Matetong Nimah
Matetong Nimah
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Usaha peternakan sapi potong di Indonesia telah lama dikenal masyarakat. Agar usaha
ini dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemiliknya maka perlu diperhatikan
beberapa hal yang menyangkut Manajemen pemeliharaan ternak sapi potong. Penyebaran
ternak sapi di negara kita belum merata. Ada beberapa daerah yang sangat padat, ada yang
sedang, tetapi ada yang sangat jarang atau terbatas populasinya. Tentu sajahal ini ada
beberapa faktor penyebab, antara lain faktor pertanian dan kepadatan penduduk, ilim dan
usaha ternak sapi. Masyarakat petani yang bermata pencaharian bertani tidak bisa lepas dari
usaha ternak sapi, baik untuk keperluan tenaga, pupuk, atau lain sebagainya. Sebab, sapi
merupakan kawan baik petani dalam rangka pengolahan tanah pertanian. Kehidupan maju
mundurnya ternak sapi selama ini tergantung pada usaha pertanian. Karena adanya usaha
pertanian yang lebih maju berarti akan menunjang produksi pakan ternak berupa hijauan,
hasil ikutan pertanian berupa biji-bijian atau pakan penguat, yang kesemuanyasangat
diperlukan sapi.
Ternak sapi, khususnya sapi potong, merupakan salah satu sumber daya penghasil
daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi, dan penting artinya didalam kehidupan
masyarakat.seekor atau kelompok ternak sapi bisa menghasilkan berbagai macam kebutuhan,
terutama sebagai bahan makanan berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya seperti pupuk
kandang, kulit, dan tulang. Tata cara pengaturan pemeliharaan ternak potong ini dimulai dari
tempat cara pemilihan bibit, tempat berproduksi/ kandang, cara pemberian pakan, cara
peternak. Didalam hal ini peternak harus sadar bahwa kehidupan ternak sapi sepenuhnya
hadapi seperti terik matahari, hujan, angin kencang, dan sebagainya yang menimpa menjadi
pemikiran peternak. Oleh karena itu bangunan kandang sebagai salah satu faktor lingkungan
hidup ternak harus bisa memberikan jaminan hidup yang sehat dan nyaman, sesuai dengan
tuntutan hidup mereka. Jadi bangunan kandang diupayakan pertama-tama untuk melindungi
sapi terhadap gangguan luar yang merugikan, baik terhadap sengatan terik matahari,
Kontruksi kandang harus kuat mudah dibersihkan, bersirkulasi udara baik. Selain itu
ternak terlindung dari pengaruh lingkungan yang merugikan. Oleh karena itu, sehubungan
dengan kontrukssi ini yang perlu mendapat perhatian terutama mengenai arah kandang,
ventilasi, atap dinding dan lantai. Sedapat mungkin bangunan kandang tunggal dibangung
menghadap ke timur dan kandang ganda membujur ke arah utara selatan. Sehingga hal ini
memungkinkan sinar pagi bisa masuk ke dalam ruangan atau lantai kandang secara leluasa.
Berdasarkan hasil praktikum model yang digunakan adalah head to head. Apabila jumlah sapi
yang akan dipelihara mencapai 10 ekor maka akan lebih baik apabila menggunakan model
pengembangan lebih lanjut. Faktor itu terutama adalah faktor ekonomis dan faktor higienis
kandang. Bangunan kandang yang baik adalah kandang yang terletak disuatu daerah atau
tempat yang dekat dengan sumber air. Sebab usaha peternakan Letak kandang terpisah dari
rumah dan jaraknya cukup jauh Lantai dari semen/tanah yang dipadatkan, dan harus dibuat
lebih tinggi dari tanah sekitarnya. Drainase di dalam dan luar kandang harus baik.
BAB II
PEMBAHASAN
Manajemen perkandangan sapi potong sesuai dengan tujuan dan pola pemeliharaan meliputi
adalah kandang beranak atau kandang laktasi, kandang pejantan, kandan perawatan dan
kandang paksa.
1. Kandang Pembibitan
dengan tujuan untuk men hasilkan anak atau pedet sampai sapih umur 47 bulan. Tipe
kandang untuk program pembibitan sapi potong berdasarkan program perkawinanya, yaitu
perkawinannya menggunakan kawin suntik (IB) atau dibawa ke pejantan sesuai dengan
keinginannya. Kandang kelompok yaitu kawin dengan pejantan yang ada dalam
kandang tersebut.
aktivitas reproduksinya yaitu saat birahi, untuk dibawa ke kandang kawin dengan
menggunakan pejantan ya diinginkan. Induk yang telah bunting (8-9 bulan) pada kandang
individu, pada kandang beranak/laktasi sampai pedet berumur 2 bulan.Induk laktasi setelah 2
bulan, dikawinkan lagi bila birahi, kemudian induk dikembalikan pada kandang
khusus terhadap aktivitas reproduksinya karena ternak kawin sendiri dalam kandang saat
birahi. Induk saat bunting (7 - 8 bulan) pada kandang koloni segera ditempatkan pada
kandang beranak sampai anaknya berumur 2 bulan, selanjutnya setelah induk laktasi 2 bulan
dikembalikan pada pada kelompok semula atau pada kandang lain yang berbeda pejantannya
(Gambar 1.5).
Pola pemeliharaan dengan kandang kelompok ini akan memperpendek jarak beranak atau
calving interval dibanding kandang individu, karena pola perkawinannya terjadi secara alami.
2. Kandang Beranak
Kandang beranak atau kandang menyusui adalah kandang untuk pemeliharaan khusus induk
atau calon induk yang telah bunting tua (8-9 bulan) sampai menyapih pedetnya, dengan
tujuan menjaga keselamatan dan keberlangsungan hidup pedet. Kontruksi kandang beranak
harus memberi kenyamanan dan keleluasaan bagi induk dan pedet selama menyusui.
Kandang beranak termasuk tipe individu yang dilengkapi dengan palungan pada bagian
depan, dan selokan pada bagian dibelakang ternak, serta di belakang kandang dilengkapi
dengan halaman pelumbaran. Lantai kandang selalu bersih, kering dan tidak. Kontruksi pagar
pelumbaran adalah lebih rapat yang menjamin pedet tidak keluar kandang. Luas kandang
3. Kandang Pembesaran
Kandang pembesaran untuk pemeliharaan pedet lepas sapih yaitu antara umur 47 bulan
sampai dewasa antara umur 1824 bulan. Tipe kandang ini adalah kandang kelompok
yang mempunyai pelumbaran. Kontruksi kandang pembesaran untuk pedet harus menjamin
ternak tidak bisa keluar pagar serta mampu mencapai pakan di dalam palungan. Oleh karena
itu jarak antar sekat pada pagar dan depan palungan maximal sebesar 40 cm. Tinggi palungan
ke lantai (bagian luar) sekitar 50 cm dan tinggi palungan bagian dalam sekitar 40 cm .
Kapasitas kandang untuk pembesaran per ekor sebesar 2,5 3 m. Tatalaksana yang perlu
kecukupan sarana (palungan), dan kondisi ternak yang dipelihara dalam satu kandang harus
mempunyai kondisi badan yang sama atau hampir sama, untuk menghindari persaingan
antara jantan dan betina, yaitu ternak jantan dipelihara pada kandang penggemukan atau
sebagai calon pejantan dan yang betina sebagai replacement stok untuk calon induk.
Gambar ukuran kandang pembesaran
4. Kandang Penggemukan
Kandang penggemukan untuk pemeliharaan sapi jantan dewasa beberapa bulan sampai
mencapai bobot tertentu. Lama pemeliharaan ternak pada kandang penggemukan berkisar
antara 4 12 bulan, tergantung pada kondisi awal ternak (umur dan bobot badan) dan ransum
yang diberikan. Tipe kandang untuk penggemukan jantan dewasa adalah tipe kandang
dengan sistem kereman dibuat lebih tertutup rapat dan sedikit gerak untuk
5. Kandang Paksa
Kandang paksa atau lebih dikenal dengan kandang jepit adalah untuk melakukan kegiatan
perkawinan IB, perawatan kesehatan (potong kuku) dan lain sebagainya (Gambar 22).
Kontruksi kandang paksa harus kuat untuk menahan gerakan sapi. Ukuran kandang paksa
yaitu panjang sebesar110 cm, lebar sebesar 70 dan tinggi sebesar 110 cm. Pada bagian sisi
Kandang paksa atau lebih dikenal dengan kandang jepit adalah untuk melakukan kegiatan
perkawinan IB, perawatan kesehatan (potong kuku) dan lain sebagainya (Gambar 22).
Kontruksi kandang paksa harus kuat untuk menahan gerakan sapi. Ukuran kandang paksa
yaitu panjang sebesar110 cm, lebar sebesar 70 dan tinggi sebesar 110 cm. Pada bagian sisi
6. Kandang Pejantan
Kandang pejantan untuk pemeliharan sapi jantan yang khusus digunakan sebagai pemacek.
Tipe kandang pejantan adalah individu yang dilengkapi dengan palungan (sisi depan) dan
saluran pembuangan kotoran pada sisi belakang (Gambar 23). Kontruksi kandang pejantan
harus kuat serta mampu menahan benturan dan dorongan serta memberikan kenyamanan dan
keleluasaan bagi ternak. Luas kandang pejantan adalah panjang (sisi samping) sebesar 270
7. Kandang Karantina
Kadang karangtina digunakan kandang khusus mengisolasi ternak dari ternak yang lain
dengan tujuan pengobatan dan pencegahan penyebaran suatu penyakit. Kandang karangtina
Kesimpulan
1. kandang untuk pembibitan digunakan untuk pemeliharan induk/calon induk dengan tujuan
untuk men hasilkan anak atau pedet sampai sapih umur 47 bulan. Tipe kandang
perkawinannya menggunakan kawin suntik (IB) atau dibawa ke pejantan sesuai dengan
keinginannya. Kandang kelompok yaitu kawin dengan pejantan yang ada dalam
kandang tersebut.
2. . Kontruksi kandang beranak harus memberi kenyamanan dan keleluasaan bagi induk dan
pedet selama menyusui. Kandang beranak termasuk tipe individu yang dilengkapi dengan
palungan pada bagian depan, dan selokan pada bagian dibelakang ternak, serta di belakang
kandang dilengkapi dengan halaman pelumbaran. Lantai kandang selalu bersih, kering dan
tidak kotor
3. Kontruksi kandang pembesaran untuk pedet harus menjamin ternak tidak bisa keluar pagar
serta mampu mencapai pakan di dalam palungan. Oleh karena itu jarak antar sekat pada pagar
dan depan palungan maximal sebesar 40 cm. Tinggi palungan ke lantai (bagian luar) sekitar
bulan, tergantung pada kondisi awal ternak (umur dan bobot badan) dan ransum yang
diberikan. Tipe kandang untuk penggemukan jantan dewasa adalah tipe kandang individu,
4. Kandang paksa atau lebih dikenal dengan kandang jepit adalah untuk melakukan kegiatan
perkawinan IB, perawatan kesehatan (potong kuku) dan lain sebagainya Kontruksi
kandang paksa harus kuat untuk menahan gerakan sapi. Ukuran kandang paksa yaitu panjang
sebesar110 cm, lebar sebesar 70 dan tinggi sebesar 110 cm. Pada bagian sisi depan kandang
5. Kontruksi kandang pejantan harus kuat serta mampu menahan benturan dan dorongan serta
memberikan kenyamanan dan keleluasaan bagi ternak. Luas kandang pejantan adalah
panjang (sisi samping) sebesar 270 cm dan lebar (sisi depan) sebesar 200 cm.
6. Kadang karangtina digunakan kandang khusus mengisolasi ternak dari ternak yang lain
dengan tujuan pengobatan dan pencegahan penyebaran suatu penyakit. Kandang karangtina
Saran
1. seharus nya manajemen ternak sapi harus memiliki teknologi atau inovasi terbaru untuk
2. pemerintah harus memperhatikan peternak sapi karena daging sapi mampu menignkatkan
devisa negara