Anda di halaman 1dari 8

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Hidroterapi

Hidroterapi berasal dari dua kata Yunani yaitu "hudor" yang


artinya air dan "therapeia" yang artinya penyembuhan. Jadi hidroterapi
adalah penyembuhan dengan menggunakan air. Hidroterapi dapat
digunakan dalam bentuk apapun, termasuk es dan uap, baik secara internal
maupun eksternal, untuk menyembuhkan penyakit. Hidroterapi merupakan
salah satu dari jenis-jenis fisioterapi (Calthrop, 1931). Hidroterapi adalah
salah satu metode pengobatan dasar yang banyak digunakan dalam sistem
pengobatan alami, yang juga disebut terapi air, terapi kolam renang, dan
balneotherapy. Penggunaan air dalam berbagai bentuk dan dalam berbagai
suhu bisa menghasilkan efek yang berbeda pada sistem tubuh yang
berbeda. (Mooventhan and Nivethitha, 2014).

Hidroterapi (Terapi air) adalah metode terapi yang menggunakan


media air untuk meringankan kondisi tubuh menggunakan pendekatan
lowtech yang mengandalkan pada respons respons tubuh terhadap air.
Manfaat yang diperoleh dari terapi ini salah satunya yaitu dapat
meningkatkan imunitas dan membantu melancarkan sirkulasi darah
(Pinilih, 2016).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bumin (2003) di


Turki menjelaskan bahwa hidroterapi merupakan promosi untuk
meningkatkan keseimbangan, rasa nyaman serta rasa bahagia terhadap
pasien. Selain itu, tujuan utama hidroterapi ini sebagai meningkatkan
sirkulasi, mengembalikan aktivitas, konsentrasi dan meningkatkan
koordinasi dan fungsi serta memberikan perasaan senang. Sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Mortimer (2014) dijelaskan bahwa
hidroterapi merupakan terapi untuk pasien dengan perilaku hiperaktif dan
kecemasan, dan pada pasien dengan masalah kepercayaan diri. Tetapi pada
penelitian ini dijelaskan bahwa hidroterapi memiliki efek samping yang
mungkin terjadi yaitu kelelahan akibat peningkatan aktivitas fisik dan
regresi perilaku sosial ataupun motorik.

Menurut Wardle (2013) dalam penelitiannya yang dilakukan di


Australia menyebutkan bahwa hidroterapi merupakan jenis terapi yang
dapat menawarkan manfaat terapeutik yang tergolong murah. Bahkan
hidroterapi digolongkan sebagai terapi yang gratis karena kebanyakan
pasien telah memiliki peralatan yang diperlukan untuk melakukan
hidroterapi di rumah mereka.

3.2 Indikasi Hidroterapi

Dalam penelitian Hayasaka (2008) menjelaskan tentang indikasi


dari hidroterapi diantaranya pasien dengan agresif, kecemasan, depresi dan
disorientasi. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Mortimer (2014) bahwa terapi hidroterapi merupakan terapi yang efektif
untuk pasien dengan kecemasan, agresivitas dan gangguan dengan
masalah kepercayaan diri.

Hidroterapi berpengaruh terhadap perubahan agresivitas. Hasil


analisis yang dilakukan oleh Pinilih (2016) didapatkan bahwa terdapat
perbedaan aspek agresivitas pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol sebelum dan sesudah diberikan hidroterapi. Pada hal
ini,hidroterapi menunjukkan adanya efektivitas terhadap penurunan pada
aspek verbal dan anger.

Hidroterapi dapat mengurangi tingkat kecemasan. Penelitian yang


dilakukan oleh Robiner pada tahun 1989 menunjukkan bahwa berendam
selama sepuluh menit di whirlpool bath dapat meningkatkan denyut nadi,
suhu akral, wellbeing dan penurunan rasa cemas. Penelitian yang berkaitan
juga dilakukan oleh Benfield pada tahun 2010 yang menyimpulkan bahwa
hidroterapi dapat menurunkan kecemasan, kadar vasopresin dan oksitosin.
Penelitian ini dilakukan pada sebelas wanita hamil dengan persalinan
spontan yang berusia rata-rata 24,5 tahun (rentang antara 21 33 tahun)
dengan cara berendam dalam air bersuhu 37 C dalam 1 jam.

Levine (1984) dalam penelitiannya mengatakan bahwa air hangat


yang bergerak dapat menurunkan kecemasan. Penelitian ini dilakukan
pada 4 orang laki-laki dan 10 orang perempuan (umur rata-rata 37 tahun)
dengan diagnosa gangguan kecemasan. Setiap sampel duduk di hot tub
( dengan diameter 1,82 meter dan dalam 1,52 meter) dengan suhu 38 C.
Hasilnya terdapat penurunan yang signifikan tingkat kecemasan setelah
hidroterapi selama 15 menit. Hal ini menunjukkan bahwa hidroterapi dapat
memiliki efek jangka pendek yang signifikan pada kecemasan. Hal ini
didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Goedsche pada tahun
2007. Hasilnya yaitu pemberian terapi air dengan suhu kontras
(penggunaan rendam air hangat dan air dingin secara
bergantian) dapat membantu meringankan perasaan
gugup, cemas, melancarkan peredaran darah, dan sistem
kekebalan tubuh.

Berdasarkan penelitian Robiner (1989) Hidrotherapy dapat


mengurangi tingkat depresi dengan cara berendam selama sepuluh menit
dengan menggunakan air hangat. Hidroterapi dapat meringankan gejala
depresi secara efektif. Menurut penelitian Jakson (1915), hidroterapi bisa
menurunkan depresi dengan cara berendam di kolam renang, baik itu di
kolam air hangat ataupun di kolam air dingin. Hal ini didukung oleh
penelitian Shevchuk (2008) yang menyatakan bahwa untuk terapi pada
pasien depresi disarankan mandi air dingin dengan suhu 20C yang
dilakukan selama 2 sampai 3 menit dan didahului dengan adaptasi
bertahap selama 5 menit agar tubuh dapat beradaptasi dengan suhu air.
Terapi ini dilakukan selama beberapa minggu bahkan sampai beberapa
bulan.

Hidroterapi ini tidak menimbulkan efek samping dan dapat


diimplementasikan pada klien dengan gangguan intelektual dan motorik
berat (Iiyama, 2008). Mandi air dingin dapat meningkatkan pengiriman
impuls listrik dari saraf perifer ke otak. Hal ini didukung oleh penelitian
Hasan (2017). Dalam penelitiannya disebutkan bahwa mandi air dingin
dapat menimbulkan vasokontriksi dan meningkatkan mood sehingga
terjadi penurunan depresi. Dalam penelitian ini, mandi air dingin
membutuhkan waktu adaptasi sekitar 2 sampai 3menit.

3.3 Kontraindikasi Hidroterapi

Adapun beberapa penelitian menjelaskan bahwa kontraindikasi dari


hidroterapi. Menurut Batavia (2006) klien dengan riwayat konsumsi
alkohol tidak dianjurkan untuk dilakukan hidroterapi. Alkohol mengurangi
tingkat kesadaran dan menimbulkan masalah keamanan. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Kim Fromme (1993) yang
menyatakan bahwa konsumsi alkohol dapat memancing perilaku agresif,
mempengaruhi perilaku sosial dan non sosial lainnya.

Batavia (2006) menyebutkan bahwa hidroterapi tidak dianjurkan


bagi pasien yang takut dengan air. Pasien yang takut air akan menolak
untuk dilakukan hidroterapi, bahkan mereka sama sekali tidak mau
pencelupan wajah atau tubuhnya ke dalam air. Hal ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Lindal (1993) yang menyebutkan bahwa
elemen cair bisa menyebabkan perasaan negatif yang dapat menyebabkan
panik dan frustrasi. Hal seperti ini sering disebut sebagai aquaphobia.
Pasien dengan diagnosis keperawatan resiko bunuh diri tidak
disarankan untuk diikutsertakan dalam hidroterapi karena dikhawatirkan
akan terjadi peningkatan resiko tenggelam. Menurut APA (2013) dalam
DSM V menyebutkan bahwa klien dengan resiko bunuh diri akan
melakukan usaha bunuh diri lebih dari satu kali. Pasien dapat berusaha
untuk melukai diri sendiri dengan menggunakan media apapun pada setiap
kesempatan.

Papavramidou (2003) menyebutkan beberapa kontraindikasi dari


hidroterapi. Hidroterapi dengan air dingin tidak direkomendasikan. untuk
pasien yang menderita peritonitis, penyakit leukophlegmasia, pyemia,
myocarditis, demam, gonore, wasir, penyakit paru, arthritis, takikardia,
neuralgia, dorsalgia, vertigo, atau yang menderita stres. Mandi air dingin
dapat memperlambat sirkulasi darah dan mengurangi jumlah keringat.
Papavramidou (2003) menambahkan bahwa mandi air panas tidak
rekomendasikan untuk orang-orang yang mengalami kelemahan, gugup
atau orang-orang yang rentan terhadap kerusakan otak.

3.4 Cara Hidroterapi

Pada penelitian Hayasaka (2008) menunjukkan bahwa terdapat


penurunan tingkat kecemasan, depresi, kemarahan dan kebingungan.
Selain itu, dalam penelitian ini terjadi peningkatan semangat secara
signifikan setelah mandi sauna. Mandi sauna dengan suhu 60 Celcius
dalam 15 menit dapat meningkatkan sirkulasi darah perifer secara
signifikan pada arteri tibialis dan dorsalis pedis. Teknik hidroterapi ini
tidak menimbulkan efek samping dan dapat diimplementasikan pada klien
dengan gangguan intelektual dan motorik berat (Iiyama, 2008).

Levine (1984) mengatakan bahwa air hangat yang bergerak dapat


menurunkan kecemasan. Penelitian ini telah dilakukan pada 4 orang laki-
laki dan 10 orang perempuan (umur rata-rata 37 tahun) dengan diagnosa
gangguan kecemasan. Setiap sampel duduk di hot tub dengan suhu 380 C.
Hasilnya terdapat penurunan yang signifikan tingkat kecemasan setelah
hidroterapi selama 15 menit.

Selain depresi, mandi air hangat juga dapat menurunkan tingkat


kecemasan pada wanita hamil, sesuai dengan penelitian Benfield (2010)
menyimpulkan bahwa hidroterapi dapat menurunkan kecemasan, yang
disertai dengan penurunan kadar vasopresin dan oksitosin. Penelitian ini
dilakukan pada sebelas wanita hamil dengan persalinan spontan yang
berusia rata-rata 24,5 tahun dengan cara berendam dalam air bersuhu 37
C selama 1 jam.

Air dingin menghilangkan panas dengan cepat. Manfaat mandi air


dingin yaitu untuk menjaga keseimbangan dan sistem saraf menjadi lebih
aktif[ CITATION Edw03 \l 1033 ]. Komponen terbesar di dalam tubuh
manusia adalah air. Tubuh manusia memiliki kandungan air sebanyak 73%
dari berat badan yang terdiri dari 29% cairan ekstraseluler dan 44% cairan
intraseluler (Mialich, 2014). Sebagai pengatur suhu tubuh air mempunyai
kemampuan untuk menyalurkan panas dengan mendistribusikan panas di
dalam tubuh. Hasan (2017) dalam penelitiannya disebutkan bahwa mandi
air dingin dapat menimbulkan vasokontriksi pembuluh darah dan
meningkatkan mood sehingga terjadi penurunan depresi. Dalam penelitian
ini, mandi air dingin membutuhkan waktu adaptasi sekitar 2 3 menit.

Shevchuk (2008) juga menyatakan bahwa terapi pada pasien


depresi disarankan mandi air dingin dengan suhu 20 C yang dilakukan
selama 2 sampai 3 menit dan didahului dengan adaptasi bertahap selama 5
menit agar tubuh dapat beradaptasi dengan suhu air. Terapi ini dilakukan
selama beberapa minggu bahkan sampai beberapa bulan.

Wardle Jon (2007) mengatakan bahwa contrast


shower merupakan terapi menggunakan air hangat dan
dingin secara bergantian, hal ini dilakukan untuk
merangsang vitalitas dan detoksifikasi. Contrast shower
memiliki cara kerja untuk memberikan stimulus air panas
dan air dingin secara bergantian, sehingga tubuh
menyesuaikan untuk mendinginkan atau memanaskan
tubuh secara sendiri. Pemberian suhu kontras ini
membantu meringankan perasaan gugup, cemas,
melancarkan peredaran darah, dan sistem kekebalan tubuh
(Goedsche et al. 2007).

Pinilih (2016) dalam penelitiannya didapatkan bahwa terdapat


perbedaan aspek agresivitas ada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol sebelum dan sesudah diberikan hidroterapi dengan cara berwudu.
Pada hal ini, hidroterapi menunjukkan adanya efektivitas terhadap
penurunan pada aspek verbal dan tingkat kemarahan anak.

Sitz bath (juga disebut mandi pinggul) adalah jenis mandi di mana
hanya pinggul dan bokong direndam dalam air. Pengertian ini berasal dari
Jerman kata kerja sitzen, yang berarti untuk duduk. Selain itu pada
penelitian ini dijelaskan bahwa terapi sitz bath berguna untuk
meningkatkan rasa nyaman dan mengurangi rasa nyeri. Sehingga
menimbulkan efek rileks (Gupta, 2006).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Robiner (1989), efek


dari terapi whirlpool adalah meningkatkan perasaan nyaman dan
menurunkan perasaan cemas, stres, dan perilaku kekerasan.

Penggunaan aktivitas air atau berenang dapat memfasilitasi


pengembangan bahasa dan konsep diri, dan untuk memperbaiki perilaku
maladaptif dan memberikan yang sesuai pengaturan untuk intervensi
pendidikan dini (Yilmaz, 2004).
Jakson (1915) menggunakan hidroterapi sebagai sarana untuk
menurunkan tingkat depresi dengan cara berendam dikolam renang, baik
itu dikolam air hangat ataupun di kolam air dingin.

3.5 Efektifitas Hidroterapi

Pada penelitian Hayasaka (2008) menjelaskan bahwa hidroterapi


merupakan terapi pelengkap dan praktek pengobatan alternatif yang efektif
untuk meningkatkan mood dan mereduksi kegelisahan. Selain itu, pada
penelitian Mooventhan (2014) menunjukkan bahwa hidroterapi memiliki
efek berbasis bukti ilmiah pada berbagai sistem tubuh.

Anda mungkin juga menyukai