasi (Fm) Lutgrad, selanjutnya berturut-
turut adalah Fm Birkland, Fm. Leet Junction.

ukum " V" (V Rule) adalah Hukum yang menjelaskan


Hubungan antara lapisan yang mempunyai kemiringan dengan bentuk topografi berelief akan menghasillcan .suatu pola
singkapan yang beraturan, diamana aturan tersebut dikenal dengan hukum "V". Aturan-aturan tersebut adalah sebagai
berikut :
a) Lapisan horizontal akan membentuk pola singkapan yang mengikuti pola garis kontur.
b) Lapisan dengan kemiringan yang berlawanan dengan arah kemiringan lereng maka kenampakan lapisan akan
memotong lembah dengan pola singkapan membentuk huruf "V" yang berlawanan dengan arah kemiringan lembah.
c) Pada lapisan tegak akan membentuk pola singkapan berupa garis lurus dimana pola singkapan ini tidak dipengaruhi
oleh keadaan topografi.
d) Lapisan yang miring searah dengan arah kemiringan lereng dimana kemumgan lapisan lebih besar danpada
kemiringan lereng akan membentuk pola smgkapan dengan huruf "V" mengarah sama (searah) dengan arah
kemiringan lereng.
e) Lapisan dengan kemiringan yang searah dengan kemiringan lereng dimana besar kemiringan lapisan lebih kecil dari
kemiringan lereng , maka pola singkapannya akan membentuk huruf "V" yang berlawanan dengan arah kemiringan
lereng /lembah.
f) Lapisan yang kemiringan nya searah dengan kemiringan lembah dan besarnya kemiringan lapisan sama dengan
kemiringan lereng/lembah maka pola singkapan tampak
Penampang geologi merupakan gambaran dari suatu sayatan vertical pada bumi yang berguna untuk
menginterpretasikan suatu hubungan keadaan geologi baik dengan menggunakan peta ataupun
tidak. Dapat juga digunakan untuk pengembangan minyak bumi, penampang bawah permukaan
dapat berguna untuk menggambarkan keadaan geologi dalam bentuk visual, dengan itu suatu
reservoir dapat dengan mudah di interpretasikan. Sebagai contoh, suatu pengertian mengenai
hubungan antara struktur dengan stratigrafi regional mungkin dihasilkan dari karateristik suatu
reservoir.
Terdapat dua jenis penampang bawah permukaan yang digunakan dalam interpretasi reservoir
minyak bumi.
1. Structural cross sections, menunjukan keadaan geometri struktur geologi pada suatu area.
2. Stratigraphie cross sections, menunjukkan hubungan suatu geometri dengan menyesuaikan
kedalaman dari suatu unit geologi dengan horizon geologi.
Tipe ketiga dari penampang bawah permukaan disebut balanced cross section, merupakan suatu
kombinasi dari kedua jenis penampang bawah permukaan diatas. Jenis ini menggambarkan bentuk
dari suatu unit geologi menjadi beberapa bagian yang mengalami perubahan. Hal tersebut dapat
dijadikan suatu kesimpulan tentang hubungan struktur geologi sekarang dengan stratigrafi masa
lampau.
Kegunaan dari penampang bawah permukaan adalah :
Dapat menggambarkan suatu formasi bawah permukaan yang ditunjukkan secara vertikal
Berguna dalam bidang hidrokarbon
Dapat membantu menganalisis bawah permukaan dalam penentuan suatu reservoir hidrokarbon
Dapat mengetahui keadaan struktur dan stratigrafi

PENAMPANG STRATIGRAFI
Penampang stratigrafi menunjukan karateristik dari hasil penghubungan unit stratigrafi, seperti
reservoir batupasir atau caprock dari serpih. Penampang juga sangat penting dalam mengetahui
waktu dari suatu deformasi dengan menunjukan sedimen yang penutup setelah pembentukan
lipatan atau penyempitan suatu lapisan setelah terbentuk patahan. Bagian dari penampang sayatan
berikut akan terbentuk jika berada pada suatu sequence.

PENAMPANG STRUKTUR
Penampang struktur bawah permukaan dapat menunjukan bentuk dari suatu struktur geologi juga
dapat dijadikan dasar analisis tentang hubungan antara kontak fluida dan ruangan pada struktur
geologi. Bentuk dari struktur geologi juga dapat dijadikan suatu informasi yang penting mengenai
sejarah pembentukan reservoir formasi dan migrasi minyak.
Fungsi dari enampang struktur adalah :
Penampang struktur dapat menggambarkan kenampakan struktur, seperti dips, faults dan folds
Dapat digunakan sebagai studi analisis reservoir minyak dan gas bumi.
Penampang struktur dapat menggambarkan keadaan sekarang/real condition

PENAMPANG

Penampang bawah permukaan merupakan gambaran dari suatu kenampakan dibawah


permukaan baik litologi, struktur atau segala sesuatu yang ada di bawah permukaan bumi.
II.1 Penampang Geologi Bawah Permukaan
Penampang geologi merupakan gambaran dari suatu sayatan vertical pada bumi yang
berguna untuk menginterpretasikan suatu hubungan keadaan geologi baik dengan
menggunakan peta ataupun tidak. Dapat juga digunakan untuk pengembangan minyak bumi,
penampang bawah permukaan dapat berguna untuk menggambarkan keadaan geologi dalam
bentuk visual, dengan itu suatu reservoir dapat dengan mudah di interpretasikan. Sebagai
contoh, suatu pengertian mengenai hubungan antara struktur dengan stratigrafi regional
mungkin dihasilkan dari karateristik suatu reservoir.

GAMBAR 1.
PENAMPANG STRATIGRAFI PADA SUATU RESERVOIR

Dari keterangan penampang stratigrafi tersebut didapat bahwa


A. Menunjukan reef
B. Menunjukan barrier bar sand
C. Menunjukan channel sand
D. Menunjukan onlap sand pinchout trap
E. Menunjukan truncation trap
Terdapat dua jenis penampang bawah permukaan yang digunakan dalam interpretasi
reservoir minyak bumi.
1. Structural cross sections, menunjukan keadaan geometri struktur geologi pada suatu area.
2. Stratigraphie cross sections, menunjukkan hubungan suatu geometri dengan menyesuaikan
kedalaman dari suatu unit geologi dengan horizon geologi.

Tipe ketiga dari penampang bawah permukaan disebut balanced cross section,
merupakan suatu kombinasi dari kedua jenis penampang bawah permukaan diatas. Jenis ini
menggambarkan bentuk dari suatu unit geologi menjadi beberapa bagian yang mengalami
perubahan. Hal tersebut dapat dijadikan suatu kesimpulan tentang hubungan struktur geologi
sekarang dengan stratigrafi masa lampau.
Kegunaan dari penampang bawah permukaan adalah :
1. Dapat menggambarkan suatu formasi bawah permukaan yang ditunjukkan secara vertikal
2. Berguna dalam bidang hidrokarbon
3. Dapat membantu menganalisis bawah permukaan dalam penentuan suatu reservoir
hidrokarbon
4. Dapat mengetahui keadaan struktur dan stratigrafi

II.2 Penampang Stratigrafi


Penampang stratigrafi menunjukan karateristik dari hasil penghubungan unit stratigrafi,
seperti reservoir batupasir atau caprock dari serpih. Penampang juga sangat penting dalam
mengetahui waktu dari suatu deformasi dengan menunjukan sedimen yang penutup setelah
pembentukan lipatan atau penyempitan suatu lapisan setelah terbentuk patahan. Bagian dari
penampang sayatan berikut akan terbentuk jika berada pada suatu sequence.

GAMBAR 2
SEQUNCE BATUAN

II.3 Penampang Struktur


Penampang struktur bawah permukaan dapat menunjukan bentuk dari suatu struktur
geologi juga dapat dijadikan dasar analisis tentang hubungan antara kontak fluida dan
ruangan pada struktur geologi. Bentuk dari struktur geologi juga dapat dijadikan suatu
informasi yang penting mengenai sejarah pembentukan reservoir formasi dan migrasi
minyak.
Fungsi dari penampang struktur adalah :

a. Penampang struktur dapat menggambarkan kenampakan struktur, seperti dips, faults dan
folds

GAMBAR 3
PENAMPANG GEOMETRI FOLD

b. Dapat digunakan sebagai studi analisis reservoir minyak dan gas bumi.
c. Penampang struktur dapat menggambarkan keadaan sekarang/real condition.

Dalam hal tersebut penampang sangat berperan dalam mengetahui stratigrafi suatu
batuan baik itu yang bersifat ekonomis maupun tidak. Karena pada halnya dari suatu
sequence batuan kita dapat mengetahui berapa umur geologi dari pada batuan tersebut.

GAMBAR 2.4
STRATIGRAPHIE CROSS SECTIONS
PADA SINGKAPAN BATUAN
Penggmbaran penampang pada sebuah singkapan yang menunjukan Top lapisan batuan
B turun 100 meter setiap 1000 meter.

CARA MEMBUAT LINTASAN GEOLOGI

Lintasan geologi ditempuh apabila :

Ditempuh apabila peta dasar yang diperlukan tidak tersedia.

Adanya singkapan detail yang penting tidak dapat dipetakan pada skala peta yang
ada.
Dalam pembuatan lintasan Geologi, terdapat dua metode, yaitu lintasan tebuka dan
tertutup.

Lintasan terbuka, adalah suatu pengambilan litasan pengukuran yang dimulai dari
titik awal yang diikatkan dengan titik pasti dan lintasan pengukuran diakhiri dengan
tidak kembali ketitik awal berupa titik akhir yang terikat dengan titik pasti maupun
titik lepas.
Lintasan Tertutup, adalah suatu pengukuran, dimana titik akhir pengukuran berimpit
dengan dengan titik awal pengukuran yang terikat dengan titik pasti.

Gambar : Contoh lintasan terbuka dan tertutup

Pembuatan lintasan kompas di lapangan


Cara membuat lintasan geologi di lapangan. Pada dasarnya dalam membuat lintasan geologi
sama dengan mengukur arah azimuth, namun di lakukan berulang kali.

Pertama tentukan titik pertama dalam pembuatan lintasan geologi.

Kemudian ukur arah azimuth ke titik kedua menggunakan kompas geologi.

Setelah mengukur arah azimuth dari titik ertama ke titik kedua, maka ukur jarak
antara titik pertama dan kedua (bisa menggunakan tali ukur maupun panjang langkah
kaki)

Setelah sampai ke titik kedua yang di tembak tadi, dilanjutkan ke titik berikutnya
seperti langkah sebelumnya.
Titik terakhir dalam membuat lintasan terbuka ini tidak di titik pertama, karena
bukan merupakan lintasan tertutup.

Jika lintasan yang dibuat adalah lintasan tertutup maka titik terakhir harus
merupakan titik pertama kali.

Penggambaran Lintasan Geologi

Cek semua data hasil dari praktek di lapangan, sudah lengkap dan sesuai atau
belum.

Hitung semua data, misalnya 1 langkah datar sama dengan jarak 65 cm, kemudian
data lapangan yang diperoleh dari Stasiun A ke Stasiun B berjarak 49 langkah datar,
maka untuk mencari jarak dari Stasiun A ke Stasiun B dalam satuan meter, data 49
langkah tadi dikalikan dengan besar langkah datar yaitu 65 cm, hasilnya kemudian
dibagi 100 jika menginginkan hasilnya dalam satuan meter.

Jika semua data jarak yang didapat di lapangan sudah dalam satuan meter,
kemudian kita membuat skala untuk menggambarnya sesuai ukuran kertas yang sudah
direncanakan.

Kita menggambar peta lintasan di kertas dimulai dengan membuat salib sumbu,
kemudian kita membuat garis sesuai arah azimuth yang kita peroleh di lapangan.

Garis yang kita buat yang sesuai arah azimuth di lapangan jaraknya harus sesuai
dengan skala yang kita buat, misal jika skala 1 : 1000 maka setiap 1 cm di kertas sama
dengan jarak 10 m di lapangan.

Koreksi Lintasan

Lintasan Terbuka
Gambar : Koreksi lintasan terbuka

Lintasan tertutup

Anda mungkin juga menyukai