BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
(Longo, 2012)
2013)
diagnosis klinis.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
Desember 2013.
5
D. Keaslian Penelitian
1 Handriawan, 1999 Evaluasi Kasus Limfoma Retrospektif non Pasien yang Terdapat 149 kasus
Dhian Non Hodgkin pada eksperimental terdiagnosa Limfoma Maligna, 126 LNH.
Laboratorium Patologi dengan metode menderita LNH Mayoritas penderita
Anatomi FK UGM Tahun deskriptif yang diperiksa berada pada kisaran umur
1995-1997 kualitatif terhadap massa tumornya 40-60 tahun sebanyak 57
penderita LNH di kasus (45,24%). Penderita
Laboratorium laki-laki lebih banyak
Patologi dari perempuan (1,2:1).
Anatomi FK UGM Lokasi tersering
dalam periode munculnya kelainan pada
1 Januari 1995 limfonodi (38,90%).
sampai 31 Sebagian besar tumor
desember 1997 mempunyai pola arsitektur
difus (86,50%).Jenis
histopatologis terbanyak
menurut klasifikasi
Working Formulation
adalah limfoma difus
dengan sel besar yang
predominan (DLCL) dengan
jumlah 36 kasus (28,60%).
3 Laksono, 2011 Frekuensi Ekspresi Deskripstif Pasien tumor Ekspresi EBNA-1 lebih
Rizki Abri Protein Epstein Barr observasional kepala dan banyak pada laki-laki
Virus (EBV) EBNA-1 pada leher di (87,5%) dibanding
Non Hodgkin Lymphoma bagian THT perempuan (12,5%), namun
Ekstranodul Primer di RSUP Dr. tidak berbeda signifkan
Kepala dan Leher Sardjito; (p>0,05). Ekspresi EBNA-1
menjalani paling banyak terdapat
biopsi atau pada kelompok umur 41-60
operasi pada tahun (37,5%) dibanding 4
April 2007- kelompok umur lain namun
Oktober 2008; tidak berbeda signifikan
hasil (p>0,05). Ekspresi EBNA-1
pemeriksaan lebih banyak pada tumor
histopatologi primer tonsil (50%)
menunjukkan dibanding 2 tumor primer
8
E. Manfaat Penelitian
sebuah penelitian.