PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang menganut sistem politik bebas aktif. Politik
bebas aktif artinya Indonesia dapat melakukan kerjasama dengan negara lain
secara bebas sebagai bentuk pertisipasi aktif dalam pembangunan dunia. Dalam
hal ini, politik diidentikkan dengan kekuasaan yang sifatnya birokkrasional.
Namun secara luas, kekuasaan mengandung pengertian yang sangat luas. Baik
kekuasaan formal maupun kekuasaan personal memiliki karakteristik tertentu
yang mampu memengaruhi tingkat kepatuhan kelompok masyarakat terhadap
penguasa. Hal tersebut dilandasi atas kebergantungan seorang individu atau
kelompok terhadap individu atau kelompok lain atas kepemilikan segala hal yang
diperlukan pihak yang bergantung. Selain itu, terdapat pula faktor-faktor yang
menimbulkan adanya kekuasaan seperti kepentingan, kelangkaan, dan
ketidaktergantian suatu objek yang dimiliki oleh seorang atau sebagian kelompok
sehingga menimbulkan adanya ketergantungan terhadap pemiliknya. Lebih lanjut,
kekuasaan merujuk pada kepentingan politik yang berakar secara kuat dalam batin
masyarakat Indonesia.
Oleh sebab itu, penulis membuat makalah dengan judul Kekuasaan dan Politik
sebagai salah satu referensi dalam memahami kekuasaan dan politik masyarakat
Indonesia.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut penulis memiliki tujuan yang ingin dicapai
sebagai berikut:
1
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kekuasaan, kebergantungan, dan
kekuasaan taktik
2. Mengetahui bagaimana Penyebab dan Konsekuensi dari Perilaku Politik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KEKUASAAN
2.1.1 Definisi Kekuasaan
Kekuasaan adalah kapasitas seseorang untuk memengaruhi orang lain. Dalam
ilustrasi, kapasitas si A dalam memengaruhi si B, sehingga si B melakukan apa
yang diinginkan oleh si A. Aspek yang paling penting dalam kekuasaan adalah
apakah terdapat fungsi ketergantungan, yaitu hubungan antara si A dan si B,
dimana si A memiliki apa yang si B butuhkan. Misal, jika anda berkeinginan
untuk lulus dalam suatu matakuliah maka dosen yang mengajar matakuliah
tersebut memiliki kekuasaan terhadap anda. Anda bergantung pada mereka atas
kelulusan anda dalam matakuliah tersebut.
Perbedaan kepemimpinan dan kekuasaan adalah kekuasaan memerlukan
kesesuaian tujuan, hanya ketergantungan semata. Sedangkan kepemimpinan
memerlukan beberapa kesesuaian diantara tujuan-tujuan pemimpin dan yang
dipimpin. Selain itu, kepemimpinan menitikberatkan pada pengaruh ke arah
bawah kepada para pengikut. Sedangkan kekuasaan mmenitikberatkkan pada
taktik untuk memmperoleh kepatuhan.
3
Ini adalah kebalikan dari kekuasaan paksaan, dimana bagi mereka yang
patuh karena menghasilkan manfaat yang positif; seseorang yang dapat
mendistribusikan imbalan yang mana orang lain akan memendangnya
berharga akan memiliki kekuasaan atas mereka.
c. Kekuasaan Legitimasi
Kekuasaan legitimasi lebih luas dari kekuasaan paksaan dan imbalan.
Secara spesifik, meliputi penerimaan dari para anggota atas wewenang
posisi. Konsep ini tidak jauh berbeda dengan konsep hierarki yang
menggambarkan lebih banyak garis dalam diagram struktur organisasi,
dimana para pemimpin sangat berkuasa. Misalnya, ketika kepala
sekolah, presiden bank, komandan tentara berbicara dimana perintah
mereka berada dalam wewenang jabatan mereka, maka para guru, kasir,
dan letnan mendengarkan dan mematuhinya.
2. Kekuasaan Pribadi
Kekuasaan yang dimiliki oleh individu yang unik dalam suatu organisasi
meskipun mereka tidak memiliki kekuasaan formal.
1. Kekuasaan karena keahlian
merupakan pengaruh yang dikerahkan sebagai hasil dari keahlian,
keterampilan khusus, atau pengetahuan. Seiring dengan pekerjaan
menjadi lebih terspesialisasi sehingga kita lebih bergantung pada para
ahli untuk mencapai tujuan. Contoh, seorang dokter ahli yang memiliki
kekuasaannya karena keahliaannya.
2. Kekuasaan acuan
Didasarkan pada identifikasi dengan seorang yang memiliki sumber
daya atau sifat pribadi yang diinginkan. Kekuasaan acuan berkembang
dari kekaguman dan keinginan untuk menjadi seperti orang yang
disukai ata dikagumi (idola). Contoh artis dan pemain film dibayar
dengan mahal oleh karena memliki kekuasaan dalam memainkan peran
dalam layar kaca.
4
Riset menyarankan dengan cukup jelas bahwa kekuasaan pribadi lah yang
lebih efektif. Baik kekuasaan keahlian maupun kekuasaan acuan, secara
positif terkait dengan supervisi, komitmen orgnaisasi, dan kinerja mereka.
Kekuasaan formal seperti memberikan imbalan dan legitimasi tidak terkait
dengan hal tersebut. terlebih lagi kekuasaan memaksa memiliki efek
bumerang karena secara negatig terkait dengan kepuasaan dan komitmen
pekerja.
2.1.3 Kebergantungan
Kebergantungan merupakan aspek yang paling pennting dalam suatu kekuasaan.
Dalam merumuskan kebergantungan, semakin tinggi kebergantungan B terhadap
A, maka semakin tinggi pula tingkat kekuasaan yang dimiliki A terhadap B.
Ketika kita memiliki segala sesuatu yang dibutuhkan orang lain terhadap kita
maka kita membuat mereka menjadi bergantung pada kita.
Timbulnya Kebergantungan
Kebergantungan akan meningkat ketika sumber daya yang kita kendalikan
tersebut sangat penting, langka, dan tidak tergantikan.
1. Kepentingan
Organisasi secara aktif selalu berupaya menghindari ketidakpastian, dan
berharap bahwa individu atau kelompok dapat menyerap ketidakpastian
yang akan dipandang sebagai pengendalian sumber daya penting. sebagai
contoh, sebuah kajian mengenai organiisasi industri menemukan bahwa
departemen pemasaran mereka secara konsisten diperingatkan sebagai yang
paling berkuasa.
2. Kelangkaan
Kita mengamati kelangkaaan dalam hubungan kebergantungan dalam
kategori kekuasaan jabatan. Dimana penawaran tenaga kerja relatif rendah
terhadap permintaan, sehingga para pekerja dapat melakukan negosiasi
mengena kompensasi dan manfaat yang lebih menarik daripada
melakukannya dalam jabatan dengan banyak sekali kandidat.
3. Tidak Tergantikan
5
Semakin sedikit yang dapat menggantikan dengan layak suatu sumber daya,
semakin besar pengendalian kekuasaan yang dimiliki oleh sumber daya
tersebut. Pada universitas yang menekankan fakultasuntuk menerbitkan
karya semakin lebih tergerak individu di fakultas tersebut.
6
Membuat daftar tujuan atau dukungan dari orang lain untuk membujuk
target agar menyetujui
7
untuk menggunakan landasan-landasan kekuasaan yang mereka miliki secara
afektif. Jadi definisi berfokus pada penggunaan kekuasaan untuk memengaruhi
pengambilan keputusan dalam organisasi atau perilaku-perilaku anggota yang
egois dan tidak melayani kebutuhan organisasi.
Perilaku politik (political behavior) didefinisikan sebagai aktivitas yang tidak
dianggap sebagai bagian dari peran formal seseorang dalam organisasi, tetapi
yang memengaruhi, atau berusaha memengaruhi, distribusi keuntungan dan
kerugian di dalam organisasi.
Komentar terakhir berkaitan dengan apa yang disebut sebagai dimensi sah
tidak sah dalam perilaku politik.
- Perilaku politik yang sah (Legitimate political behavior) mengacu pada politik
sehari-hari yang wajar- menyampaikan keluhan kepada penyelia anda.
- Perilaku politik yang tidak sah (Ilegitimate political behavior) yang menyimpang
dari aturan main yang digariskan. Misalnya sabotase, melaporkan kesalahan, dan
protes-protes simbolik
8
politik akan bermunculan.budaya yang dicirikan dengan kepercayaan yang rendah
peranan yang tidak jelas sistem evaluasi yang tidak jelas, pelaksaan alokasi yang
beresiko, pengambilan keputusan secara demokratis, tekanan yang tinggi atas
kinerja, dan para senior manajer yang mementingkan diri sendiri juga akan
menciptakan perkembangbiakan politik. Peranan yang tidak jelas artinya perilaku
kinerja pekerja yang tidak jelas. Oleh karena itu, terdapat lebih sedikit batasan
atas ruang lingkup dan fungsi dari tindakan politik pekerja.
9
perilaku untuk menyesuaikan dengan perilaku untuk menyesuaikan dengan
masing-masing situasi.
Ingatlah bahwa ketika orang-orang ketika masuk manajemen kesan mereka akan
mengirimkan pesan yang salah yang mungkin benar pada kondisi lainnya. Studi
lainnya menemukan bahwa ketika para manajer di kaitkan dengan perilaku
kewargaan dari pekerja terhadap manajemen kesan, mereka sebenarnya merasa
marah ( mungkin karena mereka merasa telah dimanupulasi) dan memberikan
para bawahan peringkat kinerja yang rendah. Ketika para manajer dikaitkan
dengan perilaku yang sama terhadap nilai prososial dan khawatir dengan
organisasi, mereka merasa bahagia dan memberikan peringkat kinerja yang lebih
tinggi. Jadi, orang-orang tidak menyukai merasakan bahwa orang lain akan
memanipulasi mereka melalui manajemen kesan, sehingga taktik-taktik tersebut
harus di laksanakan dengan hati-hati.
Beberapa teknik manajemen kesan bekerja dengan lebih baik dalam wawancara
daripada yang lainnya. Para peneliti telah membandingkan para pelamar yang
memiliki teknik manajemen kesan yang menitik beratkan pada promosi
kemampuan mereka(disebut sebagai promosi diri sendiri) dengan para pelamar
yang memuji pewawancara dan menemukan area kesepakatan (mengacu sebagai
penjilat). Pada umumnya, para pelamar nampak menggunakan promosi diri
sendiri daripada menjilat. Dalam hal peringkat bekerja gambarannya cukup
berbeda. Menjilat secara positif terkait dengan peringkat kinerja, artinya mereka
memuji supervisor mereka akan memperoleh evaluasi kinerja yang lebih tinggi.
Namun, promosi diri sendiri akan cenderung menjadi bumerang.
10
Orang-orang yang berkuasa dapat menjadi sangat baik dalam menjelaskan
perilaku yang mementingkan diri sendiri dalam hal kepentingan terbaik dalam
organisasi. Mereka dapat secara persuasif menyatakan bahwa tindakan yang tidak
adil tersebut benar-benar adil dan setimpal. Poin kita dalah bahwa orang-orang
yang tidak bermoral dapat membenarkan segala perilaku. Mereka yang berkuasa,
pandai bicara, dan persuasif sangat retan terhadap penyimpangan yang beretika
karena mereka cenderung dapat menyingkir dari praktis tidak etis dan sukses.
Ketika berhadapan dengan dilema etika mengenai politik organisasi, berusaha
untuk mempertimbangkan apakah bermain politik berharga daripada resikonya
dan apakah yang lainnya akan dirugikan dalam proses tersebut.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kekuasaan adalah kapasitas seseorang untuk memengaruhi orang lain. Dasar
Kekuasaan terdiri dari Kekuasaan Formal dan Kekuasaan Pribadi.
Kekuasaan taktik adalah cara-cara yang mana para individu akan menerjemahkan
kekuasaan yang mendasari ke dalam tindakan-tindakan yang spesifik
3.2 Saran
Diharapkan penulis yang akan menelusuri lebih jauh mengenai kekuasaan dan
politik dapat menelaah lebih dalam pada konteks lain untuk menyempurnakan
makalah ini.
12
DAFTAR RUJUKAN
Robbin, Stephen P., dan Timothy A. Judge. 2012. Organizatonal Behavior:
Concept, Cotroversies, Application. 15ed. Prentice Hall. Inc (SR)
13