Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa/Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, Hanik
Endang Nihayati
Jakarta: Salemba Medika, 2015
PENGKAJIAN
Faktor Predisposisi
1. Citra tubuh
a. Kehilangan/kerusakan bagian tubuh (anatomi dan fungsi).
b. Perubahan ukuran, bentuk, dan penampilan tubuh (akibat tumbuh kembang atau
penyakit).
c. Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan fungsi tubuh.
d. Proses pengobatan, seperti radiasi dan kemoterapi.
2. Harga diri
a. Penolakan.
b. Kurang penghargaan.
c. Pola asuh overprotektif, otoriter, tidak konsisten, terlalu dituruti, terlalu dituntut.
d. Persaingan antara keluarga.
e. Kesalahan dan kegagalan berulang.
f. Tidak mampu mencapai standar.
3. Ideal diri
a. Cita-cita yang terlalu tinggi.
b. Harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan.
c. Ideal diri samar atau tidak jelas.
4. Peran
a. Stereotipe peran seks.
b. Tuntutan peran kerja.
c. Harapan peran kultural.
5. Identitas diri
a. Ketidakpercayaan orang tua.
b. Tekanan dari teman sebaya.
c. Perubahan struktur sosial.
Faktor Presipitasi
1. Trauma.
2. Ketegangan peran.
3. Transisi peran perkembangan.
4. Transisi peran situasi.
5. Transisi peran sehat-sakit.
Perilaku
1. Citra tubuh
a. Menolak menyentuh atau melihat bagian tubuh tertentu.
b. Menolak bercermin.
c. Tidak mau mendiskusikan keterbatasan atau cacat tubuh.
d. Menolak usaha rehabilitasi.
e. Usaha pengobatan mandiri yang tidak tepat.
f. Menyangkal cacat tubuh.
3. Kerancuan identitas
a. Tidak ada kode moral.
b. Kepribadian yang bertentangan.
c. Hubungan interpersonal yang eksploitatif.
d. Perasaan hampa.
e. Perasaan mengambang tentang diri.
f. Kerancuan gender.
g. Tingkat ansietas tinggi.
h. Tidak mampu empati terhadap orang lain.
i. Masalah estimasi.
4. Depersonalisasi
Tabel6.1 Depersonalisasi
Afektif Perseptual Kognitif Perilaku
Kehilangan Halusinasi dengar Bingung. Pasif.
identitas. dan lihat. Disorientasi Komunikasi tidak
Perasaan terpisah Bingung tentang waktu. sesuai.
dari diri. seksualitas diri. Gangguan Kurang
Perasaan tidak Sulit berpikir. spontanitas.
realistis. membedakan diri Gangguan daya Kehilangan
Rasa terisolasi dari orang lain. ingat. kendali terhadap
yang kuat. Gangguan citra Gangguan impuls.
Kurang rasa tubuh. penilaian. Tidak mampu
berkesinambunga Dunia seperti Kepribadian memutuskan.
n. dalam mimpi. ganda. Menarik diri
Tidak mampu secara sosial.
mencari
kesenangan.
Mekanisme Koping
b. Identitas negatif
Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh nilai-nilai harapan masyarakat.
DIAGNOSIS
Pohon Masalah
Gangguan konsep diri: Harga diri rendah: kronis Gangguan citra tubuh Penampilan
peranRisiko perilaku kekerasanRisiko isolasi sosial: menarik diriKoping keluarga tak efektif
Daftar Diagnosis
Rencana intervensi keperawatan disesuaikan dengan diagnosis yang ditemukan. Pada rencana
intervensi berikut memberikan gambaran pada gangguan konsep diri, yaitu harga diri rendah.
Tindakan Keperawatan pada Pasien
1. Tujuan
a. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
b. Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
c. Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan.
d. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan.
e. Pasien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya.
2. Tindakan keperawatan
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.
1) Mendiskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah kemampuan dan aspek positif
seperti kegiatan pasien di rumah, serta adanya keluarga dan lingkungan terdekat
pasien.
2) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien
penilaian yang negatif.
1. Tujuan
a. Keluarga dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.
b. Keluarga memfasilitasi aktivitas pasien yang sesuai kemampuan.
c. Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan latihan yang
dilakukan.
d. Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien.
2. Tindakan keperawatan
a. Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien.
b. Anjurkan memotivasi pasien agar menunjukkan kemampuan yang dimiliki.
c. Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien dalam melakukan kegiatan yang sudah
dilatihkan pasien dengan perawat.
d. Ajarkan keluarga cara mengamati perkembangan perubahan perilaku pasien.
EVALUASI