Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ELETROKIMIA
OLEH :
RADHIATUL AL ADAWIAH
AKEDEMI HIPERKES
MAKASSAR
2016
ELEKTROKIMIA
Reaksi elektrokimia melibatkan perpindahan elektron elektron bebas dari suatu logam
kepada komponen di dalam larutan. Kesetimbangan reaksi elektrokimia penting dalam sel galvani
(yang menghasilkan arus listrik) dan sel elektrolisis (yang menggunakan arus listrik). Pengukuran
daya gerak listrik (DGL) suatu sel elektrokimia dalam jangkauan suhu tertentu dapat digunakan
untuk menentukan nilai nilai termodinamika reaksi yang berlangsung serta koefisien aktifitas dari
elektrolit yang terlibat.
1. Hukum Coulomb, Medan Listrik, dan Potensial Listrik
Di antara empat macam antaraksi fisika yang dikenal (antaraksi inti yang kuat, antaraksi
lemah, antaraksi elektromagnetik, dan gravitasi), hanya antaraksi elektromagnetik yang penting
dalam bidang kimia. Dasar antaraksi ini adalah adanya gaya tarik atau gaya tolak antara dua
muatan, yaitu Q1 dan Q2. Gaya ini merupakan besaran vektor yag dirumuskan sebagai Hukum
Coulomb.
1 Q1Q2
f r ........................................... (4.1)
4 0 r r 2
dimana r = jarak antar muatan (unit vektor yang bergantung arah gaya)
0 = permitivitas ruang hampa (8,854.1012 C2 N-1 m-2)
r = permitivitas relatif / konstanta dielektrik
Jika arah gaya tidak diperhatikan, maka
Q1Q2
f .................................................. (4.2)
4 0 r r 2
Kekuatan medan listrik pada titik tertentu (E) diartikan sebagai gaya listrik per muatan unit.
Jika pada percobaan muatan Q1 sangat kecil, maka
f Q2
E .............................................. (4.3)
Q1 4 0 r 2
Medan listrik dinyatakan dalam satuan SI Vm-1. Pada pembahasan selanjutnya, simbol E akan
digunakan untuk menyatakan daya gerak listrik (DGL), yaitu perbedaan potensial listrik antara dua
titik dan dinyatakan dalam satuan Volt (V).
Besarnya medan listrik yang ada di sekitar partikel bermuatan adalah turunan dari besaran
skalar yang disebut potensial listrik. Potensial listrik () didefinisikan sebagai kerja yang
dibutuhkan untuk membawa suatu unit muatan positif dari titik awal ke titik tertentu.
r
Q2
dr
4 0 r r
2
Q2
..................................................... (4.4)
4 0 r r
Pada tabel 4.1. terlihat bahwa elektroda hidrogen (H + | H2 | Pt) merupakan batas pembanding
dengan nilai potensial 0,0000 V. Bila elektroda pengukur mempunyai nilai lebih besar dari elektroda
hidrogen (bernilai positif), maka elektroda tersebut mempunyai kecenderungan untuk tereduksi
(bersifat oksidator). Sedangkan bila elektroda pengukur mempunyai nilai lebih kecil dari elektroda
hidrogen (bernilai negatif), maka elektroda tersebut mempunyai kecenderungan untuk teroksidasi
(bersifat reduktor). Karena reaksi setengah sel pada elektroda ditulis dalam bentuk reduksi, maka
nilai potensial elektroda standar juga dapat disebut potensial reduksi standar.
3. Sel Elektrokimia
Sel elektrokimia tersusun atas dua elektroda, yaitu anoda dan katoda. Pada anoda terjadi
reaksi oksidasi, sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi. Secara garis besar, sel elektrokimia
dapat digolongkan menjadi :
a. Sel Galvani
Yaitu sel yang menghasilkan arus listrik. Pada sel galvani, anoda berfungsi sebagai
elektroda bermuatan negatif dan katoda bermuatan positif. Arus listrik mengalir dari
katoda menuju anoda .Reaksi kimia yang terjadi pada sel galvani berlangsung secara
spontan. Salah satu aplikasi sel galvani adalah penggunaan sel Zn/Ag 2O3 untuk batere
jam.
b. Sel Elektrolisis
Yaitu sel yang menggunakan arus listrik. Pada sel elektrolisis, reaksi kimia tidak terjadi
secara spontan tetapi melalui perbedaan potensial yang dipicu dari luar sistem. Anoda
berfungsi sebagai elektroda bermuatan positif dan katoda bermuatan negatif, sehingga
arus listrik mengalir dari anoda ke katoda. Sel elektrolisis banyak digunakan untuk
produksi alumunium atau pemurnian tembaga.
RT
E sel E sel
o
ln K ..................................................... (4.10)
nF
Hubungan antara Esel dan Eosel ini disebut persamaan Nernst, dimana K adalah tetapan
kesetimbangan yang nilainya sama dengan perbandingan aktifitas spesi teroksidasi terhadap spesi
tereduksi.
[ a oksidasi ]
K .......................................... (4.11)
[ a reduksi ]
5. Keaktifan Elektrolit
Pada campuran non elektrolit, potensial kimia dapat dinyatakan sebagai
i (l ) io(l ) RT ln i xi ...................................... (4.14)
dimana i adalah koefisien keaktifan zat i dan xi adalah fraksi mol zat i. Aktifitas zat non elektrolit
adalah
ai i xi ................................................. (4.15)
Untuk larutan elektrolit yang mengandung anion dan kation, nilai potensial kimia masing masing
ion adalah
o RT ln m ......................................... (4.19)
o RT ln m ......................................... (4.20)
o+ dan o- adalah potensial kimia standar dari kation dan anion, sedangkan + dan - adalah
koefisien aktifitas katin dan anion. Potensial kimia total dari zat elektrolit adalah
................................................ (4.21)
dimana + dan - adalah jumlah kation dan anion. Substitusi persamaan 4.19 dan 4.20 pada
persamaan 4.21 menghasilkan
( o o ) RT ln m m .................................. (4.22)
Jika m adalah molalitas ionik rata rata dan adalah koefisien aktifitas ionik rata rata
dimana
1 1
m (m m )
m( ) ................................ (4.23)
1
( ) ............................................................ (4.24)
m ( ) ................................... (4.27)
6. Kekuatan Ion
Elektrolit yang mempunyai ion bermuatan lebih dari satu mempunyai pengaruh yang lebih
besar terhadap koefisien aktifitas dibandingkan elektrolit yang hanya mempunyai ion bermuatan
satu. G. N. Lewis menyimpulkan hal tersebut sebagai kekuatan ion (I)
I 1 / 2 mi z i2 1 / 2(m1 z12 m2 z 22 ...) ....................... (4.28)
i
dimana zi adalah muatan ion ion pada zat elektrolit. Pada pengenceran tak terhingga, distribusi ion
pada larutan elektrolit dapat dianggap sangat acak. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, gaya tarik
dan gaya tolak menjadi penting karena letak ion ion yang berdekatan. Karena adanya gaya tarik
antar ion dan antara ion dengan lingkungan atmosfer ionik, koefisien aktifitas elektrolit mengalami
penurunan. Pengaruh ini terjadi lebih besar pada ion ion bermuatan tinggi dan pada pelarut
dengan konstanta dielektrik lebih rendah dimana interaksi elektrostatik menjadi lebih kuat.
Debye dan Hckel menyatakan bahwa pada larutan encer, koefisien aktifitas i dari spesi ion
i dengan muatan zi adalah
log i Az i2 I 1 / 2 ................................... (4.29)
1/ 2 3/ 2
1 2N A m pelarut e2
dengan A ................. (4.30)
2,303 V 4 0 r kT
dimana mpelarut adalah massa pelarut, V adalah volume dan r adalah permitivitas relatif. Jika
persamaan 4.24 ditulis dalam bentuk logaritma
1
log ( log log ) ......................... (4.31)
7. Penentuan pH
Konsentrasi ion H+ pada larutan aqueous dapat bervariasi mulai 1 mol/L dalam 1 mol/L
HCL sampai dengan 10-14 dalam 1 mol/L NaOH. Karena jangkauan nilai yang luas ini, Sorenson
(1909) mendefinisikan pH sebagai
pH = - log [H+] ....................................... (4.34)
Saat ini, pH dapat didekati sebagai minus logaritma dari aktifitas ion hidrogen
pH = - log aH+ ......................................... (4.35)
pH dapat diukur dengan menggunakan elektroda hidrogen (sebagai elektroda pengukur) dan
elektroda kalomel (sebagai elektroda pembanding). Kedua elektroda dihubungkan oleh jembatan
garam, dengan notasi sel Pt | H 2(g) | H+(aH+) Cl- | Hg2Cl2 | Hg. Reaksi setengah sel yang terjadi
pada kedua elektroda adalah
Hg2Cl2 + e- = Hg + Cl- Eo = 0,2802 V
H+ + e- = H2(g) Eo = 0,0000 V
Nilai DGL untuk sel ini adalah
[oksidasi ]
Esel = Eosel 0,0591 log ..... (4.36)
[ reduksi ]
[a H ]
log
Esel = Eosel 0,0591 PH 2 .................................. (4.37)
Po
Jika PH2 = Po
Esel = Eosel 0,0591 log [aH+]
= 0,2802 V 0,0591 log [aH+]
Esel - 0,2802 = - 0,0591 log [aH+]
Esel - 0,2802 = 0,0591 pH
E sel 0,2802
pH ........................................... (4.38)
0,0591