Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH
ANNISA KHAIRANI
PO.76.3.04.14.1.004
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
B. Data Dasar Pasien
1. Identitas Pasien
Nama : Tn.Dr
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : laki laki
Agama : Islam
Alamat : Jln. Karaeng laluasa DG kulle
No. Register : 00795852
Tanggal MRS : 21 April 2017
Tanggal Observasi : 25April 2017
Diagnosa Medis : tuberculosis paru
Ruang Perawatan :IC lantai 2 bed 1
2. Data Subyektif
a. Keluhan Utama
Pasein mengalami sesak pada dada,batuk,nyeri pada dada,pausing,
insomnia,susah BAB
.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Tuberculosis paru
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah dirawat dengan penyakit yang sama. Pernah dirawat di
balai besar kesehatan paru
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit yang sama dalam keluarga.
3
e. Kebiasaan Makan
f. Sosial Ekonomi
3. Skrining Gizi
4
a. Antropometri
U =55 tahun
LLA =18 cm
TL = 55
Konversi TL ke TB
=(2,02xTL)-(0,04x54)+64,19
= 162
TB =162 cm
%LLA= x 100%
18
%LLA= 32.2 x 100%
=55%
b. Pemeriksaann Fisik/Klinis
5
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Fisik/Klinis
Jenis Hasil
Nilai Normal Ket.
Pemeriksaan Pemeriksaan
Fisik
Keadaan umum Lemah
BAB Biasa kuning
BAK Lancar
Klinis
Suhu 38oC 36 - 37 oC N
Nadi 110x/menit 80-90 x/menit
pernapasan 28x/menit 20-30x/menit N
c. Pemeriksan Laboratorium
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Hasil
Nilai Normal Ket.
Pemeriksaan Pemeriksaan
Bilirubin total 0.96 >1.1 g/dl
SGOT 61 > 38 U/L
SGPT 24 > 41 U/L
albumin 2.4 3.5-50 g/dl
6
d. Riwayat Makan
Makanan yang Dimakan Sebelum Intervensi
Tabel 2. Daftar Hasil Recall 24 Jam Asupan Sebelum Intervensi
Banyaknya
Waktu
Menu Bahan Makanan
Makan URT Gram
7
Tabel 3. Asupan Zat Gizi Sebelum Intervensi
Asupan
895.3 30.9 29.4 128.6
1.582,1 59 43 327
Kebutuhan
56 52 68 39
%Kecukupan
8
BAB II
A. Diagnosa Gizi
Domain Intake
Tabel 4.1 Distribusi Diagnosis Gizi Berdasarkan Domain Intake
(NI 2.1)
Kekurangan intake makanan dan minuman oral berkaitan dengan
faktor psikologi (sekehendak anak dan hanya makan makanan yang dia
suka) ditbuktikan dengan hasil recall 24 jam:
Energi: 895.3 Kkal (56%)
Protein: 30.9 gr/hr (52%)
Lemak: 29.4 gr/hr (68%)
Kh : 128.6 gr/hr (54%)
9
Domain klinik
Tabel 4.2 Distribusi Diagnosis Gizi Berdasarkan Domain Clinik.
SGOT 61 U/I
SGPT 24 U/I
Albumin 2,4
B. Diagnosis Medis
Tuberculosis paru
10
BAB III
Kebutuhan energi:
Harris benedict :
BEE = 66 + (13,75 x BB ) + (5 x TB) (6,8 x U)
= 66 + (13,75 x 59) + (6 x162) (6,8 x 55)
= 66 + (811) + (810) - (374)
=1.313 kkal
TEE = BEE x FA x FS
=1. 313 x 1,00 x 1,3
=1 .706.9 Kkal/hr
11
Protein = 15% x 1 .706.9
4
= 64 gr/hr
KH = 60% x 1 .706.9
4
= 256 gr/hr
Materi :
a. Gambaran umum penyakit yang diderita.
b. Anjuran makan sesuai dengan diit yang telah dibuat.
c. Bahan makanan yang boleh dan yang dibatasi.
12
Evaluasi :
Menanyakan kembali materi yang telah diberikan.
7. Monitoring dan Evaluasi
a. Data Antropometri.
b. Perubahan data pemeriksaan fisik / klinik.
c. Dietary asupan.
d. Kepatuhan terhadap diet yang diberikan.
13
3. Distribusi Makanan Sehari
Tabel 5. Perencanaan Menu Sehari Pasien
Banyaknya
Waktu
Menu Bahan Makanan
Makan URT Gram
14
Sumber : Data Sekunder Terolah, april 2017
15
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
2. Etiologi
16
3. Tanda Dan Gejala
1. Tanda
b. Anoreksia
c. Dispneu
2. Gejala
a. Demam
b. Batuk
Terjadi karena adanya infeksi pada bronkus. Sifat batuk dimulai dari
batuk kering kemudian setelah timbul peradangan menjadi batuk
produktif (menghasilkan sputum). Pada keadaan lanjut berupa batuk
darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan
batuk darah pada ulkus dinding bronkus.
c. sesak nafas.
17
d. Nyeri dada
e.Malaise
4. Patofisiologi
18
5. Manifestasi Klinik
Gejala Umum :
Batuk darah
Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, rasa kurang
enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan,
demam meriang lebih dari satu bulan.
19
6. Penatalaksanaan Asuhan Gizi
Manifestasi klinik dari tuberculosis paru:
a. Terapi Gizi Medis
Terapi Gizi Medis merupakan terapi dasar dengan obat-obatan.
Tetapi gizi medis perlu dilakukan segera setelah status gizi diketahui.
Pada prinsipnya terapi diet harus mengandung energi cukup, protein
yang sesuai dengan kebutuhan pasien serta vitamin yang
dibutuhkan.
20
A. Tinjauan Tentang Diit
1. Gambaran Umum Diit
2. Indikasi Pemberian
Pemberian diet makanan biasa diberikan pada pasien :
a. Persiapan operasi untuk mencapai gizi seimbang dan pasca operasi
bila pasien telah dapat menerimanya.
b. Pasien dengan penyakit infeksi dengan kenaikan suhu badan yang
tidak terlalu tinggi
c. Pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan .
d. Serta perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa.
21
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. MONITORING
1. Monitoring Diet Pasien
Pasien masuk kerumah sakit pada tanggal 22 April 2017
dengan keluhan Pasein mengalami sesak pada dada,batuk,nyeri pada
dada,pusing, insomnia,susah BABHasil monitoring pasien
menunjukkan bahwa selama dirawat inap di RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar, pasien diberikan diet makanan biasa dengan
konsistensi biasa setelah intervensi tetap diberikan diet makanan
biasa. Pada intervensi hari pertama keluhan sesak pada
dada,batuk,nyeri pada dada,pausing, insomnia. Pada intervensi hari
kedua keluhan sesak pada dada,batuk,nyeri pada dada,pusing,
insomnia tetap masih ada.
22
Tabel 10. asupan pasien selama intervensi
Asupan zat gizi
Hari/tanggal Uraian
E P L KH
Asupan 1023.8 45 27 150.9
Selasa
Kebutuhan 1706 64 47 256
26 april 2017
% Asupan 64% 76% 64% 63%
Asupan 981.5 41.4 22.9 153.2
rabu,
Kebutuhan 1706 64 47 256
27 april 2017
% Asupan 62% 70% 53% 64%
Asupan 967.5 35.5 20.4 160.8
Kamis,
Kebutuhan 1706 64 47 256
28 april 2017
% Asupan 61% 60% 47% 67%
Sumber : Data Primer Terolah, April 2017
23
Monitoring Pengukuran Antropometri
24
Pernapasan 36.7 OC 18 20 x/menit N
Suhu 36 - 37 oC N
25
B. Hasil Motivasi Diet Pasien
1. Perkembangan Pengatuhan Gizi
Pasien sebelumnya telah mendapatkan edukasi mengenai diet
makanan biasa konsistensi biasa, tetapi pasien belum terlalu paham,
sehingga diberikan kembali edukasi tentang penyakit dan diet yang
diberikan. Edukasi yang diberikan pada pasien dan keluarga yaitu
penjelasan mengenai diet makanan biasa konsistensi biasa,
meningkatkan asupan zat gizi protein memberikan informasi tentang
makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan serta makanan yang
dibatasi dan manfaat makanan dalam proses penyembuhan.
Hasil yang kami peroleh adalah pasien mampu menerima
edukasi yang kami berikan, hal tersebut terlihat dari antusias pasien
memberikan tanggapan serta pertanyaan-pertanyaan sebagai
feedback dan motivasi yang kami berikan. Secara umum anak pasien
dapat memahami dan menjalankan diet sesuai edukasi dengan
anjuran dan arahan yang diberikan.
2. Sikap dan perilaku pasien terhadap diet
Sikap dan perilaku pasien terhadap diet yang diberikan dapat
dilihat dengan kurangnya asupan perhari. Hal tersebut menunjukkan
pasien belum bisa patuh terhadap diet, yang diberikan meskipun
demikian, dukungan tetap memberikan dengan menganjurkan makan
sedikit demi sedikit tetapi sedikit, agar pasien tetap belajar untuk
memenuhi diet.
C. Evaluasi Status Gizi
Selama intervensi tidak terjadi perubahan status gizi,n
berdasarkan % LLA sebelumnya 55% dan selama intervensi tidak ada
peningkatan maupun penurunan masih tetap 55% bahkan tidak terjadi
peningkatan asupan karena pengaruh nafsu makan kurang.
26
D. Perkembangan Terapi Diet
Terapi diet yang yang diberikan yaitu diet makanan biasa
konsistensi lunak dengan harapan mampu untuk mencukupi semua
kebutuhan pasien untuk proses penyembuhan dan peningkatan daya
tahan tubuh pasien.
Dari hasil monitoring yang dilakukan selama masa intervensi, tidak terjadi
perkembangan yang sangat menonjol dan tidak ditemukan masalah baru.
27
BAB VI
A. Kesimpulan
28
DAFTAR PUSTAKA
29