Anda di halaman 1dari 7

Nama : Devi Novitasari

Nim : F1031141039
Mata kuliah : Auditing

Berikut ini merupakan Analisis kode etik akuntan Indonesia bagian I. Profesi akuntan
secara umum menggunakan contoh cerita:

BAB I

Kepribadian

Pasal 1

Setiap anggota harus selalu mempertahankan nama baik profesi dengan menjunjung

tinggi etika profesi serta hukum negara tempat ia melaksanakan pekerjaannya

Contoh: Profesi polisi identik dengan suap menyuap. Namun sebenarnya tidak semua

polisi mau disuap, ini dikarenakan ada oknum-oknum tertentu yang membuat

masyarakat berfikir serta mencap profesi polisi sebagai profesi yang haus akan

uang. Oleh karena itu, kita sebagai orang yang manyandang sebuah Profesi

harus terus dan selalu menjaga nama baik profesi yang kita sandang, dengan

tidak membuat hal hal yang dapat merusak nama baik kita sendiri khususnya

nama baik profesi. Maka dari itu kita perlu mematuhi serta menjalankan etika

profesi yang berlaku, sejalan dengan hukum yang ada ditempat tersebut.

Pasal 2

setiap anggota harus mempertahankan tingkat integritas dan objektivitas dalam

melakukan pekerjaannya
Contoh: Dalam sebuah pembelajaran, seorang guru selain bertanggung jawab dalam

mengajar juga bertanggung jawab dalam memberikan hasil pembelajaran atau

nilai bagi siswa. Dimisalkan Seorang guru mengajar di sebuah SMA X, salah

satu murid dikelas yang ia ajar merupakan anak tetangganya. Meski begitu guru

tersebut harus bersikap sama dengan murid tersebut seperti murid yang lainnya,

begitu juga dengan nilai yang diberikan harus sesuai dengan kemampuan murid

tersebut.

BAB II

Kecakapan profesional

Pasal 3

Setiap anggota bertanggung jawab untuk meningkatkan kecakapan profesionalnya

sehingga mampu memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat, pemerintah dan

dunia usaha

Contoh: Dalam era globalisasi saat ini, kemajuan jaman semakin pesat, persaingan

semakin kuat. Untuk menghadapi hal tersebut, seorang guru seharusnya terus

mengasah kemampuannya, dengan tetap belajar dan mempelajari perkembangan

yang menunjang profesinya agar guru tersebut tidak ketinggalan jaman dan bisa

memperkaya ilmu nya untuk membantunya dalam memberikan pembelajaran

yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, maupun orang lain serta masyarakat

terutama peserta didiknya.

Pasal 4
Seorang anggota yang tidak bekerja sebagai akuntan publik tidak dibenarkan

memberikan pernyataan pendapat akuntan, kecuali bagi akuntan yang menurut aturan

perundang-undangan yang berlaku di haruskan memberikan pernyataan pendapat akuntan.

Contoh: Seorang wali kelas mempunyai wewenang untuk menaikan kelas atau tinggal

kelas muridnya. Namun pada saat waktu mendekati kenaikan kelas, ternyata

guru itu mengalami suatu hal yang mengharuskan ia cuti. Wewenang tersebut

bisa dipindahkan ke guru lain dan keputusan yang akan diberikannya dapat

dipertimbangkan dengan melihat hasil belajar muridnya, dengan bertanya

kepada guru mata pelajaran dikelas tersebut atau bisa saja dengan bertanya

dengan wali kelas terdahulu

BAB III

Tanggung jawab

Pasal 5

Sebagai seorang warga negara yang bertanggung jawab, setiap anggota wajib

menjungjung tinggi tanggung jawab moral, tanggung jawab sosial dan tanggung jawab

profesional

Contoh: Didunia pekerjaan, selain memiliki mitra usaha, kita juga memiliki pesaing.

Didalam perusahaan, saingan tak hanya berasal dari luar perusahaan, didalam

perusahaan itu sendiri para karyawan yang saling bersaing. Sebagai orang

yang memiliki tanggung jawab moral, hendaknya kita bersaing secara sehat

didalam pekerjaan dengan tidak menjelek-jelekan pihak lawan. Selain itu,

sebisanya kita menolong rekan kerja kita yang meminta bantuan, entah itu

berkaitan dengan pekerjaan maupun urusan pribadi tanpa mengganggu


pekerjaan yang kita emban saat ini, ini merupakan tanggung jawab sosal kita

ke sesama rekan kerja. Dikatakan tadi kita diperbolehkan saja menolong

pekerjaan rekan kerja kita, tetapi yang mesti diingat ialah kerjaan kita sudah

beres terlebih dahulu dan juga pekerjaan yang kita bantu juga harusnya sesuai

dengan bidang keahlian kita, jangan sampai kita membantu hal diluar

kemampuan kita, ini merupakan tanggung jawab profesional.

Pasal 6

Setiap anggota harus menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama

pekerjaannya, dan tidak boleh terlibat dalam pengungkpan fakta atau informasi tersebut,

bila tidak memperoleh izin khusus , kecuali bila dikehendaki oleh hukum atau negara atau

profesinya. Ia tidak boleh menggunakan untuk keuntungan sendiri atau untuk keuntungan

pihak ketiga, suatu pengetahuan atau informasi yang diperolehnya dari pelaksanaan

tugasnya

Contoh: Seorang akuntan mengaudit perusahaan X dan menghasilkan informasi terkait

dengan perusahaan tersebut. setelah pemeriksaan tersebut, pihak pesaing

perusahaan tadi menghubungi akuntan tersebut dan meminta sejumlah informasi

berkaitan dengan perusahaan X dan mengiming imingi sejumlah uang sebagi

imbalan. Dalam hal ini, akuntan tersebut tidak boleh memberikan informasi

tersebut kepada pihak lawan, karena selain melanggar kode etik, akuntan

tersebut juga sudah melanggar kepercayaan yang diberikan dari klien dan

nantinya akan berdampak buruk bagi akuntan tersebut maupun organisasinya.

Pasal 7
Setiap anggota harus bisa mempertanggung jawabkan mutu hasil pekerjaannya.

Karena ia tidak dibenarkan bila pada saat yang bersamaan terlibat dalam usaha atau

pekerjaan yang dapat menyebabkan penyimpangan dari objektivitas atau yang tidak

konsisiten dngan pekerjaannya

Contoh: Seorang akuntan publik selain bekerja sebagai auditor, ia juga membuka usaha

dibidang mebel. Suatu hari ia mendapatkan proyek untuk mengaudit suatu

perusahaan besar, disaat yang bersamaan pesanan di mebelnya sedang banyak-

banyaknya. Karena hal tersebut, pemeriksaan yang harusnya selesai dalam

waktu satu bulan menjadi molor hingga 2 bulan. Hal seperti ini yang tidak

dibenar kan disini, karena gara-gara pekerjaan sampingan tersebut membuat

pekerjaan nya sebagai auditor terganggu. Seharusnya akuntan tersebut harus

bersikap profesional, tidak masalah jika ia membuka usaha diluar pekerjaannya,

hanya saja jangan sampai mengganggu pekerjaannya sebagai akuntan.

Sebaiknya pekerjaan mebelnya tadi dipercayakan ke orang lain, untuk

membantu akuntan tersebut agar dapat bekerja secara optimal di kedua bidang

tersebut.

BAB IV

Pelaksanaan kode etik

Pasal 8

1. Setiap anggota wajib menghayati dan mengamalkan kode etik akuntan ini penuh rasa

tanggung jawab, baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama dengan

anggota lainnya.
Comtoh: Seorang akuntan wajib menaati kode etik yang berlaku, jika ada salah satu

anggota melanggar kode etik tersebut, sudah kewajiban kita sesama anggota

untuk saling mengingatkan. Dimisalkan badu merupakan seorang akuntan

publik yang selalu menaati dan mengamalkan kode etik profesi akuntan,

badu merupakan teladan di kantornya. Disisi lain, seorang akuntan publik

bernama budi yang juga satu kantor dengan badu itu kadang kala melanggar

kode etik profesinya. Badu yang mengetahui hal tersebut dengan pelan

pelan menasehati budi dan mengajaknya untuk berperilaku sesuai dengan

kode etik yang ada. Yang akhirnya membuat budi sadar dan mengikuti

nasehat yang diberi badu.

2. Setiap anggota mempunyai kewajiban moral untuk secara konsisten memelihara tetap

dilaksanakannya kode etik ini, sehingga hasil-hasil pekerjaan profesional seluruh

anggota memiliki keandalan yang tinggi dalam melindungi kepentingan masyarakat,

pemerintah dan dunia usaha.

Contoh: Dalam rangka penertiban kendaraan bermotor, kepolisian lalu lintas

melakukan rajia dibeberapa titik di Pontianak di jam tertentu. Saat itu ada

seorang pengendara motor yang diperiksa dan ternyata tidak memiliki sim.

Pengendara tersebut lantas menyelipkan uang ke polisi yang memeriksanya

agar bisa diloloskan. Di tempatkan di kondisi seperti itu, lantas polisi

tersebut mengembalikan uang yang diberikan dan memberikan surat tilang

seperti sebagaimana mestinya. Perbuatan polisi tersebut sudah benar,

mengingat ia sudah bisa menolak sogokan pengendara tersebut. karena jika

ia menerimanya, tak hanya negara yang dirugikan, tetapi moral nya juga

akan tercoreng dan dianggap rendah yang membuat kepercayaan

masyarakat kepada para polisi semakin bekurang. Oleh karena itu, kita
harus selalu menjunjung etika profesi yang kita emban, agar klien kita yang

disini disebut masyarakat dapat mempercayai kita sebagai profesi yang bisa

mereka andalkan.

Anda mungkin juga menyukai