Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TBC (TUBERCULOSIS) PADA KELUARGA TN.S


DI RT03 RW02 KELURAHAN BANGKINGAN
SURABAYA

OLEH:
RIZKY AMALIA MAWARDI
2016.04.017

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOTH
SURABAYA
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Materi : TB paru
Penyaji : Mahasiswa
Sasaran : Keluarga Tn.S
Waktu : 11.30 12.00
Tempat : Rumah Tn.S
Hari/ Tanggal : Senin/ 29 Mei 2017

I. LATAR BELAKANG
Secara umum derajat kesehatan pada masyarakat terhadap TBC prosentase
dari awal muncul TB sampai sekarang masih banyak yang tertular penyakit
tersebut, karena masyarakat masih kurang memahami dampak bahaya dan
pencegahanTB. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit lama, namun sampai saat ini
masih belum bisa dimusnahkan. Jika dilihat secara global, TBC membunuh 2 juta
penduduk dunia setiap tahunnya, dimana angka ini melebihi penyakit infeksi
lainnya. Bahkan Indonesia adalah negara terbesar ketiga dengan jumlah pasien
TBC terbanyak di dunia, setelah Cina dan India. Sulitnya memusnahkan penyakit
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis ini disebabkan oleh
beberapa hal. Diantaranya adalah munculnya bakteri yang resisten terhadap obat
yang digunakan. Karena itu, upaya penemuan obat baru terus dilakukan.

II. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang TB paru selama 20 menit,
pasien dan keluarga mengetahui pengertian, tanda dan gejala, cara penularan, cara
pengobatan, pencegahanTB paru.

III. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan TB paru dapat :
1. Menyebutkan pengertianTB paru.
2. Mengetahui tanda dan gejala penyakit TB paru.
3. Mengetahui cara penularan penyakit TB paru
4. Mengetahui cara pengobatanTB paru.
5. Mengetahui pencegahan penularan penyakit TB paru.

IV. SASARAN
Pasien dan keluarga

V. MATERI ( Terlampir)
1. Pokok Bahasan :
TB paru
2. Sub Pokok Bahasan :
a) Pengertian TB paru
b) Tanda dan gejala penyakit TB paru
c) Cara penularan TB paru
d) Pengobatan TB paru
e) Pencegahan penularan penyakit TB paru

VI. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

VII. MEDIA DAN ALAT


1. Leaflet

VIII. METODE EVALUASI


1. Meminta keluarga dan pasien menyebutkan pengertianTB paru
2. Meminta keluarga dan pasien menyebutkan tanda dan gejala TB paru
3. Meminta keluarga dan pasien menyebutkan cara penularanTB paru
4. Meminta keluarga dan pasien menyebutkan cara pengobatan TB paru
5. Meminta keluarga dan pasien menyebutkan pencegahan penularan
penyakit TB paru

IX. KEGIATAN PENYULUHAN


TAHAP/ KEGIATAN
WAKTU PENYAMPAIAN MATERI PESERTA
Pembukaan 5 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
menit 2. Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan
3. Menjelaskan judul materi
dan tujuan yang ingin
dicapai oleh peserta
Isi 1. Menggali pengetahuan/ 1. Mendengarkan dan
(penyampaia sasaran memperhatikan penjelasan
n materi dan 2. Menjelaskan pengertian mengenai TBC, dan
pelaksanaan tentang TB paru bertanya pada sesi tanya
kegiatan) 15 3. Menjelaskan tanda dan jawab.
menit gejala TB paru
4. Menjelaskan cara
penularan TB paru
5. Menjelaskan cara
pengobatan TB paru
6. Menjelaskan pencegahan
penularan TB paru
7. Memberikan kesempatan
peserta untuk bertanya

Penutup 5 1. Evaluasi 1. Mendengarkan


menit 2. Penutup dengan
mengucapkan salam

X. KRITERIA EVALUASI
Evaluasi output
a. Keluarga dan pasien mampu menyebutkan pengertianTB paru.
b. Keluarga dan pasien mampu menyebutkan tanda dan gejala TB paru.
c. Keluarga dan pasien mampu menyebutkan cara penularan TB paru.
d. Keluarga dan pasien mampu menyebutkan cara pengobatan TB paru.
e. Keluarga dan pasien mampu menyebutkan pencegahan penularan penyakit
TB paru.

Surabaya, 19 Mei 2017

TTD
Lampiran Materi Penyuluhan

A. Pengertian TB paru

TB paru adalah suatu penyakit radang paru menahun dan dapat menular
yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Penyakit TB paru menyerang segala umur
terutama pada mereka yang lemah, kekurangan gizi serta tinggal bersama dengan
penderita TB paru. Penyakit ini juga sangat dipengaruhi oleh keadaan dan sanitasi
lingkungan.
Tuberkulosisadalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat
sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering
menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.

B. Penyebab TB paru

Penyebab dari penyakit TB paru adalah kumam atau bakteri


Mycobacterium tuberkolosis.

C. Tanda Dan Gejala Tb Paru

Gejala Umum:

1. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam
hari disertai keringat dingin pada malam hari. Serangan demam (sub febris).
2. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
3. Batuk-batuk selama lebih dari 2 minggu (dapat disertai dengan darah)
4. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Gejala Komplikasi:
1. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi",
suara nafas melemah yang disertai sesak.
2. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai
dengan keluhan sakit dada.

D. Penularan Tb paru

1. Langsung

Kumam-kumam yang berasal dari percikan ludah atau cairan hidung


penderita berpindah ke orang lain secara langsung pada waktu mereka berbicara,
berhadapan, berciuman atau bersin.
2. Tidak langsung

Bila penderita Tb paru meludah di sembarang tempat, kemmudian


ludah yang mengandung kumam Tb paru itu mengering, berterbangan dan
dihirup oleh orang lain.

E. Pengobatan Tb paru
Dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap awal (intensif) dan tahap lanjutan.
Lama pengobatan 6-8 bulan, tergantung berat ringannya penyakit. Penderita harus
minum obat secara lengkap dan teratur sesuai jadwal berobat sampai dinyatakan
sembuh. Dilakukan tiga kali pemeriksaan ulang dahak untuk mengetahui
perkembangan kemajuan pengobatan, yaitu pada akhir pengobatan tahap awal,
sebulan sebelum akhir pengobatan dan pada akhir pengobatan.
Untuk mencegah agar penyakit Tb paru tidak menular/menyebar kepada
orang lain, hendaknya keluarga dan penderita senantiasa untuk selalu
mengingatkan yaitu:
1. Jika batuk, mulut ditutup dengan sapu tangan

2. Dahak ditampung pada tempat kemudian diberi Lysol atau pembunuh


kumam
3. Anggota keluarga dan orang yang sering bergaul dengan penderita
sebaiknya memeriksakan diri ke laboratorium

4. Pada bayi jangan lupa diimunisasi BCG

5. Secara dini dilakukan pengobatan dan memeriksakan kesehatannya bila


batuk lebih dari 2 minggu

6. Ventilasi rumah harus ada dan memenuhi syarat kesehatan dan sinar
matahari dapat masuk ke ruangan, terutama pada pagi hari sehingga dapat
membunuh kumam TB paru

7. Meningkatkan daya tahan tubuh antara lain dengan memakan makanan


bergizi.

F. Pencegahan Penularan Tb Paru

1. Pencegahan Primer

a) Dengan promosi kesehatan sebagai salah satu pencegahan TB paru


paling efektif..

b) Proteksi spesifik dengan tujuan pencegahan TBC yang meliputi: (1)


Imunisasi Aktif, melalui vaksinasi BCG secara nasional dan
internasional pada daerah dengan angka kejadian tinggi dan orang tua
penderita atau beresiko tinggi dengan nilai proteksi yang tidak absolut
dan tergantung Host tambahan dan lingkungan, (2) Chemoprophylaxis,
obat anti TBC yang dinilai terbukti ketika kontak dijalankan dan tetap
harus dikombinasikan dengan pasteurisasi produk ternak.

2. Pencegahan Sekunder

a) Dengan diagnosis dan pengobatan secara dini sebagai dasar pengontrolan


kasus TBC yang timbul dengan 3 komponen utama ; Agent, Host dan
Lingkungan.
b) Kontrol pasien dengan deteksi dini penting untuk kesuksesan aplikasi
modern kemoterapi spesifik, walau terasa berat baik dari finansial, materi
maupun tenaga. Metode tidak langsung dapat dilakukan dengan indikator
anak yang terinfeksi TBC sebagai pusat, sehingga pengobatan dini dapat
diberikan. Selain itu, pengetahuan tentang resistensi obat dan gejala
infeksi juga penting untuk seleksi dari petunjuk yang paling efektif.

c) Langkah kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai infeksi


TBC, dengan imunisasi TBC negatif dan Chemoprophylaxis pada TBC
positif. Kontrol lingkungan dengan membatasi penyebaran penyakit,
disinfeksi dan cermat mengungkapkan investigasi epidemiologi, sehingga
ditemukan bahwa kontaminasi lingkungan memegang peranan terhadap
epidemi TBC. Melalui usaha pembatasan ketidakmampuan untuk
membatasi kasus baru harus dilanjutkan, dengan istirahat dan menghindari
tekanan psikis.

3. Pencegahan Tersier

Rehabilitasi merupakan tingkatan terpenting pengontrolan TBC. Dimulai


dengan diagnosis kasus berupa trauma yang menyebabkan usaha penyesuaian diri
secara psikis, rehabilitasi penghibur selama fase akut dan hospitalisasi awal
pasien, kemudian rehabilitasi pekerjaan yang tergantung situasi individu.
Selanjutnya, pelayanan kesehatan kembali dan penggunaan media pendidikan
untuk mengurangi cacat sosial dari TBC, serta penegasan perlunya
rehabilitasi.Pengobatan
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC.

Mansjoer, Arif dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media


Ausculapius.

Nurarif & Kusuma. 2015. Nanda- Nis Noc. Jogjakarta: Media Action

Tambayong, J. 2003. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai