LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. DA
Umur : 33 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Prostestan
Suku/ bangsa : Makassar
Pekerjaan : Anggota TNI
Alamat : Asmil Kostrat 432, Sudirman Tansiasul Maros
No Register : 60.70.20
Tanggal Periksa : 28 April 2017
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Nyeri mata kiri
Anamnesis Tambahan
Pasien datang ke Poliklinik mata di RS TK. II Pelamonia dengan keluhan nyeri
mata kirinya, terasa menganjal yang dirasakan sejak 2 hari SMRS. Awalnya saat pasien
melakukan latihan militer, pasien merasakan sesuatu masuk ke dalam mata kirinya, saat
itu pasien merasa kelilipan dan menganggap hal tersebut sudah biasa sehingga pasien
mengucek-ucek matanya. Malamnya pasien baru merasakan ada yang mengganjal di mata
kirinya, matanya menjadi merah dan keluar air mata terus menerus.
Pasien mengaku sebelumnya sudah menggunakan obat tetes mata insto, keluhan
berkurang namun kambuh kembali. Pasien tidak mengeluh adanya pandangan kabur dan
gatal.
Riwayat penyakit dahulu:
Riwayat darah tinggi : disangkal
Riwayat kencing manis : disangkal
Riwayat alergi makanan atau obat : disangkal
Riwayat trauma mata : disangkal
C. STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Sakit ringan
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu :36,50C
D. PEMERIKSAAN OPHTALMOLOGI
I. Inspeksi
Pemeriksaan OD OS
Palpebra Edema (-) Edema (-)
Silia Normal, sekret (-) Normal, sekret (-)
Apparatus Lakrimasi (-) Lakrimasi (-)
lakrimalis
Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (+)
Bola Mata Normal Normal
Mekanisme Ke segala arah Ke segala arah
Muskular
Pemeriksaan OD OS
TOD TOS
VOD VOS
6/6 6/6
V. Slit Lamp
SLOD SLOS
Palpebra tampak normal, konjungtiva Palpebra normal, konjungtiva
normal, kornea jernih, BMD normal, iris hiperemis (+), tampak korpus
coklat, kripte (+), pupil bulat alienum
VI. Oftalmoskopi.
VOD VOS
E. RESUME
Pasien datang dengan keluhan nyeri mata kirinya, terasa menganjal yang dirasakan
sejak 2 hari, mata hiperemis (+), Lakrimasi (+), Visus tidak menurun. Pemeriksaan
F. DIAGNOSIS
OS : Corpus alienum pada Kornea
G. TERAPI
- Ekstraksi corpus alienum
- Tetes mata anti inflamasi
- Tetes mata antibiotik
H. ANJURAN
- Menjelaskan ke pasien mengenai corpus alienum serta komplikasinya
- Tidak mengucek mata
I. PROGNOSIS
Quo ad Vitam : ad bonam
Quo ad Visam : ad bonam
Quo ad Sanationem : ad bonam
Quo ad kosmeticam : ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. KORNEA
1.1 Anatomi dan Histologi Kornea
Gambar 1: Anatomi dan histology kornea
Kornea (latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput
mata yang tembus cahaya, merupakan lapisan jaringan yang menutup bola mata
tanduk. Bagian terbesar ujung saraf kornea berakhir pada epitel ini. Setiap
gangguan epitel akan memberikan gangguan sensibilitas kornea berupa rasa sakit
atau menganjal. Daya regenerasi epitel cukup besar, sehingga apabila terjadi
krusakan akan diperbaiki dalam beberapa hari tanpa membentuk jaringan parut.
2. Membrane bowman
Membrane bowman yng terletak di bawah epitel merupakan suatu membrane tipis
yang homogen terdiri atas susunan serat kolagen kuat yang mempertahankan
bentuk kornea. Bila terjadi kerusakan pada membrane bowman maka akan
yang lainnya, Pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang dibagian
perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan
keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio
dihasilkan sel endotel dan merupakan membrane basalnya. Bersifat sangat elastis
Terdiri atas satu lapis sel yang merupakan jaringan untuk mempertahankan
kejernihan kornea. Sel endotel adalah sel yang mengatur cairan di dalam stroma
kornea. Endotel tidak mempunyai daya regenerasi sehingga bila terjadi kerusakan,
endotel tidak akan normal lagi. Endotel dapat rusak atau terganngu fungsinya
akibat trauma bedah, penyakit intramuscular. Usia lanjut akan mengakibat jumlah
endotel berkurang. Kornea tidak mengandung pembulu darah, jernih dan bening,
cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan oleh susunan firamen-
firamen kolagen pada stroma uniform, avaskuler, dan komposisi air yang konstan di
dalam stroma atau keadaan dehidrasi relative (deturgesens). Air di dalam stroma
pompa bikarbonat aktif pada endotel dan fungsi sawar epitel dan endotel. Dalam
mekanisme dehidrasi ini, endotel jauh lebih penting dari epitel, dan kerusakan kimiai
atau fisis endotel jauh lebih penting daripada epitel. Kerusakan sel-sel endotel
menyebabkan edema kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya, kerusakan
epitel hanya menyebabkan edema stroma local sesaat yang akan menghilang bila sel-
2. CORPUS ALIENUM
2.1 Definisi
Corpus alienum adalah benda asing, merupakan salah satu penyebab terjadiya
cidera mata, sering mengenai sclera, kornea dan konjungtiva. Meskipun kebanyakan
besarnya corpus alienum, kecepatan masuknya, ada atau tidaknya proses infeksi. Bila
benda asing berada di segmen depan bola mata hal ini kurang berbahaya jika
2.2 Patofisiologi
Benda asing di kornea secara umum masuk ke kategori trauma mata ringan.
Benda asing dapat menetap di epitel kornea atau stroma bila benda asing tersebut
diproyeksikan kearah mata dengan kekuatan yang besar. Benda asing dapat
kemudian menyebabkan udem pada kelopak mata, konjungtiva dan kornea. Sel darah
putih juga dilepaskan, mengakibatkan reaksi pada kamera oculi anterior dan terdapat
infiltrate. Jika tidak dihilangkan, benda asing dapat menyebabkan infeksi dan nekrosis
jaringan5.
2.3 Penyebab
Penyebab cidera mata pada permukaan mata adalah4:
a) Percikan kaca, besi, keramik
b) Partikel yang terbawa angin
c) Ranting pohon
d) Dan sebagainya
Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri, sensasi benda asing, fotofobia, mata
merah dan mata berair banyak. Pasien sering merasa adanya sensasi benda asing di
mata saat berkedip, dan blepharospasme. Tergantung dari saat ejadian dapat beberapa
jam atau beberapa hari, corpus alienum dapat terjadi. Pada kebanyakan kasus
beberapa benda asing yang masuk ke kornea atau konjungtiva bendanya sangat kecil.
Sehingga dapat dilihat dengan alat bantu. Dalam pemeriksaan oftalmologi, ditemukan
2.5 Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakan dengan4:
a) Anamnesis kejadian trauma
b) Pemeriksaan tajam penglihatan kedua mata
c) Pemeriksaan dengan oftalmologi
2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaannya adalah dengan mengeluarkan benda asing tersebut
dari bola mata. Bila lokasi corpus alienum berada di palpebra dan
anatesi lokal. Untuk mengeluarkannya, diperlukan kapas lidi atau jarum suntik tumpul
atau tajam. Arah pengambilan, dari tengah ke tepi. Bila benda bersifat magnetik,
maka dapat dikeluarkan dengan magnet portable. Kemudian diberi antibiotik lokal,
limbus, melalui insisi tersebut ujung dari magnit dimasukkan untuk menarik benda
asing, bila tidak berhasil dapat dilakukan iridektomi dari iris yang
mengandung benda asing tersebut. Bila letak corpus alienum berada di dalam badan
kaca dapat dikeluarkan dengan giant magnit setelah insisi dari sklera.Bila tidak
2.7 Kompikasi
Komplikasi terjadi tergantung dari jumlah, ukuran, posisi, kedalaman, dan efek
dari corpus alienum tersebut. Jika ukurannya besar, terletak di bagian sentral dimana
fokus cahaya pada kornea dijatuhkan, maka akan dapat mempengaruhi visus. Reaksi
inflamasi juga bisa terjadi jika corpus alienum yang mengenai kornea merupakan
benda inert dan reaktif. Sikatrik maupun perdarahan juga bisa timbul jika menembus
cukup dalam, Bila ukuran corpus alienum tidak besar, dapat diambil dan reaksi
pada media refraksi yang berarti, prognosis bagi pasien adalah baik2,5.
BAB III
PEMBAHASAN
Diagnosis herpes zoster pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis serta
pemeriksaan fisik. Dari anamnesis keluhan adanya rasa menganjal dan nyeri pada mata
pasien sejak 2 hari yang lalu. awalnya pasien hanya merasa matanya menganjal yang
kemudian pasien mengucek-ucek mata dan pasien dan membersihkan dengan air. Riwayat
kotoran mata tidak ada dan tidak ada riwayat penurunan visus. Hal ini sesuai dengan
kepustakan tentng korpus alienum yang mana psien biasanya sering merasa adanya sensasi
1. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata Edsi 3. Balai Penerbit FKUI: Jakarta. 2010.
Semarang. 2015