DOSEN PENGAMPU:
OLEH:
Nbi : 1511600015
KELAS : A
FAKULTAS PSIKOLOGO
SURABAYA
2017
ABSTRAK
Kepemimpin merupakan hal yang sangat penting dalam Industri Organisi karena
adanya pemimpin akan sangat membantu dalam mencapi tujuan. Banyak hal yang membuat
pemimpin itu bisa menjadi seorang pemimpin yang efesien baik dari segi karakter, cara
kepemimpinan, ataupun faktor-faktor yang mempengaruhi. Apapun pemimpin harus bisa
mengantarkan anggotanya untuk mencapai tuujuan tersebut.
2
DAFTAR ISI
Abstrak............................................................................................................................2
Daftar isi..........................................................................................................................3
Kata Pengantar................................................................................................................4
Bab I................................................................................................................................5
1. Latar Belakang....................................................................................................5
2. Rumusan Masalah...............................................................................................5
3. Tujuan.................................................................................................................5
Bab II...............................................................................................................................6
1. Pengertian Kepemimpinan..................................................................................6
2. Ciri-Ciri Kepemimpinan.....................................................................................6
3. Tori Kepemimpinan............................................................................................7
4. Tnggung Jawab Pemimpin..................................................................................7
5. Pengertian Ketenaga Kerjaan..............................................................................9
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketenaga Kerjaan......................................10
7. Cara Untuk Meningkatkan Kinerja.....................................................................11
Bab III.............................................................................................................................12
1. Kesimpulan.........................................................................................................12
2. Saran...................................................................................................................13
Daftar Pustaka.................................................................................................................14
3
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi Maha penyayang, saya panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya,
kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Psikologi Industri Organisasi tentang
Kepimpinan dan Kinerja Karyawan.
Makalah ini telah saya susun dengan sebaik mungkin, dan saya menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka, saya menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah Psikologi Industri Organisasi tentang Kepemimpinan DAN
Kinerja Karyawan ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Haning Wahyunita
4
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia adalah makhul sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu
berinteraksi dengan semesta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam besar
maupun kelompok kecil. Manusia dianugrahi kemampuan untuk berfikir, kemampuan untuk memilah
dan memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebih itulah manusia seharusnya
mampu mengelolah lingkungan dengan baik. Dengan jiwa pemimpin manusia akan dapat mengelolah
diri,kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Kepemimpinan
Pengertian
Pucuk kepemimpinan yang kuat bisa terbentuk dengan dua syarat utama.
Pertama, adanya figur pemimpin yang berani, berkarakter, visioner, dan tulus hati. Yaitu
pemimpin yang berani mengambil keputusan tegas jika menyangkut nasib rakyat dan
kepentingan nasional yang utama.
Kedua, pucuk kepemimpinan yang kuat mensyaratkan bersatunya elite politik. Tanpa ada
persatuan dikalangan elite meski mereka berbeda partai politik atau agama, kepemimpinan
nasional akan rapuh, cenderung pragmatis dan hedonistik, serta mudah diintervensi
kepentingan luar.
Teori X : dengan asumsi bahwa orang harus dipaksa, dikendalikan dan diancam
dengan hukuman untuk mau bekerja
Teori Y : dengan asumsi bahwa bekerja pada hakikatnya sama dengan bermain atau
beristirahat; orang-orang akan mengen-dalikan diri sendiri untuk mencapai tujuan;
mereka mempunyai potensi,kepandaian, dan kreativitas.
6
Terori Z : kombinasi dari keduanya (situasional/kontingensi)
memberikan pelatihan kepada karyawan agar dapat mencapai tingkat batas minimum
kemampuan yang diperlukan bagi teamnya dan dapat menerapkan sikap disiplin
kepada karyawan sesuai dengan peraturan yang berlaku di perusahaan.
Bertanggung jawab dalam mencapai suatu target pekerjaan yang telah ditetapkan dan
sesuai dengan aturan.
Bertanggung jawab terhadap Pemberi Pekerjaan yang berkaitan terhadap kegiatan tim
pelaksana pekerjaan.
Ciri-Ciri Kepemimpinan
Kecerdasan adalah titik tentu yang idealnya harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
Kecerdasan merupakan point utama yang menentukan seberapa baik langkah yang diambil
oleh seorang pemimpin jika dihadapkan oleh suatu masalah kelompok. Pemimpin ideal
adalah pemimpin yang cerdas dalam membawa diri yang didukung dengan keunggulan
berfikir dan peka terhadap hal-hal sekitar. Dalam menjalankan tugasnya, seorang pemimpin
7
yang ideal akan mampu berfikir luwes dan memiliki ide-ide segar untuk keberlangsungan
kepentingan kelompoknya.
Tidak hanya cerdas, pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang berani berinisiatif jika
dihadapkan dengan suatu masalah. Inisiatifme diri jelas dibutuhkan oleh seorang pemimpin
demi terciptanya solusi yang bersifat nyata dan menjanjikan. Pemimpin yang berinisiatif
adalah pemimpin yang mampu menggerakkan dirinya sendiri terlebih dahulu untuk memulai
segala sesuatunya tanpa adanya paksaan. Dengan sifat inisiatif yang ada dalam diri pemimpin,
kekuatan diri dari tiap anggota untuk menjalankan misi kelompok pun akan terjamin dengan
baik.
Bertanggung jawab berarti berani untuk menanggung efek dari segala keputusan yang
timbul akibat tindakan yang telah dilaksanakan. Selain cerdas dan berinisatif, seorang
pemimpin yang ideal tentunya perlu memiliki sifat bertanggung jawab. Pengambilan
keputusan terhadap cara kerja dan pelaksanaan misi suatu kelompok tentunya diputuskan
dengan tidak tergesa-gesa. Pemimpin yang bertanggung jawab adalah pemimpin yang tetap
teguh dan mampu berfikir taktis untuk menerima segala resiko yang timbul dari keputusan
yang diambil.
Karakter yang satu ini tentunya timbul dari seberapa berhasilnya seorang pemimpin dalam
menggerakkan anggotanya dan bijak dalam mengambil keputusan. Pemimpin ideal adalah
pemimpin yang tanpa perlu berfikir ulang, anggotanya akan dengan kesungguhan hati mampu
mempercayai pemimpin tersebut untuk mengambil keputusan. Pemimpin yang dapat
dipercaya adalah pemimpin yang mampu mendamaikan hati semua anggota. Dengan
pemimpin yang dapat dipercaya, setiap anggota akan merasa lebih terpacu untuk menyatukan
hati dan menciptakan keseragaman kelompok demi terciptanya keutuhan.
8
Pemimpin Ideal adalah Pemimpin yang Jujur
Kejujuran dalam diri seseorang tentunya menjadi point khas yang harus dimiliki oleh seorang
manusia, terutama oleh seorang pemimpin. Pemimpin yang jujur menjanjikan keterbukaan
dan keluwesan dalam memberikan segala informasi yang mencakup kepentingan kelompok.
Kejujuran yang ada dalam diri seorang pemimpin akan menjadi ciri khas tersendiri yang
mampu diandalkan oleh anggota. Pemimpin ideal dengan tingkat kejujuran tinggi akan
mendapatkan kepercayaan yang luas dari kelompoknya.
Rela berkorban berarti rela menerjunkan diri dalam kepentingan kelompoknya dibandingkan
dengan kepentingan pribadi. Pemimpin yang rela berkorban akan mampu memfokuskan diri
untuk mencapai visi kelompok secara detail. Sifat rela berkorban ini pun tentunya harus
didasari dengan kecerdasan dan kebijakan dari seorang pemimpin. Pemimpin ideal yang rela
berkorban akan mampu mengambil keputusan secara tepat tanpa merugikan banyak pihak.
Cinta hadir dalam diri seorang pemimpin yang ideal dan juga kelompok yang dipimpinnya.
Segala bentuk tingkah laku yang hadir dari seorang pemimpin yang ideal akan selalu diiringi
dengan unsur cinta yang akan meminimalisir bentuk kecurangan juga hal-hal buruk lainnya.
Kelompok yang dipimpinnya pun akan mampu mencintai pemimpin tersebut tanpa adanya
unsur paksaan yang berlebih. Pemimpin yang ideal jelas akan mampu menciptakan tindakan
dengan cinta yang terkoordinir rapih untuk kemajuan.
Ketenagakerjaan
Pengertian
9
Thomas Robert Malthus (1766-1834) dianggap sebagai pemikir klasik yang sangat
berjasa dalam pengembangan pemikiran-pemikiran ekonomi. Thomas Robert Malthus
mengungkapkan bahwa manusia berkembang jauh lebih cepat dibandingkan dengan produksi
hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manusia berkembang sesuai dengan
deret ukur, sedangkan produksi makanan hanya meningkat sesuai dengan deret hitung.
Malthus juga berpendapat bahwa jumlah penduduk yang tinggi pasti mengakibatkan
turunnya produksi perkepala dan satu-satunya cara untuk menghindari hal tersebut adalah
melakukan kontrol atau pengawasan pertumbuhan penduduk. Beberapa jalan keluar yang
ditawarkan oleh malthus adalah dengan menunda usia perkawinan dan mengurangi jumlah
anak. Jika hal ini tidak dilakukan maka pengurangan penduduk akan diselesaikan secara
alamiah antara lain akan timbul perang, epidemi, kekurangan pangan dan sebagainya.
10
Cara - Cara untuk Meningkatkan Kinerja
Berdasarkan pernyataan menurut Timpe (1993) cara - cara untuk meningkatkan kinerja,
antara lain (p. 37) :
1. Diagnosis
Suatu diagnosis yang berguna dapat dilakukan secara informal oleh setiap individu yang
tertarik untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengevaluasi dan memperbaiki kinerja.
Teknik - tekniknya : refleksi, mengobservasi kinerja, mendengarkan komentar - komentar
orang lain tentang mengapa segala sesuatu terjadi, mengevaluasi kembali dasar - dasar
keputusan masa lalu, dan mencatat atau menyimpan catatan harian kerja yang dapat
membantu memperluas pencarian manajer penyebab - penyebab kinerja.
2. Pelatihan
Setelah gaya atribusional dikenali dan dipahami, pelatihan dapat membantu manajemen
bahwa pengetahuan ini digunakan dengan tepat.
3. Tindakan
Tidak ada program dan pelatihan yang dapat mencapai hasil sepenuhnya tanpa dorongan
untuk menggunakannya. Analisa atribusi kausal harus dilakukan secara rutin sebagai bagian
dari tahap - tahap penilaian kinerja formal.
11
Bab
III
KESIMPULAN
12
Kinerja jelek dipengaruhi dua faktor :
a. Internal (pribadi)
b. Eksternal (lingkungan)
SARAN
Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat membuat pembaca menjadi seorang
pemimpin yang efisien. Karena menjadi seorang pemimpin tidak hanya mempin saja, seorang
pemimpin yang efisien dapat mengantarka anggotanya ketujuan.
Dan diharapkan pemimpin dapan memotifasi dan mendorong karyawan dalam hal kinerja
karyawan. Agar karyawan terus berkembang. Melakukan efaluasi kerja sangat membantu
dalam perkembangan kinerja karyawan.
Dan diharapkan pada makalah berikutnya dapat melengkapin makalah ini dan sebelumnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Moeheriono. Pengukuran Kerja Berbasis Kompetensi. 2012. Jakarta: Kharisma Putra Utama
Offset
Marpaung, Marudut. Pengaruh Kepemimpinan Dan Team Work Terhadap Ketenaga Kerjaan.
Jakarta: Jurnal: Koprasi Sekjen Kemdikbud. Vol, 2. No, 1.
Harkemela Renat. 2013. Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai di Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Barat: Jurnal
Pendidikan Ekonomi. II (1), 1-11.
14