Anda di halaman 1dari 30

MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

A. Definisi Manajemen
1. Tiga definisi manajemen :

a. Manajemen adalah proses penggunaan sumber daya organisasi dengan menggunakan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif. (Wibowo, 2008:2).

b. Manajemen adalah suatu proses pencapaian tujuan organisais lewat


usaha orang-orang lain. (Mifta, 2007:8)

c. Manajemen pada dasarnya merupakan suatu seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait
dalam pencapaian tujuan. (Ernie dkk, 2005:6)

2. Manajemen digunaka dalam kegiatan mengelolah kegiatan sekelompok orang


untuk mencapai tujuan dengan efisien dan efektif.

3. Definisi manajemen berdasarkan ketiga pendapat di atas bahwa manajemen adalah suatu kegiatan usaha
kearah pencapaian tujuan tertentu dengan melalui kerja sama orang lain serta dengan pemamfaatan
sumber-sumber lain yang tersedia untuk itu antara lain orang, uang, materi, peralatan atau mesin, metode
kerja dan pemasaran.

4. Perbedaan Manajemen dan manajer adalah

bahwa manajemen adalah prosesnya dari suatu kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama orang lain,
sedangka Manajer adalah orangnya yang senantiasa memikirkan kegiatan pencapaian tujuan dimaksud.

B. Definisi Kepemimpinan
1. Tiga definisi kepemimpinan (leadership) :

a. Kepemimpinan adalah keterampilan dan kemampuan seseorang mempengaruhi perilaku orang lain, baik
yang kedudukannya lebih tinggi, setingkat maupun yang lebih rendah dari padanya, dalam berpikir dan
bertindak agar perilaku yang semula mungkin individualistik dan egosentrik berubah menjadi perilaku
organizasional (Siagian, 1982:12).

b. Kepemimpinan menyangkut sebuah proses mempengaruhi sosial dengan pengaruh yang disengaja
digunakan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur kegiatan-kegiatan dan hubungan-
hubungan dalam sebuah kelompok atau organisasi. (Gary Yulk, 1998:815)

c. Kepemimpinan sebagai proses menggerakkan dan mempengaruhi orang


lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Pangewa, 1989:18)
2. Cara kepemimpinan diterapkan adalah dengan menjaga integritas individu sehingga mampu memancarkan
pengaruh dan wibawa sedemikian rupan sehingga orang lain mau melakukan apa yang dikehendaki,
dengan cara atau taktik tertentu sehingga orang lain bersedia digerakkan atau dipengaruhi untuk mencapai
tujuan tertentu.

3. Definisi kepemimpinan berdasarkan ketiga pendapat di atas bahwa kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi dan menggerakkan orang lain dengan sengaja untuk menapai tujuan yang telah ditentukan.

C.Perbedaan manajemen dan kepemimpinan adalah Kemimpinan terjadi setiap saat


dan di mana pun asalkan ada seseorang yang berusaha untuk mempengaruhi
perilaku orang lain atau kelompok, tanpa mengindahkan bentuk alasanny

Kepemimpinan dapat dipergunakan setiap orang dan tidak hanya terbatas berlaku dalam suatu organisasi
atau kantor tertentu, tidak harus dibatasi oleh aturar-aturan atau tatakrama birokrasi. Kepemimpinan tidak
harus diikat dalam suatu organisasi tertentu. Kepemimpinan.bisa terjadi di mana saja, asalkan seseorang
menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang-orang lain kearah tercapainya suatu tujuan
tertentu.

Manajemen terjadi bila mana pengertian kepemimpinan dibatasi oleh tatakrama birokrasi atau
dikaitkan terjadinya dalam suatu organisasi tertentu, maka dinamakan manajemen, Fungsi-fungsi seperti
perencanaan, pengaturan, motivasi dan pengendalian senantiasa ada di dalamnya.

Jadi dapat terjadi seorang manajer berperilaku sebagai seorang pemimpin, asalkan dia mampu
mempengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Tetapi seorang pemimpin belum tentu
harus menyandang jabatan manajer untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Dengan kata lain seorang
leader atau pemimpin belum tentu seorang manajer, tetapi seorang manajer bisa berperilaku sebagai
seorang leader atau pemimpin.

Oleh: DR. Dwi Suryanto

Dua kata itu, manajemen dan kepemimpinan sangat sering kita dengar. Kadang kata itu sering kita
persamakan artinya. Ketika kita melihat perusahaan yang sangat berkembang kita sering mengatakan,
manajemen di sana baik. Kadang kita berkata, Saya yakin kepemimpinan di sana pasti baik.

Namun kata manajemen begitu melanda dalam kehidupan sehari-hari. Ketika anda ingin mengkritik
sebuah universitas yang prestasinya buruk, anda mengatakan "manajemen universitas itu tidak cakap."
Ketika anda bicara pengelolaan pajak yang amburadul, anda mengatakan, "manajemen pajak di negeri
kita payah."

Saat ini kita memang hidup penuh dengan berondongan istilah yang macam-macam, yang semuanya
terkait dengan manajemen.. Benchmarking, balance score card, intrapreneuring, empowerment, business
process reengineering, dan istilah-istilah aneh-aneh (tapi pasti Inggris) begitu melanda organisasi kita.
Celakanya, kita sering begitu gagah menggunakan kata-kata asing itu. Daripada bilang pemberdayaan,
kita lebih mantap bicara empowerment. Daripada bicara hubungan pelanggan yang akrab, kita katakan
customer intimacy, atau malah sekadar customer relationship.

Namun ada fenomena menarik, walau kita sering mengucapkan berbagai istilah manajemen, kita malah
sering tidak tahu arti persis dari kata-kata itu. Seringkali pula istilah manajemen itu kita dengar dari orang
lain, karena terasa gagah, kata itu kemudian menjadi kosa kata kita sehari-hari tanpa kita pernah tahu
dari literatur mana sumber istilah manajemen itu.

Ketika kita makin berakrab-akrab dengan berbagai istilah itu, agar membumi kita ganti istilah itu
menjadi bahasa Indonesia. Management kita terjemahkan menjadi manajemen, dan leadership menjadi
kepemimpinan.

Sebenarnya apa perbedaan hakiki antara manajemen dan kepemimpinan? Silakan baca terus...

Berbagai pakar mempunyai pendapat yang bermacam-macam tentang manajemen dan kepemimpinan itu..
Satu penjelasan yang mudah dipahami adalah dari Stephen Covey.

Andaikata kita ini sedang akan membuka hutan untuk eksplorasi hasil hutan, maka seorang pemimpin
akan mengatakan, Baik, dari berbagai informasi dan pertimbangan, saya putuskan hutan di lereng bukit
itu yang harus kita tebang dulu. Sebagai pemimpin ia menjelaskan bagian mana yang harus dieksplorasi.

Begitu pemimpin itu menjelaskan bagian hutan mana yang harus dibuka, maka saatnya peran manajemen
berlaku. Para manajer akan memikirkan cara-cara, alat-alat, metoda yang paling efektif untuk membuka
hutan itu. Mungkin mereka akan memakai gergaji listrik, mungkin memakai gergaji panjang karena
medannya sulit, atau bahkan mereka akan melingkar untuk mencari celah agar mudah membuka bagian
hutan itu.

Bisakah sekarang anda membedakan fungsi manajemen dan kepemimpinan? Kepemimpinan adalah
yang menentukan arah, sedangkan manajemen berusaha untuk mewujudkan agar arah tadi bisa
tercapai. Manajemen lebih peduli kepada pemilihan metoda, cara-cara agar tujuan itu bisa tercapai secara
efektif. Itu tadi adalah konsep manajemen dan kepemimpinan dari Covey.

Warren Bennis, pakar kepemimpinan dan manajemen terkenal, dengan cerdas mengatakan, Pemimpin
menaklukkan situasi. Mungkin situasi itu kacau, membingungkan, mengherankan dan bahkan menantang
kita dan bisa membungkam kita jika kita biarkan situasi itu makin memburuk. Manajer, atau manajemen?
Manajer menyerah atas keadaan itu. Manajemen berarti mengelola, sedangkan kepemimpinan,
menginovasi. Manajer adalah tiruan, sedangkan pemimpin adalah asli. Manajemen menjaga hal-hal,
pemimpin mengembangkan hal-hal. Manajemen berfokus pada sistem dan struktur sedangkan
kepemimpinan berfokus pada orang-orang

Pendapat saya sendiri? Kunci dari kepemimpinan adalah pengaruh. Ia berbuat, bertindak, bekerja untuk
mempengaruhi orang agar mau bergerak menuju arah yang sudah dicanangkan. Anehnya, kepemimpinan
dikatakan sukses jika orang-orang itu kemudian bergerak, maju dan menganggap tujuan tadi milik mereka
yang harus mereka perjuangkan dan capai.
Mengapa kita selalu mengatakan bahwa Panglima Besar Jendral Soedirman bahwa beliau berjasa
memimpin perang gerilya. Secara fisik, beliau sangat tidak meyakinkan. Bagaimana bisa meyakinkan?
Beliau batuk-batuk, sakit paru-paru yang parah dan harus ditandu. Badannya tidak gagah, dulunya beliau
adalah seorang guru. Dapatkah anda membayangkan seorang pahlawan perang ternyata orang yang
penyakitan. Lariskah film perang seperti Rambo jika tokoh Rambo itu ternyata untuk berjalan saja tidak
bisa?

Lalu, mengapa ia bisa menggerakkan tentara, dan rakyat untuk berjuang? Pengaruh. Bagaimana kita tidak
tergerak, terpacu untuk berperang, sedangkan orang yang sakit-sakitan itu tidak pernah lelah terus
bersemangat berperang, bahkan sakitnya itu seolah tidak mampu mencegah gelora semangat juangnya
yang tidak pernah kendor?

Mengapa kita tidak mengatakan manajemen Soedirman efektif? Jelas tidak. Di samping, mungkin saat itu
belum dikenal istilah manajemen, para pejuang merasa bahwa mereka dipimpin oleh Jendral besar itu.
Penelitian menunjukkan bahwa ketika orang-orang berada di dalam situasi yang kacau, tidak aman, tidak
menentu, mereka sangat membutuhkan pemimpin, dan bukannya manajemen. Saya membahas hal itu
secara panjang lebar dalam Transformational Leadership: Terobosan Baru Menjadi Pemimpin Unggul

Jadi ketika anda menjabat sebagai pemimpin, jangan pernah lupa tugas anda untuk mempengaruhi
bawahan anda. Ajak mereka untuk memeluk tujuan yang anda canangkan seolah milik mereka sendiri.
Gambarkan secara nyata kenikmatan atau hilangnya derita jika tujuan itu tercapai.

Apa pun yang kita kerjakan, termasuk di bidang manajemen, ternyata tidak pernah lepas dari dua faktor
tadi, yaitu mengejar kenikmatan, kesenangan, dan menghindari susah, atau kepedihan. Ketika anda bisa
menggambarkan masa depan yang bisa menimbulkan kenikmatan, dan ternyata kenikmatan itu begitu
menggoda, karyawan akan cenderung berjuang menuju tujuan itu.

Contoh, perusahaan tempat anda bekerja dua tahun lagi ingin go public. Untuk bisa go public
perusahaan harus laba tiga tahun terus menerus. Agar laba yang sekarang bisa diikuti oleh laba dua tahun
di masa depan, sebagai pemimpin anda menjanjikan untuk membagikan sebagian saham kepada
kelompok manajemen dan karyawan yang berprestasi.

Tentu anda bisa membuat kriteria bagaimana definisi berprestasi itu. Anda kemudian menggambarkan
betapa besar uang yang akan mereka terima jika saham itu laris manis di pasar modal. Jika manajemen
dan karyawan yakin bahwa cita-cita itu memang bisa dilaksanakan, mereka akan berjuang untuk
mencetak laba yang makin baik di masa depan.

Sebaliknya, untuk mendorong kelompok manajemen dan karyawan agar jangan leha-leha, anda bisa
mengajak mereka membayangkan betapa sengsaranya hidup mereka jika perusahaan itu rugi terus. Pasti
akhirnya akan dinyatakan bangkrut. Jika bangkrut, maka akan PHK besar-besaran, dan kenyataan
membuktikan, mencari kerja sangatlah sukar. Pesan anda jelas, jika manajemen dan karyawan tidak
memperbaiki kinerja dengan kerja keras dan cerdas, masa depan akan menjadi sangat gelap.

Perhatikan lagi kuncinya, ketika anda menceritakan masa depan, sebaiknya diceritakan secara hidup,
syukur dramatis. Riset membuktikan bahwa dengan bercerita akan bisa membawa karyawan melihat
gambaran yang begitu hidup, begitu nyata, dan akhirnya bisa menggerakkan karyawan menuju ke arah
masa depan.

William Stewart, (Carter-Scott, 1994) seorang alumnus the Naval Academy yang merupakan veteran
perang Vietnam ikut berpendapat tentang manajemen dengan mengatakan, Ada perbedaan keahlian yang
dituntut di dunia militer. Ketika keadaan damai, misalnya, anda akan sukses jika anda tahu bagaimana
menerapkan manajemen. Namun ketika perang, anda hanya akan sukses jika anda mampu memimpin.
Keahlian manajemen anda yang efektif, tidak terlalu bisa anda terapkan dalam perang. Yang
diperlukan adalah kemampuan memimpin. Sekarang ini Steward sudah menjadi pengacara yang
sukses di Amerika Serikat.

Ketika anda belajar manajemen, anda selalu teringat oleh Henry Fayol. Ia, di tahun 1916
memperkenalkan konsep manajemen yang berupa merencanakan, mengorganisasikan, memerintahkan,
dan mengawasi. Ketika ada orang bertanya kepadanya, apa tugas dari seorang dirut? POSDCORB
jawabnya. Itu adalah kepanjangan dari planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting
dan budgeting. Ia mengemukakan istilah itu di tahun 1930. Akronim manajemen itu ringkas dan mudah
diingat.

Namun kenyataannya, itulah yang sering dikerjakan oleh para pemimpin, bahkan pemimpin puncak.
Mereka lebih banyak melakukan manajemen. Seolah dengan cukup menjalankan fungsi-fungsi
manajemen mereka akan mampu membawa perusahaan menang dalam persaingan. Namun berbekal
manajemen saja jelas tidak cukup. Mereka harus memimpin.

Dari pengamatan saya, cukup sering seorang direktur yang begitu getol bergulat dan bergelut dengan
anggaran. Bahkan waktu sehari-harinya sering dilewatkan untuk urusan manajemen, yang seharusnya bisa
dilakukan oleh para manajernya. Akibatnya, direktur itu kemudian lupa tugasnya memimpin. Alhasil,
organisasi itu tidak bergerak, stagnan, dan para karyawan selalu bertanya, Akan di bawa ke mana
gerangan perusahaan ini

Itu adalah kasus di mana pemimpin kebingungan membedakan fungsi kepemimpinan dan manajemen.

Satu perbedaan yang besar antara manajemen dan kepemimpinan adalah pada intuisi. Ada seorang pakar
yang dengan yakin mengatakan, Ketika anda mulai memanfaatkan intuisi anda, maka saat itulah anda
sudah mulai melangkah menjadi pemimpin. Jika anda masih lebih banyak berkutat pada pengumpulan
data, analisis data, dan mengambil keputusan, anda masih seorang manajer

Mengapa intuisi begitu penting? Karena informasi yang ada sekarang itu sudah demikian membanjir. Di
Amerika Serikat saja, di tahun 1997 diterbitkan 2000 buku bisnis dan manajemen setiap tahunnya.
Andaikata anda ingin mengikuti setiap gagasan manajemen itu, dan membutuhkan waktu satu minggu
untuk membaca satu buku hingga tamat, maka anda membutuhkan waktu 38 tahun. (setahun 52 buku, 10
tahun 520 buku, 2000 buku = 38 tahun). Itu asumsinya anda ingin membaca setiap buku bisnis dan
manajemen yang terbit di sana setiap harinya. Begitu anda selesai, anda sudah ketinggalan 38 tahun
terhadap informasi baru yang dicantumkan di buku-buku bisnis dan manajemen itu.
Itu baru buku, belum majalah manajemen, jurnal manajemen, newsletter, program bisnis di televisi,
laporan berkala perusahaan. Jelas kita tenggelam dalam samudera informasi. Apa yang perlu
dilakukan? Pilihlah saja membaca buku-buku yang memang kategorinya the best.

Karena demikian luar biasanya informasi, maka jelas tidak cukup untuk mempertimbangkan segalanya
ketika anda akan memutuskan suatu inisiatif bisnis. Saat itulah intuisi sangat membantu para pemimpin.
Jika anda ingin membaca lebih lanjut tentang informasi intusi, manajemen, anda dapat baca di sini.

Okay, itu saja ulasan saya tentang perbedaan manajemen dan kepemimpinan, jangan lupa baca artikel-
artikel manajemen yang lain di web ini. Anda akan bersyukur ketika anda membaca berbagai artikel pada
web ini.

BELAJAR MENGHARGAI WAKTU UNTUK MERAIH SUKSES

Manfaat waktu perjalanan.

Rumus umum, bila anda ingin dan berharap dipertimbangkan untuk dipromosikan ke jenjang yang
lebih tinggi meraih sukses dalam organisasi sebuah perusahaan, maka anda seyogyanya setiap waktu
harus selalu mengambil langkah penting yang bagi banyak orang langkah tersebut sering dilupakan
yaitu setiap saat harus selalu menghiasi diri dengan kecakapan yang memadai. Bagaimanakah
caranya untuk sampai pada kebiasaan seperti itu? Tentunya jawaban untuk itu hanya ada satu kalimat
klise yaitu kita tidak boleh jeda apalagi harus berhenti untuk BELAJAR.

Kondisi yang demikian memang tidak dengan mudah bisa kita dapatkan, karena kenyataannya hal
tersebut justru merupakan kendala besar bagi kebanyakan orang. Padahal, hal tersebut sejatinya bisa
dimulai dengan menjadikannya waktu senggang dalam perjalanan, yang notabene sering kita lewatkan
begitu saja, kita manfaatkan secara optimal guna mengasah diri atau belajar. Oleh karenanya
langkah yang tidak bisa ditawar-tawar lagi adalah dengan cara menghargai waktu luang dan
mengaturnya sebaik mungkin seperti dalam teory yang penulis dapatkan dari bukunya James K. Van
Fleet , yang saya coba simpulkan tersebut dibawah.

Seperti yang kita maklumi bersama , kalau anda bekerja selama 40 jam seminggu ( Senin
Jum'at) dan tidur delapan jam sehari, maka sesungguhnya anda mempunyai waktu sisa sebanyak 40
jam per minggu, tentunya selain jatah hari Sabtu dan Minggu. Memang benar, sebagian dari waktu
yang tersisa tersebut masih dianggap waktu kerja, karena anda anda masih harus menggunakan
beberapa jam lagi untuk menempuh perjalanan pergi pulang ke dan dari kantor. Oleh sebab itu,
disarankan waktu dalam perjalanan tersebut sama sekali tidak boleh disia-siakan dan harus
dimanfaatkan dengan baik dan benar. Mengingat kebutuhan waktu yang musti alias wajib
disediakan saat perjalanan tersebut hampir pasti tidak akan kurang dari 2(dua) jam lamanya , baik
untuk anda yang naik kendaraan umum maupun anda yang mambawa kendaraan sendiri.
Untuk itu, bagi anda yang memakai jasa kendaraan umum, waktu perjalanan anda dapat dan bisa
dimanfaatkan lewat dua cara yang sangat mungkin bisa dilakukan. Anda dapat saja mendengarkan
kaset pembelajaran tertentu, atau mendengarkan talk show dari beberapa radio yang mempunyai
program pembelajaran untuk itu. Kalau tidak memungkinkan,tentu anda masih juga dapat melakukan
langkah kreatif untuk merekam ( dgn jasa orang lain atau beli ) beberapa data tertentu yang ingin
anda pelajari dari beberapa sumber yang sangat mudah untuk anda dapatkan, misalnya merekam dari
acara talk show radio, televisi ataupun acara lain yang sejenis. Disamping itu, anda bisa juga
memanfaatkan waktu luang tersebut dengan membaca buku-buku yang mengajarkan banyak manfaat
demi kemajuan karier anda, mulai dari ilmu ekonomi & keuangan, manajemen, teknik maupun jenis
ilmu lain yang anda minati.
Bagi anda yang pergi ke kantor dengan membawa kendaraan sendiri (menyetir) bisa melakukan
dengan cara yang hanya ada satu pilhan yaitu mendengarkan radio atau mendengar rekaman yang
telah anda persiapkan sebelumya. Langkah ini menurut saya adalah cara yang paling mungkin dan
masih bisa dianggap save yang bisa dilakukan oleh para PENYETIR bila sedang berkendara sambil
menikmati kemeriahan dan hiruk pikuknya lalulintas kota.

Mendengar dan atau Membaca = Belajar

Banyak diantara kita yang pernah kuliah atau setidaknya pernah mengecap bangku kuliah seperti
penulis. Seperti yang kita ketahui dalam perkuliahan setiap mahasiswa harus mengikuti dan bisa
menyelesaikan jumlah mata kuliah dengan jumlah SKS tertentu. Kalkulasi SKS secara bebas bisa
dipahami seperti ini. Satu SKS itu adalah jumlah jam pertemuan (belajar-mengajar) sebanyak minimal
16 (enam belas) pertemuan selama satu jam pembelajaran, yang kurang lebih 50 (lima puluh) menit.

Dari ilustrasi diatas kita bisa menghitung berapa banyak jumlah SKS yang bisa kita dapatkan atau
kita selesaikan, kalau dalam sehari kita bisa belajar (mendengar dan atau membaca ) paling kurang
selama 2(dua) jam per hari selama setahun. Apalagi kalau kebiasaan itu kita bisa kita lakukan dan
pertahankan sepanjang kehidupan meskipun sekarang anda telah bisa mencapai atau mendapatkan
posisi penting pada sebuah perusahaan. Karena perjuangan untuk maju demi meraik sukses itu
tidak pernah ada kamus untuk jeda apalagi berhenti.
Dalam bukunya SUN TZU pernah mengatakan, pada hakikatnya dunia bisnis itu tak ubahnya dunia
peperangan. Dari masing-masing perusahaan saling ingin mengalahkan demi tercapainya tujuan
perusahaan. Sejatinya tidak jauh berbeda , diantara para karyawan dalam sebuah perusahaan, bila
dilihat dari kacamata pribadi, sejatinya mereka juga menjalani peperangan dalam memperjuangkan
cita-cita mereka masing-masing. Tentunya kondisi peperangan yang dimaksud kali ini berbeda jauh
dengan kondisi peperangan yang sesungguhnya maupun kondisi peperangan antar perusahaan,
melainkan hanya berperang dengan senjata kreativitas, ketrampilan dan pengetahuan.
Untuk itu Sun Tzu mengatakan" Siapa yang mencapai dan menduduki medan pertempuran lebih
dahulu mempunyai waktu untuk beristirahat dan menunggu kedatamngan musuh. Mereka yang lambat
tiba di medan pertempuran harus dengan tergesa-gesa melibatkan diri dalam pertempuran sementara
mereka masih lelah dan kehabisan nafas".
Dalam kata bijak tersebut diatas, saya mengartikan dan membaca kata mencapai dan menduduki
pertempuran tersebut , dibaca sebagai siap terlebih dahulu atau selalu siap dalam peperangan.
Dalam persaingan perebutan promosi karier , kita harus selalu siap disetiap saat dengan jalan kita
harus selalu mengasah diri untuk mendapatkan wawasan dan pengetahuan serta ketrampilan dengan
jalan selalu belajar (mendengar dan atau membaca ) dari media yang tersedia dan terjangkau.
Untuk memulai kebiasaan yang baik tersebut tidak ada salahnya bila kita untuk mencoba memutar
sesuatu yang lain, yang sangat mungkin akan membuahkan hasil yang sangat berguna untuyk
perjalanan karier anda , katimbang hanya mendengarkan lagu-lagu saja. Siapa tahu langkah kecil ini
bisa menjadi kebiasaan, karena saya yakini bahwa akumulasi langkah-langkah itu akan menjadi
kebiasaan. Siapa tahu dengan hanya menyisihkan waktu dua jam per hari saja dari paling tidak ada tiga
jam yang selalu anda lewatkan dalam perjalanan, akan menjadikan anda selalu menjadi seseorang
yang selalu tidak PANTAS untuk posisi yang sekarang, dan oleh karenanya akan selalu pantas untuk
selalu dipromosikan. Opo ora hueebatt.
Akhirnya, mari kita jadikan kebiasaan belajar ini menjadi kebutuhan, layaknya kita butuh
makan,meskipun tanpa ada perintah maupun SK untuk itu, kita akan segera mencari makanan, kalau
tidak ingin mendapatkan sesuatu yang bersifat SISTEMIK dari kelaparan yang anda sedang rasakan.

Bagaimana Benjamin Franklin Menghargai Waktu

Cerita motivasi kali ini masih datang dari sebuah buku berjudul Stories from Life karangan Orison Swett
Marden, pendiri Success Magazine. Cerita yang sangat inspiratif ini ada dalam bab yang berjudul
Franklins Lesson on Time Value.

Suatu ketika, ketika ada seorang pengunjung yang ingin membeli di toko bukunya di Philadelphia, namun
tidak puas dengan harga buku yang disebutkan sang kasir. Ia pun ingin menemui sang pemilik toko.

Pak Franklin sedang sibuk di ruang pers kata sang kasir.

Tapi, sang pembeli yang sudah lama membolak balik isi buku terebut masih tetap ingin bertemu Franklin.

Karena mendengar suara panggilan sang kasir, Franklin pun segera keluar dari belakang toko dan
bergegas menemui sang pembeli.

Berapa harga terendah yang bisa Anda beri, pak? kata sang pembeli sambil memegang buku tersebut.

Satu dolar 25 sen jawab Franklin.

Satu dolar 25 sen? Tapi baru saja kasir Anda menawarkan saya satu dolar!

Benar. jawab Franklin. Dan saya tadi lebih baik mendapat satu dolar daripada meninggalkan pekerjaan
saya. lanjutnya.

Sang pembeli mengira bahwa Franklin bercanda, dan ia berkata Ayolah, berapa harga termurah untuk
buku ini?

Satu dolar 50 sen jawab Franklin.


Tapi Anda baru saja menawarkan 1 dolar 25 sen!

Benar, dan saya tadi bisa saja menerima 1 dolar 25 sen daripada 1 dolar 50 sen sekarang.

Tanpa sepatah kata pun, sang pembeli yang kecewa kemudian membayar buku tersebut dan keluar dari
toko. Ia baru saja belajar bahwa orang yang membuang waktunya adalah orang bodoh, dan orang yang
membuang waktu orang lain adalah pencuri.

Itulah salah satu sebab mengapa Benjamin Franklin adalah salah satu orang yang paling berpengaruh di
dunia. Ia sangat menghargai waktu.

Bahkan, ia pernah mengatakan

Apakah Anda mencintai hidup Anda?

Jika ya, maka jangan menyia-nyiakan waktu, karena dari hal tersebut lah hidup Anda dibuat

Selain karena Franklin adalah negarawan handal, mungkin karena itul juga lah gambar wajahnya ada di
uang kertas US $100...

Menata Waktu, Menuai Sukses

Siapa sih yang nggak kenal waktu? Pasti nggak ada. Anak kecil aja tahu. Makanya waktu dikenal tiap
orang. Apa pun makanannya, eh profesi atawa kerjaan kita, pasti waktu ikut ngerecokin.

Bagi redaksi waktu berarti deadline yang bisa bikin kepala redaktur berasap ngejar naskah biar kelar.
Buat kaum pekerja, biasanya mereka inget waktu pas mo pulang, libur nasional, ama tanggal gajian. Nah,
kalo yang statusnya pelajar atawa mahasiswa, waktu identik dengan SKS alias Sistem Kebut Semalam
ngerjain tugas. Bentuk waktu yang abstrak nggak bikin doi tiada arti. Bagi yang bisa menghargainya,
kesuksesan bakal didapet. Sementara bagi yang suka ngacangin doi, tahu sendiri akibatnya. Under
pressure euy!

Sayangnya, waktu lebih sering berstatus kambing hitam dari pada dewa penolong. Kalo kerjaan belon
kelar atawa tugas sekolah ngaret beresnya, pasti deh waktu yang disalahin. Mepetlah. Terlalu pendeklah.
Atawa nggak ada waktu luang. Kasian deh sang waktu. Kebagian apes mulu. Nah, biar nggak nyalahin
waktu mulu, nggak ada ruginya dong kalo kita bahas tentang waktu. Biar hidup kita lebih bermutu!

Remaja dan waktu

Pinggir jalan menjadi lokasi yang paling banyak digandrungi anak muda buat ngumpul. Kalo nggak
percaya boleh tanya Sony Tulung (deuuu....). Selain tanpa ongkos, bisa cuci mata, dan sekalian test vokal
bermodalkan gitar pinjeman plus galon air mineral yang dipaksa jadi gendang. Kali aja ada produser yang
lewat, terus tertarik ama vokalnya. Kan lumayan buat dubbing film Charlie Chaplin tuh! Huhuy!
Kian hari, kegiatan nongkrong seperti di atas kian banyak peminatnya. Tiada waktu dan tempat strategis
yang steril dari anak nongkrong. Pagi-pagi mereka udah nongkrong di toilet. Berangkat sekolah udah
mangkal di halte atau pinggir jalan nungguin angkot. Waktu istirahat sekolah yang cuma seperapat jam
juga nggak boleh lolos dari aksi mejeng di kantin. Di mana pun, kapan pun, always mejeng en main-main.
He..he..he..

Pulang sekolah giliran mal, plaza, atau pusat perbelanjaan yang kudu rela ditongkrongin mereka. Sampe
rumah langsung deh betah nongkrongin Nirina atau Arie di MTV. Malemnya giliran La Liga , Lega
Calcio , Liga Inggris Premiere atau Bundesliga yang ditongkrongin. Kalo perlu ampe dini hari. Wuiih
segitunya.

Besoknya, meski jam beker yang diset pukul 5 pagi ampe serak berteriak ngeba-ngunin, eh, bangun pukul
7 teng. Padahal masuk sekolah 7.15. Akhirnya waktu yang cuma lima belas menit itu dipake buat gosok
gigi, cuci muka, cuci baju, eh cuci tangan trus cabut. Boro-boro mikirin sholat atawa sarapan.

Sampai di kelas pelajaran pertama udah dimulai. Pas ditanya pak guru kenapa datang telat? Jawabnya:
abiswaktu masuknya sih pak kependekan. Coba masuknya pukul delapan-an gitu, pasti deh nggak
kesiangan. Nah lho? Udah waktu luangnya dicuekkin, eh giliran kena batunya, waktu juga yang
disalahin. Walah?

Sobat muda muslim, fenomena di atas cuma salah satu contoh dari sekian banyak kegiatan yang sering
kita kerjain tapi miskin manfaat. Kita selalu ada waktu untuk bermain, ngeceng, no-mat' di twenty one ,
atau untuk window shopping di pusat perbelanjaan. Tapi kita sering ngerasa berat ngasih waktu kita meski
sejenak untuk belajar, berdakwah, hadir di penga-jian, atau membantu orang tua di rumah. Acara malem
mingguan udah disiapin seminggu sebelumnya. Se-mentara untuk ngerjain tugas sekolah atau beribadah
kudu nunggu sampe waktu mepet. Alasannya sibuk. Sebenernya, kita nggak punya waktu luang atau
nggak mau meluangkan waktu? Hayoo!

Pasti kita udah pernah ngerasain gimana sengsaranya ngerjain tugas dikejar-kejar waktu. Budaya SKS
seolah udah mendarah daging. Begadang sampe larut ditemani sebungkus Star Mild , segelas Nescafe ,
dan hentakan musik Superman is Dead yang memecah keheningan malam. Malah kita ngerasa bangga
dan hebat dengan hasil kerja kita yang digeber semaleman. Karena waktu luang kita abis buat maen.
Padahal kita juga yang rugi. Payah deh!

Waktu bagi seorang Muslim

Sobat muda muslim, udah dari sononya sang waktu akan terus berjalan bagaikan awan. Kadang kita suka
bilang kalo waktu berlalu begitu cepat saat kita lagi happy . Baru kemaren naek kelas, eh, sekarang udah
siap ngadepin ujian semester. Baru minggu kemaren kita gajian, minggu berikutnya udah siap-siap
kasbon. Kita juga sering bilang kalo waktu jalannya lelet abis pas kita lagi sedih. Berlarut-larut dalam
kesedihan. Padahal, itu semua cuma perasaan kita aja. Asli. Kalo nggak per-caya, coba aja perhatiin.
Sampe kiamat pun, satu hari akan tetep 24 jam, 1440 menit, 86400 detik. Meski kita lagi sedih atau happy
. Bener nggak seh?
Waktu yang udah kelewat pasti nggak bisa balik lagi. Meski udah di- undo beberapa kali (emangnya
program Windows? ). Di mana aja kita cari, waktu yang hilang nggak ada gantinya. Karena itulah waktu
menjadi sangat ber-harga buat kita. Lebih berharga dari harta ter-mahal yang kita punya. Kita kudu
pandai-pandai menjaga dan meman-faatkannya. Jangan sampe nasi keburu menjadi bubur terus pancinya
kesenggol kucing dan tumpah di lantai dapur yang kotor. Rugi banget kan?

Makanya Rasulullah saw. ngingetin kita melalui sabdanya: Jika kalian bangun di pagi hari, janganlah
mengharap akan (hidup) sampai sore; dan jika berada di waktu sore jangan berharap akan (hidup)
sampai besok pagi. Pergunakan masa sehatmu untuk (mempersiapkan) masa sakit, dan masa hidup untuk
(menyiapkan bekal) kematian, seakan-akan kalian tidak tahu nama kalian besok pagi. (HR Bukhari)

Banyak yang bisa kita kerjain untuk memanfaatkan waktu. Saking banyaknya kadang kita bingung mana
dulu yang musti diutamain. Sebagai seorang muslim, tentu kegiatan yang kaya manfaat dunia akhirat
kudu jadi prioritas. Mumpung masih muda yang full tenaga en menggelora semangatnya. Supaya tiap hari
ada peningkatan amal ibadah kita. Ini bisa kita dapetin kalo kita mau terus belajar. Baik wawa-san Islam
atau pun ilmu umum. Isi hari-hari kita dengan berlomba-lomba dalam kebaikan ( fasthabiqul khairat ).

Nah, untuk urusan belajar dan fasthabiqul khairat , jangan sampe ditunda-tunda. Sebisa mungkin
dikerjain sekarang, jangan tunggu besok. Karena kita nggak akan tahu apa yang bakal terjadi esok hari.
Bisa jadi kita sakit atau pas jadwalnya didatengin' malaikat Ijrail. Wah?

Belajar dari para ulama

Waktu adalah sohib terbaik yang bakal nganterin kita menuju kesuksesan kalo kita bisa menghargainya.
Dalam buku berjudul Nilai Waktu , sang penulis, Abdul Fattah Abu Ghuddah memaparkan kisah sukses
para ulama Shalaf dan Khalaf yang menghargai waktu.

Bagi mereka, nggak ada yang lebih berharga dibandingkan waktu. Seperti dalam kisah Muhammad bin
Salam, guru dari Imam Bukhari. Suatu kali ia asyik mendengar pelajaran dari gurunya, tiba-tiba pensil
yang lagi dipake patah. Kontan ia langsung teriak siapa yang menjual pensil, aku akan membayarnya
seharga satu dinar (mata uang berbentuk koin seberat 4,25 gr emas)! Kalo diitung-itung, misal harga 1 gr
emas = Rp 80 ribu, doi berani bayar Rp 340 ribu untuk sebuah pensil biar nggak ketinggalan pelajaran.

Mereka juga benci dengan orang-orang yang menyia-nyiakan waktu. Malah Imam Syafi'i mengatakan
orang yang kayak gitu, matinya lebih baik daripada hidupnya. Karena orang itu telah melewatkan peluang
emas untuk ber-ibadah dan menabung pahala. Kalo gitu, apa bedanya dengan orang mati yang nggak
punya kesempatan lagi buat nabung pahala? Catet!

Nggak heran kalo Ibnu Taimiyah sampe minta seseorang untuk membacakan kitab dengan suara keras.
Agar dia bisa men-dengarnya dan nggak ada ilmu yang kelewat ketika dia sedang di dalam kamar mandi!

Saking tingginya penghargaan mereka terhadap waktu, diki-sahkan bahwa para ulama itu membiasakan
sedikit makan dan tidur. Karena banyak makan bakal bikin ngantuk. Dan kalo udah ngantuk, pasti
bawaannya males ngapa-ngapain. Apalagi untuk belajar. Pengennya tidur mulu. Padahal banyak tidur,
menurut al-Qadhi Iyadh, merupakan ciri orang yang lemah dan nggak mau peduli ama urusan dunia
akhirat. EGP banget tuh!

Sobat muda muslim, nggak salah kalo kisah para ulama itu banyak ngasih kita pelajaran berharga tentang
waktu. Terbukti, penghargaan mereka terhadap waktu turut menjadikannya ulama terkemuka di dunia
Islam. Nggak heran pula kalo mereka mampu menelorkan karya-karya yang spektakuler. Ambil contoh,
tafsir buah tangan Abu Bakar Ibn al-Arabi berjudul Anwarul Fajr yang tebalnya sampe 80.000 halaman.
T-O-P B-G-T deh!

Bikin hidup lebih bermutu

Kebayang nggak sih berapa banyak waktu yang udah kita sia-siakan sampe sekarang? Udah gitu, minim
pula dari kegiatan untuk dunia dan akhirat. Padahal berapa banyak ilmu yang bakal kita dapet.
Keterampilan yang bisa kita pelajari. Atau tabungan pahala yang dicicil tiap hari. Kalo kita sempatkan
waktu untuk baca buku, mengulang pelajaran di sekolah, belajar komputer, bantu orang tua, ikut
pengajian, puasa sunat, shalat sunat, atau berdakwah? Banyak buanget manfaatnya!

Nah, kalo kita pengen sukses, udah saatnya kita pake waktu yang Allah kasih sebaik-baiknya. Sebelum
gigi kita pada ompong, kulit kita pada keriput, usia kita kian lanjut, dan ajal datang men-jemput. Mengisi
dengan hal-hal yang bermanfaat. Mulai mengenali bidang yang pengen kita geluti lebih jauh. Jangan
biarkan kegiatan bikin tulisan, memasak, menjahit, ngoprek komputer, atau ngotak-ngotik motor cuma
jadi hobi. Berikan waktu khusus dalam hidup kita untuk mempelajarinya. Percaya nggak percaya, di masa
depan itu banyak membantu kita.

Tapi jangan sampe kelupaan ama tugas kita untuk beribadah kepada Allah ya? Kita bisa menabung pahala
dengan selalu mengikuti aturanNya. Semakin kita dekat denganNya, semakin sayang Allah ama kita. Itu
artinya, Dia akan selalu memberikan yang terbaik buat kita.

Karena itu, biasakanlah untuk meng-ingatnya di waktu-waktu luang kita. Saat istirahat sekolah pagi, bisa
kita isi dengan shalat dhuha. Terbangun di malam hari dilan-jutkan dengan shalat tahajjud . Lengkapi
juga dengan tilawah Quran ba'da maghrib dan shubuh. Nggak cuma beribadah ritual aja, kita juga kudu
mengenali ajaranNya lebih dalam dengan ikut pengajian. Ditambah memberani-kan untuk
mendakwahkannya kepada orang lain.

Oke deh, sekarang kita tinggal memu-lainya. Berlomba mengukir prestasi dunia dan akhirat. Meskipun
waktu kita hanya sesaat. Insya Allah itu akan mendatangkan manfaat. Yakin deh, orang-orang yang telah
sukses juga punya jumlah waktu yang sama ama kita. Seminggu 7 hari dan sehari 24 jam. Nggak lebih en
nggak kurang. Pas. Karena itu berusahalah dan tetap semangat!

Cara Membuat Hidup Lebih Bermanfaat

1. Dengan Cara Menghargai waktu


Ibnul Qayyim menegaskan substansi dan nilai waktu dalam kehidupan manusia, Sebenarnya waktu yang
dimiliki oleh manusia adalah umurnya sendiri yang terus berjalan perlahan seperti gerakan awan. Setiap
waktu yang digunakan untuk Allah, itulah kehidupan dan umurnya. Sementara itu, waktu yang digunakan
selain dengan tujuan tersebut tidak dianggap sebagai waktu (yang berarti) bagi hidupnya. Jika dia terus
hidup, maka hidupnya sama dengan kehidupan binatang. Jika dia menghabiskan waktu dalam keadaan
lalai, lupa diri, dan membangun harapan-harapan bathil, maka waktu terbaik yang dilaluinya adalah
ketika tidur dan menganggur. Maka orang tersebut lebih baik mati daripada terus bertahan hidup. (Al-
Jawab Al-Kafi)
Ungkapan Ibnul Qayyim sangat tepat untuk diperhatikan dalam konteks Ramadhan. Betapa banyak waktu
yang terkadang terbiar tanpa aktivitas di bulan ini. Padahal keutamaan yang disediakan oleh Ramadhan
memiliki motivasi tersendiri untuk memenuhi waktu demi waktu di bulan ini dengan amal sholeh.
Ibnu Masud ra. mengingatkan kepada kita akan penyesalan waktu yang tidak bermanfaat, dan
berkataAku tidak pernah menyesali sesuatu seberat penyesalanku terhadap satu hari dimana matahari
sudah tenggelam dan umurku berkurang, namun amal kebaikanku tidak bertambah.
Sesungguhnya waktu adalah harta yang paling berharga bagi semua orang, karena waktu adalah modal
utamanya. Semua Aktivitas mustahil bisa dicapai, kecuali jika ia bisa menggunakan dan mengoptimalkan
waktunya dengan sungguh-sungguh.
Ramadhan mengajarkan banyak kepada manusia akan penting dan berartinya waktu. Bahkan ada waktu
yang lebih baik dan lebih besar nilainya dari seribu bulan, yaitu lailatul qadar. Dan itu hanya Allah
sediakan di bulan Ramadhan.

2. Dengan Melihat Ketauladanan dari Orang-orang yang Shlaleh


Menauladani seseoerang dalam kehidupan tidaklah dilarang, namun dlam hal ini memilih seorang yang
akan diteladai adalah hal yang teramat penting, karena begitu kita salah memilih keteladanan maka
perilaku kita akan sangat berperngaruh terhadap amal yang kita kerjakan. Salah-salah kia memilih
ketauladanan maka kita akan mengerjakan hal-hal yang kurang bermanfaat dan kita akan terus tergilas
oleh waktu sementara amal kehidupan kita tidak bertambah.
Keteladan seorang merupakan pilar utama kesuksesan beramal. Keteladan Rasulullah saw yang
diungkapkan oleh Aisyah ra akhlaknya adalah Al-Quran merupakan kunci utama kesuksesan dan
penerimaan dakwah beliau. Maka jadikan Rasulullah sebagai tauladan yang baik. Yang Dapat dipercaya
keteladanannya; keteladanan dalam bersikap, bertingkah laku, keteladanan dalam kesabaran, keteladanan
dalam beramal dan keteladanan dalam membangun persaudaraan diantara sesama.
Semua keteladanan yang dicontohkan Rasul itu ternyata merupakan petunjuk praktis dan aturan main
amaliah Ramadhan.

3. Dengan Memperbanyak Dzikir dan Doa


Satu ayat yang disisipkan di tengah-tengah ayatush shiyam adalah ayat 186 yang berbicara tentang doa
dan dzikir, Jika hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka katakanlah Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permintaan hambaKu jika ia memohon kepadaKu.
"dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku
adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar
mereka selalu berada dalam kebenaran".

Penyisipan ayat ini mengisyaratkan bahwa amaliah Ramadhan hendaklah senantiasa diiringi dengan doa
memohon pertolongan dan kekuatan dariNya, apalagi dalam konteks dakwah, sangat tepat jika dzikir dan
doa ini senantias menghiasi kehidupan para dai.
Dzikir merupakan sarana membersihkan diri dan beribadah kepada Allah sekaligus sebagai bekal selama
menempuh perjalanan dakwah.
Ada tiga bentuk Dzikir yang sangat baik untuk diperbanyak di bulan Ramadhan sebagai sentuhan energi
dan kekuatan dalam berdakwah;

Dzikir Doa seperti istighfar, tasbih, tahmid, takbir, tahlil, tilawah Quran dan Dzikir kalimah thoyyibah
lainnya.
Dzikir Robithah (persaudaraan) untuk memperkuat hubungan bathin diantara sesame manusia sebagai
bentuk doa yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah saw.
Dzikir muhasabah (inropeksi) dalam bentuk mengingat dan mengevaluasi seluruh aktivitas hidup yang
dilakukan pada hari itu. Jika ada kebaikan, segeralah mensyukurinya dan jika ada kekurangan dan
kekhilafan, segeralah untuk memohon ampunan dan memanjatkan doa kepada Allah, lalu bertobat untuk
memperbaiki gerak hidup di masa yang akan datang.
Dzikir-dzikir harian ini terasa akan lebih efektif jika dilaksanakan saat menjelang malam hari berbarengan
dengan aktivitas qiyamul lail. Kekuatan doa dan Dzikir akan memperkuat langkah hidup, karena Doa
adalah senjata orang yang beriman. Dan bulan Ramadhan adalah syahrul ijabahu dua. (bulan
terkabulnya doa)

Mengukur Sukses Hanya Dengan Melihat Siapa Sahabat Kita

Kelilingi dirimu hanya dengan orang orang yang akan mengangkat kamu lebih tinggi.

Oprah Winfrey, presenter dan host Oprah Winfrey Show

Memilih teman dalam pergaulan sehari hari sangat penting begitulah dalam bahasa ala S.Kd quote
bisnis dari Oprah Winfrey diatas. Di kolam mana kita hidup dan ikan apa saja yang hidup bersama sangat
menentukan apa makanan kita dan akan menjadi ikan apa nantinya. Apakah ikan yang mengakiri hidup di
penggorengan atau ikan yang telurnya atau bahkan siripnya saja berharga lebih mahal dari sebongkah
berlian.

Memilih dan memilah teman bukan berarti tidak mau berteman dengan setiap orang. Berteman dengan
setiap orang dan membuka jalur pertemanan seluas mungkin adalah hal yang bagus. Tetapi MEMILIH
SAHABAT merupakan hal wajib.

Arti Sahabat kali ini saya artikan teman yang cukup sering berinteraksi dengan kita. Dari 20 orang
sahabat, kita sudah bisa mengukur seberapa sukses kita dimasa mendatang, setidaknya demikian menurut
Roger Hamilton yang setahu saya memperkenalkan Wealth Network Team suatu alat ukur kesuksesan
kita berdasarkan pada jaringan pertemanan yang kita miliki. Begini cara kerja alat ukur ini :

Pertama, silahkan tuliskan 20 nama sahabat / orang terdekat Anda saat ini, siapa saja yang sering
berinteraksi dengan Anda baik dalam tatap muka langsung, email, telepon, chating atau media
komunikasi lainnya. Ya. 20 orang yang paling sering berkomunikasi dengan Anda, baik istri, suami,
pacar, karyawan, teman bisnis, tetangga atau siapapun.
Sebaiknya Anda tuliskan sekarang, karena ini hanya akan efektif dan bisa bekerja jika Anda menuliskan
20 nama itu sekarang. Tidak ada salah atau benar, tetapi tanpa 20 nama sahabat Anda sekarang, ini tidak
berarti apapun.

Seperti halnya membaca novel langsung ke halaman belakang dan mengetahui akhir cerita membuat alur
cerita dalam novel tidak lagi berarti, demikian juga mengetahui cara kerja alat ukur ini tanpa lebih dulu
menuliskan 20 nama akan membuatnya menjadi hambar dan tidak lagi bisa mengetahui nilai
sesungguhnya.

Silahkan ambil kertas atau buka notepad di komputer Anda sekarang. Selama browser ini tetap terbuka,
saya dan tulisan blog ini akan tetap setia menunggu Anda sampai selesai menulis 20 nama sahabat Anda.

Baiklah kalau sudah selesai, btw boleh saya tahu berapa lama Anda menuliskan nama 20 orang teman? 5
menit , 10 menit, 20 menit atau lebih dari 30 menit?

Apakah mengalami kesulitan?

Jika iya saya pun demikian pada awal menggunakan alat ukur ini. Sekarang karena terbiasa mereview
daftar 20 orang dalam network saya setiap bulannya sehingga jauh lebih cepat dalam menuliskannya. Oh
iya pastikan Anda memiliki 20 nama, jika kurang tulis saja siapa yang Anda ingat, kita akan bersama
memperbaikinya nanti.

Kita akan mengelompokkan 20 sahabat yang sudah kita list tadi kedalam 4 kelompok network :

1. RESOURCE NETWORK
Sahabat dalam kelompok ini adalah sahabat yang bisa memberikan peluang, pengetahuan atau keuangan
yang kita butuhkan untuk meningkatkan kapasitas diri kita. Kelompok network ini dibagi menjadi 3
kategori :

OPPORTUNISTS
Sahabat yang bisa memberikan ide dan peluang baru, sahabat tempat kita mengadu untuk
mendapatkan solusi yang kita butuhkan.

ADVISORS
Sahabat kita ini memiliki dan bersedia membagi pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Dia
memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih dibandingkan kita. Mentor Anda atau orang
orang yang Anda kagumi seringkali menjadi sahabat Anda di kategori ini.

FINANCIERS
Sahabat ini selalu mendukung Anda untuk sukses dengan bersedia membantu memenuhi
kebutuhan yang Anda perlukan, bersedia mendanai proyek / bisnis Anda, memberikan pinjaman
dana pada bisnis Anda. Banker, Investor, atau siapapun yang membantu Anda di sisi keuangan
merupakan sahabat Anda di kategori ini.
Silahkan lihat kembali daftar 20 nama yang sudah dituliskan, tuliskan di sisi kanan nama mereka
termasuk dalam kategori mana teman teman Anda. Jika tidak termasuk dalam kelompok ini masih ada 3
kelompok lain, kita tuliskan lagi nanti. Kita coba apakah mereka masuk dalam kelompok kedua.

2. SUPPORT NETWORK
Sahabat dalam kelompok ini mendukung kita baik secara moral dan tindakan untuk meraih kesuksesan.
Kelompok network ini juga dibagi menjadi 3 kategori :

PEERS
Sahabat ini merupakan teman seperjuangan, orang yang kita bisa saling belajar untuk sukses,
membuat kita lebih percaya diri bahwa kita berada pada jalur yang benar, saling memberikan
masukan positif dan kritikan yang membangun. Teman yang bisa untuk berbagi saling memberi
dan menerima dengan seimbang. Sering kita menemukan sahabat di kategori ini dalam suatu
komunitas / perkumpulan.

ADVOCATES
Merupakan sahabat yang senang membantu Anda, secara aktif merekomendasikan Anda atau
bisnis Anda pada jaringan pertemanannya, membantu Anda menemukan network baru. Sahabat
yang percaya pada kemampuan Anda dan menceritakan kemampuan Anda pada orang lain. Dia
juga menjadi sumber referensi orang yang baru Anda kenal untuk mengetahui siapa diri Anda.

SUPPORTERS
Sahabat Anda kali ini memberikan dukungan secara moral tetapi tidak terlibat langsung dalam
aktifitas kesuksesan Anda. Sekalipun tanpa terlibat langsung tanpa dukungan mereka Anda
merasa ada yang kurang. Sahabat biasanya adalah anggota keluarga.

Kembali kita melihat daftar 20 nama, tuliskan di sisi kanan nama mereka termasuk dalam kategori mana
network kita. Jika tidak termasuk dalam kelompok ini masih ada 2 kelompok lain, kita tuliskan lagi nanti.
Kita coba apakah mereka masuk dalam kelompok ketiga.

Oh ya sebelum membahas kelompok ketiga, saat ini Anda masih boleh menuliskan satu nama masuk
dalam 2 kategori berbeda, nanti setelah semua kategori kita bahas baru akan kita tentukan di kategori
mana sesorang paling dominan.

3. PRODUCTION NETWORK
Sahabat dalam kelompok ini merupakan orang yang membantu melakukan eksekusi di lapangan. Pada
kelompok ini kita akan bagi menjadi 2 kategori saja :

MANAGERS,
Seorang sahabat yang bisa mengerjakan pekerjaan dalam bisnis Anda, bahkan dia bisa
mengerjakan sesuatu pekerjaan lebih baik dari Anda. Dia juga memberikan laporan langsung
pada Anda apa yang dikerjakannya. Mampu melakukan pekerjaan manajemen untuk membuat
bisnis Anda menjadi lebih baik. Sahabat Anda ini juga merupakan orang yang loyal terhadap
Anda atau bisnis Anda. Karyawan bisa masuk dalam kategori ini sekalipun jabatannya bukan
seorang manager.

TEAM,
Merupakan sahabat Anda yang mengerjakan pekerjaan keseharian dalam bisnis Anda, karyawan
yang tidak masuk dalam kategori Managers sebagian besar merupakan network anda di kategori
ini.

Mari kita review kembali daftar 20 nama kita, dengan kelompok ketiga barusan. Masih ada nama yang
belum masuk kategori, ini dia kategori terkahir dalam alat ukur kita kali ini :

4. POVERTY NETWORK
Sahabat yang berada di bawah Anda secara pengetahuan, keuangan atau hal hal lainnya. Sahabat Anda
dalam kelompok ini juga berpotensi untuk menghancurkan mimpi dan motivasi Anda untuk sukses.
Kelompok ini terdiri dari 4 kategori, yaitu :

DOOMSAYERS
Sahabat kita ini selalu membicarakan atau mengungkapkan hal hal yang negatif, apa yang
menjadi topik saat kita berinteraksi dengannya merupakan pembicaran negatif. Mungkin kalau
saat ini yang dibicarakan selalu akibat krisis global, menyesali hujan setiap hari, jualan sepi,
pokok yang negatif semuanya dech.

DISTRACTORS
Sahabat dalam kategori ini dalam melihat sesuatu seringkali melihat dari sudut pandang negatif.
Hal yang pertama dia lihat / katakan saat Anda menghadapi sesuatu adalah sisi negatif nya. Misal
Anda ingin pergi ke suatu tempat baru, dia akan melihat masalah yang ada di tempat baru itu
entah itu macet, sepi, transportasi susah dan semua hal negatif lainnya.

DOUBTERS
Sahabat dalam kategori ini tidak memiliki keyakinan apapun untuk sukses, dan parahnya lagi dia
mencoba mempengarui Anda. dulu saya punya teman di kategori ini dia selalu bilang bahwa saya
harus jadi sarjana untuk bisa kaya, dia selalu mempengarui bahwa saya ga bisa sukses kalau tidak
sarjana. Mungkin dia benar untuk bisa sukses menjadi sarjana bisa membantu kita, tapi tidak
berarti kalau bukan / belum sarjana kita tidak bisa sukses. Ini dia kategori teman yang bisa
mempengaruhi Anda melakukan hal hal buruk. Bisa jadi teman dalam kategori ini yang
menjerumuskan Anda dalam hal hal negatif, korupsi, suap, narkoba, miras dll

PASSENGERS
Sahabat dalam kategori ini tidak memberikan efek apapun dalam aktifitas kesuksesan Anda.
Tidak membuat lebih baik juga tidak membuat Anda lebih buruk. Dia tidak memberikan
pengaruh apapun dalam kehidupan Anda.

Semua kategori dalam alat ukur kali ini sudah kita coba bahas, sekarang silahkan review kembali daftar
20 nama Anda, jika masih ada satu orang yang masuk dalam 2 atau lebih kategori silahkan tentukan mana
yang lebih dominan SAAT INI.

Setelah mendapatkan satu kategori paling dominan untuk setiap nama kita akan mencoba menghitung
berapa nilai network kita saat ini, cara meghitungnya cukup mudah :

1. Kalikan dengan 5, sahabat di kelompok Resource Network


2. Kalikan dengan 3, sahabat di kelompok Support Network
3. Kalikan dengan 2, sahabat di kategori Managers
4. Kalikan dengan 1, sahabat di kategori Teams
5. Kalikan dengan -1, sahabat di kategori Doomsayers
6. Kalikan dengan -2, sahabat di kategori Distractors
7. Kalikan dengan -3, sahabat di kategori Doubsters
8. Kalikan dengan 0, sahabat di kategori Passenggers

Sekarang Jumlah kan nilai network Anda saat ini, berapa nilai Anda? Anda bebas menuliskan nilai Anda
saat ini di kolom komentar.

Jika nilai Anda dibawah 50 silahkan review kembali dan ingat kata kata Oprah dalam Qoute kita hari
ini, segera tambahakan nilai Anda dengan mencari network / teman baru dan jika perlu kurangi bahkan
tinggalkan interaksi yang sering dengan teman yang mengurangi nilai Anda.

Sejak pertama kali mengetahui alat ukur kesuksesan ini, saya membiasakan diri mereview tiap akhir
bulan dengan siapa saja saya berinteraksi intensif bulan ini, dan kembali mengulang test ini sehingga saya
tahu apakah jaringan sahabat saya bertumbuh bulan ini.

Nilai seorang sahabat bisa berubah saat kita melakukan update test pada waktu yang berbeda. Jika Anda
melihat atau merasakan ini berguna untuk membat anda meraih sukses Anda boleh melakukan kembali
test ini setiap bulan, 3 bulan, 6 bulan atau satu tahun. Dan Anda boleh kembali menuliskan nilai Anda di
kolom komentar disini nantinya.

Saat menuliskan ini, saya baru saja mereview nilai network saya tahun 2008 ini. Nilai network saya tahun
ini setalah di rata rata 68, dan untuk bulan desember 2008 ini 70. Saat pertama kali mengunakan alat
ukur ini nilai saya 59.

Peer Coaching

Ida, adalah seorang guru taman kanak2 di sebuah sekolah terpadu. Ia, akhir2 ini dibuat kebingungan dan
pusing tujuh keliling oleh Dea, muridnya. Pasalnya, setiap jam istirahat berbunyi, Dea lebih memilih
duduk di pinggir taman bermain menonton teman2nya bermain dan memanjat monkey bar, ketimbang
ikut bermain. Padahal, bermain, memanjat dan berlarian adalah cara untuk meningkatkan kemampuan
motorik kasar anak2, yang memang menjadi sasaran pembelajaran di taman kanak-kanak. Isa telah
mencoba berbagai cara untuk membujuk Dea, namun tetap saja Dea tak bergeming. Lebih sering
menangis.

Hal serupa dialami Putri, seorang guru wali kelas tujuh di sebuah sekolah nasional plus. Putri mengalami
kesulitan menghadapi Andi, muridnya yang sering membolos. Bukan cuma itu, Andi juga sering mem-
bully teman2nya di kelas, bahkan sering mencemooh guru. Hampir setiap hari ada saja laporan dari guru
mata pelajaran lain yang melaporkan berbagai kejadian dan keributan di kelas yang menyebabkan
seringnya Andi dikeluarkan dari kelas. Andi memang anak dari korban keluarga yang bercerai, ibunya
mengasuh sendiri Andi dan kedua adiknya, sedangkan sejak kedua orang tua Andi bercerai, ia kehilangan
kontak dengan sang ayah. Putri bukan tidak tahu hal itu, namun Putri tidak tahu bagaimana caranya
mengatasi masalah ini. Ia sudah berulang kali mencoba menghubungi ibu Andi, namun ibunya yang super
sibuk, sering kali keluar negeri dan tidak menghadiri undangan darinya.

Sementara itu, Sari, baru saja mengikuti sebuah workshop bagus yang diselenggarakan sebuah sekolah
internasional tentang Peer Coaching. Ia tampak bersemangat dan optimis memperbaiki keadaan
kelasnya yang carut marut dengan menggunakan berbagai teknik dan metodologi baru yang baru saja
didapatnya di workshop tersebut.

Nia, guru wali kelas XI sudah lama mempraktekkan tentang peer coaching model Lev Vygotsky kepada
murid-muridnya. Ia, misalnya, sering mengobrol dan berbicara dari hati ke hati untuk mengetahui lebih
jauh pribadi masing2 murid. Dalam mengadakan pendekatan dan perbaikan, Nia tidak langsung
membicarakan masalah dengan murid yang bersangkutan, melainkan berbicara dengan teman dekatnya,
teman curhat murid yang hendak dekati. Sering, Nia akan memanggil murid A dalam usahanya untuk
memperbaiki murid B. Nia akan meminta dukungan C untuk membantu D dalam mengatasi masalah dan
seterusnya.

Peer Coaching, Scaffolding dan Lev Vygotsky

Lev Vygostsky lahir di Rusia pada tahun 1896. Ia terlahir dari keluarga menengah di Rusia yang
mendorongnya untuk belajar. Setelah lulus kuliah, Lev kemudian mengajar literatur di sebuah sekolah
SMP. Minatnya pada pendidikan membawanya untuk mengamati tingkah laku dan cara belajar siswanya.
Ia kemudian mendapati bahwa ada anak2 yang harus dibantu untuk mencapai suatu pengertian, ada anak2
yang membutuhkan sedikit bantuan untuk mencapai tujuan, dan ada anak2 yang tidak memerlukan
bantuan sama sekali. Berdasarkan temuannya inilah Vygotsky kemudian mempelajari lebih dalam tentang
teori2 pendidikan yang diungkapkan oleh Sigmud Freud, Jean Piaget dan Maria Montessori. Dari
ketiganya inilah Vygostky kemudian mendalami ilmu psikologi, utamanya psikologi pendidikan.
Teorinya yang terkenal adalah tentang kognitif sosial. Vygotsky memang percaya bahwa selain
pengalaman pribadi dan kemampuan kognitifyang ada pada tiap anak memang menjadi dasar utama bagi
perkembangan dan kemampuan dirinya kelak. Namun ia yakin pula, bahwa pengalaman sosialisasi,
dukungan orang-orang terdekat, memiliki persentase yang seimbang pula dengan kemampuan kognitif
dalam perkembangan belajar seorang anak. Bahkan, presentasi kebutuhan akan kognisi sosial bisa lebih
besar pada beberapa anak.

Vygotsky juga berpijak pada teori yang dikembangkan oleh Maria Montessori tentang perkembangan
kejiwaan dan perkembangan anak berbeda satu dengan yang lainnya. Berdasarkan teori Montessori,
Vygotsky menyimpulkan bahwa masing-masing anak tidak memiliki kemampuan yang sama terhadap
suatu perspektif, sehingga peran guru adalah melihat anak mana yang memiliki kemampuan menangkap
lebih rendah dalam suatu konsep ketimbang anak lainnya. Vygotsky mengungkapkan bahwa kemampuan
menangkap suatu konsep lebih lama dibanding yang lain tidak menunjukkan tingkat intelligensianya.
Vygotsky sering melihat bahwa berbagai inner factor dapat mempengaruhi tingkat kemampuan anak,
seperti pengalaman sosialnya di rumah, nilai-nilai yang ditanamkan oleh orang tua dan lingkungannya.
Anak juga belajar dari temannya. Dengan tingkat penilaian yang berbeda, anak memiliki kemampuan
menyaring informasi yang berbeda-beda. Kemudian, secara normatif, anak akan dapat menilai siapa di
antara temannya yang memiliki kemampuan lebih dibanding dirinya dalam beberapa hal.

Seperti Piaget, Vygotsky percaya bahwa kemampuan belajar terbesar anak adalah lewat bermain. Pada
usia yang lebih matang, kemampuan belajar didapat melalui pengalaman, apa yang dilihat, didengar dan
dilakukannya. Melalui pengalaman, berdiskusi dengan teman, bercanda dan saling percaya satu dengan
yang lain akan menimbulkan kepekaan dalam berbahasa, dalam mengerti tentang suatu konsep. Sering,
dia antara sesama muridnya, Vygotsky melihat ada kekuatan sari mengoreksi dan menyakinkan satu
dengan yang lain.

Berdasarkan pengamatan-pengamat an inilah kemudian timbul teori yang disebut dengan Peer
Coaching. Dalam Peer Coaching, Vygotsky menilai bahwa apabila seorang anak mengalami kesulitan
dalam belajar, maka orang pertama yang akan ia temui adalah teman dekatnya, bukan gurunya, atau orang
tuanya. Hal ini lebih karena seorang anak akan mencari orang yang sebaya lebih karena self-esteem nya,
keakuannya.

Lebih jauh Vygotsky mengasumsikan bahwa ibarat seorang tukang bangunan yang akan mencat bagian
atas rumah, maka ia akan membutuhkan scaffold, tangga untuk mencapai bagian rumah paling atas yang
hendak dicatnya. Demikian pula dengan seorang anak. Pada anak yang mengalami kesulitan dalam
memahami suatu konsep, maka ia akan memerlukan bantuan, bantuan ini utamanya didapat dari teman
sebayanya, dan kemudian gurunya. Terkadang, dengan pengalaman yang beraneka ragam, sulit bagi anak
mempercayai kata-kata gurunya. Di sinilah peran teman, sahabat, sebagai pemandu baginya untuk naik ke
tingkat yang lebih tinggi lagi. Peran guru adalah, berbicara dan mengajak temannya untuk mau
membantu.

Pada kasus Ida, misalnya. Ida bisa meminta teman atau sahabat Dea untuk meyakinkannya agar mau
bermain dan tidak merasa takut untuk bermain dengan monkey bar. Ida, teman Dea misalnya, bisa
mengatakan hal seperti ayo, tidak perlu takut. Aku dulu juga takut, tetapi ketika aku naik ke atas, aku
bisa melihat seluruh sekolah kita dari sini. Aku akan memegangi kamu. Sementara untuk kasus Putri, ia
bisa saja meminta tolong teman dekat Andi untuk secara intens mengajak ngobrol Andi, sebelum Putri
sendiri melakukan pendekatan.
Sahabat jugalah yang menjadi kekuatan maha dahsyat bagi kesuksesan Ikal, dalam trilogi Laskar Pelangi.
Tanpa dukungan Arai yang cerdas dan kreatif, Ikal mungkin tidak memiliki mimpi. Namun, tanpa Ikal,
Arai barangkali juga tidak memiliki harapan untuk melanjutkan hidup. Tengok pula bagaimana Raden
bisa meyakinkan Guntur bisa menjadi juara dunia dalam film King.

Sahabat, dengan cintanya yang ikhlas, bisa menjadi kekuatan bagi seseorang untuk mencapai kesuksesan.
Sahabat, bisa menjadi kekuatan yang maha dahsyat. Sahabat, tidak pernah membiarkanmu jatuh. Sahabat,
adalah scaffolding.

Lalu, dimanakah peran guru? Menurut Vygotsky, guru amat berperan dalam memantau setiap
perkembangan kognitif dan sosial murid-muridnya. Guru lah yang harus peka melihat siapa
membutuhkan siapa, siapa membutuhkan apa dalam pembelajaran sehari-hari. Guru, haruslah memahami
kondisi dan latar belakang setiap siswanya agar dapat mengerti cara siswa belajar dan seberapa besar
kemampuannya dalam menangkap pelajaran. Guru pulalah yang pertama kali harus menuntun muridnya
yang sudah bisa mencapai suatu tingkatan konsep agar dapat membantu temannya untuk sama-sama
mencapai konsep tersebut. Guru lah, yang menuntun kedua untuk sukses bersama. Guru, tidak akan
membiarkan satu muridnya tertinggal di belakang seorang diri

Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen

Hampir pada semua literatur manajemen memberikan rumusan yang jelas mengenai apa yang
dimaksudkan dengan manajemen tersebut. Suatu rumusan yang sering dikemukakan ialah bahwa
manajemen adalah suatu proses pencapaian tujuan organisasi lewat usaha orang-orang lain. Dengan
demikian manajer ialah orang yang senantiasa memikirkan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan dan manajemen seringkali disamakan pengertiannya oleh banyak orang. Walaupun
demikian antara keduanya terdapat erbedaan yang penting untuk diketahui. Pada hakekatnya
kepemimpinan mempunyai pengertian agak luas dibanidingkan dengan manajemen. Manajemen adalah
jenis pemikiran yang khusus dari kepemimpinan di dalam usahanya mencapai tujuan organisasi. Kunci
perbedaan di antara kedua konsep pemikiran tak terjadi setiap saat dan di mana pun asalkan ada seseorang
yang berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau kelompok, tanpa mengindahkan bentuk
alasannya. Dengan demikian kepemimpinan bisa saja karena berusaha mencapai tujuan seseorang atau
tujuan kelompok, dan itu bisa saja sama atau tidak selaras dengan tujuan organisasi. Dalam arti yang luas
kepemimpinan yang dapat dipergunakan setiap orang dan tidak hanya terbatas berlaku dalam suatu
organisasi atau kantor tertentu. Seperti yang dikemukakan oleh beberapa rumusan pengertian di atas dan
beberapa rumusan lain bahwa kepemimpinan adalah kegiatan unuk mempengaruhi perilaku orang lain,
atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok. Di sini menurut kami,
kepemimpinan tidak harus dibatasi oleh aturarvaturan atau tatakrama birokrasi. Kepemimpinan tidak
harus diikat dalam suatu organisasi tertentu. Kepemimpinan.bisa terjadi di mana saja, asalkan seseorang
menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang-orang lain kearah tercapainya suatu tujuan
tertentu. Seorang ulama dapat diikuti orang-orang lain dan pengaruhnya besar sekali terhadap orang-
orang di daerahnya, tidak harus terlebih dahulu diikat oleh aturan-aturan atau ketehtuan-ketentuan
organisasi yang sering dinamakan birokrasi. Konkritnya, seorang kiyai atau ulama, besar pengaruhnya,
sehingga mampu mempengaruhi tingkah laku seorang Bupati Daerah di dalam memimpin daerahnya,
tidak harus terlebih dahulu kiyai tersebut menjadi pegawai di Kabupaten. Jadi di sini kepemimpinan
mempunyai-ciri tidak harus terjadi dalam suatu organisasi tertentu. Dan tidak dibatasi oleh jalur
komunikasi struktural, melainkan bisa menjalin jalur kerja yang merembes secara luas melampaui jalur
struktural.
Apabila kepemimpinan dibatasi oleh tatakrama birokrasi atau dikaitkan terjadinya dalam suatu organisasi
tertentu, maka dinamakan manajemen, Fungsi-fungsi seperti perencanaan, pengaturan, motivasi dan
pengendalian yang sering dipertimbangkan oleh pengarang-pengarang manajemen sebagai fungsi pokok
yang tak terpisahkan, setiap kali pembahasan mengenai manajemen menjadi pokok perhatian yang harus
dijalankan. Fungsi-fungsi ini relevan pada setiap jenis organisasi dan setiap tingkat hirarki manajemen
yang ada dalam organisasi tersebut.
Dari penjelasan di atas maka dapat saja terjadi seorang manajer berperilaku sebagai seorang pemimpin,
asalkan dia mampu mempengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Tetapi seorang
pemimpin belum tentu harus menyandang jabatan manajer untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
Dengan kata lain seorang leader atau pemimpin belum tentu seorang manajer, tetapi seorang manajer bisa
berperilaku sebagai seorang leader atau pemimpin.
Jenis Manajemen
Penggolongan manajemen sendiri dapat dilakukan atas dasar status pemilikan organisasi yang
bersangkutan, sasarannya dan pertanggung jawabannya. Satu cara penggolongan penampilan jenis-jenis
manajemen adalah sebagai berikut:
manajemen sektor usaha swasta manajemen sektor pemerintah
manajemen organisasi yang tidak mencari kematangan (asosiasi-
asosiasi).
Fungsi-ungsi Manajemen
Rumusan umum yang sering dipakai menggambarkan fug%i-fungsi manajemen sebagai berikut
perencanaan (planning)
pengorganisasian (organizing)
pengarahan (directing)
pengawasan/fcengendalian (controlling).
a. Perencanaan atau planning; adalah kegiatan menentukan sebelumnya sasaran yang ingin dicapai, dan
memikirkan cara serta sarana-sarana pencapaiannya. Alokasi sumber-sumber yang amat terbatas,
merupakan dasar prinsipiil bagi perencanaan dan pengorganisasian. Perencanaan menentukan terlebih
dahulu apa yang harus dilakukan, bagaimana cara melakukannya, dan siapa yang harus melaksanakan
semua kegiatan. Perencanaan harus meliputi segi-segi teknis, ekonomis, sosial dan pelayanan/service.
Jadi, perencanaan menjembatani status sekarang dengan sasaran yang ingin dicapai pada masa
mendatang. Sasaran yang ingin dicapai itu menjadi parameter (ukuran perbandingan) bagi setiap
pemimpin untuk menentukan: sederetan aktivitas yang harus dilakukan, agar setiap pengikut dan bawahan
dapat memberikan kontribusi maksimal dan positif. Termasuk dalam sasaran ialah: maksimalitas
keuntungan dengan menghilangkan hambatan-hambatan sebanyak mungkin, kebi jakan yang inovatif, dan
penentuan sasaran samping (subobjectives) dengan tujuan utama ialah: mengadakan
peramalan/forecasting. Maka peramalan dan penentuan tujuan itu saling berinteraksi dan saling
mempengaruhi.
Pengambilan keputusan (decision making) dalam penentuan sasaran yang dituju, penggunaan sarana dan
langkah-dangkah konkrit yang akan diambil, semua merupakan bagian dari perencanaan. Ringkasnya,
perencanaan mencakup: perkiraan mendatang, dan perkiraan kemunqkinan-kemungkinaan yang akan
terjadi; dengan jalan:
memperhitungkan senna sumber yang tersedia;
menentukan tujuan (sasaran atau objectives);
menetapkan kebijakan
menetapkan prosedur dan metode-metode yang tepat, logis dan
sistematis, untuk pendaya-gunaan semua energi dan kegiatan secara
maksimal.
b. Pengorganisasian; adalah pengurusan semua sumber dan tenaga yang
adar dengan landasan konsepsi yang tepat, dan penentuan masing-masing
fungsi (persyaratan tugas, tatakerja, penanggungjawab, dan antar-relasi
dari fungsi-fungsi), sehingga merupakan satu totalitas sistem, di mana
bagian yang satu menunjang dan bergantung (saling bergantung) pada
bagian lainnya. Jadi, pengorganisasian menjalin relasi di antara semua
aktivitas kerjar penggurraan tenaga manusiawi dan pemanfaatan semua
faktor fisik, melalui struktur formal, dengan tugas-tugas dan otoritas
sendir\|-sendiri. Ringkasan tugas pokok dalam pengorganisasian ialah:
(a) Membagi tugas kerja, (b) menentukan kelompok-kelompok/unit-unit
kerja, (c) menentukan tingkatan otoritas, yaitu kewibawaan dan
kekuasaan untuk bertindak secara bertanggung jawab. Dengan adanya
sistem-sistem pembagian kerja dengan tugas-tugas khusus atau
spesialisasi, akan bisa dicapai penghematan waktu, ketrampilan yang
lebih tinggi dan maksimalitas kecepatan kerja. Maka tersusunlah
hierarkhis kerja dengan segala kompleksitasnya; yaitu merupakan unit-
unit kerja sebagai segmen-segmen dari satu totalitas yang bisa dikuasai
dan diperintah langsung. Berlangsunglah kemudian relasi kerja yang baik
dari organisasi yang bersangkutan.
c. Aktualisasi/pengarahan merupakan kegiatan penggerak pengendalian
semua sumber dalam usaha pencapaian sasaran. Merupakan penyatuan dari
semua usaha dan penciptaan ker jasama, sehingga tujuan dapat dicapai
dengan lancar dan lebih efisien.
d. Eengawasan/supervisi; perlu dilaksanakan, agar para pengikut dapat
beker jasama dengan baik kearah pencapaian sasaran-sasaran dan tujuan
umum organisasi. Bangawasan dilakukan untuk mengukur hasil pekerjaan,
dan menghindari penyimpangan-penyimpangan; jika perlu segera melakukan
tindakan-tindakan korektif terhadap penyimpangan-penyimpangan tersebut.
Fungsi staffing diartikan sebagai: alokasi jabatan-jabatan dalam mana pribadi-pribadi tertentu ditugaskan
untuk menduduki j aba tan-j aba tan kepemimpinan. Sehingga tersusun hierarkhi kerja yang diinginkan.
Fungsi manajemen lainnya yang tidak kalah pentingnya ialah evaluasi atau penilaian. Penilaian ialah
peninjauan kembali dan pengontrolan tugas, agar semua tugas berlangsung dengan tepat, sesuai dengan
norma dan standard yang sudah digariskan dalam perencanaan. Setiap prestasi diukur dan dinilai, juga
diperbandingkan dengan standar-standar dasar tadi. Jika terdapat kesalahan, kekurangan dan
penyimpangan, segera dilakukan revisi atau koreksi.
Jika kontrol dan evaluasi itu lemah dan longgar, biasanya mengakibatkan gagalnya menemukan
kelemahan-kelemahan dan penyimpangan-penyimpangan. Jika timbul situasi-situasi yang tidak
memuaskan setelah diadakan evaluasi maka situasi dapat diatasi dengan jalan sebagai berikut:
Merubah rencana: yaitu meninjau kembali, dan mencdcokkan kembali
semua tingkah laku dengan kebijakan dan perencanaan semula..
Mengadakan reorganisasi, dengan jalan: merubah relasi di antara
aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan, tenaga personil dan
faktor-faktor fisik yang ada, agar tercapai satu keseimbangan riil,
dan organisasi dapat berjalan dengan lancar.
Merubah fungsi kepemimpinan, dengan jalan: mengganti anggota-
anggota staf pimpinan, menambah atau mengurangi ketatnya
pengawasan, dan pola komunikasi.
Bsranan Manajer
Peranan menjawab pertanyaan apa yang sebenarnya dilakukan oleh seorang manajer di dalam
menjalankan kewajiban-kewajibannya. Istilah peranan kita pinjam dari panggung teater untuk mencoba
menjelaskan apa saja yang bisa dimainkan oleh seorang aktor. Manajer adalah seperti aktor di panggung
teater, ia bisa memainkan peranannya sebagai kewajiban yang tidak boleh tidak harus dimainkan.
Suatu peranan dirumuskan sebagai suatu rangkaian peri laku yang teratur, yang ditimbulkan karena suatu
jabatan tertentu, atau karena adanya suatu kantor yang mudah dikenal. Kepribadian seseorang barangkali
juga amat mempengaruhi bagaimana peranan harus dijalankan.
Peranan timbul karena seorang manajer memahami bahwa ia bekerja tidak sendirian. Dia mempunyai
lingkungan, yang setiap saat ia perlukan untuk berinteraksi. Lingkungan itu luas dan beraneka macamnya,
dan masing-masing manajej: akan mempunyai lingkungan yang berlainan. Tetapi peranan yang harus
dimainkan pada hakekatnya tidak ada perbedaan. Baik manajer tingkat atas, tengah maupun bawah akan
mempunyai jenis peranan yang sama, hanya berbeda lingkungan yang akhirnya membuat bobot peranan
itu sedikit berbeda. Seorang manajer atas melihat lingkungannya selain stafnya maka nampak beberapa
pesaing (competitors), rekanan (suppliers), peiabat pemerintah (bureaucrats) dan Iain-lain. Kepala Sub
Bagian atau manajer tingkat tengah melihat lingkungannya akan terdiri dari beberapa kelompok pegawai,
Kepala-kepala bagian lainnya, mungkin rekanan yang berada di luar struktur organisasinya, dan lain
sebagainya. Manajer tingkat bawah, barangkali hanya melihat pekerja-pekerja, tukang ketik, pesuruh
kantor, tukang pembersih, dan lain sebagainya. Semuanya itu baik manajer atas, tengah, maupun bawah
haruslah mengatur dan menjalankan organisasinya di dalam suatu kompleksitas lingkungan.
1) James A.F* Stoner
Menurut Stoner ada delapan macam tugas bagi setiap manajer:
a. the manager assumes responsibility,
b. the manager must balance competing goals,
c. the manager is a conceptual thinker,
d. the manager works with and through other people,
e. the manager is a mediator,
f. the manager is a politician,
g. the manager is a diplomat,
h.~ the manager makes difficult decisions.
fedelapan tugas tersebut secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Seorang manajer memikul tanggung jawab.
Berarti bahwa keberhasilan dan kegagalan organisasi mencapai tujuannya, mutlak merupakan tanggung
jawab manajer, termasuk tanggung j awab: keberhasilan menyelesaikan masalah-masalah khusus, dalam
hal ini seorang manajer juga bertanggung jawab untuk mengadakan evaluasi terhadap tugas-tugas yang
dilaksanakan,
- seorang manajer wajib bekerja sama dengan bawahan dan sekaligus
bertanggung jawab atas segala aktivitas bawahan.
b. Manajer harus mampu menciptakan keseimbangan dalam rangka mencapai
berbagai tujuan yang saling bersaing. manajer selalu dihadapkan berbagai hasil, problem dan kebutuhan
organisasi,
- karena keterbatasan sumber yang ada, maka seorang manajer harus bertindak adil terhadap bawahan,
tugas, problem dan kebutuhan yang ada, oleh karena itu, seorang manajer harus mampu menentukan
mana yang perlu diprioritaskan dan mana yang perlu ditunda, manajer harus mampu melihat dengan tepat
para bawahan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan khusus, dan tnampu metnbagi-bagi
peker jaan kepada semua bawahan yang dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif. G. Manajer adalah
seorang pemikir yang konseptual.
setiap manajer adalah analis, mereka harus mampu berpikir hal-
hal yang positif, berbagai masalah melalui pemecahan yang
fleksibel,
manajer bekerja melalui orang lain,
melalui orang lain berati bahwa manajer bekerja bukan hanya
dengan bawahan melainkan juga sesama kolega dan atasan,
manajer juga berfungsi sebagai channel of communication dalam
organisasi/
bekerja sama untuk mencapai tujuan jangka panjang, maupun menyusun rencana untuk mencapai tujuan
tersebut.
d. Manajer adalah orang penengah.
dalam kehidupan suatu organisasi adakalanya terjadi perselisihan pendapat, baik dalam tingkat intern
maupun ekstern.
akibat perselisihan, mempunyai dampak semangat dan produktivitas kerja bahkan menyebabkan pula
hilangnya kepercayaan para pekerja dalam organisasi, dalam situasi konflik manajer perlu turun
tangan.
e. Seorang manajer adalah orang politis.
sebagai seorang politisi seorang manajer harus mampu bertindak persuasi dan berkompromi demi
pengembangan tujuan organisasi dan perlu adanya penyebar jaringan kerja yang lebih luas dengan para
manajer lain,
f. Manajer adalah seorang diplomat.
Dalam peranannya sebagai seorang diplomat, seorang manajer adalah merupakan wakil resmi pada
berbagai macam dan tingkat pertemuan, demikian pula dalam hubungan kerja sama dengan organisasi di
luarnya.
g. Manajer adalah pengambilan berbagai keputusan yang pelik.
Ssbagai pengambilan keputusan seorang manajer dihadapkan kepada berbagai macam pendapat tentang
kebijaksanaan organisasi dan sebagainya.
Menurut Henry Mintzberg ada 3 peranan utama yang dimainkan oleh setiap manajer dimanapun letak
hierarkinya yaitu:
Peranan Hubungan Antar Pribadi (Interpersonal Role)
Peranan yang berhubungan dengan informasi (informational Role)
Peranan pembuatan keputusan (Decisional Role)
Selanjutnya serangkaian peranan manajer tersebut, di uraikan ke dalam pengertian sebagai berikut:

(1) Peranan Hubungan Antar Pcibadi (interpersonal Role)


Ada dua gambaran umum yang dihubungkan dengan peranan ini, yakni hal yang bertalian dengan status
dan otoritas manajer, dan hal-hal yang bertalian dengan pengembangan hubungan antar pribadi. Aktivitas-
aktivitas yang sering digunakan dalam peranan ini antara lain kegiatan-kegiatan seremonial sehubungan
dengan jabatan yang melekat pada manajer. Status menghendaki manajer harus mau menerima undangan-
undangan, mendatangi upacara-upacara, dan Iain-lain yang bersifat seremonial. Karena manajer
mempunyai jabatan yang tinggi, maka eksesnya manajer tersebut harus selalu mengadakan kontak
tertentu pada pihak-pihak luar. Hubungan antar pribadi ini mau tidak mau harus dijalankan oleh manajer
sebagai suatu peranannya.
Peranan ini oleh Mintzberg dibagi atas tiga peranan lagi yang merupakaa perincian lebih Ianjut dari
peranan antar pribadi ini. Tiga peranan itu antara lain:
Peranan sebagai Figurehead, yakni suatu peranan yang dilakukan untuk mewakili organisasi yang
dipimplnya di dalam setiap kesempatan dan persoalan yang timbul secara formal. Peranan ini sangat dasar
dan sederhana. Karena otoritas formalnya, maka manajer dianggap sebagai simbol, dan berkewajiban
untuk melaksanakan seringkali tugas-tugas. Ada sebagian tugas-tugas tersebut yang bersifat tetap setiap
saat, tetapi adakalanya bersifat inspirasional. Kesemuanya itu melibatkan aktivitas-aktivitas interpersonal.
Contoh-contoh yang disebutkan di atas seperti
menghadiri upacara-upacara pembukaan, peresmian, pengguntingan pita, pemukulan gong, dan lain-
lainnya, dalam rangka mewakili organisasi yang dipimpinnya adalah termasuk dalam peranan figurehead
ini.
Peranan sebagai pemimpin (leader), dalam peranan ini manajer bertindak sebagai pemimpin. la
melakukan hubungan interpersonaldengan yang dipimpin, dengan melakukan fungsi-fungsi
pokoknyaantaranya memimpin, memotivasi, mengembangkan, dan mengendalikan.
Dalam organisasi informal biasanya, pemimpin diikuti karena mempunyai kekuasaan karismatik atau
kekuasaan fisik. Adapun dalam organisasi formal, pemimpin diangkat dari atas, maka manajer seperti ini
seringkali tergantung akan kekuasaan yang melekat pada
jabatannya tersebut.
Peranan sebagai. penghubung (liaison manager), di sini manajer melakukan peranan yang berinteraksi
dengan teman sejawat, staf, dan orang-orang lain yang berada di luar organisasinya, untuk mendapatkan
informasi. Oleh karena organisasi yang dipimpin manajer itu tidak berdiri sendirian, maka manajer
meletakkan peranan liaison dengan cara banyak berhubungan dengan sejumlah individu atau kelompok-
kelompok tertentu yang berada di luar organisasinya. (2) Eteranan yang berhubungan dengan informasi
(Informational Bole) Peranan interpersonal di atas meletakkah manajer pada posisi yang unik dalam hal
mendapatkan informasi. Hubungan Iceluar membawa padanya informasi yang spesial dari lingkuang
luarnya, dan kegiatan-kegiatan kepemimpinannya membuat manajer sebagai pusat informasi. Oleh karena
itu sebagai kelanjutan dari peranan interpesonal di atas Mintzberg merancang peranan kedua yakni yang
berhubungan dengan informasi ini.
Peranan itu terdiri dari peranan-peranan sebagai berikut:

a) Sebagai monitor, peranan ini mengindentifikasikan; seorang manajer sebagai penerima dan
mengembangkan suatu pengertian yang baik dari organisasi yang dipimpinya, dan mempunyai
pemahaman yang komplit ten tang lingkungannya. Manajer raencari informasi itu agar ia mampu untuk
menditek perubahan-perubahan, mengindentifikasikan persoalan-persoalan dan kesempatan-kesempatan
yang ada, untuk membangun pengetahuannya tentang lingkungannya, menjadi tahu kapan suatu informasi
harus diberikan untuk keperluan pembuatan keputusan. Dengan demikian manajer akan memperoleh
informasi seluas mungkin dari berbagai sumber baik dari luar maupun dari dalam organi sas inya.

Adapun informasi yang diterima oleh manajer ini dapat dikelompokkan atas lima kategori berikut ini:
Internal operations, yakni informasi mengenai kemajuan pelaksanaan pekerjaan di dalam organisasi, dan
semua peristiwa-peritiwa yang ada hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut. Informasi ini
bisa berupa laporan-laporan standar pelaksanaan ker ja, masukan-masukan dari panitia atau tim-tim yang
telah dibentuk pengamatan dari kunjungan kerja, dan lain sebagainya.
- Peritiwa-peristiwa di luar organisasi (external events), informasi jenis ini diterima dari luar organisasi,
seperti misalnya informasi dari langganan, hubungan-hubungan pribadi, persaingan, asosiasi-rasosiasi,
dan semua informasi mengenai perubahan atau perkembangan ekonomi, politik, dan teknologi, yang
semuanya itu amat bermanfaat bagi organisasi. Informasi dari hasil anilisis dan laporan-laporan mengenai
berbagai isu yang berasal dari bermacam-macam sumber bermanfaat bagi manajer untuk diketahuinya.
Manajer barangkali tertarik kepada salah satu subjek tertentu, dan kemudian membutuhan informasi
tentang subjek itu, maka oawahan bisa menyediakannya dengan penyajian kliping surat kabar yang
memuat artikel-artikel dari subyek yang dikehendaki manajer. Dan sering kali
manajer. Membutuhkan laporan atau briefing tentang hal-hal yang bertalian dengan keputusan yang akan
dibuat olehnya. Buah Pikiran dan kecenderungan, manajer memerlukan suatu sarana untuk
mengembangkan suatu pengertian baik atas kecenderungan-kecenderungan yang tumbuh dalam
masyarakat, dan mempelajari tentang ide-ide atau buah pikiran yang baru. Dikunjunginya konferensi-
konferensi, seminar-seminar, memperhatikan surat-surat saran dari masyarakat, membaca laporan-laporan
singkat, menerima pendapat-pendapat dari bawahan, dan lain sebagainya. adalah suatu cara untuk
mengetahui buah pikiran dan kecenderungan^-kecender ungan.
lekanan-tekanan, manajer perlu juga* mengetahui informasi yang ditimbulkan dari tekanan-tekanan dari
pihak-pihak tertentu. Dalam hal ini informasi ini berusaha mempengaruhi kebijakan manajer. Misalnya
bawahan-bawahan yang mengajukan usul-usul perbaikan, lapangan yang mencoba mempengaruhi
perubahan cara kerjar dan ser.ikat buruh yang berusaha mendesak memperbaharui sistem kerja. dan
penggajian,
_
b) Sebagai dessiminator, peranan ini melibatkan manajer untuk menangani proses transmisi dari
informasi-informasi kedalam organisasi yang dipimpinnya. la melakukan penyampaiah informasi dari
luar ke dalam organisasinya, dan informasi yang berasal dari bawah atau stafnya kedalaman atau staf
lainnya. Informasi yang
disebarkan oleh manajer ini dapat dibedakan atas dua tipe, yakni:
kenyataan, dan nilai. Informasi berdasarkan kenyataan ini diterima manajer karena jabatan atau otoritas
formalnya, dan dia bisa meneruskan kepada stafnya yang menurut kenyataannya menangani hal-hal yang
bersangkutan dengan informasi tersebut. Sebagai contoh suatu undangan yang menginformasikan kepada
manajer tentang adanya
seminar tentang pengembangan perencanaan organisasi, maka undangan ini bisa diteruskan kepada
asisten perencanaan, dan lain-lainnya.
Sdapun informasi berdasarkan nilai tersebut adalah informasi yang berhubunga dengan referensi atau
acuan-acuan tertentu yang perlu diketahui oleh staf atau bawahannya. Misalnya pernyataan tentang nilai
atau refehsi kejujuran yang harus menjadi pegangan bagi bawahannya untuk bertindak. Nilai kejujuran ini
kemudian diinformasikan kepada semua bawahannya, dengan maksud agar bawahannya menjadi pegawai
yang jujur.
c) Sebagai juru bicara (spokesman), peranan ini dimainkan manajer untuk menyampaikan informasi
keluar lingkungan organisasi. Bedanya dengan desiminator ialah spokesman ini pemberiart informasinya
keluar, untuk lingkungannya, sedangkan diseminator hanya ke dalam organisasi.

Sebagai juru bicara, secara formal manajer mewakili atau bertidak atas nama organisasinya. Sebagai
manajer ia merupakan pusat informasi, yang mengetahui tentang organisasinya. Untuk itu diabisa
bertindak efektif dalam mewakili organisasinya. Mungkin suatu ketika manajer melakukan lobbying
untuk kepentingan organisasinya. Mungkin pula melakukan hubungan masyarakat (human) secara baik,
atau mungkin bertindak sebagai orang yang ahli di bidang tertentu yang dijalankan oleh organisasinya.
(3) Peranan Pembuat Keputusan (Decisional Role)
.Barangkali peranan ini adalah yang paling rumit. Peranan ini membuat manajer harus terlihat dalam
suatu proses pembuatan strategi di dalam organisasi yang dipimpinnya. Proses pembuatan strategi ini
secara sederhana dinamakan sebagai suatu proses yang menjadikan keputusan-keputusan organisasi
dibuat secara signifikan ,dan berhubungan.
Mintzberg berkesimpulan bahwa manajer itu pada hakekatnya sebagian besar tugas diperlukan secara
penuh untuk memikirkan sistem pembuatan strategi organisasinya. Keterbatasannya ini disebabkan
karena: (1) secara otoritas yang formal manajer adalah satu-satunya yang diperbolehkan terlibat untuk
memikirkan tindakan-tindakan yang penting atau yang baru dalam organisasinya. (2) Sebagai pusat
informasi, manajer dapat memberikan jaminan atas keputusan yang terbaik, yang mencerminkan
pengetahuan yang terbaru dan nilai-nilai organisasi. (3) keputusan-keputusan yang strategis akan lebih
mudah diambil secara terpadu dengan adanya satu orang yang dapat melalukan kontrol atas semuanya.
Itulah sebabnya peranan pembuatan keputusan oleh manajer merupakan peranan yang tidak harus
dijalankan, lagi pula peranan ini yang dapat membedakan antara manajer dengan pelaksana. Menurut
sebagian orang, manajer justru dibayar mahal adalah untuk membuat keputusan ini.
Ma empat peranan manajer yang dikelompokkan ke dalam pembuatan keputusan, yakni:
a) Beranan sebagai entrepreneur, dalam peranan ini manajer bertindak sebagai pemrakarsa dan
perancangan dari banyak perusahan-perusahan yang terkendali dalam organisasi. Walaupun istilah
entrepreneur di pinjam dari ahli-ahli ekonomi, -istilah itu oleh Mintzberg memberikan arti yang luas
dalam hubungannya dengan peranan pembuatan keputusan ini. Kalau ahli ekonomi cenderung
memusatkan pada pekerjaan-pekerjaan awal dari organisasi baru, maka Mintzberg memusatkan pada
semua pekerjaan-pekerjaan manajerial yang dihubungkan dengan perubahan-perubahan yang sistematis
dalam organisasi yang sedang berjalan termasuk pula organisasi baru. Peranan entrepeneur dimulai dari
aktivitas melihat atau memahami secara teliti persoalan-persoalan organisasi yang mungkin bisa digarap.
Sebagai bagian dari peranan memonitor yang disebutkan di atas, maka melihat dan memahami secara
teliti ini (scanning), manajer mempergunakan banyak waktunya untuk mencari beberapa kesempatan dan
beberapa sitasi yang barangkali dapat dipertimbangkan sebagai masalah. Dari hal ini kemudian manajer
merencanakan suatu kegiatan untuk mengadakan perubahan-perubahan yang terkendali.
b) Peranan sebagai penghalau gangguan (disturbance handler), peranan ini membawa manajer untuk
bertanggung jawab terhadap organisasi ketika organisasinya terancam .bahaya, misalnya: akan
dibubarkan, terkena gossip, issu-issu kurang baik, dan lain sebagainya. Kalau dalati entrepreneur, manajer
berharapan dengan perbuatan-perbuatan yang disengaja untuk mengadakan perubahan, maka dalam
disturbance handler ini manajer mengnadapi pembuatan perbuatan,yang tidak diketahui sebelumnya.
Paristiwa yang tidak diketahui sebelumnya ini memungkinkan mempercepat terjadinya gangguan-
gangguan. Atau peristiwa-peristiwa yang sebelumnya tidak diperhatikan bisa memungkinkan timbulnya
suatu krisis. Dalam menghadapi hal-hal seperti ini manajer bertanggung jawab mengatasinya, karena
manajer mempunyai kewajiban membawa organisasi kesatuan .ke keadaan bebas ganggungan tindakan
koreksi diharapkan datang dari manajer.
c) Peranan sebagai pembagi sumber (resource Allocator), Membagi sumber dana adalah suatu proses
pembuatan keputusan. Di sini manajer diminta memainkan peranan untuk memutuskan kamana sumber
dana akan didistribusikan ke bagian-bagian dari organisasinya. Strategi harus ditetapkan, pandangan-
pandangan yang jauh dan positif harus dilihat oleh manajer, sehingga alokasi sumber dana dapat diberikan
sebaik mungkin, Sumber dana ini meliputi sumber yang berupa uang, waktu, perbekalan, tenaga kerja,
dan reputasi. Tiap sumber tersebut dapat dimanfaatkan secara positif atau negatif lewat suatu proses
pembuatan keputusan. Sumber dana dapat dimanfaatkan secara positif jika sumber tersebut direncanakan,
diprogramkan, dan dipergunakan untuk mengesahkan dan mempermudah pelaksanaan kerja organisasi.
Adapun penggunaan yang negatif, jika sumber dana tersebut dipergunakan tanpa berdasarkan rencana
kerja, dan dimanfaatkan untuk semua jenis pekerjaan apapun.
d) Peranan sebagai negosiator, peranan ini meminta kepada manajer untuk aktif berpartisipasi dalam
arena naegosiasi. Dari waktu ke waktu organisasi akan mendapatkan dirinya selalu terlibat dalam kencah
negosiasi ini dengan pihak-pihak lain di luar organisasi, ataupun dengan para individu di dalam
organisasinya. Dalam keadaan seperti ini manajer bertindak sebagai pimpinan kontingennya untuk
membicarakan segala perkara yang diagendakan dalam negosiasi tersebut. Proses seperti ini meminta
manajer untuk tnenyusun strategi yang menguntungkan organisasinya, dan pada gilirannya pengambilkan
keputusan adalah suatu aktivitas yang tidak bisa dihindari olehnya, Nampaknya perilaku manajer-manajer
pada dewasa ini, tercermin dalam empat peranan yang dikemukakan Mintzberg tersebut. Manajer yang
seringkali muncul di layar TV menggunting pita, memukul gong dalam upacara-upacara tertentu, juga
manajer-yang seringkali terlibat dalam diskusi untuk negosiasi, merupakan perilaku-perilaku manajer
yang dibenarkan oleh peranan yang telah dikemukakan di atas.

administrasi (F.W.Taylor, Urwick, Fayol dan R.ODavis) menyatakan bahwa fungsi-fungsi utama
kepemimpinan adalah perencanaan, organisasi, dan pengawasan. Sedang para ahli menambahkan bahwa
pengkoordinasian haruslah dilihat sebagai fungsi yang utama. Penelitian telah menggambarkan bahwa
para pemimpin memang telah dilakukan fungsi-fungsi itu dalam arti fungsi-fungsi umum seperti itu
merupakan suatu pencarian hasil kerja yang dapat memberikan gambaran rinci tentang apa yang telah
dilakukan oleh para administrator, para manajer dan para pelaksana. Tidak semua apa yang mereka
lakukan adalah kepemimpinan tetapi kepemimpinan tetap merupakan suatu komponen penting dalam
derajat tertentu yang menyatakan bahwa manajemen berarti penyelesaian tugas dengari dan melalui
orang-orang lain.
3) manajemen sangat erat dengan gaya kepemimpinan. Analitis empiris dapat menggambarkan posisi
managerial dalam arti apa sebenarnya yang dilakukan oleh.para manajer, misalnya dalam menggunakan
waktunya pekerjaan apa yang dilaksanakan dan fungsi-fungsi apa yang mereka tunjukkan.
4) Dari banyak penelitian yang dicatat oleh Stogdill dan Bass, kelihatan bahwa tergantung dari gaya
kepemimpinan misalnya, apakah gayanya adalah:
a. kepemimpinan demokratis atau otoriter
b. kepemimpinan partisipasif atau direktif
c. kepemimpinan yang beirwawasan hubungan atau berwawasan tugas (relation oriented or task oriented
leadership)
d. kepemimpinan berdasarkan.pertimbangan atau struktural prakarsa (consideration or initiating structur)
e. kepemimpinan terlalu bebas atau berdasarkan modivikasi (liassez faire leadership or motivation to
manage).
Dari uraian di atas jelaslah bahwa keberhasilan seorang manajer akan ditentukan oleh keberhasilannya
dalam memimpin orang lain. Ini berarti bahwa keberhasilan manajemen akan ditentukan oleh efektifitas
kepemimpinannya. Oleh karena itu kepemimpinan dapat dikatakan merupakan inti dari manajemen. Oleh
sebab itu setiap orang yang melaksanakan fungsi manajemenf haruslah memiliki dan melaksanakan
kepemimpinan dengan baik agar tugasnya sebagai seorang manajer dapat berjalan baik.

Anda mungkin juga menyukai