Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kandidiasis (moniliasis) adalah suatu infeksi oleh jamur Candida, yang
sebelumnya disebut Monilia. Kandidiasis oral atau sering disebut sebagai
moniliasis merupakan suatu infeksi yang paling sering dijumpai dalam rongga
mulut manusia, dengan prevalensi 20%-75% dijumpai pada manusia sehat
tanpa gejala. Kandidiasis pada penyakit sistemik menyebabkan peningkatan
angka kematian sekitar 71%-79%. Terkadang yang diserang adalah bayi dan
orang dewasa yang tubuhnya lemah. Pada bayi bisa didapat dari dot, pakaian,
bantal, dan sebagainya.
Kandidiasis oral merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut berupa
lesi merah dan lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis Candida sp, dimana
Candida albican merupakan jenis jamur yang menjadi penyebab utama.
Kandidiasis oral pertama sekali dikenalkan oleh Hipocrates pada tahun 377
SM, yang melaporkan adanya lesi oral yang kemungkinan disebabkan oleh
genus Kandida. Terdapat 150 jenis jamur dalam familiDeutromycetes, dan
tujuh diantaranya ( C.albicans, C.tropicalis, C. parapsilosi, C. krusei, C. kefyr,
C. glabrata, dan C. guilliermondii ) dapat menjadi patogen, dan C.
albican merupakan jamur terbanyak yang terisolasi dari tubuh manusia sebagai
flora normal dan penyebab infeksi oportunistik. Terdapat sekitar 30-40%
Kandida albikan pada rongga mulut orang dewasa sehat, 45% pada neonatus,
45-65% pada anak-anak sehat, 50-65% pada pasien yang memakai gigi palsu
lepasan, 65-88% pada orang yang mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang,
90% pada pasien leukemia akut yang menjalani kemoterapi, dan 95% pada
pasien HIV/AIDS
Penyakit ini kemudian diteliti lagi oleh Pepy. Beliau melihat jamur itu pada
moniliasis/candidiasis/sariawan pada bayi yang disebutnya oral thrush,
sehingga ia menamakan jamur itu thrush fungus. Veron (1835)
menghubungkan penyakit pada bayi tersebut dengan infeksi pada saat

1
dilahirkan dengan sumber infeksi dari alat kandungan ibunya. Berg (1840)
berkesimpulan bahwa alat minum yang tidak bersih dan tangan perawat yang
tercemar jamur merupakan faktor penting dalam penyebarab infeksi ini.
Berdasarkan bentuknya yang bulat lonjong dan berwarna putih diberikanlah
nama Oidium Albicans. Nama oidium kemudian berubah menjadi monilia.
Beberapa nama peneliti mencoba mempelajarinya, antara lain Wilkinson yang
menghubungkannya dengan vaginatis. Akhirnya Berkhout (1923) menamakan
jamur itu dalam genus candida.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari moniliasis/kandidiasis?
2. Bagaimana klasifikasi moniliasis/kandidiasis?
3. Apakah etiologi dari moniliasis/kandidiasis?
4. Bagaimana manifestasi klinis moniliasis/kandidiasis?
5. Bagaimana patofisiologi moniliasis/kandidiasis?
6. Apakah pemeriksaan penunjang pada klien dengan
moniliasis/kandidiasis?
7. Bagaimana penatalaksanaan serta pencegahan pada
moniliasis/kandidiasis?
8. Apa sajakah komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan
moniliasis/kandidiasis?
9. Bagaiman asuhan keperawatan pada klien dengan moniliasis/kandidiasis?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan tentang konsep penyakit moniliasis/kandidiasis serta
pendekatan asuhan keperawatannya.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi dari moniliasis/kandidiasis
b. Mengetahui klasifikasi moniliasis/kandidiasis

2
c. Mengetahui etiologi dari moniliasis/kandidiasis
d. Mengetahui manifestasi klinis moniliasis/kandidiasis
e. Mengetahui patofisiologi moniliasis/kandidiasis
f. Mengetahui pemeriksaan penunjang pada klien dengan
moniliasis/kandidiasis
g. Mengetahui penatalaksanaan serta pencegahan pada
moniliasis/kandidiasis
h. Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan
moniliasis/kandidiasis
i. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan
moniliasis/kandidiasis

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Kandidiasis adalah suatu infeksi jamur yang disebabkan oleh candida.
Candida merupakan mikroflora normal pada rongga mulut, mikroorganisme ini
mencapai 40-60 % dari populasi (Silverman S, 2001).
Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida, khususnya
C. albicans. Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada penekan imun
dan khususnya AIDS), perubahan fisiologis, pemberian antibiotika
berkepanjangan, dan hilangnya penghalang (Stedman, 2005).
Walaupun demikian jamur tersebut dapat menjadi patogen dalam kondisi
tertentu atau pada orang-orang yang mempunyai penyakit-penyakit yang
melemahkan daya tahan tubuh sehingga menimbulkan suatu penyakit
misalnya, sering ditemukan pada penderita AIDS (Farlane .M, 2002). Pada
rongga mulut kandida albikans merupakan spesies yang paling sering
menimbulkan penyakit. Secara klinis dapat ditemukan berbagai penampilan
berupa lesi putih atau lesi eritematus (Silverman S, 2001). Pada keadaan akut
kandidiasis dapat menimbulkan keluhan seperti rasa terbakar (burning
sensation), rasa sakit biasanya pada lidah, mukosa bukal, atau labial dan rasa
kering atau serostomia (Greenberg M. S. , 2003). Pada umumnya infeksi
tersebut dapat di tanggulangi dengan menggunakan obat anti jamur baik secara
topikal atau sistemik dengan mempertimbangkan kondisi atau penyakit-
penyakit yang menyertainya. (Silverman S, 2001).
Kandidiasis oral atau mulut (juga dikenal sebagai sariawan) adalah infeksi
jamur ragi dari genus Candida pada membran berlendir mulut. Infeksi
oportunistik yang umum dari rongga mulut yang disebabkan oleh pertumbuhan
jamur yang berlebihan. Sariawan pada mulut bayi disebut kandidiasis,
sementara jika terjadi di mulut atau tenggorokan orang dewasa diistilahkan
candidosis atau moniliasis. Kandidiasis yang sering disebut juga candidosis,
trush, dan moniliasis merupakan suatu keadaan patologis yang hanya

4
menginfeksi jaringan kulit dan mukosa. Infeksi Candida yang berat tersebut
dikenal sebagai candidemia dan biasanya menyerang orang yang imunnya
lemah, seperti penderita kanker, AIDS dan pasien transplantasi.
Kandidiasis oral ini memang sering terjadi pada bayi yang berusia kurang
dari 6 bulan, seiring dengan bertambah dewasanya bayi tersebut, penyakit ini
akan makin jarang terjadi. Penyakit ini juga bukan penyakit yang serius dan
beberapa sumber mengatakan bahwa penyakit ini dapat sembuh sendiri
(walaupun tentu saja lebih baik diobati).

Gambar Kandidiasis

Kondisi kulit permukaan area mulut

Kondisi bibir

Kondisi rongga mulut

5
B. Klasifikasi
1. Thrush
Mempunyai ciri khas dimana gambarannya berupa plak putih
kekuning- kuningan pada permukaan mukosa rongga mulut, dapat
dihilangkan dengan cara dikerok dan akan meninggalkan jaringan yang
berwarna merah atau dapat terjadi pendarahan. Plak tersebut berisi netrofil,
dan sel-sel inflamasi sel epitel yang mati dan koloni atau hifa. (Greenberg
M. S., 2003). Pada penderita AIDS biasanya lesi menjadi ulserasi, pada
keadaan dimana terbentuk ulser, invasi kandida lebih dalam sampai ke
lapisan basal (Mc Farlane 2002). Penyakit rongga mulut ini ditandai
dengan lesi-lesi yang bervariasi yaitu, lunak, gumpalan berupa bongkahan
putih, difus, seperti beludru yang dapat dihapus atau diangkat dan
meninggalkan permukaan merah, kasar, dan berdarah, dapat berupa bercak
putih dengan putih merah terutama pada bagian dalam pipi, pallatum
lunak, lidah, dan gusi. Penderita penyakit ini biasanya mempunyai keluhan
terasa terbakar atau kadang-kadang sakit didaerah yang terkena.

2. Kronis hiperplastik kandidiasis


Infeksi jamur timbul pada mukosa bukal atau tepi lateral lidah dan
bibir, berupa bintik-bintik putih yang tepinya menimbul tegas dengan
beberapa daerah merah. Kondisi ini dapat berkembang menjadi displasia
berat atau keganasan. Kandidiasis tipe ini disebut juga kandidiasis
leukoplakia, lesinya berupa plak putih yang tidak dapat dikerok, gambaran
ini mirip dengan leukoplakia tipe homogen. (Greenberg.2003). Karena
plak tersebut tidak dapat dikerok, sehingga diagnosa harus ditentukan
dengan biopsi. Keadaan ini terjadi diduga akibat invasi miselium ke
lapisan yang lebih dalam pada mukosa rongga mulut, sehingga dapat
berproliferasi, sebagai respon jaringan inang. (Greenberg M 2003).
Kandidiasis ini paling sering diderita oleh perokok.

6
3. Kronis atrofik kandidiasis
Disebut juga denture stomatitis atau alergi gigi tiruan. Mukosa
palatum maupun mandibula yang tertutup basis gigi tiruan akan menjadi
merah, kondisi ini dikategorikan sebagai bentuk dari infeksi Kandida.
Kandidiasis ini hampir 60% diderita oleh pemakai gigi tiruan terutama
pada wanita tua yang sering memakai gigi tiruan pada waktu tidur. Secara
klinis kronis atrofik kandidiasis dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu :
a. Inflamasi ringan yang terlokalisir disebut juga pinpoint hiperemi,
gambaran eritema difus, terlihat pada palatum yang ditutupi oleh
landasan geligi tiruan baik sebagian atau seluruh permukaan palatum
tersebut (15%-65%) dan hiperplasi papilar atau disebut juga tipe
granular (Greenberg, 2003).
b. Akut atrofik kandidiasis atau disebut juga antibiotik sore mouth.
Secara klinis permukaan mukosa terlihat merah dan kasar, biasanya
disertai gejala sakit atau rasa terbakar, rasa kecap berkurang. Kadang-
kadang sakit menjalar sampai ke tenggorokan selama pengobatan atau
sesudahnya kandidiasis tipe ini pada umumnya ditemukan pada
penderita anemia defiensi zat besi. (Greenberg, 2003).
c. Angular cheilitis, disebut juga perleche, terjadinya di duga
berhubungan dengan denture stomatits. Selain itu faktor nutrisi
memegang peranan dalam ketahanan jaringan inang, seperti defisiensi
vitamin B12, asam folat dan zat besi, hal ini akan mempermudah
terjadinya infeksi. Gambaran klinisnya berupa lesi agak kemerahan
karena terjadi inflamsi pada sudut mulut (commisure) atau kulit
sekitar mulut terlihat pecah-pecah atau berfissure. (Nolte, 1982.
Greenberg, 2003).

C. Etiologi
Penyebab kandidiasis ini adalah jamur jenis Candida. Jamur jenis ini adalah
jamur yang sangat umum terdapat di sekitar kita dan tidak berbahaya pada
orang yang mempunyai imun tubuh yang kuat. Candida ini baru akan

7
menimbulkan masalah pada orang-orang yang mempunyai daya tahan tubuh
rendah, misalnya penderita AIDS, pasien yang dalam pengobatan
kortikosteroid, dan tentu saja bayi yang sistem imunnya belum sempurna.
Jamur Candida ini adalah jamur yang banyak terdapat di sekitar kita,
bahkan di dalam vagina ibu pun terdapat jamur Candida. Bayi bisa saja
mendapatkan jamur ini dari alat-alat seperti dot dan kampong, atau bisa juga
mendapatkan Candida dari vagina ibu ketika persalinan.
Selain itu, kandidiasis oral ini juga dapat terjadi akibat keadaan mulut bayi
yang tidak bersih karena sisa susu yang diminum tidak dibersihkan sehingga
akan menyebabkan jamur tumbuh semakin cepat.
Faktor-faktor yang merupakan presdiposisi infeksi antara lain :
1. Diabetes
2. Leukimia
3. Gangguan saluran gastrointestinal yang meningkatkan terjadinya
malabsorpsi dan malnutrisi.
4. Pemakaian antibiotic
Kadang orang yang mengkonsumsi antibiotik menderita infeksi
Candida karena antibiotik membunuh bakteri yang dalam keadaan normal
terdapat di dalam jaringan, sehingga pertumbuhan Candida tidak terkendali.
Pemakaian kortikosteroid atau terapi imunosupresan pasca
pencangkokan organ. Kedua hal ini bisa menurunkan pertahanan tubuh
terhadap infeksi jamur. Kortikosteroid (sejenis hormon steroid)
dihirup/dihisap untuk perawatan pada paru-paru (misalnya asma) bisa
berdampak pada kandidiasis mulut.

D. Manifestasi Klinis
1. Pada bayi
Secara umum kandidiasis pada mulut bayi tidak berbahaya dan dapat
sembuh sendiri (walaupun lebih baik diobati). Namun bukan berarti
kandidiasis ini tidak dapat menyebabkan penyakit lain. Kandidiasis dapat
menyebabkan bayi menangis saat makan dan minum (kebanyakan

8
disebabkan karena nyeri), selain itu, bayi menjadi malas minum ASI
sehingga berat badannya tak kunjung bertambah. Candida pada mulut bayi
juga dapat bermigrasi ke organ lain bila ada faktor yang memperberat
(misalnya pemakaian antibiotik jangka panjang).
a. Timbul bercak putih pada lidah dan sekitar mulut
b. Menimbulkan nyeri
c. Infeksi mulut (peradangan).

2. Pada anak-anak dan dewasa


a. Lesi putih atau krem di lidah, pipi bagian dalam, langit-langit mulut
gusi danamandel (tonsil)
b. Lesi menyerupai keju
c. Nyeri
d. Sedikit perdarahan jika lesi digosok atau tergores
e. Pecah-pecah dan kemerahan pada sudut mulut
f. Sensasi seperti terdapat kapas pada mulut
g. Kehilangan selera makan

E. Patofisiologi
Kandidiasis oral ini sering disebabkan oleh candida albicans, atau
kadang oleh candida glabrata dan candida tropicalis. Jamur candida albicans
umumnya memang terdapat di dalam rongga mulut sebagai saprofit sampai
terjadi perubahan keseimbangan flora mulut atau perubahan mekanisme
pertahanan lokal dan sistemik, yang menurunkan daya tahan tubuh. Baru
pada keadaan ini jamur akan berproliferasi dan menyerang jaringan. Hal ini
merupakan infeksi jamur rongga mulut yang paling sering ditemukan.
Penyakit yang disebabkan jamur candida albicans ini yang pertumbuhannya
dipelihara dibawah pengaturan keseimbangan bakteri yang normal. Tidak
terkontrolnya pertumbuhan candida karena penggunaan kortikosteroid
dalam jangka waktu yang lama dan penggunaan obat-obatan yang menekan

9
sistem imun serta penyakit yang menyerang sistem imun seperti Aquired
Immunodeficiency Sindrome (AIDS).
Namun bisa juga karena gangguan keseimbangan mikroorganisme
dalam mulut yang biasanya dihubungkan dengan penggunaan antibiotik
yang tidak terkontrol. Sehingga, ketika pertahanan tubuh/antibodi dalam
keadaan lemah, jamur candida albicans yang dalam keadaan normal tidak
memberikan reaksi apapun pada tubuh berubah tumbuh tak terkontrol dan
menyerang sistem imun manusia itu sendiri yang menimbulkan penyakit
disebut candidiasis oral atau moniliasis.

F. Cara penularan
Cara Penularan melalui kontak sekret atau ekskret dari mulut, kulit,
vagina dan tinja, dari penderita ataupun carrier, atau tertulari melalui jalan
lahir pada saat bayi dilahirkan, penularan endogen.

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albicans pada swab
mukosa
2. Pemeriksaan endoskopi : hanya diindikasikan jika tidak terdapat
perbaikan dengan pemberian flukonazol.
3. Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan
swab atau kumur.
4. Diagnosa pasti dengan biopsy

H. Penatalaksanaan
Dalam menanganinya dapat dilakukan pengobatan yang bervariasi,
tergantung pada daerah mana yang terkena dampak dari timbulnya
Kandidiasis tersebut, seperti:
1. Obat kumur atau dalam bentuk permen hisap diberikan kepada klien.
Selain itu, pengobatan yang paling sering digunakan saat ini adalah
pemakaian Nistatin drop. Nistatin ini akan diteteskan pada mulut bayi

10
untuk mengobati kandidiasisnya. Ada juga yang menyarankan cara
pemakaian yang lain, yaitu tangan ibu dicuci sampai bersih, teteskan 2
tetes ke ujung jari ibu dan oleskan ke lidah dan mulut bayi secara
merata. Cara ini menjamin obat teroleskan dengan lebih merata namun
harus dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai membuat bayi muntah.
2. Bila menderita candidiasis sebaiknya segera mengkonsumsi obat-
obatan antifungal seperti Nistatin dan clotrimazole. Untuk kasus-kasus
yang lebih parah, ketoconazole atau flukonazol dapat diminum sekali
sehari.
3. Bila menderita candida esophagitis dapat di obati dengan ketoconazole,
itraconazole (Sporanox) atau flukonazol. Kandidiasis cornu dapat
diobati dengan dengan antifungal powders dan krim.

I. Komplikasi
Candida albicans yang bermetastase dapat menjalar ke esofagus,
usus halus, usus besar dan anus. Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati
dan otak.

11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Riwayat kesehatan dan observasi langsung memberikan infomasi
mengenai persepsi klien terhadap penyakitnya, bagaimana kelainan kulit
dimulai? Apa pemicu? Apa yang meredakan atau mengurangi gejala?
Termasuk masalah fisik/emosional yang dialami klien? Pengkajian fisik harus
dilakukan secara lengkap.
1. System kardiovaskuler
Tidak ada nyeri dada
2. System pernafasan
Respirasi normal, nadi normal
3. System integument
Turgor tidak elastis, terasa gatal dan mukosa oral adanya lesi, pecah-pecah
dan kemerahan pada sudut mulut
4. System musculoskeletal
Badan terasa lemas dan sulit untuk bergerak karena kurang asupan nutrisi
5. System persyarafan
Kadang-kadang nyeri pada bagian mulut atau bagian lain yang terinfeksi
dan kesadaran penuh
6. Aktivitas / istirahat
Gejala : Perubahan pola tidur
7. Tanda :Tidur kurang, mata tampak mengantuk, sklera berwarna putih
kemerahan, garis. Hitam dibawah mata
8. Sirkulasi
Tanda : Timbul bercak putih pada mulut dan kemerahan pada kulit yang
terinfeksi
9. Integritas ego
Gejala : Perasaan cemas dan takut. Putus asa dan tidak berdaya
Tanda : Ansietas, murung, menarik diri

12
10. Makanan / cairan
Gejala : ketidakmampuan mengkonsumsi makanan secara adekuat,
anorexia,kehilangan nafsu makan karena nyeri, diindikasi kan infeksi
sudah menyebar sampai esofagus sehingga terjadi gangguan menelan pula.
Tanda : porsi makan sedikit, penurunan berat badan, turgor kulit buruk.
11. Keamanan
Gejala : Riwayat defisiensi imun, Kulit lecet / kemerahan, Lesi kulit /
ulkus pada kulit, Riwayat berulangnya infeksi jamur.

Dari pengkajian didapat data-data sebagai berikut:


Data objektif:
a. Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat
payudara, antara jari tangan atau kaki, glans penis, dan umbilicus,
berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah, dan eritematosa.
Lesi tersebut dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-
pustul kecil atau bula yang bila pecah meninggalkan daerah yang
erosive, dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer.
b. Hasil pemeriksaan kerokan kulit didapat candida

Data sujektif:
a. Riwayat memakai popok /diaper
b. mengeluh gatal-gatal
c. orang tua mengeluh anaknya rewel

13
B. Diagnosa Keperawataan
1. Kerusakan integritas kulit yang b.d lesi dan respon paradangan
2. Risiko hambatan interaksi sosial b.d keadaan penyakit klien
3. Harga diri rendah b.d penampilan dan respon orang lain
4. Nyeri akut b.d proses infeksi
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d nafsu makan menurun
6. Gangguan rasa nyaman b.d infeksi jamur

C. Intervensi Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan lesi dan respon
paradangan
Tujuan: Tidak terjadi kerusakan imegritas kulit dan peradangan pada klien
Kriteria:
a. Kerusakan imegritas kulit berkurang
b. Tanda-tanda peradangan hilang
c. Keluhan klien berkurang

Intervensi:
a. Kaji riwayat imegritas kulit
b. Kaji kebutuhan yang dapat mengurangi kerusakan imegritas kulit
dan jelaskan tentang teknik mengurangi respon peradangan
c. Ciptakan lingkungan yang nyaman (mengganti alat tenun)
d. Kurangi stimulus yang tidak menyenangkan

2. Risiko hambatan interaksi sosial ybd keadaan yang memalukan


Tujuan : klien bisa berinteraksi
Kriteria:
d. Klien terbuka tentang keadaannya
e. Klien tidak mengisolasi diri
f. Klien dapat istirahat dengan tenang

14
Intervensi:
a. Berikan penjelasan tentang penyakit yang diderita
b. Menciptakan lingkungan yang nyaman
c. Mendorong klien berinteraksi dengan orang lain
d. Anjurkan agar klien tidak perlu merasa malu dengan keadaannya
e. Lakukan personal hyigne pada klien

3. Harga diri rendah bd penampilan dan respon orang lain


Tujuan : Klien percaya diri dengan keadaannya
Kriteria :
a. Klien merasa rileks
b. Berinteraksi denga orang-orang disekitarnya
c. Klien dapat menerima dirinya apa adanya

Intervensi :
a. Observasi interaksi klien dengan orang lain
b. Pertahankan lingkungan yang tenang dan aman serta menjauhkan
faktor risiko
c. Libatkan klien dan keluarga dalam prosedur pelaksanaan dan
perawatan
d. Ajarkan penggunaan relaksasi
e. Beritahu tentang penyakit klien bahwa penyakit klien tidak
berbahaya

4. Nyeri akut b.d proses infeksi


Tujuan : agar nyeri berkurang.
Kriteria hasil :
a. Mampu mengontrol nyeri
b. Mampu mengetahui factor penyebab nyeri
c. Skala nyeri hilang
d. Ekspresi wajah rileks

15
Intervensi :
a. Kaji nyeri secara komprehensif baik skala, frekuensi, lokasi dan
durasinya
b. Observasi respon non verbal
c. Jelaskan mekanisme nyeri yang terjadi
d. Ajarkan tekhnik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi rasa
nyeri
e. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik
f. Kolaborasi dengan keluarga dalam mengontrol factor pemicu
timbulnya nyeri seperti pembatasan aktivitas

5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d nafsu makan menurun
Tujuan : Nutrisi klien dapat terpenuhi.
Kriteria hasil :
a. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
b. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
c. Tidak ada tanda malnutrisi
d. Menunjukan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan

Intervensi :
a. Kaji pola nutrisi klien
b. Beri nutrisi dalam keadaan lunak, porsi sedikit tapi sering
c. Hindari makanan dan obat-obatan yang dapat menimbulkan reaksi
alergi pada rongga mulut
d. Anjurkan keluarga untuk melaporkan tentang perkembangan nutrisi
klien
e. Kolaborasi pemasangan NGT jika tidak dapat makan dan minum
peroral

16
6. Gangguan rasa nyaman b.d infeksi jamur
Tujuan : untuk memberikan rasa lebih nyaman pada klien.
Kriteria hasil :
a. Klien menunjukan berkurangnya rasa gatal-gatal
b. Tidak ada lecet akibat garukan
c. Klien tidur nyenyak tanpa terganggu rasa gatal

Intervensi :
a. Kaji rasa gatal klien
b. Jelaskan kepada klien gejala gatal berhubungan dengan
penyebabnya
c. Anjurkan kepada klien untuk tidak menggaruk mukosa nya
d. Kolaborasi dengan keluarga untu tetap menjaga kebersihan mukos
klien

17
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur candida,
khususnya c.albicans. Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada
penekan imun dan khususnya aids), perubahan fisiologis, pemberian
antibiotika berkepanjangan, dan hilangnya penghalang.
Cara penularan melalui kontak sekret atau ekskret dari mulut, kulit,
vagina dan tinja, dari penderita ataupun carrier, atau tertulari melalui jalan
lahir pada saat bayi dilahirkan, penularan endogen. Candida albicans yang
bermetastase dapat menjalar ke esofagus, usus halus, usus besar dan anus.
Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati dan otak.

B. Saran
Dengan kita mengetahui apa itu candidiasis dan bagaimana asuhan
keperawatan secara teoritis pada pasien penderita candidiasis sehingga kita bisa
mengaplikasikannya, dan bisa menambah wawasan kita tentang candidiasis.

18
DAFTAR PUSTAKA

Chin, James. 2006. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Edisi 17, Cetakan
II. Jakarta : CV. Infomedika.

Greenberg L. Michael. 2005. Teks- Atlas Kedokteran Kedaruratan Greenberg


Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Louise B. Hauley. 2003.Mikroorganisme Penyakit Infeksi. Jakarta : Hipokrates.

Nurarif, huda. Asuhan keperawatan berdasarkan dignosa medis & nic-noc. Edisi
revisi 2015. Jakarta : Mediaction.

Siregar. 2004. Penyakit Jamur Kulit. Jakarta : EGC.

19

Anda mungkin juga menyukai