Anda di halaman 1dari 3

Crop Wat

Pertanyaan pokok yang sering ditanyakan yang fundamental mengenai irigasi meliputi:

1. bagaimana cara untuk melakukan irigasi

2. berapa banyak air yang dibutuhkan untuk irigasi

3. kapan waktu yang tepat untuk melakukan irigasi

Untuk menjawab pertanyaan tersebut terdapat perangkat lunak yang tepat untuk
mengatasi masalah irigasi diantaranya adalah perangkat lunak seperti epanet, dailyet,
cropwat, climwat, dan lain-lain.

Dailty et berfungsi untuk memperkirakan evapotranspirasi atau ET0. Terdapat pula


cropwat yang merupakan sistem pendukung yang mempermudah irigasi yang
dikembangkan oleh FAO, yang mempunyai fungsi utama diantaranya:

1. untuk menghitung atau kalkulasi referensi dari evapotranspirasi, kebutuhan air


tanaman dan irigasi tanaman.

2. untuk mengembangkan jadwal irigasi berdasarkan manajemen kondisi yang beragam,


rencana persediaan air.

Struktur program dari aplikasi cropwat terdiri dari 5 modul untuk input dan 3
modul kalkulasi, modul untuk input data diantaranya adalah. Pertama, Iklim/ET0, kedua
hujan, ketiga tanaman, Keempat tanah, dan yang kelima adalah pola tanaman.
Selanjutnya adalah modul kalkulasi yang pertama adalah CWR, kedua adalah
penjadwalan, dan yang ketiga adalah perencanaan.

Selanjutnya adalah pengaturan menu pada software cropwat meliputi opsi dan
lokasi data. Kemudian cara penggunaan cropwat, langkah pertama yang harus dilakukan
adalah masukkan semua input data yang dibutuhkan meliputi iklim (ET0, hujan),
tanaman, tanah, dan pola tanam.

Input:

Metode keseimbangan air digunakan untuk mengkalkulasi jadwal irigasi di cropwat yang
berarti arus air yang sedang berjalan atau yang akan datang dari profil tanah dapat
diawasi atau dimonitor.

Modul tanah pada pokoknya adalah data input yang membutuhkan beberapa
data tanah secara umum diantaranya terdapat empat poin yang pertama adalah total air
yang tersedia, lalu rasio infiltrasi maksimum, selanjutnya kedalaman perakaran
maksimum, dan yang terakhir adalah penipisan kelembaban awal tanah.

Data tanah:

parameter tanah penting untuk penjadwalan irigasi dan syarat yang dibutuhkan untuk
penjadwalan irigasi menggunakan program FAO CROPWAT dijelaskan sebagai berikut:

-kandungan kelembaban total yang tersedia pada tanah atau (SMta) didefinisikan
sebagai perbedaan pada kandungan kelembaban tanah antara kapasitas lapang dan titik
layu permanen ini adalah jumlah total dari air yang tersedia untuk tanaman dan
tergantung pada tekstur, struktur, dan bahan organik.

-indikasi penipisan kelembaban tanah awal adalah kekeringan pada tanah pada awal
irigasi, ini ditunjukkan sebagai penipisan persentasi dari kapasitas lapang.

-kedalaman perakaran maksimum pada banyak kasus ditentukan oleh karakteristik


genetic tanaman pada banyak khasus kedalaman akar dapat dicegah dengan membatasi
lapisan.

-rasio infiltasi hujan maksimum memungkinkan untuk memperkirakan limpasan


permukaan untuk kalkulasi hujaan efektif. Imi adalah fungsi dari intensitas hujan, tipe
tanah dan kelas kelandaian nya

Hujan efektif :

-untuk melakukan pencatatan/pembukuan untuk kehilangan tanah karena pelimpasan


permukaan daan perkolasi, pilihan dapat dibuat berdaasarkan empat metode yang ada
pada cropwat 8.0 (perbaikan persentase, ketergantungan hujan, formula empiris, USDA
SCS)

-secara umum, efisiensi hujan akan menurun dengan meningkatnya hujan. Pada
kebanyakan curah huja, dibawah 100 mm per bulan, efisiensi kurang lebih 80% kecuali
terdapat informasi lebih yang detail untuk kondisi lokal ini disarankan untuk memilih
perbaikan persentase dan pemberian 80% sebagai nilai yang diminta.

-pada kalkulasi keseimbangan air termasuk ada penjadwalan irigasi di cropwat. Sebuah
kemungkinan ada untuk mengevaluasi nilai efisiensi aktual untuk tanaman dan kondisi
tanah yang berbeda.

Faktor respon hasil (Ky):

Respon dari hasil untuk pemberian air diukur melalui faktor respon hasil yang
berkaitan dengan pengurangan hasil relatif untuk deficit evapotranspirasi relatif. Defisit
air dari jarak yang diberikan ditunjukkan pada rasio evapotranspirasi tanaman dalam
kondisi yang dibawah standar (Etc adj) dan evapotranspirasi tanaman pada kondisi
standar (Etc) entah dapat muncul secara terus menerus melebihi periode pertumbuhan
total pad a tanaman atau dapat muncul selama fase pertumbuhan individu.

Secara umum, periode pertumbuhan total menurunkan hasil lebih sedikit


dengan peningkatan defisir air (Ky < 1) untuk tanaman seperti alfalfa, kacang tanah, dan
lain-lain. Sementara itu, lebih tinggi secara proporsional (Ky > 1) untuk tanaman seperti
pisang, jagung, dan tebu. Untuk periode pertumbuhan individual, pengurangan hasil
karena deficit air selama periode pertumbuhan relatif kecil untuk vegetative dan periode
pematangan relatif besar untuk penggunaan dan periode pembentukan hasil.

Fraksi Penipisan Kritis

Fraksi penipisan kritis dicirikan level kelembaban kritis tanah dimana stress
kekeringan pertama terjadi berakibat kepada evapotranspirasi dan produksi tanaman.
Nilai diekspresikan sebagai fraksi dari total air tersedia, biasanya bervariasi antara 0,4-0,6
dengan hasil lebh rendah diambil untuk tanaman sensitif dengan sistem perakaran
terbatas di bawah kondisi evaporasi yang tinggi, dan nilai lebih tinggi untuk tanaman
dengan perakaran dalam dan rapat.

Pada rasio lebih rendah dari ETC nilai fraksi P lebih tinggi daripada ETC dengan rasio
tinggi.

Penipisan Kelembaban Tanah Awal

Penipisan Kelembaban Tanah Awal diindikasikan dengan kekeringan pada tanah


saat awal musim pertumbuhan.

- Pada banyak kasus hanya perkiraan dapat dibuat dari kondisi kelembaban
awal tanah bergantung pada tanaman sebelumnya dan periode kosong yang
akan datang, atau periode musim kemarau.

Koefisien Stress Air

- Koefisien stress air diekspresikan sebagai deficit air tanah pada


evapotranspirasi tanaman, yang diasumsikan untuk berkurang secara linear
pada proporsi untuk pengurangan dari air tersedia di daerah perakaran.
- Ks = (TAW-Dr)/(TAW-RAW)
- TAW = Total air tersedia
- Dr = Penipisan zona akar
- RAW = Air tersedia

Anda mungkin juga menyukai