Pertanyaan pokok yang sering ditanyakan yang fundamental mengenai irigasi meliputi:
Untuk menjawab pertanyaan tersebut terdapat perangkat lunak yang tepat untuk
mengatasi masalah irigasi diantaranya adalah perangkat lunak seperti epanet, dailyet,
cropwat, climwat, dan lain-lain.
Struktur program dari aplikasi cropwat terdiri dari 5 modul untuk input dan 3
modul kalkulasi, modul untuk input data diantaranya adalah. Pertama, Iklim/ET0, kedua
hujan, ketiga tanaman, Keempat tanah, dan yang kelima adalah pola tanaman.
Selanjutnya adalah modul kalkulasi yang pertama adalah CWR, kedua adalah
penjadwalan, dan yang ketiga adalah perencanaan.
Selanjutnya adalah pengaturan menu pada software cropwat meliputi opsi dan
lokasi data. Kemudian cara penggunaan cropwat, langkah pertama yang harus dilakukan
adalah masukkan semua input data yang dibutuhkan meliputi iklim (ET0, hujan),
tanaman, tanah, dan pola tanam.
Input:
Metode keseimbangan air digunakan untuk mengkalkulasi jadwal irigasi di cropwat yang
berarti arus air yang sedang berjalan atau yang akan datang dari profil tanah dapat
diawasi atau dimonitor.
Modul tanah pada pokoknya adalah data input yang membutuhkan beberapa
data tanah secara umum diantaranya terdapat empat poin yang pertama adalah total air
yang tersedia, lalu rasio infiltrasi maksimum, selanjutnya kedalaman perakaran
maksimum, dan yang terakhir adalah penipisan kelembaban awal tanah.
Data tanah:
parameter tanah penting untuk penjadwalan irigasi dan syarat yang dibutuhkan untuk
penjadwalan irigasi menggunakan program FAO CROPWAT dijelaskan sebagai berikut:
-kandungan kelembaban total yang tersedia pada tanah atau (SMta) didefinisikan
sebagai perbedaan pada kandungan kelembaban tanah antara kapasitas lapang dan titik
layu permanen ini adalah jumlah total dari air yang tersedia untuk tanaman dan
tergantung pada tekstur, struktur, dan bahan organik.
-indikasi penipisan kelembaban tanah awal adalah kekeringan pada tanah pada awal
irigasi, ini ditunjukkan sebagai penipisan persentasi dari kapasitas lapang.
Hujan efektif :
-secara umum, efisiensi hujan akan menurun dengan meningkatnya hujan. Pada
kebanyakan curah huja, dibawah 100 mm per bulan, efisiensi kurang lebih 80% kecuali
terdapat informasi lebih yang detail untuk kondisi lokal ini disarankan untuk memilih
perbaikan persentase dan pemberian 80% sebagai nilai yang diminta.
-pada kalkulasi keseimbangan air termasuk ada penjadwalan irigasi di cropwat. Sebuah
kemungkinan ada untuk mengevaluasi nilai efisiensi aktual untuk tanaman dan kondisi
tanah yang berbeda.
Respon dari hasil untuk pemberian air diukur melalui faktor respon hasil yang
berkaitan dengan pengurangan hasil relatif untuk deficit evapotranspirasi relatif. Defisit
air dari jarak yang diberikan ditunjukkan pada rasio evapotranspirasi tanaman dalam
kondisi yang dibawah standar (Etc adj) dan evapotranspirasi tanaman pada kondisi
standar (Etc) entah dapat muncul secara terus menerus melebihi periode pertumbuhan
total pad a tanaman atau dapat muncul selama fase pertumbuhan individu.
Fraksi penipisan kritis dicirikan level kelembaban kritis tanah dimana stress
kekeringan pertama terjadi berakibat kepada evapotranspirasi dan produksi tanaman.
Nilai diekspresikan sebagai fraksi dari total air tersedia, biasanya bervariasi antara 0,4-0,6
dengan hasil lebh rendah diambil untuk tanaman sensitif dengan sistem perakaran
terbatas di bawah kondisi evaporasi yang tinggi, dan nilai lebih tinggi untuk tanaman
dengan perakaran dalam dan rapat.
Pada rasio lebih rendah dari ETC nilai fraksi P lebih tinggi daripada ETC dengan rasio
tinggi.
- Pada banyak kasus hanya perkiraan dapat dibuat dari kondisi kelembaban
awal tanah bergantung pada tanaman sebelumnya dan periode kosong yang
akan datang, atau periode musim kemarau.