Anda di halaman 1dari 4

Mengintip Terbentuknya Batuan Karbonat:

Carbonate Factory
15/02/15 Geologi, Sedimentologi
Tahukah kamu apa itu batuan karbonat? Menurut Scoffin (1987) dalam

bukunya, yang disebut sebagai sedimen karbonat atau batuan karbonat adalah suatu

batuan atau sedimen yang memiliki komposisi mineral karbonat lebih dari 50% serta

mineralnya tersusun oleh anion CO32- dan satu atau lebih kation. Mineral karbonat yang

paling melimpah di alam adalah kalsit (CaCO3) dimana kalsit merupakan komponen

mineral utama pada batugamping. Itu loo, mineral bening yang sering kamu lihat ketika

kamu duduk di atas sebuah bongkahan batu besar berwarna putih yang biasanya ada di

tepi pantai.

Faktor abiotik yang mempengaruhi pertumbuhan terumbu antara lain berupa suhu, salinitas, sinar
matahari, pengendapan sedimen, dan nutrisi (James dan Bourque, 1992 dalam Walker dan James, 1992).
Secara dominan batuan karbonat tersusun oleh mineral kalsit dan atau mineral

dolomit yang mana apabila komposisinya lebih dari 95% akan membentuk

batugamping (limestone) dan juga dolostone. Limestone dan dolostone merupakan

reservoar batuan karbonat alias wadahnya minyak bumi yang utama di dunia, dimana

lebih dari 40% cadangan hidrokarbon atau minyak bumi di dunia ada di batuan

karbonat ini. Wooww... terus kalo di pantai2 gitu berarti ada minyaknya dong? Engga

lah.... adanya kan di dalam bumi....


Nah, dalam definisi yang lain disebutkan bahwa batuan karbonat adalah batuan

dengan kandungan material karbonat lebih dari 50% yang tersusun atas partikel

karbonat klastik hasil rombakan batuan karbonat lain yang tersemenkan, atau karbonat

kristalin hasil presipitasi langsung (Reijers & Hsu, 1986). Bates & Jackson (1987) dalam

bukunya juga mendefinisikan batuan karbonat sebagai batuan yang komponen

utamanya adalah mineral karbonat dengan berat mineral keseluruhan lebih dari 50%.

Sedangkan batugamping menurut definisi Reijers & Hsu (1986) adalah batuan yang

mengandung kalsium karbonat hingga 95%. Sehingga tidak semua batuan karbonat

adalah batugamping. Duh, pusing atuh!

Ngomong-ngomong soal terbentuknya....batuan karbonat dapat terbentuk

melalui proses kimia dan proses biogenik. Proses biogenik merupakan proses

presipitasi pada organisme seperti koral, alga, moluska, foraminifera dan organisme

lain yang hidup di laut. Sedangkan proses kimiawi dapat terjadi dari presipitasi dan

disolusi air laut yang pada akhirnya membentuk mineral kalsit maupun aragonit.

Padahal, 98% sedimen karbonat berasal dari material organik yang artinya batuan

karbonat lebih banyak terbentuk melalui proses biogenik alias berasal dari makhluk

hidup lohhh guys. Banyak banget dong makhluk hidupnya....

Saat ini sedimen karbonat dapat ditemukan di lingkungan pengendapan laut

dan juga beberapa tempat pengendapan di lingkungan darat seperti gua dan wilayah

sumber mata air panas. Sedimen karbonat dalam jumlah besar dapat ditemukan

terutama di daerah laut dangkal dengan iklim tropis (Scoffin,1987). Secara umum,

produsen utama kalsium karbonat sendiri berasal dari organisme laut yang saling

berasosiasi membentuk terumbu. Terumbu dapat disebut sebagai pabrik utama yang

menghasilkan batuan karbonat (Nichols,1999). Artinya, karang-karang yang sekarang


hidup itu adalah pabrik batuan karbonat. Keren ya guys. Makanya harus terus kita jaga

ya guys.

Pada dasarnya, terumbu merupakan suatu fenomena biologi yang memiliki

aspek khusus berupa skeletal framework. Faktor biologi yang mempengaruhi

pertumbuhan terumbu antara lain fotosintesis, material organik sebagai makanan

organisme pembentuk terumbu, kompetisi, dan predator. Adapun faktor biologi yang

berperan dalam pembentukan terumbu Kenozoik atau masa sekarang, berkaitan

dengan tingginya kecepatan metabolisme dan efisiensi organisme, sehingga

perkembangan sel, jaringan, maupun skeletal dapat maksimal. Adanya banyak skeletal

ini berkembang menjadi suatu kerangka yang besar karena adanya koloni sehingga

mendukung pertumbuhan volume terumbu. Pertumbuhan yang pesat tersebut

membutuhkan habitat yang baru sehingga tingkat biodiversitas organisme dalam

komunitas tersebut juga akan meningkat. Penyusun utama terumbu yang diketahui

sejak Kenozoik Tengah berupa stony corals dan calcareous algae. Selain itu juga

terdapat organisme lain seperti invertebrata sesile, koral rugosa, tabulata, sponge, dan

bryozoa (Van Der Velde et all, 1991).

Perkembangan dari penelitian menunjukkan bahwa pada kenyataannya

pertumbuhan terumbu banyak dipengaruhi oleh banyak faktor non biologi seperti

kedalaman, suhu, salinitas, cahaya, aktivitas gelombang laut, pengendapan material

sedimen, perubahan pasang surut air laut, dan nutrisi anorganik sebagai makanan

organisme penyusun terumbu (lihat gambar 1). Ternyata cukup rentan ya hidupnya si

terumbu karang...

Dalam hal ini, lingkungan dari terumbu merupakan hal yang penting dalam

pertumbuhannya. Faktor yang mempengaruhi lingkungan tersebut berupa kombinasi


antara kimia, fisika, geologi, dan biologi. Suatu terumbu mempunyai pertumbuhan yang

dinamis, dengan mengetahui karakternya pada suatu kondisi maka dapat diperkirakan

kondisi lingkungannya saat itu. Jadi dapat disimpulkan bahwa terumbu tidak murni

berupa fenomena biologi, melainkan dikontrol oleh perubahan berbagai faktor non

biologi (Van Der Velde et all, 1991). Hmmm... manarik juga ya si terumbu. Yuk kita terus

lestarikan terumbu, demi terbentuknya batuan karbonat di masa yang akan datang.

Hehehe

References :

Bates, R.L., and Jackson, J.A., 1987, Glosary Of Geology, 3rd Ed, American Geological Institute
Alexandria, Virginia
Nichols, Gary, 1999, Sedimentology Stratigraphy, Blackwell Science Ltd, Oxford. Hlm. 1-7, 25-
28, & 208-214.
Reijers, T. J. A., Hs, K. J., 1986, Manual of Carbonate Sedimentology A Lexicographical
Approach : Academic Press, Florida.
Scoffin, Terence. 1987. An Introduction to Carbonate Sediments and Rocks. Blackie and Sons
Ltd. London
Van Der Velde, G., dll, 1991, Coral Reef Ecology, Fundamental dan Applied

Marine Ecologi (FAME), Brussel.

Anda mungkin juga menyukai